Anda di halaman 1dari 2

Andy Noya, Kisah Hidupku

Masa kecil Andy Noya. Dulu Andy Noya tinggal di Jalan Dinoyo, Surabaya, di situ dia
suka diejek dan berkelahi dengan anak-anak seumuran dengannya karena keturunan Belanda dan
Prancis-Portugisnya. Noya juga menjelaskan bagaimana ayah dan ibunya bertemu dan saat Noya
lahir, dia sakit berat. Penyakitnya membuatnya lemas dan susah menghisap susu ibunya, yang
membuatnya sangat kurus. Penyakitnya tidak dapat diobati banyak dokter sehingga diperkirakan
dia diserang ilmu hitam. Untungnya, dia akhirnya mulai bisa minum susu dan menjadi sehat.
Saat Noya berumur 4 tahun, terjadi letusan gunung berapi dekat rumahnya yang memaksakan
keluarganya evakuasi dan tinggal di rumah kakek neneknya. Kakeknya adalah seorang kepala
penjara, sedihnya dia dibunuh karena berusaha mempertahankan penjaranya dari pemberontakan
sekelompok warga yang kalap. Sampai kini pun, keluarganya Noya tidak mengetahui di mana
persisnya lokasi kuburan kakeknya. Terjadi sebuah periode ketika keluarganya Noya pindah ke
Jalan Bungur, Malang. Di situ, Noya bertemu dengan Eyen, sahabat Noya. Sedihnya, Eyen
meninggal karena penyakitnya. Pada akhirnya, keluarga Noya kembali ke Surabaya.
Kehidupan Andy Noya dalam kemiskinan. Sejak kecil, Noya tumbuh dalam keluarga
miskin yang mempengaruhi kehidupan sekolahnya karena dia menjadi anak yang nakal, bolos
kelas, tidak mendapat nilai bagus, dll. Karena itu, dia tidak lulus kelas 4 SD. Noya mengamuk
dan keras kepala terus menginginkan ibunya untuk mengizinkannya pindah sekolah, jadi ibunya
menurutinya. Namun, saat di sekolah baru itu, Noya diejek dan dimaki oleh siswa lain karena dia
tidak lulus, Noya juga mulai membenci kekayaan orang lain karena teman sekelasnya. Terjadi 2
insiden terbesar yang memicu sengsara Noya di sekolah barunya, yang pertama adalah saat
terakhir kali Noya mendapatkan dan mendatangi undangan dari anak-anak kaya di kelasnya
untuk pesta ulang tahun mereka. Setiap kali Noya diundang, dia akan mengenakan seragam
sekolahnya karena dia tidak memiliki pakaian untuk ulang tahun. Suatu hari ibunya membuatkan
dia pakaian untuk dipakai ke pesta ulang tahun teman sekelasnya. Noya sangat senang dan pergi
memakai baju tersebut, tetapi ketika dia tiba di pesta ulang tahun, semua teman sekelasnya
menertawakannya, karena itu dia pulang sambil menangis. Insiden kedua adalah proyek prakarya
guru. Noya membuat karyanya sendiri, sementara anak-anak lain di kelasnya mendapat bantuan
dari keluarganya atau membeli karyanya yang membuat karya mereka terlihat lebih baik
dibanding dengan Noya. Guru menilai semua karya mereka dan hanya memberi Noya 4 untuk
nilainya. Kedua kejadian ini membuatnya semakin sering bolos sekolah hingga keluarganya
memutuskan untuk pindah ke Malang.
Kehidupan Andy Noya di Malang (1). Noya dan keluarganya pindah ke Malang, tepatnya
ke rumah barunya di Jalan Cisadane. Noya lebih banyak berada di gang-gang dekat rumahnya
ketimbang di jalan raya dan bermain bersama anak-anak kampung yang kehidupannya hampir
sama dengan dia ketimbang dengan anak-anak yang tinggal di jalan raya yang sikapnya
menyerupai anak-anak kaya di sekolah lamanya. Noya dan anak-anak kampung tersebut biasa
mencuri makanan hewan penghuni kebun binatang, mencuri buah-buahan di pohon-pohon yang
tumbuh di sana, dll. Banyak preman-preman yang biasa mencari makan juga tinggal di
gang-gang situ, terkadang Noya dan anak-anak lain terpaksa mencuri buah-buahan untuk
memberikannya kepada preman-preman tersebut. Pada akhirnya, Noya terpaksa bergabung
dalam satu geng preman bersama tiga bersaudara yang terkenal sebab kekejaman dan kesadisan
mereka. Dalam beberapa bulan, Noya sudah mulai nyaman pergi ke jalanan-jalanan, khususnya
ke jalanan yang memiliki banyak makanan enak, seperti satu jalanan yang memiliki restoran
yang dikatakan paling enak di seluruh Kota Malang. Sangat enak bahkan banyak keluarga yang
tinggal di daerah Tanjung Perak, yang jaraknya cukup jauh, datang untuk bersantap di restoran
ini. Karena itu, Noya lebih suka berada di jalanan daripada di rumahnya.
Kehidupan Andy Noya di Malang (2). Noya mulai mengembangkan hobi baru membaca
komik dan menonton film tentang pahlawan-pahlawan Indonesia. Dia bahkan mulai
menggambar komik karena dia semakin tenggelam dalam kecintaannya pada hobinya. Sampai
pada titik di mana Noya memutuskan untuk menghadapi ketiga bersaudara itu dan mengatakan
kepada mereka bahwa dia ingin berhenti menjadi anggota geng mereka. Kakak-beradik itu kesal
dan mulai mengganggu Noya untuk tetap berada di geng mereka, mengganggu berubah menjadi
serangan penuh, tapi kemauan Noya kuat, saat dia menahan pelecehan mereka sampai akhirnya
mereka menyerah. Terdapat sebuah saat ketika ayahnya Noya mengunjungi Noya dan
keluarganya. Ayah Noya bekerja di luar negeri, dan Noya belum pernah bertemu dengan ayahnya
sebelumnya. Dia hanya melihat foto hitam putihnya dan memahami siapa dia lewat cerita-cerita
ibunya. Di hari mereka akan menjemput ayahnya pada pagi hari, Noya dan keluarganya
berpakaian bagus dan berangkat pergi ke stasiun kereta. Di stasiun kereta api, mereka menunggu
sekitar setengah jam ketika mereka melihat seorang pria kurus melambai ke arah mereka. Pria
tersebut adalah ayahnya Noya. Ketika Noya melihat ayahnya dan menatap langsung ke matanya,
dia merasa canggung dan mulai menoleh. Meskipun dia menoleh, dia terus-menerus melirik dan
menatap ayahnya. Ayahnya hanya tersenyum lembut pada Noya dengan tatapannya yang penuh
kasih dan kerinduan di matanya. "Jadi ini Andy, dia sudah tumbuh sebesar ini..." kata ayah Noya.
Saat Noya mendengar kata-kata ayahnya, dia bisa melihat penyesalan dan kesedihan di mata
ayahnya, ayahnya berusaha menutupinya dengan senyum pahitnya. Ayah Noya tinggal bersama
mereka selama lima hari dan terpaksa kembali bekerja di luar negeri pada akhir pekan minggu
itu. Noya sedih karena ayahnya pergi begitu cepat. Dia marah dan sedih karena ayahnya
meninggalkannya lagi. Noya tahu bahwa ayahnya pergi ke pekerjaannya untuk menafkahi
mereka, tetapi dia tetap saja merasa frustasi. Pada akhirnya, Noya melihat ayahnya pergi sambil
menangis di pelukan ibunya.

Anda mungkin juga menyukai