Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian perilaku seks pranikah adalah sebuah bentuk hubungan badan


yang dilakukan oleh sepasang individu tanpa ada ikatan resmi baik hukum
maupun agama. Perilaku seks pranikah di Indonesia saat ini sangat
mengkhawatirkan, khususnya pada remaja, pelajar, dan mahasiswa di beberapa
perkotaan. Perilaku seksual pranikah adalah prilaku seks yang dilakukan tanpa
melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama
dan kepercayaan masing-masing individu. Menyatakan bahwa perilaku seksual
pranikah adalah segala macam tindakan seperti bergandengan tangan, berciuman
sampai dengan bersenggama yang dilakukan dengan adanya dorongan hasrat
seksual yang dilakukan sebelum ada ikatan pernikahan yang sah.
Masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang
berkesinambungan yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa
muda. Menurut definisi Warld Health Organization (WHO), remaja (adolescence)
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyebut anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. lni kemudian disatukan
dalam terminologi kaum muda (young peopte) yang mencakup usia 10-24 tahun.'
Di lndonesia, jurnlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar yaitu sekitar 63 juta
atau 26,8% darijumlah penduduk . Remaja berada dalam situasi yang sangat peka
terhadap pengaruh nilai baru, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya
tangkal. Remaja cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian dengan arus
globalisasi dan arus informasi bebas yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai
yang datang dari luar. Banyak remaja yang sudah aktif secara seksual meski tidak
selalu atas pilihan mereka sendiri. Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional remaja yang pernah berpacaran dan cara mengungkapkan
kasih sayang dengan meraba atau merangsang 10% ciuman bibir 32% pegang
tangan BB%. Persentase remaja laki-laki pernah berpacaran yang rnelakukan

1
2

hubungan seks pranikah tahun 2010 yaitu 3,8% tahun 2011 mengalami
peningkatan yaitu 5,3% Persentase remaja perempuan pernah berpacaran yang
rnelakukan hubungan seks pranikah tahun 2014 yaitu 1,7 tahun 2011 mengalami
peningkatan yaitu 2,4 Remaja umur 10-24 tahun yang berstatus belum menikah
ada 86,7% dari 63.048. Hasil wawancara pada kelompok remaja dengan status
belum menikah menunjukkan bahwa pada laki-laki 3,0% dan perempuan 1,1%
menjawab pernah berhubungan seksual.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja ada tiga,
yaitu faktor perkembangan yang terjadi dalam diri mereka berasal dari keluarga di
mana anak mulai tumbuh dan berkembang, faktor luar yang mencakup sekolah
cukup berperan terhadap perkembangan remaja dalam mencapai kedewasaannya,
faktor dari masyarakat yaitu adat kebiasaan, pergaulan, dan perkembangan
khususnya teknologi yang dicapai manusia.' Rasa ingln tahu terhadap masaiah
seksual pada masa remaja sangat tinggi. sehingga mereka akan berusaha mencari
berbagai informasi mengenai hal tersebut, lnforrnasi teniang masalah seksual
sudah seharusnya diberikan agar remaja tidak rnencari informasi dari sumber-
sumber yang tidak jelas. Badan Litbang Kesehatan, Depkes Rl tahun 2010
terhadap siswa-siswi di Indonesia menyebutkan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi remaja untuk melakukan kegiatan membaca buku porno dan
menonton film porno. Dewasa ini kemajuan sistem media massa semakin
meningkat, ditandai dengan semakin mudahnya orang mengakses berbagai
informasi termasuk informasi tentang masalah seksual. Banyak sekali informasi
melalui media massa cetak maupun elektronik yang ditayangkan secara vulgar
dan bersifat tidak mendidik, tetapi lebih cenderung mempengaruhi dan
mendorong perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Data menunjukkan
dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman,
35% dari film porno, dan hanya 5% dari orang tua. lronisnya 1,8 juta warga
lndonesia yang sudah mengenal dan mengakses internet, 50% diantaranya
ternyata tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka situs porno. Situs porno
dapat membawa berbagai dampak negatif pada remaja. Pornografi dapat merusak
perkembangan keprlbadian remaja serta dapat mendorong terjadinya perilaku
seksual menyimpang. Pornografi tidak hanya memicu ketagihan yang serius,
3

tetapi juga pergeseran pada emosi dan perilaku sosial mengonsumsi gambar porno
secara intensif berpotensi mengubah pemahaman secara fundamental
tentang_relasielasi hubungan seksual dengan lawan jenis.

Pada SMK 1 Palangka Raya banyak siswa - siswi yang kurang memahami
atau mengetahui tentang dampak bahaya dari berhubungan diluar nikah atau seks
pranikah.
Kemudian kami mengangkat judul tentang “ Seks Pranikah” agar anak-anak
serta guru dan orangtua memahaminya betapa pentingnya mengetahui tentang
dampak dari seks pranikah dikalangan remaja.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian seks pranikah?
1.2.2 Apa saja penyebab seks pranikah?
1.2.3 Apa saja dampak seks pranikah?
1.2.4 Bagaimana cara menghindari seks pranikah?
1.2.5 Tujuan Penulisan
1.2.6 Mendeskripsikan pengertian seks pranikah?
1.2.7 Untuk mengetahui dan memahami tentang seks pranikah?
1.2.8 Untuk mengetahui dan memahami dampak buruk dari seks pranikah?

Anda mungkin juga menyukai