“INSTRUMEN PENELITIAN”
MATA KULIAH METODE PENELITIAN
OLEH :
KELOMPOK VIII
NUR CAYA (19.1.1.0621.0027)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah Metode Penelitian dengan judul Variabel Penelitian ini
tepat waktu.
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk
menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus
dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode
penelitin,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Dalam melaksanakan kegiatan
penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat
integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang
diteliti.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan
realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain
harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat
sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan
diuraikan berbagai hal terkait dengan instrument penelitian yang
pembahasannya diawali dengan pengertian instrumen penelitian, jenis,
lagkah-langkah penyusunan, dan teknik pengujian validitas dan
reliabiltasnya.
B. Ruang lingkup masalah
1. Pengertian Instrumen Penelitian
2. Jenis jenis Instrumen Penelitian (Kualitatif dan Kuantitatif)
3. Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen
4. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
5. Pengujian Validitas Instrumen Dan Reabilitas Instrumen
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset,
atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat
tergantung pada peneliti itu sendiri.
3
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan
segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest
hipotesis yang timbul seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan
menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009:
308).
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping
memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan.
Kelebihannya antara lain:
1. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa
yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian,
peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja yang
tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah
salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
2. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah
mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam
penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh
instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian
pada variabel-variabel tertentu saja.
3. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,
menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan
secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang
sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang
"mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi (tacit) di dalam
masyarakat.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah :
1. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai
peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian
4
kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar
mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan
pikiran-pikirannya sendiri.
2. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai
instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti
dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian.
Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight"
(wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna
yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan "lantaran
pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali
mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk
tertulis".
3. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan
mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang
ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai
jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui
statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap
dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak
terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-
ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu)
dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam
penelitian kuantitatif.
2. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif
Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah
penelitinya sendiri, maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus
dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti.
Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun
instrumen itu. Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian
kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes.
Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi
serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk
5
mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian. Selain
tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daptar
pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik
pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti
yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman
observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan
lainnya.
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif yang
dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang
kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program
atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran
penampilan, terutama panampilan di dalam orang menjalankan tugas,
yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang
mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman
observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan
akan diamati.
C. Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan
instrumen penelitian, yaitu :
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
D. Validitas Dan Reabilitas Intrumen
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki
dua syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat
mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran
konsisten dari waktu ke waktu.
6
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan
oleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen
menurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi
dan akurasi hasil pengukuran.
7
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai
dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur
efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu
efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan
untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
8
memberikan ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti
instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi. Secara
teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi
itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan
nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah
dijabarkan dari indikator.
1. Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang
sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda.
9
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan
pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif
dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa tahun
pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut
ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama.
Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan antara data
instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan
ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen
dapat dinyatakan reliabel.
3. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang
ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. cara ini
merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali
pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis
keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu
semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa
instrumen itu reliabel.
4. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
10
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang
sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya
sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan
menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu
membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
Enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu : 1)
Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2) Menjabarkan
variabel menjadi dimensi-dimensi, 3) Mencari indikator dari setiap
dimensi, 4) Mendeskripsikan kisi-kisi instrument, 5) Merumuskan item-
item pertanyaan atau pernyataan instrument, 6) Petunjuk pengisian
instrumen.
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki
dua syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat
mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran
konsisten dari waktu ke waktu.
11
DAFTAR PUSTAKA
12