Anda di halaman 1dari 9

BAB II

DATA

Data adalah keterangan yang bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan
atau suatu persoalan, merupakan bahan baku atau komponen utama dalam Statistika.
Data merupakan bentuk jamak dari datum. Datum merupakan informasi yang
diperoleh dari satu satuan amatan. Misalnya, tinggi si Ali adalah 165 cm, berarti
didapatkan datum, sedangkan bila informasi tinggi berasal lebih dari satu orang berarti
dihadapkan dengan data.
Ketepatan suatu data sangat menentukan dalam pengambilan keputusan.

2.1 Persyaratan Data yang Baik


- harus obyektif, sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya
- dapat mewakili (representatif)
- variasinya kecil
- harus tepat waktu
- harus relevan untuk menjawab suatu persoalan yang sedang menjadi pokok
pembahasan.

2.2 Jenis Data


Keterangan atau fakta mengenai sesuatu persoalan bisa berbentuk kategori,
misalnya: rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dsb, atau juga berbentuk bilangan.
Semuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.
Ada 4 kriteria menurut jenisnya:
No Kriteria Jenis Keterangan Contoh
1 Sifatnya a) Kualitatif Data yang bersifat - Macam-macam pengrajin
menggolongkan, (dikenal (pengrajin bambu, kayu, emas,
dengan nama atribut) dll)
- sembuh, rusak, gagal, berhasil
b) Kuantitatif: Data yang berbentuk angka:
1. Data Diskrit 1. merupakan data hasil a. Keluarga A mempunyai 5 anak
menghitung atau laki-laki dan 3 anak perempuan
membilang b. Kabupaten B sudah
membangun 85 gedung
sekolah.
2. Data Kontinu 2. merupakan data hasil
pengukuran a. Tinggi badan seseorang 155
cm, 167 cm atau 172, 4 cm.
b. Luas daerah Serengseng 425,
7 km2
c. Kecepatan mobil 60 km/jam.

2 Sumbernya a) Internal Data yang menggambarkan Pengusaha mencatat segala


keadaan dalam organisasi aktivitas perusahaannya sendiri,
misalnya: keadaan pegawai,
pengeluaran, keadaan barang di
gudang, hasil penjualan, keadaan
produksi pabrik
b) Eksternal Data yang menggambarkan Untuk perbandingan misalnya,
tentang keadaan di luar diperlukan data dari sumber lain
organisasi diluar perusahaan tadi
3 Cara a) Primer Data yang dikumpulkan dan
memperolehnya diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari responden
b) Sekunder Data yang diperoleh dalam
bentuk sudah jadi yaitu
diolah dan disajikan oleh
fihak lain
4 Waktu a) Cross Data yang dikumpulkan pada Datum, keuntungan perusahaan
pengumpulan Section waktu tertentu saja A th 1990
b) Time Series Data yang dikumpulkan dari Data perkembangan keuntungan
beberapa tahapan perusahaan A dari mulai berdiri
hingga kini.
Data yang baru dikumpulkan dan belum pernah mengalami pengolahan apapun
dikenal dengan nama data mentah.

2.3 Metode Pengumpulan Data


Data harus benar-benar “jujur”, kebenarannya harus dapat dipercaya. Proses
pengumpulan data dapat dilakukan dengan jalan sensus atau sampling, langkahnya adalah
sbb:
1. Data diperoleh secara langsung (data primer), maupun tidak langsung (data
sekunder) ke lapangan atau Laboratorium. Hasilnya dicatat kemudian
dianalisis.
2. Mengambil/menggunakan, sebagian/seluruhnya, dari sekumpulan data yang
telah dicatat/dilaporkan oleh badan/orang lain.
3. Mengadakan angket. Untuk memudahkan, pertanyaan angket sebaiknya
berbentuk pilihan.
Dalam memperoleh data baik secara langsung maupun tidak langsung, umumnya
dilakukan observasi pada unit terkecil dari satuan pengamatan. Tentukan dahulu
karakter/sifat yang akan diobservasi. Sifat/karakter yang diobservasi disebut variabel
(peubah).
Variabel adalah sifat yang dimiliki oleh individu yang berbeda antara satu
(kelompok) individu dengan individu (kelompok) yang lain. Misalnya; upah pegawai,
tinggi tanaman, panjang daun, berat buah, berat badan, panjang sirip ikan, dsb.
Pembulatan bilangan. Berdasarkan bulat atau tidaknya nilai yang diperoleh,
variabel dapat dibagi menjadi variabel kontinu dan variabel diskrit.
Variabel Kontinu adalah variabel yang besarannya dapat memenuhi semua nilai
yang ada diantara dua titik. Umumnya variabel kontinu merupakan hasil pengukuran
(sering dijumpai nilai pecahan ataupun bulat), misalnya; diameter buah semangka (52,32
cm), keuntungan perusahaan tahun ini Rp. 300.000.000, dsb.
Variabel Diskrit adalah variabel yang besarannya tidak dapat menempati semua
nilai. Selalu berupa bilangan bulat, diperoleh melalui pencacahan, misalnya; jumlah
kepala keluarga petani di desa Kopeng, jumlah pegawai di dusun Paruk, jumlah tanaman
cengkeh yang terkena hama di desa Kenteng, dsb.

2.3.1 Metode Pengumpulan Data Primer


Ada 2 cara pengumpulan data, yaitu:
1. Survai
- biasanya data sudah tersedia
- tugas observator, menentukan bentuk data yang akan diukur dan
karakteristik yang akan diteliti dengan metode tertentu.
Contoh:
Bila ingin diketahui rata-rata pendapatan petani di daerah Kopeng. Maka
dilakukan survai dengan memilih beberapa petani yang dapat mewakili
keseluruhan petani di daerah tersebut.
2. Percobaan
- data belum tersedia
- variabel yang akan diukur harus dibangkitkan dahulu melalui suatu
percobaan
- setelah percobaan selesai, lakukan observasi
Contoh:
Bila ingin diketahui apakah kenaikan gaji dengan berbagai tingkat
kenaikan (Rp 25.000, Rp 50.000, Rp 75.000) mempengaruhi produktivitas dari
karyawan yang semula mempunyai tingkat pendapatan yang sama? Jika
berpengaruh, apakah karyawan yang diberi kenaikan gaji Rp 75.000
memberikan kenaikan prosentase produktivitas 3 kali lipat dari yang diberi
kenaikan Rp 25.000?
Informasi yang demikian belum dapat secara langsung diperoleh, baru dapat
diperoleh setelah dilakukan percobaan dan menganalisis data yang diperoleh.

Ada beberapa metode pengumpulan data untuk data primer, dimana pemilihan
suatu metode sangat dipengaruhi oleh macam data yang dibutuhkan:
1. Wawancara (Interview).
Hasil wawancara ditentukan oleh:
- pewawancara
- responden
- daftar pertanyaan (leterviewe guide) yang dipakai
- rapport (hubungan) antara pewawancara dan responden
Hasil wawancara, lebih baik dibandingkan metode pengumpulan data lain, sebab:
a. Dari segi kuantitas dan pengalaman: bila melalui pos dan kuesioner yang
kembali hanya sedikit.
Dari segi kualitas: responden lebih senang bertemu pewawancara
b. Jawaban-jawaban yang kosong dapat dihindari.
c. Pewawancara bisa memberikan pertolongan dengan membuat semacam recall
pada responden untuk mengingat suatu kejadian, bila responden lupa.
2. Pos
Observator menyusun daftar pertanyaan disertai dengan petunjuk pengisian.
3. Observasi Langsung
Observator secara langsung melihat, mengamati dan mencatat informasi pada
obyek yang diteliti. Observasi langsung biasanya digunakan untuk melengkapi
informasi yang diperoleh dari metode wawancara atau yang datanya sulit
diperoleh dengan metode lain. Observasi langsung menghasilkan data yang relatif
lebih obyektif.
4. Wawancara Melalui Tilpon
Cara ini kurang memadai untuk negara berkembang, sebab masih terbatasnya
kepemilikan pesawat tilpun dan mahalnya biaya pengumpulan data.

2.3.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder


Sering disebut metode penggunaan bahan dokumen, karena observator tidak
meneliti langsung dan mengolah sendiri data yang diperoleh, tetapi menyalin
data/dokumen yang dihasilkan oleh pihak lain. Sumber data sekunder:
- BPS
- Mas media
- Lembaga pemerintah/swasta
- Lembaga Penelitian maupun Pusat Bank Data
2.4 Skala Pengukuran
Tentukan skala pengukuran yang akan digunakan, karena akan mempengaruhi
metode statistika yang digunakan. Dalam statistika dapat dilakukan klasifikasi skala
pengukuran yang mungkin dihasilkan menjadi:
a. Skala pengukuran kualitatif:
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
b. Skala pengukuran kuantitatif:
3. Skala Interval (Selang)
4. Skala Nisbah (Rasio)
2.4.1 Skala Nominal
- Berasal dari kata name
- Merupakan skala pengukuran yang paling sederhana
- Digunakan untuk mengklafikasikan (menggolongkan) obyek amatan dalam
kelompok (kategori) yang terpisah untuk menunjukan kesamaan atau
perbedaan ciri-ciri tertentu dari obyek.
- Kategori (kelompok) sudah didefinisikan sebelumnya dan dilambangkan
dengan kata-kata, huruf, simbol atau angka.
- Karena fungsi angka hanya sebagai lambang, maka skala pengukuran nominal
tidak dapat dilakukan pengolahan matematika seperti penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Contoh:
Sekumpulan bunga yang ada di suatu taman diklasifikasikan menjadi
bunga merah, putih atau kuning. Dengan klasifikasi dapat diketahui:
- Apakah bunga yang ada di taman tersebut mempunyai klasifikasi warna yang
sama atau tidak, tetapi tidak dapat diketahui yang lebih besar atau yang lebih
kecil.
- Karena hanya ada tiga kelompok warna, maka harus dilakukan penentuan
untuk warna bunga merah muda masuk ke dalam kelompok merah dan
kuning muda masuk ke dalam kelompok kuning. Dengan demikian tidak ada
bunga yang masuk dalam dua kelompok warna.
2.4.2 Skala Ordinal
- Obyek digolongkan dalam kelompok (kategori) tertentu
- Angka/huruf yang diberikan mengandung tingkatan
- Kategori (kelompok) sudah didefinisikan sebelumnya dan dilambangkan
dengan angka atau huruf.
- Ukuran yang ada tidak memberikan nilai yang absolut pada obyek, tetapi
hanya memberika urutan (ranking)
- Jarak antara golongan satu dan golongan dua tidak perlu sama dengan jarak
antara golongan dua dan tiga, dst.
- Peringkat tidak mempunyai satuan ukur
- Tingkat skala pengukuran ordinal lebih tinggi dari skala nominal, karena
dapat ditentukan obyeknya sama atau tidak.
Contoh:
Bunga melati lebih harum dari bunga asoka, sedangkan bunga sedap
malam lebih harum dari bunga melati.
- Dapat diketahui adanya peringkat keharuman dari ketiga jenis bunga
- Namun tidak dapat diketahui seberapa jauh perbedaan keharumannya,
karena tidak dapat diukur dengan pasti.
2.4.3 Skala Interval
- Pemberian angka dari obyek skala nominal dan ordinal
- Jarak harus sama
- Diperoleh dari suatu pengukuran
- Data dapat ditambah, dikurangi, dikalikan dan dibagi tanpa mempengaruhi
jarak relatif diantara skor-skornya.
- Tidak mempunyai nilai nol mutlak

Contoh:
Pengukuran suhu pada skala Celcius. Ada tiga wadah berisi air dengan
suhu 00C, 500C dan 1000C, maka:
- Selang suhu dari 00C ke 500C dan dari 500C ke 1000C menyatakan adanya
perbedaan suhu yang sama.
- Namun tidak dapat dikatakan bahwa air yang bersuhu 1000C dua kali lebih
panas dari air yang bersuhu 500C.
- Titik suhu 00C hanyalah merupakan suatu titik yang didefinisikan sebagai
suhu air yang mencair dari es pada tekanan 1 atm.
2.4.4 Skala Rasio
- Skala pengukuran yang mempunyai ketiga sifat skala pengukuran
sebelumnya
- Memberikan keterangan tentang nilai absolut dari obyek yang diukur.
- Menggunakan titik baku mutlak (titik nol mutlak)
- Angka pada skala rasio menunjukkan nilai yang sebenarnya pada obyek
yang diukur.
- Besar satu-satuan ukur ditetapkan dengan suatu perjanjian tertentu.
- Jarak dan waktu pengukuran mempunyai titik nol sejati
- Rasio antara dua titik skala tidak tergantung pada unit pengukuran.
Contoh:
Bila ingin membandingkan berat dua buah benda, berat benda A 50 gram
dan benda B 100 gram.
- Diketahui berat benda B dua kali berat benda A
- Karena nilai variabel numerik berat, maka 0 merupakan rasio sebagai titik
bakunya.

Note
- Skala pengukuran yang lebih tinggi dapat diubah ke skala pengukuran yang lebih
rendah, tidak berlaku sebaliknya.
- Variabel yang terlanjur diukur dengan skala nominal tidak dapat ditingkatkan lagi
pengukurannya ke skala ordinal, interval atau rasio.
- Sebaliknya bila suatu variabel terlanjur diukur dengan skala rasio, maka hasil
pengukurannya dapat diubah ke skala interval, ordinal atau nominal.
~~~~~~~oooo~~~~~~~
Tugas Bab 2
1. Manakah diantara berikut yang tergolong data diskrit?
a. Banyak mahasiswa Universitas A ada 6479 orang
b. Luas areal sawah di daerah itu 567,5 km
c. Penilaian yang diberikan seorang guru kepada muridnya
d. Ekspor batu bara Indonesia selama tahun 2000 mencapai jumlah 13,7 ribu
metrik ton (1 metrik ton = 1000,0065 kg)
2. Sebutkan mana yang merupakan data kontinu
a. Gaji pegawai dalam rupiah
b. Kecepatan kendaraan tiap jam
c. Hasil minyak mentah Indonesia tiap tahun
d. Banyak kecelakaan lalu lintas tiap hari
3. Bulatkanlah bilangan-bilangan berikut teliti hingga ribuan
a. Rp. 2.456.832,63
b. 300.972 ton
c. 2.012,4 meter
d. 6.142 unit
4. Bulatkan hingga ketelitian yang diminta
a. 0,0045 hingga per ribuan
b. 0,000098503 hingga per jutaan
c. 126,99953 hingga dua desimal
5.
Deskripsi Februari Maret April Mei
Penduduk yang bekerja 44.323.384 45.386.150 43.705.631 43.069.333
Penduduk Yang bekerja di 31.579.996 32.576.945 29.736.410 29.361.617
lapangan pertanian
a. Hitung prosentase penduduk yang bekerja di lapangan pertanian untuk tiap bulan,
dan dari hasil yang didapat, hitung prosentase untuk keseluruhan tahun
berdasarkan keempat bulan itu.
b. Lengkapi tabel dengan bais dan kolom jumlah. Dari jumlah yang didapat
hitunglah penduduk yang bekerja di lapangan pertanian sebagai prosentase dari
penduduk yang bekerja.

Anda mungkin juga menyukai