Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN SKENARIO I KELOMPOK 5 BLOK II

Dosen Tutorial : dr. Suandy, M. Biomed, AIFO-K accp.

Disusun oleh: SGD 5

Ketua :Rigal Arizki Pasaribu (213307010118)


Sekretaris :Ella Avrilia (213307010009)
Anggota :Sonia Carol Ann Bandupaskah Purba (213307010028)
Izdihar Putri Hyacintha (213307010010)
Tarisya Yasirah (213307010045)
Kristina Sirait (213307010046)
Miranda br Tarigan (213307010059)
Betthy Meilina Br Aruan (213307010063)
Felix Leonardi (213307010064)
Cut Echi Razita Sabrina Filzah (213307010099)
Zahra Khairunnisa Lubis (213307010100)
Farah Shyfa Kesuma (213307010117)
Jag Karan (213307010082)

Prodi S1 Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran
Universitas Prima Indonesia
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam Fakultas Kedokteran Universitas UNPRI.

Adapun makalah ini membahas tentang seorang atlet angkat besi bernama Ria. Ia
merupakan wanita berumur 25 tahun, BB 75 kg dan Tinggi Badan 175 cm mengalami
keluhan tangan kirinya sakit sehingga sulit diangkat mulai dari bahu kiri dan siku
kirinya.

Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini kami akan membahas apa yang menjadi
permasalahan Ria, seorang atlit angkat besi. Tidak hanya itu, melalui makalah ini
penulis serta pembaca juga dapat menambah wawasan tentang anggota rangka tubuh
bagian atas dan bawah serta apa yang harus dilakukan klien untuk menjaga berat
badan ideal seorang atlet.

Dengan demikian, kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada


dr. Suandy, M. Biomed, AIFO-K Accp. selaku tutor dalam SGD skenario I di
kelompok 5 serta ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman yang
sudah bekerja sama dengan baik dalam pengerjaan makalah ini sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Kami segenap penulis dalam makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
dalam makalah ini demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 27 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB I ..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
1.4 Sumber Data ............................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................... 6
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL ......................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7
Skenario II : .................................................................................................................... 7
More Info 1 : ................................................................................................................... 7
More Info 2 : ................................................................................................................... 7
3.1 Klarifikasi Istilah ...................................................................................................... 8
3.2 Identifikasi Masalah................................................................................................ 10
3.3 Analisis Masalah..................................................................................................... 11
3.4 Topic Tree............................................................................................................... 12
3.5 Learning Objective ................................................................................................. 12
3.6 Kajian Teori ............................................................................................................ 13
BAB IV................................................................................................................................. 21
PENUTUPAN...................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Blok Sistem Pergerakan dan Pengaturan merupakan blok kedua di semester 1


dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Prima Indonesia. Pada kesempatan ini dilaksanakan studi kasus skenario
mengenai seorang atlet angkat besi bernama Ria. Ia merupakan wanita berumur 25
tahun, BB 75 kg dan Tinggi Badan 175 cm mengalami keluhan tangan kirinya sakit
sehingga sulit diangkat mulai dari bahu kiri dan siku kirinya.

1.2. Rumusan Masalah

Kami telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:

1. Apa yang menyebabkan klien merasa kesakitan di tangan kirinya yang


disertai sulitnya mengangkat bahu kiri dan siku kiri (sendi, otot, dan lain-
lain) ?

2. Apakah hasil pemeriksaan vital sign tersebut masih dalam keadaan normal
pada atlet ?

3. Sebab akibat pasien dalam mengangkat beban 300 kg ?

4. Apakah umur mempengaruhi kinerja otot maupun tulang pada atlet ?

5. Pengaruh kurangnya nutrisi yang cukup saat melakukan aktivitas


1.3. Tujuan Penulisan
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengerti mengenai struktur
tulang yang baik dan benar, serta pentingnya menjaga berat badan tubuh.

1.4 Sumber Data


Sumber data ini kami peroleh dari materi yang disediakan oleh Dosen
Pembimbing kami.
1. Skenario I.
2. More info 1.
3. More Info 2.
BAB II
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL
1. JUDUL BLOK : Sistem Pergerakan dan Pengaturan
2. NAMA TUTOR : dr. Suandy, M. Biomed, AIFO-K Accp.
3. DATA PELAKSANAAN TUTORIAL

TUTORIAL I :
TANGGAL : Senin, 25 Oktober 2021
WAKTU : 17.00-18.40 Wib
TEMPAT : Zoom Meeting

TUTORIAL II :
TANGGAL : Rabu, 27 Oktober 2021
WAKTU : 17.00-18.40 Wib
TEMPAT : Zoom Meeting

PLENO:
TANGGAL : Jumat, 29 Oktober 2021
WAKTU : 08.00-12.00 Wib
TEMPAT : Zoom Meeting
BAB III

PEMBAHASAN

Skenario II :

Ria wanita 25 tahun datang ke RS Royal Prima dengan keluhan tangan kirinya sakit
sehingga sulit diangkat mulai dari bahu kiri dan siku kirinya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien merupakan atlet besi keluhan dialami terjadi setelah selesai angkat beban.

More Info 1 :
Pada pemusatan Latihan daerah Pelatda, pasien berlatih mengangkat beban (latihan
aerob) 300 kg, sementara klien biasa hanya sanggup mengangkat 200 kg. Sebelum
angkat beban biasanya pasien setiap pagi melakukan latihan aerobik yaitu jogging
selama 30 menit diawali dengan melakukan warming up berupa stretching pada
musculus extremitas superior et inferior, musculli coli serta truncus dan beberapa
gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, sircumduksi pada articulation os. Humeri,
cubiti, carpalia, coxae, genue, talocruralis serta articulation os. atlanto – occipitalis
dan intervertbralis.

More Info 2 :
Vital sign : Kesadaran Composmentis aktif. TD :110/70 mmhg. HR : 90 x / menit,
RR: 18 x/ menit. BB : 75 kg dan TB : 175 cm. Pemeriksaan status lokalisata : Region
Brachialis, deltoid, tricep sinistra dijumpai nyeri tekan (+), VAS 6, Hematom (+),
ROM terganggu. Hipertrophi pada musculus biceps, triceps brachioradialis,
quadriceps, femoris, harmstring dan gastrocnemius. Extremitas inferior dalam batas
normal.
3.1 Klarifikasi Istilah

1. Atlet adalah Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki
bakat tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga kepribadian tersendiri
serta memiliki latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik
pada dirinya.

2. Compos Mentis (sadar penuh), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,


dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

3. anaerob adalah organisme yang dapat hidup secara baik tanpa oksigen.

4. vital sign atau adalah ukuran fungsi dasar tubuh manusia yang digunakan
dalam mendeteksi permasalahan kesehatan tubuh seseorang. Perawat atau
dokter biasa melakukan pengecekan tanda-tanda vital pada pasien untuk
mengetahui tanda klinis guna memperkuat diagnosa suatu penyakit. Vital sign
ini juga dilakukan untuk membantu menilai kesehatan fisik umum seseorang
dan juga membantu menunjukkan kemajuan pemulihan. Vital sign terdiri dari
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, juga suhu tubuh.

5. Range Of Motion (ROM) adalah latihan menggerakkan bagian tubuh untuk


memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.

6. Hematoma adalah akumulasi besar ekstravasasi darah akibat trauma yang


menghasilkan massa yang teraba. Penyebab hematoma biasanya terjadinya
trauma atau adanya gangguan perdarahan sistemik.

7. VAS (visual analog scale) merupakan skala pengukuran respon diri (kondisi
kesehatan).
8. ekstensi adalah peregangan torso atau ekstremitas.

fleksi adalah membengkokkan torso ata ekstremitas.

abdukasi adalah menggerakkan ekstremitas menjahui torso.

addukasi adalah menggerakkan ekstremitas mendekati torso.

sirkumduksi adalah gerakan bergarsing (anatomi umum dan sistem


muskuloskletal).

musculus biceps (Tuberositas radii, lewat Aponeurosis musculi bicipitis


brachii pada fascia antebrachii), triceps brachioradialis (otot besar berkepala
(caput) tiga karena berorigo pada tiga tempat yang berbeda. Terletak di
sepanjang lengan atas. Caput longum (panjang), Caput medial, Caput
lateralis), quadriceps femoris (Otot ekstensor besar tungkai), hamstring
(terdiri dari tiga otot besar yang terletak di belakang paha dan memanjang
dari pinggul hingga bagian bawah lutut) dan gastrocnemius (otot merupakan
otot pada betis yang menghubungkan knee joint dan ankle bagian posterior).

9. Extremitas inferior dalam batas normal, Anatomi ekstremitas bawah terdiri


atas tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang
phalanges.

10. Articulation os Humeri adalah persendian tulang bahu.

11. Articulatio cubiti adalah persendian yang tersusun atas tiga tulang yang
bersesuaian yaitu os humerus, os radius, dan os ulna.

12. Articulatio carpalia adalah persendian tulang pada pergelangan tangan.

13. Articulatio coxae adalah persendian tulang pada pinggul.

14. Articulation genue adalah persendian tulang pada lutut.

15. Articulation os atlanto adalah persendian tulang atlas.

16. Articulation occipital adalah persendian yang terdiri dari sepasang sendi
synovial kondiloid.

17. Articulatio intervertebralis adalah persendian tulang belakang .

3.2 Identifikasi Masalah

1. Apa yang menyebabkan klien merasa kesakitan di tangan kirinya yang


disertai sulitnya mengangkat bahu kiri dan siku kiri (sendi,otot, dan lain-
lain) ?

2. Apakah hasil pemeriksaan vital sign tersebut masih dalam keadaan normal
pada atlet ?
3. Sebab akibat pasien dalam mengangkat beban 300 kg ?

4. Apakah umur mempengaruhi kinerja otot maupun tulang pada atlet ?

5. Pengaruh kurangnya nutrisi yang cukup saat melakukan aktivitas.

3.3 Analisis Masalah

1. Hal ini dapat disebabkan oleh proses latihan pasien yaitu pasien berlatih
mengangkat beban (latihan anaerobic) 300 kg, sementara klien biasa hanya
sanggup mengangkat 200 kg. Selain itu, dapat dipengaruhi oleh kesalahan teknik
yang digunakan saat angkat beban dan kesiapan daya tahan tubuh pada saat
melakukan kegiatan tersebut.

2. Maka dapat disimpulkan dengan melihat keterangan di atas keadaan vital sign
klien masih dalam keadaan normal.

3. sebab pasien mengangkat beban 300 kg karena pasien adalah seorang atlet angkat
beban dan dia sebelumnya belum pernah mengangkat beban di atas 200 kg, akibat
dari mengangkat beban 300kg ini pasien mengeluh tangan kirinya sakit sehingga
sulit diangkat mulai dari bahu kiri dan siku kirinya sejak 3 hari yang lalu.

4. iya, bertambahnya usia dihubungkan dengan penurunan masa otot dan kekuatan,
namun dengan nutrisi dan latihan olahraga yang tepat dapat memperlambat
progresif penurunan masa dan kekuatan otot serta memperbaiki kualitas hidup

5. pengaruh kurangnya nutrisi dapat menyebabkan penurunan berat badan, mudah


lelah, gusi, dan mulut yang sering mengalami luka, pipi dan mata terlihat cekung,
serta mudah merasa kedinginan. Kekurangan nutrisi juga menyebabkan kamu
mengalami gangguan pada otot.

3.4 Topic Tree

Ria wanita 25 tahun merupakan atlet angkat besi dengan keluhan tangannya sakit
dikarenakan mengangkat beban 300 kg klien dengan keluhan tangan kirinya sakit
sehingga sulit diangkat mulai dari bahu kiri dan siku kiri.Secara tidak langsung
mengalami gangguan pada origo di bahu dan insersio di sikunya akibat peningkatan
massa otot (hypertopi) yang dilakukan dalam kegiatan angkat besi sehingga terjadi
kelelahan otot ( menumpuk asam laktat) di musculus ekstremitas atas dan bawah.

3.5 Learning Objective

1. Kita harus mengetahui klasifikasi sendi serta otot-otot pada ekstremitas


superior dan ekstremitas inferior.

2. Karakteristik cedera otot dan cara mengatasi atau cara menanggulangi cedera
otot.

3. Karakteristik angkat beban pria dan wanita.

4. Penyesuaian mengkonsumsi nutrisi sesuai profesi klien.

5. Jenis otot apa saja yang menjadi penggerak untuk mengangkat beban.
6. Bagaimana posisi tubuh yang benar dalam mengangkat beban.

7. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan klasifikasi Organ Tulang


berdasarkan Struktur & Matriks penyusunnya.

8. Klasifikasi satura pada tulang tengkorak.

3.6 Kajian Teori

1. Kita harus mengetahui klasifikasi sendi serta otot-otot pada ekstremitas superior

dan ekstremitas inferior.


2. Karakteristik cedera otot dan cara mengatasi atau cara menanggulangi cedera
otot.

Cedera menyebabkan anggota tubuh mengalami gangguan fungsi gerak. Cedera


akan menimbulkan cacat, luka pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh
(Supriyadi & Supriyono, 2017). Cedera juga akan memberikan dampak
psikososial yang akan mempengaruhi kualitas olahraga selanjutnya (Gledhill,
Forsdyke, & Murray, 2018). Penanganan yang kurang tepat dan kurang benar
akan menyebabkan gangguan dan keterbatasan fisik. Hal ini dapat
mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga

Pencegahan dan Penanggulangan Cidera Cedera bahu Sebanyak 20 persen


cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi, salah
urat, dan ketegangan otot. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang
salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku
pada bahu, otot terkilir, hingga tulang retak. Pencegahan: Untuk olahraga yang
rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan pelindung khusus.

Otot tertarik Tidak melakukan pemanasan cukup, kelelahan otot, dan otot
lemah, adalah beberapa sebabnya. Lari, joging, basket, dan sepakbola, adalah
contoh olahraga paling potensial menimbulkan cedera ini. Pencegahan: Latihan
peregangan yang cukup sebelum dan sesudah berolahraga. Hindari berlatih
saat tubuh Anda terasa lelah. Jangan berolahraga dulu sebelum Anda benar-
benar pulih pasca cedera, untuk menghindari cedera lebih berat.

Salah urat Cedera ini timbul karena salah gerak atau kelelahan pada tendon
karena aktivitas berlebih. Paling banyak dialami pelari karena gerakan lari dan
lompat. Pencegahan: Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot
secara tibatiba dan memaksa. Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih
kembali sebelum kondisi benar-benar pulih.
3. Karakteristik angkat beban pria dan wanita.

Kekuatan maksimum tampaknya menjadi faktor utama yang mempengaruhi


kinerja berbagai olahraga, terutama olahraga yang melibatkan produksi kekuatan
tinggi dan output daya tinggi seperti Angkat besi/ Angkat beban. Meskipun jelas
bahwa angkat besi cukup kuat, tepatnya hubungan antara kekuatan maksimum
dan kinerja angkat besi.
4. Penyesuaian mengkonsumsi nutrisi sesuai profesi klien.

karena berat badan tergolong normal menurut IMT penyesuaian nutrisi yang
disarankan untuk klien adalah difokuskan pada asupan karbohidrat, menu harus
cukup mengandung karbohidrat untuk memaksimalkan glikogen. Pentingnya
buah dan sayur sebagai sumber vitamin dan mineral dan sebagai antioksidan
alami, perlunya asupan cairan yang memadai untuk menunjang performa.
Makanan yang dikonsumsi terdiri dari beras merah, lauk hewani (telur ayam
bagian putih dan dada ayam), serta pisang.

Makanan yang dikonsumsi 1 minggu sebelum bertanding sama, yaitu


mengkonsumsi 4 jenis makanan. Pada 3 hari sebelum pertandingan atlet binaraga
mengkonsumsi 1 macam makanan saja, yaitu hanya mengkonsumsi pisang dan
air.

Apabila menjelang pertandingan seorang atlet mengalami kelebihan berat badan,


maka atlet akan menjalankan program menurunkan berat badan, caranya dengan
mengurangi porsi makan terutama nasi. Pada malam hari tidak mengkonsumsi
nasi, pagi hari dan siang hari tetap makan dengan porsi sedikit dikurangi dan
mengkomsumsi suplemen. Sebaliknya bila berat badan atlet kurang sesuai dengan
kelasnya, maka atlet akan menjalankan program peningkatan berat badan yaitu
dengan menambahkan frekuensi makan dan suplemen terutama whey protein.
Upaya mendorong atlet untuk menambah asupan sayur dan buah.

5. Jenis otot apa saja yang menjadi penggerak untuk mengangkat beban

Jenis otot yang menjadi penggerak untuk mengangkat beban yaitu extremitas
superior dan extremitas inferior.

● Jenis otot extremitas superior terdiri atas otot-otot yang membentuk gelang
bahu, brachium, antebrachium, dan manus.
● Jenis otot extremitas inferior terdiri atas otot otot yang berada pada regio
glutea, regio femoris, regio cruralis, dan regio pedis.
6. Bagaimana posisi tubuh yang benar dalam mengangkat beban

BARBELL SQUAT

Berdiri dengan barbell dipundak dengan kaki selebar bahu, (mulailah dengan barbell
yang kosong apabila pemula). itulah posisi awal (A). Turunkan tubuh seperti ingin
duduk (B). Tahan sebentar, lalu perlahan-lahan kembali keposisi awal, itu adalah 1
reps untuk squat.

BARBELL DEADLIFT

Ambil barbell (mulai dengan barbell yang kosong dahulu apabila pemula) dan berdiri
dengan kaki selebar pinggul, lutut ditekuk. posisikan barbell didepan paha dengan
telapak tangan menghadap tubuh (A). Kunci tulang belakang , lalu dorong pinggul
kembali dan tekuk lututuntuk menurunkan barbell ke lantai. (B). Itu adalah saru rep.

7. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan klasifikasi Organ Tulang


berdasarkan Struktur & Matriks penyusunnya.

● Klasifikasi Organ berdasarkan Struktur, yakni :


1. Tulang panjang pada tulang paha

Tulang panjang atau tulang pipa merupakan tulang yang memiliki


panjang lebih besar daripada lebarnya. Setiap tulang panjang tersusun
atas sebuah diafisis, yakni bagian tengah yang berbentuk pipa dan
tersusun atas jaringan tulang kompak, Kedua epifisis yakni bagian
ujung tulang panjang yang berbentuk cembung yang tersusun atas
tulang spons atau kartilago. Dalam bagian tengah atau diafisis terdapat
rongga yang berisi sumsum merah pada saat bayi dan sumsum kuning
ketika dewasa. Sedangkan epifisis terlapisi oleh jaringan tulang
spongiosa yang dikelilingi tulang rawan hialin.

Contoh tulang pipa adalah tulang paha, tulang kering, tulang betis,
tulang lengan atas, tulang hasta dan tulang pengumpil.Tulang pendek
pada pergelangan kaki.

2. Tulang pendek merupakan tulang yang memiliki panjang dan lebar


yang hampir sama. Pada umumnya, tulang pendek tersusun atas tulang
spongiosa dan bagian luar merupakan tulang kompak.

Contoh tulang pendek adalah tulang pergelangan tangan (metakarpal)


dan tulang pergelangan kaki (metatarsal).

3. Tulang pipih pada tulang parietal

Tulang pipih ialah tulang yang memiliki bentuk pipih yang lebar,
bagian dalam tersusun atas tulang spongiosa dan bagian luar tersusun
atas tulang kompak.
Contoh tulang pipih adalah tulang dahi, tulang ubun-ubun, dan tulang
dada.

4. Tulang tak beraturan pada ruas tulang belakang

Tulang tidak beraturan mnerupakan tulang yang tidak termasuk dalam


ketiga kelompok tulang di atas.

Contohnya adalah tulang wajah dan tulang ruas ruas tulang belakang.

5. Tulang sesamoid

Tulang sesamoid ialah tulang kecil, berbongkol dan ditempeli oleh


tender.

Contoh tulang sesamoid itu adalah patella.

● Klasifikasi tulang berdasarkan matriks penyusun nya dibagi menjadi 2 yaitu:

1.Tulang Kompak

Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat,misalnya terdapat


pada tulang pipa.

2.Tulang Spongioasa

Tulang spons memiliki matriks yang berongga. Misalnya terdapat pada tulang
pipih dan pendek .
8. Klasifikasi satura pada tulang tengkorak.

Gambar Sutura pada Bayi

Gambar Tulang Kepala


BAB IV
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
Ria wanita 25 tahun, klien dengan keluhan tangan kirinya sakit sehingga sulit
diangkat mulai dari bahu kiri dan siku kiri. yang disebabkan karena cidera otot dan
penumpukan asam laktat akibat dari teknik pengangkatan salah serta bebannya terlalu
berat, serta tidak melakukan pemanasan sebelum aktivitas sehingga terjadi kelelahan
otot di musculus ekstremitas atas dan bawah.

4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar memahami kasus yang di alami oleh klien
agar dapat mengerti masalah yang dialami klien serta solusi dan kesimpulan yang
didiagnosis oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://jurnal.fk.umi.ac.id
2. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/download/17933/8289/
3. http://eprints.aiska-university.ac.id
4. https://adoc.pub/download/bab-ii-kajian-pustaka-anatomi-ekstremitas-
bawah-terdiri-atas.html.
5. https://ejournal.unisayogya.ac.id
6. https://jurnal.unimed.ac.id-
7. Ambardini, R.L., (2013). PENINGKATAN PERILAKU POLA MAKAN
SEHAT BAGI ATLET ANGKAT BESI DI PADEPOKAN GAJAH
LAMPUNG. Jurnal IPTEK olahraga. 15(2), 179-191.
8. Yuanita, R., Kartini, A., Irene K, M. (2014). STUDI POLA KONSUMSI
DAN STATUS GIZI ATLET BINARAGA PERSATUAN ANGKAT BESI
BINARAGA DAN ANGKAT BERAT SELURUH INDONESIA (PABBSI)
MADIUN JAWA TIMUR DALAM PERSIAPAN KEJUARAAN DAERAH
DI MADIUN TAHUN 2013. Jurnal kesehatan masyarakat. 2(3). 184-191.
9. https://thefamousfitnessplan.com/2016/07/06/gerakan-angkat-beban-terbaik-
untuk-wanita/
10. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/Myologi-
eks-superior-dan-inferior.pdf
11. Nuril Hidayati, S.Pd., M.Pd & Farizha Irmawati, S.Pd, M.Pd, 2019
12. Anatomi Fisiologi Manusia Dasar: Dilengkapi aktivitas dengan model ... -
Nuril Hidayati, S.Pd., M.Pd & Farizha Irmawati, S.Pd, M.Pd - Google Buku
13. Med Sci Sports 2005 - academia.edu

Anda mungkin juga menyukai