Anda di halaman 1dari 9

BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN :

Tanggal : 7 Juni 2021

Jam : 09.30 WIB

IDENTITAS PASIEN

Catin Wanita Catin Laki-laki

Nama : Nn. D Nama : Tn. S

Umur : 30 tahun Umur : 29 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Karangmojo 2/10 Alamat : Tegalsari 3/3

A. Data Subyektif
1. Alasan Datang : Klien mengatakan ingin imunisasi TT untuk syarat menikah
dan ingin konsultasi program hamil
2. Keluhan Utama : klien mengatakan kadang keputihan
3. Riwayat Menstruasi:
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
d. Dismenorhea : hari ke 1 dan 2
e. HPHT : 24 Mei 2021
f. Flour Albus : kadang-kadang, bening, sebelum atau sesudah menstruasi,
tidak gatal dan tidak berbau
4. Penyuluhan yang didapat :
- Kesehatan reproduksi
- Pemenuhan nutrisi dengan gizi seimbang
- Perencanaan kehamilan
5. Riwayat Kesehatan :
a. Catin Wanita : Tidak sedang atau pernah menederita penyakit jantung,
hipertensi, asma, diabetes, gijal, batuk lama, belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Catin Laki-laki : Tidak sedang atau pernah menederita penyakit jantung,
hipertensi, asma, diabetes, gijal, batuk lama, belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga :
a. Catin Wanita : Tidak ada keluarga yang sedang atau pernah menederita
penyakit jantung, hipertensi, asma, diabetes, gijal, batuk lama, belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
b. Catin Laki-laki : Tidak ada keluarga yang sedang atau pernah menederita
penyakit jantung, hipertensi, asma, diabetes, gijal, batuk lama, belum pernah
melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
7. Pola kebisaan yang Mempengaruhi Kesehatan:
a. Catin Wanita : tidak ada
b. Catin Laki-laki : tidak merokok dan mengonumsi minuman keras
8. Pola Fungsional Kesehatan:
a. Nutrisi : makan 3x sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, lauk
dan sayuran, minum 5-7 gelas sehari meliputi air teh dan air putih.
b. Eliminasi :
1) Catin Wanita : BAB 1x sehari, kadang-kadang keras, warna kuning khas,
tidak ada keluhan sakit BAB , BAK 4-6x sehari , tidak ada nyeri saat
berkemih
2) Catin laki-laki : BAB 1x sehari, kadang-kadang keras, warna kuning khas,
tidak ada keluhan sakit BAB , BAK 4-5x sehari , tidak ada nyeri saat
berkemih
c. Istirahat/tidur : jarang tidur siang, tidur malam 7-8 jam
d. Aktivitas : bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga
e. Hygiene : mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti celana dalam 2-
3x sehari, atau setiap terasa lembab, setelah BAK atau BAB dikeringkan
dengan tisu.
9. Riwayat Psikososial Budaya:
Keluarga dari kedua belah pihak mendukung pernikahan, kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental dan finansial untuk menikah dan tidak
menunda kehamilan setelah menikan, bahkan ingin segera memiliki anak. Tidak
ada budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik

Catin Wanita : Catin Laki-laki :


a. Keadaan Umum: Baik a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis b. Kesadaran : Composmentis
c. Antropometri : c. Antropometri :
BB : 47 kg BB : 67 kg
TB : 150 cm TB : 160 cm
LILA : 27 cm d. Tanda-tanda Vital:
d. Tanda-tanda Vital: TD : 110/70 mmHg
TD : 110/60 mmHg N : 80 x/menit
N : 80 x/menit S : 36.6oC
S : 36.6oC RR : 20 x/menit
RR : 20 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Simetris, wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
berkenaan dengan genetik dan tidak ada oedem.
b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda dan sklera putih.
c. Mulut : bibir berwarna merah muda, lembab tidak kering
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada : Tidak terkaji
f. Abdomen : tidak ada masa, tidak ada luka bekas operasi
g. Anogenital : tidak terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Catin Wanita :
a. Golongan Darah : O
b. Hemoglobin : 12,2 gr/dl
c. Swab Antigen : Non Reaktif
d. PP test : Negatif
Catin laki-laki
a. Golongan Darah: AB
b. Hemoglobin : 14,6 gr/dl
c. Swab Antigen : Non Reaktif

C. Analisis Data
Diagnosa : Nn. D usia 30 tahun dan Tn. S usia 29 tahun pasangan calon
pengantin dengan perencanaan kehamilan sehat
Masalah : Tidak ada
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum
keadaan mereka baik, tanda-tanda vital semua dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
Rasionalisasi : dengan mengetahui kondsi nya dalam keadaan baik akan membuat
psikologis pasangan tenang dan tidak khawatir sehingga keadaanya tetap dalam
keadaan baik
Hasil : pasangan mengetahui bahwa kondisinya sekarang dalam keadaan sehat
2. Menjelaskan pada catin perempuan bahwa keputihan yang dialami merupakan
keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien mengganti celana dalam jika sudah
terasa lembab, menggunakan celana dalam yang berbahan katun, tidak perlu
menggunakan cairan pembersih genetalia untuk menjaga tingkat keasaman normal
vagina dan tidak perlu menggunakan pantyliner untuk mencegah agar vagia tidak
lembab
Rasionalisasi : agar catin wanita menjaga personal hygiene, khususnya kebersihan
daerah kewanitaan
Hasil : calon pengantin wanita mengetahui cara membersihkan daerah kewanitaan
dan berperilaku bersih dan sehat terhadap daerah kewanitaan.
3. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah yaitu:
a. Konsep pernikahan
b. Hak reproduksi dan seksual
c. Persiapan pranikah
d. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
e. Solusi mengatasi tindakan kekerasan
f. Organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki
g. Bentuk ketidaksetaraan gender dalam keluarga
h. Kaehamilan ideal, metode kontrasepsi, dan proses kehamilan
i. Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan, memeriksakan
kehamilan, menjaga kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, dan tips relaksasi
ibu hamil
j. Masa subur seorang perempuan yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid (14
sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari siklus terpanjang
dikurang 11 dan siklus terpendek di kurangi 18, jadi perkiraan masa subur Nn.
Pada siklus hari ke- s.d ) atau terdapat tanda-tanda kesuburan, diantaranya:
1) Peningkatan suhu tubuh ±0,5oC
2) Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri atau tidak nyaman
3) Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan teksturnya licin
k. Tanda-tanda persalinan, persalinan di olong oleh tenaga kesehatan, perawatan
pasca persalinan, IMD, dan ASI Eksklusif serta manfaat ASI
l. IMS (Infeksi Menular Seksual), penularan HIV/AIDS, kanker pada
perempuan, kehidupan seksual semua istri
Rasionalisasi : menginformasikan kepada calon pengantin tentang masalah
potensial yang dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya
untuk secara efektif mencegah atau mengatasi masalah-masalah tersebut dan
untuk menambah wawasan serta kesiapan perencanaan kehamilan.
Hasil : pasangan mengetahui informasi terkait kehidupan pernikahan dan
perencanaan kehamilan.
4. Menjelskan tujuan dan efek samping imunisasi TT, catin perempuan setuju
dilakukan penyuntikan imunisasi TT
Rasionalisasi : agar catin wanita mengetahui efek dan manfaat dari pemberian
imunisasi TT pada WUS
Hasil : catin wanita sudah mengetahui efek samping dan tujuan pemberian
imunisasi TT
5. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita
dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT4 yang meberikan
perlindungan awal bagi tubuh terhadap tetanus neonatorum, sehingga catin wanita
masih perlu diberikan TT selanjutnya sesuai dengan jadwal, catin mengerti dan
tidak ada reaksi alergi
Rasionalisasi : memberikan kekebalan tubuh pada catin wanita terhadap racun
tetanus
Hasil : sudah diberikan imunisasi TT pada lengan kiri atas, sebanyak 0,5 ml
disuntikan secara IM
6. Mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan, kedua catin sepakat untuk
merencanakan kehamilan segera setelah menikah, berencana memiliki 2 anak
dengan jarak 4 tahun
Rasionalisasi : perencanaan yang di lakukan diawal kehamilan akan
menghasilkan kehamilan yang optimal dan sehat
Hasil : pasangan sepakat tidak akan menggunakan alat kontrasepsi dan ingin
segera memiliki keturunan
7. Mengajurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengonsumsi makanan
yang mengandung asam folat dan zat besi seperti pada sayuran berwarna hijau tua
atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, meminum suplemen asam
folat 0,4 mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum menikah untuk persiapan
kehamilan.
Rasionalisasi : kebutuhan penting pada masa kehamilan dan membantu mencegah
cacat lahir pada bagian otak dan sumsum tulang belakang pada bayi, sehingga
tercapai kehamilan yang optimal dan sehat.
Hasil : catin wanita bersedia mengikuti saran yang telah dianjurkan
BAB IV
PEMBAHASAN

Terkait asuhan yang dilakukan pada Nn. D, penulis tertarik membahas topik
asuhan yang diberikan pada klien yakni tentang perencanaan kehamilan.
Pada kasus ini Nn. D dan Tn. S Sedang melakukan persiapan pernikahan.
Berdasarkan pengkajian subyektif diperoleh bahwa Nn. D berusia 30 tahun dan Tn. S
berusia 29 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang matang secara biologis
dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita dan umur 25-30 tahun bagi pria.
Sehingga Nn. D dan Tn. S termasuk pasangan dengan usia yang yang sudah sangat
matang atau terbilang sudah berumur untuk menikah. Walaupun umur mereka telah
melewati umur ideal untuk menikah, namun Prawirohardjo mengatakan bahwa usia
reproduksi sehatn dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Hal
ini dikarenakan pada usia <20 tahu secara fisik dan mental ibu belum kuat yang
memungkinkan beresiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan janin
terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia >35 tahun kondisi fisik
mulai melemah yang memicu terjadinya berbagai komplikasi pada kehamilan,
persalinan, dan masa nifas. Begitupun pria, disarankan untuk menikah pada usia
kurang dari 40 tahun, karena di atas usia tersebut motilitas, konsentrasi, volume
seminal, dan fragmentasi DNA telah mengalami penurunan kualitas sehingga
meningkatkan resiko kecacatan janin (RSUA, 2013). Dalam riwayat psikososial
didapatkan bahwa kedua calon pengantin sudah siap secara mental untuk menikah
dan tidak menunda kehamilan setelah menikah, bahkaningin segera memiliki anak.
Pada riwayat menstruasi diperoleh bahwa calon pengantin wanita memiliki siklus
haid 28-30 hari teratur setiap bulan, lama sekitar 4-5 hari, tidak ada nyeri haid. Siklus
menstruasi pada wanita normal berkisar 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki
siklus menstruasi 28 hari (Proverawati & Misaroh, 2009), sedangkan untuk lama
menstruasi normalnya berlangsung 3-7 hari (Ramaimah, 2006), sementara itu
menurut proverawati dan Misaroh (2009) lama menstruasiberlangsung selama 3-5
hari dan ada juga yang 7-8hari. Dengan demikian tidak ada gangguan pada Nn. D
terkait menstruasi. Bila ditemukan gangguan menstruasi, baik siklus, lama
menstruasi, nyeri haid berlebih, maka dapat berakibat pada gangguan kesuburan,
abortus berulang, atau keganasan. Adapun flour albus yang kadang-kadang dialami
Nn. D memiliki sifat bening, sebelum dan sesudah menstruasi, tidak gatal, tidak
berbau merupakan fisiologis atau normal. Sebagaimana diungkapkan oleh Saifuddin
(2010) bahwa keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna putih, dan tidak gatal.
Apabila berbau, dan gatal dicurigai adanya kemungkinan infeksi alat genital.
Pada Obyektif Nn. D memiliki IMT 20,88 kg/m 2 dan lila 27 cm yang termasuk
dalam kategori normal. IMT normal adalah 18,5-25 kg/m2 (Depkes, 2011).
Sedangkan, ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm. Apabila LILA <23,5 cm atau IMT >18,5 kg/m 2, artinya wanita tersebut
mempunyai resiko KEK atau gizi kurang, dan diperkirakan akan melahirkan berat
bayi lahir rendah (BBLR), BBLR memiliki resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan, dan perkembangan anak (Supriasa, dkk. 2014). Status nutrisi pada
wanita pranikah perlu dikaji karena berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Kegagalan mengkonsumsi diet yang adekuat dalam masa remaja pranikah dapat
menyebabkan kematangan seksual terlambat yang berpengaruh terhadap kesehtan
reproduksi ketika wanita memasuki fase pernikahan. Mempertahankan status nutrisi
yang baik, mencapai berat bada ideal, mengontrol gangguan makan, dan
mengembangkan kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu
mempertahankan kesehatan sistem reproduksi (Soetjiningsih, 2010). Jika IMT >30
kg/m2 , dapat meningkatkan komplikasi pada kehamilan seperti preeklampsi, diabetus
gestasional, kelainan kongenital, persalinan preterm, dan lain-lain (Lisa dkk, 2015).
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium dan diperoleh
hasil HB Nn. D yaitu 12,2 gr/dl. Menurut kriteria WHO anemia dalah kadar
hemoglobin dibawah 13g% pada pria dan dibawah 12 g% pada wanita. Berdasarkan
kriteria WHO yang direvisi/kriteria Nasional Cancer Institute, anemia adalah kada
hemoglobin di bawah 14 g% pada pria dan dibawah 12 g% pada wanita. Kriteria
digunakan untuk evaluasi pada penderita dengan keganasan. Anemia merupakan
tanda adanya penyakit, anemia merupakan keadaan tidak normal dan harus dicari
penyebabnya (Oehadian, 2012). Sementara pada kasus ini, kada hemoglobin kedua
calon pengantin berada dalam batas normal, sehingga tidak menunjukan adanya tanda
penyakit serius lainnya.
Setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, maka dilakukan
analisis terhadap Nn. D dan Tn. S yaitu pasangan usia subur dengan persiapan
pernikahan dan perencanaan kehamilan sehat. Penatalaksanaan yang diberikan pada
Nn. D diantaranya dalah kosneling pranikah yang didalamnya meliputi tentang
kesehatan reproduksi, khususnya persiapan kehamilan dan masa subur. Pengetahuan
tentang masa subur pada pasangan calon pengantin dengan perencanaan kehamilan
sangatlah penting. Karena masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi
perempuan dimana terdapat sel ovum yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan
tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehmilan
(Indriarti dkk, 2013).
Selain itu pemberian imunisasi TT pada Nn. D Hal ini dilakukan dalam upaya
pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
kekebalan tubuh seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit
tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid TT dilakukan untuk mencapai status TT5
hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status TT5 sebagaimana dimaksud
ditujukan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penih. Dalam status imunisasi
belum mencapai atatus TT5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka
pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi
calon pengantin (Kemenkes, 2017). Sehingga pada kunjungan ini diberikan injeksi
imunisasi TT yang ke-4 kekebalan awal.
Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan mengajurkan mengonsumsi makanan
tinggi asam folat atau suplemen asam folat 0,4 gram minimal 1 bulan sebelum
kehamilan. Menurut jurnal yang berjudul “Periconceptional folid acid
supplementation among women attending antenatal clinic in Anhui, China: Data
from a population-based cohort study”, menjelaskan bahwa pemberian suplementasi
asam folat yang optimal masih sangat rendah , sehingga diperlukan imformasi dari
tenaga kesehatan khususnya bidan yang mempromosikan penggunaan/konsumsi
suplemen asam folat. Asam folat berperan dalam perkemabangan system saraf pusat
dan darah janin, cukup asam folat mengurangi resiko bayi lahir dengan cacat sistem
saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat yang cukup
setidaknya satu bulan sebelum dan selama kehamilan. Maka dapat membantu
mencegah kescactan pada otak dan tulang belakang bayi (BKKBN, 2014).

Anda mungkin juga menyukai