1 SM
1 SM
3/Jul-Sep/2020
RESERVASI PAN AMERICA SYSTEM (PAN) konvensi, maka negara tersebut dapat
MENURUT HUKUM PERJANJIAN menganggap negara yang melakukan
INTERNASIONAL1 persyaratan bukan pihak dalam konvensi,
Oleh: Michael Engelbert Theis2 sebaliknya bagi yang menyetujui persyaratan
Jemmy Sondakh3 yang diajukan, maka negara yang mengajukan
Youla O. Aguw4 persyaratan adalah sebagai pihak dalam
konvensi; (c) Keberatan akan adanya
ABSTRAK persyaratan bagi negara penandatangan yang
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk belum meratifikasi konvensi dapat
mengetahui apa saja syarat dalam memberikan menimbulkan efek hukum seperti yang ditunjuk
reservasi menurut Pan America System dan dalam jawaban atas pertanyaan (a), hanya jika
bagaimanakah implikasi hukum persyaratan mengadakan ratifikasi. Dengan kata lain
Pan America System terhadap negara peserta tindakan tersebut hanya perlu mendapat
menurut hukum perjanjian internasional, di perhatian bagaimana sikap dari negara
mana dengan menggunakan metode penelitian penandatangan.
hukum normatif disimpulkan: 1. Prinsip Pan Kata kunci: perjanjian internasional; pan
American system tidak diperlukan persetujuan america system;
(consent) yang bulat daripada para peserta
konvensi atas reservasi/pensyaratan yang PENDAHULUAN
diadakan oleh negara yang hendak turut serta A. Latar Belakang
dalam konvensi, melainkan konvensi itu Azas kesepakatan bulat yang diterapkan
dianggap berlaku dengan pensyaratan yang oleh LBB ini diikuti oleh Perserikatan Bangsa-
diajukan antara yang mengajukan pensyaratan Bangsa (PBB) hingga permulaan tahun 50-an.
dengan yang menerima pensyaratan. Selanjutnya mengenai doktrin yang
Sedangkan diantara negara-negara yang berkembang dalam lembaga persyaratan ini
menolak pensyaratan dengan negara yang yang dikenal dengan System Pan America.
mengajukan pensyaratan, konvensi itu Menurut ajaran ini tidak diperlukan
dianggap tidak berlaku. Sehingga Prasyarat persetujuan bulat daripada peserta konvensi
utama dalam persyaratan sesuai doktrin ini atas persyaratan yang diajukan antara yang
adalah kesepakatan antara peserta perjanjian mengajukan persyaratan dengan yang
secara “pribadi” antara negara satu dengan menerimanya. Sedangkan yang menolak
negara lain terhadap penerimaan persyaratan persyaratan dengan negara yang mengajukan
yang diajukan. Sehingga akibat hukum dari persyaratan, konvensi itu dianggap tidak
perjanjian tersbut hanya berlaku bagi kedua berlaku.
negara yang bersepakat. 2. Berdasarkan
pendapat hukum (advisory opinion) Mahkamah B. Rumusan Masalah
Internasional mengenai implikasi hukum 1. Apa saja syarat dalam memberikan
persyaratan ialah (a) negara yang telah reservasi menurut Pan America System?
membuat dan mempertahankan persyaratan 2. Bagaimanakah implikasi hukum
yang telah ditolak oleh negara-negara peserta persyaratan Pan America System
lain dalam konvensi, tetap dapat menjadi pihak terhadap negara peserta menurut hukum
dalam konvensi tersebut sesuai dengan maksud perjanjian internasional ?
dan tujuan dari konvensi; (b) jika salah satu
negara peserta konvensi keberatan pada C. Metode Penelitian
persyaratan yang diajukan pihak lain dalam Metode penelitian yang digunakan dalam
persyaratan yang tidak dilarang dalam penelitian ini adalah metode penelitian Yuridis
Normatif.
1
Artikel Skripsi.
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
PEMBAHASAN
1607110187 A. Syarat-syarat Reservasi Menurut Pan
3
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum America System
4
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum
118
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
Dari uraian pada bab sebelumnya, telah dapat mulai berlaku sebagai hukum
dijabarkan bahwa terdapat alasan-alasan yang internasional positif. Bahkan boleh jadi tidak
sangat prinsip, mengapa suatu negara yang berhasil untuk menjadi hukum internasional
menyatakan persetujuan untuk terikat pada positif, disebabkan sedikitnya atau masih belum
suatu perjanjian diperkenankan mengajukan terpenuhinya batas minimum dari jumlah
reservasi (persyaratan). Namun demikian masih negara yang menyatakan persetujuannya untuk
terdapat beberapa alasan lain yang tampaknya terikat pada perjanjian tersebut. Keadaan
lebih bersifat praktis dan pragmatis maupun seperti ini tentu saja akan sangat merugikan
alasan yang berbau ideal. Akumulasi dari semua masarakat internasional. Oleh karena itu adalah
alasan inilah yang melandasi eksistensi dari sangat praktis dan pragmatis jika, negara-
pranata hukum persyaratan ini. negara diberika kemudahan dan kelonggaran
Alasan yang sangat prinsip dan mendasar untuk menyatakan persetujuan untuk terikat
tersebut adalah berkenaan dengan kedaulatan pada suatu perjanjian internasional dengan
negara. Sebagai negara berdaulat, dia tidak disertai pengajuan persyaratan, yang berarti
dapat dipaksa untuk menerima sesuatu yang pula akan mempercepat dan mempermudah
sebenarnya tidak dapat disetujuinya. Negara lahir dan tumbuhnya perjanjian-perjanjian
dalam hal ini berhak menolaknya. Dia tidak internasional. Jadi masih lebih baik ada
akan mengorbankan kedaulatan dan perjanjian internasional meskipun keutuhannya
kepentingan nasionalnya hanya untuk terikat berkurang, dibandingkan dengan gagal atau
pada ketentuan perjanjian internasional yang sangat sukar lahirnya perjanjian-perjanjian
sebenarnya tidak disetujuinya. Bahwa sesuatu internasional.6
yang semula ditolak karena bertentangan Berdasarkan alasan prinsip dan praktis-
dengan kepentingan nasionalnya, tetapi pragmatis tersebut di atas, ternyata dengan
kemudian disetujuinya karena sudah tidak adanya reservasi mampu menciptakan kondisi
bertentangan dengan kepentingan nasionalnya, ideal yang sekaligus juga mencerminkan
hal tersebut adalah wajar dalam kehidupan maksud dan tujuan dari reservasi/persyaratan
suatu negara baik secara internal maupun itu sendiri, yakni terjaminnya keselarasan atau
eksternal yakni sebagai anggota masyarakat keseimbangan antara keedaulatan dan
internasional. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional negara-negara dengan
perjanjian internasional, ketentuan yang kepentingan masayarakat internasional. Pada
semula ditolak atau dikenakan persyaratan satu pihak negara-negara dapat menjadi
karena bertentangan dengan kepentingan peserta pada perjanjian internasional tanpa
nasionalnya, tetapi jika kemudian ketentuan mengorbankan kedaulatan dan kepentingan
perjanjian yang semula dikenakan reservasi nasionalnya, sedangkan di lain pihak
ternyata tidak lagi bertentangan dengan masyarakat internasional yang mendambakan
kepentingan nasional negara tersebut, lahirnya perjanjian internasional sebagai kaidah
persyaratannya itupun dapat ditarik kembali. 5 hukum internasional positif juga akan
Alasan praktis dan pragmatis dari terpenuhi.
diperkenankannya suatu negara mengajukan Walaupun suatu negara diperkenankan
persyaratan adalah karena adanya pelbagai mengajukan persyaratan ketika menyatakan
macam kepentingan negara yang berbeda-beda persetujuannya untuk terikat pada suatu
bahkan saling bertentangan satu dengan perjanjian internasional, hal ini tidaklah berarti
lainnya, sehingga sangat sukar untuk bahwa substansi dari persyaratn itu dapat
tercapainya persetujuan bulat bagi negara- diajukan secara bebas. Ada pembatasan atau
negara atas semua ketentuan suatu perjanjian larangan tertentu yang harus diperhatikan oleh
internasional. Hal ini akan menghambat negara- suatu negara dalam mengajukan persyaratan.
negara dapat menjadi peserta dalam suatu Apa dan bagaimana pembatasan tersebut,
perjanjian internasional dan dengan demikian ditegaskan dalam Pasal 19 Konvensi Wina 1969
akan mengakibatkan perjanjian internasional
itu membutuhkan waktu yang lama untuk
5 6
I Wayan Parthiana. Op. Cit. Hlm. 156. Ibid. Hlm. 157.
119
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
120
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
121
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
12 13
Mieke Komar. Loc. Cit. Kholis Roisah. Op. Cit. Hlm. 64-66.
122
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
14 15
Ibid. Pasal 20 Konvensi Wina 1969
123
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
menerima maupun dengan negara yang perjanjian dan yang berisi persyaratan,
menolak persyaratan. Tentu saja hubungan berlaku secara efektif segera setelah satu
hukumnya di sini adalah hubungan hukum yang negara peserta telah menyatakan
di luar atau yang tidak tercakup di dalam apa menerima persyaratan tersebut.
yang sudah diatur di dalam Pasal 20 ayat 1,2, Pasal 20 ayat 4 (a) mengatur hubungan
dan 3 maupun hubungan hukum yang tidak hukum antara negara yang mengajukan
diatur secara khusus di dalam perjanjian itu persyaratan dengan negara yang menerima
sendiri. Selengkapnya Pasal 20 ayat 4 atau menyetujui persyaratan itu. Ditegaskan
berbunyi:16 bahwa negara yang mengajukan persyaratan
In cases not falling under the preceding terikat pada perjanjian dalam hubungannya
paragraphs and unless the treaty otherwise dengan negara yang menerima persyaratan,
provides: jika perjanjian itu sendiri telah mengikat
(a) Acceptance by another contracting State negara-negara peserta lain tersebut. Ketentuan
of a reservation constitutes the reserving ini menunjukkan adanya suatu perjanjian yang
State a party to the treaty is in force for sebenarnya telah berlaku sebagai hukum
those States; internasional positif atau mengikat negara-
(b) An objection by another contracting State negara pesertanya. Negara yang mengajukan
to a reservation does not preclude the persyaratan sebagai pendatang baru,
entry into force of the treaty as between dinyatakan terikat pada perjanjian dalam
the objecting and the reserving States hubungannya dengan menyetujui perjanjian
unless the contrary intention is definitely tersebut. Tentu saja keterikatan negara
expressed by the objecting State; pendatang baru pada perjanjian, demikianpula
(c) An act expressing a State’s consest to be mulai berlaku atau mengikatnya persyaratan
bound by the treaty and containing a yang diajukannya dalam hubungan dengan
reservation is effecting as soon as at least negara yang menerima atau menyetujuinya,
one other contracting State has accepted terhitung mulai saat diatur di dalam ketentuan
the reservation perjanjian.17
Dalam hal-hal yang tidak termasuk ke dalam Persoalannya adalah, dengan disetujuinya
paragraph sebelumnya dan kecuali persyaratan tersebut, sejauh manakah
perjanjian menentukan sebaliknya: keterikatan para pihak pada perjanjian itu? Hal
(a) Penerimaan oleh negara peserta yang ini tentu saja sesuai dengan isi persyaratan itu
lain atas suatu persyaratan menjadikan sendiri. Jika persyaratan itu berupa penolakan
negara yang mengajukan persyaratan untuk terikat atau pengesampingan atas akibat
sebagai pihak atau sebagai negara hukum dari ketentuan yang dikenakan
dalam perjanjian dalam hubungannya persyaratan, maka para pihak tersebut hanya
dengan negara peserta yang lain itu jika terikat pada ketentuan-ketentuan perjanjian
perjanjian itu telah mengikat atau yang tidak dikenakan persyaratan. Sedangkan
berlaku terhadap negara-negara itu; atas ketentuan yang dikenakan persyaratan,
(b) Penolakan atau kebratan oleh negara maka ketentuan itu atau akibat hukum dari
peserta yang lainnya terhadap suatu ketentuan tersebut tidak berlaku terhadap para
persyaratan tidak menghalanh-halangi pihak (pihak yang mengajukan persyaratan dan
berlakunya perjanjian antara negara pihak yang menerimanya). Sedangkan jika isi
yang menolak atau keberatan dan persyaratan yang diajukan suatu negara
negara yang mengajukan persyaratan tersebut berupa mengubah akibat hukum dari
kecuali negara yang menolak tersebut ketentuan perjanjian yang dikenakan
menyatakan secara tegas maksudnya persyaratan dan ternyata disetujui oleh negara
yang sebaliknya; peserta yang lainnya, maka para pihak yaitu
(c) Tindakan yang menyakatn persetujuan negara yang mengajukan persyaratan dan yang
suatu negara untuk terikat pada suatu menyetujui persyaratan tersebut, akan terikat
16 17
Lihat Pasal 20 ayat 4 Konvensi Wina 1969. I Wayan Parthiana. Op. Cit. Hlm. 173.
124
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
pada persyaratan itu. Tegasnya, keterikatan tidak mengikat terhadap kedua pihak
para pihak sudah tentu sesuai dengan bunyi tersebut.18
atau isi persyaratan yang dimaksud. Apabila Sekarang timbul pertanyaan, mengapa
misalnya dikemudian hari terjadi sengketa negara itu sampai mengajukan penolakan
antara kedua pihak mengenai suatu masalah untuk terikat terhadap seluruh ketentuan
yang berkaitan dengan pasal yang dikenakan perjanjian dalam hubungan antara negara itu
persyaratan, maka penerapan pasal yang dengan negara yang mengajukan persyaratan.
dikenakan persyaratan itu haruslah Ada apa sebenarnya antara kedua pihak
berdasarkan isi persyaratan itu sendiri, bukan tersebut? Bukankah dengan penolaknnya atas
ketentuan yang secara tersurat ada di dalam persyaratan itu, seperti dikemukakan di atas,
pasal perjanjian itu. kedua pihak sudah terikat pada seluruh
Selanjutnya Pasal 20 ayat 4 butir (b) ketentuan perjanjian, sebab penolakan atas
mengatur hubungan hukum antara negara yang persyaratan itu tidak menghalang-halangi
mengajukan persyaratan dengan negara yang kekuatan mengikat atau berlakunya perjanjian
menolak atau keberatan atas persyaratan yang antara kedua belah pihak? Apakah negara yang
diajukan itu. Menurut ketentuan ini, keberatan menolak atau keberatan atas persyaratan itu
atau penolakan dari negara peserta lainnya tidak menghendaki negara yang mengajukan
terhadap persyaratan yang diajukan oleh suatu persyaratan sebagai peserta dalam perjanjian
negara tidaklah menghalang-halangi berlakunya itu, dan oleh karenanya lalu menolak
atau mengikatnya perjanjian itu antara negara berlakunya (seluruh ketentuan) perjanjian itu
yang mengajukan persyaratan dalam dalam hubungannya dengan negara yang
hubungannya dengan negara yang keberatan persyaratannya ditolak tersebut, dasar
atau menolak, kecuali maksud yang sebaliknya pertimbangan atau alasan sepenuhnya terletak
secara pasti dinyatakan oleh negara yang pada negara yang bersangkutan. Sebagai
menolak atau keberatan itu. negara berdaulat haruslah diakui haknya untuk
Jadi menurut ketentuan ini, perjanjian itu menyatakan demikian.
tetap berlaku sepenuhnya antara negara yang Ketentuan di atas ini, tampaknya merupakan
mengajukan persyaratan dalam hubungannya modifikasi dari pendapat hukum (advisory
dengan negara yang menolak atau keberatan opinion) Mahkamah Internasional atas
atas persyaratan tersebut. Dengan perkataan pertanyaan nomor II (a) dari Majelis Umum PBB
lain, kedua pihak terikat pada seluruh yang menyatakan, bahwa jika salah satu pihak
ketentuan perjanjian, termasuk ketentuan yang atau negara peserta konvensi (Konvensi
dikenakan persyaratan. Dalam hal ini, dengan tentang Genocide) mengajukan penolakan atau
ditolaknya persyaratannya berarti kehendak keberatan terhadap persyaratan yang diajukan
dari negara yang mengajukan persyaratan oleh suatu negara yang dipandangnya tidak
itulah yang dikorbankan. Tetapi hal ini (seluruh sesuai dengan maksud dan tujuan konvensi,
ketentuan perjanjian) hanya berlaku, apabila negara yang keberatan itu dapat menganggap
negara yang menolak atau keberatan itu tidak bahwa negara yang mengajukan persyaratan
mengemukakan pernyataan yang sebaliknya. bukan sebagai pihak atau peserta pada
Misalnya negara tersebut pada waktu konvensi.19 Jadi disini, negara yang keberatan
mengajukan keberatan atau penolakan atas itulah yang pertama-tama diberikan hak,
reservasi/persyaratan itu juga sekaligus apakah dia akan menganggap negara yang
menolak berlakunya (seluruh ketentuan) persyaratannya ditolak itu sebagai pihak pada
perjanjian itu dalam hubungan antara mereka. konvensi ataukah sebaliknya. Tentu saja haknya
Kalau negara yang menolak persyaratan itu untuk menganggap negara yang
mengeluarkan pernyataan berupa penolakan persyaratannya ditolak itu bukan sebagai pihak
berlakunya seluruh ketentuan perjanjian dalam dalam perjanjian, hanya berlaku dalam
hubungan antara kedua pihak yang
bersangkutan, maka perjanjian itu sama sekali
18
Ibid. Hlm. 175.
19
www.studylibid.com/doc/115645/akibat-hukum-suatu-
pensyaratan--reservation----e diakses tanggal 11
November 2019 Pukul 01.56 WITA.
125
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
126
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
termodifikasikan sesuai dengan isi persyaratan ialah (a) negara yang telah membuat
itu.20 dan mempertahankan persyaratan
3. Pengalaman Reservasi Perjanjian yang telah ditolak oleh negara-negara
Internasional oleh Indonesia peserta lain dalam konvensi, tetap
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah dapat menjadi pihak dalam konvensi
beberapa kali melakukan persyaratan/reservasi tersebut sesuai dengan maksud dan
terhadap beberapa ketentuan konvensi yang tujuan dari konvensi; (b) jika salah satu
diikutinya. Sebagai contoh yakni pada tahun negara peserta konvensi keberatan
1961 Indonesia telah ikut menandatangani pada persyaratan yang diajukan pihak
Konvensi Tunggal Narkotika 1961 dan dengan lain dalam persyaratan yang tidak
UU No 8 tahun 1976 telah pula meratifikasinya. dilarang dalam konvensi, maka negara
Pada waktu menandatangani konvensi tersebut dapat menganggap negara
tersebut, Indonesia mengajukan pensyaratan yang melakukan persyaratan bukan
terhadap pasal 48 ayat (2) tentang keharusan pihak dalam konvensi, sebaliknya bagi
penyelesaian sengketa pada Mahkamah yang menyetujui persyaratan yang
Internasional. Pasal 48 ayat (2) Konvensi diajukan, maka negara yang
Tunggal Narkotika selengkapnya berbunyi mengajukan persyaratan adalah
sebagai berikut: "Any such dispute which sebagai pihak dalam konvensi; (c)
cannot be settled in the manner precribed shall Keberatan akan adanya persyaratan
be referred to the International Court of Justice bagi negara penandatangan yang
for decision ". belum meratifikasi konvensi dapat
menimbulkan efek hukum seperti yang
PENUTUP ditunjuk dalam jawaban atas
A. Kesimpulan pertanyaan (a), hanya jika mengadakan
1. Prinsip Pan American system tidak ratifikasi. Dengan kata lain tindakan
diperlukan persetujuan (consent) yang tersebut hanya perlu mendapat
bulat daripada para peserta konvensi perhatian bagaimana sikap dari negara
atas reservasi/pensyaratan yang penandatangan.
diadakan oleh negara yang hendak Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal
turut serta dalam konvensi, melainkan 20 ayat 4 (a) Konvensi Wina 1969,
konvensi itu dianggap berlaku dengan mengatur hubungan hukum antara
pensyaratan yang diajukan antara yang negara yang mengajukan persyaratan
mengajukan pensyaratan dengan yang dengan negara yang menerima atau
menerima pensyaratan. Sedangkan menyetujui persyaratan itu. Ditegaskan
diantara negara-negara yang menolak bahwa negara yang mengajukan
pensyaratan dengan negara yang persyaratan terikat pada perjanjian
mengajukan pensyaratan, konvensi itu dalam hubungannya dengan negara
dianggap tidak berlaku. Sehingga yang menerima persyaratan, jika
Prasyarat utama dalam persyaratan perjanjian itu sendiri telah mengikat
sesuai doktrin ini adalah kesepakatan negara-negara peserta lain tersebut.
antara peserta perjanjian secara Selanjutnya Pasal 20 ayat 4 butir (b)
“pribadi” antara negara satu dengan mengatur hubungan hukum antara
negara lain terhadap penerimaan negara yang mengajukan persyaratan
persyaratan yang diajukan. Sehingga dengan negara yang menolak atau
akibat hukum dari perjanjian tersbut keberatan atas persyaratan yang
hanya berlaku bagi kedua negara yang diajukan itu. Menurut ketentuan ini,
bersepakat. keberatan atau penolakan dari negara
2. Berdasarkan pendapat hukum (advisory peserta lainnya terhadap persyaratan
opinion) Mahkamah Internasional yang diajukan oleh suatu negara
mengenai implikasi hukum persyaratan tidaklah menghalang-halangi
berlakunya atau mengikatnya
perjanjian itu antara negara yang
20
Ibid. Hlm. 183.
127
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
128
Lex Privatum Vol. VIII/No. 3/Jul-Sep/2020
129