Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW. Tidak menunjuk siapa yang akan menggantikan sepeninggalnya
dalam memimpin umat yang baru terbentuk. Memang wafat beliau mengejutkan, tetapi
sesungguhnya dalam sakitnya yang terakhir ketika beliau mengalami gangguang kesehatan
sekurang – kurangnya selama tiga bulan, Muhammad telah merasakan bahwa ajalnya akan
segera tiba.
Masalah perebutan kepemimpinan mengakibatkkan suasana politik umat Islam menjadi
sangat tegang. Padahal semasa hidupnya, Nabi bersusah payah dan berhasil membina
persaudaraan sejati yang kokoh diantara sesama pengikutnya, yaitu antara kaum Muhajirin dan
kaum Anshar. Dilambatkannya pemakaman jenazah beliau menggambarkan betapa gawatnya
masalh itu. Ada tiga golongan yang bersaing keras dalam perebutan kepemimpinan ini, yaitu
kaum Anshar, Muhajirin dan keluarga Hasyim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini, dapat dibatasi sebagai
berikut:
1. Siapa Ali bin Abi Thalib itu?
2. Bagaimana sistem pemerintahan dan kebijakan politiknya?
3. Peristiwa – peristiwa penting apa yang terjadi pada masanya?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk ;
1. Menjelaskan tentang biografi Ali bin Abi Thalib.
2. Menjelaskan tentang sistem pemerintahan dan kebijakan politik yang ditempuhnya.
3. Menjelaskan peristiwa – peristiwa penting yang terjadi pada masanya.
BAB II
ALI BIN ABI THALIB
A. Biografi Ali Bin Abi Thalib
Nama lengkapnya ialah Ali bin Abi Thalib bin Abd. Al-Mutthalib bin Hasyim bin Abd.
Al-Mabaf al-Hasyimi al-Quraisyiy. Dilahirkan sepuluh tahun sebelum Nabi menjadi
Rasul. Ia lahir di Mekah pada tahun 603 M, dan wafat di Kufah pada 17 Ramadahan 40 H/ 24
Januari 661 M. Beliau merupakan khalifah keempat ( terakhir) dari khulafa ar- rasyidin ( empat
khalifah besar); beliaulah yang pertama masuk Islam dari kalangan anak- anak, disamping itu, ia
adalah sepupu dari Nabi saw. yang kemudian menjadi menantunya. Ayahnya, Abu Thalib bin
Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abd. Manaf, adalah kakak kandung ayah Nabi saw. Abdullah
bin Abd. Mutthalib. Ibunya bernama Fatimah binti As’ad bin Hasyim bin Abd. Manaf. Sewaktu
lahir ia diberi nama Haidarah oleh ibunya. Nama itu kemudian diganti ayahnya dengan Ali. Para
sejarawan berpendapat bahwa kulit beliau berwarna hitam manis, berjenggot tebal, lelaki kekar,
berbadan besar,berwajah tampan, dan kunniyahnya adalah Abu Al-Hasan atau Abu Turob.
Ketika beruasia 6 tahun, ia diambil sebagai anak asuh oleh Nabi saw., sebagaimana Nabi pernah
diasuh oleh ayahnya. Pada waktu Muhammad saw. Diangkat menjadi rasul, Ali baru menginjak
usia 8 tahun. Ia adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam setelah Khadijah binti
Khuwailid, istri Nabi saw. Sejak itu ia selalu bersama Rasulullah saw. Taat kepadanya, dan
banyak menyaksikan Rasulullah saw. menerima wahyu. Sebagai anak asuh Rasulullah saw, ia
banyak menimba ilmu mengenai rahasia ketuhanan maupun segala persoalan keagamaan secara
teoritis dan praktis.
2. Perang Shiffin
Saat Utsman terbunuh oleh para perusuh yang mengepung rumahnya, Nailah, istri
Khalifah Utsman bin Affan yang menyaksikan dan sekaligus jadi korban kebrutalan para perusuh
sehingga jari-jari tangannya terputus dengan tebusan pedang mereka, segera menulis surat untuk
Muawiyah di Syria yang menuturkan kronologis pembunuhan Khalifah. Beserta surat ini
dikirimkan juga barang bukti berupa pakaian Utsman yang berlumuran darah dan jari-jari tangan
Nailah yang terpotong. Barang bukti ini kemudian digantungkan di atas mimbar Masjid Jami
Syria. Para penduduk yang memang sangat menghormati Utsman terharu melihat barang bukti
itu, dan menuntut agar para pelaku pembunuhan dihukum qishash. Keadaan semakin memanas,
tatkala dating utusan khalifah Ali bin Abi Thalib yang menuntut janji ketaatan (baiat) terhadap
Ali. Ditambah lagi, keputusan Ali memecat Muawiyyah. Karenanya, kebanyakan penduduk di
Syiria menangguhkan –bukan menolak- pembaiatan terhadap Ali sebelum para pembunuh
Utsman dikupas tuntas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ali Bin Abi Thalib,adalah khalifah yang keempat itu, nama lengkapnya ialah Ali bin Abi
Thalib bin Abd. Al-Mutthalib bin Hasyim bin Abd. Al-Mabaf al-Hasyimi al-Quraisyiy.
Dilahirkan sepuluh tahun sebelum Nabi menjadi Rasul. Ia lahir di Mekah pada tahun 603 M,
dan wafat di Kufah pada 17 Ramadahan 40 H/ 24 Januari 661 M. Ali menikah dengan 9 wanita
dan mempunyai 19 orang putra- putri. Sepanjang masa kenabian Muhammad saw. Ali selalu
terlibat dalam setiap permaslahan pribadi dan sosial Rasulullah saw. Selama itu pula
keselamatannya selalu terancam. Tapi, imannya tidak pernah goyah, apalagi merosot meski
sekejap mata. Salah satu keistimewaanya, Ali memiliki pemahaman multi dimensional yang luas
dan mendetail. Setelah Rasulullah belum ada yang mengungguli Ali dalm kecerdasan dan
kecemerlangan berfikir. Demikian juga penguasaan terhadap sastra al-Qur’an. Urusan
kemanusiaan, belum ada orang yang sepadan dengan Ali, apalgi dalam hal kepahlawanan atau
keberanian, niscaya tiada orang yang mampu menandinginya. Ali adalah singa podium dan
gelanggang. Ali adalah pembela umat manusia, tokoh persatuan dan politik. Ali adalah musuh
paling gigih bagi segala bentuk anti kemanusiaan.
Setelah dilantik menjadi khalifah, Ali bin Abi Thalib menyampaikan pidato politik untuk
pertama kalinya. Pidatonya tersebut secara umum menggambarkan garis besar dari visi
politiknya, ada lima visi politik Ali dari pidatonya itu. Pertama, sumber hukum dan dasar
keputusan politik yang akan dilaksanakan oleh Ali adalah kitab suci al-
Quran. Kedua, mewujudkan nilai-nilai kebaikan ideal al-Quran dan menolak segala keburukan
dalam masyarakat. Ketiga, tulus ikhlas dalam memimpin dan mengutamakan integrasi kaum
muslimin. Keempat, melindungi kehormatan jiwa dan harta benda rakyat dari segala gangguan
kezaliman lidah dan tangan. Kelima, membangun kehidupan masyarakat yang bertanggungjawab
terhadap bangsa dan Negara dengan landasan ketaatan kepada Allah swt.
Beberapa kejadian penting terjadi di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Sedikitnya
ada tiga kejadian yang sangat penting untuk dibahas, yaitu Perang Jamal dan Perang Siffin serta
pemberontakan khawarij.
B. Implikasi
Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya diharapkan dapat
berimplikasi positif dan membangun terhadap para pembaca dalam memahami sosok Ali yang
sebenarnya. Terkhusus bagi para mahasiswa, penggiat, penuntut ilmu yang sedang mengkaji
tentang sejarah peradaban Islam. Dan lebih khusus lagi bagi para pendidik yang mengajarkan
sejarah peradaban Islam, sehingga bisa mengenalkan Islam secara kaffah lewat peradaban Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
Ali al-Musawi, Abu Hasan, Najhul Balagah, Lampung: Yapi, 1990.
Amhazun, Muhammad, Fitnah Kubra, Tragedi Pada Masa Sahabat; Analisa Historis dalam
Perspektif Ahli Hadits dan Imam al-Thabary, terj. Dr. Daud Rasyid (LP2SI al-Haramain,
Jakarta: 1994).
Amin, Muhammad, The True Story of Muhammad and Khadijah’s Beloved Daughter
Fathimah, Jakarta: Arifa Publishing, 2013.
Anshari, Hafidz, dkk. Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. 1993
Atsir, Ibn, al-Kamil fi Tarikh II, Darus Sadir, Bairut. 1965.
Ismail bin Katsir, Abu al-Fida, al-Bidayah wa al-Nihayah, (Beirut: Dar al-Mariifah: 1999), cet
ke-5, Jilid IV.
Mahmud al-Aqqad, Abbas, Kejeniusan Ali bin Abi Thalib, terj. Gazirah Abdi Ummah, (Pustaka
Azzam, Jakarta: 2002).
Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos, 1997.
Nasution, Harun, Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (UI-Press,
Jakarta: 2002).
Patuhena, M. Saleh, dkk. Sejarah Islam Klsik, Makassar: Alauddin Press. 2009.
Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, terj. Prof. Dr. H. Mukhtar Yahya dan Drs. M.
Sanusi Latief (Al Husna Zikra, Jakarta: 2000).
Sou’yb, Joeseof, Sejarah Khulafatur Rasyidin, (Bulan Bintang, Jakarta: 1986).
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2007).
,Sejarah Peradaban Islam edisi 1 cet.2, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1994.
Zainudin Abu Himam, Jeje. Akar Konflik Umat Islam, (Bandung: Persis Press, 2008), cetakan
pertama.