Kewajiban Warganegara Terhadap Negara
Kewajiban Warganegara Terhadap Negara
Disusun Oleh:
Kelompok 3/Kelas 1C
2. QURAISYIN (60100121065)
Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan untuk
dapat menyelesaikan karya ilmiah berjudul “Kewajiban Warganegara Terhadap
Negara” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat
Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas MID Semester
Ganjil pada Mata Kuliah Pendidikan Pacansila dan Kewarganegaraan yang diampu oleh
Bapak DR. H. HUSEN SARUJIN, SH, MM, M.Si, MH. Penulis mengucapkan terima
kasih atas bimbingan dan saran beliau, penulis dapat menyelesaikan makala ini.
Dalam makalah ini kami memaparkan peran pendidikan hak dan kewajiban di
Indonesia dalam rangka membangun bangsa Indonesia menjadi lebih maju dari segi
kebudayaan dan teknologi. Keberagaman di Indonesia adalah anugerah yang luar biasa,
dengan adanya keberagaman itu kita sepatutnya berjuang bersamamenjadikan bangsa
Indonesia menjadi lebih baik kedepannya
Kami dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dn saran sebagai masukanbagi kami
kedepan dalam pembuatan makalah sangatlah berarti. Akhir kata penulis mengucapkan
mohon maaf bila ada kata-kata dalam penyampaian yang kurang berkenan. Sekian dan
terima kasih.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
Daftar Pustaka 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai berikut:
1. Memahami pengertian tentang hak dan kewajiban warga Negara,
2. Mengetahui bagaimana kewarganegaraan Indonesia sesuai penetapan dalam
perundang-undangan Negara Indonesia, dan
3. Menyadari kontribusi dan peran dalam hak dan kewajiban sebagai warga negara
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Kewarganegaraan menurut Undang-Undang
Selain warga negara, ada juga istilah kewarganegaraan. Warga negara yang memiliki
kewarganegaraan berarti bahwa ia memiliki suatu identitas atau status dalam lingkup
nasional yang berarti dirinya memiliki hak dan kewajiban atas negara. Hal ini
mengakibatnya dirinya ikut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya.
Indonesia sendiri memiliki undang-undang mengenai kewarganegaraan, yaitu UUD
1945 pasal 26 ayat 1 menentukan bahwa “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang di sahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara,” sedangkan ayat 2 menyebutkan bahwa syarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan ditetapan dengan undang-undang. Sebagai pelaksanaan dari pasal 26,
tanggal 10 April 1946, diundangkan UU No. 3 Tahun 1946.
Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut UU No. 3 Tahun 1946
adalah:
1. Orang yang asli dalam daerah Indonesia,
2. Orang yang lahir dan bertempat kedudukan dan kediaman di dalam wilayah negara
Indonesia,
3. Anak yang lahir di dalam wilayah Indonesia.
Undang-undang tentang kewarganegaraan Indonesia yang berlaku sampai sekarang
adalah UU No. 62 tahun 1958, yang mutlak berlaku sejak diundangkan tanggal 1
Agustus 1958. Beberapa bagian dari undang-undang itu, yaitu mengenai ketentuan-
ketentuan siapa warga negara Indonesia, status anak-anak dan cara-cara kehilangan
kewarganegaraan, ditetapkan berlaku surut hingga tanggal 27 Desember 1949.
Hal-hal selengkapnya yang diatur dalam UU No. 62 tahun 1958 antara lain: (1) siapa
yang dinyatakan berstatus warga negara Indonesia (WNI), (2) naturalisasi atau
pewarganegaraan biasa, (3) akibat pewarganegaraan, (4) pewarganegaraan istimewa, (5)
kehilangan kewarganegaraan Indonesia, dan (6) siapa yang dinyatakan berstatus asing.
Menurut undang–undang:
Mereka berdasarkan UU/peraturan/perjanjian, yang terlebih dahulu (berlaku surut).
Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam undang-undang itu.
Selain itu, mungkin juga seorang Indonesia menjadi orang asing karena:
1. Dengan sengaja, insyaf, dan sadar menolak kewarganegaraan RI,
2. Menolak kewarganegaraan karena khilaf atau ikut – ikutan saja,
3. Di tolak oleh orang lain, misalnya seorang anak yang ikut status orang tuanya yang
menolak kewarganegaraan RI.
4
Masalah Kedudukan Hukum Bagi Orang Asing sesuai dengan pasal 38 UU No. 9 Tahun
1992 tentang keimigrasian, menyatakan pengawasan terhadap orang asing di Indonesia
meliputi: pertama, masuk dan keluarnya ke dan dari wilayah Indonesia, kedua, keberadaan
serta kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.
Adapun tugas pengawasan terhadap orang asing yang berada di Indonesia dilakukan oleh
menteri kehakiman dengan koordinasi dengan badan atau instansi pemerintah yang terkait.
Masalah lain yang berkaitan dengan orang asing adalah tentang perkawinan campuran,
yaitu perkawinan antar a dua orang yang berbeda kewarganegaraan. Dan yang paling
menimbulkan persoalan serius adalah perkawinan campuran antar-agama.
1. Perkawinan campuran antar-golongan (intergentiel)
Bahwa hukum mana atau hukum apa yang berlaku, kalau timbul perkawinan antara dua
orang, yang masing – masing sama atau berbeda kewarganegaraannya, yang tunduk
pada peraturan hukum yang berlainan. Misalnya, WNI asal Eropa kawin dengan orang
Indonesia asli.
2. Perkawinan campuran antar-tempat (interlokal)
Yakni perkawinan antara orang – orang Indonesia asli dari lingkungan adat. Misal,
orang Minang kawin dengan orang jawa.
3. Perkawinan campuran antar-agama (interriligius)
Mengatur hubungan (perkawinan) antara dua orang yang masing – masing tunduk pada
peraturan agama yang berlainan.
Dalam tataran praksis perkawinan campuran antar-agama tidak dikenal di Indonesia.
UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan secara tegas tidak menganut perkawinan
campuran antar-agama.
Berkaitan dengan status istri dalam perkawinan campuran, maka terdapat dua asas:
a. Asas mengikuti, maka suami/istri mengikuti suami/istri baik pada waktu perkawinan
berlangsung, kemudian setelah perkawinan berjalan. Pasal 26 UU Kewarganegaraan
menyatakan: Ayat (1) perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan laki –
laki warga negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara
asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut. Ayat (2) Laki – laki warga negara Indonesia yang kawin
dengan perempuan warga negara asing kehilangan kewarganegaraanya RI jika
menurut hukum asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat perkawinan tersebut.
5
b. Asas persamamerataan Menurut asas ini, bahwasanya perkawinan tidak
mempengaruhi sama sekali kewarganegaraan seseorang, dalam arti mereka (suami
atau istri) bebas menentukan sikap dalam menentukan kewarganegaraan asal
sekalipun sudah menjadi suami istri.
c. Ketentuan ini di atur dalam pasal 26 ayat (3) UU kewarganegaraan, bahwa
perempuan atau laki – laki WNI yang menikah dengan WNA tetap menjadi WNI
jika yang bersangkutan memiliki keinginan untuk tetap menjadi WNI. Adapun
mekanismenya dengan, yaitu dengan jalan mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada pejabat atau perwakilan republik Indonesia yang wilayahnya
meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan
tersebut mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
6
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan: setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan: Setiap
orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
ayat 2 menyatakan: “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. Menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu:
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan,
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
7
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-
undang.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya kita
terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak
boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak. Kewajiban adalah suatu hal yang
wajib kita lakukan demi mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban
merupakan hal yang harus kita lakukan karena sudah mendapatkan hak. Warganegara
merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsure
Negara. A.S. Hikam mendefinisikan bahwa warganegara yang merupakan terjemahan
dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk Negara Secara
singkat, Koerniatmo S. juga mendefinisikan warga Negara sebagai anggota Negara.
Sebagai anggota Negara, warga Negara memiliki kedudukan khusus terhadap Negara.
Ia memiliki hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya. Dalam konteks Indonesia hak warga Negara terhadap negaranya telah diatur
dalam undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan
derivasi dari hak-hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945.
Diantara hak-hak warga Negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi
manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan ke dua.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terkait satu sam lain, sehingga dalam
praktik harus di jalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas
dan mutlak untuk di dapatkan oleh individu sebagai anggota warga Negara sejak masih
berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakn seuatu keharusan/kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
3.2 Saran
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi
ketimpangan yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak
diinginkan.
9
Negara dan Warga Negara sebaiknya sama-sama meningkatkan komitmen
untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban secara konsekuen. Tindakan terbaik
dalam menegakkan hak dan kewajiban warga negara ialah dengan mencegah timbulnya
semua faktor penyebab dari pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Apabila
faktor penyebabnya tidak muncul, maka pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
Kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa sebaiknya
menerapkan sikap toleransi antara hak yang dimiliki orang lain, agar tidak ada pihak
yang merasa dirugikan atas keberadaan kita, serta tidak lupa melaksanakan apa yang
menjadi kewajiban kita sebagai pelajar dan Warga Negara Indonesia. Semoga kita
dapat menjadi warga negara yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan
masyarakat, bangsa, negara dan agama kita dengan menjunjung tinggi pentingnya
melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11