Ini Korelasi Pandemi Covid 19 Ed
Ini Korelasi Pandemi Covid 19 Ed
Optika, Surabaya - Korelasi Pandemi Covid 19, Jobless dan Pinjaman Online saling
berkelindan. Hal ini dikatakan oleh Wisnu Girindratama, pengamat ekonomi Universitas Surabaya
(Ubaya). Menurutnya, akibat pandemi Covid 19 masyarakat banyak yang terkena Pemutusan
Hubungan Kerja(PHK) sehingga jobless (tak punya pekerjaan, red). Dan ujungnya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. "Pinjaman yang paling
mudah dilakukan ya pinjol (pinjaman online) mas, aplikasi pinjol sendiri masuk ke dalam Financial
Technology (fintech)," tutur alumnus Magister Akuntansi Universitas Airlangga ini saat ditemui
Optika di Surabaya, Sabtu (16/10/2021).
Di masa digital, menurutnya, berbagai alternatif Fintech muncul sebagai solusi atas mudahnya
akses keuangan.
Namun ternyata di balik berbagai kemudahan yang ada, banyak fintech ilegal seperti aplikasi
pinjol, muncul isu baru mengenai privasi dan keamanan data pribadi.
Hal itu, kata Wisnu, menjadi trigger bagi penyalahgunaan data pribadi dengan mekanisme
cyber crime. Sehingga dari segi legal, perlu ada ketegasan mengenai perlindungan hukum atas data
pribadi.
"Terutama sinergi antar para pihak berwenang seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan
KOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informatika) untuk melakukan filtrasi bagi fintech baru
dan membekukan fintech ilegal yang sudah masuk dalam black list. Saya rasa upaya moratorium
fintech baru dan menutup fintech ilegal, sebagai sebuah langkah yang tepat untuk membatasi atau
cut-off kasus pinjol ilegal yang meresahkan masyarakat," tukas dosen muda Jurusan Akuntansi
Ubaya ini.
Wisnu mengatakan, pandemi Covid 19 membuat siklus ekonomi menjadi terdistorsi. Hal ini,
lanjutnya, berdampak pada seluruh lapisan masyarakat terutama pada masyarakat di level bawah
maupun sektor UMKM dan ultra mikro.
Jadi erat kaitannya masalah pandemi dengan Kesehatan finansial.
Pada situasi seperti ini, menurutnya, masyarakat perlu meningkatkan literasi finansialnya
sehingga dapat mengelola keuangan dengan baik. "Pangkas biaya hidup dengan tidak berbelanja yang
berdasar pada keinginan saja. Lakukan savings dan sisikan dana dari penghasilan pada pos dana
darurat, bagi yang masih memiliki penghasilan berlebih dapat mencoba berinvestasi pada aset
keuangan yang memiliki risiko rendah seperti deposito, reksadana pasar uang, obligasi , dan lain-
lain," ujarnya.
Dengan masyarakat yang melek finansial, imbuh Wisnu, maka mereka tidak akan terjebak
dalam syndrome FOMO (Fear of Missing Out) sehingga akan lebih mampu survive dalam kondisi
krisis apapun.
Dengan banyaknya kasus pinjol, apakah debitur akan beralih ke bank konvensional?
"Tidak ada jaminan untuk kembali ke bank konvensional karena nyatanya digital bank atau
fintech menawarkan banyak kemudahan akses keuangan. Yang tidak ditawarkan oleh bank finansial
hanya saja perlu ada mekanisme pengawasan yang memadai dari KOMINFO dan OJK sehingga ada
proses check and balances," jawabnya.