Laporan Praktek Kerja Lapangan
Laporan Praktek Kerja Lapangan
OLEH
FATIMA YASIN
NIM : 1855111025
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KUPANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
FATIMA YASIN
NIM : 1855111025
……………………………
Pembimbing PKL
GUFRAN, S.Pi.M.Si
NIDN : 0812097501
Mengesahkan Mengetahui
Dekan Fakultas Perikanan Ketua Program Studi PSP
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmatnya, sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para
sahabatnya. Alhamdulillah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini merupakan berkat bantuan
dari berbagai pihak moral maupun material untuk itu penulis menyampaikan kepada :
1. Ibu Sitti Halija,S.Pi,M.Si Dekan Fakultas Perikanan yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perairan Paradiso.
2. Ibu Kumala Sari,S.Pi,M.Si,Ketua Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di Perairan Paradiso.
3. Bapak Gufran S.Pi,M.Si selaku pembimbing Tulisan.
Dengan menyadari akan keterbatasan penulid sebagai manusia yang tidak luput dari
kekeliruan,maka kritik dan saran dari bapak, ibu dan saudara saudari demi kesempurnaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) penulis terima dengan senang hati.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan jasa baik atas semua
pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Kupang,April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………..i
Halaman Pengesahan……………………………………………………………………………...ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………...iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….....v
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………...vii
Daftar Gambar…………………………………………………………………………………..viii
Daftar Lampiran………………………………………………………………………………….xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………………………...1
1.2. Tujuan Praktek Kerja
Lapangan………………………………………………………………2
1.3. Manfaat Praktek Kerja
Lapangan……………………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Aktivitas Masyaraka.………………………………………………………………………….3
2.2. Hutan Mangrove……………………………………………………………………………...4
2.3.Kondisi Fisik Kerusakan Ekosistem Mangrove………………………………………………
2.4. Keterkaitan Aktivitas Masyarakat Terhadap Ekosistem Hutan Mangrove…………………….
BAB III METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1. Waktu dan Tempat………………………………………………………………………….....
3.2. Objek dan Alat Praktek………………………………………………………………………..
3.3. Metode Praktek Lapangan……………………………………………………………………..
3.4. Metode Pengumpulan Data……………………………………………………………………
3.5. Data Primer dan Data Sekunder……………………………………………………………….
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Faktor Penyebab Kerusakan Mangrove………………..............................................................
4.2. Faktor Lingkungan Fisik……………………………………………………………………….
4.3. Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Kerusakan Mangrove…………………………………………………………………..
2. Penyebab Kerusakan Mangrove………………………………………………………..
3. Penebangan Mangrove………………………………………………………………….
4. Pembuangan Sampah Di Pesisir………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kerusakan Mangrove…………………………………………………………………..
2. Penyebab Kerusakan Mangrove………………………………………………………..
3. Penebangan Mangrove………………………………………………………………….
4. Pembuangan Sampah Di Pesisir………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
Hutan Mangrove merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang hidup di kawasan
pinggiran pantai. Pemanfaatan hutan mangrove yang berlebihan bukan hanya menimbulkan
masalah lingkungan tapi juga masalah sosial dan ekonomi masyarakat pengguna jasa lingkungan.
Hutan mangrove juga sangat penting peranannya yaitu sebagai penyangga kehidupan di kawasan
pantai dengan ekosistem laut. Wilayah propinsi Sulawesi Tengah, luas hutan mangrove (bakau)
terdapat seluas 26.536,1 Ha yang tersebar di sembilan wilayah Kabupaten (Donggala, Poso,
Banggai, Buol, Toli-Toli, Morowali, Bangkep, Touna dan Parimo). Berdasarkan hasil
identifikasi hutan mangrove oleh Dinas Kehutanan tahun 2006 ternyata luas areal yang masih
bervegatasi mangrove tersisa seluas 6.996,1 Ha (26,4%) dan seluas 19.540 Ha (76,6%) yang
telah mengalami kerusakan. Kerusakan ekosistem hutan mangrove seluas 19.540 Ha dan
sebagian disebabkan oleh abrasi pantai dan penebangan pohon bakau untuk pemenuhan kayu
bakar dan arang (BPDAS, 2006).
Salah satu ekosistem hutan mangrove di perairan oesapa kelapa lima kota kupang yang
terletak di pantai paradiso yang merupakan daerah yang sangat berdekatan dengan laut sehingga
memiliki beberapa jenis tumbuhan pinggir pantai salah satunya adalah mangrove. Setiap
tahunnya hutan mangrove yang ada di pantai paradiso telah mengalami kerusakan, hal tersebut
dapat diketahui dengan melihat luas kawasan hutan mangrove yang mengalami penurunan
fungsi, baik fungsi ekonomi,ekologi dan sosial.
Untuk mengetahui penyebab kerusakan yang terdapat pada kawasan hutan mangrove maka
diadakan penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian tentang
”Faktor Penyebab Kerusakan Mangrove di Perairan Oesapa Kelapa Lima Kota Kupang yang
terletak di pantai Paradiso’’.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan mangrove yang ada di Perairan oesapa kelapa
lima kota kupang di pantai Paradiso.
TINJAUAN PUSTAKA
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di laksanakan pada hari kamis tanggal 22 april 2021
bertempat di perairan Oesapa Kelapa Lima Kota Kupang khususnya di pantai paradiso.
Alat Kegunaan
Alat Tulis Untuk mencatat hasil praktek
Kamera Hp Dokumentasi
Data: Olahan 2021
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktek kerja lapangan ini adalah:
1. Metode Survey langsung
Survey langsung adalah pengamatan secara langsung untuk mengambil data
dengan menggunakan mata tanpa adanya pertolongan standar lain. Data yang
diperoleh tanpa bersifat primer,dengan cara melakukan pencatatan dan
pengamatan langsung tentang materi yang dipelajari. Survey dilakukan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang faktor penyebab kerusakan mangrove di
perairan oesapa kelapa lima kota kupang di pantai paradiso. Adapun yang diamati
sebagai berikut.
Fakto Penyebab Kerusakan Mangrove
2. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan kepada masyarakat disekitar pesisir mengenai faktor penyebab
kerusakan mangrove di perairan oesapa kelapa lima kota kupang khususnya di pantai
paradiso.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto obyek secara langsung yang
meliputi foto kerusakan mangrove yangdiperoleh dengan menggunakan kamera.
2. Abrasi (a)
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut
yang bersifat merusak. Dari hasil pengamatan dilapangan tingkat abrasi yang terjadi
di wilayah pesisir pantai hutan mangrove sebesar 0-3 meter /tahun. Tingkat abrasi
yang tinggi menyebabkan instrusi air laut. Perubahan garis pantai yang terjadi di
pesisir dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2017 adalah sebesar 15 meter selama 10
tahun terakhir. Pengukuran tingkat abrasi dilakukan pada saat air laut surut agar
memudahkan mengetahui seberapa besar tingkat abrasi yang terjadi setiap tahunnya.
4.3. Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan pengamatan dan wawancara pada faktor sosial ekonomi masyarakat,
aktivitas yang sangat mempengaruhi kerusakan hutan mangrove adalah konversi lahan secara
permanen untuk berbagai manfaat lainnya (deforestasi). Diantaranya pembukaan lahan tambak,
pemukiman dan persawahan. Meskipun areal sawah yang dikelola tidak cukup luas sekitar ± 2
Ha, namun secara tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan hutan mangrove karena luas
hutan yang semakin berkurang.
Berdasarkan Salam dan Rachman (1994) yang menyatakan bahwa daerah mangrove
berfungsi sebagai penyangga fisik yang kuat untuk melindungi dan mengurangi terpaan angin,
gelombang dan mencegah terjadinya abrasi pantai. Kerusakan hutan mangrove yang disebabkan
oleh faktor manusia seperti mengkonversi hutan mangrove menjadi areal tambak dan sawah
adalah salah satu aktivitas masyarakat yang paling dominan dilakukan di kawasan hutan
mangrove.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut:
5.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut:
Dibutuhkan peran pemerintah untuk mengeduksi lebih baik lagi kepada masyarakat
setempat juga pihak lain tentang manfaat ekosistem mangrove dan juga perlu
kesadaran dari masyarakat setempat agar menjaga kondisi ekosistem mangrove di
pantai paradiso.
DAFTAR PUSTAKA
Direktoral Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan RI,1997 Pedoman
Penentuan Tingkat Kerusakan Kawasan Bakau yang Rusak, Jakarta: Departemen Kehutanan
Dahuri, 2003 Pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan secara terpadu. Jakarta: PT Pramadya
Paramita.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.201 Tahun
2004. Tentang Kriteria Buku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove. Jakarta
.Kementrian LH.
LAMPIRAN