Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan PHBS Keluarga di Desa Lok Buntar


Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

The Influence of Counseling about Clean And Healthy Life Behaviour (PHBS) to Knowledge,
Attitudes and Action of PHBS Family in the Village of Lok Buntar, Sungai Tabuk,
South Kalimantan

Norhasanah1*, Rosita1, Yuliana Salman1, Siska Emelia2


1
STIKes Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
2
Alumni STIKes Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru,
Kalimantan Selatan
*korespondensi: sanah_nay@yahoo.co.id

Abstract
The purpose of this study was to analyze the influence of counseling about clean and healthy
life behaviour (PHBS) to knowledge, attitude and action of PHBS family in the village of Lok
Buntar Sungai Tabuk South Kalimantan. This study used a pre-eksperiment design method
with One group pre test and post test design.Wilcoxon signed ranks test and Paired t test
results showed an influence between counseling about Clean and Healthy Life Behaviour
(PHBS) on knowledge, attitudes and action of PHBS Family. That result showed an
difference of knowledge, before and after counseling. That also showed an attitude and
action about PHBS.Before counseling the knowledge of respondents in good category as
much 7 respondents (23%) and after counseling increased to 22 respondents (73,4%). About
attitude of PHBS, before counseling in good category as much 1 respondents (3,3%)
increase to 11 respondents (37%) in after counseling. About action of PHBS, before
counseling nothing respondents in good category and after counseling increase to 9
respondents (30%) in good category.

Keywords: Counseling, Knowledge, Attitude, Action of Clean and Healthy Life Behaviour
(PHBS)

Pendahuluan mempengaruhi perilaku manusia secara


Kesehatan merupakan hak asasi individu, kelompok maupun masyarakat
manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai
sumber daya manusia, serta memiliki tujuan hidup sehat dan berdasarkan Effendy
kontribusi yang besar untuk meningkatkan H (3), penyuluhan merupakan gabungan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM berbagai kegiatan dan kesempatan yang
adalah indeks yang masyarakat. Oleh berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
karena itu menjadi mengukur pencapaian mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi keluarga, kelompok atau masyarakat secara
3 indikator yaitu tingkat pendidikan, derajat keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
kesehatan dan kemampuan ekonomi bagaimana caranya dan melakukan apa
masyarakat. Pemeliharaan kesehatan yang bisa dilakukan, secara perseorangan
masyarakat akan memacu produktifitas maupun secara kelompok dengan meminta
kinerja masyarakat sehingga dapat pertolongan. Peningkatan pengetahuan ibu
meningkatkan kesejahteraan suatu balita yang berkaitan dengan kesehatan
keharusan bagi semua pihak untuk dapat dilakukan melalui kegiatan
memelihara, meningkatkan dan melindungi penyuluhan kesehatan agar perilaku
kesehatan demi kesejahteraan seluruh kesehatan dapat terwujud. Metode yang
masyarakat Indonesia (1). digunakan tergantung pada sasaran, apabila
Berdasarkan Depkes RI (2) kelompok sasarannya besar maka metode
penyuluhan adalah penambahan yang digunakan adalah ceramah. Ceramah
pengetahuan dan kemampuan seseorang baik untuk sasaran yang berpendidikan
melalui tehnik praktek belajar atau instruksi tinggi maupun rendah. Media yang
dengan tujuan mengubah atau digunakan dapat berupa media cetak

1
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1,November 2017 Norhasanah, dkk.

(leaflet), elektronik (video dan slide atau puskesmas sungai tabuk I yaitu 6.138 buah
power point ) (4). dan jumlah yang dipantau 4.910 atau 80,0%
Perilaku hidup bersih dan sehat dan terdapat 2.940 atau 59,9% rumah
(PHBS) sendiri merupakan semua perilaku tangga yang ber-PHBS. Berdasarkan
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran Rekapitulasi Pemetaan PHBS Rumah
sehingga anggota keluarga atau keluarga Tangga UPT Puskesmas Sungai Tabuk I
dapat menolong dirinya sendiri di bidang (2016), dari 10 sampel rumah tangga di
kesehatan dan dapat berperan aktif dalam desa lokbuntar sungai tabuk kalimantan
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. selatan masih ditemukan rumah tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu yang belum melakukan indikator ber-PHBS
diterapkan dalam berbagai tempat di mana sebesar 50%. Hal ini menunjukkan perilaku
sekelompok orang hidup, bekerja, bermain hidup bersih dan sehat masyarakat di
dan saling berinteraksi agar derajat wilayah tersebut masih rendah karena
kesehatan dapat meningkat sehingga belum mencapai target sebesar 70% (10).
produktivitas sekelompok orang yang Berdasarkan Singgih (11), faktor-faktor yang
menempati berbagai tempat tersebut akan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan
mengalami peningkatan (5). sehat memiliki kaitan langsung terhadap
Berdasarkan Depkes RI (6), rumah timbulnya berbagai penyakit seperti demam
tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdarah, diare, infeksi saluran nafas
(PHBS) adalah rumah tangga yang (ISPA), penyakit kulit maupun infeksi saluran
melakukan 10 indikator PHBS di rumah pencernaan.
tangga yaitu : pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, Metode Penelitian
menimbang balita setiap bulan, ketersedian Jenis penelitian ini adalah penelitian
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih kuantitatif dengan rancangan pra-
dan sabun, ketersediaan jamban sehat, eksperimen (pre-eksperiment design),One
memberantas jentik di rumah sekali Group Pre Test and Post Test Design.
seminggu, makan buah dan sayur setiap Populasi pada penelitian ini adalah
hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan seluruh ibu rumah tangga yang mempunyai
tidak merokok dalam rumah. Adapun balita usia (12-59 bulan) yang berjumlah 140
sasaran dari program PHBS tersebut orang yang berdomisili di Desa Lok Buntar
mencakup lima tatanan, yaitu: tatanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
rumah tangga, institusi pendidikan, tempat Kalimantan Selatan. Sampel pada penelitian
kerja, tempat umum dan sarana kesehatan ini didapatkan menggunakan teknik
(7). Purposive sampling, yang berjumlah 30 ibu
Berdasarkan Kementerian Kesehatan balita.
RI (8) pencapaian rumah tangga ber-PHBS Variabel bebas dalam penelitian ini
secara nasional sebesar 56,58% lebih adalah Penyuluhan mengenai perilaku hidup
rendah dari target sebesar 70%, sedangkan bersih dan sehat (PHBS), sedangkan
pada tahun 2015 pencapaian rumah tangga variabel terikatnya adalah Pengetahuan,
ber-PHBS mengalami penurunan yaitu sikap dan tindakan mengenai perilaku hidup
49,74%. Berdasarkan Kementerian bersih dan sehat (PHBS).
Kesehatan RI Tahun 2014 pencapaian Teknik pengumpulan data dilakukan
rumah tangga ber-PHBS di kabupaten dengan menggunakan kuesioner
banjar, jumlah rumah tangga yang dipantau pengetahuan, sikap dan tindakan perilaku
55.625 buah dan terdapat 16.113 rumah hidup bersih dan sehat (PHBS). Teknik
tangga yang ber-PHBS atau 28,96%, analisis data menggunakan uji wilcoxon
sedangkan pada tahun 2015 rumah tangga signed rank test dan paired t test dengan α
yang dipantau 40.133 buah dan rumah =0,05.
tangga ber-PHBS menjadi 56,2% atau
22.565 rumah tangga, tapi angka perilaku Hasil Penelitian
hidup bersih dan sehat tersebut masih A. Pengaruh penyuluhan perilaku hidup
belum mencapai target 70% (9). bersih dan sehat (PHBS) terhadap
Berdasarkan Kementerian Kesehatan pengetahuan PHBS.
RI (2015) jumlah rumah tangga di wilayah

2
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1,November 2017 Norhasanah, dkk.

Tabel 1. Pengaruh penyuluhan perilaku hidup Skor minimum 64 229


bersih dan sehat (PHBS) terhadap Skor maximum 307 400
pengetahuan PHBS responden Sig. (2-tailed) p= 0,001 (p< 0,05)
sebelum dan sesudah penyuluhan.
Sebelum Sesudah Berdasarkan tabel di atas,
Pengetahuan
n % n % menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
Baik (>80%) 7 23,3 22 73,4 sikap PHBS sesudah diberikan intervensi
Cukup (60%-80%) 11 36,7 7 23,3 penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang (<60%) 12 40 1 3,3 (PHBS) dibandingkan sebelum diberikan
Jumlah 30 100 30 100 intervensi penyuluhan perilaku hidup bersih
Rata-rata ± sd (skor) 62.9 ± 20.5 85.3 ± 13.4 dan sehat (PHBS). Sebelum diberikan
Skor minimum 9 36
intervensi, sikap PHBS dalan kategori baik
Skor maximum 91 100
yaitu 1 responden (3,3%) dan setelah
Sig. (2-tailed) p= 0,000 (p< 0,05)
diberikan intervensi meningkat menjadi 11
responden (37%). Sedangkan rata-rata skor
Berdasarkan tabel di atas,
sikap PHBS responden sebelum intervensi
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
pengetahuan PHBS sesudah diberikan
(PHBS) yaitu 254 dan sesudah intervensi
intervensi penyuluhan perilaku hidup bersih
303. Sikap perilaku hidup bersih dan sehat
dan sehat (PHBS) dibandingkan sebelum
dengan nilai minimum sebelum intervensi 64
diberikan intervensi penyuluhan perilaku
dan sesudah intervensi 229, nilai maximum
hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebelum
sebelum intervensi 307 dan sesudah
diberikan intervensi, pengetahuan PHBS
intervensi 400.
dalam kategori baik yaitu 7 responden
Berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon
(23,3%) dan setelah diberikan intervensi
signed ranks test penyuluhan perilaku hidup
meningkat menjadi 22 responden (73,4%).
bersih dan sehat (PHBS) terbukti
Sedangkan rata-rata skor pengetahuan
berpengaruh memperbaiki sikap PHBS
PHBS responden sebelum intervensi
(p=0,001).
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) yaitu 62.9 dan sesudah intervensi
C. Pengaruh penyuluhan perilaku hidup
85,3. Pengetahuan perilaku hidup bersih
bersih dan sehat (PHBS) terhadap
dan sehat dengan nilai minimum sebelum
tindakan PHBS.
intervensi 9 dan sesudah intervensi 36, nilai Tabel 3. Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup
maximum sebelum intervensi 91 dan Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap
sesudah intervensi 100. Tindakan PHBS Responden Sebelum
Berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon dan Sesudah Penyuluhan
signed ranks test penyuluhan perilaku hidup Sebelum Sesudah
Tindakan
bersih dan sehat (PHBS) terbukti n % n %
berpengaruh meningkatkan pengetahuan Baik (>80%) 0 0 9 30
PHBS (p=0,000). Cukup (60%-80%) 6 20 9 30
Kurang (<60%) 24 80 12 40
B. Pengaruh penyuluhan perilaku hidup Jumlah 30 100 30 100
bersih dan sehat (PHBS) terhadap sikap Rata-rata ± sd (skor) 49.8 ± 14.3 67.4 ± 18.5
PHBS. Skor minimum 17 33
Tabel 2. Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup Skor maximum 75 100
Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap Sig. (2-tailed) p= 0,001 (p< 0,05)
Sikap PHBS Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan. Berdasarkan tabel 3 di atas,
Sebelum Sesudah menunjukkan bahwa tindakan responden
Sikap
n % n % sebelum dilakukan intervensi penyuluhan
Baik (76-100%) 1 3,3 11 37 perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Cukup (51-75%) 29 96,7 19 63 awalnya tidak ada yang berada dalam
Kurang (25-50%) 0 0 0 0 kategori baik, namun setelah diberikan
Jumlah 30 30 100 intervensi penyuluhan perilaku hidup bersih
Rata-rata ± sd (skor) 254 ± 42,1 303 ± dan sehat (PHBS) meningkat menjadi 9
54,2

3
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1,November 2017 Norhasanah, dkk.

responden (30%). Sedangkan rata-rata skor orang melakukan penginderaan terhadap


tindakan PHBS responden sebelum obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
intervensi penyuluhan perilaku hidup bersih panca indera manusia, yakni indera
dan sehat (PHBS) yaitu 49.8 dan sesudah penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
intervensi 67.4. Tindakan perilaku hidup dan raba. Sebagian besar pengetahuan
bersih dan sehat dengan nilai minimum manusia diperoleh melalui mata dan telinga
sebelum intervensi 17 dan sesudah (12). Kurangnya pengetahuan gizi dan
intervensi 33, nilai maximum sebelum kesehatan orang tua, khususnya ibu
intervensi 75 dan sesudah intervensi 100. merupakan salah satu penyebab terjadinya
Berdasarkan hasil uji statistik paired masalah kesehatan pada balita (13).
samples test penyuluhan perilaku hidup Akibat dari kurangnya pengetahuan
bersih dan sehat (PHBS) terbukti tentang gizi dapat menyebabkan beberapa
berpengaruh memperbaiki tindakan PHBS efek serius pada balita seperti kegagalan
(p=0.001). pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya
perkembangan dan kecerdasan, bahkan
Pembahasan dapat menimbulkan kematian pada balita,
A. Pengaruh penyuluhan perilaku hidup namun kejadian masalah gizi pada balita
bersih dan sehat (PHBS) terhadap dapat dihindari apabila ibu memiliki
pengetahuan responden sebelum dan pengetahuan yang cukup (14).
sesudah diberikan penyuluhan PHBS. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Berdasarkan tabel 1 pengetahuan dilakukan Rahmawati (15), menyebutkan
responden sebelum diberikan intervensi bahwa ada peningkatan pengetahuan, sikap
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat dan tindakan ibu tentang gizi setelah
(PHBS) pada kategori baik yaitu 7 dilakukan penyuluhan dengan media audio
responden (23,3%) dan setelah diberikan visual. Hal ini juga sejalan dengan
intervensi penyuluhan perilaku hidup bersih pernyataan Huda (16), yaitu penyuluhan
dan sehat (PHBS) meningkat menjadi 22 akan mengubah kesadaran dan perilaku
responden (73,4%). Sedangkan rata-rata (pengetahuan, sikap, dan keterampilan)
skor pengetahuan PHBS responden manusia ke arah yang lebih baik dan dapat
sebelum intervensi penyuluhan perilaku mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.
hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu 62.9 Berdasarkan Erfandi (17), pengetahuan
dan sesudah intervensi 85.3. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan.
perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilai Pengetahuan seseorang tentang sesuatu
minimum sebelum intervensi 9 dan sesudah obyek juga mengandung dua aspek yaitu
intervensi 36, nilai maximum sebelum aspek positif dan negatif, kedua aspek inilah
intervensi 91 dan sesudah intervensi 100. yang akhirnya akan menetukan sikap
Berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon seseorang terhadap obyek tertentu, semakin
signed ranks test penyuluhan perilaku hidup banyak aspek positif dan obyek yang
bersih dan sehat (PHBS) terbukti diketahui akan menumbuhkan sikap makin
berpengaruh meningkatkan pengetahuan positif terhadap obyek tertentu.
mengenai PHBS (p=0,000). Hal ini Temuan dalam penelitian ini juga
menunjukkan bahwa sebagian besar sejalan dengan hasil penelitian Wijiastuti
pengetahuan responden mengalami (18), tentang efektivitas penyuluhan dengan
peningkatan disebabkan karena pada saat metode diskusi dalam meningkatkan
pelaksanaan penyuluhan, responden pengetahuan sikap dan perilaku ibu tentang
memperhatikan materi yang diberikan pneumonia pada balita, dimana waktu
dengan baik dan adanya proses tanya antara pre-test dan post-test tidak jauh
jawab, kemudian adanya follow up selama 3 maupun dekat yaitu antara 15-30 hari
kali kunjungan pada setiap sasaran menunjukkan ada peningkatan pengetahuan
sehingga semakin meningkatkan dan perilaku ibu yang bermakna dalam
pemahaman kesehatan serta pentingnya kelompok (p<0,05).
berperilaku kebersihan dalam kehidupan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
sehari-hari. dilakukan oleh Pratama OKR (19), yang
Pengetahuan secara garis besar menunjukkan ada pengaruh antara
merupakan hasil dari tahu dan ini setelah penyuluhan kesehatan dengan pengetahuan

4
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1,November 2017 Norhasanah, dkk.

anak sekolah dasar mengenai kebiasaan penyuluhan kesehatan (p<0,05). Hasil


berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Dari hasil penelitian tersebut pengetahuan Salimar et al. (21), yang menunjukkan
responden pada pre test sebagian besar bahwa terdapat perbedaan signifikan sikap
pada kategori baik sebesar 9,36 (5,8%) dan ibu balita sebelum dan setelah penyuluhan
meningkat menjadi 11,28 (32,7%) setelah gizi dengan media leaflet. Jumlah ibu
menerima penyuluhan. dengan sikap gizi baik meningkat 28,1%.
Hal ini sejalan dengan penelitian Yusuf
B. Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup M (22), menyebutkan bahwa ada
Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu
Sikap Responden Sebelum dan Sesudah tentang gizi setelah dilakukan penyuluhan
Diberikan Penyuluhan PHBS dengan media audio visual. Penelitian
Berdasarkan tabel 2 sikap responden Siagian et al. (23), menunjukkan bahwa
sebelum diberikan intervensi penyuluhan terdapat perbedaan sikap siswa sebelum
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (pretest) dan sesudah intervensi (posttest)
pada kategori baik yaitu 1 responden (3,3%) dengan media leaflet dikombinasikan
dan setelah diberikan intervensi meningkat dengan poster (dari 1,80 menjadi 3,00).
menjadi 11 responden (37%). Sedangkan Dalam menentukan sikap, pengetahuan,
rata-rata skor sikap PHBS ibu sebelum pikiran, keyakinan dan emosi memegang
intervensi penyuluhan perilaku hidup bersih peranan penting (24). Sikap dipengaruhi
dan sehat (PHBS) yaitu 254 dan sesudah oleh pengetahuan dimana jika pengetahuan
intervensi 303. Sikap perilaku hidup bersih yang dimiliki seseorang kurang cenderung
dan sehat dengan nilai minimum sebelum untuk berperilaku salah. Hal ini sejalan
intervensi 64 dan sesudah intervensi 229, dengan pernyataan Sarwono SW (25), sikap
nilai maximum sebelum intervensi 307 dan adalah juga responden tertutup seseorang
sesudah intervensi 400. terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
Berdasarkan hasil uji statistik wilcoxon sudah melibatkan faktor pendapat dan
signed ranks test penyuluhan perilaku hidup emosi yang bersangkutan (senang-tidak
bersih dan sehat (PHBS) terbukti senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik
berpengaruh memperbaiki sikap PHBS dan sebagainnya). Sikap selain terbentuk
(p=0.001). Hal ini menunjukkan bahwa sikap dari pengetahuan yang dimiliki, juga
responden mengalami perubahan yang tidak dipengaruhi oleh kebudayaan dan
terlepas dari proses pengetahuan yang kebiasaan.
meningkat yang sebelumnya belum tahu
menjadi tahu, kemudian memahami akan C. Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup
menjadikan pola sikap yang ikut berubah. Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap
Responden bersikap menjadi baik setelah Tindakan Responden Sebelum dan
mengetahui apabila tidak merubah perilaku Sesudah Diberikan Penyuluhan PHBS
hidup bersih dan sehat akan dapat berisiko Berdasarkan tabel 3 tindakan
menjadi sakit misalnya dalam hal pemberian responden sebelum diberikan intervensi
ASI eksklusif dan konsumsi sayur dan buah. penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
Berdasarkan Notoatmodjo S (14), (PHBS) awalnya tidak ada yang berada
sikap merupakan reaksi atau respon dalam kategori baik, namun setelah
seseorang dalam menanggapi pernyataan diberikan intervensi penyuluhan perilaku
tentang suatu stimulus atau objek. Sikap hidup bersih dan sehat (PHBS) meningkat
belum merupakan tindakan atau aktivitas, menjadi 9 responden (30%). Hal ini
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih
suatu perilaku. Hasil penelitian ini sejalan dan sehat belum mencapai target sebesar
dengan penelitian yang dilakukan Lubis (20), 70% berdasarkan Kementerian Kesehatan
yang meneliti mengenai pengaruh RI (10). Sedangkan rata-rata skor tindakan
penyuluhan kesehatan metode ceramah PHBS responden sebelum intervensi
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
siswa sekolah dasar di Medan. Hasil (PHBS) yaitu 49,8 dan sesudah intervensi
penelitian menunjukkan peningkatan 67,4. Tindakan perilaku hidup bersih dan
pengetahuan siswa setelah menerima sehat dengan nilai minimum sebelum

5
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1,November 2017 Norhasanah, dkk.

intervensi 17 dan sesudah intervensi 33, merubah perilaku seseorang. Hal ini sesuai
nilai maximum sebelum intervensi 75 dan dengan teori yang dikemukakan oleh Edberg
sesudah intervensi 100. (28), salah satu faktor yang sangat penting
Berdasarkan hasil uji statistik paired dalam meningkatkan sikap dan perilaku gizi
samples test penyuluhan perilaku hidup maka perlunya ditingkatkan pengetahuan
bersih dan sehat (PHBS) terbukti ibu melalui metode penyampaian informasi
berpengaruh memperbaiki tindakan yang sesuai dengan kebutuhan sasaran
mengenai PHBS (p=0,001). Hal ini dengan menggunakan media promosi
menunjukkan bahwa dari pengetahuan kesehatan yang tepat. Media promosi
responden yang semakin baik dapat kesehatan yaitu semua sarana yang
mempengaruhi sikap menjadi lebih baik, disampaikan oleh komunikator baik itu
sikap yang baik ini kemudian melalui media cetak, elektronik (TV, radio,
diimplementasikan dalam tindakan komputer, dan sebagainya).
responden dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat secara baik. Pada saat dilakukan Kesimpulan
follow up ibu responden sudah menjelaskan Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa dari segi konsumsi sayur yang telah dilakukan pada ibu balita di Desa Lok
sebelumnya tidak dibiasakan sudah mulai Buntar Kecamatan Sungai Tabuk
diberikan dengan mengkreasikan bentuk Kalimantan Selatan mengenai Pengaruh
olahannya meskipun hasilnya masih belum Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
maksimal, kemudian mencuci tangan Sehat (PHBS) Terhadap Pengetahuan,
menggunakan sabun dan air yang mengalir. Sikap dan Tindakan PHBS Keluarga di Desa
Tindakan merupakan suatu kegiatan Lok Buntar Kecamatan Sungai Tabuk
atau aktivitas seseorang. Sedangkan dari Kalimantan Selatan didapatkan kesimpulan
segi kepentingan kerangka analisis, sebagai berikut :
tindakan adalah apa yang dikerjakan oleh Penyuluhan perilaku hidup bersih dan
seseorang baik dapat diamati secara sehat (PHBS) terbukti berpengaruh
langsung maupun tidak langsung (14). meningkatkan pengetahuan PHBS (p=
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitan 0,000). Sebelum penyuluhan perilaku hidup
Salimar (21), tentang pernan penyuluhan bersih dan sehat (PHBS) pengetahuan pada
dengan menggunakan alat bantu leafleat, kategori baik 7 responden (23,3%)
video terhadap perubahan tindakan. meningkat menjadi 22 responden (73,4%).
Hal ini sejalan dengan pernyataan Penyuluhan perilaku hidup bersih dan
Budiarto (26), mengatakan bahwa perilaku sehat (PHBS) terbukti berpengaruh
adalah respon tindakan atau perbuatan memperbaiki sikap mengenai PHBS (p=
seseorang yang dapat diamati dan bahkan 0,001). Sebelum penyuluhan perilaku hidup
dipelajari yang dibedakan dalam bentuk bersih dan sehat (PHBS) sikap pada
pasif dak aktif, bentuk pasif yaitu respon kategori baik 1 responden (3,3%) meningkat
yang terjadi dalam diri manusia dan tidak menjadi 11 responden (37%).
secara langsung terlihat oleh orang lain Penyuluhan perilaku hidup bersih dan
berupa pengetahuan, sikap dan persepsi, sehat (PHBS) terbukti berpengaruh
emosi, motivasi dan sebagainya yang memperbaiki tindakan mengenai PHBS (p=
berfungsi untuk mengolah rangsangan dari 0,001). Sebelum penyuluhan perilaku hidup
luar. Bentuk aktif yang mencakup bersih dan sehat (PHBS) tidak ada yang
lingkungan sekitar baik fisik maupun non berada pada kategori baik setelah
fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, penyuluhan meningkat menjadi 9 responden
kebudayaan, dan sebagainya. Penelitian ini (30%).
sejalan dengan Pratama OKR (19), yang
menunjukkan ada peningkatan tindakan dari Daftar Pustaka
28,8% menjadi 53,8% setelah dilakukan 1. Dinas Kesehatan. 2009. Profil
penyuluhan kesehatan. Kesehatan Kota Semarang Tahun 2009.
Berdasarkan Notoatmodjo S (12), Semarang: Dinas Kesehatan Kota
mengatakan sarana dan prasarana yang Semarang.
mendukung kesehatan seperti puskesmas,
posyandu dan sebagainya juga bisa

6
Jurkessia, Vol. VIII, No. 1,November 2017 Norhasanah, dkk.

2. Departemen Kesehatan RI. 2002. from:http://forbetterhealth.wordpress.co


Pedoman Tekhnis Rumah Sehat. m/2009/04/19/pengetahuandanfaktor-
Jakarta: Ditjen PPM dan PL. faktor yang mempengaruhi [Accessed 1
3. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Februari 2017].
Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan 18. Wijiastuti R. 2013. Keefektifan Strategi
Lingkungan Perairan. Cetakan kelima. Crossword Puzzle Pada Hasil Belajar
Yogyakarta : Kanisius. IPS. Journal of Elementary Education, 2
4. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Perilaku (2) : 30-34.
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. 19. Pratama OKR. 2013. Pengaruh
5. Khumayra ZH, Sulisno, Mayda. 2012. Pendidikan Kesehatan Terhadap
Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Tentang Kebiasaan
(PHBS) Antara Santri Putra dan Santri BerperilakuHidup Bersih dan Sehat
Putri. Jurnal Keperawatan Diponegoro, Siswa SDN 1 Mandong. Skripsi.
1 (1) : 197-204. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta :
6. Departemen Kesehatan RI. 2006. Pusat Universitas Muhammadiyah.
Promosi Kesehatan, Perilaku Hidup 20. Lubis ZSA., Namora LL., Eddy S. 2013.
Bersih Dan Sehat Di Rumah Tangga. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode
Jakarta : Depkes RI. Ceramah Dan Diskusi Terhadap
7. Departemen Kesehatan RI. 2011. Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Anak Tentang PHBS Di Sekolah Dasar
Jakarta : Bakti Husada. Negeri Kelurahan Namogajah
8. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Kecamatan Medan Tuntungan. Jurnal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Kebijakan, Promosi Kesehatan dan
Promosi Kesehatan. Jakarta : Biostatistik, 2 (1) : 1-8.
Kemenkes RI. 21. Salimar et.al. 2009. Peranan
9. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Penyuluhan dengan Menggunakan
Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun Leaflet Terhadap Perubahan
2014. Jakarta : Kemenkes RI. Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Gizi
10. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kurang. Jurnal Puslitbang Gizi Dan
Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Makanan, 32 (2) : 122-130.
Jakarta : Kemenkes RI. 22. Yusuf M. 2014. Pengaruh
11. Singgih. 2014. Suara Karya Online. PendidikanKesehatan Tentang
Available from:www.suarakarya- Penanganan Kejang Demam
online.com [Retrieved February 18, Menggunakan Audio Visual Tentang
2014]. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
12. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku dengan Anak Riwayat Kejang Demam.:
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Skripsi. STIKes Kusuma Husada
13. Melbye H, Kongerud J, et al. 2009. Surakarta.
Reversible Airflow Limitation In Adults 23. Siagian et al. 2010. Manajemen Sumber
With Respiratory Infection. Eur Respir J, Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
7 : 1239-1245. 24. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi
14. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Cipta
Rineka Cipta. 25. Sarwono SW. 2009. Psikologi Remaja.
15. Rahmawati I. 2006. Efektifitas Leaflet Jakarta : PT Raja Grafindo.
Diabetes Mellitus Modifikasi Terhadap 26. Budioro. 2002. Pengantar Pendidikan
Pengendalian Kadar Glukosa Darah (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat.
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Semarang : FKM UNDIP.
Skripsi. Medan : FKM USU. 27. Edberg, Mark. 2002. Buku Ajar
16. Huda N. 2002. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat: Teori Sosial
Pembangunan Sebagai Sebuah Ilmu. Dan Perilaku. Jakarta : Buku
Bogor: PPS Institut Pertanian Bogor. Kedokteran EGC.
17. Erfandi. 2009. Pengetahuan dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi. Available

Anda mungkin juga menyukai