KIMIA LINGKUNGAN I
PERCOBAAN 5
KLORIDA
NILAI PARAF
2021
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan klorida
pada suatu perairan.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
AgNO31/35,34, NaCl 0,1 N, K2CrO4 5%, HNO3, dan sampel air (air
irigasi, air sungai Martapura, air gambut, air daerah Cempaka).
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Standarisasi larutan AgNO3
1. NaCl 0,1 N diambil sebanyak 10 mL.
2. HNO3 pekat ditambahkan sebanyak 3 tetes.
3. K2CrO4 ditambahkan sebanyak 3 tetes.
4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai terdapat endapan putih dan dicatat
banyaknya larutan AgNO3 yang digunakan.
B. Pengukuran sampel
1. Sampel air diambil sebanyak 20 mL.
2. HNO3 ditambahkan sebanyak 3 tetes.
3. K2CrO4 ditambahkan sebanyak 4 tetes.
4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai larutan berubah warna dan dicatat
banyaknya larutan AgNO3 yang digunakan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel 1. Standarisasi larutan AgNO3
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. NaCl 0,1 N diambil 10 mL
warna = bening
2. HNO3 pekat ditambahkan Tidak terjadi perubahan warna (bening)
sebanyak 3 tetes
3. K2CrO4 ditambahkan sebanyak 3 Terjadi perubahan warna menjadi
tetes warna kuning
4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai Warna menjadi kuning muda dan
terdapat endapan putih dan dicatat terdapat endapan putih
banyaknya larutan AgNO3 yang
digunakan Vawal = 1 mL
Vakhir = 1,8 mL
Vtitrasi = Vakhir - Vawal
= 1,8 – 1
= 0,8 mL
Tabel 2. Pengukuran sampel
Hasil Pengamatan
Prosedur
No. Air Air Air Air
Kerja
Irigasi Martapura Cempaka Gambut
1. Sampel air 20 mL 20 mL 20 mL 20 mL
diambil (bening) (keruh) (bening) (bening)
2. HNO3 Tidak Terjadi Tidak Tidak
ditambahkan terjadi perubahan terjadi terjadi
sebanyak 3 tetes perubahan warna perubahan perubahan
warna menjadi warna warna
(bening) bening (bening) (bening)
3. K2CrO4 Warna Warna kuning Warna Warna
ditambahkan kuning bening kuning kuning
sebanyak 4 tetes bening bening bening
4. Dititrasi dengan Menjadi Menjadi Menjadi Menjadi
AgNO3 dan warna warna kuning warna warna
dicatat volume kuning pekat kuning kuning
AgNO3 yang keruh pekat keruh
digunakan
Vawal Vawal Vawal Vawal
= 1,8 mL = 10,9 mL = 1 mL = 4,3 mL
Vakhir Vakhir Vakhir Vakhir
= 10,9 mL = 13,3 mL = 4,3 mL = 5,8 mL
Vtitrasi = Vtitrasi = Vtitrasi = Vtitrasi =
Vakhir – Vawal Vakhir – Vawa Vakhir – Vawal Vakhir – Vawal
= 9,1 mL l = 2,4 mL = 3,3 mL = 1,5 mL
Perhitungan :
1. Standarisasi Larutan AgNO3
Diketahui : V NaCL = 10 mL
V AgNO3 = V titrasi = 0,8 mL
m NaCl = 0,585 gram
Mr NaCl = 58,5 gram
Ditanya : a. Normalitas AgNO3 ?
b. Faktor ketelitian ?
Jawab :
a. Normalitas AgNO3
massa NaCl
Mol NaCl = Mr NaCl
0,585
= 58,5
= 0,01 mol
V NaCl ×mol NaCl
N AgNO3 = V titrasi
10 ×0,01
= 0,8
= 0,125 N
b. Faktor ketelitian
10
= V titrasi
10
= 0,8
= 12,5
2. Pengukuran Sampel
Diketahui : Vt AgNO3 air irigasi = 9,1 mL
Vt AgNO3 air sungai martapura = 2,4 mL
Vt AgNO3 air cempaka = 3,3 mL
Vt AgNO3 air gambut = 1,5 mL
V sampel = 20 mL
Ditanya : a. M air irigasi ?
b. M air gambut ?
c. M air Martapura?
d. M air Cempaka?
Jawab :
a. M air irigasi
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(9,1−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
1000 ×8,8 ×12,5×0,1
= 20
8.800×12,5
= 20
= 550 mg/L
b. M air gambut
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(1,5−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
1200 ×1,25
= 20
= 75 mg/L
c. M air martapura
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(2,4−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
2100 ×1,25
= 20
= 131,25 mg/L
d. M air cempaka
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(3,3−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
3000 ×12,5
= 20
= 187,5 mg/L
B. PEMBAHASAN
Standarisasi larutan AgNO3 dilakukan dengan mengambil larutan
NaCl 0,1 N dalam labu erlenmayer sebanyak 10 ml yang ditambahkan 3
tetes HNO3 pekat dan 3 tetes indikator K2CrO4 5%, penambahan HNO3
bertujuan agar terjadi suasan netral, sedangkan penambahan K2CrO4 5%
bertujuan agar terjadi perubahan fisik (warna) larutan pada saat
ekuivalen dan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 N hingga warna
larutan berubah menjadi putih keruh. Pada titrasi didapat volume
AgNO3 N yang digunakan sebanyak 0,8 mL dan ketika dilakukan
perhitungan didapat normalitas AgNO3 adalah 0,125 N dan faktor
ketelitian AgNO3 adalah 12,5 yang nantinya faktor ketelitian AgNO3 ini
digunakan untuk menghitung konsentrasi klorida pada sampel.
AgNO3(aq) + NaCl-(aq) AgCl(s) + NaNO3- (aq).
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air irigasi dilakukan
dengan mengambil 100 ml sampel air irigasi dan ditambahkan 3 tetes
HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% warna larutan berubah
menjadi kuning bening dan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3
hingga warna larutan berubah menjadi kuning keruh. Hasil dari titrasi
didapat volume AgNO3 10,9 ml, setelah dilakukan perhitungan didapat
konsentrasi klorida adalah 550 mg/L. Konsentrasi klorida pada air
irigasi dipengaruhi oleh kandungan mineral yang ada dalam tanah.
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air gambut dilakukan
dengan mengambil 20 mL sampel air gambut dan ditambahkan 3 tetes
HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% menyebabkan larutan
berubah warna menjadi kuning bening dan kemudian dititrasi dengan
larutan AgNO3 N menyebabkan warna larutan berubah menjadi kuning
keruh. Hasil Titrasi didapat volume AgNO3 sebanyak 1,5 mL setelah
dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 75 mg/L.
Konsentrasi klorida pada air gambut dipengaruhi oleh kandungan
mineral yang ada dalam tanah gambut.
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air sumur Martapura
dilakukan dengan mengambil 20 mL sampel air sumur Martapura dan
ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% warna
lautan berubah menjadi kuning bening dan kemudian dititrasi dengan
larutan AgNO3 hingga warna larutan berubah menjadi kuning pekat.
Hasil dari titrasi didapat volume AgNO3 sebanyak 2,4 mL setelah
dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 131,25 mg/L.
Konsentrasi klorida pada air sumur Martapura dipengaruhi oleh
kandungan mineral yanga ada disekitar sumur dan kegiatan sehari-hari
masyarakat disekitar sumur tersebut.
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air sumur Cempaka
dilakukan dengan mengambil 20 mL sampel air sumur Cempaka dan
ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% warna
larutan berubah menjadi kuning bening dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 sehingga warna larutan berubah menjadi kuning pekat. Hasil
dari titrasi didapat volume AgNO3 sebanyak 3,3 mL setelah dilakukan
perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 187,5 mg/L. Konsentrasi
klorida pada air daerah Cempaka dipengaruhi oleh kandungan mineral
yang ada disekitar daerah Cempaka dan kegiatan sehari-hari masyarakat
sekitar.
Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan
tetapi, kekurangan ion klorida dalam tubuh juga dapat menurunkan
tekanan osmotik cairan ekstraseluler yang menyebabkan meningkatnya
suhu tubuh. Batas maksimum kadar ion klorida (Cl-) dalam air bersih
yang diperbolehkan berdasarkan standar Permenkes RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990 [1] adalah 600 mg/L. Klorin merupakan
senyawa oksidator kuat yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh
manusia. Penggunaan klorin yang melebihi baku mutu dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti iritasi mata, kulit
dan iritasi saluran pernafasan. Efek jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan obstruksi saluran pernafasan Klorin merupakan salah satu
bahan disinfektan yang banyak digunakan. Fungsi utama klorin adalah
menghambat pertumbuhan serta membasmi bakteri dan berbagai jenis
mikroba, oleh karena itu klorin sering digunakan sebagai disinfektan
yaitu, penjernih air minum dan kolam renang dan juga sebagai bahan
aktif perbersih rumah tangga. Proses penambahan klor yaitu klorinasi
merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk
membunuh kumandan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air.
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam
renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang karena
sebagai desinfektan, biayanya relatif murah, mudah, dan efektif.
Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan
klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel
organisme, sehingga kuman akan mati. Proses tersebut hanya akan
berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme
tersebut. Air yang mengandung lumpur, dapat membuat bakteri
bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin. Klorin
membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Air yang
bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18ºC, klorin harus berada dalam air
paling tidak selama 30 menit. Air yang lebih dingin, waktu kontak harus
ditingkatkan. Klorin biasanya ditambahkan ke air segera setelah air
dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat
kimia tersebut mempunyai cukup waktu u ntuk bereaksi dengan air
sebelum mencapai konsumen.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu, klorida
adalah senyawa umum yang banyak terdapat di perairan dan mudah larut
dalam sampel air. Penentuan kandungan klorida pada suatu perairan dapat
dilakukan dengan standarisasi AgNO3 menggunakan metode titrasi agrometri.
Tirasi agrometri merupakan titrasi yang menggunakan perak nitrat sebagai
titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Baku mutu air
bersih menurut PP. Nomor 82 tahun 2001, kandungan klorida dalam air
bersih adalah maksimal 600 mg/L. Kadar klorida pada sampel air tersebut
memiliki rata-rata dibawah 600 mg/L memiliki kadar klorida dibawah kadar
maksimum yang artinya air tesebut tidak tercemar dan dapat digunakan untuk
air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Chitra, D. (2019). Penentuan Kadar Klorida Pada Beberapa Air Minum Isi Ulang
Di Balai Laboratorium.
Hayat, F. (2020). Analisis Kadar Klor Bebas (Cl2) Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan Masyarakat Di Sepanjang Sungai Cidanau Kota Cilegon.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman, vol. 02 hal. 02.
Muharrom, M. I. (2018). Analisis Pengaruh Variasi Larutan Asam. tugas akhir,
hal 45.
O. S. I. Fayomi, A. P. (2017). Assessment of Potassium Chromate Inhibition and
Adsorption on Assessing the feasibility of using the heat demand-outdoor.
energy procedia.
Sofyan, D. K. (2018). Peramalan Kebutuhan Klorin (Cl2) Pada Bagian Produksi
Di PT Pupuk. Industrial Engineering Journal , Vol.7 No.1 30-35.