Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UTSMAN BIN 'AFFAN


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran Sirah

Disusun Oleh :

Nama : MUHAMMAD MAHATIR HRP


Kelas : XII-MIA (Ihwan)
Guru B. Studi : ALI RISKI, S.Pd

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


SMA-IT DARUL HASAN
KOTA PADANGSIDIMPUAN
Tahun Ajaran 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Islam merupakan agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
membawa bangsa Arab dari masa keterbelakangan, bodoh dan lainnya menjadi bangsa yang
maju dan terkenal sampai sekarang ini. Pada masa perkembangannya, Islam mengalami
beberapa kali pergantian khalifah untuk meneruskan perjuangan menegakkan agama Allah,
meskipun ada beberapa tahapan-tahapan pemerintahan yang ada, Islam mengalami kemajuan
dan juga mengalami kemunduran. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan Islam berkembang
dan dianut oleh banyak manusia di muka bumi ini. Setelah Nabi wafat maka dakwah
Islamiyah diteruskan oleh Khulafaurrasyidin, yaitu sahabat-sahabat Nabi yang di pandang
bijaksana, dapat mempimpin jalannya pemerintahan dan mampu memberikan pengarahan
terhadap dakwah Islam, meneruskan dakwah Rasulullah untuk menyebarkan agama Allah.
Di antara sahabat-sahabat Rasulullah yang diangkat menjadi khalifah ada 4 orang, yaitu yang
pertama Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan yang terakhir adalah
Ali bin Abi Thalib. Setelah sebelumnya telah dibahas mengenahi khalifah Abu Bakar dan
Umar bin Khattab, maka kali ini akan dibahas mengenai khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa pemerintahan beliau, bangsa Arab berada pada posisi permulaan zaman
perubahan. Hal ini ditandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi
disebabkan aliran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan semakin
meluasnya wilayah yang tersentuh syiar agama.
Pada manajemen pemerintahannya Utsman menempatkan beberapa anggota keluarga
dekatnya menduduki jabatan publik strategis. Hal ini memicu penilaian untuk menekankan
telah terjadinya proses dan motif nepotisme dalam tindakan Utsman tersebut. Pada sisi lain
Khalifah dituduh sebagai koruptor dan nepotis dalam kasus pemberian
dana khumus (seperlima harta dari rampasan perang) kepada Abdullah Bin Sa’ad Bin Abu
Sarah, kepada Mirwan bin Al Hakkam, dan kepada Al Harits Bin Al Hakam.
Dengan beberapa kebijakan itulah sehingga banyak kalangan yang menilai kepemimpinan
khalifah berbau nepotisme yang kemudian berkembang melakukan langkah konspirasi untuk
menjatuhkan khalifah Utsman bin Affan, hingga akhirnya sampai pada tahap pembunuhan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun  rumusan masalahnya adalah :
1.      Bagaimana biografi Usman Bin Affan?
2.      Bagaimana keistimewaan Usman Bin Affan?
3.      Bagaimana prestasi Usman Bin Affan?
4.      Bagaimana proses pengangkatan Usman Bin Affan?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun  rumusan masalahnya adalah :
1.      Untuk mengetahui  biografi Usman Bin Affan
2.      Untuk mengetahui  keistimewaan Usman Bin Affan
3.      Untuk mengetahui  prestasi Usman Bin Affan
4.      Untuk mengetahui  proses pengangkatan Usman Bin Affan
BAB II
PEMBAHASAN

A.            Biografi Khalifah Utsman bin Affan


Nama beliau adalah Usman bin Affan bin Abil’Ash bin Umayyah bin Abdisy Syams
bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luay bin Gholib. Nasab
beliau bertemu dengan Rosulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pada kakek ke lima yaitu
Abdul Manaf dari jalur ayahnya. Beliau menisbatkan dirinya kepada bani Umayyah, salah
satu kabilah Quraisy. Beliau dilahirkan di Thoif, sebagian pendapat ada yang mengatakan di
Mekah. Beliau lahir pada tahun 567 M, yakni enam tahun setelah tahun gajah, beliau lebih
muda dari Rosul SAW selisih enam tahun. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Robi’ah
bin Hubaib bin ‘Abdi syams bin ‘Abdi Manaf . Beliau tumbuh diatas akhlak yang mulia dan
perangai yang baik. Beliau sangat pemalu, bersih jiwa dan suci lisannya, sangat sopan santun,
pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain. Beliau suka ketenangan dan tidak suka
keramaian, kegaduhan, perselisihan, teriakan keras. Dan beliau rela mengorbankan nyawanya
demi untuk menjauhi hal-hal tersebut. Dan karena kebaikan akhlak dan mu’amalahnya,
beliau dicintai oleh Quraisy, Nama panggilannya Abu Abdullah dan diberi gelar Dzunnurrain
(yang mempunyai dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena beliau menikahi dua putri
rasulullah yaitu: Roqqoyah dan Ummu Kultsum.
Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata ; Sekiranya kami punya anak
perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu. Dari pernikahannya dengan
Ruqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur
6 tahun pada tahun 4 Hijriah. Beliau wafat pada tahun 35 Hijriah berumur 82 tahun. Menjabat
sebagai khalifah ketiga selama 12 tahun.
Beliau mempunyai 9 anak laki-laki yaitu Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar,
Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Uban, Said dan Abdul Muluk dan 6 anak perempuan. Utsman
bin’Affan Radhiyallahu‘anhu hidup ditengah orang-orang musyrikin Quraisy yang
menyembah berhala-berhala, namun beliau tidak menyukai kesyirikan, animisme dinamisme
serta adat istiadat yang kotor. Beliau menjauhi segala bentuk kotoron jahiliyah yang mereka
lakukan, beliau tidak pernah berzina, membunuh, ataupun meminum khamer. Perjuangannya
dalam membela Islam tidak hanya dengan hartanya saja. Tapi juga raga dan nyawanya.
Beliau sangat senang mengeluarkan hartanya demi kepentingan Islam. Hingga pernah
mengirimkan setengah pasukan ke medan perang dengan hartanya. Pernah mendermakan 300
unta dan 50 kuda tunggangan. Begitu juga mendermakan 1000 dinar yang diserahkan
langsung kepada Rasulullah. Rasulullah pun berkata; “Apa yang diperbuat pada hari ini,
Utsman tidak akan merugi (di akhirat)” (HR.Tirmidhi). Pada waktu orang-orang
membutuhkan air untuk keperluan dirinya dan hewan ternaknya, Utsman membeli sumber
mata air dari Raimah, seorang Yahudi, untuk diwakafkan kepada umum. Mengenai
kedermawannya, Abu Hurairah berkata; “Utsman bin Affan sudah membeli surga dari
Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk mengirimkan pasukan ke
medan perang. Kedua ketika membeli sumber air (dari Raimah)” (HR.Tirmidhi).
Beliau termasuk 10 orang yang dikabarkan akan masuk surga. Dalam menjalani
hidupnya, beliau sangat takut dengan azab dan siksa Allah. Hingga suatu ketika berkata;
Sekiranya diriku berada di antara surga dan neraka dan saya tidak tahu mana diantara dua itu
saya akan masuk, niscaya saya akan pilih menjadi abu sebelum aku tahu ke mana saya
dimasukkan. Rasulullah pernah mengkabarkan bahwa dirinya termasuk ahli surga karena
sabar dan tawakal menghadapi cobaan dan derita dari Allah. Begitu fitnah yang menimpa
dirinya hingga akhirnya terbunuh secara kejam dan dholim. Pada waktu perang Uhud, beliau
berdiri bersama Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. Tiba-tiba gunung itu bergetar, kemudian
Rasulullah berkata; Mohon jangan lari, tetap berada di Uhud. Jangan takut, kamu bersama
nabi, Abu Bakar dan dua orang syahid (HR.Bukhori).
B.  Kebijakan dan Prestasi Utsman Ketika Menjabat Sebagai Khalifah
Masa kekhalifahan Utsman bin Affan merupakan masa yang paling makmur dan
sejahtera. Ada yang menyebutkan dalam ceritanya sampai rakyatnya melakuakan haji
berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya. Beliau
adalah khalifah yang pertama kali melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan
masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam
kelima (haji). Beliau mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan
khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh
khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotthob biasanya mengadili suatu perkara di
masjid. Pada masa Utsman khutbah Idul fitri dan Idul adha didahulukan sebelum sholat.
Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada
waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan
pertanian. Pada masa Utsman juga, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama
kalinya, Islam mempunnyai armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang
menguasai wilayah Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal
dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah.
Adapun prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi Khalifah antara lain bagai berikut:
1.  Perluasan wilayah Islam
 Perlu diketahui bahwa setelah Kholifah Umar RA wafat ada beberapa daerah yang
membelot terhadap pemerintahan Islam. Sebagaimana yang di lakukan oleh Yazdigard yang
berusaha menghasut kembali masyarakat Persia agar melakukan perlawanan terhadap
penguasa Islam, akan tetapi pemerintah Islam berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan
sekaligus melanjutkan perluasan ke negeri – negeri Persi lainnya, sehingga beberapa kota
besar seperti Hisrof, Kabul, Turkistan jatuh pada kekuasaan Islam. Juga terdapat daerah lain
yang membelot dari pemerintahan Islam, seperti Khurosan dan Iskandaria, adapun Iskandaria
bermula dari kedatangan kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang
Iskandaria dengan mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan .
Panglima Abdullah bin Abi Sarroh yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada
kholifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima ‘Amru bin ‘ash yang telah di
berhentikan untuk menangani masalah di Iskandaria. Dan permohonan tersebut di kabulkan,
selain itu ,kholifah Utsman bin ‘Affan juga mengutus Salman Robi’ah Al-Baini untuk
berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk Armenia. Perluasan Islam
memasuki Tunisia ( Afrika Utara ) di pimpin oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Zarrah, yang
mana Tunisia sudah lama sebelumnya di kuasai Romawi. Tidak hanya itu saja pada saat
Syiria bergubernurkan Mu’awiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan Cyprus. Dimasa
pemerintahan Utsman, negeri – negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara
lain : Barqoh, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian
Thabaristan bahkan telah melampui sungai Jihun ( Amu Daria ), negeri Balkh ( Baktaria )
Hara, Kabul, Gaznah di Turkistan.
2.  Pembentukan Armada laut Islam
Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana Kholifah Utsman untuk
mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus melalui
lautan. Pada saat itu, Muawiyah, gubernur di Syiria harus menghadapi serangan angkatan laut
Romawi di daerah pesisir provinsinya. Untuk itu, ia mengajukan permohonan kepada
khalifah Utsman untuk membangun angkatan laut dan di kabulkan oleh kholifah. Itulah
pembangunan armada yang pertama dalam sejarah Dunia Islam. Selain itu, keberangkatan
pasukan ke Cyprus yang melalui lautan, juga ummat Islam agar membangun armada
angkatan laut. Pada saat itu pasukan di pimpin oleh Abdullah bin Qusay Al-Harisi yang di
tunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima angkatan laut. Di samping itu, serangan yang di
lakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui laut, juga memaksa ummat Islam agar segera
mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun 646 M, bangsa Romawi telah menduduki
Alexandria dengan penyerangan dari laut. Atas perintah kholifah ‘Utsman, Amr bin Ash
dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada laut yang besar pada tahun
651 M di Mesir.
3.  Kodifikasi al-Qur’an
Pemerintahan Islam semakin meluas, beberapa negara telah di taklukkan dan para
Qori’ pun tersebar di berbagai daerah, sehingga perbedaan bacaan pun terjadi yang di
akibatkan berbedanya qiro’at dari qori’ yang sampai pada mereka. Sebagian kaum muslimin
tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut, karena perbedaan-perbedaan tersebut di
sandarkan pada Rasul SAW. Sebagian yang lain khawatir akan menimbulkan keraguan pada
generasi berikutnya yang tidak langsung bertemu Rasul SAW. Ketika terjadi peperangan di
Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk Irak, Hudzaifah melihat banyak perbedaan dalam
bacaan al-Qur’an. Melihat hal tersebut beliau melaporkannya kepada kholifah Utsman. Para
sahabat khawatir kalau perbedaan tersebut akan membawa perpecahan pada kaum muslimin.
Mereka sepakat menyalin lembaran pertama yang telah di lakukan oleh kholifah Abu Bakar
yang di simpan oleh istri Rosul SAW, sayyidah Hafshoh RA. Dan menyatukan umat Islam
dengan satu bacaan. Selanjutnya Kholifah ‘Utsman mengirim surat pada Sayyidah Hafsoh
agar mengirimkan lembaran-lembaran yang bertuliskan al-Qur’an, kemudian Sayyidah
Hafshoh mengirimkannya kepada kholifah Utsma. Kholifah ‘Utsman memerintahkan para
sahabat antara lain ; Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair,  Sa’ad bin Al-‘Ash, dan
Abdurrohman bin Harits bin Hisyam,untuk menyalin mushaf . Kholifah ‘Utsman berpesan
bila anda berbeda pendapat tentang hal al-Qur’an maka tulislah dengan ucapan lisan Quraisy
karena al-Qur’an diturunkan di Quraisy. Setelah mereka menyalin ke dalam beberapa
mushaf, kholifah ‘Utsman mengembalikan lembaran mushaf asli kepada Sayyidah
Hafshoh.Selanjutnya ia menyebarkan mushaf yang telah di salinnya ke seluruh daerah dan
memerintahkan agar semua bentuk lembaran mushaf yang lain di bakar. Mushaf ditulis
sebanyak lima buah, empat buah di kirimkan ke daerah-daerah Islam supaya di salin
kembali , satu buah di simpan di Madinah untuk Kholifah ‘Utsman sendiri dan mushaf ini di
sebut mushaf al-Imam atau mushaf ‘Utsmani.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah Abu
Bakar dan Kholifah ‘Utsman berbeda. Pengumpulan mushaf yang di lakukan oleh Kholifah
Abu Bakar dikarenakan danya kekhawatiran akan hilangnya al-Qur’an karena banyak huffadz
yang meninggal pada peperangan, sedangkan motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah
‘Utsman dikarenakan banyaknya perbedaan bacaan yang di khawatirkan timbulnya
perpecahan. 
C.  Periwayatan Hadits Pada Masa Utsman bin Affan
Secara umum, kebijakan pemerintahan Utsman ibn Affan tentang periwayatan tidak
berbeda dengan apa yang telah ditempuh oleh kedua khalifah sebelumnya. Namun, langkah
yang diterapkan tidaklah setegas langkah khalifah Umar ibn al-Khattab. Dalam sebuah
kesempatan, Utsman meminta para sahabat agar tidak meriwayatkan hadits yang tidak
mereka dengar pada zaman Abu Bakar dan Umar. Namun pada dasarnya, periwayatan Hadits
pada masa pemerintahan ini lebih banyak daripada pemerintahan sebelumnya. Sehingga masa
ini disebut dengan ‫عصر إكثار رواية الحديث‬.
Keleluasaan periwayatan hadits tersebut juga disebabkan oleh karakteristik pribadi
Utsman yang lebih lunak jika dibandingkan dengan Umar Selain itu, wilayah kekuasaan
Islam yang semakin luas juga menyulitkan pemerintah untuk mengontrol pembatasan riwayat
secara maksimal.
Pada masa ini juga belum ada usaha secara resmi untuk menghimpun hadist dalam
suatu kitab halnya Al-Qur’an, hal ini disebabkan karena:
1.         Agar tidak memalingkan perhatian umat Islam dalam mempelajari Al-Qur’an.
2.         Para sahabat yang banyak menerima hadist dari Rasul SAW sudah tersebar ke
berbagai daerah kekuasaan Islam.
Dalam perkembangannya, periwayatan hadits yang dilakukan para sahabat berciri
pada 2 tipologi periwayatan.
1.         Dengan menggunakan lafal haduts asli, yaitu menurut lafal yang diterima dari
Rasulullah.
2.         Hanya maknanya saja. Karena mereka sulit menghafal lafal redaksi hadits persis
dengan yang disabdakan Nabi.
Pada masa pembatasan periwayatan, para sahabat hanya meriwayatkan hadits jika ada
permasalahan hukum yang mendesak. Mereka tidak meriwayatkan hadits setiap saat, seperti
dalam khutbah. Sedangkan pada masa pembanyakan periwayatan, banyak dari sahabat yang
dengan sengaja menyebarkan hadits. Namun tetap dengan dalil dan saksi yang kuat. Bahkan
jika diperlukan, mereka rela melakukan perjalanan jauh hanya untuk mencari kebenaran
hadits yan diriwayatkannya.
D.         Pengangkatan Utsman Bin Affan , Sebagai Khalifah
            Seluruh kaum muslimin Anshor, Muhajirin, dan seluruh orang-orang yang ada di
Madinah dimintai untuk hadir dalam majelis syuro yang di adakan pada setelah sholat shubuh
pada akhir bulan Dzulhijah 23 h, yang mana pada saat itu yang menjadi imam sholat shubuh
adalah Ar-Rumi. Abdurrahman bin Auf datang dengan menggunakan sorban pemberian dari
Rasulullah, dan juga dihadiri beberapa pemimpin pasukan diantaranya : Muawiyah bin Abu
Sufyan, Umar bin sa’ad, amir Homsh dan “Amr bin Al Ash yang kebetulan melaksanakan
Haji bersama Umar dan mengikuti Umar ke Madinah. Ketika semuanya berkumpul
Abdurrahman bin Auf membaca sahadat dan berkata : “Wahai Ali, sesungguhnya aku telah
memperhatikan urusan manusia, aku melihat mereka tidak berpindah dari mendukung
Utsman. Maka janganlah kamu bersedih akan hal itu, Lalu Abdurrahman bin Auf berkata
kepada Utsman, “Aku membaiatmu di atas sunnah Allah dan Rasulnya dan kedua khalifah
setelahnya., dan semua kaum Muslimin mengikuti langkah Abdurrahman bin Auf.
Ada beberapa Langkah yang dilakukan Abdurrahman bin Auf dalam musyawarah pemilihan
khalifah :
·         Menyelenggarakan musyawarah bersama dengan majelis Syura dalam waktu yang
telah di tetapkan khalifah Umar. Dengan cara ini masing-masing anggota majelis syura dapat
mengemukakan pendapat, arah dan tujuannnya
·         Mundur dari daftar khilafah agar terhindar dari prasangka-prasangka.
·         Berusaha mengetajui pendapat akhir masing-masing anggota majelis syuro sehingga
seperti pemilihan parsial yang di menangkan oleh Utsman dengan dukungan suara dari Saad
bin Abu Waqqash dan Zubairbin Al awwam
·         Berusaha mengetahui pendapat masing-masing dua tokoh besar Utsman bin Affan
daan Ali bin Abi Thalib.
·         Mengetahui pendapat masyarakat di belakang majelis syuro, dari orang orang khusus
(para cendekia), masyarakat awam, dan Kaum dhyafa.Yang hasilnya mayoritas memilih
Utsman.
Para sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka yaitu Ahlussunnah
wal jamaah besepakat bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang paling berhak menjabat
khalifah setelah Umar bin Al khattab . tidak ada seorang pun yang menentang hal ini.
            Banyak Ulama dari kalangan ahli hadits dan lainnya menukil Ijma’ tersebut antara
lain:
-Apa yang diriwayatkan Ibnu Abi dengan sanadnya yang sampai pada Harits bin Madhrab , ia
berkata , “ Aku pergi Haji pada masa khalifah Umar. Orang-orang tidak ragu bahwa
kekhalifahan setelahya adalah untuk Utsman.
-Abu Nuaim Al Ashbahani meriwayatkan dengan sanadnya keada Abu Hudzaifah , ia berkata
: “ Sesungguhnya aku berdiri bersama Umar lututku menyentuh lututnya. Umar bertanya, “
Siapakah yang dipilih kaummu untuk menjadi pemimpin? “ Ia menjawab “ sesungguhnya
kaummu untuk menjadi pemimpin” Ia menjawab : “Sesungguhnya orang-orang yang telah
menyerhkan urusan mereka kepada Ibnu Affan.”
- Al Hafidz adz zahabi menukil daril Qadhi bahwa ia berkata : “ Rasulullah wafat . Lalu
kaum muslimin mengangkatAbu Bakar sebagai khalifah. Jika mereka mengetahui bahwa ada
seseorang yang lebih utma dari Abu Bakar ,Maka mereka telah berbuat curang. Kemudian
Abu Bakar mengangkat Umar sebagai kahlifah. Ia menegakkan kebenaran dan keadilan.
Ketika ajalnay hampir tiba , ia menetapkan enam orang untuk melakukan musyawarah.
Mereka bersepakat untuk menjadikan Utsman sebagai khalifah. Andaikala mereka
mengetahui ada yang lebih Utama darpada Utsman, merati mereka berbuat curang kepada
kita.
            Nukilan-nukilan tersebut menyampaikan keterangan jelas bahwa keutamaan Utsman
bin Affan untuk menjadi Khalifah telah masyhur di kalangan para sahabat Nabi hingga ketika
Utsman bin Affan masih hidup. Hal itu karena mereka mengetahui Nash-nash yang
mengisyaratkan urutan kekhalifahan setelah Nabi dan mereka mengetahui bahwa Utsman 
adalah orang yang paling utama secara mutlak setelah Abu Bakar dan Umar.
E.             Keistimewaan Utsman bin Affan
“Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas
dalam menegakkan agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang
paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Muadz bin Jabal, yang paling hafal tentang
Alquran adalah Ubay (bin Ka’ab), dan yang paling mengetahui ilmu waris adalah Zaid bin
Tsabit. Setiap umat mempunyai seorang yang terpercaya, dan orang yang terpercaya di
kalangan umatku adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya 3:184)
Utsman bin Affan, khalifah rasyid yang ketiga.
Ia dianggap sosok paling kontroversial dibanding tiga khalifah rasyid yang lain. Mengapa
dianggap kontroversial? Karena ia dituduh seorang yang nepotisme, mengedepankan nasab
dalam politiknya bukan kapasitas dan kapabilitas. Tentu saja hal itu tuduhan yang keji
terhadap dzu nurain, pemiliki dua cahaya, orang yang dinikahkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan dua orang putrinya.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak sedang menanggapi tuduhan-tuduhan terhadap
beliau. Penulis akan memaparkan keutamaan-keutamaan beliau yang bersumber dari ucapan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya agar kita berhati-hati dan mawas diri
ketika mendengar hal-hal negatif tentang Utsman, kita lebih bisa mengontrol lisan kita dan
berprasangka baik di hati kita.
1.      Nasab dan Sifat Fisikinya
Beliau adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu asy-Syam bin
Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwai bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma’addu bin Adnan (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 53).
Amirul mukminin, dzu nurain, telah berhijrah dua kali, dan suami dari dua orang putri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin
Hubaib bin Abdu asy-Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim, Bidha binti Abdul
Muthalib, bibi Rasulullah. Dari sisi nasab, orang Quraisy satu ini memiliki kekerabatan yang
sangat dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain sebagai keponakan
Rasulullah, Utsman juga menjadi menantu Rasulullah dengan menikahi dua orang putri
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan keutamaan ini saja, sulit bagi seseorang untuk
mencelanya, kecuali bagi mereka yang memiliki kedengkian di hatinya. Seorang tokoh di
masyarakat kita saja akan mencarikan orang yang terbaik menjadi suami anaknya, apalagi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentulah beliau akan memilih orang yang
terbaik untuk menjadi suami putrinya.
Utsman bin Affan termasuk di antara sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk
surga, beliau juga menjadi enam orang anggota syura, dan salah seorang khalifah al-
mahdiyin, yang diperintahkan untuk mengikuti sunahnya.
Utsman adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai janggut yang lebat, berperawakan
sedang, mempunyai tulang persendirian yang besar, berbahu bidang, rambutnya lebat, dan
bentuk mulutnya bagus.
Az-Zuhri mengatakan, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu
bidang, berdahi lebar, dan mempunyai telapak kaki yang lebar.”
Amirul mukminin Utsman bin Affan terkenal dengan akhlaknya yang mulia, sangat
pemalu, dermawan, dan terhormat. Terlalu panjang untuk mengisahkan kedermawanan beliau
pada kesempatan yang sempit ini. Untuk kehidupan akhirat, menolong orang lain, dan
berderma seolah-olah hartanya seringan buah-buah kapuk yang terpecah lalu kapuknya
terhembus angin yang kencang.
2.      Penduduk Surga Yang Hidup di Bumi
Dari Abu Musa al-Asy’ari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke
sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang
seorang lelaki untuk masuk, beliau bersabda, “Izinkan dia masuk, kemudian beritakan
kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata laki-laki tersebut adalah Abu Bakar. Setelah itu
datang laki-laki lain meminta diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan dia masuk,
kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata lelaki itu adalah Umar bin
al-Khattab. Lalu datang lagi seorang lelaki meminta diizinkan masuk, beliau terdiam sejenak
lalu bersabda, “Izinkan ia masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga
disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin
Affan.
3.      Kedudukan Utsman Dibanding Umat Islam Lainnya
Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya aku melihat bahwa aku di letakkan di sebuah daun
timbangan dan umatku diletakkan di sisi daun timbangan lainnya, ternyata aku lebih berat
dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di satu daun timbangan dan umatku diletakkan
di sisi yang lainnya, ternyata Abu Bakar lebih berat dari umatku. Setelah itu diletakkan Umar
di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi yang lainnya, ternyata dia lebih berat
dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi
lainnya, ternyata dia lebih berat dari mereka.” (al-Ma’rifatu wa at-Tarikh, 3: 357).
Hadis yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalur Umar bin al-
Khattab.
Hadis ini menunjukkan kedudukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman dibandingkan
seluruh umat Nabi Muhammad yang lain. Seandainya orang-orang terbaik dari umat ini
dikumpulkan, lalu ditimbang dengan salah seorang dari tiga orang sahabat Nabi ini, niscaya
timbangan mereka lebih berat dibanding seluruh orang-orang terbaik tersebut.
4.      Kabar Tentang Kekhalifahan dan Orang-orang Yang Akan Memberontaknya
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah pernah mengutus seseorang
untuk memanggil Utsman. Ketika Utsman sudah datang, Rasulullah menyambut
kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya, maka salah seorang dari
kami menyambut kedatangan yang lain. Dan ucapan terakhir yang disampaikan Rasulullah
sambil menepuk pundak Utsman adalah
“Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan memakaikanmu sebuah pakaian
(mengamanahimu jabatan khalifah), dan jika orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian
tersebut, jangalah engkau lepaskan sampai engkau bertemu denganku (meninggal).” Beliau
mengulangi ucapan ini tiga kali. (HR. Ahmad).
Dan akhirnya perjumpaan yang disabdakan Rasulullah pun terjadi. Dari Abdullah bin Umar
bahwa Utsman bin Affan berbicara di hadapan khalayak, “Aku berjumpa dengan Nabi
shallallahu ‘alahi wa sallam di dalam mimpi, lalu beliau mengatakan, ‘Wahai Utsman,
berbukalah bersama kami’.” Maka pada pagi harinya beliau berpuasa dan di hari itulah beliau
terbunuh. (HR. Hakim dalam Mustadrak, 3: 103).
Katsir bin ash-Shalat mendatangi Utsman bin Affan dan berkata, “Amirul mukminin,
keluarlah dan duduklah di teras depan agar masyarakat melihatmu. Jika engkau lakukan itu
masyarakat akan membelamu. Utsman tertawa lalu berkata, ‘Wahai Katsir, semalam aku
bermimpi seakan-akan aku berjumpa dengan Nabi Allah, Abu Bakar, dan Umar, lalu beliau
bersabda, ‘Kembalilah, karena besok engkau akan berbuka bersama kami’. Kemudian
Utsman berkata, ‘Demi Allah, tidaklah matahari terbenam esok hari, kecuali aku sudah
menjadi penghuni akhirat’.” (Ibnu Saad dalam ath-Thabaqat, 3: 75).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan Pembai’atan dirinya dilakukan melalui
pemilihan salah satu di antara 6 orang Ahlu Syuro yaitu Ali bin abi thalib, Utsman bin affan,
Sa’at bin abi Waqosh, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan dan Tholhah bin
Ubaidillah , merupakan kejadian pertama dalam sejarahkekhalifahan umat Islam. Khalifah
Abu Bakar r.a. dibai’at langsung oleh kaum muslimin. Khalifah Umar bin Khattab r.a.
ditetapkan berdasarkan wasiyat Kahlifah Abu Bakar r.a. Utsman bin Affan adalah khalifah ke
3 setelah Umar bin Khattab. Saat dia menjadi khalifah usianya 70 tahun dan dia menjadi
khalifah selama 12 tahun. Prestasi yang dicapai pada masa ini adalah kodifikasi Mushaf Al-
Qur’an, renovasi masjid Nabawi, pembentukan angkatan laut, dan peluasan wilayah. Gaya
kepemimpinanya Utsman bin affan dikenal sebagai seorang pemimpin yang familier dan
mhumanis. Namun gaya kepimimpinan yang familier berdampak kurang baik, yaitu
munculnya nepotisme.

B. Saran

Kita harus mempelajari tentang masalah sejarah Islam, dimana kita harun mengetahui
kepemimpinan setelah Rasulullah, agar ilmu kita akan bertambah. Jika ada salah dalam
penulisan kami mohon maaf, saran dan kritik sangat kami perlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. Wahid, Suranto.2013.Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam.Surakarta:Tiga


Serangkai.

Darsono, H. T.Ibrahim.2009.Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam.solo:Tiga Serangkai.

Murodi, H.2009.Sejarah Kebudayaan Islam Madraah Aliyah Kelas XII.Semarang:Toha Putra.

http://mynewirmasulyanimakalahutsmanbinaffan.blogspot.com/2015/09/usman-bin-
affan.html

https://kisahmuslim.com/4066-keutamaan-utsman-bin-affan.html

Anda mungkin juga menyukai