Anda di halaman 1dari 2

STIGMA HIV DAN AIDS DALAM KAITANNYA BUDAYA DAN GENDER

Oleh: Ghabrina Saraswati Elgianda

Kemajuan teknologi saat ini diikuti dengan berkembangan pola dan gaya
hidup baru yang berasal dari doctrine of permissiveness yang kemudian
berubah menjadi permissive society. Salah satu masalah sosial dan global
saat ini adalah pergaulan seks bebas yang terjadi di kalangan remaja. Seks
bebas adalah hubungan seksual yang di lakukan pranikah (tanpa menikah)
atau seringnya berganti pasangan. Perilaku inilah yang menjadi pemicu makin
tingginya kasus HIV dan AIDS.
Salah satu hambatan paling besar dalam pencegahan dan
penanggulangan Human Imunnodeficiency Virus/Acquired Immune
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Indonesia adalah masih tingginya stigma
dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Stigma terhadap
ODHA telah melekat sejak pertama kali virus ini ditemukan dan menyebar
luas. Stigma membuat ODHA diperlakukan secara berbeda dengan orang
lain. Stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV dan AIDS selalu
dikaitkan dengan stigma seksual karena sebagian besar penderita AIDS
terinfeksi melalui hubungan seksual.
Gender merupakan masalah sosial yang seringkali dikaitkan dengan
stigma ODHA. Persoalan gender terjadi karena peran laki-laki dan
perempuan dikonstruksi secara sosial dan hubungan antara peran-peran
tersebut. Kegiatan prositusi dilihat sebagai suatu bentuk perilaku perempuan
yang tidak sesuai dengan norma. Perempuan seringkali menjadi objek
pelecehan dan kekerasan fisik. Laki-laki seringkali dipandang sebagai pihak
yang membawa penyakit HIV/AIDS dalam hubungan heteroseksual yang
tergolong berisiko dengan seringnya berganti-ganti pasangan seksual.
Stigma dan diskriminas biasanya terjadi akibat dari ketakutan yang
berlebihan akan tertular penyakit ini. Permasalahan lain, yaitu penyakit ini
dianggap sangat mematikan dan belum ditemukan obatnya, dan adanya
anggapan bahwa penyakit ini hanya ditularkan akibat dari perilaku
meyimpang sehingga dianggap merupakan aib bagi pengidap dan keluarga.
Jika dipahami dan dimengerti cara penularan penyakit ini dapat dicegah tanpa
menjahui hingga melakukan stigma dan diskriminasi terhadap para
pengidapnya.
Penanggulangan HIV/AIDS utamanya adalah memberikan penyadaran ke
masyarakat tentang HIV/AIDS akan bahaya dan faktor pencentusnya,
sehingga dapat menjauhi perilaku bebas dan menyimpang. Seseorang
dengan pengetahuan yang baik dan benar mengenai HIV/AIDS diharapkan
dapat menurunkan dan menghilangkan stigma pada ODHA.

Anda mungkin juga menyukai