Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SONALITHA MANUPUTTY

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041422095

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4310/Sistem Ekonomi Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : 86/Ambon

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Salah satu yang menjadi penghalang koperasi menjadi bisnis skala besar secara
internal adalah pada kualitas sumber daya manusia, pelaksanaan prinsip koperasi, dan sistem
administrasi dan bisnis yang masih rendah.

B.

 Benahi Kondisi Internal Koperasi

Jika sebuah koperasi telah berdiri dalam waktu yang cukup lama tanpa ada
perkembangan, maka perlu suatu pembenahan. Pembenahan ini harus diawali dari dalam
koperasi sendiri seperti kondisi internal. Cek semua kondisi internal koperasi secara detail,
baik masalah operasional maupun masalah manajerial. Jika terdapat sesuatu yang tidak
sesuai, maka segera benahi masalah tersebut. Setelah masalah internal dibenahi, baru
kemudian mengatasi masalah eksternal.

 Tambah Kebijakan Koperasi

Kebijakan koperasi pada umumnya menerapkan sistem pola penitipan. Di mana modal
yang didapat berasal dari dana titipan para anggotanya sebagai modal bersama. Pola
penitipan modal ini hanya akan banyak membantu memperbesar koperasi jika anggotanya
juga banyak. Untuk mengurangi ketergantungan pada sistem keanggotaan tersebut, maka
koperasi bisa sedikit menambah kebijakan dengan memperluas perolehan modal, melalui
pendanaan atau investasi usaha.

 Buat Promosi

Jika komponen internal dalam koperasi telah diperbaiki, namun belum menemukan hasil
yang maksimal, cobalah buat promosi untuk mengenalkan suatu produk atau jasa pada
seseorang sehingga orang tersebut berminat menggunakan produk atau jasa tersebut.
Koperasi juga termasuk dalam usaha keuangan, oleh karena itu juga perlu mengenalkannya
pada masyarakat sehingga akan ada orang baru yang tertarik menjadi anggota. Jika anggota
bertambah secara otomatis keuangan koperasi semakin banyak dan usaha semakin
berkembang.

 Merekrut Anggota yang Kompeten

Untuk mengembangkan usaha koperasi bisa dimulai dengan mencari anggota yang
kompeten. Anggota yang memiliki ilmu dan pengalaman tentang koperasi akan lebih mudah
mengurus koperasi dengan baik. Selain itu, anggota tersebut juga bisa membantu anggota lain
yang tidak begitu memahami koperasi. Sehingga proses perjalanan koperasi bisa berjalan
dengan lancar dan tentunya bisa semakin berkembang.

 Tata Kelola yang Baik

Sebuah usaha bisa berjalan lancar atau tidak, tergantung dari tata kelola perusahaan
tersebut, termasuk juga koperasi. Koperasi bisa berjalan dengan lancar dan berkembang jika
dikelola dengan baik. Pengelolaan tugas dari masing-masing anggota dan pengelolaan
keuangan dalam koperasi harus jelas dan rapi. Semua hal yang berkaitan dengan koperasi
harus diatur secara jelas dan ditaati oleh semua anggota. Kalaupun ada suatu kejadian yang
belum diatur sebelumnya, maka harus ada rapat musyawarah dan disetujui oleh semua
anggota. Dalam koperasi, masalah pengelolaan keuangan menjadi sangat penting, karena
modal yang didapat tidak berasal dari satu orang melainkan dari semua anggota. Untuk
menghindari adanya kesalahan pengelolaan yang sangat fatal, maka ada baiknya jika sebuah
koperasi memiliki software akuntansi yang bisa digunakan kapan saja secara mudah, cepat
dan efisien.

2, Agar kebijakan privatisasi dapat memberikan dampak yang positif maka pemerintah harus
memperhatikan hal-hal berikut :

 Setiap penjualan/privatisasi BUMN harus ditentukan syarat-syarat dan tujuannya


secara eksplisit dan disosialisasikan dan dilakukan secara transparan.
 BUMN harus dipimpin oleh orang yang tepat, ahli; berpengalaman dan mempunyai
integritas, transparan, obyektif mampu bekerjasama dengan baik dan lepas dari
berbagai kepentingan pragmatisme politik dan kekuasaan dan pengangkatan yang
terkait dengan pertimbangan “balas jasa”.

 Perlu diprioritaskan privatisasi BUMN kepada Pemilik Modal Indonesia, setidak-


tidaknya agar mayoritas saham dan managementnya ada di tangan Negara atau
pemegang saham Indonesia, agar tidak hanya “kekuatan BUMN” itu sendiri menjadi
bertambah, tetapi sekaligus juga ekonomi nasional Indonesia sendiri semakin kuat

 Perlu pula dijaga agar BUMN strategis untuk menjaga kebutuhan keamanan dan
pertahanan Negara seperti Pindat, PT PAL, dsb., tidak diprivatiasasi karena hal itu
justru akan bertentangan dengan kepentingan dan kedaulatan negara Republik
Indonesia sendiri.  

 Untuk itu untuk setiap (macam) produk dan/atau jasa yang dikelola oleh BUMN perlu
di tentukan syarat-syarat dan ketentuan khusus yang harus dipenuhi sebelum BUMN
itu akan diprivatisasi, termasuk batas perimbangan pemilikan modal/saham antara
Negara, pemilik saham Indonesia dan pemilik saham asing serta perimbangan tenaga
pimpinan dan pengawas intern/komisaris perusahaan.  

 Peraturan-peraturan itu perlu diperbaharui dari masa ke masa, apabila urgensi dan
macam atau wujud hajat hidup orang banyak itu sudah bergeser atau berubah sesuai
dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi, keadaan ekonomi nasional dan
global, taraf hidup masyarakat atau tingkat pendidikan, tuntutan kebutuhan primer
masyarakat, dan lain-lain.

3.

 Setiap organisasi memiliki budaya yang unik. Oleh karena itu, sangat penting bahwa
budaya yang berbeda dari hasil diversifikasi masih cukup kompatibel untuk
menghindari benturan budaya perusahaan secara berlebihan.
 Kesalahan identifikasi pasar. Perusahaan mungkin mengakuisisi bisnis ketika pasar
sedang booming, yang mana terlihat menarik. Padahal, permintaan di bisnis tersebut
tidak berkesinambungan, misalnya karena pengaruh teknologi.
 Banyak perusahaan yang ingin mendiversifikasi bisnis tetapi tidak memiliki kapasitas
untuk melakukannya. Mereka tidak memiliki keterampilan manajerial untuk berhasil
mengintegrasikan kegiatan baru.
 Usaha baru seringkali luput dari perhatian dewan direksi.
 Bias identifikasi. Banyak perusahaan yang mendiversifikasi ke industri yang
tampaknya terkait, ternyata tidak. Misalnya, perusahaan pembuat minuman kopi
mungkin melakukan diversifikasi ke kafe sebagai cara menjual lebih banyak minuman
kopi, tanpa menyadari bahwa penjualan minuman kopi adalah komponen kecil dalam
operasi kafe yang sukses.
 Terlalu konservatif untuk tumbuh. Banyak perusahaan yang memulai langkah
diversifikasi untuk pertama kalinya cenderung mengadopsi pendekatan yang pemalu,
dan hanya membuat langkah yang relatif kecil. Selain tidak mencapai keunggulan
kompetitif di industri di mana perusahaan melakukan diversifikasi, langkah-langkah
kecil juga menderita karena kurangnya perhatian direksi dan kesulitan integrasi.
 Keterampilan fungsional yang tidak memadai. Jika perusahaan yang melakukan
diversifikasi tidak memiliki kompetensi inti yang menjadi penentu keberhasilan, ini
harus diimpor dengan cepat atau langkah tersebut mungkin gagal.
 Diversifikasi sering kali melibatkan masuk ke industri baru, di mana gaya manajemen
mungkin sangat berbeda dari yang dibutuhkan di bisnis inti. Manajemen puncak
sering gagal mengenali perbedaan-perbedaan seperti itu, dan berusaha untuk
memperkenalkan budaya, nilai-nilai, dan sistem kontrol yang, walaupun relevan
dengan bisnis inti, sepenuhnya tidak sesuai dengan bisnis baru.

Anda mungkin juga menyukai