Pengertian
Dalam teknik belah dua ini, dalam satu instrumen dikerjakan satu kali oleh Sejumlah subjek
(sample) suatu penelitian. Butir-butir pada perangkat dibagi menjadi Dua.Pembagian dapat
menggunakan nomor ganjil-genap pada instrumen, atau separuh Pertama maupun separuh kedua,
maupun membelah dengan menggunakan nomor acak Atau tanpa pola tertentu. Skor responden
merespons setengah perangkat bagian yang Pertama dikorelasikan dengan skor setengah
perangkat pada bagian yang kedua.
Formulasi (rumus)
Ada beberapa formula untuk mengestimasi reliabilitas dengan metode belah dua, Antara lain
rumus Spearman-Brown, formula Disajikan berikut ini.
Reliabilitas dengan Rumus Spearman-Brown
Adapun rumus Spearman-Brown yang digunakan adalah :
Keterangan:
Ri = reliabilitas instrument
Rb = indeks korelasi antara dua belahan instrument
N = banyaknya responden
X = belahan pertama
Y = belahan kedua
Diperoleh nilai reliabilitas 0,895. Berdasarkan uji coba nilai ini sudah reliabel, karena
lebih besar dari 0,600.Jadi instrumen yang digunakan sudah reliabel, maka instrumen
dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
Kesimpulan
Teknik Ini berpegang pada asumsi, belahan pertama dan belahan kedua mengukur konstruk yang
Sama, banyaknya butir dalam instrumen belahan pertama dan kedua harus dapat Dibandingkan
dari sisi banyaknya butir, atau paling tidak jumlahnya hampir sama.
Formulasi (rumus)
Formula Rulon untuk mengestimasi reliabilitas Sebagai berikut.
ri = reliabilitas instrument
Vt = varians total atau varians skor total
Vd = varians (varians difference)
D = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir
Kesimpulan
Formula Rulon termasuk pada pengujian reliabilitas untuk obyektif dengan menggunakan
pendekatan singletest- singletrial. Dengan formula Rulon penentuan reliabilitas tes hasil
belajar bentuk obyektif dilakukan dengan jalan membelah II tes. Pada formula Rulon,
penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif tersebut bukan didasarkan pada
korelasi antara belahan I dengan belahan ke II dari tes maupun deviasi melainkan didasarkan
pada selisih skor yang dimiliki oleh belahan I dengan belahan ke II.
Formulasi (rumus)
Untuk mengestimasi reliabilitas dengan rumus Rulon, peneliti perlu meghitung Kovarians dari skor
belahan pertama dan skor belahan kedua yaitu :
ri = reliabilitas instrument
v1 = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)
v2 = varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)
vt = varians skor total
Kesimpulan
Dari hasil tes di atas maka fungsi Flanagan yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan
0 pada Jumlah butir pertanyaan genap yang di dasarkan pada pembagian tersebut. Validitas
menunjukkan sejauh mana butir pertanyaan dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara
keseluruhan dan proporsional terhadap perilaku sampel yang dikenai Artinya suatu instrumen
dikatakan valid.
(4) KR20
Pengertian
KR 20 adalah rumus untuk uji reliabilitas item yang mirip dengan cronbach alpha. Rumus ini pertama
kali dipublikasikan pada tahun 1937.Apabila cronbach alpha dapat digunakan untuk item soal dengan
pilihan jawaban lebih dari 2, maka rumus KR 20 hanya untuk item soal dengan pilihan jawaban 2
macam atau yang disebut dengan dikotomi. Rentang nilainya berada diantara 0 sampai dengan 1.
Semakin mendekati 1 maka semakin reliabel. Para ahli menyatakan bahwa nilai Kuder Richardson-20
> 0,90 dapat dinyatakan bahwa soal reliabel.
Formulasi (rumus)
Penggunaan rumus KR. 20 digunakan apabila alternatif jawaban pada instrumen bersifat dikotomi,
misalnya benar-salah dan pemberian skor = 1 dan 0. Rumus KR. 20 adalah:
Keterangan:
Ri = reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Pi = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat
skor 1)
Kesimpulan
Koefisien korelasi berada antara 0 – 1. Suatu instrumen penilaian dikatakan reliabel jika koefisien
korelasinya ≥ 0,6, makin tinggi koefisien korelasi makin reliabel instrumen tersebut, dan sebaliknya.
Instrumen penilaian yang kita jadikan contoh termasuk kategori instrumen yang kurang baik karena
tidak reliabel. Untuk menjadikan instrumen tersebut reliabel maka validitas butir yang tidak baik
dibuang atau diganti. Instrumen yang valid pasti reliabel, tetapi instrumen yang reliabel belum tentu
valid.
(5) KR21
Pengertian
Teknik pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency yang selanjutnya dibahas adalah teknik
Kuder Richardson atau sering disingkat KR. Instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya menggunakan
KR adalah instrumen dengan satu jawaban benar saja. Rumus KR yang sering digunakan adalah KR
21 instrumenasi
Formulasi (rumus)
Penggunaan rumus KR. 21 digunakan apabila alternatif jawaban pada instrumen bersifat dikotomi,
misalnya benar-salah dan pemberian skor = 1 dan 0. Perhatikan rumusnya:
Keterangan:
Ri = reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
P = skor rata-rata
Kesimpulan
Instrumen memiliki kedudukan Yang penting dalam penelitian karena Instrumen berperan dalam
proses Pengambilan data. Instrumen yang valid Dan reliabel dapat menghasilkan data yang Valid dan
reliabel pula sehingga membawa Pada kesimpulan yang sesuai dengan Keadaan sebenarnya. Validitas
mempermasalahkan Sejauh mana pengukuran tepat dalam Mengukur apa yang hendak diukur.
Ketepatan dinilai dengan validitas konten, Validitas konstruk, dan validitas kriteria. Ketepatan konten
dan konstruk dinilai oleh Ahli pada bidangnya.
(6) Analisis varian
Pengertian
Analisis varians adalah suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika
inferensi. Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti analisis
ragam, sidik ragam, dan analisis variansi.
Formulasi (rumus)
Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat Dibedakan menjadi 2, yaitu untuk percobaan Dengan
banyak subjek setiap perlakuan sama Dan banyak subjek setiap perlakuan tidak Contoh dan tahapan
penerapan
Keterangan:
FK = faktor koreksi
JKT = jumlah kuadrat total
JKP = jumlah kuadrat perlakuan
JKG = jumlah kuadrat galat
KTP = kuadrat tengah perlakuan
KTG = kuadrat tengah galat
Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh dari nilai sig. Jika nilai sig Lebih dari taraf signifikansi berarti data
Berdistribusi normal, apabila sebaliknya data Tidak berdistribusi normal.Jadi berdasarkan output di
atas maka diperoleh Kesimpulan bahwa data pada kelima kelompok Tersebut berasal dari populasi
yang Berdistribusi normal.
Formulasi (rumus)
Reliabilitas ekuivalen Tau, juga dikenal sebagai alpha Cronbach atau koefisien alpha, adalah koefisien
reliabilitas skor tes yang paling umum untuk administrasi tunggal. Studi terbaru merekomendasikan
untuk tidak menggunakannya tanpa syarat. Memiliki rumus / formulasi seperti berikut