Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Inklusi Keuangan Syariah.
Makalah ini dibuat dengan berbagai pemikiran dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
Makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini. Kami menerima
kritik konstruktif dari dosen untuk penyempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Keuangan Syariah...............................................................3
B. Pengertian Inklusi Keuangan................................................................3
C. Visi-Misi Inklusi Keuangan..................................................................5
D. Prinsip Dasar Inklusi Keuangan............................................................7
E. Unsur-unsur Inklusi Keuangan............................................................7
F. Tinjauan Al-Quran Tentang Inklusi Keuangan Syariah......................9
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas ekonomi menjadi faktor penting untuk mengukur kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Tanpa adanya ekonomi yang kuat, suatu
negara tidak akan memiliki kemampuan berkompetisi maupun menentukan nasibnya
sendiri dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan seperti yang terjadi saat ini.
Pengentasan kemiskinan dengan pemberdayaan UMKM selama ini tersekat oleh
sebuah pola yang paling mendasar dari dunia perbankan yaitu bankable. Bagi dunia
perbankan, bankable adalah sayarat mulat sesuai regulasi dari Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawasan perbankan di Indonesia karena
perbankan harus melakukan azas kehati-hatian dalam melepas kredit kepada
nasabahnya. UMKM yang secara umum tidak bankable, akan mengalami kesulitan
dalam mengakses kredit ataupun pembiayaan dari perbankan. Seperti kita ketahui,
beberapa tahun terakhir ini dinamika inklusi keuangan dalam sedang menjadi isu
ekonomi yang sangat penting. Tidak hanya di Indonesia, inklusi keuangan menjadi
program penting yang dilakukan oleh negara-negara di dunia. Inklusi keuangan atau
financial inclusion mulai menjadi sorotan paska krisis 2008.
Salah satu tujuan dari adanya penerapan program inklusi keuangan oleh
pemerintah adalah diberikan kemudahan bagi masyarakat yang tergolong unbanked
untuk mendapatkan akses keuangan formal. Dalam makalah ini, penulis akan
menjelaskan tentang Inklusi Keuangan Syariah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu:
1
3. Apa Visi-Misi Inklusi Keuangan ?
4. Bagaimanakah Prinsip Dasar Inklusi Keuangan ?
5. Apa Unsur – unsur Inklusi Keuangan ?
6. Bagaimanakah Tinjauan Al-Quran tentang Inklusi Keuangan Syariah ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.1
1
Muhammad abdul karim, kamus bank syariah (Yogjakarta: asnaliter), hlm. 32
2
Dufi, et.al. (2014).Determinan Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sektor
Industri Pengolahan Di Kabupaten Jember. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember, hlm.
36
menyediakan akses layanan keuangan yang aman, nyaman dan terjangkau untuk
kelompok yang kurang beruntung seperti orang dengan penghasilan rendah, orang desa
yang tidak memiliki dokumen, orang yang sulit atau jauh dari sektor keuangan formal.
Inklusi keuangan merupakan proses untuk memastikan bahwa ada askes untuk
menggunakan produk keuangan yang tepat dan dibutuhkan masyarakat, khususnya
masyarakat kelas bawah yang lemah dan rentan sehingga mereka dapat menggunakan
layanan keuangan dengan biaya yang terjangkau secara adil dan transparan.3
Layanan keuangan yang disediakan harus dapat diterima oleh masyarakat sesuai
dengan kebutuhan dan mudah untuk diakses dari sisi persyaratan serta layanan. Selain
itu, layanan keuangan yang aman dimaksudkan agar masyarakat terlindungi hak dan
kewajibannya dari risiko yang mungkin timbul.5
3
Bank Indonesia, 2016
4
Dian Adrian dan I Gsti Bgs Wiksuana, Inklusi Keuangan dalam Hubungan dengan Pertumbuhan
UMKM dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Bali, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 12,
2018
5
Dufi, et.al. (2014).Determinan Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sektor
Industri Pengolahan Di Kabupaten Jember. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember, hlm.
36
C. Visi-Misi Inklusi Keuangan
Tujuan 1: Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari strategi besar
pembangunan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan
stabilitas sistem keuangan. Keuangan inklusif adalah strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan ekonomi yang lebih luas, yaitu penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta bagian dari strategi untuk mencapai
stabilitas sistem keuangan. Kelompok miskin dan marjinal merupakan kelompok yang
memiliki keterbatasan akses ke layanan keuangan. Tujuan keuangan inklusif adalah
memberikan akses ke jasa keuangan yang lebih luas bagi setiap penduduk, namun
terdapat kebutuhan untuk memberikan fokus lebih besar kepada penduduk miskin.
Tujuan 2: Menyediakan jasa dan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Konsep keuangan inklusif harus dapat memenuhi semua kebutuhan yang
berbeda dari segmen penduduk yang berbeda melalui serangkaian layanan holistik yang
menyeluruh.
6
Grup Pengembangan Keuangan Inklusif, “Booklet Keuangan Inklusif”,hlm. 6-8.
D. Prinsip Dasar Inklusi Keuangan
1) Terukur
Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi
keuangan mempertimbangkanjangkauan wilayah, biaya, waktu, sistem teknologi,
dan memiliki mitigasi terhadap potensi risiko yang timbuldari transaksi produk
dan/atau layanan jasa keuangan sehingga akses yang disediakan dan produk
dan/atau layanan jasa keuangan yang dikembangkan memiliki karakteristik yang
sesuai dengan sasaran dari kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan.
2) Terjangkau
Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan dapat
diakses oleh seluruh golonganmasyarakat dengan biaya murah atau tanpa biaya,
serta pemanfaatan teknologi.
4) berkelanjutan
7
OJK, Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, hlm. 80
1) Akses adalah infrastruktur yang disediakan oleh lembaga jasa keuangan agar
masyarakat dapat menjangkau baik lembaga, produk dan layanan jasa keuangan yang
bersifat formal. Contoh perluasan akses keuangan antara lain:
g) Pengembangan delivery channel atau saluran distribusi produk dan layanan jasa
keuangan.
2) Ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan yang dibutuhkan oleh seluruh
golongan masyarakat agar setiap golongan tersebut mampu memanfaatkan produk dan
layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dalam hal ini
lembaga jasa keuangan perlu menyediakan produk dan layanan jasa keuangan untuk
seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan
perlu disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masyarakat yang dapat dijangkau baik
dari segi harga maupun aksesnya.
3) Penggunaan produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat merupakan tujuan
akhir dari inklusi keuangan sehingga diharapkan masyarakat bukan hanya menikmati
produk dan layanan jasa keuangan yang digunakannya, melainkan juga untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4) Kualitas merupakan kondisi dimana produk dan layanan jasa keuangan dapat
memberikan manfaat yangsebesar-besarnya kepada masyarakat yang menggunakan
produk dan layanan jasa keuangan tersebut.Kualitas dalam hal ini, dapat diartikan pula
penggunaan produk dan layanan jasa keuangan oleh masyarakat secara aktif yang berarti
produk dan layanan jasa keuangan “fit” dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
sehingga frekuensi penggunaannya relatif tinggi.8
Allah Swt dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 208 menyatakan: “Hai orang-
orang yang beriman masuklah ke dalam agama Islam secara kaffah dan janganlah kalian
mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata
bagimu.”37 Pada ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar
memeluk Islam secara kaffah, yang dimaksud dengan kaffah adalah melaksanakan
segala syariat Islam secara keseluruhan (totalitas) tidak memilah-milah antara aturan
agama yang satu dengan yang lainnya. Karena bisa jadi apa yang tidak kita sukai
menjadi hal yang buruk buat kita. Menindak lanjuti ayat tersebut, seharusnya sebagai
ummat muslim masyarakat Indonesia tidak mengalami kesulitan untuk mengakses
lembaga keuangan syariah untuk menunjang kegiatan ekonomi mereka.9
8
Ibid., hlm.11
9
Lucky Nugroho, “Financial Literacy dan financial Inclusion Vis a Vis Integrasi layanan Keuangan
Syariah”, dalam www.syariahfinance.com (Februari 2016), “diakses pada” Oktober 2021
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.
Inklusi keuangan didefinisikan sebagai kondisi dimana setiap masyarakat
mempunyai hak untuk mengakses berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas
secara tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.