Anda di halaman 1dari 26

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325809307

KETERAMPILAN ABAD KE-21: BAGAIMANA MEMBELAJARKAN DAN


MENGASESNYA

Conference Paper · April 2018

CITATIONS READS

0 2,585

1 author:

Siti Zubaidah
Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia
244 PUBLICATIONS   523 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Education material View project

Scientific Inquiry in Lecture View project

All content following this page was uploaded by Siti Zubaidah on 17 June 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KETERAMPILAN ABAD KE-21:
BAGAIMANA MEMBELAJARKAN DAN MENGASESNYA1

Siti Zubaidah
Jurusan Biologi – FMIPA – Universitas Negeri Malang
siti.zubaidah.fmipa@um.ac.id

Abstrak: Saat ini perubahan teknologi dan akibat yang ditimbulkannya


sangat cepat, dan untuk menghadapinya diperlukan tenaga-tenaga yang
terampil di bidang pemecahan masalah yang kompleks, berpikir kritis dan
kreatif, dengan mental self-driving, self-power, yang dikenal dengan
keterampilan abad ke-21; serta tetap berperilaku baik dan berpegang teguh
pada agamanya. Pembelajaran harus secara eksplisit melatihkan berbagai
keterampilan tersebut, disertai dengan strategi penilaian yang tepat. Pada
tulisan ini dipaparkan secara singkat tentang keterampilan abad ke-21,
pembelajaran keterampilan abad ke-21 dan model yang disarankan,
penilaian keterampilan abad ke-21 dan strategi asesmennya, serta berbagai
contoh rubrik yang dapat digunakan untuk mengases keterampilan abad
ke-21.

"Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka,
bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian
diciptakan untuk zaman kalian"

PENDAHULUAN
Barangkali kita pernah mendengar atau membaca quote tersebut dari Sahabat
Rasulullah, Ali Bin Abi Thalib. Ketika zaman berubah, tentu tantangannya pun berubah.
Perubahan zaman inipun berdampak pada perubahan cara kita mendidik, agar dapat
mempersiapkan anak-anak untuk siap menghadapi tuntutan zamannya. Namun demikian,
perubahan tersebut tidak boleh lepas dari kontrol agama. Inilah pekerjaan besar bagi kita para
pendidik
Mari sejenak kita renungkan, pekerjaan apa yang sekarang ada, dan pekerjaan tersebut
belum ada pada 10 – 20 tahun lalu …. Saat ini teknologi telah mulai menggantikan tenaga
manusia, dan terdapat pekerjaan-pekerjaan yang membuat kita menjadi lebih manusiawi;
semisal kuli angkut pelabuhan kini diganti oleh crane dan forklift, tukang panggul di
supermarket diganti oleh penjaga control room, ada robot untuk pemadam api, dan lain-lain.
Teller bank, telah 85% (atau bahkan lebih) telah digantikan ATM. Kasir di beberapa negara
telah menyediakan mesin khusus untuk layanan mandiri para pembelinya). Resepsionis
(tugas menerima panggilan telepon) saat ini sudah mulai dikerjakan oleh mesin penjawab
atau virtual receptionist dan bahkan di negara dengan teknologi maju seperti Jepang, peran
resepsionis ada yang sudah digantikan robot. Tukang pos, sebagian layanannya tergantikan
telepon genggam dan internet. Agen perjalanan, tergantikan oleh kemudahan pemesanan tiket
yang dapat dilakukan sendiri melalui situs maskapai yang ingin digunakan. Juru ketik,
1
Disampaikan pada Seminar Nasional dengan Tema “Tantangan Biologi dan Pendidikan Biologi Abad-21” di
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Islam Riau, 28 April 2018

1
perannya diprediksi akan tergantikan oleh mesin atau software pengenal suara. Dan
sebagainya. Bahkan diramalkan profesi dosen kelak akan hilang karena kampus akan berubah
menjadi semacam EO yang mengorganisir kuliah dari ilmuwan-ilmuwan kelas dunia.
Menurut World Economic Forum (WEF), ada lima juta pekerjaan yang hilang
sebelum tahun 2020 sebagai dampak dari kecerdasan artifisial, robot, nanoteknologi, dan
faktor sosial ekonomi. Teknologi telah memunahkan banyak jenis pekerjaan sekaligus
memunculkan banyak kesempatan baru (Kasan, 2017). Saat ini kita dapat melihat munculnya
banyak pekerjaan baru yang tidak dikenal 10-20 tahun lalu seperti barista, blogger, web
developer, apps creator/developer, smart chief listener, smart ketle manager, smart
animator, game developer, smart control room operator, medical sonographer,
prosthodontist, crowd funding specialist, social entrepreneur, fashionista and ambassador,
BIM Developer, cloud computing services, cloud service specialist, Dog Whisperer, drone
operator, big data analyst, cyber troops, cyber psichologyst, cyber patrol, forensic cyber
crime specialist, dan sebagainya. Contoh sederhana, saat ini kita merasakan kemudahan
layanan mendapatkan makanan. Dunia online telah menjadi penyedia kesempatan kerja baru
yang begitu luas. Banyak industri kuliner dan olahan rumah tangga yang menggunakan
armada semacam go-food dan go-send. Hal yang tak ada beberapa tahun lalu ….
Perubahan akibat teknologi saat ini sudah eksponensial. Sangat cepat. Dunia
menghadapi megatren yang dipicu oleh lima hal, yakni lompatan teknologi, pergeseran
demografi, urbanisasi yang cepat, pergeseran kekuatan ekonomi global, dan menipisnya
sumber daya alam dan perubahan iklim. Otomasi, robot, dan kecerdasan artifisial, secara
dramatis mengubah sifat serta jumlah pekerjaan. WEF mencatat ada pergeseran 10
keterampilan yang paling dibutuhkan di tahun 2020 dibandingkan tahun 2015 (Kasan, 2017).
Tahun 2020, keterampilan di bidang pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, dan
kreatif adalah yang paling dibutuhkan. Disusul dengan manajemen sumber daya manusia dan
koordinasi dengan orang lain. Lebih lanjut WEF juga memetakan 16 keterampilan yang
dibutuhkan di abad 21 dibagi dalam tiga kelompok, yaitu literasi dasar, kompetensi, dan
kualitas karakter. Pekerjaan di abad 21 bersifat lebih internasional, multikultural dan saling
berhubungan. Pada abad terakhir ini telah terjadi pergeseran yang signifikan dari layanan
manufaktur kepada layanan yang menekankan pada informasi dan pengetahuan (Scott,
2015a).
Dunia kerja juga sangat memerlukan keterampilan personal (memiliki inisiatif,
keuletan, tanggung jawab, berani mengambil resiko, dan kreatif), keterampilan sosial
(bekerja dalam tim, memiliki jejaring, memiliki empati dan rasa belas kasih), serta
keterampilan belajar (mengelola, mengorganisir, keterampilan metakognitif, dan tidak
mudah patah semangat atau merubah persepsi/sudut pandang dalam menghadapi kegagalan).
Nah, permasalahannya, apakah kita sudah menyiapkan anak didik kita untuk
menghadapi perubahan-perubahan tersebut? Studi yang dilakukan Trilling dan Fadel (2009)
menunjukkan bahwa tamatan sekolah menengah, diploma dan pendidikan tinggi masih
kurang kompeten dalam hal: (1) komunikasi oral maupun tertulis, (2) berpikir kritis dan
mengatasi masalah, (3) etika bekerja dan profesionalisme, (4) bekerja secara tim dan
berkolaborasi, (5) bekerja di dalam kelompok yang berbeda, (6) menggunakan teknologi, dan
(7) manajemen projek dan kepemimpinan. ASEAN Business Outlook Survey 2014
melaporkan hasil kajiannya dan menyatakan bahwa Indonesia dianggap sebagai negara tujuan
investasi asing dan bahkan menjadi salah satu tujuan utama di wilayah ASEAN.
Survei tersebut juga mengindikasikan fakta yang kurang baik, bahwa Indonesia memiliki
tenaga kerja dengan keahlian rendah dan murah. Jika dibandingkan dengan lulusan negara
lain yang lebih ahli dan terlatih, misalnya Filipina, bangsa Indonesia dikhawatirkan tidak
akan mampu bersaing dan akan kehilangan kesempatan kerja yang baik, jika tidak didukung
oleh program yang menyiapkan lulusan berketerampilan tinggi. Pekerjaan-pekerjaan baru
berbasis produksi, analisis, distribusi dan konsumsi informasi bermunculan. Dibandingkan

2
dengan pada masa 20 atau 30 tahun yang lalu, para lulusan Indonesia kini membutuhkan
keterampilan lebih untuk berhasil dalam menghadapi persaingan ketat di abad ke-21, yang
saat ini diberi label “keterampilan abad ke-21”.

KETERAMPILAN ABAD KE-21


Apa yang dimaksud keterampilan abad ke-21 masih menjadi perdebatan, tak satu
pihak pun yang memiliki definisi yang dapat diterima secara luas (Suto, 2013). Beberapa
pihak menjelaskan keterampilan abad ke-21, yang akan dipaparkan berikut ini. Wagner
(2008, 2010) dan Change Leadership Group dari Universitas Harvard menyebutkan tujuh
survival skills yang dibutuhkan oleh siswa, berdasarkan atas hasil wawancara dengan
pebisnis, nirlaba, dan para pemimpin pendidikan, yaitu:
1) kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah,
2) kolaborasi dan kepemimpinan,
3) ketangkasan dan kemampuan beradaptasi,
4) insiatif dan berjiwa wirausaha,
5) berkomunikasi tertulis dan lisan secara efektif,
6) mengakses dan menganalisis informasi; dan
7) keingintahuan dan imajinasi.
Assessment and Teaching of 21st Century Skills (ATC21S) mengorganisasikan
keterampilan abad ke-21 menjadi empat kategori, yaitu ways of thinking, ways of working,
tools for working dan skills for living in the world (Griffin, McGaw & Care, 2012).
Ways of thinking meliputi keterampilan:
1) kreativitas dan inovasi,
2) berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan
3) belajar bagaimana belajar (metakognisi).
Ways of working meliputi keterampilan:
1) komunikasi, dan
2) kolaborasi (kerja tim).
Tools for working meliputi keterampilan:
1) literasi informasi, dan
2) literasi ICT.
Skills for living in the world meliputi keterampilan:
1) kewarganegaraan, baik lokal maupun global,
2) kehidupan dan karir, dan
3) tanggung jawab pribadi dan sosial.
Barry (2012) menyampaikan hasil identifikasi US-based Apollo Education Group
tentang sepuluh (10) keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk bekerja di abad ke-21,
yaitu:
1) keterampilan berpikir kritis,
2) komunikasi,
3) kepemimpinan,
4) kolaborasi,
5) kemampuan beradaptasi,
6) produktifitas dan akuntabilitas,
7) inovasi,
8) kewarganegaraan global,
9) kemampuan dan jiwa entrepreneurship, dan
10) kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan mensintesis informasi.

Delors Report (1996) dari International Commission on Education for the Twenty-
first Century, mengajukan empat visi pembelajaran yaitu (1) pengetahuan, (2) pemahaman,

3
(3) kompetensi untuk hidup, dan (4) kompetensi untuk bertindak. Selain visi tersebut juga
dirumuskan empat prinsip yang dikenal sebagai empat pilar pendidikan yaitu learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Kerangka pemikiran ini
dirasa masih relevan dengan kepentingan pendidikan saat ini dan dapat dikembangkan sesuai
dengan keperluan di abad ke-21 (Scott, 2015b). Secara agak rinci, tulisan dari laporan Delors
tersebut dapat dibaca pada tulisan Zubaidah (2016).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh OECD didapatkan deskripsi tiga (3)
dimensi belajar pada abad ke-21 yaitu informasi, komunikasi, dan etika dan pengaruh sosial
(Ananiadou & Claro, 2009). Kreativitas juga merupakan salah satu komponen penting agar
dapat sukses menghadapi dunia yang kompleks (IBM, 2010).
US-based Partnership for 21st Century Skills (P21), mengidentifikasi kompetensi
yang diperlukan di abad ke-21 yaitu “The 4Cs”- communication, collaboration, critical
thinking, dan creativity. Communication skill merupakan keterampilan untuk mengungkapkan
pemikiran, gagasan, pengetahuan, ataupun informasi baru yang dimiliki baik secara tertulis
maupun lisan (NEA, 2010). Collaboration skill merupakan keterampilan untuk bekerja
bersama secara efektif dan menunjukkan rasa hormat pada tim yang beragam, melatih
kelancaran dan kemauan dalam membuat keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
bersama (Greenstein, 2012; NEA, 2012). Critical thinking skill merupakan keterampilan
untuk melakukan berbagai analisis, penilaian, evaluasi, rekonstruksi, pengambilan keputusan
yang mengarah pada tindakan yang rasional dan logis (King, Goodson & Rohani, 2010;
NEA, 2012). Kegiatan berpikir mengenai subjek, isi, dan masalah apapun dilakukan dengan
menggunakan berbagai analisis, penilaian, dan rekonstruksi yang terampil (Papp et al., 2014).
Creativity skill merupakan keterampilan untuk menemukan hal baru yang belum ada
sebelumnya, bersifat orisinil, mengembangkan berbagai solusi baru untuk setiap masalah, dan
melibatkan kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang baru, bervariasi, serta unik (Leen,
Hong, Kwan & Ying, 2014).

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ABAD KE-21


Tanpa memperhatikan mana di antara definisi keterampilan abad ke-21 yang paling
sesuai, nampaknya semua definisi tersebut relevan dengan kondisi dunia yang semakin
kompleks. Hampir semuanya berimplikasi pada proses pembelajaran yang kompleks, yang
menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi, deeper learning, dan keterampilan
komunikasi, dan kurang atau tidak berfokus pada pembelajaran yang menekankan pada
hafalan. Pendekatan tradisional yang menekankan pada hafalan atau penerapan prosedur
sederhana, kurang atau tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis atau kemandirian
siswa. Setiap individu harus terlibat dalam pembelajaran yang bermakna, untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang mereka perlukan (Barron and
Darling-Hammond, 2008).
Model penyampaian informasi dengan memberikan pengetahuan faktual dari guru ke
siswa melalui pembelajaran di kelas dan buku teks sudah kurang sesuai lagi, namun
nampaknya masih digunakan sebagai pendekatan wajib bagi sebagian besar pembelajaran di
berbagai belahan dunia. Model penyampaian informasi yang demikian, menyebabkan siswa
mudah memperoleh informasi, namun kurang memiliki kesempatan menerapkan
pengetahuannya ke dalam konteks baru, mengomunikasikannya melalui bermacam-macam
cara, menggunakannya untuk memecahkan masalah, atau untuk mengembangkan
kreatifitasnya. Model penyampaian informasi bukan cara yang paling efektif untuk
membelajarkan keterampilan abad ke-21. Siswa kurang mengembangkan keterampilan
tersebut karena tidak diajarkan secara eksplisit (Schleicher, 2012) dan keterampilan tersebut
lebih sulit untuk diases dibandingkan dengan asesmen untuk pengetahuan atau retensi faktual
(ATC21S, 2012).

4
Saavedra dan Opfer (2012) menyarankan nine lessons dari para ahli pembelajaran
tentang bagaimana membelajarkan keterampilan abad ke-21 termasuk metakognisi,
kerjasama tim, teknologi, dan kreatifitas, seperti dijelaskan berikut ini.
1. Buatlah Relevan. Agar pembelajaran efektif, kurikulum harus dibuat relevan dengan
kehidupan siswa. Siswa harus tahu apa kegunaan hal-hal yang sedang dipelajari untuk
kepentingan yang lebih luas dalam kehidupannya.
2. Ajari melalui Disiplin Ilmu. Keterampilan abad ke-21 tidak diajarkan tersendiri
melainkan terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu, termasuk bidang bahasa, ilmu
sosial, sains, matematika, seni, dan lainnya. Sebagai contoh, melalui pembelajaran sains,
siswa diharapkan mempelajari apa saja permasalahan yang ada di sekitarnya dan
memecahkannya melalui metode ilmiah, bagaimana melakukan eksperimen seperti yang
dilakukan saintis, bagaimana menarik kesimpulan, bagaimana memperoleh pengetahuan
dari kegiatan yang telah dilakukannya, dan bagaimana mengomunikasikan hasil
temuannya.
3. Kembangkan Berbagai Keterampilan Berpikir. Siswa harus mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan tingkat rendahnya secara simultan (bersamaan).
Misalnya, siswa tidak hanya mampu memasuk-masukkan angka pada rumus E=MC2, tapi
juga mengetahui hubungan antara massa dan energi, perbedaan antara massa dengan
berat, kapan menggunakan massa, kapan menggunakan berat, dan sebagainya.
Keterampilan berpikir tingkat rendah secara umum sudah dilatihkan dalam kurikulum
yang ada, namun mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi masih kurang
karena memerlukan waktu dan pemikiran yang mendalam. Salah satu cara yang populer
di Finlandia dan Singapura adalah “membalik” waktu belajar. Pada mulanya siswa belajar
di kelas dan mengerjakan PR di rumah, dibalik menjadi siswa membaca materi sebagai
PR di rumah dan di sekolah mereka bekerja menyelesaikan masalah dalam kelompok,
sementara guru memberikan berbagai pertanyaan dan melatih pengembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi secara ekplisit.
4. Dorong Transfer Pembelajaran. Siswa harus belajar menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka pelajari ke dalam kehidupan mereka. Pembelajaran biasa tidak
menyiapkan siswa untuk mentransfer pengetahuannya. Diperlukan pembelajaran yang
eksplisit untuk transfer tersebut, setidaknya dalam tiga hal berikut. (1) Apa saja
keterampilan, konsep, pengetahuan, sikap dan strategi yang memungkinkan untuk
ditransfer? (2) Terhadap konteks dan situasi penerapan bagaimana akan dilakukan
transfernya? (3) Bagaimana proses transfernya? Transfer pembelajaran dapat dilakukan
dengan dua cara: low road dan high road. Misalnya, pada low road transfer, siswa dapat
menerapkan penggunaan rumus suatu persamaan, misalnya E=MC2; sedangkan pada high
road transfer, siswa dapat mengetahui hubungan antara hukum-hukum saintifik dengan
berbagai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Ajari Siswa Bagaimana Cara Belajar. Terdapat keterbatasan apa yang dapat dipelajari
siswa melalui pendidikan formal di sekolah, oleh karena itu pendidikan untuk
keterampilan abad ke-21 memerlukan pembelajaran bagaimana agar siswa dapat
menguasai keterampilan tersebut. Siswa harus menyadari bahwa mereka harus memiliki
keterampilan tersebut, dengan kata lain siswa harus belajar bagaimana belajar (learning to
learn), yang diberi label “metakognisi” oleh Flavell pada tahun 1976. Metakognisi tidak
hanya diperlukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, melainkan juga
untuk mengembangkan berbagai keterampilan, pengetahuan, strategi, dan sikap siswa
secara lebih efektif.
6. Perbaiki Miskonsepsi secara Langsung. Siswa memiliki banyak ketidaktahuan tentang
bagaimana “alam bekerja” dan berbagai miskonsepsi sampai mereka memiliki
kesempatan untuk membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Sebagai
contoh, semula anak-anak percaya bahwa bumi berbentuk datar sampai mereka belajar

5
bagaimana hal yang sebenarnya. Guru sangat berperan dalam meluruskan miskonspesi
siswa dengan beragam cara dan strategi; buku teks jarang menunjukkan mana hal yang
miskonsepsi, dan mana hal yang sebenarnya, dengan cara seperti yang dilakukan guru.
7. Ajari Kerjasama sebagai Sebuah Tujuan Pembelajaran. Kemampuan berkolaborasi
dengan orang lain adalah keterampilan abad ke-21 yang penting dan merupakan kondisi
penting untuk pembelajaran yang optimal (ibaratkan bahwa kita tidak bisa belajar
bermain sepak bola sendirian). Guru perlu mendesain pembelajaran melalui kegiatan
belajar berkelompok agar siswa belajar bersama dengan orang lain, membagi
pengetahuannya kepada orang lain, mengembangkan kemampuan argumen, dan
membangun keterampilan abad ke-21 lainnya.
8. Manfaatkan Teknologi untuk Mendukung Pembelajaran. Teknologi memiliki potensi
dalam pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah, berpikir
kritis, dan kemampuan berkomunikasi. Teknologi juga dapat membantu siswa dalam
melatih transfer keterampilan tersebut pada konteks yang berbeda, melakukan refleksi
pikiran mereka dan teman-temannya, melatih untuk memecahkan kesalahpahaman di
antara mereka, dan melatih berkolaborasi dengan teman-temannya. Sumber dari internet
tak terhitung jumlahnya, hal ini dapat digunakan untuk melatih siswa dalam menyaring
informasi dari sumber yang tidak terpercaya (mengingat banyak informasi yang tidak
konsisten dan bias) dan mensintesis informasi yang terpercaya.
9. Tumbuhkan Kreativitas. Kreativitas sangat diperlukan di berbagai bidang kehidupan
untuk menghadapi tantangan hidup. Seperti kecerdasan dan kemampuan belajar,
kreativitas bukanlah ciri khas yang dimiliki atau tidak dimiliki seseorang, akan tetapi
dapat dibelajarkan sehingga siswa dapat belajar untuk menjadi lebih kreatif.
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan secara terintegrasi dalam berbagai disiplin
ilmu secara intensif. Jika siswa mempelajari topik yang relevan dengan kehidupan
mereka, biasanya akan lebih termotivasi secara intrinsik untuk mempelajarinya dan
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari secara kreatif. Dorongan semangat dari
guru akan membantu siswa dalam mengembangkan model mental yang positif terhadap
kreativitasnya. Identifikasi kreativitas siswa dapat membantu siswa mengenali seberapa
besar kapasitas kreativitasnya, dan merupakan hal penting untuk mengajarkan secara
langsung tentang proses kreatif dan hal yang berkontribusi pada pengembangan
kreativitas.

Selain Saavedra dan Opfer (2012), berbagai referensi menyarankan bagaimana


pembelajaran untuk menanamkan keterampilan abad ke-21, dan Nichols (2013)
menyederhanakannya menjadi empat prinsip pembelajaran berikut ini.
1. Instruction should be student-centered
Pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Siswa
sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensinya. Siswa
tidak dituntut menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan
berfikirnya, serta diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang
terjadi di masyarakat. Hal ini bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa
sepenuhnya, namun intervensi guru masih tetap diperlukan.
Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan
awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan
dipelajarinya, memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya
belajarnya masing-masing, dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses
belajar yang dilakukannya. Guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya
membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya.

6
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, yang berbeda
latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi
dengan teman-teman di kelasnya dalam menggali informasi dan membangun makna,
menghargai kekuatan dan talenta setiap orang, serta bagaimana mengambil peran dan
menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka. Sekolah (termasuk di dalamnya guru)
seyogyanya dapat bekerja sama dengan guru lainnya untuk saling berbagi informasi dan
pengalaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya, dan
bersedia melakukan perubahan pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
Materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa karena
pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa
di luar sekolah. Guru perlu mengembangkan pembelajaran yang memungkinkan siswa
terhubung dengan dunia nyata (real world). Guru juga perlu membantu siswa agar dapat
menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
4. Schools should be integrated with society
Sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan
sosialnya, dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung
jawab. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di
masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan
empati dan kepedulian sosialnya. Saat ini siswa bisa berbuat lebih banyak lagi dengan
kekuatan teknologi dan internet. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah
atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia.

MODEL PEMBELAJARAN ABAD KE-21


Setiap siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda, sehingga guru ditantang untuk
menemukan cara membantu semua siswa belajar secara efektif. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk pedagogi yang secara konsisten lebih berhasil
dari yang lain dalam membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
keterampilan abad ke-21. Pedagogi yang dimaksud termasuk strategi pembelajaran pribadi,
pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran informal, seperti yang dinyatakan oleh Scott
(2015c) dari berbagai referensi.
Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah adalah
model pembelajaran yang ideal untuk memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21, karena
melibatkan prinsip 4C yaitu critical thinking, communication, collaboration dan creativity
(berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreativitas). Hasil penelitian tentang
pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah menunjukkan bahwa
pembelajaran tersebut memberikan keuntungan bagi siswa untuk belajar secara faktual
dibandingkan pembelajaran di kelas yang lebih tradisional. Trilling dan Fadel (2009)
menjelaskan bahwa pembelajaran dengan model tersebut dalam waktu yang cukup lama,
menunjukkan hasil belajar dan berbagai keterampilan abad ke-21 dari siswa secara signifikan
berbeda dengan kelas yang menggunakan metode tradisional.
Namun demikian, agar pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis
masalah dapat berjalan dengan baik, guru harus merancang rencana kegiatan yang sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan tentu saja disesuaikan dengan kurikulum. Mungkin
tidak mudah menerapkan kedua model pembelajaran tersebut dengan standar alokasi waktu
perjam 45 – 50 menit seperti lazimnya, namun hal itu dapat diupayakan dengan alternatif
penjadwalan kegiatan belajar yang direncanakan dengan sebaik-baiknya. Woods (2014)
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah pada

7
akhirnya memerlukan perubahan dalam peran guru dari menjadi 'sumber pengetahuan'
menjadi pelatih dan fasilitator untuk memperoleh pengetahuan. Bagi sebagian guru, mungkin
menimbulkan ketidaknyamanan dengan adanya pergeseran dari pembelajaran yang berpusat
pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

PENILAIAN KETERAMPILAN ABAD KE-21


Penilaian tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran. Sesuatu yang tidak mungkin jika
transformasi pembelajaran abad ke-21 tanpa disertai dengan penilaian yang sesuai. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan telah terintegrasi, koheren dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian formatif sangat penting untuk
pembelajaran abad ke-21 karena bermanfaat untuk mengklarifikasi tujuan pembelajaran,
memantau pembelajaran secara terus menerus, memberikan umpan balik, merespon
kemajuan siswa, mendorong adaptasi dan perbaikan hasil belajar, dan melibatkan siswa
dalam penilaian diri dan penilaian antarteman. Penilaian juga digunakan untuk menginspirasi
agar siswa belajar lebih mendalam. Terdapat berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa
pembelajaran dan penilaian keterampilan abad ke-21 dapat meningkatkan keterlibatan siswa.
Penilaian keterampilan abad ke-21 memiliki landasan berikut ini (Greenstein, 2012).
1. Responsif
Penilaian yang responsif dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan siswa sehingga
kekuatannya dapat semakin dibangun, sedangkan kelemahannya dapat diatasi. Penilaian
menjadi umpan balik terhadap tujuan dan target pembelajaran, dan hasilnya digunakan
sebagai data untuk proses perbaikan kurikulum dan pembelajaran, baik oleh guru,
pimpinan sekolah, maupun pengambil kebijakan.
2. Fleksibel
Penilaian keterampilan abad ke-21 bersifat luwes karena kegiatan yang dilakukan siswa
dapat bervariasi. Desain pembelajaran, kurikulum dan penilaian memerlukan fleksibiltas
dan dapat disesuaikan dengan kondisi siswa dan pembelajaran.
3. Terintegrasi
Penilaian terintegrasi dengan pembelajaran, bukan hanya pada akhir minggu atau akhir
pembelajaran. Guru secara kontinyu dapat mengetahui perkembangan siswa sebagai dasar
untuk memberikan umpan balik, merencanakan, memantau dan memberikan semangat
kepada siswa. Penilaian yang diinformasikan termasuk aspek kesadaran metakognisi,
yaitu bagaimana stimulasi berpikir, membangun pengetahuan awal, membangun
pemaknaan dan berpikir bagaimana seseorang berpikir.
4. Informatif
Penilaian memberikan informasi yang berharga tentang target dan kompetensi yang
diharapkan dimiliki siswa. Tujuan pembelajaran abad ke-21 dinyatakan secara jelas dan
eksplisit. Penilaian memberi informasi yang jelas tentang rentangan pemerolehan
pengetahuan dan berbagai keterampilan yang dikuasai siswa.
5. Beragam metode
Ragam metode penilaian diharapkan dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan siswa sebagai dasar untuk memfasilitasi siswa untuk mencapat target dan
kompetensi yang diharapkan. Penekanan penilaian adalah yang autentik dan berbasis
kinerja. Pemberian penghargaan terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah hal yang
tidak boleh dilupakan.
6. Dikomunikasikan
Hasil penilaian terhadap keterampilan abad ke-21dikomunikasikan pada pihak yang
berkepentingan secara jelas dan transparan. Secara rutin siswa menerima umpan balik
terhadap kemajuan belajarnya dan orangtua dapat memantau informasi tersebut.

8
7. Baik secara teknis
Prosedur penilaian dilakukan secara adil (tanpa bias), valid (instrumen mampu mengukur
apa yang diukur) dan reliabel (keajegan pengukuran). Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah siswa peduli terhadap target dan kompetensi serta bagaimana penilaian terhadap
target dan kompetensi tersebut.
8. Sistemik
Sistem penilaian keterampilan abad 21 adalah bagian yang secara komprehensif dan
selaras dengan sistem penilaian secara menyeluruh, yang seimbang dan melibatkan siswa
dan pengambil kebijakan serta pihak-pihak yang mendukung.

Penilaian keterampilan abad ke-21 melibatkan beragam metode. Selama ini kita
mengenal aspek penilaian dari taksonomi Bloom dengan domain kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sebagian besar pendidik selama ini berfokus pada domain kognitif Bloom,
padahal Bloom juga telah mengembangkan domain afektif dan psikomotor. Sebagai contoh,
domain afektif memasukkan keterampilan abad ke-21 meliputi komunikasi, kolaborasi,
bekerja secara mandiri, menerima tanggungjawab, merencanakan, dan pemecahan masalah.
Pada domain psikomotor, gerakan dan koordinasi fisik menjadi fokus, antara lain meliputi
keberhasilan melakukan sesuatu, mengikuti arahan dan menerapkan keterampilan sebagai
salah satu penanda kompetensi seperti merakit robot atau membuat kue. Ketiga domain
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Pada Tabel 1.
ditunjukkan hubungan taksonomi Bloom dalam pembelajaran dan penilaian keterampilan
abad ke-21.

Tabel 1. Penerapan Taksonomi Bloom pada Keterampilan Abad ke-21


Taksonomi Bloom Keterampilan Abad ke-21 Penerapan Abad ke-21
Mengetahui/Mengingat  Menanamkan  Melabeli diagram
pembelajaran ke dalam  Membuat suatu gambar
Mendaftar, mendefinisikan, memori  Mencari dan menandai
mendeskripsikan,  Mengambil dan
menamakan, menentukan mengingat informasi dan
lokasi, menemukan, pengetahuan
melabeli,
mengidentifikasikan
Memahami/Mengerti  Menyesuaikan dengan  Merangkum suatu
pengetahuan sebelumnya cerita/menggambarkan ide
Menginterpretasikan,  Mengorganisasikan  Mendefinisikan permasalahan
merangkum, menguraikan pengetahuan sebelumnya  Memberi contoh pada tiap ide
dengan kata-kata sendiri, menjadi suatu grafik  Membuat gambaran untuk
mengklasifikasikan,  Membangun pemahaman. mengilustrasikan sesuatu yang
memberikan contoh, diketahui
memperkirakan  Memasukkan sesuatu ke dalam suatu
blog atau Tweet
Menerapkan  Menggunakan  Membangun suatu teori tentang
pengetahuan atau bagaimana suatu fenomena dapat
Membawa, menggunakan, pembelajaran dalam terjadi
memodifikasi, berbagai cara baru  Bertukar pikiran untuk menggunakan
mendemonstrasikan, menurut caranya sendiri informasi dan mencoba salah satunya
menunjukkan,  Menerapkan ide  Menunjukkan pada teman sekelasnya
menghasilkan bagaimana cara menggunakan Google
Docs atau aplikasi lain
Menganalisis/  Membuat suatu  Mengambil suatu keputusan dan
Membandingkan pemahaman melalui membandingkannya dengan yang lain
eksplorasi dan pertanyaan  Mencari tahu apa dibutuhkan teman

9
Mengorganisasikan, sehingga struktur dan dan membantunya untuk
membuat ikhtisar, bagian-bagiannya dapat menyelesaikan dan melengkapi tugas
menyimpulkan, dipahami, dihubungkan  Menjelaskan alasan mengapa memilih
membedakan, dan dikaitkan atau memutuskan suatu hal
mengintegrasikan,  Membedakan di antara  Memetakan ide, menciptakan
memecah, membuat beberapa komponen kombinasi
berbeda, menghubungkan
Mensintesis/  Mengombinasikan/mengg  Mengevaluasi solusi lain untuk suatu
Mengevaluasi unakan banyak ide secara permasalahan
bersama  Menilai hasil pekerjaan secara mandiri
Membuat dugaan/hipotesis,  Menilai ide berdasarkan dan menilai antarteman
mengkritisi, menyusun, kriteria dan standar  Membuat percobaan sesuai dengan
merancang, merencanakan, tertentu topik dengan memanfaatkan banyak
menata ulang, menilai,  Menguji hipotesis sumber
mempertahankan.  Mengunggah hasil tajuk rencana pada
blog
 Membentuk jejaring dengan lainnya,
mengombinasikan ide
Mencipta  Menghasilkan sesuatu  Menciptakan akhir yang baru
yang baru  Mendesain cara lain untuk
Mengorganisasikan  Menempatkan beberapa menyampaikan suatu pesan dari suatu
kembali, membuat elemen menjadi suatu cerita.
inovasi/hal yang baru, kesatuan yang koheren  Membuat cara baru dalam melakukan
menciptakan, mengadopsi  Menata ulang ide-ide sesuatu, menyiapkan, atau
pendekatan yang tidak menjadi suatu pola baru memperbaiki sesuatu hal
biasa, merencanakan dan  Membuat produk digital seperti film,
memproduksi, simulasi, permainan, dan podcast
menghasilkan hal yang
baru.

Pada Tabel 2. ditunjukkan tahapan pengetahuan dan keterampilan dari yang sederhana
sampai yang kompleks. Kolom kiri menunjukkan tingkat kemajuan pengetahuan dan
keterampilan abad ke-20 yang lebih klasik, kolom tengah menunjukkan pengaturan kembali
dari fokus abad ke-21, dan kolom kanan menjelaskan penerapan teknologi sebagai alat untuk
belajar dan bukan sebagai obyek belajar (Greenstein, 2012).

Tabel 2. Taksonomi Abad ke-21


Abad ke-20 Abad ke-21 Penerapan Teknologi
Pengetahuan: mengingat Menguasai inti materi Menandai informasi yang penting
kembali informasi
Pemahaman: memahami Komunikasi dan kolaborasi: Mempesentasikan livecast,
materi, mendeskripsikan dan mengekspreskan ide dan podcast, atau webinar
mengorganisasikannya bekerja dengan yang lain
Aplikasi: menggunakan Mengaplikasikan informasi Menciptakan wiki dan
informasi lama untuk menyelesaikan mengundang seseorang untuk
masalah yang baru menyelesaikan masalah pada
masyarakat
Analisis: Metakognisi: pembelajaran Menuangkan ide atau pemikiran ke
mempertimbangkan suatu dan kesadaran diri dalam dalam blog
informasi dengan cermat berpikir
Evaluasi: membandingkan, Berpikir kritis, produktivitas Mengutarakan ide atau
menalar berkontribusi terhadap pendapat
orang lain/peringkat website
Sintesis: mengombinasikan Kepemimpinan: Mengumpulkan dana dan

10
ide melalui cara yang unik tanggungjawab dan kesadaran sosial pada masalah
dan komprehensif akuntabilitas global dengan menggunakan
Kewarganegaraan: media sosial
berkontribusi secara global
Penciptaan: menghasilkan Kreativitas dan inovasi untuk Mendesain permainan, simulasi,
pekerjaan yang asli, inovasi mengaplikasikan tujuan dan dunia virtual
dalam bekerja dan dalam
kehidupan

Penilaian formatif dapat digunakan untuk melakukan diagnosis kesenjangan belajar,


sehingga siswa yang mengalami kesalahpahaman pengetahuan dapat ditangani sebelum
mengalami kesalahan yang lebih mendasar atau kesalahan dalam menerapkan keterampilan.
Rubrik dan alat penilaian formatif lainnya akan memainkan peran penting dalam
pembelajaran abad ke-21, karena guru dan siswa memiliki pedoman terhadap tingkat
pencapaian hasil belajar. Siswa juga harus diajarkan bagaimana untuk mengevaluasi
pembelajaran mereka sendiri. Hal ini akan membantu agar mereka menguasai materi
pelajaran dan meningkatkan keterampilan metakognitif mereka, termasuk kemampuan untuk
belajar bagaimana untuk belajar dan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari (Saavedra
dan Opfer, 2012).

STRATEGI MENGASES KETERAMPILAN ABAD KE-21


Tes terstandar memang memungkinkan untuk mengases keterampilan abad ke-21,
namun sebagian besar pendidik tentu setuju dengan strategi asesmen yang lebih baik dan
sesuai dengan aspek yang akan diases. Berikut ini adalah strategi untuk mengases
keterampilan abad ke-21.
1. Rubrik
Rubrik adalah alat untuk melakukan skoring untuk mengases kinerja siswa yang telah
ditetapkan. Rubrik merupakan instrumen atau alat ukur yang paling sesifik untuk
mengukur keterampilan abad ke-21 karena instrumen ini desainnya disesuaikan dengan
standar dan hasil dengan indikator pencapaian yang jelas dan eksplisit di berbagai
tingkatan. Beberapa contoh rubrik akan diberikan pada bagian berikutnya dalam
tulisan ini.
2. Daftar cek (check list)
Daftar cek merupakan alat ukur yang bermanfaat untuk menilai daftar target atau hasil
yang diinginkan, dapat digunakan selama proses pembelajaran atau setelah kegiatan
selesai. Biasanya digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam bekerja kelompok, saling
bertukar ide, menghargai pendapat orang lain, mendengarkan dengan baik pada saat
temannya bicara, dan sebagainya. Sebagian besar rubrik dapat diubah dalam bentuk daftar
cek, dan dapat diubah dalam bentuk penilaian diri siswa (self assessment). Tabel 3. adalah
contoh daftar cek untuk keterampilan presentasi.

Tabel 3. Daftar Cek untuk Presentasi


Daftar cek untuk presentasi Komentar
Beri tanda cek () jika presentasi memuaskan, dan tanda silang (X)
jika presentasi masih membutuhkan perbaikan berdasarkan standar
Pendahuluan menarik perhatian audiens
Menyatakan tujuan dalam pendahuluan
Materi yang diberikan jelas dan mudah dipahami
Presentasi dilakukan dengan runtut dan logis
Suara jelas sehingga dapat didengar semua peserta
Menggunakan teknologi yang efektif untuk mendukung pesan
Rangkuman dapat mensintesis ide pokok

11
3. Kontrak belajar siswa
Kontrak belajar adalah suatu kesepakatan antara guru dan siswa berisikan hasil belajar
yang harus dicapai dan strategi/langkah yang digunakan untuk mencapainya. Siswa diberi
kebebasan memilih tujuan pribadi maupun strategi atau tahapan konkrit yang akan
dilakukan, bisa untuk jangka pendek atau jangka panjang. Setiap siswa dapat memiliki
perbedaan dalam proses pembelajarannya dan asesmennya, dan pada saat yang bersamaan
memadukan materi inti yang harus dipelajari dengan penerapan keterampilan abad ke-21.
Tabel 4. adalah contoh kontrak belajar siswa.

Tabel 4. Contoh Kontrak Belajar Siswa


Kontrak belajar siswa: Topik atau tujuan Tanggal:
(nama siswa) _____________ _____________

Tanggung jawab siswa : Tanggal penyelesaian dan batas waktu:

Tanggung jawab guru: Bukti yang diperlukan:

Sumber, alat dan bahan yang diperlukan: Penilaian pembelajaran (formatif dan sumatif)

Tanda tangan siswa_____________

Tanda tangan orang tua _____________ Tanda tangan guru _____________

4. Penilaian/Refleksi Diri
Penilaian/refleksi diri merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (siswa) dengan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya sendiri. Penilaian/refleksi diri adalah
keterampilan yang penting untuk dikembangkan dan didukung dalam pembelajaran.
Refleksi bisa dilakukan secara tertulis atau lisan, dilaksanakan tiap hari atau dalam jangka
waktu tertentu, secara individual atau dalam kelompok kecil. Kegiatan refleksi bisa
dilakukan dengan memberi pertanyaan umum dan spesifik berkaitan dengan
pembelajaran, mengidentifikasi kebingungan yang dialami siswa, menunjukkan bukti
selama pembelajaran, mengevaluasi kemajuan belajar, merancang pembelajaran
berikutnya, merancang luaran belajar yang lebih baik, dan sebagainya. Tabel 5. adalah
contoh penilaian/refleksi diri siswa.

Tabel 5. Contoh Penilaian/Refleksi Diri Siswa


Pertanyaan umum
1. Apa yang telah saya pelajari?
2. Apa yang telah dan belum saya kerjakan?
3. Apa materi, proses, dan pertanyaan selanjutnya yang akan ditindaklanjuti?
Pertanyaan spesifik
1. Langkah apa yang dapat saya gunakan untuk meningkatkan tulisan saya?
2. Tiga kebiasaan berpikir apa yang dapat saya gunakan dan bagaimana cara menerapkannya?
3. Seberapa baik saya mendengarkan gagasan/pendapat orang lain dan memberikan kontribusi
kepada kelompok?
4. Jika saya melakukan hal ini kembali, hal berbeda apa yang dapat saya lakukan?

5. Penilaian antar teman


Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang siswa
(penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/perilaku siswa yang dinilai. Fungsi
instrumen penilaian antar teman adalah sebagai data konfirmasi hasil observasi yang

12
dilakukan oleh guru. Sistem penilaian ini membantu siswa untuk memahami proses dan
fungsi dari sistem penilaian yang tidak menghakimi sesamanya dan merupakan bagian
positif dari suatu proses pembelajaran. Tabel 6. adalah contoh penilaian antarteman.

Tabel 6. Contoh Penilaian Antarteman


Penilaian antar teman pada projek kelompok
4=sangat setuju; 3=setuju; 2=tidak setuju; 1=sangat tidak setuju Skor

Semua anggota kelompok berkontribusi dengan baik.


(Alasan):

Semua anggota kelompok bekerja secara bersama-sama dengan baik.


(Alasan):

Apabila terdapat anggota kelompok yang tidak setuju, kami dapat


menyelaikan tanpa menyakiti hati teman yang lain.
(Alasan):

Anggota kelompok saling mendukung satu sama lain untuk mencapai


tujuan.
(Alasan):

6. Observasi
Observasi dapat dilakukan guru terhadap pikiran atau ide siswa, terhadap kinerja siswa,
sikap siswa, atau kegiatan dan aspek lain dari siswa dalam pembelajaran. Observasi dapat
dilakukan guru terhadap siswa pada saat presentasi diskusi, praktikum, bekerja dalam
kelompok, atau kegiatan lain dalam pembelajaran. Observasi menjadi kegiatan penting
untuk mengetahui pemahaman dan kemampuan atau keterampilan abad ke-21. Hasil
observasi dapat dicatat dalam bentuk catatan anekdot yang dikombinasikan dengan rubrik
atau daftar cek, diselaraskan dengan tujuan pembelajarannya. Tabel 7. adalah contoh
observasi pembelajaran.

Tabel 7. Contoh Observasi Pembelajaran


Komponen Diskusi dan Bukti
4=sangat setuju; 3=setuju; 2=tidak setuju; 1=sangat tidak setuju Skor
(Tunjukkan bukti untuk tingkat yang dipilih)
Menunjukkan suatu bukti/data berdasarkan analisis dari suatu masalah.
Bukti :

Menggunakan tulisan dan data yang mendukung pendapat.


Bukti :

Menghargai perbedaan ide pada suatu topik.


Bukti :

Memberikan respon/pemikiran terhadap pendapat orang lain.


Bukti:

7. Buku harian (log)


Buku harian dapat membantu siswa dalam melacak tujuan yang menjadi target. Mereka
dapat melacak pengetahuan, keterampilan, dan hal yang dipercayai secara spesifik dan

13
terstruktur. Buku harian ini dapat digunakan guru dan siswa untuk menunjukkan
kemajuan yang dicapai dibandingkan tolok ukur keberhasilan yang dirancang. Buku
harian ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan metakognisi siswa dalam
merefleksikan hasil pembelajaran yang dicapai dan merencanakan pembelajaran untuk
tahap selanjutnya. Buku harian ini dapat digunakan dalam keseharian untuk suatu projek
panjang. Penilaian terhadap buku harian ini didasarkan pada bukti-bukti kemajuan yang
dicapai siswa, dokumen pendukung sebagai bukti yang dicapai sesuai rancangan, dan
metakognisi pada saat proses pembelajaran meliputi refleksi terhadap pembelajaran dan
hasil pembelajarannya.Tabel 8. adalah contoh buku harian kemajuan proyek.

Tabel 8. Contoh Buku Harian Kemajuan Proyek


Tanggal Progres Bukti
Tujuan apa yang telah saya laksanakan?

Hal apa yang telah saya pelajari?

Apa langkah saya berikutnya? Kapan jangka waktunya?

Siapa yang dapat saya ajak bekerja sama untuk meningkatkan


kinerja saya?

Bagaimana cara saya menggunakan keterampilan berpikir


kritis saya?

Bagaimana saya dapat menilai kemajuan belajar sejauh ini?

8. Peta konsep
Peta konsep adalah penataan konsep secara grafis yang dapat digunakan sebagai alat
pembelajaran, juga dapat digunakan untuk mengases pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan berpikir kritis siswa. Guru dapat menilai peta konsep siswa berdasarkan
kedalaman pengetahuan, keakuratan hubungan antar konsep, kemampuan untuk memilah
dan mengorganisasi informasi, dan target lain dari pembelajaran.
9. Strategi lainnya, seperti catatan anekdot, jurnal belajar, portofolio, atau strategi
yang lain.

RUBRIK
Rubrik adalah panduan pemberian skor yang mengatur kriteria peringkat untuk tugas
atau tujuan tertentu. Rubrik menggambarkan rentangan indikator kualitas dari sangat baik
menuju kurang baik. Skala peringkat empat poin telah diketahui memiliki reliabilitas
interrater yang lebih baik, dan deskriptor yang ditulis dengan jelas akan berkontribusi
terhadap validitas rubrik. Rubrik yang paling efektif adalah rubrik yang memiliki deskriptor
yang dapat dipahami oleh semua pengguna yang berfokus dan selaras dengan hasil
pembelajaran.
Rubrik sangat diperlukan untuk penilaian keterampilan abad ke-21 karena akan sulit
menilai dengan tes untuk soft skills. Sebagai contoh, menilai kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain. Penilaian untuk hal itu memerlukan informasi tentang faktor-faktor seperti
kemampuan berkontribusi secara berarti bagi kelompok, untuk mendengarkan gagasan orang
lain, bekerja bersama untuk menciptakan produk baru, dan mengembangkan rencana untuk
memecahkan masalah. Pada bagian berikut akan diberikan beberapa contoh rubrik. Rubrik
tersebut merupakan “rubrik dasar”, yang mungkin masih perlu dikembangkan dan

14
disesuaikan dengan aspek yang akan diases. Tidak ada satupun rubrik yang pasti sesuai,
namun masih harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
Berikut contoh rubrik untuk berpikir kritis (Tabel 9 dan 10), pemecahan masalah
(Tabel 11 dan 12), kreativitas (Tabel 13 dan 14), keterampilan kolaborasi (Tabel 15),
metakognisi (Tabel 16), refleksi metakognitif (Tabel 17), keterampilan komunikasi (Tabel
18), dan pelacak keterampilan siswa (Tabel 19). Rubrik-rubrik tersebut diambil dari
Greenstein (2012).

Tabel 9. Contoh Rubrik Berpikir Kritis 1


Aspek 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang Skor
Berpikir kritis Secara konsisten Secara rutin telah Sedang Dapat
menunjukkan menerapkan dua mengembangkan memahami
berbagai komponen berbagai materi dasar
keterampilan dalam pemikiran kritis keterampilan namun masih
evaluasi, analisis, berpikir kritis berusaha untuk
dan sintesis mengevaluasi
dan
menganalisis
informasi
Menganalisis Mampu Mampu Memerlukan Menjelaskan
informasi mengidentifikasi mengidentifikasi bantuan untuk masalah utama
masalah utama, dan memahami memahami secara tidak
menetapkan masalah utama dan masalah atau akurat. Tidak
prioritas secara menyatakan dengan dapat fokus
rinci, dan dapat beberapa perbedaan dukungan/bantuan pada
melihat implikasi orang lain dapat pertanyaan atau
yang tidak tertulis mengidentifikasi masalah
beberapa masalah
yang berbeda
Menggunakan Saya dapat Saya dapat Saya bisa memilih Sangat sulit
data untuk memahami dan menjelaskan makna beberapa data bagi saya untuk
mengembang- menjelaskan data dari data dan yang masuk akal memahami data
kan wawasan kepada orang lain menggunakannya bagi saya tanpa bantuan
kritis dan dapat sebagai ide utama
mengaitan hal-hal untuk menarik
tersebut terhadap kesimpulan
pekerjaan saya

Mensistesis Saya mudah untuk Saya dapat Saya dapat Saya bisa
beberapa menemukan menemukan dua menemukan dua mengambil satu
sudut pandang setidaknya tiga sudut pandang yang sudut pandang sudut pandang
sudut pandang berbeda dan dapat yang berbeda dan dari orang lain
utama dan menggabungkan- menyatakan dan
mengaturnya secara nya menjadi kembali ide-ide menceritakan-
jelas dan masuk pernyataan tersebut dengan nya kepada
akal bagi orang lain ringkasan yang kata-kata saya guru saya
logis sendiri
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, misalnya dua bagian terakhir adalah dari sudut pandang
siswa (penilaian diri), bisa diubah menjadi dari sudut pandang guru. Begitu pula dua
bagian atas adalah dari sudut pandang guru, bisa diubah menjadi dari sudut pandang
siswa. Rubrik bersifat fleksibel.

15
Tabel 10. Contoh Rubrik Berpikir Kritis 2
Keterampilan/ 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang skor
pengetahuan
Menerapkan Dengan tujuan Menemukan dan Menggunakan Kesalahan
tertentu mencari menggunakan data yang dipilih memahami fakta,
dan menggunakan beberapa fakta, dan informasi data, dan prinsip
informasi dan data sumber, dan bukti yang disediakan dan memerlukan
dari berbagai terpilih untuk dalam kaitannya bantuan untuk
sumber dan memahami dan dengan memanfaatkannya
pengalaman membuat rencana pembelajaran di secara bermakna
sebelumnya terkait masa sekarang
dengan situasi
dunia nyata
Evaluasi Secara mahir Memahami bukti Kesulitan dalam Belum dapat
menilai dan dan kriteria menunjukkan menghubungkan
membandingkan evalusi tetapi kroteria dan kriteria evaluasi
bukti yang belum dapat evaluasi, juga dengan jelas
didapatkan, dan menjelaskan dan sulit sesuai standar
secara bijak dapat memanfaatkan menggunakan yang diberikan
menghubungkannya bukti tersebut bukti evaluasi
dari berbagai sepenuhnya. secara akurat
kriteria dan sudut Mampu
pandang ke dalam mengaitkan
perspektif yang lain beberapa hal
untuk proses
belajar
Menggunakan Menggunakan data Menunjukkan Berusaha tetapi Tidak dapat
data untuk yang dipilih secara penggunaan data kesulitan memilih menerapkan dan
mengembang- akurat untuk untuk menarik data untuk menggunakan
kan wawasan menarik kesimpulan dan digunakan dalam data secara
kritis kesimpulan yang membentuk menarik mandiri dengan
selaras dengan fakta wawasan kesimpulan. baik
Menganalisis Mengidentifikasi Mengidentifikasi Menjelaskan Membutuhkan
masalah utama, dan memahami masalah utama bantuan untuk
menetapkan masalah utama tidak jelas. Belum dapat memahami
prioritas dan tetapi alasan mampu permasalahan dan
melihat implikasi rasional penilaian mencermati menarik
tak tertulis. belum masalah secara kesimpulan
Memahami ide-ide dikembangkan bijak dan objektif sederhana.
kompleks dari
berbagai perspektif
Sintesis Mengidentifikasi Mampu Dapat melihat Hubungan antara
dan menyusun dua ide-ide yang ide-ide sulit
membandingkan gagasan yang terkait dengan dipahami kecuali
komponen dari berbeda, dapat satu sudut pada tingkat yang
argument untuk melihat pandang dan sederhana
menghasilkan keterkaitan antar menggunakannya
ringkasan yang pola pikiran, dan untuk
kohesif. Terampil mampu menghasilkan
untuk merangkumnya rangkuman
menggabungkan
bagian-bagian
tertentu secara utuh

16
Tabel 11. Contoh Rubrik Keterampilan Pemecahan Masalah 1
4. Ahli/sangat baik 3. Cakap/baik 2. Mampu/cukup 1. Pemula/ kurang skor
Identifikasi Saya mampu Saya mampu Saya mampu Saya mengalami
masalah mendeskripsikan mendeskripsikan menjelaskan kesulitan
masalah dan dasar-dasar beberapa masalah mengenali dan
mengaitkannya masalah dengan tetapi kesulitan menjelaskan
dengan kondisi beberapa data dan memahami semua bagian-bagian dari
disertai beberapa informasi bagian dari masalah
data pendukung pendukung masalah
dengan jelas
Mengiden- Saya memiliki Saya menawarkan Saya menjelaskan Saya memiliki satu
tifikasi sedikitnya 4 solusi dua atau tiga satu atau dua solusi, tetapi saya
berbagai yang layak dan solusi yang masuk solusi yang tidak tahu
solusi menggambarkannya akal mungkin kebenarannya
dengan jelas
Memperta- Saya mampu Saya mampu Saya mampu Saya tidak dapat
hankan menganalisis semua mengevaluasi memberikan menjelaskan
solusi solusi dan memilih solusi dan penjelasan sebuah solusi
salah satu yang memilih satu sederhana untuk
menunjukkan solusi yang satu pilihan yang
pemahaman saya nampak layak masuk akal
tentang masalah dan
jalan keluarnya
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, rubrik ini untuk penilaian diri siswa, bisa diubah menjadi
dari sudut pandang guru.

Tabel 12 Contoh Rubrik Keterampilan Pemecahan Masalah 2


Keterampilan/ 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang Skor
pengetahuan
Identifikasi Saya dapat Saya dapat Saya dapat Saya kesulitan
masalah menggambarkan menjelaskan menjelaskan menentukan
permasalahan dasar-dasar sebagian masalah masalahnya
dengan jelas masalah dengan tetapi bukan
disertai data beberapa masalah yang
dukung secara informasi lengkap
rinci terkait pendukung
kondisi
Menerapkan Saya dapat Saya dapat Saya dapat Saya melalaikan
langkah- menggunakan menggunakan menggunakan banyak tahapan
langkah berbagai tahapan sebagian besar sebagian kecil dari dalam pemecahan
pemecahan dan strategi yang tahapan dan tahapan untuk masalah
masalah saya pelajari untuk strategi untuk memecahkan
memecahkan memecahkan masalah yang saya
masalah masalah pelajari
Identifikasi Saya memiliki Saya Saya menjelaskan Saya tidak dapat
solusi sedikitnya 4 solusi menawarkan dua satu atau dua solusi memberikan
yang layak dan atau tiga solusi yang mungkin solusi apapun
menggambarkanny yang masuk akal
a dengan jelas
Evaluasi Saya mampu Saya dapat Saya dapat Saya memilih
solusi mengevaluasi dan membuat satu membandingkan satu, tetapi saya
menganalisis penilaian yang pilihan saya dan tidak yakin itu
semua masuk akal memilih satu untuk adalah pilihan
kemungkinan tentang pilihan digunakan yang baik
pilihan solusi solusi dan

17
sebelum mengambil satu
memutuskan satu yang masuk akal
solusi yang paling
layak
Mempertahan- Saya mampu Saya mampu Saya mampu Saya tidak dapat
kan solusi menganalisis mengevaluasi memberikan menjelaskan
semua solusi dan solusi dan penjelasan sebuah solusi.
memilih salah satu memilih satu sederhana untuk Saya hanya
yang menunjukkan solusi yang satu pilihan yang berpikir bahwa
pemahaman saya nampak layak masuk akal hal itu bagus.
tentang masalah
dan jalan
keluarnya
Aplikasi pada Saya dapat Saya mencoba Saya terkadang Saya melakukan
dunia nyata menunjukkan menggunakan berpikir tentang yang terbaik di
keterampilan keterampilan bagaimana saya sekolah ketika ada
menyelesaikan pemecahan akan format terstruktur
masalah dengan masalah saya di menyelesaikan dan seseorang
baik bahkan ketika luar sekolah dan masalah di luar dapat membantu
masalah itu bukan seringkali saya sekolah. saya
bagian dari tugas berhasil
sekolah.
Penalaran Saya dapat secara Saya dapat Saya dapat Saya tidak yakin
induktif akurat memilih menggunakan informasi apa
mengidentifikasi informasi relevan informasi dan fakta yang digunakan
dan menafsirkan yang akan yang terpilih untuk dan cara
fakta dan mengarahkan ke menarik beberapa menggunakannya
informasi yang kesimpulan yang kesimpulan untuk menarik
relevan dan masuk akal kesimpulan
membantu saya
untuk menarik
kesimpulan yang
logis
Alasan Saya dapat Saya dapat Saya mampu Kesimpulan yang
deduktif menggunakan menggunakan menarik saya ambil tidak
prinsip-prinsip prinsip-prinsip kesimpulan yang memiliki
dasar dari suatu dasar dan logis tetapi saya hubungan
topik dan menggeneralisasi tidak yakin apakah langsung dengan
menggunakan kannya untuk saya memahami generalisasi dan
generalisasi yang menarik prinsip-prinsip prinsip yang saya
relevan untuk kesimpulan dan dasarnya pilih
menarik memprediksi
kesimpulan yang hasil
logis
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, rubrik ini untuk penilaian diri siswa, dapat diubah menjadi
dari sudut pandang guru.

Tabel 13. Contoh Rubrik Untuk Kreativitas 1


Standar 5. Sangat baik 4. Baik 3. Cukup 2. Kurang
Rasa ingin Saya tertarik dengan Saya ingin tahu Dengan beberapa Saya merasa gugup
tahu unsur-unsur dan ide tentang beberapa bantuan, saya akan dan mencoba untuk
(curiosity) baru dan secara aktif hal dan saya mengeksplorasi menghindari ide-ide
mencarinya mengeksplorasi cara baru dari dan hal-hal baru
ide-ide dan hal-hal bekerja dan
baru berpikir

18
Keluwesan Saya beradaptasi Saya dapat belajar Terkadang sulit Saya tidak dapat
(flexibility) dengan baik secara efektif bagi saya untuk menjadi produktif
terhadap situasi baru bahkan ketika hal- menyesuaikan diri ketika sesuatu
dan dapat melihat hal berubah dan dengan perubahan. berubah. Sulit bagi
banyak berpotensi untuk Pada saat seseorang saya untuk berpikir
kemungkinan dalam saya pelajari memperingatkan di luar hal biasanya
pembelajaran sehari- agar saya berpikir
hari. berbeda, kadang
saya bisa
melakukannya
Keaslian Saya dapat Saya dengan mudah Ide baru saya akan Saya butuh bantuan
(originality) menemukan banyak menemukan ide muncul jika memikirkan hal-hal
ide baru tentang baru melihat panduan baru
sebagian besar topik
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, rubrik ini untuk penilaian diri siswa, dapat diubah menjadi
dari sudut pandang guru.

Tabel 14. Contoh Rubrik Untuk Kreativitas 2


Keterampilan/ 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang skor
pengetahuan
Rasa ingin Saya tertarik dengan Saya ingin tahu Dengan Saya hampir
tahu unsur-unsur dan ide tentang beberapa beberapa tidak pernah
(curiosity) baru dan secara aktif hal dan saya bantuan, saya punya ide atau
mencarinya mengeksplorasi akan sesuatu yang
ide-ide dan hal- mengeksplorasi baru
hal baru cara baru dari
bekerja dan
berpikir
Kelancaran Saya dapat melihat Saya terkadang Jika saya Biasanya saya
(fluency) berbagai hal dengan memiliki bekerja dengan hanya melihat
berbagai cara dan beberapa cara orang lain, saya hal-hal dari
menggambarkan alternatif untuk dapat perspektif saya
berbagai tujuan yang melihat sesuatu menemukan sendiri
beragam cara lain untuk
melihat sesuatu
Keaslian Saya dapat Saya terkadang Jika saya Saya butuh
(originality) menemukan banyak memiliki memiliki bantuan
ide dan produk baru beberapa ide beberapa memikirkan
tentang sebagian baru sendiri, dan panduan, saya hal-hal baru
besar topik, dan menggunakannya biasanya bisa
dapat membawa jika mudah mendapatkan
sesuatu yang baru ide-ide baru
sampai berhasil
Elaborasi Sangat mudah dan Saya terkadang Mungkin saya Terkadang
(elaboration) menyenangkan untuk dapat mendapat saya tidak bisa
menambahkan ide menemukan beberapa ide memikirkan
untuk membuatnya cara-cara untuk jika saya solusi untuk
lebih baik menambahkan berpikir cukup membuat
ide sehingga keras sesuatu yang
menjadi lebih lebih baik
baik
Keluwesan Saya beradaptasi Saya dapat Terkadang sulit Saya tidak
(flexibility) dengan baik terhadap belajar secara bagi saya untuk dapat menjadi
situasi baru dan efektif bahkan menyesuaikan produktif
dapat melihat banyak ketika hal-hal diri dengan ketika sesuatu

19
kemungkinan dalam berubah dan perubahan. Pada berubah. Sulit
pembelajaran sehari- berpotensi untuk saat seseorang bagi saya
hari. saya pelajari memperingatkan untuk berpikir
agar saya di luar hal
berpikir biasanya. Saya
berbeda, kadang suka berpikir
saya bisa apa adamya.
melakukannya
Divergent Sangat mudah bagi Saya dapat Saya dapat Saya sulit
saya untuk menggunakan menggunakan untuk
menggabungkan ide, dua atau tiga ide satu atau dua ide melakukannya
memodifikasi dan untuk mengubah tetapi ide saya karena saya
mengadaptasikannya, suatu produk relatif sederhana cenderung
dan menyusunnya dengan melihat hal-hal
kembali untuk menggabungkan, yang biasa
meningkatkan hasil memodifikasi,
menyesuaikan,
atau menyusun
ulang
Pengambilan Saya mengetahui Saya bersedia Terkadang saya Saya merasa
risiko bahwa kreativitas mencoba proyek menahan diri takut gagal
dapat merubah dan tidak terlalu karena saya dan berusaha
sesuatu yang ada, khawatir takut membuat menghindari
tetapi saya tidak terhadap suatu kesalahan dan aspek
khawatir tentang kesalahan yang itu tidak akan kreativitas
kesalahan saya saya buat terselesaikan
karena saya belajar dengan benar
dari kesalahan
tersebut
Hubungan Saya paling kreatif Ide saya menjadi Saya biasanya Sulit bagi saya
dengan yang ketika saya bekerja lebih baik ketika akan melihat untuk
lain sama dengan orang saya bekerja dan mengetahui
lain dengan orang mendengarkan apakah ada ide
lain untuk sebelum saya yang
memperbaiki membagikan ide layak
sesuatu kreatif saya, dibagikan
tetapi kemudian dengan yang
saya lain, jadi
menambahkan biasanya saya
beberapa ide tidak berbagi
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, rubrik ini untuk penilaian diri siswa, dapat diubah menjadi
dari sudut pandang guru.

Tabel 15. Rubrik Keterampilan Kolaborasi


Keterampilan/ 5. Sangat baik 4. Baik 3. Cukup 2. Kurang skor
pengetahuan
Bekerja Kami Kami bekerjasama Terkadang kami Kami tidak
Produktif menggunakan dengan baik dan bekerjasama, tapi dapat bekerja
seluruh waktu tetap pada hal tidak setiap orang sama dengan
secara efisien yang paling memberikan baik. Setiap
untuk tetap fokus penting sampai kontribusi atau orang ingin
pada tugas dan pekerjaan selesai. mengerjakan mengerjakan
memberikan kerja Setiap orang tugasnya, tugasnya
yang dibutuhkan. mengerjakan tugas menjadikan masing-masing
Setiap orang yang diberikan pekerjaan sulit dan

20
mengerjakan diselesaikan memberitahukan
tugasnya dan yang lain apa
sering yang dilakukan,
melebihinya dari pada fokus
pada tugasnya
Menunjukkan Setiap orang selalu Anggota Beberapa orang Anggota
rasa hormat menaruh rasa kelompok kesulitan kelompok tidak
hormat untuk mendengarkan dan menghargai mendengarkan
mendengarkan dan berinteraksi pendapat orang pendapat orang
mendiskusikan dengan baik pada lain. lain.
ide-ide yang sebagian besar
dibagikan waktunya
Berkompromi Setiap orang dapat Setiap orang dapat Beberapa orang Banyak
bekerjasama berkompromi kurang dapat ketidaksetujuan,
secara fleksibel (bekerjasama) berkompromi dan beberapa
untuk mencapai untuk sehingga orang hanya
tujuan bersama meningkatkan pekerjaan lebih menuruti
kinerja lambat keinginannya
sendiri
Berbagi Setiap orang Sebagian besar Sulit untuk Setiap orang
Tanggung melakukan orang membuat setiap tidak dapat
jawab; Setiap pekerjan terbaik mengerjakan orang melakukan menyelesaikan
Orang mereka dan bagiannya sendiri bagian bagiannya
berkontribusi berdasarkan pada pekerjaannya sendiri
tugas yang
diberikan
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, misalnya bagian pertama adalah dari sudut pandang siswa
(penilaian diri), bisa diubah menjadi dari sudut pandang guru. Bagian kedua, ketiga dan
keempat adalah dari sudut pandang guru, bisa diubah menjadi dari sudut pandang
siswa.

Tabel 16. Contoh Rubrik Metakognisi


Keterampilan/ 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang skor
pengetahuan
Reflektif Saya dapat Saya dapat Dengan petunjuk Saya
mengevaluasi mempertimbangkan dan peringatan, memerlukan
pembelajaran saya tindakan saya saya dapat bantuan untuk
dengan tepat. Hal ini dengan cara yang merefleksi membantu saya
membantu saya membantu pembelajaran dan berpikir tentang
belajar dan meningkatkan dapat pembelajaran
meningkatkan pembelajaran lebih meningkatkan saya dengan
keterampilan dan baik pembelajaran bantuan visual
pengetahuan saya saya atau verbal
Kesadaran Saya sadar terhadap Saya berpikir Terkadang Saya dapat
berpikir pikiran saya untuk tentang keyakinan pikiran saya menjelaskan
meningkatkan dan gagasan saya, bercampur aduk pikiran saya dan
keterampilan dan dapat dan saya butuh menghubungkan-
pengetahuan, dan menyatakannya, waktu untuk nya dengan
dapat menjelaskan dan dapat memilah- pembelajaran
bagaimana pikiran menggunakannya milahnya dengan bantuan
saya mempengaruhi untuk membantu orang lain
pembelajaran saya belajar

Kekuatan dan Saya menyadari Saya memiliki Saya tidak selalu Tidak masalah
gaya pentingnya gagasan yang yakin dengan bagaimana saya

21
mengetahui cukup bagus kekuatan dan berpikir dan
kekuatan dan gaya tentang bagaimana gaya belajar saya belajar selama
belajar saya, saya berpikir dan sendiri untuk saya melakukan
memonitornya, dan belajar dan tahu meningkatkan beberapa tugas
memanfaatkannya bahwa saya harus pembelajaran saya
secara rutin menggabungkan-
nya dalam
pembelajaran.
Penggunaan Saya menggunakan Saya secara rutin Terkadang saya Ini sangat sulit
metakognisi kemampuan menerapkan dapat berhenti dilakukan. Saya
metakognitif saya kemampuan saya dan memikirkan mencoba
untuk meningkatkan untuk berpikir proses pemikiran memahami yang
pembelajaran dan tentang pemikiran saya, tetapi saya saya pikirkan
produktivitas saya. saya ketika saya tidak merasa hal tetapi saya
Saya secara rutin belajar dan bekerja itu sangat kesulitan
menerapkannya dan umumnya aya membantu dalam menerapkannya
dalam kehidupan terbantu bekerja rutinitas harian ke dalam hidup
sehari-hari lebih baik saya saya
Keterangan: rubrik dapat dipersonalisasi, rubrik ini untuk penilaian diri siswa, dapat diubah menjadi
dari sudut pandang guru.

Tabel 17. Contoh Rubrik Refleksi Metakognitif


Berikan tanggapan kalian setelah menyelesaikan proyek penelitian

1. Perencanaan
a. Apa yang kalian ketahui tentang topik ini?
b. Apa yang kalian ingin/perlu ketahui tentang topik ini?
c. Apa sumber, alat, dan bahan yang kalian gunakan?
d. Bagaimana kalian memutuskan kapan dan bagaimana memulai proyek ini?
e. Apa hal yang pertama kali kalian lakukan untuk memulai proyek? Mengapa?

2. Tindakan
a. Bagaimana kalian melakukannya? Jelaskan langkah-langkahnya.
b. Sumber, alat, dan bahan apa yang mendukung ? Mengapa? bagaimana kalian menilainya?
c. Sumber, alat, dan bahan referensi apa yang sangat mendukung (beri tanda bintang)?
d. Bagaimana kalian merefleksikan pada diri sendiri cara untuk menyelesaikan proyek?
e. Masalah apa yang kalian pahami? Bagaimana kalian menyesuaikan proses selama bekerja?
f. Bagaimana kalian mengetahui bahwa kalian telah mencapai tujuan ?

3. Evaluasi
a. Kinerja apa yang berhasil membuat produk berkualitas tinggi?
b. Jelaskan semua strategi baru yang kalian gunakan.
c. Hal berbeda apa yang kalian lakukan jika memulai hal yang baru?
d. Seberapa baik kalian dalam menghubungkan hal-hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas?

Apa hasil pemikiran lain yang kalian dapatkan dari hasil metakognisi dari proyek yang Anda lakukan?

Tabel 18. Contoh Rubrik Keterampilan Komunikasi


Keterampilan/ 4. Sangat baik 3. Baik 2. Cukup 1. Kurang skor
pengetahuan
Komunikasi Kejelasan, Klarifikasi, Salah satu bagian Sulit untuk
lisan kecepatan, kecepatan, dari komunikasi mendengar dan
volume dan volume dan lisan kurang baik mengikuti

22
artikulasi artikulasi dapat komunikasi
semuanya kuat diterima dan
dan komunikasi komunikasi baik
sangat baik.
Komunikasi Membedakan Menentukan Dapat Hanya mengulang
reseptif: fakta dari opini, fakta, mengidentifikasi fakta, memahami
mendengarkan, mengenali mengidentifikasi sebuah pesan. sebagian dari
membaca, maksud dari dan merangkum Keterampilan sebuah pesan
melihat pesan, ide-ide utama interpretasi pesan
merangkum ide masih
utama, dikembangkan
mengidentifikasi
alasan-alasan
untuk sudut
pandang tertentu
Membedakan Mengidentifikasi Pesan yang Dapat memahami Memahami
maksud dan menafsirkan disampaikan baik ide utama dalam sebagian besar
pesan yang jelas pesan tetapi fakta tetapi tidak
dan menarik membutuhkan dapat memahami
kesimpulan yang bantuan makna
logis.
Menggunakan Menghasilkan Komunikasi Mampu
strategi komunikasi biasanya dapat menghasilkan
komunikasi yang jelas, dimengerti dengan komunikasi dasar
akurat, dan beberapa
reflektif. kesalahan kecil
Berkomunikasi Memahami Memahami Informasi yang Informasi yang
dengan jelas tujuan dari informasi dan disampaikan tidak disampaikan sama
untuk suatu informasi yang tujuan yang jelas, sehingga sekali tidak jelas,
tujuan disampaikan, dimaksud. kualitias presentasi tidak fokus pada
dan menyajikan menurun materi dan proses
dengan baik.
Kemampuan Presentasi tepat Presentasi biasa Presentasi kurang Presentasi tidak
presentasi dan bermakna, dan terkadang maksimal, profesional. Tidak
menanggapi berusaha mengalami menyadari reaksi
isyarat audiens menjawab dan kesulitan, tetapi peserta
dengan merespon audiens bersikap tenang,
menyesuakan dan responsif
nada dan tempo

Pada Tabel 19 ditunjukkan contoh format yang dapat digunakan untuk mensintesis
informasi untuk laporan kemajuan belajar siswa tentang keterampilan abad ke-21. Format
tersebut dapat digunakan “pelacak” keterampilan siswa untuk pembelajaran tertentu atau
untuk penilaian proyek jangka panjang.

Tabel 19. Pelacak Keterampilan Siswa


Unit/Periode …… Kelas
Guru
Siswa Berpikir Berpikir Kolabo- Komuni- Kemampuan Tanggung Kepemim- Rangkuman
kritis kreatif rasi kasi Teknologi jawab pinan
Alfa 4 2 3 4
Beta 3 3 3 4
Charlie 3 4 4 3
Delta 3 3 4 4
Dst.

23
PENUTUP
Salah satu muatan pendidikan saat ini adalah membekali peserta didik dengan
keterampilan abad ke-21. Kita harus mulai melatih anak-anak kita menjadi pekerja mandiri
menjelajahi profesi-profesi baru. Ketika mesin dibuat menjadi lebih pandai dari manusia,
maka pintar saja tidak cukup. Standar baru diperlukan agar siswa kelak memiliki kompetensi
yang diperlukan pada abad ke-21. Sekolah ditantang menemukan cara dalam rangka
memungkinkan siswa sukses dalam pekerjaan dan kehidupan melalui penguasaan
keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel, berkolaborasi dan
berinovasi. Kerangka kurikulum, metode pembelajaran, dan strategi penilaian juga harus
disesuaikan.
Anak-anak kita perlu dilatih hidup mandiri dengan mental self-driving, self-power,
kreatifitas dan inovasi, serta tetap berperilaku baik, serta tetap berpegang teguh pada
agamanya. Siswa diharapkan tidak lagi berfokus untuk berhasil dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan manual atau pekerjaan rutin berbantuan mesin ataupun juga pekerjaan yang
mengandalkan pasar tenaga kerja murah. Saat ini, indikator keberhasilan lebih didasarkan
pada kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi dan berinovasi dalam menanggapi
tuntutan baru dan mengubah keadaan, dan memperluas kekuatan teknologi untuk
menciptakan pengetahuan baru.
Sangat tidak memungkinkan untuk merinci bagaimana membelajarkan dan mengases
keterampilan abad ke-21 secara komprehensif dalam tulisan singkat ini. Mari kita terus
mempelajarinya dan berusaha menerapkan dalam pembelajaran kita sehari-hari, agar kita
dapat menyiapkan anak didik kita sebaik dan semampu yang kita bisa, agar mereka siap
menghadapi abad ke-21.

DAFTAR RUJUKAN

Ananiadou, K. and Claro, M. 2009. 21st Century Skills and Competences for New Millennium
Learners in OECD Countries. OECD Education Working Papers, No. 41. Paris,
OECD Publishing.
Assessment and Teaching of 21st-century Skills. 2012. What are 21-st Century Skills.
Melbourne, Australia: Author.
Barron, B., Darling-Hammond, L. 2008. Teaching for meaningful learning: A review of
research on inquiry-based and cooperative learning. In Darling-Hammond, L., Barron,
B., Pearson, D., Schoenfeld, A.H., Stage, E.K., Zimmerman, T.D., Cervetti, G.N.,
Tilson, J.L. (Eds.), Powerfull learning: What we know about teaching for
understanding. San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Barry, M. 2012. What skills will you need to succeed in the future? Phoenix Forward.
Tempe, AZ, University of Phoenix.
Delors, J., Al Mufti, I., Amagi, I., Carneiro, R., Chiung, F., Geremek, B., Gorham, W.,
Kornhauser, A., Manley, M., Padrón Quero, M., Savané, M-A., Singh, K.,
Stavenhagen, R., Won Suhr, M. and Nanzhao, Z. 1996. Learning: The Treasure
Within: Report to UNESCO of the International Commission on Education for the
Twenty-First Century. Paris, UNESCO.
Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating Mastery and
Authentic Learning. California: Corwin.
Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and Teaching of 21st Century
Skills. Dordrecht, NL, Springer.
Kasan, M. 2017. Kiamatkah Pekerjaan/Profesi Kita? Koran Sindo. Senin, 30 Oktober.

24
King, F.J., Goodson, L., M.S. & Rohani, F. 2010. Higher Order Thinking Skills. Assessment
& Evaluation Educational Service Program.
Leen, C. C., Hong,h., Kwan, F. F. H., & Ying, T. W. 2014. Creative and Critical Thinking in
Singapore Schools. Education Research. National Institute of Education, Nanyang
Technological University.
National Education Association. 2012. Preparing 21st Century Students for a Global
Society.Washington, D.C.: NEA.
National Research Council. 2012. Education for Life and Work: Developing Transferable
Knowledge and Skills in the 21st Century. Washington DC, National Academies Press.
Nichols, J. 2013. 4 Essential Rules of 21st Century Learning. http://www.teachthought.com/
learning/4-essential-rules-of-21stcentury-learning/. Diakses 5 Desember 2016.
Papp, K., Huang, M., Clabo, L.l., Delva, D., Fischer, M., Konopasek, l., Schwartzsein, R.,
Gusic, M. 2014. Milestones of Critical Thinking; A developmental model for
medicine and nursing. Acad. Med. 89 (5), 715-720.
P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st
Century Skills.
Saavedra, A. and Opfer, V. 2012. Teaching and Learning 21st Century Skills: Lessons from
the Learning Sciences. A Global Cities Education Network Report. New York, Asia
Society.
Schleicher, A. 2012. Preparing teachers and developing school leaders for 21st century.
Paris, France: OECD.
Scott, C.L. 2015a. The Futures of Learning 1: Why must learning content and methods
change in the 21st century? UNESCO Education Research and Foresight, Paris. [ERF
Working Papers Series, No. 13].
Scott, C.L. 2015b. The Futures of Learning 2: What kind of learning for the 21st century?
UNESCO Education Research and Foresight, Paris. [ERF Working Papers Series, No.
14].
Scott, C.L. 2015c. The Futures of Learning 3: What kind of pedagogies for the 21st century?
UNESCO Education Research and Foresight, Paris. [ERF Working Papers Series, No.
15].
Suto, I. 2013. 21st Century Skills: Ancient, ubiquitous, enigmatic? University of Cambridge:
Local Examination Syndicate
Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. San
Francisco, Calif., Jossey-Bass/John Wiley & Sons, Inc.
Wagner, T. 2008. The global achievement gap: Why even our best schools don’t teach the
new survival skills our children need — and what we can do about it. New York:
Basic Books.
Wagner, T. 2010. Overcoming The Global Achievement Gap. Cambridge, Mass., Harvard
University.
Woods, D. 2014. Problem-Based Learning (PBL). McMaster University.
http://chemeng.mcmaster.ca/problembased-learning (Diakses 5 Desember 2016).
Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad ke-21: Keterampilan yang Diajarkan melalui
Pembelajaran. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Isu-isu
Strategis Pembelajaran MIPA Abad 21, tanggal 10 Desember 2016 di Program Studi
Pendidikan Biologi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang – Kalimantan Barat

25

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai