(Vibiznews – Economy) - Banyak metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek investasi,
apakah layak untuk dilanjutkan atau tidak? Metode tersebut antara lain Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI) dan Payback Period. Metode yang
paling banyak digunakan adalah metode payback period. Mengapa? karena metode ini mudah
digunakan dan cara perhitungannya yang simpel dalam mengevaluasi kelayakan suatu proyek
investasi.
Contoh:
Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 300 juta (initial investment) dan ditargetkan
penerimaan dana investasi setiap tahunnya Rp. 60 juta (cash flow) serta ada syarat periode
pengembalian investasi 4 tahun, berapa payback periodnya? Payback periodnya adalah 300 juta
dibagi 60 juta dikali satu tahun sama dengan 5 tahun. Ternyata payback period melebihi periode
yang disyaratkan maka usulan proyek investasi ini ditolak.
dimana:
n = tahun terakhir dimana cash flow masih belum bisa menutupi initial investment
a = jumlah initial investment
b= jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n
c = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke- n +1
Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3.
Payback periodnya
= 2 + Rp. 500 juta – Rp. 450 juta / Rp.600 juta – Rp. 450 juta x 1 tahun
= 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
Payback periodnya kurang dari syarat periode pengembalian perusahaan sehingga usulan proyek
investasinya diterima.
Selain itu kelebihan metode payback period ini adalah bisa digunakan sebagai alat pertimbangan
resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya,
serta dapat pula digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of
return yang sama dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback period)
apabila payback periodnya lebih pendek itu yang dipilih.
Disisi lain, terdapat pula kelemahan dari metode ini yaitu tidak memperhitungkan time value of
money (nilai waktu akan uang), dan tidak mempedulikan cash flow yang diperoleh setelah
payback period, serta tidak memperhatikan pula keuntungan yang diperoleh setelah payback
period.
(Febri Wulansari/FW/vbn)