Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FITOKIMIA

“ TANIN “

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah OBAT TRADISIONAL

Yang Di Bina Oleh Bapak : Mujtahid Bin Abd.Kadir., M.Farm., Apt

Disusun Oleh :

1. Diaz Akbar Azrielriady 19650278


2. Ergiana Via Wulantika 19650283
3. Akhmad Rohman Hadi 19650288
4. Octaviano Soares Cardoso 19650293
5. Ikfi Harisnatul Awallaili Firdausa 19650303

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

PRODI FARMASI 4B

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah
dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta
salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa
ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi
suri tauladan bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai” TANIN “ karena
Tanin merupakan makromolekul yang sangat penting bagi mahkluk hidup sehingga penting
untuk kita mengetahui apa itu tanin dan apa fungsinya sehingga dikatakan penting untuk
mahkluk hidup khususnya manusia.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan setelah membaca makalah ini. Saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga
dengan manusia sendiri.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Kediri, 04 Maret 2021

Penulis

ii | F I T O K I M I A ‘ T A N I N ’
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan Dan Manfaat............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tanin.......................................................................................................3

2.2 Sifat-Sifat Tanin...................................................................................................3

2.3 Identifikasi Tanin.................................................................................................4

2.4 Kegunaan Tanin...................................................................................................4

2.5 Isolasi Tanin.........................................................................................................4

2.6 Klasifikasi Tanin..................................................................................................5

2.7 Biosintesis Tanin..................................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8

3.2 Saran.....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii | F I T O K I M I A ‘ T A N I N ’
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam metabolisme sekunder pada tumbuhan akan menghasilkan beberapa senyawa
yang digunakan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Beberapa senyawa seperti
alkaloid, triterpen dan golongan phenol merupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari
metabolisme sekunder. Golongan fenol dicirikan adanya cincin aromatik dengan satu atau
dua gugus hidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa yang meliputi flavonoid,
fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang
tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan.Tanin merupakan senyawa fenolik yang
mengandung protein. Tanin terdiri atas bermacam-macam kelompok oligomer dan polimer.
Menurut Horvath (1981), Tanin adalah suatu senyawa fenolik dengan berat molekul cukup
tinggi yang mengandung hidroksil dan kelompok lain yang cocok (seperti karboksil) untuk
membentuk komplek yang efektif dengan protein dan makro molekul lain dibawah kondisi
lingkungan tertentu.
Tanin merupakan bentuk kompleks dari protein, pati, selulosa dan mineral. Tanin
mempunyai struktur dengan formula empiris C72H52O46. Tanin terdapat luas dalam
tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Secara
kimia terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin
terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dianggap terbentuk dengan cara kondensasi
katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan oligomer yang lebih
tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu flavon dengan satuan berikutnya melalui
ikatan 4-6 atau 6-8. Kebanyakan flavolan mempunyai 2-20 satuan flavon.Tanin memiliki
peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tannin yang sangat kompleks
mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat logam. Maka dari itu efek yang disebabkan
tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Senyawa Tanin?
1.2.2 Apa Saja Sifat Sifat Dari Tanin?
1.2.3 Bagaimana Proses Identifikasi Dari Tanin?
1.2.4 Apa Kegunaan Dari Tannin ?

1|FITOKIMIA ‘TANIN’
1.2.5 Bagaimana Cara Isolasi Tanin?
1.2.6 Apa Saja Klasifikasi Dari Tannin ?
1.2.7 Bagaimana Biosistetis Tannin ?

I.3. Tujuan Dan Manfaat


1.3.1 Untuk Mengetahui Definisi Dari Senyawa Tanin
1.3.2. Untuk Mengetahui Sifat-Sifat Senyawa Tanin
1.3.3. Untuk Mengetahui Proses Identifikasi Dari Tanin
1.3.4 Untuk Mengetahuikegunaan Dari Tannin
1.3.5 Untuk Mengetahui Cara Isolasi Senyawa Tanin.
1.3.6 Untuk Mengetahui Klasifikasi Tanin
1.3.7 Untuk Mengetahui Biosistesis Tanin

2|FITOKIMIA ‘TANIN’
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanin

Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit
dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik
lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin juga merupakan substansi yang tersebar
luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang belum matang , batang dan kulit kayu. Pada
buah yang belum matang ,tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam
bentuk oksidasi tannin. Tanin yang dikatakan sebagai sumber asam pada buah.
Berikut adalah gambar struktur tanin

2.2 Sifat-sifat Tanin


2.2.1 Sifat Fisika

a. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat.

b. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.

c. Tidak dapat mengkristal.

d. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.

e. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein


tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
2.2.2 Sifat Kimia
a. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang
sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal.
3|FITOKIMIA ‘TANIN’
b. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.

c. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan


pemberi warna.

2.3 Identifikasi Tanin

Identifikasi Tanin dapat dilakukan dengan cara :

a. Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan.

b. Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.

c. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat
berwarna coklat.
2.4 Kegunaan Tanin

a. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian


tertentu pada tanaman, misalnya buah yang belum matang, pada saat
matang taninnya hilang.
b. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi.
c. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.

d. Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada


gastrointestinal dan pada kulit.
e. Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnya luka
bakar, dengan cara mengendapkan protein.
f. Sebagai pengawet dan penyamak kulit.

g. Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.

h. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam


tamak yang tidak larut.

2.5 Isolasi Tanin

Proses isolasi senyawa tannin yaitu, meliputi :

1. Ekstrasi maserasi dengan pelarut etanol

2. Fraksinasi dengan n-butanol

3. Isolasi dengan kromatografi lapis tipis preparative serta uji kemurnian.

4|FITOKIMIA ‘TANIN’
2.6 Klasifikasi Tanin

Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinya senyawa yang
memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin yang
terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.

1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)

Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan


oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat
atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang merupakan
senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain membentuk gallotanin,
dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins.
Berat molekul galitanin 1000-1500,sedangkan Berat molekul Ellaggitanin 1000-3000.
Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam hexahydroxydiphenic (HHDP).
Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air. Asam elagat
merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tanin yang
sesungguhnya merupakan ester asam heksaoksidifenat.

2. Tanin terkondensasi (condensed tannins).

Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid
yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tannin akan
dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif
terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi Tanin
terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada seluruh dunia

5|FITOKIMIA ‘TANIN’
tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin terkondensasi telah banyak
ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama lain dari tanin ini adalah
Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang
dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum
procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan
catechin.

2.7 Biosintesis Tanin

Biosintesa dari Tanin secara umum yaitu Biosintesa asam galat dengan precursor
senyawa fenol propanoid

Contoh :

- Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin

- Dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat

- Dengan precursor senyawa fenol propanoid. (Rhus thypina)

- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin

1) Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk


dengan cara kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa
dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon
6|FITOKIMIA ‘TANIN’
menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-8
atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai 20 satuan flavon. Nama lain
untuktanin-terkondensasi adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan
asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan
dibebaskanlah monomer antosianidin.

Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan


asam akan menghasilkan sianidin.
2) Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah
depsida galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh
lima gugus ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa
dimer asam galat, yaitu asam heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan
glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini menghasilkan asam elagat. Tannin
terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat
menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam
lemah atau basa lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh
gallotannins adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C 76H52O46),
ditemukan dalam daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.

7|FITOKIMIA ‘TANIN’
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit
dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik
lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin juga merupakan suatu senyawa fenolik
dengan berat molekul cukup tinggi yang mengandung hidroksil dan kelompok lain yang
cocok (seperti karboksil) untuk membentuk komplek yang efektif dengan protein dan makro
molekul lain dibawah kondisi lingkungan tertentu.

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah
yang belum matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang ,tanin digunakan
sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tannin.

Klasifikasi Tanin Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinya
senyawa yang memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin
yang terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.

Biosintesis Tanin Biosintesa dari Tanin secara umum : Biosintesa asam galat dengan
precursor senyawa fenol propanoid Contoh : - Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin -
Dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat - Dengan precursor senyawa
fenol propanoid.

Komposisi kimia di dalam daun jambu biji adalah tannin 9 - 12%, minyak atsiri,
minyak lemak dan asam malat, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat,
asam guajavarin dan vitamin.

3.2 Saran

8|FITOKIMIA ‘TANIN’
DAFTAR PUSTAKA

Novitasari, Ayuningtyas. 2009. Pengaruh Penggunaan Amprotab® Sebagai Bahan


Penghancur Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.).
Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Departemen Kesehatan. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi IV. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Utami, Indah Wahyuni. 2008. Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium
Polyanthum Wight.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Putih (Mus
Musculus) Jantan Galur Balb-C Yang Diinduksi Dengan Kalium Oksonat. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Elok Kamilah Hayati, A. Ghanaim Fasyah, dan Lailis Sa’adah (2010). Fraksinansi dan
Identifikasi Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).

http://library.upnvj.ac.id/ :

9|FITOKIMIA ‘TANIN’

Anda mungkin juga menyukai