DISUSUN OLEH :
1. CLARA JESIECA
2. DWI ARYANTI
3. YULENSI MEWARNA
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATUHAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Etos
Kerja Bangsa Jepang dan Islam, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Mercu
Buana. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN ...............................................................................................2
KESIMPULAN............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan salah satu makhluk Tuhan yang ada dimuka bumi ini.
Berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan dan malaikat.
Keberadaan manusia dimuka bumi menempati posisi utama sebagai khalifah.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka
bumi...” (QS. Al-Baqarah:2:30). Sebagai seorang khalifah, maka tugas manusia
dimuka bumi ini adalah memakmurkan alam semesta ini “Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya” (QS. Hud:11:61)[1]
Dalam Al-Qur’an ada tiga kata yang digunakan untuk menunjukkan arti manusia,
yaitu kata insan, kata basyar dan kata an-nas. Meskipun ketiga kata tersebut
menunjukkan kepada makna manusia, namun secara khusus memiliki penekanan
pengertian yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian manusia dalam al-quran ?
2. Apa hakikat penciptaan manusia ?
3. Apa fungsi dan tujuan diciptakan manusia ?
4. Apa perbedaan manusia dengan makhluk lainnya ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian manusia dalam al-quran
2. Untuk mengetahui apa hakikat penciptaan manusia
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan diciptakan manusia
4. Untuk mengetahui perbedaan manusia dengan makhluk lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia diciptakan Allah melalu perantara kedua ibu bapak yang diawali sejak
dalam kandungan. Setelah lahir, manusia tumbuh menjadi anak-anak, remaja,
dewasa, dan tua hingga datang ajal kematian. Setelah proses kematian, manusia
akan dihisab (diadili) dihadapan Allah SWT. Untuk mempertanggungjawabkan amal
perbuatannya seperti akhlak mulut, tangan, kaki, pendengaran,penglihatan,
pemikiran, dan hatinya ketika hidup didunia (QS.Yasin/36:65, Al-Isra/17:36, An-
Nahl/16:93, Al-A’raf/7:180, dan Al-jasiyah/45:26).
Dalam pandangan Islam manusia adalah makhluk yang mulia, dan sempurna di
bandingkan mahluk ciptaan allah lainnya, ini disebabkan manusia diberi kelebihan
berupa akal untuk berfikir, sehingga dengan akal tersebut bisa membedakan mana
yang hak mana yang batil, selain dari itu manusia dapat mengembangkan bakat
dan potensi yang dimilikinya serta mampu mengatur dan mengelola alam semesta
ciptaan Allah, sebagai amanah. Manusia juga diberikan Allah berupa Nafsu. Namun
apabila mereka tidak bisa memanfaatkan kelebihan tersebut dengan sebaik-
baiknya, maka mereka akan menjadi mahluk yang paling hina, bahkan lebih hina
dari pada binatang.
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelumnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi
penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan
untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.
Selain itu, manusia juga dilengkapi unsur lain yaitu hati. Dengan hatinya,
manusia dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk bermoral, merasakan
keindahan, kenikmatan beriman. sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan
Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya
manusia di lebihkan dari makhluk lainnya
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam
semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas naluri dasar yang
tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia
menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang. Manusia adalah
makhluk yang memikul amanah, didalamnya terkandung makna khilafah manusia
sebagai pemikul, amanah inilah yang dalam ayat-ayat lain disebutkan sebagai
perjanjian untuk memakmurkan bumi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dan hakikat fungsi manusia adalah sebagai Kholifah (pemimpin) dan ‘Abd
(hamba Allah). Kholifah bermakna manusia adalah pemimpin yang kepadanya
diserahi tugas untuk memimpin diri dan makhluk lainnya serta memakmurkan dan
mendaya gunakan alam semesta bagi kepentingan manusia secara keseluruhan.
Perlu disadari bahwa kewenagan manusia untuk memanfaatkan alam harus
didasarkan kepada garis yang telah ditetapkan Allah SWT dan tidak boleh
menyalahinya. Seperti tidak boleh merusak alam, tidak boleh mengeksploitasinya
untuk kepentingan individu atau golongan dan tidak boleh memanfaatkanya
secara berlebih-lebihan. Sedangkan ‘Abd memiliki arti mengacu pada tugas-tugas
individual manusia sebagai hamba Allah. Pemenuhan fungsi ini memerlukan
penghayatan agar seorang hamba sampai pada tingkat religiussitas dimana
tercapainya kedekatan diri dengan Allah SWT. Bila tingkat ini berhasil diraih, maka
seorang hamba akan bersikap tawadhu’, tidak arogan dan akan senantiasa
pasrah pada semua titah perintah Allah SWT (tawaqqal).
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Anwar Junaidi, Drs. Margiono 2016. Pendidikan agama islam. Jakarta
:Yudistira
http://aristase.word press.com/tag/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam/