Before After
SPLN membeli barang
ke KB/TLDDP &
SPLN membeli ba rang ke
EKSPOR meminta barang dikirim
EKSPOR 1
1 KB/TLDDP & memi nta ke KB untuk diproduksi
ba rang diki rim ke KB untuk 3 sebelum diekspor
3 diproduksi sebel um SPL
SPLN di ekspor KB A/TLDDP
N
2 mengirimkan barang ke
2 KB A/TLDDP mengi ri mkan KB B untuk diolah lebih
ba rang ke KB B untuk 1
1
diolah lebih lanjut sebel um lanjut sebelum diekspor
di ekspor KIRIM 3 KB B
KIRIM
3
KB B mengekspor mengekspor/mengirim
/mengirim barang ke SPLN
2 barang ke SPLN
2
Kawasan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
6 Berikat
Kem enterian Keuangan RI
Transaksi Subyek Pajak Luar Negeri (Barang antar KB)
TLDDP
3
EKSPOR
TLDDP
2 4
1
KIRIM
TLDDP
3
EKSPOR
TLDDP
4
1
KIRIM
Kawasan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
8 Berikat
Kem enterian Keuangan RI
POKOK-POKOK PERUBAHAN
No Pengaturan Pokok-Pokok Pengaturan
2 Penegasan beberapa aturan Perpajakan yang sering dispute di Lapangan
a. Akses IT Inventory Oleh Pasal 15 huruf c : “mendayagunakan teknologi informasi untuk pengelolaan
DJP pemasukan dan pengeluaran barang (IT inventory) yang merupakan subsistem dari
sistem informasi akuntansi yang akan menghasilkan informasi laporan keuangan dan
dapat diakses untuk kepentingan pemeriksaan dan/atau pengawasan pemenuhan
kewajiban perpajakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Direktorat
Jenderal Pajak”
c. Dasar pembuatan FP 07 • Pasal 21 ayat (5) huruf a : Sebelumnya adalah Faktur Pajak 07 terbit terlebih dahulu
dan pembuktian barang dan kemudian dibuktikan dengan BC 4.0, sekarang BC 4.0 terbit terlebih dahulu
masuk ke KB diikuti Faktur Pajak 07. Faktur Pajak 07 dapat diakui jika barang telah terbukti
masuk (SPPD)
9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kem enterian Keuangan RI
POKOK-POKOK PERUBAHAN
No Pengaturan Pokok-Pokok Pengaturan
d. Penegasan saat terutang • Pasal 24 ayat (1a) : Saat terutang pengeluaran barang impor dari KB ke TLDDP
PPN atau PPN dan PPnBM yaitu saat pengeluaran
• Pasal 24 ayat (1c) : Saat terutang pengeluaran barang milik SPLN eks impor dari
KB ke TLDDP yaitu saat pengeluaran
• Pasal 25 ayat (1a) : Saat terutang pengeluaran barang asal lokal dari KB ke TLDDP
yaitu saat pengeluaran
• Pasal 25 ayat (1c) : Saat terutang pengeluaran barang milik SPLN eks lokal dari KB
ke TLDDP yaitu saat pemasukan
e. Pengenaan Bunga Pasal 24 ayat (1d) dan Pasal 25 ayat (1d) : bunga dikenakan sesuai ketentuan
perpajakan dihitung dari saat terutang
f. Penegasan mengenai • Pasal 24 ayat (2) : PDRI yang dilunasi dapat dikreditkan “pada masa pajak
Pengkreditan dilakukanntya pengeluaran barang”
• Pasal 24 ayat (2a) : PDRI atas pengeluaran barang milik SPLN tidak dapat
dikreditkan
• Pasal 25 ayat (3) : PPN DN (pemasukan) yang dilunasi dapat dikreditkan “pada masa
pajak dilakukanntya pengeluaran barang”
• Pasal 25 ayat (3a) : PPN DN (pemasukan) yang dilunasi milik SPLN tidak dapat
dikreditkan
g. Penegasan cara - Pasal 29A Penegasan cara menghitung besarnya PPN atau PPN dan PPnBM atas
perhitungan PPN atas pengeluaran barang : Harga jual yang berlaku pada saat barang dikeluarkan.
pengeluaran dari KB - Pasal 29B Penegasan dasar penghitungan BM dan PDRI atas barang milik SPLN:
- BM : nilai pabean & tarif sesuai dengan harga jual pada saat pengeluaran
- PDRI : harga jual pada saat pengeluaran barang
i. Pengecualian pembayaran • Pasal 30 ayat (1) sudah mengatur mengenai pengecualian kewajiban melunasi BM,
Pajak atas pengeluaran CUkai, PDRI yang saat pemasukan ditangguhkan/tidak dipungut atas barang
Barang Modal lebih dari 4 mmodal yag dipakai lebih dari 4 tahun eks impor.
tahun • Pasal 30 ayat (1a) Penegasan pengecualian kewajiban melunasi PPN atau PPN dan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
11
PPnBM yang saat pemasukan tidak dipungut atas barang modal
Kem enterian yangRIdipakai lebih
Keuangan
POKOK-POKOK PERUBAHAN
No Pengaturan Pokok-Pokok Pengaturan
k. Perlakuan perpajakan Pasal 45 ayat (5) huruf c dan ayat (5a), Penegasan untuk melunasi PPN atau
atas KB yang dicabut PPN dan PPnBM dalam negeri atas barang eks TLDDP yang masih berada di
izinnya KB yang dicabut izinnya dan dasar pengenannya.
TERIMA KASIH