Anda di halaman 1dari 84

CRITICAL BOOK REVIEW

INVESTASI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Investasi

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Revita Yuni, S. Pd., M. Pd.

MEI SIMANJUNTAK (7181141012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TP.2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis Ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis bisa diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan critical book review ini. Critical book ini penulis buat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah perpajakan semoga dapat
menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca.Dalam penulisan critical
book review ini, kami penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1.Kepada orang tua yang selalu mendoakan

2.Kepada dosen pengampu mata kuliah Investasi Pendidikan

Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari
kesempurnaan karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami penulis
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya. Akhir
kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya bagi para pembaca.

Medan,November2020

Mei Simanjuntak

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review......................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan Critical Book review...................................................................................2

1.4 Manfaat critical book review...................................................................................................2

1.5 . Buku Utama.................................................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................................4

RINGKASAN BUKU..............................................................................................................................4

2.1 Ringkasan buku utama................................................................................................................4

2.2 Ringkasan Buku Pembanding.............................................................................................63

BAB III.................................................................................................................................................76

PEMBAHASAN.....................................................................................................................................76

3.1 Perbandingan Isi Buku.............................................................................................................76

3.2 Kelebihan dan Kelemahan.......................................................................................................77

BAB IV...................................................................................................................................................79

PENUTUP...............................................................................................................................................79

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................79

4.2 Saran...........................................................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................80

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review


Critical book review sangat penting buat kalangan pendidikan terutama
buat mahasisiwa karena dengan mengkritik suatu buku maka mahasisiwa ataupun
si pengkritik dapat mengetahui buku tersebut perlu diperbaiki dan mana yang
sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis buku tersebut, setelah dapat mengkritik buku maka diharapkan
mahasisiwa dapat membuat suatu buku karena sudah mengetahui bagaimana
criteria buku yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti
bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam
pembuatan buku tersebut

Mengkritik sebuah buku atau lebih adalah salah satu kegiatan yang harus
dikuasai oleh siswa maupun mahasiswa. Terlebih lagi untuk kita para calon
pendidik bangsa. Baik dari segi penulisan, cocok tidaknya materi dengan pembaca,
maupun dari segi kelengkapan materi. Setiap buku pada umumnya mempunyai
tujuan yang sama yaitu sebagai bahan pembelajaran atau sumber informasi bagi
para pembaca. Banyaknya buku yang beredar dipasaran, menyebabkan kita
terkadag sulit memilih dan memilah buku yang bagus serta cocok sebagai bahan
referensi. Setiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk itu kita sebagai pengguna harus pandai-pandai menilai buku mana yang
lebih layak untu kita gunakan walaupun pada dasarnya penilaian-penilaian
tersebut bersifat relatif.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Memaparkan apa identitas buku yang anda review !
2. Menganalisis apa saja yang menjadi nilai tambah buku yang di review buku
dibanding buku pembanding secara keseluruhan !

1
1.3 Tujuan Penulisan Critical Book review
Critical book review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan
tugas mata kuliah perpajakan Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri
Medan sehingga dapat manambah pengetahuan untuk mengulas buku yang baik
dan benar. maka akan dapat membuat suatu buku karena sudah dapat mengetahui
mana buku yang sudah baik dan mana buku yang masih perlu diperbaiki dan juga
karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan suatu buku.

1.4 Manfaat critical book review

Manfaat penulisan Critical book review yaitu:

1. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu buku


2. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CBR yang benar
3. Dan dapat menulis bagaimana buku yang baik dan benar
4. Manambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari buku.

1.5 . Buku Utama

a) Judul Buku : Ekonomi Sumber Daya Manusia

b) Penulis : Prof. Dr. Sudarwan Danim

c) Penerbit : CV Pustaka Setia

d) Tahun : 2018

e) ISBN : 979-730-268-7

2
f) Kota Terbit : Bandung

g) Jenis Buku : Buku CetaK

Buku Pembanding

Judul Buku : Pendidikan Sebagai Invetasi Dalam Pembangunan Suatu Bangsa


Pengarang :Prof DR H Agus Irianto

Penerbit : kencana
Tahun terbit :2017
Cetakan : ketiga
ISBN : 978-602-8730-53-2
Tebal Buku : 323 hal
Kota terbit : Jakarta

3
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan buku utama


BAB I

KONSEP DASAR EKONOMI DAN INVESTASI PENDIDIKAN

A. Defenisi dan Makna

Ilmu ekonomi dan ilmu pendidikan merupakan dua displin ilmu yang
berbeda anatomi dan batang tubuhnya. Mengawinkan ilmu ekonomi dengan ilmu
pendidikan menjadi ilmu ekonomi pendidikan , bukanlah hal yang mudah . Di
Indonesia, secara konseptual pembangunan tampaknya dikaitkan secara erat
dengan pembangunan ekonomi. Bahkan dalam UU no 25 tahun 2000 tentang
program pembbangunan nasional, pembangunan ekonomi tidak hanya dikaitkan
secara erat dengan pembangunan ekonomi , melainkan tantangan globalisasi.

Ekonomi pendidikan sudah menjadi disiplin ilmu tersendiri, bukan


merupakan penjumlahan dari ilmu ekonomi dan ilmu pendidikan secara serta
merta. Ekonomi pendidikan dapat didefenisikan sebagai sebuah studi bagaimana
individu atau kelompok mampu mengoptimalisasikan sumberdaya produktif yang
langka dalam kerangka memproduksi dan mendesiminasikan pengetahuan dan
keterampilan kepada subjek didik.

Secara material, ekonomi pendidikan menggamit beberapa dimensi berikut :

1) Pendidikan sebagai investasi modal insani

2) Pendidikan sebagai konsumsi

3) Pendidikan sebagai usaha untuk menyiapkan generasi muda memauki sector


produktif.

4) Pendidikan sebagai proses memanipulasi kelangkaan sumber dan untuk


mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan secara optimal

5) Pendidikan dan ketenagakerjaan.

4
6) Dimensi ekuitas dalam pendidikan

7) Interelasi antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pendidikan


terhadap pertumbuhan ekonomi.

8) Proses mencari, menyimpan dan mendistribusikan pengetahuan yang


memiliki nilai sodial dan ekonomi.

B. Ekonomi Penndidikan sebagai Cabang Ilmu

. Dilihat dari persfektif , ekonomi pendidikan dapat diberi makna sebagai cabang
ilmu yang mempelajari sumbangsih nilai-nilai pe

ndidikan terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Hasil kajian akademik


itu kemudian melahirkan, pertanyaan yang bersifat fundamental tentang
bagimana pendidikan harus dibiayai ?. Pertanyaan itu diangkat dari beberapa
fenomena.

a) Pertama, pendidikan bukanlah , pranata social yang bersifat gratis atau


nirbaya.

b) Kedua, muanusia yang terdidik akan menjadi sumber daya atau modal
yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Kebodohan akan
elahirkan kemiskinan, sebaliknya kecerdasan akan mendongkrak
kemampuan kratif dan ekonomi seseorang atau sekelompok orang
meskipun tidak selalu berarti linear.

c) Ketiga, kemampuan tinggi dari rerata penduduk secara ekonomi


merupakan fungsi dari kemampuan ekonomi suatu Negara. Kemampuan
pendidikan Negara merupakan fungsi dari kemampuannya membiayai
pendidikan.

C. Analogi Investasi Pendidikan Dengan Investasi Fisik

Investasi pendidikan adalah penempatan dana SDM dalam jangka panjang

dengan harapan memperoleh keuntungan.. investasi selalu ada resikodan return.

Menurut Nurulfalik (2004), Konsep tentang investasi sumber daya manusia

(human capital investment) yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi

5
(economic growth), sebenarnya telah mulai dipikirkan sejak zaman Adam Smith

(1776), Heinrich Von Thunen (1875) dan para teoritisi klasik lainnya sebelum

abad ke-19 yang menekankan pentingnya investasi keterampilan manusia.

Menurut Nurkolis (2005), sedikitnya terdapat tiga alasan untuk

memperioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang :

1. Pendidikan Sebagai Alat Perkembangan Ekonomi

Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi

pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga

tataran global. Fungsi ini merujuk pada kontribusi pendidikan untuk

perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan

berkompetisi secara ekonomis.

2. Nilai Balikan Pendidikan Investasi

pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari

pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan

antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total

pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia

kerja.

3. Fungsi Non Ekonomis Dalam Investasi Pendidikan

Investasi dalam pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-

ekonomis, yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan

fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan; merujuk pada kontribusi

pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai

tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual pendidikan

membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial, fisik dan

6
membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin (Cheng, 1996;

7). Fungsi politis; merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan

politik pada tingkatan sosial yang berbeda. Misalnya, pendidikan membentuk

siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang

positif untuk melatih warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang

yang berpendidikan diharapkan lebih mengerti hak dan kewajibannya sehingga

wawasan dan perilakunya semakin demokratis. Selain itu orang yang

berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap

bangsa dan negara lebih baik dibandingkan dengan yag kurang berpendidikan.

Fungsi budaya; merujuk pada sumbangan pendidikan pada peralihan dan

perkembangan budaya pada tingkatan sosial yang berbeda. Misanya, pendidikan

membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Fungsi kependidikan;

merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan

pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Misalnya, pendidikan membantu

siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara mengajar. Orang yang

berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat (life

long learning), selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu pengetahuan serta

teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus belajar.

D. Efesiensi Ekonomi Dan Efesiensi Internal Pendidikan

Efisiensi menjadi salah satu fokus penelaahan ilmu ekonomi pendidikan. Di


bidang ekonomi kata ekonomis juga sering dipersepsi sebagai efisiensi. Misalnya
frase istilah tidak ekonomis merupakan frasa pengganti dari tidak efisien. Kerap
pula kita engar statemen mengenai efisiensi ekonomi efisiensi anggaran efisiensi
penggunaan dana dan sebagainya.kata efisiensi sering pula diartikan sebagai
penghematan atau tindakan menggunakan dana yang terbatas untuk mencapai
hasil yang tinggi.Di luar kerangka uang atau material efisiensi juga dapat
digambarkan dengan dimensi waktu dan tenaga. Muncullah frase gunakan waktu
seefisien mungkin. Mari kita menghemat tenaga efisien gerakan fisik dan lain-
lain. kata efisiensi dalam konteks ini juga bermakna penghematan yaitu hemat

7
tenaga hemat waktu dan hemat gerakan. Efisiensi juga dapat diberi makna
sebagai proses kegiatan yang mampu melahirkan suasana:

a. Konduktif

b. Menyenangkan

c. Merangsang Kreativitas

d. Mendorong Prestasi

e. Iklim Yang Sehat Dan Lain-Lain

Dalam kaitannya dengan kesejahteraan efisiensi bermakna bahwa upaya


untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang berkaitan dengan barang dan
jasa dengan tidak mengurangi persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk
mencapai kesejahteraan itu tidak menguras hak milik yang lain. Kemakmuran
tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber pendukungnya. jika terjadi
kemungkinan menghentikan semua tindakan produktif dengan mengubah
keseimbangan antara barang dan jasa yang berbeda hal itu berarti sumber-
sumber yang ada tidak digunakan seefisien mungkin. meskipun begitu jika
perubahan yang bermanfaat bagi suatu kelompok kerja di atas biaya orang lain
usaha kemakmuran telah dimaksimalkan dan kondisi ini digambarkan sebagai
pareto optimal.

Konsep efisiensi sangat relevan bagi ilmu ekonomi pendidikan. sejak


munculnya pengakuan ini sebagian besar penelitian dalam bidang ekonomi
pendidikan banyak berfokus pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber
masyarakat harus dialokasikan pada investasi pendidikan dan bentuk-bentuk lain
dari investasi? . efisiensi usaha ekonomi pun relatif misalnya sangat mungkin
masih bisa menabung jika anak-anaknya disekolahkan di dalam negeri sebaliknya
hanya sampai pada titik impas atau mungkin defisit jika anak-anaknya
disekolahkan di luar.Efisiensi juga dapat dilihat dari perspektif transformasi
masukan Dilihat dari perspektif ini istilah efisiensi diberi makna sebagai
hubungan antara masukan dan keluaran yang dihasilkan melalui suatu proses.
konsep ini dapat diaplikasikan pada dunia pendidikan dengan cara yang sama
seperti analisis para ekonom yaitu hubungan antara masukan input dan luaran
output dalam proses produksi di sini pendidikan dilihat dari perspektif proses
fabrikasi pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi serta penciptaan produk

8
dan jasa.Jika mengikuti teori yang dikembangkan oleh Chester I Bamand (1982)
bahwa produktivitas menyangkut efisiensi atau proses dan efektivitas atau
luaran termasuk kesehatan iklim kerja dalam proses transformasi analisisnya
tidak cukup dilakukan secara sederhana. Meskipun sering diterapkan dunia
manufaktur atau proses industri teknik penelitian tersebut dapat juga dipakai di
dunia pendidikan formulasi persamaan matematik untuk kegiatan ini secara
hipotetik disajikan berikut.

P= f(M.T) dimana:

P = Produktifitas

F = Fungsi

M = Masukan

T = Transformasi Atau Proses Produksi

E. Keadilan Realokasi Anggaran Dan Kontribusi Pendidikan

Prinsip keadilan dan efisiensi merupakan dua tema sentral fokus bahasan
ekonomi pendidikan. keadilan yang dimaksudkan di sini terutama yang dikaitkan
dengan pembiayaan pendidikan yang menjadi beban masyarakat. masyarakat yang
memiliki kemampuan ekonomi tinggi memberikan sumbangsih tinggi atau
pembiayaan pendidikan.sebaliknya masyarakat yang berkemampuan ekonomi
sedang dan rendah memberikan biaya pendidikan pada tingkat yang sedang dan
rendah pula. keadilan juga bermakna alokasi dan realokasi anggaran pendidikan
dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang dilakukan atas pertimbangan
daerah-daerah yang merupakan kantong-kantong kemiskinan dan daerah-daerah
yang masyarakatnya secara relatif mampu menanggung biaya pendidikan.

Akhir-akhir ini penelitian yang berkaitan dengan masalah keadilan dalam


pendidikan banyak mempermasalahkan titik tekan pengalokasian dana pendidikan
dan perubahan yang dikehendaki adalah kepedulian pada efisiensi dan distribusi
pendapatan.hal ini dipandang sebagai paradigma baru dalam penelitian dan kajian
di bidang ekonomi pendidikan ketika konsep investasi dalam pendidikan digagas
pada akhir tahun 1950 para peneliti mencoba untuk secara lebih mendalam
melakukan analisis mengenai keuntungan investasi SDM sebagai satu bentuk
investasi jenis baru. efisiensi sumber-sumber masyarakat dialokasikan adalah
penting karena berhubungan dengan konsep pertumbuhan ekonomi yang biasanya

9
didefinisikan sebagai suatu pertumbuhan total pendapatan nasional atau total
produk nasional. para ekonom telah mencoba menjawab pertanyaan tentang mau
berapa besar kontribusi Pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Edward
Denisom 1962 merupakan satu diantara ekonomi pertama yang menggunakan
konsep produksi untuk mengidentifikasi kontribusi faktor-faktor produksi yang
berada terhadap pertambahan pendapatan nasional atau gross nasional product
di Amerika serikat antara tahun 1910 dan 1960.

F. Permintaan Tenaga Kerja Berpendidikan

Ada rupa ada harga. Demikian adagium yang sering diucapkan oleh orang
Melayu. ungkapan ini dapat diberi makna bahwa oleh masyarakat atau dunia kerja
orang-orang yang berpendidikan diberi apresiasi lebih tinggi ketimbang orang-
orang yang tidak berpendidikan. orang-orang berpendidikan yang memiliki
keunggulan dan keterampilan khusus lebih dihargai dibandingkan dengan mereka
yang berpendidikan tetapi tidak mampu menunjukkan keunggulan.Jadi
masyarakat dan dunia kerja menuntun kehadiran orang-orang yang berpendidikan
sebagai sebuah persyaratan minimal.label berpendidikan ini tidak identik dengan
sebatas pernah sekolah atau hanya mampu membaca menulis dan berhitung
melainkan pernah menempuh sekolah pada jenjang yang cukup tinggi dengan
perolehan kemampuan dan keterampilan tertentu. Merekalah yang disebut
sebagai tenaga kerja yang berpendidikan. di banyak negara dan dalam rangka
membangun negara tenaga kerja yang berpendidikan merupakan suatu masukan
yang paling penting di bidang ekonomi kebutuhan dan tuntutan tenaga kerja
berpendidikan seringkali mereduksi secara efektif kebutuhan modal fisik.
pemikiran reduksionis semacam itu bahkan pengurangan modal fisik dalam makna
sesungguhnya dipicu oleh begitu kuatnya kedudukan manusia yang berkemampuan
dan keterampilan pada sektor-sektor produksi.

Fakta-fakta pertumbuhan ekonomi membuktikan bahwa kehadiran manusia


berpendidikan membuat tingkat produksi atau luaran menjadi lebih baik.
berbagai fakta pula yang telah menjelaskan kepada kita bahwa keterbatasan
tenaga terampil membuat negara-negara berkembang sulit menapaki perjalanan
menuju status negara maju. kondisi ini membuat pemerintah di negara-negara
berkembang begitu gencar menyusun proyeksi kebutuhan atau pemerintahan
tenaga kerja berkah pendidikan.Gagasan untuk meramalkan atau memproyeksikan
struktur tenaga kerja dan kebutuhan atasannya pada suatu negara kemudian

10
menggunakan hasil proyeksi kebutuhan itu sebagai basis perencanaan pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi negara tidak hanya menarik
pada awalnya. karena gagasan dan tindakan menyusun proyeksi kebutuhan tenaga
kerja berkah pendidikan itu muncul untuk menawarkan harapan akan pendidikan.
rencana pembangunan ekonomi jangka panjang dari suatu negara menjadi penting
dipahami oleh perencanaan pendidikan dan ketenagakerjaan sehingga proyeksi
kebutuhan itu diformulasikan atas dasar data real bukan hanya kehendak
membuat kebijakan. Hal ini yang telah diusahakan dan mempengaruhi perumusan
perencanaan pendidikan di banyak negara selama tahun terakhir.

Meskipun proyek ini komprehensif sifatnya ternyata banyak ahli ekonomi


melakukan validitas peramalan kebutuhan tenaga kerja berpendidikan ke depan.
realitas membuktikan bahwa produk peramalan kebutuhan akan tenaga kerja di
negara dan wilayah mana pun banyak mengalami deviasi meskipun tidak selalu
dapat diberi makna sebagai salah satu total. Asumsi yang mendasari traktiran
kebutuhan tenaga kerja dapat disajikan seperti berikut ini.

1. Ada hubungan yang tetap dan stabil antara tingkat kualifikasi pendidikan
pekerjaan dan tingkat luaran dari sektor ekonomi atau industri.

2. Ada hubungan yang jelas antara struktur pekerjaan dan kualifikasi


pendidikan para pekerja. Memang secara nyata baik perencanaan tenaga
kerja maupun pendekatan tingkat pendidikan memiliki beberapa
keterbatasan perbedaan diantara keduanya telah mengakar pada cara
manusia melihat pada sistem ekonomi politik dalam pengendalian terhadap
sistem sistem itu yang dicoba praktiknya. hasil kajian kekinian pun
menunjukkan fenomena yang hampir sama yaitu peramalan kebutuhan
tenaga kerja dan implikasinya pada kebijakan pendidikan telah menjelma
sebagai sosok yang harus diperhatikan secara skeptis dan tidak perlu
diperhatikan. analisis kebutuhan akan tenaga kerja lebih penting dari pada
peramalan kebutuhan tenaga kerja. pada sisi lain ekonomi bertindak sama
skeptis nya terhadap validitas peramalan termasuk teknis analisis biaya
manfaat.

3. Karena memungkinkan dan diharapkan dapat membuat perkiraan jangka


panjang dari tingkat luaran pada masa yang akan datang menurut struktur
pekerjaan diperkirakan pula kualifikasi pendidikan tenaga kerja yang akan

11
dibutuhkan pada masa yang akan datang untuk memproduksi luaran itu
dapat di proyeksi.

Ekonomi yang menentang asumsi ini berpendapat bahwa tidak mungkin


memproduksi tingkat keluaran yang sama dengan kombinasi masukan yang
berbeda tidak ada ketentuan pendidikan yang tetap untuk mayoritas pekerjaan
yang tidak mungkin untuk membuat peramalan jangka panjang yang akurat karena
masalah perubahan teknik peramalan. Jadi banyak ekonomi yang menentang
pendekatan peramalan tenaga kerja. mereka cenderung mendukung analisis
tingkat keuntungan atau analisis biaya manfaat pada pendidikan. alasannya adalah
analisis itu memperkirakan kemungkinan untuk memvariasikan perbedaan masukan
yang seimbang termasuk tenaga kerja atau modal atau tenaga kerja yang
berkualitas dan yang kurang berkualitas dan membuat perkiraan yang jelas atas
biaya pendidikan yang cenderung kurang diperhatikan dalam pendekatan yang
menekankan pada penyediaan kebutuhan.

BAB II

PENANAMAN MODAL DALAM BENTUK SUMBER DAYA MANUSIA

A. Manusia Berkualitas Sebagai Modal

Modal manusia bukanlah merupakan konsep satu dimensi melainkan konsep


multi dimensi yang berbeda untuk pemangku kepentingan yang berbeda. Seperti
disampaikan di atas, dalam dunia bisnis modal manusia adalah nilai ekonomi
daripada keterampilan pekerja. Bagi pembuat kebijakan, modal manusia adalah
kapasitas penduduk dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara konvensional
modal manusia dipandang sebagai fungsi pendidikan dan pengalaman yang
merefleksikan pelatihan dan pembelajaran. Namun pada saat ini kesehatan (fisik
dan mental) menjadi bagian fundamental daripada modal manusia. Nilai modal
manusia juga ditentukan oleh faktor ekonomi, sosial, fisik, dan lingkungan
masyarakat. World Economic Forum (WEF, 2013) dalam publikasinya The Human
Capital Report, melaporkan usahanya dalam memberikan pandangan jangka
panjang dan holistik tentang seberapa baik suatu negara memanfaatkan sumber
daya manusianya dan membangun tenaga kerjanya yang dipersiapkan untuk
permintaan ekonomi yang kompetitif. Menurut WEF, modal manusia didasarkan
pada 4 pilar, yaitu: tiga pilar inti yang menentukan: pendidikan, kesehatan, dan

12
kesempatan kerja, ditambah faktor lain yaitu lingkungan yang membuat modal
manusia mempunyai nilai lebih tinggi.

Sesungguhnya, pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional


yang memuat unsur karakter, melalui UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, dimana
pada pasal 3, fungsi dan tujuan pendidikan nasional ditetapkan sebagai berikut:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Dari fungsi dan tujuan
pendidikan tersebut dapat disimak bahwa tujuan yang berkaitan dengan karakter
jauh lebih banyak dibandingkan dengan tujuan kognitif, seperti pembentukan
watak, martabat, kehidupan yang cerdas, beriman dan bertakwa, berahlak,
kreatif, dan mandiri. Kata-kata yang berkaitan dengan kecerdasan otak hanyalah
berilmu.

B. PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Investasi sangat dibutuhkan dalam rangka peningkatan ekonomi.


Investasi modal merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan
perekonomian. Investasi modal akan menunjang penambahan industri
sehingga akan meningkatkan output yang membutuhkan tambahan tenaga
kerja dalam proses produksinya sehingga dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Tenaga kerja yang berkualitas sangat menunjang peningkatan
produksi perusahaan sehingga output menjadi lebih besar atau lebih
produktif dan kesejahteraan tenaga kerja pun meningkat. Perusahaan
akan membayar tenaga kerja sesuai dengan produktivitasnya.Untuk menciptakan
tenaga kerja yang berkualitas maka sangat dibutuhkan adanya pendidikan dan
kesehatan. Pendidikan membuat sumber daya manusia menjadi lebih
terampil, lebih terlatih, dan lebih mampu sehingga menjadi lebih
berkualitas. Demikian halnya dengan kesehatan. Kesehatan fisik dan mental
akan menunjang produktivitas sumber daya manusia dalam bekerja. Dengan
pendidikan dan kesehatan yang baik maka akan tercipta suatu sumber daya
manusia yang lebih produktif.
Menurut Kumar (2006), modal manusia sangat berhubungan
dengan keterampilan dan pengetahuan yang terkandung pada manusia yang
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang akan berguna

13
dalam produksi barang, jasa dan pengembangan pengetahuan lebih lanjut. Oleh
karena itulah maka kunci utama dari modal manusia adalah pendidikan
dilengkapi oleh faktor lain diantaranya kesehatan, lingkungan kerja, dan
faktor lainnya.

Investasi pendidikan adalah semua bentuk pengeluaran dalam


rangka meningkatkan pendidikan masyarakat. Pendidikan masyarakat diukur dari
rata rata lama sekolah penduduk dalam suatu wilayah. Besarnya pengeluaran
pemerintah menjadi ukuran tentang seberapa besar perhatian pemerintah pada
usaha pengembangan kualitas SDM.Peningkatan pendidikan akan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, yang pada gilirannya merupakan motor
penggerak bagi pertumbuhan ekonomi.

Investasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu


daerah. Investasi dapat menyerap tenaga kerja dan juga dapat memberikan
pendapatan bagi daerah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung. Permodalan merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik
dapat dihasilkan maupun direproduksi. Pembentukan modal terjadi ketika
stok modal meningkat dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengadakan
akumulasi modal diperlukan pengorbanan dengan menyisihkan konsumi ke
tabunganUntuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat maka dapat
digunakan dari sisi ekonomi melalui tingkat pendapatan. Untuk melihat
tingkat pendapatan maka digunakan nilai dari Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB) pendekatan pendapatan perkapita atau pendapatan
perkapita. PDRB perkapita dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui
sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan dari berbagi kegiatan ekonomi
dapat dinikmati oleh tiap penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik, PDRB
pendekatan pendapatan adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh seluruh
faktor produksi yang ikut terlibat dalam proses produksi di suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun).Investasi modal
dapat berupa penanaman modal asing dan penanaman modal dalam
negeri.Pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan ditujukan
untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan menjadi tenaga
kerja yang produktif. Investasi modal digunakan untuk meningkatkan kegiatan
produksi dan penambahan lapangan kerja sehingga dapat meningkat pendapatan
masyarakat.Pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan memberikan
pengaruh positif secara signifikan terhadap perubahan pendapatan perkapita

14
masyarakat, begitu pula halnya dengan pengeluaran pemerintah di bidang
kesehatan. Sumber daya yang berkualitas akan bekerja dengan produktif dan
efisien sehingga menyebabkan produktifitasnya meningkat sehingga
pendapatannya akan meningkat.Investasi modal dalam negeri (PMDN)
memberikan pengaruh positif secara signifikan terhadap perubahan pendapatan
perkapita masyarakat, namun begitu investasi modal asing (PMA) tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh sektor yang digunakan, PMDN
cenderung bersifat padat karya sedangkan PMA cenderung bersifat padat
modal.Karena bersifat padat karya maka lebih banyak tenaga kerja yang
terserap akibat investasi tersebut.

C. Sepuluh Tesis Pendidikan Dikaitkan dengan Pembiayaan

Pada belahan dunia mana pun, pembangunan pendidikan langsung atau tiddal
langsung memoros pada pemikiran -pemikiran hipotetik, seperti berikut ini :

1. Perbaikan mutu proses dan produk pendidikan dan pembelajaran serta


pengembangan ilmu pengembangan, teknologi dan kebudayaan.
2. ciri utama beradab adalah berusaha memperoleh penndidikan secara
baik.
3. pendidikan maaksimal yang harus diterima penduduk adalah pendidikan
formal atau pendidikan luar sekolah yang berfungsi memberantas buta
huruf.
4. pembangunan pendidikan mempunyai kaitan erta dengan pertumbuhan
ekonomi.
5. pendidikan merupakan proses modernisasi pekerja
6. aspirasi masyarakat uuntuk memasuki pendidikan dan kemauan kemauan
pemerintah untuk membangun
7. pengembangan pendidikan di masa depan merupakan prasyarat upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
8. pembangunan pendidikan dan pembangunan ekonomi terdapat hubungan
yang saling terkait
9. pendidikan yang di capai seorang pekerja adalah prediktor
pendapatannya dalam pekerjaan

15
10. .negara GNP yang tidak memadai , anggara pendidikan tidak memadai
untuk melakukan usaha2 pembaruan.
D. Fungsi Produksi dan Luaran Ekonomi Pendidikan

konsep investasi modal dalam bentul SDM telah diterima dalam realistis
sejarah pertumbuhan ekonomi modren. Peran/ fungsi ekonomi dalam pendidikan
cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang peranan penting. Sebab ada
hal lain yang lebih menentukan hidup atau matinya dan maju mundurnya suatu
lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian dan
ketrampilan pengelola gurugurunya. Inilah yang merupakan kunci keberhasilan
suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya apabila pengelola dan guru-guru
atau dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya dan
memiliki keterampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya, memberi
kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya walaupun
dengan ekonomi yang tidak memadai. Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah
menunjang kelancaran proses pendidikan bukan merupakan modal yang
dikembangkan.

Dengan demikian peranan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal:


1. Pemenuhan keperluan pendidikan yang tak dapat dibuat sendiri seperti
prasarana dan sarana, media, alat peraga dan sebagainya. 2. Membiayai semua
perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon. Membayar jasa dari segala
kegiatan pendidikan. 3. Mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi,
seperti; belajar hidup hemat. 4. Memenuhi kebutuhan dasar para personalia
pendidikan. 5. Meningkatkan motivasi kerja. 6. Meningkatkan gairah kerja para
personalia pendidikan

E. Megukur tingkat keuntungan investasi modal SDM

Ketika para ekonomi megartikan alokasi biaya untuk program pendidikan


dan pelatihan sebagai investasi pada modal dalam bentuk SDM, mereka membuat
anologi antar pendidikan dan investasi yang secara tradisional di terapkan pada
fisik. Diluar kerangka analisis biaya keuntungan, di kenal pula analisis biaya
manfaat yang kerap kali dijadikan acuan untuk menentukan elternatif kebijakan
pendidikan dilihat dari perseptif ekonomi.

F. Tingkat keuntungan modal SBM dan modal fisik

16
Seperti telah dijelaskan di atas, tingkat keuntungan penanaman modal
dalam bentuk SDM pernah di survei oleh psacharopolos (1981). Hasil surveinya
membuktikan bahwa rata-rat tingkat keuntungan sosial dan pribadi dari
pendidikan dasar, menegah, dan tinggi dinegara-negara kurang berkembang,
berkembang, dan negara-negara maju adalah berbeda.

Kontrolversi itu mengundang kegunaan sebagian pakar. Horberger (1975)


melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan, manakah yang lebih penting
apakah investasi dalam bentuk SBM atau investasi dalam bentuk mesin-mesin?
Investasi pada manusia versus investasi pada mesin, agaknya menjadi kegunaan
sementara pakar. Perbandingan serba sekilas mengenai tingkat keuntungan modal
relatif ( investasi SDM dibandingkan dengan investasi fisik) antar negara-negara
berkembang dan negara-negara maju.

SDM yang bermutu makin dibutuhkan sejalan dengan kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi ( iptek) yang makin masif akhir-akhir ini. Mesivitas
kemajuan iptek itu antara lain ditandai oleh terjadinya pergeseran di mesin,
sosial, politik ,ekonomi, teknologi, dam kultural ( sosiopeteknokultural) dari era
agraris ke era industri dan informasi ( Regeluth dan garfinkle, 1994). Pada
sektor industri, perubahan itu terjadi dari industrialisasi berbasis sumber daya
alam dengan mengandalkan tenaga kerja kurang terampil ke industrialisasi
berbasis teknologi tinggi dengan SDM yang bermutu kecenderungan ini
berimplikasi pada perlunya aktualitas wacana perkembangan SDM dalam aneka
bentuk investasi. Menurut Harbison dan Myerss (1964) ada empat bentuk
investasi SDM yaitu:

 Pendidikan
 Pelatihan dalam jabatan
 Perbaikan gizi dan kesehatan
 pertumbuhan diri

BAB III

PILIHAN INVESTASI PENDIDIKAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN


TENAGA KERJA

Kemampuan atau profesional tenaga kerja merupakan masukan paling


penting bagi sebuah sistem perekonomian modern. Kemampuan kognitif di
perlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang menuntut daya berpikir yang kuat,

17
analitik, tajam, komprehensif, responsif, rumit, kalkulatif, rasional, dan
sebagainya. Ukuran potesi pekerja secara kognitif adalah hasil pengujian
mengenai tingkat kecerdasan, skor tes potensi akamedik(TPA), atau skor ujian
dalam memecahkan masalah-masalah yang sederhana hingga rumit.

Menurut ulric neisser (1997), sejak taun 1918 ketika perang dunia
pertama, amerika memperkenalkan penggunaan uji IQ anak-anak di amerika
serikat telah meningkat 24 poin dan kenaikan serupa juga tercatat di negara-
negara maju di seluruh dunia. Alasa kenaikan tersebut beragam baik tunggal
maupun karena faktor-faktor kumulatif dari tahun ke tahun.

1. Nutrisi yang cenderung makin membaik dari tahun ke tahun


2. Makin banyak anak yang dapat menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi
3. Munculnya permainan komputer ( computer games) merangsang daya
kongnitif anak-anak sejak usia dini
4. Permainan teka-teki (puzzle games) yang membantu anak mengusai
keterampilan-keterampilan nkeruangan atau spatial skilss.
5. Makin kecil jumlah anggota keluarga, yang umumnya berkolerasi dengan
lebih tingginya skor IQ pada anak-anak.
6. Kemajua teknologi informasi terutama media massa audio-visual yang
merangsang imajinasi dan mendorong penguasaan ksa kata yang lebih
banyak pada waktu yang lebih singkat.

Faktor penentu keberhasilan kerja

 4-25% IQ
 75-96% faktor non-IQ
Manusia

Dua kategori memori manusia:


 Positif secara emosional
 Negatif secara emosional
manuisia yang stabil secara emosional atauatau yang kurang atau tidak stabil
tampilanya tampak di permukaan. Orang-orang yang memiliki kecerdasaan
emosional tinggi. Setiap kali dia berinteraksi dengan pelangga atau penggunanya
langsungnya. Bersifat cermat, sopan, mengapresiasi, dan luar interaksi itu, dia
tetap bermartabat meskipun tampilnya seadaya.

18
Jika terdapat tingkat substitusi tinggi antara masukan yang berbeda,
tingkat iuaran yang sama dapat dicapai dengan kombinasi alternatif antara buruh
dan modal, buruh terlatih da tidak terlatih jika pekerja terdidik dapat memilih
jenis pekerjaan yaang dibanyar tinggi dan ada keharusan memberikan pelatihan
bagi pekerja yang kurang terdidik, hal ini lebih sulit diimplementasikan dan
dirasa kurang perlu untuk mengusahakan perkiraan jangka panjang kesulitan itu
muncul karena pola pelayanaan bergantung pada faktor yang lebih luas,termaksud
harga relatif. Sejak tahun 1960-an hingga sekarang, banyak negara menyusun
perkiraan kebutuhan tenaga kerja. Perkiraan kebutuhan tersebut sekaligus
menggambarkan jenis pendidikan dan pelatihan macam apa yang mampu memenuhi
kebutuhan versi angka proyek itu.

Faktor peyebab proyeksi kebutuhan tenaga kerja tidak reliabel:

 Data dan informasi kebutuhan tenaga kerja tidak akurat


 Ketidaktaaatasasan lembaga penyedia
 Banyak variabel dominan yang perpengaruh sejalan dengan dimensi waktu
 Reposisi berpikir peserta didik.

Tujuan utama perkiraan kebutuhan tenga kerja memang tidak secara ambisius
dapat dipenuhi secara konsisten. Makna sejatinya adalah memberi masukan bagi
perencanaan dan pelaksaan pendidikan dan pelatihan utuk memproyeksikan jenis
dan jenjang kemampuan dan keterampilan pada masa depan satu institusi
pendidikan dan pelatihan pun yang secarasepenuhnya akan mampu meyediaka
segala persyaratan yang dibutuhka oleh dunia kerja.Investasi dalam bidang
pendidikan bukan bukan untuk pendidikan itu sendiri, melainkan sebagai bagian
integral dari usaha penyiapan tenaa kerja untuk memasuki sektor ekonomi
produktif. Oleh karena itu, banyak pemerintahan negara serta pakar pendidikan
ketenaga kerja berusaha mengintegrasikan perencanaan tenaga kerja dengan
pilihan investasi pendidikan yang akan dibuat.

Istilah kebutuhan bermakna bahwa terdapat jumlah minimu tenaga kerja atau
buruh terlatih yang diperlukan untuk mencapai targetproduksi. Kebutuhan tenaga
kerja suatu negara atau daerah, idealnya dapat diproyeksikan untuk kurun waktu
tertentu secara relatif akurat. Namun demikian, mentusun perencanaan tenaga
kerja tidaklah mudah, kecuali kalau sistem informasi ketenagakerjaan sudah
tertata baik. Informasi ketenaga kerjaan dimaksud antara lain meliputi:

19
 Pendudukan dan tenaga kerja
 Kesempatan kerja
 Pelatihan kerja
 Produktivitas tenaga kerja
 Hubungan industrial
 Kondisi lingkungan kerja
 Pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja.

Kebijakan ketenagakerjaan dapat didekati dari sisi permintaan dan sisi


penawaran. Sisi permintaan elihat perekonomian dapat dikembangkan hingga
menyerapkan tambahan tenaga kerja, sedangkan sisi penawaran melihat
dinamika kependudukan yang terkait dengan dengan jumlah tenaga kerja yang
harus di tampung oleh lembaga perekonomian. Sejak tahun 1960-an, banyak
negara menyusun prakiraan kebutuhan tenaga kerja. Prakiraan tersebut juga
menggambarkan jenis diklat yang mampu memenuhi kebutuhan yang
diproyekskan. Perencanaan berasumsi bahwa terdapat sedikit fleksibilitas dalam
memprakirakan jumlah kebutuhan tenaga kerja.

 Setiap investasi di bidang pertanian sebesar 1 miliyar rupiah, secara rata-


rata mampu memberikan kesempatan kerja bagi 371.067 orang.
 Rerata 8.246 orang tenaga kerja disktor pertanian mampu menghasilkan
pendapatan sebesar 1 milyar rupiah

Salah satu cara meyusun prakiraan kebutuhan tenaga kerja adalah


menggabugkan kecakapan dengan rasio konstan antara pekerja berkualitas tinggi,
menegah, terlatih, dan tidak terlatih. Asumsi dasar dari metode perbandingan
internasional dalam penyusunan proyeksi kebutuhan tenaga kerja bahwa untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, negara terbelakang atau
berkembang harus meniru struktur ketenaga kerjaan negara yang berpendapatan
nasional lebih tinggi. Proyek MRP menggunakan target iuran untuk menyusun
proyeksi kebutuhan tenaga kerja dan jenis pendidikan yang akan di kembangkan
untuk memenuhi kebutuhan stiap sektor dan industri.

Asumsi yang menjadi dasar proyeksi kebutuhan tenaga kerja pu kebanyakan


pada pertumbuhan ekonomi semata sementara dinamika politik, fenomen
internasional, kemampuan keuangan negara, perubahan tata nilai kehidupan
generasi muda, dan sebagainya tidak hanya luput perhatian, melaikan memang
tidak mudah diestimasikan. Para perencana tenga kerja cenderung lebih

20
berkonsentrasi pada penentuan jumlah kebutuhan tenaga kerja dimasa depan
ketimbang pada dimensi relativitas tenaga kerja di masa depan ketimbang pada
dimensi relativitas dan dinamika kebutuhan tenaga kerja sejalan dengan laju
pertumbuhan atau kemunduran ekonomi. Pengalaman membuktikan bahwa
pembuatan keputusan tidak dapat membuat pandangan dan prakiraan yang benar-
benar raelitis mengenai proyeksi kebutuhan tenaga kerja dan metode ini
memberi lebih banyak memberika janji dari pada bukti.

Analisis proyek investasi pendidikn harus berdasarkan pada berbagai


indikator dan penaksiran kebutuhan tenaga kerja harus diikuti oleh pengujian
keuntungan yang akan diperoleh. Tesis ekonomi pendidikan mengatakan bahwa
korelasi. Positif atara endapatan pekerja dan tingkat pendidikan yang rendah
adakalanya mendapatkan upah lebih baik daripada pekerja dengan pendidikan
yang lebih tinggi, karena mereka unggul dalam bidang pengalaman. Ini disebabkan
para pengusaha sering kali lebih mengapresiasi. Orang-orang yang berpengalaman
ketimbang mereka yang berpendidikan.

BAB IV

RELIABILITAS PERENCANAAN TENAGA KERJA DAN STUDI

PENELUSURAN

Perencanaan pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah usaha sistematis

untuk mendesain program menurut jenis dan jenjang pendidikan sebagai usaha

untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada masa datang termasuk dalam

skema ini adalah perencanaan jenis pelatihan tenaga kerja, yang umumnya

dilakukan untuk memenuhi target-target jangka pendek. Perencaan pendidikan

dan pelatihan dapat dirumuskan untuk perspektif jangan pendek, jangka

menengah dan jangka panjang. Memprakirakn permintaan tenaga kerja yang

dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus proyeksi, Ketika proyeksi disusun,

persoalan yang diahadapi bukan hanya masalah bagaimana tingkat reliabilitas

proyeksi itu, melainkan apakah seluruh pemikiran perencana pendidikan dan unit-

21
unit terkait tercurah pada upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang telah

diproyeksikan itu.

Idealnya setiap lulusan sekolah atau perguruan tinggi dapat diserap oleh

pasar kerja, khususnya bagi lulusan yang menganggap pendidikan sebagai

produksi untuk mendapatkan pekerjaan dan memperoleh nilai ekonomi alias

pendidikan yang diperolehnya. Di sinilah letaknya esensi data penelusuran alumni

(tracer study of alumni), dan hal ini setidaknya sesekali pernah dilakukan. Studi

penelusuran sesungguhnya lebih luas lingkupnya daripada sekedar mengetahui

tempat lulusan berada dan bidang pekerjaannya.

BAB V

MODAL INTELEKTUAL DAN KEUNTUNGAN INVESTASI


PENDIDIKAN

Modal intelektual adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak semua


pengetahuan termasuk modal intelektual. Dengan demikian, cakupan modal
intelektual adalah lebih sempit dari pengetahuan. Selain itu, pengetahuan tidak
sama dengan ilmu pengetahuan (science). Untuk menguasai ilmu pengetahuan pada
umumnya diperlukan gelar sarjana sedangkan untuk menguasai pengetahuan tidak
perlu gelar sarjana. Modal intelektual adalah bagian dari pengetahuan yang dapat
memberi manfaat bagi perusahaan. Manfaat di sini berarti bahwa pengetahuan
tersebut mampu menyumbangkan sesuatu atau memberikan kontribusi yang dapat
memberi nilai tambah dan kegunaaan yang berbeda bagi perusahaan. Berbeda
berarti pengetahuan tersebut merupakan salah satu faktor identifikasi yang
membedakan suatu perusahaaan dengan perusahaaan yang lain.

A Kelahiran Pasar dan Produk Baru

 Peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi kekinian, Terutama sejak tahun

1980-an telah mengubah fenomena dunia menjadi sebuah pasar global. aneka

pertumbuhan kebutuhan telah merangsang pengalokasian dana untuk keperluan

pendidikan pelatihan badan penelitian dan pengembangan. kemunculan pelaku

22
ekonomi baru yang makin kompetitif telah mendorong inovasi kreativitas,

sistem kerja yang efektif dan efisien kemampuan berkompetisi, dan filosofi

baru dalam bekerja. di tengah-tengah ketidak sempurnaan bersaing, banyak

warga negara di negara-negara terbelakang dan sedang berkembang

cenderung makin tampak pada sumber daya alam yang jauh dari mencukupi.

bahkan kawasan daerah aliran sungai, kawasan cagar alam, dan cagar budaya

pun ikut terlibat. bersamaan dengan itu, alokasi dana untuk investasi di bidang

pengembangan sumber daya manusia nyaris tidak pernah di nomor Satukan

sehingga masyarakat di negara-negara terbelakang dan sedang berkembang ini

sangat jauh dari keunggulan untuk bersaing.

B. Integrasi Ekonomi dan Fragmentasi Politik

Secara makro dari perspektif telah akualitatif akademik, Selayaknya kita

bertanya mengenai fenomena dominan yang akan terjadi pada era globalisasi. 

menurut Daniel Bell tahun 1978 kehidupan era globalisasi abad ke-21 ditandai

oleh dua ranah kecenderungan besar yang bertentangan.  

1. kecenderungan untuk berintegrasi atau bersinergi dalam kehidupan

ekonomi

2.  kecenderungan untuk terpecah belah atau ter fragmentasi dalam

kehidupan politik

fragmentasi secara politik ini telah terjadi di bekas negara Yugoslavia

bekas wilayah Uni Soviet dan beberapa negara Afrika , Belgia, Spanyol, dan

lain-lain, bahkan di Indonesia. kecenderungan terfragmentasi secara politik

setidaknya disebabkan oleh empat hal yaitu perbedaan  bahasa, pengalaman

sejarah, etnisitas, dan agama . Pada kawasan terfermentasi secara politik,

terutama di situs-situs  konflik tragedi kemanusiaan amat mengerikan dan

23
proses pemanusiaan mengalami kemandegan di samping kenelangsaan secara

ekonomi.

C.Norma Pendidikan menuju Masyarakat Ekonomi Pasar

Tujuan-tujuan di atas dan sejalan dengan perkembangan Iptek dan

kemajuan masyarakat yang terus berubah menyebabkan terjadinya sejumlah

pergeseran norma kemasyarakatan termasuk pergeseran perilaku 

kemasyarakatan dalam kinerja masyarakat pendidikan.

transformasi pembelajaran era kompetisi ekonomi

lama baru
berpusat pada dosen berpusat pada mahasiswa
dosen sebagai penjual dan sumber dosen sebagai fasiliator

pengetahuan
mahasiswa pasif mahasiswa aktif
Kerja Individual Kerja tim/ kolaborasi

Homogenitas materi ajar Difersifikasi materi bahan ajar


materi statis materi dinamis
pelajaran diruang abstrak pelajaran diruang konteks
perolehan keterampilan dasar pemrolehan kompetisi pemecahan

masalah
pengembangan sikap berbasis pengembangan sikkao berbasis

bahan ajar belajar sepanjang hayat

D. Modal intelektual dan komunikasi akademik

  pendidikan persekolahan Institut pendidikan tinggi tidak akan luput dari

landaan globalisasi ini, terutama dalam kapasitasnya menyiapkan sumber daya

24
manusia yang bermutu tahun-tahun terakhir ini, dinamika perubahan yang

terjadi di universitas menunjukkan bahwa kita Tengah memasuki agenda kerja

yang lain dari sebelumnya, berupa era baru perguruan tinggi pelaksana sebuah 

Akademi yang tumbuh pada abad otomasi. 

E. Dimensi Material Manusia

sumber daya manusia yang lebih baik ketimbang periode sebelumnya


masyarakat masa depan dalam sebuah atau banyak faktor kompetisi secara
ketat. Sebuah kompetisi antar 2 kelompok akan berakhir sama-sama menang jika
satu sama lain berkekuatan sama. ketika kelompok kaya berkompetisi dengan
kelompok miskin pasti ada kelompok yang kalah. kemiskinan ekonomi hanya satu
kata saja dari problema yang kita hadapi. dengan membedakan antara dimensi
material dan dimesin dimensi batin manusia dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori. pertama Manusia yang kaya materi, kaya batin atau Nurani. kedua,
Manusia yang kaya materi, miskin batin atau Nurani. ketiga, manusia yang miskin
materi kayak batin atau Nurani. keempat, manusia modern secara materi dan
batin atau Nurani. kelima, manusia yang miskin materi miskin pola batin dan
nuraninya.

F.  Kemiskinan  Nirmateri

 Pada multi tataran perilaku sosial dan kemanusiaan, sebagian bangsa

kita benar-benar miskin secara materi atau non material ditandai oleh perilaku

mennormalitas atau  sebaliknya menormalkan abnormalitas. beberapa contoh

diantaranya pertama telah muncul standar ganda pada berbagai lapisan

masyarakat misalnya kita lihat dalam pemberantasan korupsi Disiplin kerja

pesan-pesan bernuansa agamis, seruan berperilaku secara moral,

kebersamaan, penegakan hukum kesetaraan gender, pembaruan, perilaku

berbungkus semangat kerakyatan, dan sebagainya.

 kedua, pada tataran pendidikan dan pembelajaran, terjadi pencungkil

balikan edukasi dan akademik, nilai oleh siswa dan mahasiswa, kebiasaan anak

didik dan mahasiswa untuk sekedar mendapatkan ijazah, dosen yang membuat

25
skripsi untuk mahasiswanya dengan bonus khusus, guru dan dosen yang tidak

mau dikritik secara akademik oleh siswa atau mahasiswa nya. ketiga jungkir

balikan atas makna nilai-nilai sejati hak-hak asasi seakan-akan identik dengan

hak pribadi secara tidak peduli dengan hak orang lain keempat, ketertiban

umum yang makan tidak terbentuk baik di pasar-pasar, Jalan Raya, objek

rekreasi, tempat-tempat fasilitas umum dan sebagainya kelima,

ketidakpedulian elit kekuasaan dan elit politik atas kepentingan rakyat,

ditandai tampilan mereka sebagai Pangreh atau bukan pamong praja ke enam,

etos kerja pamongpraja yang masih relatif rendah  ketujuh perampokan

penumpasan, pencurian merajarela yang menyebabkan suasana hidup menjadi

benar-benar tidak nyaman kedelapan banyak media massa yang mengemas

pesan-pesan secara sesuka hati, tidak tahu waktu, menelanjangi terjadi orang

lain dan sebagainya, inilah sebagian sosok wajah suram dan faktor kemiskinan

Senin materi masyarakat kita yang menuntut kita untuk dalam waktu cukup

lama berkontemplasi dalam kerangka menemukan kesejatian. dalam banyak

kasus perilaku kehidupan dan penghidupan kemiskinan ini materi tidak lebih

baik dibandingkan dengan kemiskinan.

G. Arah Kebijakan Dan Biaya Investasi Sumber Daya Manusia

Pendidikan kita harus mampu merespon tuntutan globalisasi sehingga

harus dengan arah yang benar pendidikan Tidak hanya dimaksudkan untuk

mendongkrak kemampuan ekonomi individu dan masyarakat, melainkan juga

untuk memerangi kemiskinan jiwa atau kemiskinan liar materi Seperti telah

dijelaskan di muka arah pembangunan pendidikan di suatu negara banyak

dipandu oleh negara meskipun pengelolaannya makin cenderung bersifat

desentralisasimerujuk pada program pembangunan nasional dan garis-garis

besar haluan negara dari waktu kewaktu arah pembangunan pendidikan di

26
Indonesia disajikan sebagai berikut ini: pertama mengupayakan perluasan dan

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi

seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang

berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan yang berarti 

kedua, meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta

meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga

pendidik mampu berfungsi secara optimal ketika melakukan pembaruan sistem

pendidikan, termasuk pembaruan kurikulum berupa diversifikasi kurikulum

untuk melayani keberagaman peserta didik penyusunan kurikulum yang berlaku

nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat memberdayakan

pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai

sikap dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat

yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai melakukan

pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip

desentralisasi otonomi keilmuan dan manajemen  mengembangkan kualitas

sumber daya manusia sedini mungkin Secara terarah terpadu dan menyeluruh

melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa

agar generasi muda dapat berkembang disertai hak dukungan dan lingkungan

sesuai dengan potensinya arah kebijakan pendidikan di Indonesia seperti

tersaji diatas akan menjadi acuan dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan

nasional pada umumnya, tujuan pendidikan persekolahan adalah menyiapkan

anak didik memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan terjun ke sektor

produktif di masyarakat.

 H. formula evaluasi sistematik pendidikan

 Ekonomi yang muncul dari dalam diri lulusan merupakan fenomena

universal kemampuan, keterampilan, sikap, nilai, emosi dan spirit yang

diperoleh anak didik selama menempuh pendidikan adalah sasaran antara.

27
tujuan yang lebih sejati adalah berupaya agar dengan semua itu, mereka dapat

hidup secara layak. hubungan antara pendidikan dan akses untuk memasuki

lapangan kerja dapat dijelaskan secara ilmiah Meskipun tidak selalu dapat

menggambarkan kepastian dengan kata lain, penjelasan atau prediksi mengenai

kaitan antara pendidikan dan lapangan kerja, khususnya dilihat dari

pendekatan kuantitatif, sangat mungkin hanya berlaku atas dasar asumsi

tertentu. para ekonom pendidikan yang banyak mendiskusikan penyediaan

tenaga terpelajar dan usaha-usaha yang telah ditempuh untuk menjelaskan

dan memperkirakan penyediaan Bursa Tenaga Kerja termasuk cara mengelola

lulusan institusi pendidikan yang menganggur. 

BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEBAGAI PEMBENTUKAN MODAL

MANUSIA

A.Pendidikan Dan Pengembangan Abilitas Manusia

Manusia sejati adalah orang-orang yang memiliki kualitas tinggi secara fisik,
intelektual, dan nurani.Kesejatian diri sebagai manusia itu bernilai social,
ekonomi, politik, dan kebudayaan pada umumnya.Setidaknya, ada dua ranah bagi
manusia untuk menjadi berkualitas.

1. Kualitas pribadi yang didapat karena factor-faktor yang bersumber dari

bakat bawaan.

2. Kualitas pribadi yang didapat melalui proses pembelajaran

Gardner (1983) memetakan abilitas manusia (human abilities) ke dalam tujuh

kategori komprehensif yang disebut dengan multiple intelligence atau

kecerdasan multiple. Potensi abilitas manusia dimaksud disajikan berikut ini:

1. Kecerdasan verbal linguistic

28
2. Kecerdasan matematis-logis

3. Kecerdasan spasial atau keruangan

4. Kecerdasan jasmani-kinestetik

5. Kecerdasan musical

6. Kecerdasan interpersonal

7. Kecerdasan intrapersonal

Kualitas pribadi yang diperoleh melalui proses pembelajaran disebut juga

sebagai kualitas yang bersumber dari rangsangan-rangsangan eksternal.

Perolehan kualitas pribadi dari rangsangan-rangsangan eksternal ini terdiri

dari beberapa subranah (taxanomy), yaitu:

1. Peniruan kreatif

2. Pengondisian hingga menjadi kebiasaan

3. Pelatihan dalam waktu cukup lama

4. Pemodifikasian perilaku hingga mencapai titik perilaku tugas

5. Proses beradaptasi dengan lingkungan

6. Penyiasatan perilaku tugas, dan lain-lain

B.Manusia Memiliki Kesamaan Secara Genetik

Kualitas pribadi yang bernilai ekonomi didapat dan dikembangkan melalui

pendidikan, pelatihan, atau pengondisian.Dengan begitu, berarti pendidikan dan

pelatihan adalah sumber utama pembentukan keterampilan yang dapat dipelajari

atau dilatihkan, mulai orientasi hingga bernilai ekonomi tinggi.

Perbedaan yang mencolok dari tingkat kemampuan antara orang-orang cina

dan orang-orang Amerika atau jepang dan orang-orang Indonesia, secara

29
hipotetik dipandang lebih sebagai produk dari perolehan kemampuan yang

bersumber dari rangsangan-rangsanganeksternal dan kultural ketimbang factor

genetis.

David H.Maister (1998) mengemukakan serial daftar manfaat yang dapat

diperoleh dengan kehadiran tenaga professional yaitu:

1. Staf yang termotivasi untuk bekerja secara produktif

2. Produk kerja dengan kualitas tinggi

3. Staf yang lebih terampil dan lebih terbimbing dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya.

4. Berkurangnya pemborosan waktu

5. Berkurangnya “penghapusan” pekerjaan yang tidak produktif yang tidak

memungkinkan menerima pembayaran.

6. Kemampuan lebih besar untuk mendelegasikan karena staf akan lebih

terbimbing

7. Meluangkan waktu bagi mitra untuk mendelegasikan karena staf akan lebih

terbimbing

8. Meluangkan waktu bagi mitra untuk mengarahkan focus pada kegiatan-

kegiatan dengan nilai tambah tinggi

9. Klien-klien akan memerhatikan pelayanan yang lebih baik, kerja tim lebih

besar, dan motivasi lebih besar.

C.Etos Manusia Berkualitas Sebagai Modal Utama

Manusia berkualitas merupakan modal terpenting dalam tatanan

perekonomian modern. Bahkan di dunia kehidupan yang masih subsistem pun, jika

petani mampu mengolah lahannya secara baik, meskipu dengan cara-cara

tradisional, setiap jengkal lahan akan menghasilkan produksi yang jauh lebih baik

ketimbang yang diolah secara tahap konsep dan asal-asalan.

30
Ketika manusia berkualitas diposisikan sebagai modal utama, ada lima

analisis permasalahan yang perlu dipikirkan.

Pertama,penting untuk memanfaatkan semua konsep modal yang bersifat inklusif.

Kedua, nilai setiap bentuk keuntungan dapat diperbesar sejalan dengan arus

pendapatan.Ketiga, karena kesempatan investasi berubah akibat pertumbuhan

ekonomi dan kontiitus kegiatan, terjadi keseimbangan prospek keuntungan umum

dan pribadi.Keempat, setiap bentuk modal pada esensinya seperti dua sisi mata

uang yang sulit dipilah. Kelima, asumsi bahwa tiap-tiap jenis modal dalam makna

yang masing-masingnya sama posisi dan sumbangsih akan menjadi bencana bagi

teori modal.

Pandangan umum dan pemikiran paling awam tentang modal sering kali

dibatasi oleh hal-hal yang bersifat materi. Modal fisik bagaimanapun hanya

sebagian kecil dari total persediaan modal di Negara-negara yang pendapatan

perkapintanya tinggi. Modal terbesarnya justru yang bersifat abstrak.Secara

fisik manusia adalah modal konkret. Akan tetapi kemmapuan,keterampilan,

motivasi, etos kerja, ketahanan fisik hanya dapat dilihat pada titik-titik ketika

mereka memberikan layanan.

Secara umum, persediaan modal kualitas manusia bertambah pada tingkat

yang lebih tinggi daripada modal fisik.Modal manusia yang dimaksudkan disini ada

yang bersifat langsung dan ada pula yang bersifat intermedisi.Modal manusia

bisa bersifat langsung jika energy, kemampuan, dan keterampilan, yang

dimilikinya terkait langsung dengan iuran yang dihasilkan, misalnya berupa barang

konsumsi.

D.Tesis Modal Kualitas Manusia

Menurut Schultz (1963), bentuk modal kualitas manusia yang dibentuk

melalui pendidikan menjadi agenda penelitian dari sejumlah ekonom. Para peneliti

31
dan ahli pedidikan pun sering melakuka riset eksperimental untuk mengetahui

apakah aplikasi model pembelajaran dan pelatihan tertentu berdampak secara

positif dan signifikan terhadap mutu hasil belajar.

Dalam kaitannya dengan modal kualitas manusia, Psacharopoulos (1987)

merumuskan beberapa tesis yang perlu diperhatikan.

1. Persediaan modal kualitas manusia adalah milik sah dan menempel kuat

pada individu, tidak dapat dijual ataupun diberikan kepada orang lain.

2. Untuk memanfaatkan modal kualitas manusia, seseorang atau individu

harus melaksankannya sendiri.

3. Kurun waktu utilitas dari nilai modal kualitas manusia secara individual

tidak dapat melampaui batas hidupnya.

4. Dalam memperoleh modal kualitas manusia, setiap individu harus

menginvestasikan waktu dan energinya bersama dengan sumber-sumber

lain

5. Akan lebih efesien untuk menginvestasikan modal kualitas manusia di

waktu muda, karena nilai waktu yang lebih rendah jika dibandingkan ketika

individu itu dewasa pada saat ada banyak waktu untuk memanfaatkan

modal kualitas manusia yang diperoleh.

6. Modal kualitas manusia akan turun nilainya setelah beberapa waktu seperti

halnya modal fisik.

7. Wanita, untuk alasan tertentu, menginvestasikan modal kualitas manusia

dalam bentuk yang berbeda dari laki-laki.

E.Pendidikan Dan Citra Mutu Lulusan

Sebagian pengamat pendidikan di Amerika mengatakan bahwa pendidikan

di negeri ini dikendalikan oleh kombinasi atura politik yang berbeda bergantung

pada aturan main pada tingkat kota, Negara bagian, dan federal. Pengawas umum,

32
guru, siswa, dan orang tua adakalanya hanya menjadi tidak lebih dari sebuah

bidak catur.Hasilnya, kualitas sekolah menjadi buruk.

Penelitian Hardy (1974) berdasarkan pada data dari 295 institusi

pendidikan jenjang bachelor (setingkat sarjana Indonesia) yang menjadi asal bagi

100 atau lebih kondidat doctor di tahun 1920 sampai 1961, 20% mahasiswa yang

paling produktif adalah mereka yang berasal dari perguruan tinggi kecil, bukan

Harvard atau Yale yang termasuk dalam 50 institusi yang menduduki posisi

puncak, baik nama maupunjumlah mahasiswa versi Hardy.

Pendidikan tidak dapat dihindarkan dari deraan keterbelakangan ini,

karena kemmapuan ekonomi suatu Negara akan berdampak pada pembangunan

pendidikan, termasuk komitemen untuk itu. Institusi pendidikan milik pemerintah

dan swasta harus berhubungan dengan mereka.Karena itu, dalam merespons

kesempatan belajar, orang tua dan siswa bukanlah robot, melainkan manusia

alternative. Mereka sesungguhnya adalah agen ekonomi yang harus diberi

insentif(bea siswa, pengurangan beban uang sekolah, dan lain-lain) dan

penghargaan yang pantas, utamanya bagi lulusan yang berprestasi.

F.Pengetahuan Asli Dan Kontinuasi Investasi Sdm

Pengalaman merupakan factor penting dalam sejarah hidup manusia,

termasuk dalam kerangka usaha pada sector ekonomi. Diperkampungan

tradisional, kebanyakan masyarakat mengandalakan pengetahuan asli untuk

menentukan areal dan jenis tetanaman yang akan ditanam.

Di Negara maju dan dibelahan bumi mana pun juga, pendidikan formal bagi

anak-anak dan generasi muda memakan waktu jauh lebih lama dari pada waktu

yang diperlukan untuk membangun rancangan sebuah kompleks industry yang

canggih.Di sini, Khasanah berpikir kita harus didudukkan pada tiga perpektif.

Ketiga perspektif menurut Schulz (1980):

33
a. Dimensi waktu dari biaya dan keuntungan

b. Keterbatasan institusi tertentu yang merugikan efisiensi investasi orang

lain

c. Pilihan yang mungkin dibuat untuk meningkatkan investasi

Persoalannya adalah dimana-mana banyak orang yang dipaksa merasa puas

dengan sumber-sumber yang kurang.Masyarakat pendidikan di Indonesia,

khususnya guru-guru yang mengajar di lembaga persekolahan, telah lama

menerima realitas bahwa mereka harus bekerja dengan fasilitas yang serba

minim dan ketinggalan zaman, serta tidak dapat mengaktualkan diri karena

dikekang oleh perilaku birokrasi.

G.Inovasi Multiteknologi Dan Taksonomi Mentalitas Baru

klub Budapest (The Club Of Budapest), yang diketahui Irvin Laszlo telah

menyusun sebuah laporan yang isinya bermaksud menggabungkan kekuatan

organisasi perserikatan bangsa-bangsa bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan

kebuadayaan (Unesco) dan organisasi pendidikan berorientasi secara global untuk

mengembangkan materi pendidikan dengan memasukkan elemen-elemen penting.

Institusi pendidikan, mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi menurut

jenisnya, berikut komunitas pelajar yang ada didalamnya harus melakukan aksi-

aksi inovatif bagi kemajuan intelektual, afeksi, keterampilan, emosi, dan spiritual

umat manusia.

Pertama, di bidang bioteknologi yang telah mendongkrak besaran pasokan

bahan pangan, memperluas rentang kehidupan, dan memberi obat mujarab bagi

penyakit yang banyak menyerang umat manusia.

34
Kedua, di bidang informasi dan telekomunikasi, berikut perangkat

teknologinya, telah mendorong jarak antarbenua menjadi teramat nisbi dan

distribusi dan pengetahuan menjadi supercepat ke seluruh penjuru dunia.

Ketiga, lebih spesifik lagi, inovasi di bidang mikroelektronika telah

membuka jalan bebas hambatan bagi arus informasi telah dapat diakses melalui

ujung-ujung jari pada tombol-tombol computer secara sangat cepat, bahkan oleh

manusia yang belum dewasa sekalipun.

Keempat, kehadiran teknologi dan teknologi informasi telah membuka

peluang bagi orang untuk bekerja pada waktu singkat dengan tingkat

produktivitas yang lebih tinggi, atau waktu kerja tetap dengan produktivitas

yang berlipat.

Kelima, prasaran jalan, fasilitas transportasi laut, sungai, antarpulau, dan

transportasi udara telah mengundang mobilitas penduduk ekstra tinggi dan

masivitas wisatawan.

Keenam, kemajuan-kemajuan lain, misalnya di bidang energy atom,

teknologi energy yang menentang prinsip gravitasi, teknologi di bdang kesehtan,

penjelajahan ruang angkasa, semua ini menggambarkan bahwa pengetahuan umat

manusia telah menjadi kekuatan paling dahsyat dalam mengubah wajah dunia.

H.Kemerosotan Ekonomi Dan Pengangguran

Dalam konteks usia biologis manusia, sungguhnya kematian itu rahasia

Tuhan, menjadi kurang nalar jika usia manusia ditakar dengan rerata dua kali usia

harapan hidup. Tugas kita adalah memberi asuhan pada anak, meningkatkan

kesehatan dan memberi layanan pendidikan yang kesemuanya memakan waktu

bertahun-tahun.

35
Sebagai warga Negara yang memiliki hak, mungkinkah mengidentifikasi dan

membedakan keuntungan pribadi saat mereka berinvestasi?Ada beberapa

pertanyaan yang timbul dalam membuat alternative. Merujuk pada pengalaman di

Amerika Serikat, menurut Schultz (1980), ada lima alternative yang

berhubungan dengan masalah ini:

1. Generasi muda disarankan untuk merencanakan penambahan modal kualitas

manusia mereka, dengan memandang jauh kedepan, sehingga lembaga

ekonomi akan menghargai mereka karena investasi itu.

2. Memungkinkan untuk merevitalisasi pendidikan dasar dan menengah di

kota besar, merupakan tugas yang sesungguhnya sudah terlambat. Kunci

tugas ini adalah memperkecil intervensi yang berlebihan dari pemerintahan

federal, pemerintah Negara bagian, dan politik pada setiap kota besar.

3. Penyediaan guru yang berkualitas dalam jumlah yang banyak

4. Peraturan dan investasi pemerintah federal masuk ke universitas di

Amerika Serikat harus dikurangi.

5. Skema ekonomi dan dorongan investasi di bidang pendidikan menuntut

perlu dipertimbangkan untuk mereposisi keadaan yang salah selama ini

menjadi penekanan pada kompetisi pribadi dan umum.

I.Pelatihan Dalam Jabatan Sebagai Investasi

Elemen-elemen yang terpaut dalam proses pelatihan dikombinasikan

dengan berbagai cara yang diarahkan untuk menciptakan kondisi pengembangan

professional dalam irama masa depan yang baik atas dasar gaya-gaya, penguasaan

materi, atau pendekatan-pendekata baru.

Komponen pelatihan yang berjalan secara padu akan menciptakan tenaga

yang lebih besar daripada komponen itu berjalan sendiri-sendiri.

Komponen pelatihan tersebut mencakup:

36
1. Penyajian teori

2. Peragaan atau pendemonstrasian keterampilan atau model

3. Praktik yang disimulasikan dan setting kelas

4. Umpan balik terstruktur

5. Umpan balik open-ended

6. Pembekalan untuk aplikasi atau rencana tidak lanjut.

BAB VII

PENDIDIKAN SEBAGAI INDUTRI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

MANUSIA

Institusi pendidikan dengan segala komunitas yang ada di dalamnya perlu

melakukan reformasi diri untuk menjawab tekanan dunia kerja yang semakin

selektif dalam menerima jumlah dan jenis lulusan yang mereka bolehkan.

Pedidikan sudah menjelma sebagai industry karena membutuhkan modal finansial

yang amat besar dan membutuhkan instrument teknologi. Untuk itu, sekolah

harus diorganisasikan secara efektif dan efisien sehingga taut dan padan dengan

strategi pasar. Pendidikan persekolahan merupakan pranta sosial yang

menawarkan jasa layanan yang bersifat intelektual, afeksi, psikomotorik,

emosional bahkan spiritual.

7. Perolehan pendidikan dan pelatihan merupakan funsi pendapatan jika

perolehan itu memiliki tautas dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh

dunia kerja. Jika perolehan pendidikan dan pekatihan itu tidak memiliki

tautan langsung dengan kebutuhan persyaratan kerja, sifatnya sebagai

sasaran antara atau instrument awal untuk masuk ke dalam sebuah

sistem. Tidak ada satupun sistem pendidikan formal pun yang mampu

menyediakan segala kebutuhan dan persyaratan yang dituntut oleh

dunia kerja. Oleh karena itu, ketika ijazah sarjana menjadi persyaratan

37
untuk mengisi formasi pekerjaan tertentu, sangat besar kemungkinan

bahwa ijazah itu hanyalah instrument awal.

BAB VIII

INDUSTRI PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN PENGETAHUAN

Aktivitas-aktivitas industry pengetahuan dan pekerjaan pengetahuan

dimaksudkan antara lain untuk mempertajam, memperkaya, menjelaskan,

menyarankan, menghibur serta menambah pemahaman manusia mengenai alam

dan fenomena kemasyarakatan. Juga untuk meningkatkan efisiensi kerja,

mendongkrak kinerja proses produksi atau untuk memenuhi tujuan lain sehingga

inilah yang disebuat dengan industry pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan

teknologi sebagai perwujudan real industry dan pekerjaan pengeathuan perlu

dimiliki oleh bangsa-bangsa yang bermukim di negara manapun, teruatama pada

negara yang keadaan ekonominya melangsa karena minus persediaan pengetahuan

umum, penguasaan teknologi, termasuk pengetahuan pada sector ekonomi.

Kepemilikan pengetahuan oleh suatu bangsa tidak hanya mencerminkan peradaban

umum mereka, melainkan juga menjadi petunjuk kemajuan peradaban bangsa

tersebut secara ekonomi. Oleh karena itu, penelitian di bidang industry

pengetahuan dan pekerjaan pengetahuan harus siperluas hingga menjangkan

macam-macam pengetahuan fungsional dan prospektif yang meskipun menguras

biaya harus dapat diatasi sendiri karena penanam modal diharapkan dapat

memperoleh balikan dalam bentuk uang.

BAB IX

BEBERAPA PERSPEKTIF EKUITAS PENDIDIKAN

Ekuitas atau keadilan pendidikan termasuk dalam skema pemerataan

kesempatan. Pemerataan kesempatan pendidikan menggamit dimensi aksesbilitas

38
pendidikan dan ekuitas atau keadilan pendidikan itu sendiri. Secara prinsip,

keadilan pendidikan bermakna bahwa setiap warga negara berhak untuk

mendapatkan pendidikan yang layak. Pemerintah harus memiliki dua kepedulian

utama untuk mencapai tingkat ekuitas dalam pendidikan. Pertama, untuk

menggaransi bahwa setiap orang dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Peroleh

yang didapat oleh anak didik yang menamatkan pendidikan dasar merupakan

kompetensi dasar yang ahrus ada agar berfungsi secara efektif di masyarakat.

Berbekal keterampilan dasar untuk hidup, lulusan pendidikan dasar diharapkan

dapat melakukakn aktivitas ekonomi. Kedua, untuk menjamin siswa-siswa yang

potensial tidak tehalang aksesnya pada pendidikan karena mereka miskin, wanita,

dari etnis, bermukim di wilayah terpencil secara geografis atau memiliki

kebutuhan-kebutuhan khusus dilihat dari perpektif pendidikan.

Ada dua kebijakan pemerintah untuk mewujudkan ekuitas pendidikan

dasar. Pertama, membuka peluang luas bagi anak untuk diterima lembaga secara

adil, yaitu dengan menghilangkan bias gender, status sosial-ekonomi dan

keterisolasian geografis. Kedua, penyediaan anggaran yang mencukupi bagi

inisiatif keadilan dengan ukuran-ukuran khusus secara material pendidikan,

sehingga peserta didik dapat mencapai perolehan pembelajaran yang diperlukan

untuk secara katif berperan pada sistem sosial dan kelembagaan ekonomi.Dalam

skema Bank Dunia, kebijakan ekuitas pendidikan melibatkan beberapa faktor

dominan yaitu ukuran-ukuran finansial, ukuran-ukuran khusus, remaja putri

sebagai target utama, diversitas bahasa dan kelompok-kelompok lain yang tidak

diuntungkan. Tiga jenis keadilan dam pendidikan yaitu keadilan secara vertical,

horizontal dan terintegrasi

BAB X

39
EKONOMI WANITA BERPENDIDIKAN, DISPARITAS DAN

PRODUKTIVITAS KERJA

Kemampuan mengakses sumbeer-sumber ekonomi dan tindakan-tindakan

produktif oleh wanita pada banyak kasus tidak kalah dengan kaum pria, bahkan

melebihinya. Persoalan yang muncul pada kaum wanita justru lebih banyak tempat

mengalami bias gender secara edukasional.karena akses pendidikan bagi kaum

pria cenderung lebih besar ketimbang wanita. Wanita terdidik, tidak selalu

diidentifikasi sebagai derajat yang diperoleh melalui pendidikan formal ternyata

mampu beremansipasi bahkan melebihi batas-batas kapasitas pria. Sudah saatnya

kaum wanita berpacu dan dipacu untuk memperoleh pendidikan setara dalam

jumlah dan mutu dengan pria. Hasil penelitian menunjukkan di UK, rasio

pendapatan wanitas sarjana dengan pekerja adalah 2,6 sedangkan pria hanya 2,3.

Di Amerika wanita yang menyelesaikan pendidikan lebih tinggi memperoleh

pendapatan rata-rata 40% lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan pria.

BAB XI

PENGANGGURAN, MASA TUNGGU, DAN PENGUATAN POSISI


PENDIDIKAN

Mutu Pendidikan Dan Pengangguran Lulusan

Umumnya pengangguran telah meningkat dan terkonsentrasi pada


kelompok muda dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Survei tentang
pengangguran di bawah umur di negara-negara berkembang menunjukkan pada

40
wilayah perkotaan jumlah pengangguran lebih besar daripada wilayah pedesaan
dan lebih serius pada wanita daripada pria pada kelompok umur 15 sampai 27
tahun dibandingkan kelompok umur yang lain dan lebih terpelajar paling tidak
lulus SLTP ke atas.

Hubungan antara pengangguran dan pendidikan di negara-negara maju


tampaknya merupakan hubungan yang negatif berbeda dengan Negara
berkembang . Kajian Casson ( 1979) berdasarkan sampel tenaga kerja di negara
negara Masyarakat Ekonomi Eropa ( MEE) pada tahun 1973 dan 1975
menyimpulkan berikut ini:

1. Waktu yang diperlukan untuk diterima bekerja


lebih pendek pada kelompok usia dewasa ketimbang
kelompok usia muda
2. Pencari kerja pemula proporsi nya paling tinggi di
antara pemuda pengangguran dan jumlahnya
menurun menurut komposisi umur.
3. Pada negara-negara MEE, metode mencari kerja
menggunakan jasa agen kurang diminati oleh para
pemuda

Periode Pencarian Kerja Dan Masa Tunggu

Meskipun terjadi peningkatan formasi lapangan kerja karena jumlah lulusan


sekolah meningkatkan lebih pesat muncullah pengangguran terdidik. Hal ini telah
mengakibatkan tekanan yang cukup besar pada bursa tenaga kerja khususnya
pada wilayah perkotaan. Disamping itu tradisi kelulusan lebih memilih jenis
pekerjaan ketimbang memaknai hakikat bekerja khususnya sangat potensial
melahirkan mereka sebagai pengangguran. Kajian mengenai kaitan antara periode
pencarian kerja dan masa tunggu atau periode sebelum mendapatkan pekerjaan
setelah lulus melahirkan perposisi.

 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar kemungkinan


upah yang ditawarkan nya namun semakin lama kemungkinan periode
pencarian kerja
 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi kesempatan
untuk mendapatkan biaya selama menganggur namun semakin pendek
kemungkinan periode pencarian kerja

41
 Semakin besar bantuan finansial dari keluarga semakin lama periode
pencarian kerja

Empat Kondisi Imperatif

Menu pendidikan dilihat dari empat perspektif yaitu masukan masukkan


proses atau transformasi iuran atau resepsi belajar dan dampak atau istilah
lulusan. Dengan demikian kebiasaan kita menilai mutu proses pembelajaran dan
lebih khusus bagi mutu sekolah dengan melihatnya dari perspektif iuran atau
prestasi belajar anak didik tidaklah tepat. Dilihat dari pendekatan sistem dalam
pemecahan masalah peranan belajar siswa yang buruk adalah sebuah kondisi dari
iuran transformasi pembelajaran sehingga hal itu bukanlah masalah melainkan
gejala. Disebut bukan masalah karena prestasi buruk dari hasil belajar siswa
adalah sebuah realitas. Rahasia mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi
buruknya hasil belajar siswa dan metode pembelajaran yang harus dikemas agar
mereka tahu cara memecahkan masalahnya sendiri yang menjadi formulasi kan
strategi pembelajar agar siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri akan
banyak membantu.

Tugas utama guru bukanlah men transmisi kan ilmu apalagi hanya sebatas
menuangkan materi pembelajaran seperti layaknya mengulurkan air ke dalam
botol. Tugas mereka adalah menciptakan kondisi agar anak dapat mempelajari
cara belajar. Pemikiran ini menggiring kita pada dirkursus lanjut bahwa guru
guru melakukan pekerjaan yang sangat berat meskipun tidak selalu berarti
hebat. Mereka dituntut dapat mendidik anak menjadi orang yang memiliki
standar perolehan pendidikan secara baik dengan proses yang baik. Karena tugas
guru adalah memandu anak belajar bagaimana belajar kemajuan besar dalam
standar pendidikan untuk mayoritas masyarakat baru dapat diwujudkan pada
kurun waktu panjang.

Menurut beck dan Murphy ( 1996) guru-guru yang memiliki kemampuan


dibawah ini di referensikan mampu menciptakan tempat kondisi imperaktif
sekolah yang berhasil. Pertama fokus yang kerjasama dan bermakna pada
belajar. Kedua kepemimpinan yang kuat, lebih dari sekedar fasilitatif. Ketiga,
komitmen pada masyarakat, baik internal maupun eksternal. Keempat sumber-
sumber yang dimaksudkan untuk membangun kapasitas pribadi dalam masyarakat
untuk memimpin, belajar dan mengajar

42
Fenomena Pekerjaan Modern

Pendidikan dan pekerjaan meskipun berbeda substansi dan kelembagaan nya


memiliki kaitan yang erat. Sekolah merupakan lembaga utama yang paling
dirasakan kepentingannya oleh kaum muda penyiar Pendidikan sementara
lapangan kerja adalah bagian dari proses hidup yang menjadi perhatian utama
orang dewasa.Pendidikan dan pelatihan dengan pekerjaan memiliki kaitan yang
sangat erat karena sebagian persyaratan kerja tidak dapat dipenuhi kecuali
melalui lembaga pendidikan dan pelatihan. Sekolah merupakan institusi yang
memainkan mekanisme penting dalam menentukan mobilitas sosial dan kedudukan
populasi di dalam ilmu pekerjaan dari generasi ke generasi.

Pada masyarakat industri maju, orang dewasa harus berfungsi sebagai seorang
pekerja pada perusahaan yang besar dan dengan segala birokrasi kerjanya.
Sebagian proses kerjanya tidak selalu berhubungan langsung dengan kebutuhan
sehari-hari dan pekerjaan yang dilakukan menjadi merintis dengan pengulangan
pengulangan ke kerja yang tinggi. Menurut Drebeen (1968) pekerjaan pekerjaan
modern pada dunia industri berdiri kan:

 Tempat kerja terpisah dari rumah tangga


 Ada perbedaan antara pekerja sebagai seorang pribadi dan posisinya
dalam jabatan
 Kebanyakan pekerjaannya dalam skala tinggi dan in personal didirikan oleh
bentuk kekuasaan yang biru gratis dan profesional
 Akuntabilitas individu dalam pekerjaan dan tugas dinilai berdasarkan
standar kompetensi yang diserap oleh organisasi dan diurus oleh
supervisor.
 Individu menjadi organisasi kerja lebih didasari atas pengaturan kontak
yang dapat diakhiri ketimbang hubungan kekeluargaan atau etnis yang
secara permanen.

Teori Positif Dan Normatif

Teori hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dapat berupa teori


positif (positive theory) dan teori normatif (normative theory). Pendekatan
positif mewakili usaha untuk menjelaskan observasi hubungan antara pendidikan
dan pekerjaan termasuk cara pengembangannya. Sebaliknya pendekatan normatif

43
cenderung berfokus pada apa yang harus dilakukan terhadap hubungan diantara
hal-hal tersebut. Teori normatif lebih ditekankan pada pendekatan etis atau
norma terhadap persoalan pendidikan dan pekerjaan ketimbang usaha untuk
menjelaskan keberadaan atau keberadaan keduanya.

Teori normatif mengenai pendidikan dan pekerjaan memiliki dua ranah.


Ranah itu dibedakan berdasarkan peranan yang disepakati pada setiap modelnya.
Satu teori di referensi kan dalam pandangan bahwa fungsi utama sekolah
seharusnya memperbaiki kualitas kemampuan bekerja pada kadar yang sesuai
serta keterampilan pada sikap yang patut untuk melayani sistem produksi.
Implikasi teori ini adalah sekolah harus mendesain untuk mempersiapkan pekerja
pada sektor ekonomi melalui kriteria sukses sekolah dalam menyediakan
pelatihan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Konsep Kesesuaian Pendidikan Dengan Dunia Kerja

Usaha menciptakan kesesuaian antara proses dan sub tatanan pendidikan


dengan kebutuhan dunia kerja dimaksudkan untuk meningkatkan area pendidikan
kejuruaan yang didukung oleh semua kalangan.Dalam rangka pengembangan
model, kamu kapitalis memeras dan mengangkai perasaan dan memanfaatkan
secara optimum kekuatan bekerja untuk mendapatkan keuntungan sebesar
mungkin di mungkin di balik kebijakan upah relatif. Untuk melakukan ini pemilik
modal dan manajernya harus membuat desain teknik produksi berupa devisi kecil
pekerjaan hirarkis, birokratis dengan teknik pengontrolan proses produksi.

. Posisi Pendidikan Pada Era Ekonomi Modern

Analisis atas kinerja pendidikan di indonesia sejak dulu hingga sekarang


membuat kita sampai pada kesimpulan bahwa terdapat beberapa kelemahan
mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan di tanah air. Kelemahan-kelemahan
mendasar itu i deskripsikan sebagai berikut:

Pertama bidang manajemen dan ketatalaksana dan sekolah perguruan


tinggi. Kelemahan itu mencakup dimensi proses dan substansi. Pada tataran
proses seperti perencanaan pelaksanaan dan evaluasi dilakukan dengan prosedur
kerja yang ketat. Pada tataran substansi seperti personalia keuangan sarana dan
prasarana instrumen pembelajaran, layanan bantu, layanan perpustakaan, dan

44
sebagainya tidak hanya substansi nya yang belum komprehensif melainkan
kriteria keberhasilan untuk masing-masing yang belum ditetapkan secara taat
atas.

Kedua masalah pendanaan. Komitmen pemerintah indonesia mengalokasikan


dana pendidikan dinilai belum memadai oleh masyarakat meskipun sangat mungkin
baru sampai seperti itulah kemampuan yang ada.

Ketiga masalah kultural. Masalah kultural yang dimaksudkan di sini


bermakna bahwa reformasi pendidikan sangat ditentukan oleh ke berterima and
masyarakat pendidikan yang ada di lembaga itu. Pada prakarsa reformasi
manapun reformasi pendidikan akan diterima secara antusias apatis atau ditolak
oleh khalayak.

Keempat faktor geografis. Terutama bagi perguruan tinggi di luar jawa.


Sektor ini menjadi kendala dilihat dari aspek mobilitas tenaga edukatif
kecenderungan memilih program studi atau jurusan oleh mahasiswa kerjasama
kelembagaan kedekatan dengan sumber informasi jaringan teknologi informasi
dan sebagainya.

Adapun factor- factor yang menyebebkan meningkatnya pengangguran terdidik


adalah sebagai berikut :

 Ketidakcocokan antara karakteristik lulusan baru yang memasuki dunia


kerja (sisi penawaran tenaga kerja), ketidakcocokan ini bersifat geografis,
jenis pekerjaan, orientasi status, atau nasalah keahlian khusus.
 Terbatasnya daya serap tenaga kerja disektor formal ( tenaga kerja
terdidik yang jumlahnya cukup besar member tekanan yang kuat terhadap
kesempatan kerja di sector formal yang jumlahnya relative kecil.
 Belum efesiennya fungsi pasar kerja. Disamping faktor kesulitan
memperoleh lapangan kerja, arus informasi tenaga kerja yang tidak
sempurna dan tidak lancer menyebabkan banyak angkatan kerja bekerja
diluar bidangnya.

Kemudian factor gengsi juga menyebabkan lulusan akademi atau universitas


memilih menganggur karena tidak sesuai dengan bidangnya

 Budaya malas juga sebagai salah satu factor penyebab tingginya angka
pengangguran terdidik di Indonesia.

45
 Kajian mengenai kaitan antara periode pencarian kerja dan masa tunggu
atau periode sebelum mendapatkan pekerjaan setelah lulus melahirkan
empat preposisi
 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinan
upah yang ditawarkan, namun semakin lama kemungkinan periode pencari
kerja.
 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi kesempatan
untuk mendapatkan biaya selama menganggur, namun semakin pendek
kemungkinan periode pencarian kerja.
 Semakin besar bantuan financial dari keluarga semakin lama periode
pencarian kerja.

Secara teori, terjadinya pengangguran disebabkan karena kelebihan


penawaran tenaga kerja dibandingkan dengan permintaan tenaga kerja yang ada
dipasar kerja. Jika mengacu pada indikator faktor yang mempengaruhi waktu
tunggu tenaga kerja, maka terdapat 4 indikator yang menyebabkan terjadinya
pengangguran, yaitu pendidikan, umur, upah, dan keterampilan tambahan.

BAB XII

Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan Untuk Investasi Pendidikan

a. Pendidikan sebagai Restoran

Dikatakan pendidikan sebagai restoran Menggambarkan bahwa tidak mungkin


seseorang atau sekelompok orang dapat menikmati pendidikan pada lembaga
pendidikan persekolahan atau pelatihan yang bermutu, kecuali kalau institusi-
institusi itu dikelolah dengan kemampuan keuangan yang memungkinkan untuk
membiayai segala kebutuhan minimum dalam kerangka mencapai mutu yang
dikehendaki. Pada masyarakat yang serba menuntut kemampyan keuangan akhir-
akhir ini, biaya pendidikan dan pelatihan muncul dalam bentuk membelannjakan
uang dengan jumlah yang besar. Mengapa diperlukan dana yang besar untuk
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu? Sebab, manajemen institusi harus
membeli segala instrumen yang diperlukan dan mebayar setiap item energi yang
dikeluarkan SDM lembaga berikut seluruh sumber daya pendukung untuk
mencapai layanan yang optimal secara proses dan bertmutu tinggi secara luaran.

Diluar sumber-sumber pemerintah pembiayaan pendidikan bersumber dari


masyarakat, terutama orang tua siswa. Besarnya biaya pendidikan bersumber
dari orang tua siswa, biasanya diterapkan melalui rapat bersama pengurus komite

46
sekolah. Komite sekolah ini beranggotakan unsur-unsur guru, orang tua siswa,
alumni, yayasan pengelola pendidikan, tokoh masyarakat, siswa dan sebagainya.
Pada jenjang perguruan tinggi, besarnya biaya pendidikan yang dibebankan
kepada orang tua mahasiswa diterapkan oleh pemimpin lembaga, setelah
mendapat persetujuan senat

b. Defenisi Dan Jenis-Jenis Pembelanjaan Pendidikan

Secara konseptual, besarnya biaya yang digunakan (misalnya untuk


kegiatan akademik dan pembinaan kesiswaaan) dan kemampuan dalan penyediaan
anggaran merupakan petunjuk kelayakan (feasibility) sebuah institusi
persekolahan. Institusi pendidikan dan pelatihan harus mampu menggaransi
bahwa setiap item kegiatan yang hendak dilakukan harus didukung oleh
kemampuan finansial yang memadai. Didalam terminiologi administrasi keuangan,
khusunya administrasi keungan bidang pendidikan, dibedakan anatara biaya (cost)
dan pembelanjaan (expenditure) meskipun keduanya tidak selalu jelas batasanya.
Biaya (cost) adalah nilai besar dana yang diperkirakan perlu disediakan untuk
mebiayai kegiatan tertenti, seperti kegiatan akademik dan kegiatan
nonakademik. Dalam makna luas, biaya juga bermakna pembelanjaan oleh institusi
pendidikan untuk memenuhi layanan dalam kerangka penyediaan lahan,
pembangunan gedung, rekrumetmen dan penggajian SDM pendidikan, penyediaan
barang modal, penyediaan barang dan jasa, atau untuk pemberian bantuan
finansial kepada siswa atau mahasiswa. Pembelanjaan (expenditure) adalah besar
dana real yang dikeluarkan untuk membiayai unit kegiatan tertentu, seperti
kegiatan praktik umum siswa.

Pembelanjaan pendidikan (educational expenditures) merupakan bagian


dari pembelanjaan pendidikan dan pembelanjaan umum dari lembaga
pendidikan, yang terkait langsung dengan kepentingan pembelajaran dan
kesejahteraan siswa. Pembelajaran jenis ini antara lain, meliputi:

1. Pendidikan dan pembelajaran

2. Penelitian dan pengembangan

3. Pelayanan siswa

4. Beasiswa

5. Program magang atau praktik kerja

47
6. Dana pendamping kegiatan akademik

7. Operasi dan pemeliharaan

Dalam makna luas, pembelanjaan pendidikan dan umum sulit untuk


dibedakan dengan pembelanjaan pendidikan dalam makna educational
expenditures karena di dalamnya juga mencakup pembiayaan untuk:

1. Pembelanjaan dan penelitian atau pengembangan

2. Penelitian-penelitian terorganisasi

3. Pengabdian kepada masyarakat

4. Beasiswa dan mendatangkan tenaga ahli oleh penyandang dan khusus

5. Dana pendukung kegiatan akademik

6. Dana pendukung kegiatan institusi

7. Operasi dan pemeliharaan aset-aset kapital

8. Kewajiban-kewajiban khusus yang harus dipenuhi oleh sekolah.

Kajian mengenai pembiayaan dan pembelanjaan pendidikan tidak sederhana


uraian di atas, seperti tersaji pada gambar 12.1. Howard R. Bowen (1981) memilih
pembelanjaan pendidikan menjadi empt jenis yakni :

 Kapital (Capital Expenditures), adalah Pengeluaran lembaga pendidikan


untuk medapatkan aset-aset yang dibutuhkan seperti, tanah, bangunan,
atau peralatan-peralatan besar.
 Pembelanjaan Rutin (Current Or Routine Expenditures), adalah
pengeluaran lembaga pendidikan yang berlangsung secara kontinu dan
bersifat berulang-ulang untuk memperlanjar operasi program akademik
dan non akademik.
 Pembelanjaan Pendidikan (Educatioanal Exoenditures), merupakan bagian
dari pembelanjaan pendidikan dan pembelanjaan umum dari pendidikan,
yang langsung kepentingan pembelajaran dan kesejahteraan siswa
(instruction dan welfare of student)

Pembelanjaan Pendidikan Dan Uum (Educational And General


Expenditures), merupakan pembelanjaan rutin lembaga pendidikan yang bersifat

48
mendukung kegiatan pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengembangan,
dan penelitian-penelitian terorganisasi, serta pelayanan kepada masyarakat.

c. Dua Jenis Pembiayaan pendidikan

Di Indonesia, secara umum pembiayaan pendidikan dibedakan menjadi dua


jenis, yaitu pembiyaan rutin (recurring cost) dan pembiayaan modal (capital
cost). Recurring cost pada intinya mencakup keseluruhan biaya operasional
penyelenggara pendidikan, seperti biaya administrasi pemeliharaan fasilitas,
biaya pengawasan, gaji guru dam tenaga administatif, biaya untuk kesejahteraan
lain, dan sebagainya. Adapun capital cost atau sering pula disebut biaya
pembangunan yang mencakup biaya untuk pembangunan fisik, pembelian tanah,
dan pengadaan barang-barang lain yang didanai anggaran pembangunan
itu.Akumulasi biaya dibagi jumlah siswa disebut dengan biaya persiswa (unit cost
ful-time student). Biaya santuan disini adalah biaya satuan persiswa. Kalkuasi
semacam ini bersifat pukul rata karena tidak memperhatikan biaya yang
dikeluarkan langsung oleh siswa atau orang tua siswa untuk pelbagai kepentingan
pendidikan.

Ketika indonesia dilanda multikrisis sejaka tahun 1997, agaknya pemilihan


itu menjadi tidak begitu jelas.

Biaya satuan per siswa/mahasiswa mengandung empat makana :

1) Biaya satuan per siswa/mahasiswa dilihat dari aspek recurring cost.


2) Biaya satuan per siswa/mahasiswa dilihat dari aspek capital cost.
3) Biaya satuan per siswa/mahasiswa dilihat dari akumulasi atau penjumlahan
recurring cost dengan capital cost.
4) Biaya satuan per siswa/mahasiswa dilihat dari aspek recurring cost,
capital cost, dan seluruh biaya yang dikeluarkan langsung oleh
siswa/mahasiwa untuk keperluan pendidikannya.

Formula dasar yang digunakan untuk menghitung biaya satuan per


siswa/mahasiswa adalah sebagai berikut :

BSps = X1+ X2 + X3 + X4 + Xn/JSbp

49
BSps = Biaya satuan per siswa/mahasiswa
X1 = Capital cost
X2 = Recurring cost
X3 = Biaya langsung dibebankan kepada siswa/mahasiswa untuk kegiatan studinya
X4 = Opportunity cost
Xn = Pengeluaran lain yang diperlukan oleh siswa/mahasiswa dalam kerangka
menunjang proses studi di luar kerangka kelembagaan (sewa rumah, biaya
transportasi, pangan, dan lain-lain)
JSbp = Jumlah siswa belajar penuh

d. Minimnya Pembiyaan Pendidikan Di Indonesia

Bahwa pada tahun 2001, anggaran sektor pendidikan hanya sebesar Rp. 11,
223 Triliun. Anggran ini jauh dari harapan masyarakat banyak, yang
mengharapkan seyogianya pemerintah mengambil inisiatif untuk menaikan alokasi
anggaran untuk sektor pendidikan secara sistematis dan bertahap sampai merai
angka 20% dari APBN atau 4% dari GDP.

Angka ditas sangat menyedihkan, karena dengan jumlah itu berarti


besarnya anggaran untuk sektor pendidikan dalam RAPBN 2001 hanya 2,83%
dari total APBN atau 0,8% dari GDP. Persentase itu merupakan yang terendah
dalam sejarah kehidupan bangsa indonesia. Jika dibandingkan dengan APBN
tahun 2000, besar anggran menurun 30,5% Depdiknas sendiri sebenarnya
menyodorkan usulan anggaran minimal sebesar Rp. 27,028 Triliun atau 9,16% dari
APBN. Anggran itu untuk menutupi anggaran rutin, pembangunan dan swaday.
Usulan itu dibuat berdasarkan evaluasi pelaksanaan pembangunan pendidikan dan
kebudayaan selam 5 tahun. Menurut Zymelesan (1982), rata-rata pengeluaran
pemerintah dalam bidang pendidikan di Afrika, Asia dan Pasifik selama awal dan
akhit tahun 1970-an tetap menempati proporsi yang cukup besar dari keluruhan
pengeluaran pemerintah sebagaimana tecantum dalam APBN tiap-tiap negara.
Sebaliknya, di Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika Utara dan Timut Tengah,
proporsi pengeluaran pemerinta di dalam bidang pendidikan menurun setelah
tahun 1975.

Bank dunia (1980) telah menekankan perlunya peningkatan pembiayaan


pendidikan di negara-negara berkembang pada sisi dana yang dimiliki oleh
pemerintah mengalami stagnasi atau bahkan menurun. Cara yang dapat dilakukan
untuk ini adalah mengkreasi sumber-sumber anggaran dan meningkatkan
efesiensi penggunaan dana.

50
e. Pembiayaan Pendidikan Umum dan Swasta

Salah satu sumber dana pendidikan adalah dari masyarakat dan terutama
orang tua siswa/mahasiswa. Karena sedikit sekali informasi tentang pengeluaran
individu pada pendidikan, besarnya sumbangsih pendanaan dari mereka sangat
sulit diukur secara pasti. Dana pendidikan yang dibebankan kepada masyarakat,
seperti melalui komite sekolah, memang dapat ditentukan secara pasti. Namun
demikian, dalam kenyataannya, anak didik dna orang tua atau masyarakat tetap
harus menanggung beban biaya lainnya, seperti;

 Pembelian buku
 Pembelian alat-alat tulis
 Biaya transportasi
 Program belajar tambahan
 Kegiatan ekstrakurikuler
 Kegitan-kegiatan ilmiah
 Pakaian seragam
 Kegiatan-kegiatan sosial lain, dan sebagainya

Seperti halnya pengeluaran negara, pengeluaran individu dalam bidang


pendidikan sangat bervariaso, biak di negara-negara maju, berkembang, atau
terbelakang. Variasi oti juga ditentukan oleh banyak hal, seperti jenjang jenis
sekolah, kebijakan pemerintah lokal, tingkat sosial dan ekonomi masyarakat, dan
kesadaran masyarakat akan eksistensi dan esensi pembangunan pendidikan.
Pemerintah pun ikut bertanggung jawab dalam pembangunan lemabaga
persekolahan atau perguruan tinggi swasta melalui penempatan guru/dosen
pegawai negeri sipil (guru PNS) di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi swasta
dengan pelaksanaan kompetitif.

Sementara kalangan berpendapat bahwa nilai pinjaman dari luar negeri


mendorong tingginya biaya yang dibebankan kepada masyarakat. Sebaliknya
menurut Bank Dunia (1980), para penerima dana bantuan luar negeri membantah
bahwa hal itu terlalu mahal karena menyebabkan tingginya biaya lokal. Dengan
demikian, besarnya jumlah bantuan luar negeri bisa saja bertambah atau
berkembang, yang keduanya menyebabkan naik atau turunnya jumlah anggaran
untuk pendidikan akibat tekanan anggaran.

f. Beberapa Pertanyaan Esensial

51
Terdapat tiga alasan pemerintah memberi subsidi lebih banyak untuk
pembangunan pendidikan :

1. Keuntungan sosial yang diperoleh melalui pendidikan melebihi keuntungan


individu. Pemerintah menyubsidi pendidikan untuk mencegah terjadinya
underinvestment atau investasi terlalu rendah pada bidang investasi modal
manusia.
2. Persamaan hak dan kesempatan bagi warga untuk mendapatkan pendidikan.
Jika pendidikan diselenggarakan berdasarkan kondisi perekonomian
masyarakat semata-mata, hanya keluarga yang mampu membayar SPP atau
fee tertentu saja yang dapat menempuh pendidikan persekolahan secara
layak. Karena itu, pemerintah di banyak negara menyediakan pinjaman dan
garansi pinjaman untuk membantu biaya pendidikan bagi siswa/mahasiswa
dan generasi muda.
3. Pendidikan berperan penting dalam kerangka peningkatan produktivitas
dan pendapatan individu, yang gilirannya mendorong peningkatan
produktivitas dan pendapatan komunitas. Pada kasus-kasus tertentu.
Pembiayaan untuk pendidikan umum lebih diutamakan ketimbang
pendidikan kejuruan jika tujuan pendidikan dimakasudkan untuk
merangsang daya adaptabilitas.

Beberapa penelitian tentang pembiayaan pendidikan telah diarahkan untuk


mencoba memecahkan masalah ini. Rogers (1970) dan Jallade (1973) menganalisis
pengaruh metode pembiayaan alternatif dan kombinasi alternatif antara
pembiayaan publik dan swasta, terutama terhadap tuntunan keadilan dan
persamaan kesempatan pendidikan.

Tujuan semua investigasi ini menjawab beberapa pertanyaan yang saling


berhubungan dengan masalah pembiayaan pendidikan dan pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu :

a) Siapa yang diuntungkan dengan adanya alokasi dana pendidikan dari


pemerintah dan swasta?
b) Siapa yang harus membayar pendidikan?
c) Berapa besar bebean biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh
masyarakat?
d) Berapa besar beban biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh
pemerintah?

52
e) Bagaimana mekanisme pengeluaran anggaran pendidikan agar memenuhi
kriteria efektivitas dan efesiensi?

Pendidikan merupakan bentuk invetasi sebagaimana investasi pada


perusahaan dan investasi untuk pembangunan sosial pada umumnya. Kaena itu
pemerintah seharusnya memberikan subsidi tinggi bagi pembangunan pendidikan
untuk kemudian dalam jangka panjang diharapka dapat memperoleh nilai pajak
yang lebih tinggi dari orang yang berpendidikan. Subsidi tersebut dapat berupa
nilai yang secara real dan dapat pula berupa banuan bagi siswa/mahasiswa atau
keringanan membayar pajak bagi orang tua siswa.

BAB XIII

SUBSIDI UNTUK KEADILAN PENDIDIKAN DAN BIAYA SATUAN

Pendidikan dari manapun sumbernya, memerlukan dana besar. Oleh karena

itu, di luar kerangka subsidi pemerintah, masyarakat pun memberi subsidi atau

mengeluarkan dana langsung atau tidak langsung secara besar untuk kepentingan

pendidikan. Dalam realitas, subsidi masyarakat untuk pendidikan ini menimbulkan

masalah ketidakadilan baru. Di perguruan tinggi, seringkali pejabat

kemahasiswaan hanya menginformasikan peluang beasiswa kepada orang-orang

yang dikenalnya, spontanitas atau karena pesanan pihak tertentu. Kendala waktu

dan komunikasi membuat mereka tidak berdaya untuk menghubungi calon

penerima beasiswa yang layak. Keprihatinan kita terhadap prestasi belajar anak-

anak di negara berpenghasilan rendah hingga menengah, idealnya membangkitkan

kesadaran akan perlunya sinergi kerja pemerintah dan masyarakat untuk secara

sungguh-sungguh membangun komitmen dalam menyediakan dana penyelanggaraan

pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan anggaran pendidikan hingga batas

minimum, kedua belah pihak harus bergandengan tangan. Dalam rangka

pembiayaan pendidikan yang efektaf dan mendukung pemerataan dan keadilan

pendidikan bagi masyarakat, beberapa negara melakukan inovasi sebagai metode

alternative manajemen pembiayaan. Salah satu inovasi itu adalah pemberian

53
voucher sebagai metode yang mengizinkan subsidi masyarakat pada pendidikan

secara tanpa persyaratan.

BAB XIV

KOMITMEN DAN PEMERATAAN PEMBIAYAAN INVESTASI PENDIDIKAN

a. Alokasi Anggaran Pendidikan Dari PDB

Permasalahaan mendasar yang belum terjawab adalah belum ada penjelasan

secara rinci kapan dan apa saja yang masuk dalam anggaran pendidikan. Menurut

rujukan dalam keputusan pemerintah dan komisi VI periode 1999-2004 pada

waktu itu, anggaran pendidikan 20 persen akan dipenuhi secara bertahap. Dalam

perencanaan, pada 2007 anggaran pendidikan akan mencapai 14,7 persen, tahun

2008 sebesar 17,4 persen, dan tahun 2009 mencapai 20,1 persen. Menrut UU No

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), terutama Pasal

49 (1), anggaran pendidikan 20 persen APBN dan APBD itu tidak termasuk gaji

guru dan dosen, serta biaya pendidikan kedinasan. Jadi anggaran pendidikan

2005 tersebut dihitung dari anggaran pemerintah pusat yakni APBN dikurangi

APBD yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK)

dan dana bagi hasil pendapatan minyak dan gas serta dari sumber daya alam

lainnya. Karena amanat konstitusi, pemerintah harus mengakomodasi keputusan

Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pemenuhan ketentuan alokasi anggaran

pendidikan sebesar 20 persen dari APBNP 2006 dan APBN 2007. Hanya saja

pelaksanaan peningkatan anggaran pendidikan sangat sulit dilakukan seketika,

sehingga dilakukan secara bertahap.

b. Komitmen Pemerintah Dan Masyarakat Pada Pendidikan

54
Komitmen pemerintah menyediakan anggaran pendidikan merupakan

sebuah uji kelayakan apakah pemerintah memiliki komitmen atau tidak pada

pengembangan SDM sekarang dan masa depan.

Di luar kerangka pemerintah, masyarakat pun memiliki andil besar dalam

pembiayaan untuk investasi pendidikan. Berdasarkan deskripsi sebelumnya

beberapa bentuk partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan, baik

langsung maupun tidak langsung, serta aneka ketimpangan dalam hal subsidi

pendidikan melahirkan beberapa prakonklusi berikut ini:

1. Baik pemerintah, masyarakat maupun swasta memberikan kontribusi yang

cukup tinggi terhadap pembiayaan untuk investasi pendidikan.

2. Salah satu alasan subsidi masyarakat terhadap pendidikan adalah untuk

memenuhi persamaan hak dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.

3. Fenomena subsidi masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan di Negara-

negara berkembang adalah adanya transfer pendapatan dari pembayar

pajak yang miskin ke yang kaya.

4. Salah satu metode alternative untuk memperbaiki sistem pembiayaan

pendidikan adalah pemberian voucher, yang memungkinkan pelajar dari

golongan bawah dapat melanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

5. Peningkatan uang kuliah/uang sekolah dapat membantu usaha

meningkatkan kualitas proses dan iuran institusi pendidikan.

6. Sistem pinjaman pelajar sangat menguntungkan bagi penyelenggaraan

pendidikan di Negara-negara berkembang sebab tanpa pinjaman mungkin

pemerintah harus memberikan subsidi yang lebih besar.

7. Pembiayaan pendidikan pada lembaga pendidikan persekolahan kejuruan,

teknik, dan pelatihan kejuruan lainnya merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, dunia usaha, peserta pelatihan serta, pihak-pihak lain,

serta bantuan luar negeri.

55
8. Di beberapa Negara, masyarakat terlibat secara intens dalam pembiayaan

pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Anggaran Membawa Dan Menghasilkan Keuntungan

Secara ekonomi, anggaran rutin dinilai sebagai “membawa keuntungan”

sedangkan anggaran pembangunan bersifat “menghasilkan keuntungan” jangka

panjang.Disebut “membawa keuntungan” karena anggaran rutin berlangsung

secara siklikal dan untuk target-target jangka pendek, bahkan adakalanya tidak

lebih dari alat untuk memenuhi kebutuhan keseharian.

Anggaran pembangunan, karena sifatnya demikian, biasanya diperuntukkan

bagi kepentingan jangka panjang, seperti pembangunan gedung, jalan, dan

penyediaan lahan.

Semua pengeluaran untuk kepentingan pendidikan, baik yang bersifat rutin

maupun berupa anggaran pembangunan merupakan bentuk real dari investasi

SDM.Operasionalnya sering meimbulkan kendala karena biaya rutin dan biaya

pembangunan dibuat atas dasar asumsi yang berbeda pula mekanisme

pertanggungjawabannya.

d. .Kualitas Dan Pemerataan Pembiayaan Investasi Pendidikan

Formulasi yang paling layak untuk mengalokasikan subsidi pendidikan,

tampaknya terus dicari oleh para desainer dan pembuat keputusan pendidikan.

Kegundahan yang sama juga muncul pada kalangan peneliti.

Lembaga-lembaga pendidikan swasta boleh saja menerima subsidi, seperti

di Amerika Latin, Indonesia dan banyak Negara lainnya.Hal ini setidaknya secara

teoritis mempunyai implikasi bagi pemerataan akses pendidikan bagi subjek

target.Subsidi umum untuk pendidikan melibatkan perpindahan pendapatan dari

pembayar pajak kelas menengah atau miskin kepada anak-anak orang kaya atau

56
kepada orang yang mungkin menjadi kaya akibat pendidikan mereka. Oleh karena

itu ada tiga kriteria pemerataan pendidikan yang harus diperhatikan yaitu:

1) Kesempatan yang sama

2) Pembayaran oleh mereka yang memiliki keuntungan

3) Kesanggupan untuk membayar

Perbedaan kualitas pendidikan dan kualitas layanan real yang diterima oleh

peserta didik, tampaknya bisa menjelakan perbedaan pendapatan secara

perseorangan dan perbedaan wilayah desa atau kota. Birdsall (1982) mengkaji

perbedaan dalam kualitas pendidikan di Brazil, yang merangsang tuntutan pribadi

yang lebih tinggi terhadap pendidikan.

e. .Alternatif Pendanaan Dan Efisiensi Pembiayaan Pendidikan

Keterbatasan pemerintah dan institusi pendidikan dalam menyediakan dan

mengalokasikan dana menuntut adanya upaya kreatif untuk memperoleh bantuan

dana dari sumber-sumber luar.

Beranjak dari pengalaman yang ada, model-model hubungan pembantuan

yang diharapkan dapat mengambil manfaat secara edukasional atau ekonomis

yaitu model agrimen,model persponsoran, dan model pemerintah.

Pertama, model agrimen.Pada model ini, bantuan manusia dan sumber-

sumber capital dicapai dengan agrimen di antara institusi, tanpa kehilangan

identitas institusinya.Pada model ini, tiap-tiap institusi bebas membawa partner

akademik dan fasilitas dari institusinya, tanpa ada hambatan dilihat dari

identitas organisasi. Bentuk-bentuk kerjasamanya antara lain:

a. Konsorsium lintas-lembaga

b. Konsorsium lintas-departemen

c. Pengembangan staf secara bersama-sama

57
d. Kerja sama program penelitian

e. Layanan resiprokal

f. Penggunaan bangunan secara bersama, dsb

Kedua, model persponsoran. Model ini mempresentasikan aransemen di antara

sebuah organisasi besar, yang sudah benar-benar mapan dan bonafid secara

pendanaan dengan organisasi lain yang sangat memerlukan bantuan dana.

Ketiga, model pemerintah. Model ini merupakan sebuah model pemerintah

menjadi penyandang dana sekaligus menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai

penyelenggara proyek.

f. Beasiswa Dan Subsidi Selektif

Di Negara-negara yang kemampuan ekonominya lemah, dana pendidikan

banyak bergantung pada pinjaman luar negeri. Para ahli sependapat bahwa biaya

yang bersumber dari dalam negeri digabungkan dengan pinjaman luar negeri

merupakan metode pembiayaan pendidikan yang merata.Alasannya, siswa yang

berasal dari keluarga yang berpendapatan lebih tinggi memiliki akses luas untuk

menempuh pendidikan, sementara mereka yang berasal keluarga kurang atau

tidak beruntung terkendala aksesnya.

Meskipun begitu, sistem pinjaman kepada siswa/mahasiswa tidak secara

otomatis menyebabkan pemerataan yang lebih besar sebab sistem itu bisa saja

membantu mereka yang berasal dari keluarga berpendapatan tinggi (jallade,

1974). Khusus untuk lembaga pendidikan tersier, kalau pinjaman mahasiswa

tersebut tidak dikaitkan dengan kenaikan biaya, pinjaman kepada mahasiswa di

universitas swasta akan dengan mudah bertambah karena transfer pendapatan

dari pembayaran pajak kepada siswa yang berpendapatan tinggi melalui subsidi.

58
Pembebanan biaya penuh bagi mahasiswa yang sanggup membayar dua

subsidi selektif bagi yang miskin akan mempunyai efek positif terhadap

distribusi pendapatan di banyak Negara berkembang. Beasiswa selekrtif yang

berdasarkan kemampuan dan kebutuhan finansial merupakan salah satu cara

menargetkan subsisi bagi keluarga yang miskin.penentuan besarnya biaya atas

dasar tinggi atau rendahnya pendapatan merupakan metode lain yang dapat

dipakai, seperti sudah dicobakan di universitas di kolombia. Realitasnya,

mekanisme pencarian dana seperti itu tidak bisa mengurangi kesenjangan dan

perbedaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.

g. .Dilema Efisiensi Dan Pemerataan

Apakah tujuan efisiensi dan pemerataan sama-sama konsisten atau justru

bertentangan, sehingga memaksa para pembuat kebijakan untuk memikirkan

“trade of” diantara keduanya?Selagi ada praktik-praktik infesiensi dan

ketidakadilan dalam pendidikan di banyak Negara berkembang, mungkin saja

mempertimbangkan situasi yang sumber daya pendidikan bisa dialokasikan untuk

meningkatkan efisiensi dan pemerataan.Pada praktiknya, tidak mudah untuk

mengidentifikasikan situasi tersebut.Para ekonom menggunakan konsep fungsi

kesejahteraan social untuk menganalisis tujuan kebijakan pemerintah, seperti

efesiensi, pemerataan, dan lapangan kerja.

Secara khusus, pendidikan di desa-desa miskin lebih sedikit dan lebih

rendah kualitasnya daripada daerah kota. Kebijakan efisiensi dan pemerataan

seringkali dilematis sifatnya. Untuk mengambil sebagai contoh, pemerintah brazil

hanya tertarik dengan efisiensi, sehingga mereka akan berinvestasi di sekolah di

perkotaan. Sebaliknya, kalau tertarik dengan pemerataan saja, mereka akan

berinvestasi di sekolah pedesaan.

59
Karena harus memerhatikan keduanya, mereka perlu menetapkan prioritas

pada salah satunya tanpa perlu mengabaikan yang lainnya. Trade of efesiensi dan

pemerataan bisa jadi muncul dalam investasi, tetapi tidak bisa menunjukkan

tujuan yang harus didahulukan, karena pilihannya hanya lebih bersifat politis

daripada ekonomis.

Jika investasi pendidikan bertujuan memberikan sumbangan secara

efektif untuk mencapai tujuan efisiensi dan pemerataan, pilihan proyek harus

berdasarkan penilaian yang cermat.Dalam mengevaluasi investasi pendidikan, kita

harus memperhitungkan realitas politik dan social, serta kriteria ekonomi dan

keuangan.Kita juga harus mengenali bahwa penghambat efisiensi dan pemerataan

harus dipecahkan dalam lingkungan social atau politik serta ekonomi dan

keuangan tersebut.

h. Pembiayaan Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan menjadi perhatian pemerintah di banyak Negara, baik

di Negara maju maupun berkembang.Tujuan utama pendidikan kejuruan adalah

memberi bekal keterampilan vokasional atau membentuk kesiapan kerja bagi

peserta didik, dengan tetap membuka peluang bagi mereka untuk melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.Karena sifatnya demikian, pengelolaan

pendidikan kejuruan termasuk dalam kalkulasi penganggaran yang berbeda

dengan sekolah-sekolah umum.

Pendidikan dan pelatihan kejuruan memiliki banyak ragam.Misalnya,

pendidikan dan pelatihan kejuruan di bidang pertanian, industry, atau pekerjaan

komersial. Kegiatannya diselenggarakan dan dibiayai dengan berbagai cara dan

sumber. Pendidikan dan pelatihan kejuruan dapat dilaksanakan dilembaga

pendidikan persekolahan kejuruan (SMK) akademi, politeknik, universitas atau

60
institusi lainnya, atau mungkin diperoleh dari pengalaman pada saat magang di

bawah bimbingan pekerja yang berpengalaman.

Dilihat dari segi pendanaan, pemerintah dan masyarakat senantiasa

mencari cara untuk memperoleh dana dan jumlah yang memadai karena

penyelenggaraan pendidikan kejuruan itu sangat mahal. Pada dasarnya

pembiayaan pendidikan harus ditanggung oleh tiga komponen:

1. Pemerintah yang menyediakan dana untuk penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan kejuruan. Dana tersebut bersumber dari pajak atau sumber yang

lain yang relevan.

2. Dunia usaha,yang karena alasan tertentu menerima peserta pelatihan

kejuruan, dengan ketentuan mereka sendiri yang menanggung seluruh

pembiayaan.

3. Peserta pendidikan dan pelatihan yang membayar langsung dana pelatihan,

sesuai dengan jenis layanan yang diterimanya.

BAB XV

PEMBIAYAAN DAN EKUITAS PENDIDIKAN

Ekuitas atau keadilan adalah bagaimana biaya dan keuntungan ivestasi

didistribusikan kepada kelompok masyarakat yang ebrbeda kemampuannya

secara ekonomi dan lingkungan kehidupannya. Pada perspektif jangka panjang,

investasi di bidang pendidikan sangat membantu upaya memerangi ketidakadailan.

Ada tiga alasan investasi di bidang pendidikan. Pertama, pendidikan bisa

meningkatkan produktivitas pendapatan di bidang pertanian dan membantu

menyerap tenaga kerja ke dalam industry modern. Kedua, investasi pendidikan

bisa membantu mengurangi kesenjangan pendapatan. Ketiga distribusi

kesempatam pendidikan bisa digunakan sebagai alat redistribusi pendapatan. Hal

ini berarti bahwa investasi atau pelayanan pendidikan tidak hanya terpusat pada

61
kelompok dan daerah tertentu aja dan investasi pendidikan secara sadar

meningkatkan pendapatan orang-orang miskin.

BAB XVI

EKONOMI DAN GAJI GURU MANCANEGARA

Guru atau dosen adalah unsur terasa telat dalam penyelnnggaran

pendidikan yang bermutu. Luaran pendidikan akan dapat didongkrak dengan

berbagai cara:

 Menyusun secara seksama standar kinerja

 Menyediakan masukan-masukan yang dapat dikenali dan dikendalikan

 Mengadopsi strategi yang fleksibel bagi pemerolehan dan penggunaan

aneka masukan

 Monitoring kinerja atau performansi

Uang mungkin hanya menjadi alat untuk memecahkan masalah ekonomi

guru. Perbaikan citra profesi guru di amsyarakat akan sangat banyak ditentukan

oleh persepsi masyarakat terhadap profeasi guru, di samping usaha guru sendiri

untuk memperbaikinya. Profesi guru sebagai profesi mulia tidak diukur dari

kredibilitas prestasi ekonomi mereka, melainkan dari prestasi intelektual bangsa.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


Bab I
Pengertian Ekonomi Pendidikan

Pendidikan merupakan panduan dua konsep yang sudah mapan itu ekonomi dan
pendidikan.ekonomi sebagai ilmu kaji berbagai langkah manusia dalam mencukupi segala
keinginannya dengan sumber daya yang terbatas.prinsip-prinsip dalam kajian ekonomi

62
adalah efisiensi sehingga apapun jenis aktivitas yang diikuti dengan pengeluaran dana
harus mempunyai manfaat yang besar.dengan demikian kajian ekonomi pada kegiatan
belajar hidup masyarakat yang tinggi sepanjang hidupnya. Pendidikan merupakan usaha
sadar manusia untuk mempersiapkan manusia mempunyai kemampuan untuk berperan
aktif dalam membentuk masa depannya. Pendidikan menurut undang-undang republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti
luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani kepribadian
yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Ekonomi pendidikan merupakan paduan dua konsep yang sudah mapan, yaitu
ekonomi dan pendidikan. Ekonomi sebagai ilmu telah mengkaji berbagai langkah
manusia untuk mencukupi segala keinginannya dengan Sumber daya yang
terbatas. Prinsip-prinsip dalam kajian ekonomi yaitu efisiensi, sehingga apapun
jenis aktivitas yang diikuti dengan pengeluaran dana harus mempunyai manfaat
yang besar. Dengan demikian, kajian ekonomi berorientasi kepada kesejahteraan,
kesetaraan hidup sepanjang hidupnya

Pendidikan sebagai investasi

Pengembangan sumber daya manusia suatu negara adalah unsur pokok bagi
kemakmuran pertumbuhan dan untuk penggunaan yang efektif atas sumber daya modal
fisiknya. Investasi dalam bentuk modal manusia adalah suatu komponen integral dari
semua upaya pembangunan pendidikan harus meliputi suatu spektrum yang luas dalam
kehidupan masyarakat itu sendiri.

Nilai Balikan Pendidikan


Tidak ada negara di dunia yang mengalami kemajuan pesat dengan dukungan
sumber daya manusia yang rendah pendidikannya jadi kamu kita mengharapkan kemajuan
pembangunan dengan tidak menjadikan modal manusia atau sektor pendidikan sebagai
prasyarat utama tentu sama dengan si pungguk merindukan bulan.

Permasalahan Pendidikan di Indonesian

63
Nandika 2005,Sekretaris jenderal depdiknas pada ceramahnya di depan
mahasiswa pasca upi prodi administrasi pendidikan mengemukakan bahwa masalah dan
tantangan yang dihadapi di bidang pendidikan di Indonesia antara lain.
1. Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah.
2. Dinamika perubahan struktur pendidikan belum sepenuhnya terakomodasi dalam
pembangunan pendidikan.
3. Kesenjangan tingkat pendidikan.
4. Good governance yang belum berjalan secara optimal.
5. Fasilitas pelayanan pendidikan yang belum memadai dan merata.
6. kualitas pendidikan relatif rendah dan belum mampu memenuhi kompetensi
peserta didik.
7. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan
menciptakan iptek.
8. Manajemen pendidikan gunung berjalan secara efektif dan efisien.
9. Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai.

Dalam Renstra Depdiknas tahun 2005-2009 peningkatan peran pendidikan ditekankan


pada upaya
1. Perluasan dan pemerataan pendidikan.
2. Mutu dan relevansi pendidikan
3. Dan yang ketiga governance dan akuntabilitas.

Nilai Ekonomi Pendidikan

Asumsi dasar dalam menilai kontribusi Pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi


dan pengurangan kesenjangan adalah pendidikan meningkatkan produktivitas pekerja.
Bila produktivitas pekerja meningkat,pertumbuhan ekonomi akan meningkat.

Bab II
INVESTASI SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia adalah proses peningkatan pengetahuan keahlian dan


kemampuan manusia hidup bermasyarakat.manajemen sumber daya manusia adalah suatu
proses yang menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan pegawai buruh

64
manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Analisis ekonomi atas investasi sumber daya manusia

Pembangunan pendidikan yang benar-benar mengacu pada fungsinya sebagai


pengembangan sumber daya manusia berkonsekuensi pada denah yang tidak sedikit.
Macam biaya yang terkait dengan pembangunan pendidikan diantaranya ada biaya
rutin,pengadaan buku,pembangunan secara fisik ,pengadaan alat-alat labor dan
workshop, pengadaan tenaga kependidikan, biaya peningkatan sumber daya
manusia.konsekuensi yang harus dilakukan dunia pendidikan dengan semakin naiknya
alokasi dana pendidikan antara lain;
1. .perlu dilakukan perbaikan kualitas proses pendidikan yang terkait dengan
pengembangan ilmu teknologi dan seni yang sangat penting bagi perkembangan
manusia itu sendiri dan masyarakat pada umumnya.
2. pendidikan hendaknya menyentuh harkat hidup manusia sehingga nilai-nilai hidup
bermasyarakat hendaknya pertahanan serta tumbuh berkembang dalam proses
pendidikan.
3. pendidikan adalah usaha untuk memerangi kebodohan sehingga lulusan pendidikan
yang semakin tinggi akan jauh dari kebutuhan serta tidak juga akan
mempengaruhi orang lain.
4. pendidikan dan ekonomi mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi
sehingga tuntunan terhadap rumusan dunia pendidikan untuk berkiprah di dunia
pembangunan adalah wajar sehingga ekonomi akan naik sebanyak pendidikan juga
akan naik.
5. pendidikan dapat juga berupa modernisasi yang tenaga kerja sehingga proses
produksi yang sederhana dan tradisional serta tidak berorientasi pada
produktivitas yang tinggi akan tinggalkan kecuali nilai-nilai tradisional tersebut
mempunyai nilai tanggal ekonomi tersendiri sehingga harus dipertahankan.
6. keterampilan perlu dikemas sedemikian rupa di dunia pendidikan karena
keterampilan itulah yang akan membawakan pendidikan di masa depan.
7. anggaran pendidikan dapat ditanggung oleh negara dari hasil perolehan pajak
tetapi keluar dapat tamu oleh masyarakat sebagai konsekuensinya membina
generasi penerus dan sebagai sahabatnya sendiri atau jasanya terhadap lembaga
yang telah membuatnya sukses atau berhasil melompati dunia kehidupan nyata.
8. keterkaitan antara dunia pendidikan ekonomi telah dibuktikan keberadaannya
oleh banyak peneliti sebagai hubungan timbal balik sehingga kerja pengembangan
pendidikan tidak terpisahkan dengan pembangunan ekonomi.

65
9. besarnya pendapatan pekerja umum yang ditentukan dengan tingkat tinggi
tingkat pendidikan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi tingkat
penghasilan.
10. jalur dan jenis perlu ditingkatkan karena tenaga kerja yang sudah bekerja pun
membutuhkan peningkatan kemampuan bola menunjang perkembangan tuntunan
dunia kerjanya dan kemajuan di bidang teknologi.
11. semakin tinggi keyakinan pejabat dan masyarakat terhadap peran pendidikan
dalam perkembangan perekonomian ilmu teknologi seni semakin tinggi pula
anggaran yang ditetapkan pemerintah dalam dunia pendidikan.

Bab III
Organisasi Pendidikan dan Lingkungan
1. Kerangka input - output sistem

A. Input Pendidikan
Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam trasformasi. Dalam
dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang
baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi),
calon siswa itu dinilai dahulu kemampuannya. Input pendidikan adalah segala
sesuatu yang harus ada dan tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
suatu proses. Segala sesuatu yang dimaksud adalah berupa sumberdaya,
perangkat-perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai alat dan pemandu bagi
berlangsungnya proses.

a) Input sumber daya yaitu :


1. Input sumber daya manusia, meliputi: kepala sekolah, guru, karyawan, dan
siswa.
2. Input sumberdaya non manusia, meliputi: peralatan, perlengkapan, uang,
bahan, dan lain-lain.
b) Input perangkat lunak yaitu yang meliputi: struktur organisasi sekolah,
peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana pendidikan,
program pendidikan, dan lain-lain.
c) Input harapan-harapan yang berupa: visi, misi, tujuan, dan sasaran-
sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut semakin tinggi tingkat
kesiapan input, maka semaki tinggi pula mutu input tersebut.
B. Output Pendidikan

66
Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah bahan jadi yang
dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini adalah siswa
lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang
siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian , sebagai alat
penyaring kualitas. Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Sedangkan kinerja
sekolah itu sendiri adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau
perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan
moral kerjanya.

1) Manajemen sumberdaya dan keuangan


Sumber daya pendidikan adalah semua faktor yang dapat dimanfaatkan
oleh pengelola pendidikan untuk melaksanakan proses pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Tujuan manajemen
sumber daya ini adalah produktivitas, kualitas, efektivitas serta efisiensi dalam
lembaga pendidikan. Ruang lingkup manajemen sumber daya pendidikan di sekolah
secara garis besar dibagi ke dalam beberapa aspek manajemen, antara lain :

a. Manajemen Kurikulum, Manajemen kurikulum merupakan kegiatan


pengelolaan kurikulum suatu sekolah, kegiatan ini menyangkut dua
aspek, yaitu yang berkaitan dengan tugas guru dan berkaitan dengan
proses pembelajaran.
b. Manajemen kesiswaan, Manajemen peserta didik meliputi beberapa bagian,
yaitu : Analisis kebutuhan peserta didik, Rekrutment peserta didik,
Seleksi peserta didik, Orientasi peserta didik, Penempatan peserta didik
(pembagian kelas), Pembinaan dan pengembangan peserta didik, Pencatatan
dan pelaporan, Kelulusan dan alumni.
c. Manajemen ketenagaan. pengelolaan SDM adalah segenap proses penataan
yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh dan menggunakan
tenaga kerja secara efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Sobri dkk, 2009 : 50).
d. Proses manajemen SDM adalah sebagai berikut : Perencanaan SDM,
Rekruitment SDM, Seleksi SDM, Orientasi dan Penempatan SDM,
Pelatihan dan Pengembangan SDM, Penilaian Kinerja, Kompensasi.

67
Manajemen Pembiayaan, Manajemen keuangan adalah pengelolaan sumber
daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan
pendidikan. Manajemen keuangan dimaksudkan sebagai suatu manajemen
terhadap fungsi-fungsi keuangan.
e. Manajemen Sarana Prasaran, Sarana pendidikan mencakup semua
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang dalam proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, alat,
media, meja, kursi dan sebagainya. Adapun yang disebut dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak secara langsung menunjang
jalannya proses pendidikan seperti halaman, kebun sekolah, taman sekolah,
jalan dan lain-lain.
f. Sistem informasi manajemen pendidikan, Sistem Informasi Manajemen,
yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajer secara
teratur. Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan
pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai.
3. Pendidikan sebagai Konsumsi dan sebagai Investasi

Pendidikan sebagai konsumsi adalah pendidikan sebagai hak dasar manusia.


Atau merupakan salah satu hak demokrasi yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Sehingga sampai tingkat tertentu pengadaan harus dilakukan oleh pemerintah.
Oleh karena itu maka di banyak negara pendidikan dasar (SD dan SLTP)
dijadikan sebagai pendidikan wajib belajar. Sebagai konsekuensinya pendidikan
pada tingkat ini pendidikan bukan hanya sebagai hak, tetapi juga sebagai
kewajiban bagi setiap warga negara pada tingkat umur tertentu.

Pendidikan sebagai investasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan neto


atau rate of return yang lebih besar di masa yang akan datang. Biaya pendidikan
dalam jenis pendidikan ini dipandang sebagai jumlah uang yang dibelikan untuk
memperoleh atau ditanamkan dalam sejumlah modal manusia (human capital) yang
dapat memperbesar kemampuan ekonomi di masa yang akan datang. Pendidikan
sebagai investasi didasarkan atas anggapan bahwa manusia merupakan suatu
bentuk kapital (modal) sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya yang sangat
menentukan terhadap pertumbuhan produktivitas suatu bangsa.

Bab IV

68
Modal Sumber Daya Manusia

1. Pengertian sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak


organisasidalam mewujudkan eksistensinya. Sumber daya manusia adalah suatu
proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar
potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian
tujuan organisasi.

2. Peningkatan sumber daya manusia

Untuk menyiapkan generasi emas, pendidikan tetap menjadi jalan utama.


Dalam hal ini, pendidikan untuk semua (education for all) menjadi pekerjaan yang
perlu dituntaskan. Bukan sekadar pemerataan, tetapi juga peningkatan kualitas.
Upaya tersebut yaitu seperti melakukan gerakan pendidikan anak usia dini serta
penuntasan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar. Di samping itu perluasan
akses ke perguruan tinggi juga disiapkan melalui pendirian perguruan tinggi
negeri di daerah perbatasan dan memberikan akses secara khusus kepada
masyarakat yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi, tetapi
berkemampuan akademik.

Selain itu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat juga dilakukan
dengan cara yang lain, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia

2. Menambah lapangan kerja yang memadai

3. Peningkatan perekonomian Indonesia

Arah pembangunan sumber daya manusia di indonesia ditujukan pada


pengembangan kualitas sumber daya manusia secara komprehensif meliputi aspek
kepribadian dan sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta
profesionalisme dan kompetensi yang ke semuanya dijiwai oleh nilai-nilai religius
sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain, pengembangan sumber daya manusia
di Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal (IQ), kecerdasan sosial
(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

Bab V

69
Pembiayaan dunia pendidikan

Menurut Levin (1987) pembiayaan pendidikan adalah proses dimana


pendapatan dan sumber daya yang tersedia digunakan untuk menyusun dan
menjalankan sekolah di berbagai wilayah dengan tingkat pendidikan yang
berbeda-beda.

Investasi pendidikan untuk pemerataan

Untuk melahirkan manusia unggul itu, diperlukan suatu arah kebijakan


pembangunan yang memprioritaskan pendidikan sebagai investasi masa depan.
Sebagai investasi masa depan bangsa, maka pendidikan harus dimulai sejak anak
usia dini sebagai program yang berkelanjutan dan sistemik yang dikemas dalam
dalam berbagai program kebijakan, yang dimulai dari pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai dengan pendidikan tinggi. Untuk
itu semua, diperlukan: a) arah dan substansi pendidikan yang jelas; b) keunggulan
manusia sebagai investasi masa depan; c) redisain pendidikan di Indonesia; dan d)
pendidikan untuk semua anak bangsa termasuk anak usia dini Sarana prasarana
perlu diperhatikan agar dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi guru
maupun siswa selama berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan
tersedianya alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif,
kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru
sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar

Bab VI

Peningkatan Mutu Pendidikan

Pengembangan mutu tenaga pendidik merupakan perwujudan capacity


building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia tenaga
pendidik melalui pengembangan berbagai kemampuan (kinerja) dan tanggung
jawab serta suasana sinergis antara pemerintah (masyarakat) dengan guru
(Nurjanto, 2012:83). Upaya optimalisasi kinerja guru yang berkelanjutan
merupakan faktor yang penting dibanding faktor lainnya dalam peningkatan
kualitas pendidikan. Hal ini telah disadari dan dilakukan oleh pemerintah melalui
penugasan studi lanjut, berbagai training dan penataran pada guru.

Bab VII

70
Struktur biaya pendidikan

Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang
efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi
dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yang menuntut
kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi, serta
mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, sumber dana merupakan potensi yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan
pendidikan.

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUK BIAYA PENDIDIKAN

Biaya Operasional Pendidikan (BOP)

BOP adalah biaya yang dikeluarkan oleh anak didik untuk memenuhi
tuntutan biaya penyelenggaraan pendidikan di institusi pendidikan. Di tingkat
perguruan tinggi, BOP terdiri atas biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)
dan biaya uang pangkal. SPP terdiri atas SPP Tetap yang besarnya ditetapkan per
semester dan SPP Variabel yang besarnya ditentukan berdasarkan banyaknya
SKS. 

Biaya Hidup (Living Cost)

Pada umumnya, perguruan tinggi yang dipilih oleh anak didik adalah
perguruan tinggi yang tidak berada di daerah di maan anak didik tinggal. Jika
demikian, maka komponen biaya hidup akan semakin bertambah. Mereka anak
didik yang kebetulan tinggal satu kota dengan perguruan tinggi memiliki
komponen biaya hidup (living cost) yang jauh lebih rendah. Sekalipun demikian,
apabila biaya pendidikan diartikan sebagai suatu investasi, maka keseluruhan
komponen-komponen pokoknya harus tetap diperhitungkan. Adapun yang
termasuk ke dalam komponen biaya hidup adalah biaya tempat tinggal atau kos,
biaya makan, biaya transportasi, biaya untuk telekomunikasi, dan biaya untuk
keperluan hiburan.

Biaya Pendukung Studi

Komponen biaya yang termasuk ke dalam biaya pendukung studi meliputi


biaya pembelian alat tulis, buku tulis/catatan, modul, foto copy, dan biaya untuk
pembelian buku. Untuk alat tulis, sekalipun angka inflasinya mencapai di atas

71
50%, akan tetapi alat tulis memiliki durabilitas yang tinggi atau tahan lama dalam
pemakaian. Kebutuhan mahasiswa untuk alat tulis relatif bervariasi tergantung
dari orientasinya terhadap studi secara individu. Jika menggunakan data hasil
survei biaya hidup mahasiswa tahun 2008, maka rata-rata pengeluaran untuk alat
tulis (termasuk foto copy dan print) berkisar antara Rp 300-500 ribu per
semester.

Biaya Pendukung Studi Tambahan


Setiap anak didik memiliki kebutuhan yang relatif beragam, tergantung dari
kebiasaan, kemampuan ekonomi (sumber dana), dan gaya hidup. Berdasarkan
survei kebutuhan hidup mahasiswa tahun 2008, pendukung studi yang sering
dipilih oleh mahasiswa adalah komputer personal (PC), telepon seluler (ponsel),
dan kendaraan bermotor. Beberapa di antaranya juga memilih perangkat
tambahan seperti perangkat audio, televisi, dan console box sebagai perangkat
untuk hiburan.

Bab VIII

manajemen lembaga pendidikan menuju efisiensi

Pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan perubahan yang sangat


cepat dan kadang-kadang kehadirannya sulit diprediksikan, sehingga menuntut
setiap organisasi untuk dapat memiliki kemampuan antisipatif dan adaptif
terhadap berbagai kemungkinan sebagai konsekwensi dari adanya perubahan.
Begitu pula dengan sekolah, sebagai institusi yang bergerak dalam bidang jasa
pendidikan akan dihadapkan pada berbagai tantangan perubahan.
Ketidakmampuan sekolah dalam mengantisipasi dan beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi, lambat laun akan dapat menimbulkan keterpurukan
sekolah itu sendiri, dan habis ditelan oleh perubahan.
Bentuk sikap antisipatif dan adaptif ini dapat dilakukan melalui upaya untuk
melaksanakan perbaikan secara terus-menerus dalam proses manajemen. Jika
kita mengacu pada konsep Total Quality Manajemen, maka upaya perbaikan
secara terus menerus dalam proses manajemen di sekolah menjadi kebutuhan
organisasi yang sangat mendasar. Dalam hal ini, Gostch dan Davis (Sudarwan
Danim 2002:102) mengemukakan bahwa salah satu kaidah dalam mengaplikasikan
TQM adalah adanya perbaikan kinerja sistem secara berkelanjutan. Untuk itu,
kegiatan evaluasi dan riset menjadi amat penting adanya. Dengan melalui kegiatan
evaluasi dan riset ini akan diperoleh data yang akurat untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan usaha
inovatif organisasi dan penyesuaiaian-penyesuaian terhadap berbagai perubahan.

72
CARA-CARA MEMPERKIRAKAN BIAYA PENDIDIKAN Ada dua cara untuk
memperkirakan biaya pendidikan, yaitu (1) memperkirakan biaya atas dasar
sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan biaya atas dasar laporan
dari lembaga-lembaga pendidikan. Cara yang pertama dilakukan dengan cara
meneliti laporan dari sumber-sumber pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya
sumber-sumber ini dibedakan atas (1) pengeluaran yang menyeluruh, dan (2)
pengeluaran menurut status, tingkat, dan sifatnya. Pengeluaran menyeluruh
terdiri atas (a) sumber-sumber pemerintah, yang terdiri atas (1) pemerintah
pusat, (2) pemerintah daerah, dan (3) bantuan luar negeri. Pengeluaran menurut
status dan sifatnya. Menurut statusnya pengeluaran dibedakan atas pengeluaran
dari lembaga pendidikan pemerintah dan pengeluaran pendidikan swasta.
Kemudian menurut tingkatnya, yaitu TK, SD, SLTP, SLTA (SMU dan SMK), dan
perguruan tinggi. Selanjutnya menurut sifatnya pengeluaran dibedakan atas
pengeluaran berulang pengeluaran modal, dan pengeluaran lainnya.

Cara yang kedua, ialah menggunakan secara langsung laporan dari lembaga-
lembaga pendidikan. Untuk keperluan membuat perkiraan tersebut harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut. Yang pertama, dan yang terpenting
adalah harus ada laporan dari lembaga-lembaga pendidikan

Ketiga, laporan harus memperlihatkan keseluruhan biaya operasi dari lembaga


tersebut.

Bab IX

Pendidikan masa depan anak

1. Arah pendidikan
Pengembangan Pendidikan Masa Depan adalah proses, cara, atau perbuatan untuk
menjadi maju dalam proses pembelajaran yang dilakukan untuk kehidupan dikurun
waktu yang akan datang. Untuk mengetahu arah pendidikan maka harus
mengetahui tiga pilar pendidikan yaitu:

i. Belajar untuk mengetahui (Learning to know)


ii. Belajar untuk berbuat (Learning to do)
iii. Belajar untuk hidup bersama (Learning to life together)

73
iv. Belajar untuk menjadi diri sendiri (Lerning to be)
2. Untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dengan baik, maka dari itu
pendidikan masa depan setidaknya memiliki ciri, sebagai berikut.
a. Peserta didik secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajarinya.
b. Peserta didik secara aktif terlibat di dalam mengelola
pengetahuannya.
c. Penguasaan materi dan juga mengembangkan karakter peserta didik
(life-long learning).
d. Penggunaan multimedia.
e. Guru sebagai fasilitator, evaluasi dilakukan bersama dengan
peserta didik.
f. Terpadu dan berkesinambungan.
g. Menekankan pada pengembangan pengethuan. Kesalahan
menunjukkan proses belajar dan dapat digunakan sebagai salah satu
sumber belajar.
h. Iklim yang tercipta lebih bersifat kolaboratif, suportif, dan
kooperatif.
i. Peserta didik dan guru belajar bersama dalam mengembangkan,
konsep, dan keterampilan.
j. Penekanan pada pencapaian target kompetensi dan keterampilan.
k. Pemanfaatan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar.
2. Kesalahan yang terjadi

1. Kesalahan yang terjadi dalam pendidikan anak yaitu:

Tidak Memiliki Perencanaan yang Tepat, Persiapan dana pendidikan anak akan
melibatkan sejumlah uang yang sangat besar, dan ini harus direncanakan dengan
sangat matang di dalam keuangan. Ada banyak orang yang melakukan kesalahan
fatal dalam hal ini, di mana mereka tidak melakukan penyusunan kembali anggaran
dan menyesuaikan berbagai pos yang terdapat di dalamnya. Terkait dengan
jumlah dan juga kebijakan lainnya.

2.Menunda Hingga Terlambat

Kesalahan lainnya yang sering dilakukan oleh para orang tua adalah menunda
pengadaan dana pendidikan anak. Perencanaan dana pendidikan bukanlah sebuah
hal mudah yang bisa anda lakukan dalam beberapa bulan saja, terutama jika anda

74
hanya memiliki penghasilan standar yang tidak cukup besar. Artinya, anda akan
membutuhkan waktu yang lumayan panjang untuk memenuhi dana pendidikan
tersebut.

3. Memilih Waktu yang Tidak Tepat,


Dana pendidikan akan dibutuhkan secara bertahap, sehingga anda harus bijak
untuk menyusunnya dalam berbagai investasi yang tepat. Kesalahan dalam
memilih waktu dan jenis investasi yang sesuai, seringkali menjadi alasan mengapa
anda gagal dalam menyiapkan dana pendidikan. Jangan memilih waktu dan jenis
investasi tanpa sebuah perhitungan yang tepat, hal ini akan membuat manfaatnya
tidak maksimal.

4. 3.sekolah harapan
 Pendidikan Harapan

Setiap manusia mempunyai sikap dan keinginan yang tidak sama, hal ini juga
yang kemudian menyebabkan potensi yang dimiliki setiap manusia berbeda-beda,
manusia berekpresei dengan cara beragam dan tidak bisa disamakan, dan karena
itu juga masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Melihat kenyataan
yang ada, saya berharap akan ada sekolah yang tidak mengekang ekspresi.
Melalui pendidikan kita di ajarkan berbagai hal baik dari segi akademik maupun
non akademik, Tujuannya bukan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus,
meskipun bisa menjadi jalan untuk mencapai hal ituDi sekolah kita belajar untuk
mencari ilmu bukan semata mata hanya untuk mendapatkan selembar kertas
bertuliskan “IJAZAH”. Ijazah dapat di beli tapi ilmu tidak bisa didapatkan
dengan hal serendah itu, Kemampuan tidak dijual, Tiada sukses tanpa Proses.
Jadi, Sekolah bukan hanya formalitas belaka,tapi tempat kita untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki

Pemerataan sistem pendidikan pada seluruh lapisan masyarakat tanpa


terbatas ruang harus digalakkan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah selain dengan menaikkan APBD untuk bidang pendidikan diantaranya
yaitu mengadakan programprogram pengiriman tenaga pendidik ke daerah
pelosok seperti Indonesia Mengajar, SM-3T (Sarjana Mendidik Daerah
Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), Sekolah Indonesia Luar Negeri, Jatim
Mengajar, dan lain sebagainya.

75
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Isi Buku


 Dalam buku pertama terdiri dari 16 bab sedangkan dalam buku kedua terdiri dari
9 bab.
 Dalam buku pertama dan kedua sama2 membahas tentang konsep dasar
ekonomi dan investasi pendidikan . Yang di mana pengertian dari ekonomi
pendidikan dalam buku pertama adalah sebuah studi bagaimana individu
atau kelompok mampu mengoptimalisasikan sumber daya produktif yang
langka dalam rangka memproduksi dan mendesiminasikan pengetahuan dan
keterampilan kepada subjek Didik sedangkan dalam buku kedua definisi
investasi pendidikan adalah paduan dua konsep yang sudah mapan yaitu
ekonomi dan pendidikan ekonomi sebagai ilmu telah mengkaji berbagai
langkah manusia untuk mencukupi segala keinginannya dengan sumber daya
yang terbatas tas yang mengkaji tentang kesejahteraan kesetaraan hidup
sepanjang hidupnya.
 Dalam buku utama dibahas bab 2-nya tentang penanaman modal dalam
bentuk sumber daya manusia yang dimana materinya ada manusia
berkualitas sebagai modal, kemudian pendidikan dan pertumbuhan
ekonomi, 10 tesis pendidikan dikaitkan dengan pembiayaan, fungsi produksi
dan luaran ekonomi pendidikan, mengukur tingkat keuntungan investasi

76
modal sumber daya manusia,kemudian tingkat keuntungan modal sumber
daya manusia dan modal fisik,dan yang terakhir tentang bagaimana model
sumber daya manusia menambah produktivitas pekerja.sedangkan dalam
buku pembanding masih membahas tentang investasi sumber daya
manusia.sedangkan di
 Bab 3 buku pembanding berbicara tentang organisasi pendidikan dan
lingkungan, sedangkan bab 3 dari buku utama ialah pilihan investasi
pendidikan dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja, kemudian di Bab kempat
baru membahas tentang penanaman modal sumber daya manusia.
Sedangkan di bab 5 buku utama dibahas tentang modal intelektual dan
keuntungan investasi pendidikan sedangkan di bab 5 buku pembanding
dibahas tentang pembiayaan dunia pendidikan dan untuk dibahas tentang
bab 6 dibahas tentang Pendidikan dan pelatihan sebagai pembentukan
modal manusia sedangkan 6 dari buku pembanding membahas tentang
peningkatan mutu pendidikan.sedangkan di buku pembanding bab 7
membahas tentang struktur biaya pendidikan bab 8 yang membahas
tentang manajemen lembaga pendidikan menuju efisiensi dan terakhir
membahas tentang pendidikan masa depan anak.
 Berbicara tentang materi berarti bisa saya simpulkan lebih lengkap di
buku utama sebab bagian-bagian dari materi buku pembanding sudah
tersedia di buku utama walaupun tidak spesifik judul materinya.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan

Buku Utama

Kelebihan :

 Dalam materi terdapat kotak kecil berupa kalimat penting yang

memudahkan pembaca untuk memahami materi yang menjadi penguatan

materi

 memuat bagan dan tabel-tabel data dengan sumber yang jelas sebagai

penunjang materi

77
 Sampul bukunya menarik sesuai dengan isi bukunya

 Memuat pendapat para ahli sebagai penguat materi yang disampaikan

Kekurangan

Buku utama yang saya kritik ini sangatlah baik dari segi materi maupun dari

segi aspek lainnya, tetapi saya dituntut untuk lebih kritis dalam menemukan

kelemahan atau kekurangan dalam buku ini, adapun kekurangannya antara lain:

 Bahasa yang dipakai cukup sulit dimengerti


 Tidak memuat rangkuman di akhir materi untuk memudahkan pembaca
memahami materinya

2. Buku Pembanding

Kelebihan

 Kalimat yang digunakan dalam buku ini cukup mudah dimengerti,karena

pada bebarapa pembahasan yang memang sulit dimengerti, penulis mampu

menjelaskan dengan beberapa ilustrasi.

 Penyampaian materi cukup jelas

78
 Adanya pengelompokan materi dimana materi yang memiliki keterkaitan

dikelompokkan menjadi satu bagian

 Bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami

Kekurangan

 Terdapat beberapa kalimat yang tidak baku

 Tidak banyak memuat pendapat ahli dalam bukunya

79
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kedua buku ekonomi sumber daya manusia ini memiliki tujuan yang bagus

dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan dimana kita dengan

mempelajari keilmuannya secara luas dan juga kita dapat mengetahui ekonomit

sumber daya manusia ersebut, sehingga sangat bagus kedua buku ini jika

diterapkan dalam kehidupan para pembaca. Dengan membaca kedua buku ini

pembaca akan memperoleh wawasan tentang ekonomi sumber daya manusia yang

lebih luas serta sangat penting untuk memulai suatu perubahan jika sudah

mengetahui bagaimana teorinya.

4.2 Saran
Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Book
Riview (CBR) ini yaitu hendaknya reviewer memberikan komentar dan saran
maupun kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book
Riview(CBR).

80
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2018. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Bandung:

CV Pustaka Setia.

Agus,Irianto.2017.Pendidikan Sebagai Investasi Dalam Pembangunan Suatu

Bangsa. Jakarta : Kencana

81

Anda mungkin juga menyukai