Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA LINGKUNGAN I

PERCOBAAN 5
KLORIDA

NAMA : PINA MEILINDA


NIM : 2110815220038
KELOMPOK : 5
ASISTEN : GENIA HUMAIRA RIZQY

NILAI PARAF

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2021
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan klorida
pada suatu perairan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Klorida merupakan anion yang mudah larut dalam sampel air. Anion
klorida (Cl-) merupakan anion anorganik yang terdapat dalam sampel
perairan yang jumlahnya lebih banyak daripada anion-anion halogen yang
lain. Ion klorida Cl- dalam larutan bisa dalam senyawa natirum klorida,
kalium klorida, kalsium klorida. Kelebihan ion klorida dalam air minum
dapat merusak ginjal akan tetapi, jika kekurangan ion klorida dalam tubuh
juga dapat menurunkan tekanan osmotik cairan ekstraseluler yang
menyebabkan meningkatnya suhu tubuh. Batas maksimum kadar ion klorida
(Cl-) dalam air bersih yang diperbolehkan berdasarkan standar Permenkes RI
No. 416/Menkes/Per/IX/1990 [1] adalah 600 mg/L. Hal tersebut bertujuan
dalam pengawasan kualitas air yang dapat mengganggu atau membahayakan
kesehatan (Ngibad, 2019).
Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut, ¾ dari chlorin
(Cl2) yang terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan. Ion klorida adalah
satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah
lebih banyak dari pada anion halogen lainnya. Klorida terdapat dalam bentuk
senyawa klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan kalsium klorida (CaCl2).
Kadar klorida bervariasi menurut iklim. Perairan di wilayah yang beriklim
basah, kadar klorida kurang dari 10mg/liter, sedangkan di wilayah kering,
kadar klorida mencapai ratusan mg/liter. Klorida pada perairan alami berkisar
antara 2-20 mg/liter. Air yang berasal dari daerah pertambangan mengandung
klorida sekitar 1.700 ppm. Kadar klorida 250 mg/liter dapat mengakibatkan
air menjadi asin. Air laut mengandung klorida sekitar19.300 mg/liter dan
brine mengandung klorida hingga 200.000 mg/liter. Senyawa klorida secara
alami ditemukan dalam konsentrasi sedang sehingga pengaruhnya terhadap
sifat kimia air dan biologi perairan sangat kecil. Garam-garam klorida mudah
larut dalam air dan ion klorida tidak membentuk senyawa kompleks yang
kuat dengan ion-ion logam. Jumlah garam-garam Cl berlebih, maka kualitas
perairan akan menurun karena salinitas akan meningkat. Kadar salinitas yang
tinggi akan menyebabkan air tidak layak digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan air irigasi. Sumber Cl terutama dari limbah domestic, pertanian,
peternakan, dan industri bahan makanan (Citra, 2019).
Klor atau klorin adalah salah satu unsur kimia dengan simbol Cl dan
mempunyai nomor atom 17. Klor termasuk dalam golongan halogen sebagai
unsur klorida yang merupakan garam atau senyawa lain secara normal banyak
dan sangat diperlukan dalam kehidupan termasuk manusia. Klorin digunakan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan desinfektan, pemutih maupun
pembersih. Klor tidak terdapat bebas di alam tetapi terdapat dalam senyawa
terutama terdapat dalam logam Natrium, Magnesium dan banyak yang
terdapat pada Natrium Klorida (NaCl). Klor dalam wujud gas, berwarna
kuning kehijauan, baunya sangat menyesakkan dan sangat beracun. Klor
dalam bentuk cair dan padat merupakan agen pengoksidasi, pelunturan yang
sangat efektif. Klor adalah gas kuning kehijauan yang dapat bergabung
dengan hampir seluruh unsur lain karena merupakan unsur bukan logam yang
sangat elektronegatif. Ciri-ciri utama unsur klor merupakan unsur murni,
mempunyai unsur fisik berbentuk gas berwarna kuning kehijauan (sofyan,
2018).
Klorin (Cl2) termasuk unsur golongan halogen (Golongan VII), suhu
kamar berbentuk gas, oksidator kuat dan mudah bereaksi dengan unsur lain.
Pada suhu -340 C, klorin berbentuk cair dan pada suhu -1030 C berbentuk
padatan kristal kekuningan dan memiliki bau menyengat. Berikatan dengan
senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl) dan ion klorida.
Klorin digunakan sebagai desinfektan, pemutih atau pembersih. Penggunaan
klorida (Cl2) untuk membunuh bakteri dalam air. Klorin sebagai desinfektan
selain digunakan sebagai kalsium diklorida Ca(OCl)2 dapat juga ditemui
berbentuk sebagai gas (Cl2). Kalsium hipoklorit (kaporit) adalah senyawa
kimia bersifat korosif pada kadar tinggi, dan pada kadar rendah biasanya
digunakan sebagai penjernih air (Hayat, 2020).
Asam nitrat (HNO3) adalah larutan asam kuat. Asam ini di dalam air
terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat (NO3 − ) dan ion hidronium
(H3 O+ ). Garam dari asam nitrat disebut sebagai garam nitrat (contohnya
seperti kalsium nitrat atau barium nitrat). Asam nitrat berbentuk uap berwarna
merah atau kuning dalam temperatur ruangan. Asam nitrat murni (100%)
merupakan cairan tak berwarna dengan berat jenis 1.522 kg/m³. Asam nitrat
membeku pada suhu -42°C, membentuk kristal-kristal putih, dan mendidih
pada 83°C. Peningkatan konsentrasi asam nitrat dipengaruhi oleh penguraian
termal maupun cahaya, dan hal ini dapat menimbulkan sejumlah variasi yang
tak dapat diabaikan pada tekanan uap di atas cairan karena nitrogen oksida
yang dihasilkan akan terlarut sebagian atau sepenuhnya di dalam asam
(Muharrom, 2018).
Asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan karbonat untuk
membentuk garam, seperti amonium nitrat. HNO3 memiliki sifat
mengoksidasi, asam nitrat tidak melepaskan protonnya pada reaksi dengan
logam dan garam yang dihasilkan yang berada dalam keadaan teroksidasi
lebih tinggi. Asam nitrat memiliki tetapan disosiasi asam (pKa) 1,4 : dalam
larutan akuatik, asam nitrat hampir sepenuhnya (93% pada 0.1 mol/L)
terionisasi menjadi ion nitrat NO3 dan proton terhidrasi yang dikenal sebagai
ion hidronium. Asam sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat
bereaksi dengan sebagian besar bahan-bahan organik dan reaksinya bersifat
eksplosif. Produk akhirnya tergantung pada konsentrasi asam, suhu, serta
reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia
dan aloy tertentu. Reaksi oksidasi utamanya terjadi dengan asam pekat, pada
pembentukan nitrogen dioksida (NO3). HNO3 sebagai pengoksidasi karena
HNO3 merupakan pelarut logam yang baik, Pb teroksidasi oleh HNO3
sehingga menjadi larut (Muharrom, 2018).
Kalium kromat ( Potassium chromat ) adalah senyawa anorganik
dengan rumus kimia K2CrO4. Kalium kromat berbentuk bubuk berwarna
kuning dan tidak berbau. Dalam bidang laboratorium senyawa ini biasa
digunakan sebagai indikator dalam pembakuan perak nitrat (AgNO3). Kalium
kromat tidak larut dalam alkohol. Kelarutan dalam air 62,9 gr/100 mL (20˚C),
75,1gr/100 mL (80˚C), 79,2gr/100 mL (100˚C). Kalium kromat ini bersifat
sangat beracun, dapat menyebabkan kanker, mengiritasi mata, sistem
pernafasan, dan kulit. Kalium kromat juga dapat berfungsi untuk netralisasi
zat berbahaya lainnya contohnya logam di lingkungan asin/sulfida. Ion
klorida kurang terhidrasi daripada ion sulfat yang memiliki kecenderungan
lebih kuat untuk teradsorpsi pada logam dengan menciptakan muatan negatif
berlebih ke arah fase larutan, yang mendukung adsorpsi sinergis pada
permukaan logam (fayomi, 2017).
Perak Nitrat (AgNO3) sering dimanfaatkan di bidang kesehatan sebagai
bahan antimikroba. Efek pada organisme yang terpapar perak nitrat dapat
mengakibatkan adanya akumulasi toksik pada hepar. Perak nitrat merupakan
hasil reaksi dari logam perak dengan larutan asam nitrat pekat (HNO3).
Larutan perak nitrat di bidang kedokteran banyak dimanfaatkan sebagai
bahan antimikroba untuk digunakan sebagai pengobatan infeksi. Efek yang
ditimbulkan dari sifat toksik perak nitrat yaitu dapat menggangu kondisi
fisiologis tubuh. Efek paparan berlebihan perak nitrat pada tubuh dapat
menyebabkan metabolisme dan detoksikasi dalam tubuh meningkat.
Metabolisme dan detoksikasi yang meningkat signifikan dalam tubuh dapat
mengakibatkan kerusakan sel-sel hepatosit (Amri et al., 2020).

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pipet mohr,
bulb, pipet tetes, buret, statif dan klem, dan labu erlenmeyer.

B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
AgNO31/35,34, NaCl 0,1 N, K2CrO4 5%, HNO3, dan sampel air (air
irigasi, air sungai Martapura, air gambut, air daerah Cempaka).
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Standarisasi larutan AgNO3
1. NaCl 0,1 N diambil sebanyak 10 mL.
2. HNO3 pekat ditambahkan sebanyak 3 tetes.
3. K2CrO4 ditambahkan sebanyak 3 tetes.
4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai terdapat endapan putih dan dicatat
banyaknya larutan AgNO3 yang digunakan.
B. Pengukuran sampel
1. Sampel air diambil sebanyak 20 mL.
2. HNO3 ditambahkan sebanyak 3 tetes.
3. K2CrO4 ditambahkan sebanyak 4 tetes.
4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai larutan berubah warna dan dicatat
banyaknya larutan AgNO3 yang digunakan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel 1. Standarisasi larutan AgNO3
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. NaCl 0,1 N diambil 10 mL
warna = bening
2. HNO3 pekat ditambahkan Tidak terjadi perubahan warna (bening)
sebanyak 3 tetes
3. K2CrO4 ditambahkan sebanyak 3 Terjadi perubahan warna menjadi
tetes warna kuning
4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai Warna menjadi kuning muda dan
terdapat endapan putih dan dicatat terdapat endapan putih
banyaknya larutan AgNO3 yang
digunakan Vawal = 1 mL
Vakhir = 1,8 mL
Vtitrasi = Vakhir - Vawal
= 1,8 – 1
= 0,8 mL
Tabel 2. Pengukuran sampel
Hasil Pengamatan
Prosedur
No. Air Air Air Air
Kerja
Irigasi Martapura Cempaka Gambut
1. Sampel air 20 mL 20 mL 20 mL 20 mL
diambil (bening) (keruh) (bening) (bening)
2. HNO3 Tidak Terjadi Tidak Tidak
ditambahkan terjadi perubahan terjadi terjadi
sebanyak 3 tetes perubahan warna perubahan perubahan
warna menjadi warna warna
(bening) bening (bening) (bening)
3. K2CrO4 Warna Warna kuning Warna Warna
ditambahkan kuning bening kuning kuning
sebanyak 4 tetes bening bening bening
4. Dititrasi dengan Menjadi Menjadi Menjadi Menjadi
AgNO3 dan warna warna kuning warna warna
dicatat volume kuning pekat kuning kuning
AgNO3 yang keruh pekat keruh
digunakan
Vawal Vawal Vawal Vawal
= 1,8 mL = 10,9 mL = 1 mL = 4,3 mL
Vakhir Vakhir Vakhir Vakhir
= 10,9 mL = 13,3 mL = 4,3 mL = 5,8 mL
Vtitrasi = Vtitrasi = Vtitrasi = Vtitrasi =
Vakhir – Vawal Vakhir – Vawa Vakhir – Vawal Vakhir – Vawal
= 9,1 mL l = 2,4 mL = 3,3 mL = 1,5 mL

Perhitungan :
1. Standarisasi Larutan AgNO3
Diketahui : V NaCL = 10 mL
V AgNO3 = V titrasi = 0,8 mL
m NaCl = 0,585 gram
Mr NaCl = 58,5 gram
Ditanya : a. Normalitas AgNO3 ?
b. Faktor ketelitian ?
Jawab :
a. Normalitas AgNO3
massa NaCl
Mol NaCl = Mr NaCl
0,585
= 58,5

= 0,01 mol
V NaCl ×mol NaCl
N AgNO3 = V titrasi
10 ×0,01
= 0,8

= 0,125 N
b. Faktor ketelitian
10
= V titrasi
10
= 0,8

= 12,5
2. Pengukuran Sampel
Diketahui : Vt AgNO3 air irigasi = 9,1 mL
Vt AgNO3 air sungai martapura = 2,4 mL
Vt AgNO3 air cempaka = 3,3 mL
Vt AgNO3 air gambut = 1,5 mL
V sampel = 20 mL
Ditanya : a. M air irigasi ?
b. M air gambut ?
c. M air Martapura?
d. M air Cempaka?
Jawab :
a. M air irigasi
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(9,1−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
1000 ×8,8 ×12,5×0,1
= 20
8.800×12,5
= 20

= 550 mg/L
b. M air gambut
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(1,5−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
1200 ×1,25
= 20

= 75 mg/L
c. M air martapura
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(2,4−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
2100 ×1,25
= 20

= 131,25 mg/L
d. M air cempaka
1000 ×(Vt AgNO3−0,3)×fk ×0,1
= V sampel
1000 ×(3,3−0,3)×12,5 ×0,1
= 20
3000 ×12,5
= 20

= 187,5 mg/L

B. PEMBAHASAN
Standarisasi larutan AgNO3 dilakukan dengan mengambil larutan
NaCl 0,1 N dalam labu erlenmayer sebanyak 10 ml yang ditambahkan 3
tetes HNO3 pekat dan 3 tetes indikator K2CrO4 5%, penambahan HNO3
bertujuan agar terjadi suasan netral, sedangkan penambahan K2CrO4 5%
bertujuan agar terjadi perubahan fisik (warna) larutan pada saat
ekuivalen dan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 N hingga warna
larutan berubah menjadi putih keruh. Pada titrasi didapat volume
AgNO3 N yang digunakan sebanyak 0,8 mL dan ketika dilakukan
perhitungan didapat normalitas AgNO3 adalah 0,125 N dan faktor
ketelitian AgNO3 adalah 12,5 yang nantinya faktor ketelitian AgNO3 ini
digunakan untuk menghitung konsentrasi klorida pada sampel.
AgNO3(aq) + NaCl-(aq) AgCl(s) + NaNO3- (aq).
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air irigasi dilakukan
dengan mengambil 100 ml sampel air irigasi dan ditambahkan 3 tetes
HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% warna larutan berubah
menjadi kuning bening dan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3
hingga warna larutan berubah menjadi kuning keruh. Hasil dari titrasi
didapat volume AgNO3 10,9 ml, setelah dilakukan perhitungan didapat
konsentrasi klorida adalah 550 mg/L. Konsentrasi klorida pada air
irigasi dipengaruhi oleh kandungan mineral yang ada dalam tanah.
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air gambut dilakukan
dengan mengambil 20 mL sampel air gambut dan ditambahkan 3 tetes
HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% menyebabkan larutan
berubah warna menjadi kuning bening dan kemudian dititrasi dengan
larutan AgNO3 N menyebabkan warna larutan berubah menjadi kuning
keruh. Hasil Titrasi didapat volume AgNO3 sebanyak 1,5 mL setelah
dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 75 mg/L.
Konsentrasi klorida pada air gambut dipengaruhi oleh kandungan
mineral yang ada dalam tanah gambut.
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air sumur Martapura
dilakukan dengan mengambil 20 mL sampel air sumur Martapura dan
ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% warna
lautan berubah menjadi kuning bening dan kemudian dititrasi dengan
larutan AgNO3 hingga warna larutan berubah menjadi kuning pekat.
Hasil dari titrasi didapat volume AgNO3 sebanyak 2,4 mL setelah
dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 131,25 mg/L.
Konsentrasi klorida pada air sumur Martapura dipengaruhi oleh
kandungan mineral yanga ada disekitar sumur dan kegiatan sehari-hari
masyarakat disekitar sumur tersebut.
Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air sumur Cempaka
dilakukan dengan mengambil 20 mL sampel air sumur Cempaka dan
ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 5% warna
larutan berubah menjadi kuning bening dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 sehingga warna larutan berubah menjadi kuning pekat. Hasil
dari titrasi didapat volume AgNO3 sebanyak 3,3 mL setelah dilakukan
perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 187,5 mg/L. Konsentrasi
klorida pada air daerah Cempaka dipengaruhi oleh kandungan mineral
yang ada disekitar daerah Cempaka dan kegiatan sehari-hari masyarakat
sekitar.
Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan
tetapi, kekurangan ion klorida dalam tubuh juga dapat menurunkan
tekanan osmotik cairan ekstraseluler yang menyebabkan meningkatnya
suhu tubuh. Batas maksimum kadar ion klorida (Cl-) dalam air bersih
yang diperbolehkan berdasarkan standar Permenkes RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990 [1] adalah 600 mg/L. Klorin merupakan
senyawa oksidator kuat yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh
manusia. Penggunaan klorin yang melebihi baku mutu dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti iritasi mata, kulit
dan iritasi saluran pernafasan. Efek jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan obstruksi saluran pernafasan Klorin merupakan salah satu
bahan disinfektan yang banyak digunakan. Fungsi utama klorin adalah
menghambat pertumbuhan serta membasmi bakteri dan berbagai jenis
mikroba, oleh karena itu klorin sering digunakan sebagai disinfektan
yaitu, penjernih air minum dan kolam renang dan juga sebagai bahan
aktif perbersih rumah tangga. Proses penambahan klor yaitu klorinasi
merupakan salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk
membunuh kumandan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air.
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam
renang, dan air minum di negara-negara sedang berkembang karena
sebagai desinfektan, biayanya relatif murah, mudah, dan efektif.
Cara kerja klorin dalam membunuh kuman yaitu penambahan
klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur sel
organisme, sehingga kuman akan mati. Proses tersebut hanya akan
berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme
tersebut. Air yang mengandung lumpur, dapat membuat bakteri
bersembunyi di dalamnya dan tidak dapat dicapai oleh klorin. Klorin
membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Air yang
bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18ºC, klorin harus berada dalam air
paling tidak selama 30 menit. Air yang lebih dingin, waktu kontak harus
ditingkatkan. Klorin biasanya ditambahkan ke air segera setelah air
dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat
kimia tersebut mempunyai cukup waktu u ntuk bereaksi dengan air
sebelum mencapai konsumen.

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu, klorida
adalah senyawa umum yang banyak terdapat di perairan dan mudah larut
dalam sampel air. Penentuan kandungan klorida pada suatu perairan dapat
dilakukan dengan standarisasi AgNO3 menggunakan metode titrasi agrometri.
Tirasi agrometri merupakan titrasi yang menggunakan perak nitrat sebagai
titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Baku mutu air
bersih menurut PP. Nomor 82 tahun 2001, kandungan klorida dalam air
bersih adalah maksimal 600 mg/L. Kadar klorida pada sampel air tersebut
memiliki rata-rata dibawah 600 mg/L memiliki kadar klorida dibawah kadar
maksimum yang artinya air tesebut tidak tercemar dan dapat digunakan untuk
air minum.
DAFTAR PUSTAKA

Chitra, D. (2019). Penentuan Kadar Klorida Pada Beberapa Air Minum Isi Ulang
Di Balai Laboratorium.
Hayat, F. (2020). Analisis Kadar Klor Bebas (Cl2) Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan Masyarakat Di Sepanjang Sungai Cidanau Kota Cilegon.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman, vol. 02 hal. 02.
Muharrom, M. I. (2018). Analisis Pengaruh Variasi Larutan Asam. tugas akhir,
hal 45.
O. S. I. Fayomi, A. P. (2017). Assessment of Potassium Chromate Inhibition and
Adsorption on Assessing the feasibility of using the heat demand-outdoor.
energy procedia.
Sofyan, D. K. (2018). Peramalan Kebutuhan Klorin (Cl2) Pada Bagian Produksi
Di PT Pupuk. Industrial Engineering Journal , Vol.7 No.1 30-35.

Anda mungkin juga menyukai