Jurnal Informatika
Jurnal IMAT EC-MEMBANGUN SIG PERGURUAN T INGGI DIY DENGAN CMS JOOMLA & GOOGLE MAP
Edhy Sut ant a
ISSN 0216-4280
JURNAL INFORMATIKA
Volume 5 Nomor 1 Juni 2009
Pelindung :
Rektor Universitas Kristen Maranatha
Penasehat :
Pembantu Rektor Universitas Kristen Maranatha
Pembina :
Dekan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha
PENERBIT (PUBLISHER)
Maranatha University Press
Jurnal Informatika UKM terbit sejak 2005 merupakan jurnal ilmiah sebagai bentuk pengabdian
dalam hal pengembangan bidang Teknik Informatika dan bidang terkait lainnya.
Jurnal Informatika UKM diterbitkan oleh Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen
Maranatha. Redaksi mengundang para professional dari dunia usaha, pendidikan dan peneliti untuk
menulis mengenai perkembangan ilmu di bidang yang berkaitan dengan Teknik Informatika.
Jurnal Informatika UKM diterbitkan 2 (dua) kali dalam 1 tahun pada bulan Juni dan Desember
ii
ISSN 0216-4280
Jurnal Informatika
Volume 5 Nomor 1 Juni 2009
DAFTAR ISI
Volume 5 Nomor 1
1 Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis 1 - 13
Runut Maju untuk Diagnosa Awal Perkembangan
Emosi pada Anak
Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca
2 Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda 15 - 29
Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada
Layanan Seluler
Anita Supartono , Ahmad Fajri
3 Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord 31 - 46
Menggunakan Algoritma Genetika
Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru
Nugroho NW
4 Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan 47 - 58
Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
Radiant Victor Imbar, Wendi Chandra
5 Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys 59 - 70
Teddy Marcus Zakaria, Wijaya Budiman
6 Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model 71 – 85
Konseptual Data Warehouse
Doro Edi, Stevalin Betshani
7 Perspektif & Tantangan Pengembangan M-Learning 87 - 96
Ashari Sutrisno, Jazi Eko Istiyanto
iii
Ucapan Terima Kasih
v
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju
untuk Diagnosa Awal Perkembangan Emosi pada Anak
Abstract
Parents are regularly facing difficulties identifying their childrens’ psychological situation.
Based on that fact, an expert system has been developed. This expert system consists of two
applications, mobile and web application. The main features of this systems are knowledge
acquisition and consultation capabilities. The system will give indications of childrens’
emotion development along with how to handle it. The knowledge base, rules, and
confidential factors have been verified by an expert psychologist. The rules are
implemented in a database. This expert system has been evaluated by blackbox
methodology to twenty parents who have children, and also psychologist as expert. From
the evaluation, a final conclusion can be written that is the system can help parents in
identify their children’s emotion development.
1. Pendahuluan
Situasi psikologi anak pada umumnya sulit ditebak oleh orang tuanya. Dikarenakan
seorang anak sulit mengungkapkan dan menunjukkan keadaan psikologinya dengan
baik. Khususnya emosi pada anak-anak yang memainkan peranan penting dalam
pengembangan diri seorang anak. Maka pada saat orang tua mengalami
kebingungan, pada umumnya para orang tua bertanya kepada seorang psikolog
untuk mengetahui situasi psikologi anaknya dan cara mengatasinya.
Penulis berharap dengan adanya aplikasi ini dapat membantu para orang tua untuk
mengidentifikasi masalah emosi yang dihadapi anaknya dan cara penanganannya
secara efisien. Aplikasi sistem pakar ini dapat digunakan sebagai prediksi awal
dalam penentuan diagnosa, bukan sebagai pengganti seorang psikolog.
1
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 1 - 13
• Pola-pola emosi yang ditangani oleh aplikasi ini adalah takut, marah, iri hati,
malu, dan keingintahuan. [Hur94]
• Calon pengguna dari aplikasi ini adalah para orang tua dan pakar psikologi
sebagai administrator.
• Para orang tua dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh
aplikasi dengan pilihan "Ya" atau "Tidak" dan memasukkan persen keyakinan
jawaban dan menerima output yang diberikan oleh aplikasi ini, yaitu
perkembangan emosi yang menonjol pada anaknya serta cara penanganannya.
• Administrator dapat menambah, mengurangi, mengubah data pertanyaan, jenis
perkembangan emosi, dan juga cara penanganannya.
• Konsultasi dapat dioperasikan pada halaman web [Php02] dan handphone
dengan kemampuan GPRS [Uto06].
2
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju untuk Diagnosa Awal
Perkembangan Emosi pada Anak
(Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca)
3
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 1 - 13
Lalu hasil pemeriksaan tersebut akan menghasilkan suatu fakta baru untuk
mengeluarkan pertanyaan yang lebih khusus. Setelah pertanyaan khusus dijawab,
jawaban diperiksa kembali. Jika total dari perhitungan bobot dan persen lebih
besar atau sama dengan minimal bobot maka dapat diambil kesimpulan
perkembangan emosi yang menonjol. Dengan begitu dapat ditampilkan pula cara
penanganan untuk mengatasi perkembangan emosi yang menonjol.
3. Pengambilan Keputusan
3.1 Pohon Keputusan
Pada Gambar 5, ditampilkan diagram pohon untuk pengambilan kesimpulan
dengan contoh kasus perkembangan emosi yang menonjol adalah ”keingintahuan”.
Dari bagan pengambilan kesimpulan terlihat bahwa akan diberikan beberapa
pertanyaan umum yang akan mengacu pada suatu fakta baru, jika pertanyaan
umum dijawab ”Ya” maka akan diambil bobot dari pertanyaan tersebut, dan
kemudian ditotalkan, sedangkan jika pertanyaan dijawab ”Tidak” maka bobot dari
pertanyaan tersebut tidak akan diambil dan ditotalkan. Jika total dari bobot
pertanyaan tersebut lebih besar dari minimal (minimal didapat dari persen minimal
setiap fakta baru dikalikan bobot semua pertanyaan umum yang muncul), maka
dapat ditemukan fakta baru, disinilah mekanisme "forward chaining" terjadi
[Rus03].
4
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju untuk Diagnosa Awal
Perkembangan Emosi pada Anak
(Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca)
5
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 1 - 13
Sama halnya dengan saat memperhitungkan bobot pada pertanyaan umum, jika ada
total bobot pertanyaan khusus yang melebihi minimal bobot setiap perkembangan
emosi maka perkembangan emosi tersebut dapat dijadikan kesimpulan sebagai
perkembangan emosi yang menonjol. Selain itu dapat ditampilkan penanganan dari
perkembangan emosi yang menonjol.
6
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju untuk Diagnosa Awal
Perkembangan Emosi pada Anak
(Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca)
4. Implementasi
Pada bagian ini akan diberika ulasan tentang realisasi sistem dalam bentuk aplikasi
web dan aplikasi bergerak.
7
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 1 - 13
Foreach(umum in pertanyaanUmum)
{
//untuk menampilkan pertanyaan umum
Cetak pertanyaan umum ;
// untuk menghitung total bobot dari semua pertanyaan yang
dijawab “ya”
If (jawaban=”Ya”) then
{ bobotPersen=bobot*persenKeyakinan
totalJawab1=totalJawab1 +bobotPersen
}
//untuk menghitung total bobot dari semua pertanyaan umum
yang ada
totalBobot=totalBobot + bobot
}
//menghitung minimal bobot dari setiap fakta baru
MinBobot=totalBobot*0.5
//jika totalJawab1 lebih besar dari minimal bobot maka tampilkan
pertanyaan khusus berikutnya
If (totalJawab1 >=MinBobot){
Foreach ( khusus in pertanyaanKhusus)
{
Cetak pertanyaan khusus ;
//menghitung total bobot dari pertanyaan khusus yang
dijawab “ya”
If (jawaban=”Ya”) then
{ bobotPersen2=bobot2*persenKeyakinan2
totalJawab2=totalJawab2 +bobotPersen2
}
//menghitung total bobot dari semua pertanyaan khusus yang
diberikan
totalBobot2=totalBobot2 + bobot2}
//menghitung minimal bobot dari pertanyaan khusus
MinBobot2=totalBobot2*0.5
//jika totalJawab2 lebih besar dari minimal bobot maka dapat
ditampilkan perkembangan emosi yang menonjol dan cara
penanganannya
If (totalJawab2>=MinBobot2)
{
Cetak PerkembanganEmosi;
Foreach ( cara in penanganan)
{Cetak penanganan;}
}
Else
Print “Perkembangan Emosi Anak Anda Masih Dalam Tahap Normal
8
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju untuk Diagnosa Awal
Perkembangan Emosi pada Anak
(Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca)
9
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 1 - 13
10
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju untuk Diagnosa Awal
Perkembangan Emosi pada Anak
(Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca)
Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan pula bahwa sistem pakar ini memiliki
struktur yang dapat digunakan tidak hanya di bidang psikologi, tetapi juga dapat
digunakan di bidang lain yang memiliki sistem konsultasi yang terbagi atas
pertanyaan khusus dan umum [Kus06]. Sistem ini dapat berguna juga untuk
mendiagnosa masalah dibidang ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini didukung
dengan adanya fleksibilitas dalam hal administrasi yang memungkinkan
dikelolanya pertanyaan-pertanyaan konsultasi untuk bidang yang berbeda-beda.
11
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 1 - 13
Saran yang didapatkan setelah hasil evaluasi untuk perbaikan di masa datang
ataupun untuk pengembangan aplikasi adalah sebagai berikut:
• Jenis, gejala, dan penanganan dari setiap emosi dapat diperdalam dengan
memperinci setiap emosi yang sudah ada seperti emosi takut, diperkecil ke
dalam kelompok emosi takut binatang, takut hantu, takut badut, takut gelap,
dan sebagainya.
• Pada aplikasi ditambahkan fitur tes psikologi untuk anak.
12
Perancangan dan Pembuatan Sistem Pakar Berbasis Runut Maju untuk Diagnosa Awal
Perkembangan Emosi pada Anak
(Hapnes Toba, Maria Donna Fransisca)
13
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan
Peningkatan Cakupan Area Menggunakan Metoda Transmit
Diversity Pada Layanan Seluler
Anita Supartono1 , Ahmad Fajri2
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof.Drg. Suria Sumantri no 65, Bandung 40164
Email: anita_stono@yahoo.com , ahmad_fajrite@yahoo.com
Abstract
1. Pendahuluan
Perencanaan coverage area yang baik dan perhitungan kapasitas yang benar dapat
meningkatkan pelayanan kepada para pengguna komunikasi seluler. Untuk itu
perlu dihitung besarnya redaman yang terjadi karena jarak antara pemancar dan
penerima. Didasarkan pada frekuensi kerja dan daerah urban maka untuk
penghitungan redaman digunakan metoda Okumura-Hatta. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi besarnya redaman juga adanya fenomena multipath fading. Metoda
transmit diversity dapat mengurangi masalah multipath fading sehingga coverage
area dapat ditingkatkan. Dengan Link budget antara lain dapat ditentukan
penguatan antena yang diperlukan untuk mengatasi redaman. Sedangkan untuk
meningkatkan kapasitas dapat dilakukan dengan memakai jaringan berlapis, yaitu
jaringan mikrosel yang dipasangkan pada jaringan makrosel.
15
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
Jika digunakan antena dengan gain (Gt) maka rapat daya di penerima:
Wt
Pr = .Gt .................... (2)
4π
Jika di penerima digunakan antena dengan gain (Gr) maka daya di penerima: Wr =
Pr x Aer ................... (3)
Aer = luas tangkap efektif
Lurban[dB]= 69,55+ 26,16logfc −13,82loghBS − a(hMS) + (44,9 − 6,55loghBS) logd .... (5)
fc = frekuensi dari 150 MHz sampai 1500 MHz.
h BS
= tinggi efektif antena pemancar BS berkisar antara 30 m sampai 200 m.
h MS
= tinggi efektif antena penerima MS berkisar antara 1 m sampai 10 m
16
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
Untuk daerah perkotaan yang luas wilayahnya dari kecil ke menengah, faktor
koreksi tinggi antena efektif MS sebagai berikut :
a(h MS )[dB] = 8,29 (log 1,54 h MS ) 2 − 1,1 untuk f c ≤ 300 MHz ..................... (6)
17
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
Redaman terdiri dari noise, fading, interferensi yang masing-masing sudah ada
ketentuan nilai-nilai nya. Satuan dalam dB
• Radius Sel
Untuk propagasi Okumura-Hatta
Log d = {Lf – [ 69,55 + 26,16 log fc – 13,82 log hbs – a (hms) ] } / {44,9 –
6,55 log hbs} ....................... (12)
Untuk propagasi COST – 231
Log d = {Lf – [46,3 + 33,9 log fc – 13,82 log hbs – a (hms)] – Cm}/ {44,9 –
6,55 log hbs} ........................ (13)
3. Diversity
Gelombang radio yang diterima oleh penerima seringkali berfluktuasi setelah
gelombang tersebut melintasi lintasan panjang. Gangguan yang dirasakan di
penerima, berupa naik turunnya level penerimaan disebut fading. Ada beberapa
cara yang dilakukan dalam mengurangi pengaruh fading ini, misalnya dengan
memperbesar daya pancar, mengganti antena dengan gain yang lebih besar,
meninggikan antena, mengurangi faktor derau penerima, dan sebagainya.
Tetapi cara yang paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh
fading adalah dengan cara diversity. Teknik diversity adalah cara untuk
mendapatkan level sinyal yang tetap walaupun terjadi fading.
Hal ini bisa diperoleh, sebagai berikut :
18
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
1. Sinyal dari suatu sumber tidak mengalami fading simultan pada tempat
penerima yang berjarak cukup jauh (Diversity ruang)
2. Sinyal-sinyal pada frekuensi yang berlainan tidak mengalami fading yang
simultan. (Diversity frekuensi)
3. Sinyal yang datang dari satu sumber dengan sudut yang berlainan tidak
mengalami fading yang simultan. (Diversity sudut)
4. Sinyal yang datang dengan polarisasi yang berbeda, tidak mengalami
fading yang simultan. (Diversity polarisasi)
5. Sinyal yang datang dari satu sumber jika diterima pada “slot” waktu yang
berbeda, tidak mengalami fading yang sama. (Diversity waktu)
Dengan menggunakan teknik deversity, diperoleh beberapa sinyal dengan
amplitudo dan fasa yang berbeda. Sinyal-sinyal ini dapat digabungkan/dipilih
setelah detektor (pre-detektor) atau sebelum detektor (post detektor). Pada
penggabungan sebelum detektor, perbedaan fasa dari sinyal-sinyal yang diterima
cukup besar pengaruhnya untuk saling menghilangkan ( Out of phase). Pada
penggabungan setelah detektor, perbedaan fasa sinyal-sinyal yang diterima kecil
pengaruhnya.
masukan
penerima detektor
masukan
penerima
combi
ner
detektor
masukan
penerima
19
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
20
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
Pada saat terjadi fading, sinyal yang diterima turun, sedangkan derau pada
masukan penerima besarnya tetap. AGC (Automatic Gain Control) akan
memperkuat sinyal untuk mendapatkan level sinyal yang tetap pada keluaran
penerima, tetapi derau juga diperkuat, sehingga level derau pada keluaran penerima
juga bertambah besar.
Jadi selama terjadi fading, level sinyal pada keluaran penerima besarnya tetap,
sedangkan level derau berubah-ubah. Dengan demikian, level sinyal radio yang
berubah-ubah akan menghasilkan S/N yang berubah-ubah pula pada keluaran
penerima.
4. Metoda Layering
Mikrosel mempunyai daerah cakupan layanan seluler yang kecil
dibandingkan dengan makroseluler. Sistem sel mikro ini umumnya disebarkan pada
sistem yang telah ada (pada sel makro) karena mudah dan cepat untuk
diimplementasikan dan secara ekonomis menguntungkan. Teknik ini dikenal
dengan metoda layering.
Pada pendekatan jaringan berlapis (multi layer), jaringan mikroseluler yang
lengkap dipasangkan pada jaringan makrosel yang telah ada. Sel-sel dengan ukuran
yang sama dibentangkan, dan base station dengan level daya transmisi yang lebih
rendah berada pada lokasi yang berdekatan.
Daerah luas dengan cakupan daya makrosel yang kuat dapat dianggap
sebagai jaringan makrosel yang melapisi, berlaku sebagai jaringan pelindung untuk
MS yang bergerak antar daerah mikrosel. Salah satu keuntungan dari penerapan
arsitektur berlapis ini adalah kemampuannya untuk berkembang. Dengan
meningkatnya permintaan kapasitas, operator dapat melakukan pemasangan tiga
atau empat lapis mikrosel dengan memakai prinsip yang sama dengan memperkecil
daerah mikroselnya. Akhirnya akan ada mikrosel yang dikhususkan pada
21
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
bangunan, pusat perbelanjaan dan bangunan umumnya dengan radius yang lebih
kecil yang disebut “Picocells”.
22
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
Dari segi instalasi dan pemeliharaan salah satu keunggulan sistem ini adalah
desainnya yang memungkinkan untuk memudahkan pemasangan dan
pengawasannya. Unit BTS ini dapat dikirimkan dalam bentuk yang telah
dikonfigurasikan, lengkap dengan perangkat lunak operasionalnya dan basis data
konfigurasinya. Fasilitas ini memungkinkan unit langsung dioperasikan setelah
dipasang pada site.
Pilihan catuan
AC 230 V atau 110 V AC 230 V atau 110 V
Daya DC + 27V atau -48 V
23
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
5. Data-data BTS
Pada sistem layanan seluler, mobile station akan dapat berkomunikasi jika berada
dalam radius jangkauan BTS. Tabel dibawah merupakan tabel yang berisi data-data
BTS yang digunakan untuk menghitung link budget agar diperoleh prediksi radius
sel serta probabilitas luas sel.
Table 4. Data BTS
Parameter link budget Urban Area Rural Area
Pita frekuensi 900 MHz GSM 900 MHz GSM
Noise 1 dB 1dB
24
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
Interferensi 3 dB 3 dB
Beberapa data BTS diatas mempunyai standar dan rujukan tertentu. Berikut ini
penjelasan rujukan dan standar tersebut :
1. Frekuensi Carrier
Frekuensi carrier digunakan untuk membawa sinyal-sinyal yg ditransmisikan
oleh BTS yang berisi sinyal informasi. Setiap operator seluler mempunyai
frekuensi carrier yang berbeda-beda. Dalam perhitungan ini digunakan
frekuensi carrier dari telkomsel. Satuan yang digunakan dalam MHz.
5. Interferensi margin
Gangguan yang disebabkan adanya sinyal lain yang menggunakan frekuensi
yang sama dan daya sinyal pengganggu tersebut cukup besar. Dalam
pengamatan ini interferensi margin yang digunakan sebesar 3 dB.
25
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
TRX
1st Name Longitude Latitude Latitude Longitude Conf
Jombang 7.453083333
6. Pertumbuhan Traffic
Peningkatan kapasitas merupakan salah satu parameter yang penting dalam
menjamin kelangsungan komunikasi antar pelanggan disamping perencanaan
coverage area. Peningkatan kapasitas dilakukan pada urban area, karena pada
daerah ini jumlah subscriber tinggi. Sebelum peningkatan kapasitas dilakukan
pemantauan terhadap pertumbuhan traffic harus terus dilakukan agar pada saat
pertumbuhan trafik maksimum maka peningkatan kapasitas dapat dilakukan
dengan menerapkan mikrosel pada daerah yang sibuk.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa traffic yang harus diakomodasi oleh
layering sebesar 626,31 erlang, dengan cara menambahkan mikrosel pada daerah
yang akan ditingkatkan kapasitasnya. Berikut adalah tabel penambahan mikrosel.
26
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
site dari mikrosel ini menggunakan sektorisasi 1200, dengan konfigurasi transmit-
receive (TRx) 2 kanal tiap sektor.
Ptx 47 dBm
D 892 Km
Luas Cell 2.068 Km2
Peningkatan coverage area layanan seluler perlu dilakukan khususnya pada rural
area oleh karena itu penggunaan metoda meningkatkan coverage transmit diversity
time delay (TDTD) diperlukan untuk area tersebut. Berikut adalah tabel hasil
perhitungan radius sel dan luas coverage area setelah menggunakan metoda
transmit diversity
Ptx' 50 dBm
d' 1.102 Km
Luas Cell ' 3.157 Km2
Berikut adalah salah satu contoh hasil perluasan coverage area layanan seluler
pada rural area Banyuwangi dengan menggunakan software Map-Info:
27
Jurnal Informatika, Vol 5, No 1, Juni 2009: 15 - 29
8. Saran
1. Sebelum pemasangan jaringan mikrosel sebaiknya dilakukan channel
assigment yang baik untuk menghindari terjadinya adjacent channel
interference.
2. Agar terus dilakukan pemantauan terhadap pertumbuhan traffic, supaya
dapat diantisipasi keperluan untuk menerapkan lapisan selanjutnya
sehingga kualitas komunikasi dapat terus terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
28
Peningkatan Kapasitas Menggunakan Metoda Layering dan Peningkatan Cakupan Area
Menggunakan Metoda Transmit Diversity Pada Layanan Seluler
(Anita Supartono, Ahmad Fajri)
29
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan
Algoritma Genetika
1)
Adi Nugroho, 2)Theophilus Erman Wellem, 3)Andi Taru Nugroho NW
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)c_mbeling@yahoo.co.id, 2)erman_wellem@yahoo.com,
3)
anditaru@yahoo.co.id
Abstract
Genetics algorithm can be used to help automation process especially in musical field and
to generate melody. Scaled is used as initial population and chord is used as fitness value
calculation and the last best ten generated chromosome will be used. Genetics algorithm
parameters tested to see the chord percentage in the generated melody. Those parameters
have great influence to the chord formula and to the generated melody. The higher the
parameter, the higher chord percentage, except for tournament size and crossover rate.
Tournament size does not have influence. Whereas crossover rate is reverse equivalent to
the chord percentage.
1. Pendahuluan
Algoritma Genetika merupakan algoritma pencarian yang didasarkan pada
mekanisme seleksi alamiah. Secara garis besar langkah dalam prosedur ini dimulai
dengan menetapkan suatu set solusi potensial dan melakukan perubahan dengan
beberapa iterasi dengan algoritma genetika untuk mendapatkan solusi terbaik. Set
solusi potensial ini ditetapkan diawal dan disebut dengan kromosom. Kromosom
ini dibentuk secara acak berupa susunan angka biner yang di-generate dan dipilih.
Keseluruhan set dari kromosom yang diobservasi mewakili suatu populasi.
Implementasi algoritma genetika sangatlah luas mencakup berbagai hal yang
salah satunya adalah untuk pemrograman otomatis. Otomatisasi dapat dilakukan
menggunakan algoritma genetika untuk mendapatkan solusi yang bisa diterima
dengan lebih cepat. Adapun pemrograman otomatis yang dapat diterapkan adalah
pemrograman otomatis dalam bidang musik sebagai pembangkit melodi.
Mengingat kembali dunia musik adalah dunia seni yang tidak bisa dibuat
secara sembarangan, terdapat aturan-aturan tertentu di dalam pembuatan musik
khususnya di dalam pembuatan melodi. Melodi terdiri dari susunan nada-nada yang
diambil dari suatu skala melodi. Skala itu sendiri yang nantinya akan menentukan
warna melodi yang dihasilkan. Di dalam pembuatan melodi juga pasti akan
memperhatikan susunan akord yang ada. Biasanya melodi diciptakan setelah akord
pada lagu selesai dibuat. Dari sini dapat diketahui terdapat 2 (dua) hal penting di
dalam pembuatan melodi yaitu skala dan akord. Dasar inilah yang akan dijadikan
studi kasus untuk menerapkan algoritma genetika sebagai algoritma generator
melodi berdasarkan skala dan akord.
31
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
2. Landasan Teori
Algoritma Genetika
Algoritma genetika adalah suatu algoritma pencarian (Searching) yang
berdasarkan pada cara kerja atau mekanisme seleksi alam dan genetik (Suyanto,
2005). Tujuan dari algoritma genetika adalah untuk mencari solusi terbaik dari
suatu permasalahan tertentu. Solusi terbaik adalah individu yang mempunyai
kualitas paling tinggi. Algoritma genetika sangat tepat digunakan untuk
menyelesaikan masalah optimasi dan pencarian kompleks yang sulit dipecahkan
dengan menggunakan metode konvensional (Manongga, 2005).
Populasi awal di dalam algoritma genetika adalah sebuah himpunan solusi
awal yang dihasilkan secara acak. Setiap anggota yang disebut kromosom
merupakan satu solusi. Kromosom di dalam populasi berevolusi dalam iterasi yang
dinamakan dengan generasi. Setiap kromosom dievaluasi berdasarkan fungsi
fitness. Biasanya fungsi fitness berupa fungsi objektif dari solusi permasalahan
yang akan dicari atau dioptimasi. Fungsi fitness dan representasi kromosom sangat
berperan penting di dalam pencapaian akhir implementasi algoritma genetika.
Kromosom-kromosom diseleksi menurut nilai fitness masing-masing.
Kromosom yang kuat mempunyai kemungkinan tinggi untuk bertahan hidup pada
generasi berikutnya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi kromosom lemah
untuk tetap bertahan hidup. Generasi baru didapatkan melalui proses crossover dan
mutasi dari kromosom yang terpilih. Dari dua proses tersebut maka terbentuk suatu
generasi baru yang akan diulangi secara terus-menerus hingga mencapai suatu
konvergensi, yaitu sebanyak generasi yang diinginkan (Pandjaitan, 2007).
Proses algoritma genetika, terdiri dari beberapa tahap seperti skema
pengkodean, inisialisasi populasi, evaluasi menggunakan fungsi fitness, kondisi
terminasi, seleksi kromosom induk, crossover dan mutasi (Arhami dan Desiani,
2006).
32
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
Akord adalah kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara
bersamaan terdengar harmonis. Akord bisa dimainkan secara terputus-putus
ataupun secara bersamaan. Akord ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu atau
melodi.
Setiap akord mempunyai rumus. Dimana rumus tersebut menentukan nada-
nada yang ada pada akord. Contoh untuk akord mayor mempunyai rumus 0, 4, 7.
Yang artinya akord tersebut mengandung nada-nada ke 0, 4 dan 7 yang bisa
dibunyikan secara bersamaan.
Misalkan nama akordnya adalah CMayor, maka nada yang dibunyikan
adalah nada-nada C, E, G. Biasanya akord ini dimainkan di dalam alat musik piano
dan gitar. Karena tidak semua alat musik dapat digunakan untuk membunyikan
nada secara bersamaan. Akord dan rumus yang digunakan ada pada Tabel 2.2
(Hendro, 2008).
33
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
3. Metode Penelitian
Proses awal dari algoritma genetika adalah skema pengkodean dan
inisialisasi populasi untuk mendapatkan solusi awal. Skema pengkodean dilakukan
dengan metode Discrete Decimal Encoding (Suyanto, 2005) dimana kromosom
direpresentasikan dalam bentuk bilangan bulat setiap gen-nya.
Setiap gen merepresentasikan nada dan setiap kromosom merepresentasikan
melodi. Ukuran setiap kromosom berbeda-beda disesuaikan dengan jumlah ketukan
yang dibutuhkan. Karena yang digunakan adalah 4/4 ketukan maka pada setiap
kromosom maksimal durasi adalah 4 ketukan (Nickol, 2007). Di dalam penelitian
ini ukuran kromosom dibagi menjadi 3 macam yaitu 8 gen pada Gambar 3.1, 16
gen pada Gambar 3.2, dan 32 gen pada Gambar 3.3.
Proses inisialisasi dilakukan dalam setiap gen kromosom yang diambil dari
rumus skala secara acak. Namun sebelumnya rumus skala harus ditambahkan dulu
dengan nilai root yang diinputkan. Proses ini dinamakan transpose nada dimana
setiap nada di dalam melodi dinaikkan semua dengan jumlah kenaikan yang sama.
Hal ini dikarenakan nada dasar yang berubah sehingga setiap nada dalam lagu atau
melodi semua juga harus berubah. Contoh penerapannya :
dimana,
f(x) = fungsi fitness keseluruhan
34
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
Fungsi chord note digunakan untuk menilai berapa jumlah nada yang ada
para kromosom yang sama dengan rumus akord. Fungsi relation note digunakan
untuk menilai pola perbedaan antar nada yang bersebelahan sebanyak tiga nada.
Fungsi direction note digunakan untuk menilai berapa jumlah nada yang
mempunyai pola naik, turun dan sejajar untuk setiap tiga nada. Fungsi beginning
note digunakan untuk mengecek nada pertama pada kromosom apakah sama
dengan nada pertama rumus akord. Fungsi end note hampir sama dengan fungsi
beginning note namun digunakan untuk mengecek nada terkahir kromosom. Fungsi
yang terkahir adalah fungsi drastic note yang berguna untuk mengurangi nilai
fitness sebanyak 2,0 (ukuran kromosom 8 gen), 1,0 (ukuran kromosom 16 gen) dan
0,5 (ukuran kromosom 32 gen) apabila ditemukan jarak antar nada lebih dari 4.
Untuk fungsi chord note, fungsi relation note, fungsi direction note, fungsi
beginning note dan fungsi end note digunakan untuk menambahkan nilai fitness
sebesar 1,0 (ukuran kromosom 8 gen), 0,5 (ukuran kromosom 16 gen) dan 0,25
(ukuran kromosom 32 gen).
Fungsi fitness berlaku untuk semua kromosom yang ada generasi. Hasil dari
fungsi fitness adalah nilai fitness yang akan dimiliki oleh setiap kromosom. Nilai
fitness berguna untuk proses selanjutnya yaitu proses seleksi (tournament
selection). Kromosom yang mempunyai nilai fitness yang lebih tinggi akan menang
dan terpilih sebagai kromosom induk.
35
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
36
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
37
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
Pada Gambar 3.8 proses crossover atau pindah silang dilakukan dengan
menggunakan metode one-point-crossover (Manongga, 2005). Pindah silang
dilakukan apabila bilangan acak yang dibangkitkan lebih kecil dari parameter
crossover rate (probabilitas crossover). Adapun titik pindah silang juga didapatkan
secara acak. Untuk menentukan pindah silang kiri atau kanan dilakukan dengan
cara membangkitkan bilangan acak antara 0 sampai 1. Apabila bilangan yang
dibangkitkan lebih kecil dari 0,5 maka lakukan pindah silang di sebelah kiri. Atau
apabila bilangan yang dibangkitkan lebih besar atau sama dengan 0,5 maka lakukan
pindah silang di sebelah kanan. Gambar 3.9 memperlihatkan kromosom sebelum
di-crossover sedangkan Gambar 3.10 adalah kromosom baru hasil crossover.
0 3 1 2 6 4 5 2
5 1 6 2 4 2 0 1
Gambar 3.9 Kromosom sebelum di-crossover
0 3 1 2 6 2 0 1
5 1 6 2 4 4 5 2
Gambar 3.10 Kromosom setelah di-crossover
Pada Gambar 3.9 terlihat dua deret kromosom yang akan disilangkan. Kromosom
pertama mempunyai gen [0, 3, 1, 2, 6, 4, 5,2] dan kromosom kedua mempunyai gen [5, 1, 6,
2, 4, 2, 0, 1]. Sebagai contoh bilangan acak yang dibangkitkan untuk titik crossover adalah
6. Kemudian kita tentukan apakah akan dilakukan penyilangan di kiri atau kanan titik
crossover dengan membangkitkan bilangan acak antar 0 sampai 1. Misalkan nilai yang
dihasilkan adalah 0,85 berarti lakukan pindah silang disisi kanan. Karena point crossover
adalah 6 maka gen ke-6, gen ke-7 dan gen ke-8 kita silangkan. Hasil crossover dapat
dilihat pada Gambar 3.10 yaitu gen kromosom pertama menjadi [0, 3, 1, 2, 6, 2, 0, 1] dan
gen kromosom kedua menjadi [5, 1, 6, 2, 4, 4, 5,2].
38
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
Pada Gambar 3.11 proses mutasi dilakukan untuk semua gen dalam populasi.
Adapun jangkauan parameter mutation rate adalah 0-1000. Mutasi dilakukan
apabila bilangan acak yang dibangkitkan lebih kecil dari nilai mutation rate
(probabilitas mutasi) (Suyanto, 2005). Mutasi dilakukan dengan cara mengganti
gen dengan salah satu dari tiga anggota rumus akord. Gambar 3.12 adalah contoh
kromosom sebelum mutasi, kemudian dibangkitkan bilangan acak pada setiap gen
seperti pada Gambar 3.13. Misalkan nilai mutation rate adalah sebesar 10 maka
gen yang mempunyai bilangan acak di bawah 10 akan di mutasi menjadi seperti
pada Gambar 3.14.
0 2 5 2 5 2 5 9
Gambar 3.12 Kromosom sebelum mutasi
39
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
0 2 5 4 7 2 5 0
Gambar 3.14 Contoh setelah mutasi
Sebelum Decoding 0 2 5 10 7 2 5 0
Sesudah Decoding C5 D5 F5 A#5 G5 D5 F5 C5
Gambar 3.15 Contoh kromosom sebelum dan sesudah decoding
- Untuk pilihan melodi non-arpeggio gabungkan nada dengan durasi dan tinggi
yang sama menjadi 1 (satu) nada saja sehingga melodi mempunyai durasi
yang bervariasi seperti Gambar 3.17.
- Gambar hasil akhir decoding ke dalam graphics panel dalam bentuk notasi
dan tablature gitar seperti pada Gambar 3.18.
40
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
(a) (b)
Gambar 3.18 Notasi arpeggio (a) dan non-arpeggio (b)
Tabel 4.1 Pengujian population size sebesar 10, 100 dan 1000
Persentase Akord Terhadap Melodi (%)
Data Ke-
Population Size 10 Population Size 100 Population Size 1000
1 50,0 50,0 62,5
2 37,5 62,5 75,0
3 75,0 62,5 75,0
41
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
Dari pengujian Tabel 4.1 didapatkan rata-rata persentase akord di dalam melodi
hasil generate sebesar 49,166% untuk nilai population size sebesar 10, rata-rata
persentase 57,5% untuk nilai population size sebesar 100 dan rata-rata persentase
67,083% untuk nilai population size sebesar 1000.
Pengujian dilakukan dengan cara yang sama pada parameter yang lain dan
didapatkan hasil untuk parameter population size rata-rata persentase akord hasil
generate adalah sebesar 49,166% (population size = 10), 57,5% (population size =
100) dan 67,083% (population size = 1000). Dari hasil yang diperoleh dapat kita
tarik kesimpulan, semakin tinggi parameter population size maka semakin tinggi
pula persentase jumlah akord dalam melodi hasil generate.
Untuk parameter chromosome size rata-rata persentase akord hasil generate
adalah sebesar 83,33% (chromosome size = 8), 86,042% (chromosome size = 16)
dan 87,604% ( chromosome size = 32). Dari hasil yang diperoleh dapat kita tarik
kesimpulan, semakin tinggi parameter chromosome size maka semakin tinggi pula
persentase jumlah akord dalam melodi hasil generate.
Untuk parameter termination generation rata-rata persentase akord hasil
generate adalah sebesar 59,583% (termination generation = 10), 85,0%
42
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
D# D C D - C G# G G# - C D D# F - G F G G#
Gambar 4.2 Through The Fire And Flames karya Dragon Force, birama 244
43
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
Perbandingan dilakukan dengan cara mengecek nada melodi setiap posisi yang
sama. Dihitung nada yang sama pada posisi tersebut kemudian diambil persentase
kemiripan, sehingga dapat dibandingkan yang lebih mendekati hasil karya manusia
dengan hasil generate sistem seperti pada Tabel 4.2.
44
Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika
(Adi Nugroho, Theophilus Erman Wellem, Andi Taru Nugroho NW)
Nilai Fitness
Nada Asli
2,25 4,0 4,25 6,0 6,25 6,75 7,0 8,75 9,0 9,0
D D# C E A# F D# C D# G C
C D# A# A# G# C D# D# D# G C
G# G# D D# C D# C D# C D# C
G F C C D# C G# D# D D# C
G# F C F D# C G# C C D# C
C E D# D# C G G G D# C G#
D G# D# C C D# C C G C C
D# D# A# C D D# A# D# C D# D#
F D# G D# C C F C C D# D#
G D A# D# C G D# C G C C
F C C D# A# D# D# D# C A# C
G C C C D# G# C C D# D# D#
G# A# D# F G# C D# C D# D G#
Nada Sama 1 2 1 2 5 2 1 1 1 2
Persentase 6,25 12,5 6,25 12,5 31,25 12,5 6,25 6,25 6,25 12,5
Dari hasil Tabel 4.2 dapat kita ketahui persentase kemiripan antara hasil
karya manusia dengan hasil generate melodi. Untuk melodi yang paling mendekati
hasil karya manusia dalam perbandingan ini adalah melodi dengan nilai fitness
sebesar 6,25 yang mempunyai persentase kemiripan sebesar 31,25%. Jika
dibandingkan dengan kromosom dengan nilai fitness tertinggi sebesar 9,0 hanya
mempunyai persentase kemiripan sebesar 12,5% dan 6,25%.
5. Kesimpulan
Representasi kromosom yang dapat digunakan adalah representasi kromosom
berdasarkan skema descrete decimal encoding. Setiap gen menggunakan bilangan
bulat dimana setiap bilangan merupakan representasi dari setiap nada. Pada
kenyataannya penggunaan bilangan bulat akan mempermudah proses transpose
nada dan perhitungan jarak antar nada. Seperti pada Tabel 5.1 semua nada
dikonversi menjadi bilangan bulat dari 0 sampai 23.
45
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 31 - 46
Daftar Pustaka
[Arh06] Arhami, Muhammad, & Desiani, Anita, 2006, Konsep Kecerdasan Buatan,
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
[Ari05] Arisasangka, Inung, 2005, Kamus Skala Melodi, Yogyakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
[Ari06] Arisasangka, Inung, 2006, 92 Skala dan Mode Melodi, Yogyakarta: Bhuana
Ilmu Populer.
[Hen08] Hendro, 2008, Teknik Penggunaan Jembatan Akord pada Gitar, Jakarta: Kawan
Pustaka.
[Man05] Manongga, Danny, 2005, Pengantar Algoritma Genetik, Salatiga: Fakultas
Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
[Nic07] Nickol, Peter, 2007, Panduan Praktis Membaca Notasi Musik, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
[Pan07] Pandjaitan, Lanny, 2007, Dasar-dasar Komputasi Cerdas, Yogyakarta: ANDI
OFFSET.
[Suy05] Suyanto, 2005, Algoritma Genetika dalam Matlab, Yogyakarta: ANDI OFFSET
46
Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan
Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
Radiant Victor Imbar1) dan Wendi Chandra2)
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No. 65 Bandung 40164
Email : radiant.vi@eng.maranatha.edu1) , wen9ball@gmail.com2)
Abstract
Today, technology is growth very fast. Many advantage witches can get from the
technology, which one is using Encrypted Application, that makes the company can store
the data on database with more safely better than application which not using the
Encrypted Application. The Encrypted Application can apply within company which have
image file, especially .jpg, because file .jpg have a little space that more efficient and
effective in space memory. By using the Encrypted Application such as Huffman method in
this application, hopefully that can make the company work more efficient and effective in
the safety problem.
1. Pendahuluan
Dalam era globalisasi sekarang ini, maka kebutuhan akan teknologi informasi
sudah tak terbendung lagi, mengingat kemajuan teknologi informasi itu sendiri
sudah semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Seperti yang
terjadi pada dunia perbankan di Indonesia pada masa sekarang ini penggunaan
teknologi komputer dapat membuat tingkat keakuratannya lebih dapat dipercaya,
sehingga kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh manusia dapat diminimalisasi.
PT. BPR Daya Lumbung Asia yang bergerak dalam bidang bank perkreditan
rakyat ini telah memutuskan untuk menggunakan sistem komputerisasi untuk
mempermudah pekerjaannya. Di samping itu, dengan adanya sistem komputerisasi
di bank ini dapat membantu pula di dalam meningkatkan tingkat keamanan, seperti
aplikasi metode enkripsi file tanda tangan yang dapat mencegah penyalahgunaan
data nasabah di bank tersebut dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab,
khususnya tanda tangan nasabah yang berfungsi sebagai identifikasi ketika nasabah
tersebut akan melakukan segala transaksi pada bank ini, agar tidak disalahgunakan
oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Aplikasi dengan metode enkripsi ini menggunakan metode pohon Huffman
yang tidak hanya berfungsi untuk mengenkripsi file tanda tangan nasabah saja,
tetapi juga dapat mengkompresi file tersebut, sehingga file yang dihasilkan dari
aplikasi ini menjadi lebih efisien di dalam pemakaian memori dan juga aman ketika
disimpan di dalam database maupun untuk ditampilkan
47
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 47 - 58
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Latin yang disebut systema dan juga
berasal dari bahasa Yunani yang disebut sustema yang berarti suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen atau elemen yang kemudian dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, ataupun energi(Trevor, 1999). Jadi, sistem
dapat diartikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berkaitan untuk
secara bersama-sama menghasilkan satu tujuan.
48
Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
(Radiant Victor Imbar, Wendi Chandra)
1. Dokumen teks
Plainteks (plain.txt):
Cipherteks (cipher.txt):
Ztâxzp/épêp/qtüyp{p}<yp{p}/sx/ p}âpx;
épêp/|t}t|äzp}/qp}êpz/étzp{x/zt xâx
}v êp}v/|tüp}vzpz/|t}äyä/{päâ=/\tütz
p psp{pw/p}pz<p}pz/zt xâx}v/êp}
v/qpüä |t}tâpé/spüx/sp{p|/ péxü=/]
p{äüx |ttüzp/|t}vpâpzp}/qpwåp/{päâ
/psp{pw ât| pâ/ztwxsä p}/|tützp=
2. Dokumen Gambar
49
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 47 - 58
Gambar 1. Plaintext(Lena.bmp)
Gambar 2. Ciphertext(Lena2.bmp)
3. Basisdata
Tabel 1. Plainteks (siswa.dbf)
NIM Nama Tinggi Berat
000001 Elin Jamilah 160 50
000002 Fariz RM 157 49
000003 Taufik Hidayat 176 65
000004 Siti Nurhaliza 172 67
000005 Oma Irama 171 60
000006 Aziz Burhan 181 54
000007 Santi Nursanti 167 59
000008 Cut Yanti 169 61
000009 Ina Sabarina 171 62
50
Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
(Radiant Victor Imbar, Wendi Chandra)
51
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 47 - 58
Maka didapatkan kode hasil kompresi seperti pada tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3. Tabel kode hasil kompresi menggunakan static Huffman
Simbol Kemunculan Kode
A 15 0
B 7 100
C 6 101
D 6 110
E 5 111
Tabel 4. Tabel jumlah bit yang dibutuhkan untuk menyimpan informasi dengan
menggunakan algoritma pohon Huffman
Simbol Kemunculan Ukuran Jumlah bit
Huffman Huffman
A 15 1 1 * 15 = 15
B 7 3 3 * 7 = 21
C 6 3 3 * 6 =18
D 6 3 3 * 6 =18
E 5 3 3 * 5 = 15
Total 39 87 bit
Dari hasil tabel 4 dapat dilihat bahwa dengan static Huffman untuk
menyimpan 85.25 bit informasi hanya dibutuhkan 87 bit saja. Hal ini lebih baik
dibandingkan Shannon-Fano yang menyimpan dengan 89 bit.
Simbol Kemunculan
A 15 00
Pembagian kedua
B 7 0 1
Pembagian pertama
C 6 1 0
Pembagian ketiga
52
Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
(Radiant Victor Imbar, Wendi Chandra)
D 6 110
Pembagian keempat
E 5 111
Secara teoretis perhitungan jumlah bit informasi adalah sebagai pada tabel
5 di bawah ini :
Jika file asal dikodekan berdasarkan standar ASCII, maka ukuran file asal
adalah 312 bit (39 * 8 bit). Jadi dapat dikatakan bahwa dalam 312 bit terdapat
informasi 85.25 bit.
Dari tabel 6 dapat diambil kesimpulan bahwa dengan standar ASCII untuk
menyimpan informasi 85.25 bit dibutuhkan 312 bit, tetapi apabila digunakan
algoritma Shannon-Fano untuk menyimpan 85.25 bit informasi dibutuhkan 89 bit.
53
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 47 - 58
1. Membuat bagaimana user( di dalam aplikasi ini yaitu teller) untuk memahami
fungsi dari enkripsi dan juga seluruh proses yang ada di dalam aplikasi ini.
2. User yang bertindak sebagai teller hanya dapat melakukan pengecekan data
nasabah (view) saja, sedangkan admin yang dapat melakukan perubahan data
nasabah, seperti menambah data nasabah (add), mengedit data nasabah
(update), menghapus data nasabah (delete).
Jika kita memasuki aplikasi sebagai administrator, maka form utamanya adalah
seperti ini :
54
Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
(Radiant Victor Imbar, Wendi Chandra)
Di dalam form administrator, kita dapat membuat file nasabah baru serta file
tandatangan yang dienkripsi :
Berikut ini adalah gambar form jika kita memasuki aplikasi ini sebagai
teller :
55
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 47 - 58
Dan, berikut ini adalah form history, dimana di dalam form ini kita dapat
melihat semua kegiatan yang telah dilakukan di dalam aplikasi ini :
Aplikasi ini menekankan kepada metode enkripsi file tanda tangan nya. Dan
berikut adalah proses algoritma Huffman yang dipakai untuk melakukan proses
enkripsi file tanda tangan :
1. Membuat pohon Huffman ( Huffman tree) dengan membuat node kiri,
node kanan, node parent, frekuensi, dan juga nilai-nya(value).
56
Aplikasi Enkripsi Tanda Tangan Di PT.BPR Daya Lumbung Asia
(Radiant Victor Imbar, Wendi Chandra)
57
Jurnal Informatika, Vol. 5, No.1, Juni 2009: 47 - 58
ini saja, selain di dalam aplikasi ini tidak dapat melakukan proses dekripsi data.
Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa aplikasi ini melakukan
proses kompresi data sekaligus enkripsi data, sehingga ruang penyimpanan
dapat lebih efisien sekaligus file tanda tangan nasabah pun aman.
4. Pengolahan data enkripsi dapat lebih efektif dengan dicantumkannya no
rekening nasabah yang berfungsi sebagai identifikasi dari setiap data yang telah
dienkripsi, yang berarti nama dari file tanda tangan nasabah hasil enkripsi
menjadi nomor rekening nasabah tersebut, karena nomor rekening merupakan
primary key, sehingga tidak akan ada yang sama, sedangkan jika menggunakan
nama, ataupun data lainnya, maka besar kemungkinan terdapat data yang sama,
sehingga dapat membingungkan user untuk mengolah data nasabah.
Sebaiknya aplikasi ini dapat terus berkembang dengan adanya metode baru
yang tentunya lebih efektif di dalam proses pengamanan data, karena metode
pohon Huffman merupakan metode yang sudah sangat lama dipakai dan sudah
cukup banyak dipakai oleh banyak orang untuk proses kompresi data sekaligus
enkripsi data, sehingga dibutuhkan metode yang lebih baru dan yang lebih efektif
digunakan di dalam proses pengamanan data.
V. Daftar Pustaka
58
Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys
Abstract
In Business, information exchange between a company with it’s clients is very important.
Sms is one example of phone facilities that can send information to targets quickly, have
wide range, easy to use and have low cost for businessman. Those facilities can be
combined become an application for PD Teknik Willys, that will be used to send, receive,
and manage client’s orders and also store them. The main goal of this application is to
read and translate the customer’s messages into orders automatically and process them
into orders. To reach the main goal, the system was equiped with method to parse
customer’s messages into words then recognize each of them. The result will be translated
to be an order form contains ordered item list.
1. Pendahuluan
Pada zaman perkembangan teknologi seperti sekarang ini, informasi dan
komunikasi menjadi suatu bagian terpenting di dalam masyarakat. Dengan adanya
informasi dan komunikasi, interaksi antara manusia yang satu dengan manusia
yang lain dapat terwujud. Oleh karena itu, penyampaian informasi dan komunikasi
yang tepat dan cepat menjadi salah satu kebutuhan utama di dalam dunia bisnis
agar terjadi suatu interaksi bisnis yang mampu mendatangkan keuntungan bagi
pihak-pihak yang bersangkutan. Dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang
ada pada zaman sekarang ini, penyampaian informasi dan komunikasi yang cepat
dan tepat antara pelaku bisnis atau badan usaha dengan para pelanggannya dapat
terwujud, diantaranya adalah penggunaan teknologi telepon selular, komputer,
internet, dan lainnya.
Telepon selular dapat digunakan sebagai sarana penyampaian informasi dan
komunikasi yang paling utama karena dimiliki oleh sebagian besar para pelaku
bisnis dan badan usaha. Selain itu, telepon selular yang ada sekarang ini memiliki
fasilitas untuk menyampaikan informasi dalam bentuk pesan pendek tertulis atau
disebut juga SMS ( Short Message Service ) dengan biaya yang terjangkau.
Komputer dapat digunakan sebagai alat untuk mengolah dan menyimpan data
bisnis sehingga proses bisnis dapat berjalan dengan lebih teratur dibandingkan
dengan proses bisnis yang masih dilakukan sepenuhnya oleh manusia.
Dengan keterangan-keterangan di atas, dapat dibuat sebuah aplikasi SMS
pelanggan yang dapat digunakan oleh para pelaku bisnis atau badan usaha sebagai
sarana pertukaran informasi dan komunikasi secara cepat dan tepat dengan para
pelanggannya sehingga diharapkan proses dan interaksi bisnis dapat berjalan
dengan lebih cepat dan rapi dibandingkan dengan proses dan interaksi bisnis yang
masih dilakukan secara manual. Salah satu badan usaha yang memanfaatkan
59
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 59 - 70
3. Landasan Teori
Sistem aplikasi sms pelanggan ini terdiri dari beberapa gabungan perangkat
lunak, diantaranya adalah :
Gammu
Gammu adalah sebuah perangkat lunak yang bersifat open source( bersifat
terbuka ) yang berfungsi menjadi SMS Gateway, yaitu jalur yang menghubungkan
komputer dengan telepon selular sehingga memungkinkan terjadinya pengiriman
sms yang dilakukan oleh pengguna melalui komputer dan penerimaan dan
penyimpanan sms ke dalam basis data oleh komputer. Pada dasarnya Gammu
memiliki tabel basis data tersendiri yang merupakan replika dari media
penyimpanan pada telepon selular.
HTML
HTML adalah singkatan dari HyperText Markup Language, yaitu sebuah bahasa
markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan
berbagai informasi di dalam sebuah internet browser.
CSS dan Javascript
Javascript adalah sebuah bahasa script yang digunakan untuk melakukan proses
logika dan dapat diproses oleh browser di sisi client. Melalui javascript, browser
dapat melakukan proses logika langsung di sisi client tanpa harus mengirimkan
data yang akan diproses ke server. CSS adalah bagian dari HTML yang berisi
keterangan akan suatu atribut tag html. Kode CSS akan diterjemahkan oleh browser
kemudian hasilkan akan ditampilkan pada layar.
PHP
PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor, yaitu bahasa
pemograman yang berbentuk script ( perintah-perintah yang dapat ditulis secara
terpisah ) yang ditempatkan pada sisi server dan diproses di server. Hasilnya akan
dikirim ke klien tempat pemakai mengunakan browser.
Browser
Browser adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk menterjemahkan isi
scripts html, css, javascript, dan php kemudian menampilkannya ke layar sesuai
dengan perintah yang tertera pada masing-masin scripts. Di dalam aplikasi ini,
browser yang disarankan untuk digunakan untuk mencapai hasil yang baik adalah
Mozilla Firefox.
60
Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys
(Teddy Marcus Zakaria, Wijaya Budiman)
MySQL
MySQL adalah DBMS yang bukan berfungsi untuk mengelola data yang
disimpan dan bersifat open source serta penggunaannya dapat dikombinasikan
dengan aplikasi pendukung lain seperti PHP.
4. Desain Sistem
ER diagram
Berikut adalah ER diagram untuk aplikasi :
Gambar 1. ER diagram
DFD level 1
Berikut adalah Data Flow Diagram level 1 dari aplikasi :
61
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 59 - 70
5. Hasil Implementasi
a. Konsep Membaca dan Menerjemahkan Pesan
Setiap pesan sms yang masuk akan mengalami proses dengan rincian sebagai
berikut :
• Pembacaan Nomor Kontak Pengirim
Aplikasi membaca nomor pengirim dan mencocokkannya dengan nomor pada
daftar pelanggan. Pesan yang memiliki nomor pengirim sebagai pelanggan terdaftar
akan dilanjutkan ke proses pembacaan status pelanggan. Berikut adalah kode
program untuk proses pembacaan nomor kontak pengirim : Pembacaan Status
Pelanggan
62
Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys
(Teddy Marcus Zakaria, Wijaya Budiman)
// Check Tags
$tag = ValidateTags($messages);
// Buy tag process
if( $tag == $tagbuy )
{
. . . .
}
// cancel tag process
if( $tag == $tagcancel )
{
. . . .
}
. . . .
}
// Search ID
63
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 59 - 70
64
Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys
(Teddy Marcus Zakaria, Wijaya Budiman)
buy
buy adalah kata kunci untuk melakukan pemesanan barang. Kata kunci buy dapat
digunakan apabila pelanggan yang mengirim pesan berstatus active. Kata kunci ini
dapat ditulis dengan variasi huruf kapital seperti Buy, BuY, bUY, BUY, dan
variasi lainnya. Untuk melakukan pemesanan barang, pelanggan harus menulis
pesan dengan format sebagai berikut :
nama jumlah nama jumlah
Buy spasi # & # & … dst
barang 1 barang 1 barang 2 barang 2
Keterangan :
Kata kunci buy ditulis diikuti dengan spasi ditambah dengan nama barang pertama
yang dipesan diikuti tanda # diikuti jumlah barang pertama kemudian dibatasi
dengan tanda & nama barang kedua yang dipesan dan seterusnya sampai dengan
batas maksimum sms ( 160 karakter ). Nama barang yang ditulis minimal memiliki
nilai informasi jenis barang, merk, dan tipe atau ukuran. Penulisan barang, merk,
dan tipe atau ukuran dipisahkan dengan spasi. Misalnya jika hendak memesan
barang dengan jenis oli bermerk A dan berukuran 0,8 liter maka format
penulisannya adalah seperti berikut : buy oli A 08#25. Jenis barang boleh tidak
ditulis apabila merk dan ukuran sudah spesifik atau mewakili keseluruhan barang
yang dimaksud, contoh : oli Z 1L#50.
change
change adalah kata kunci untuk melakukan perubahan jumlah barang yang telah
dipesan sebelumnya. Perubahan hanya dapat dilakukan terhadap pesanan terakhir
yang dikirimkan sebelumnya dan pesanan tersebut belum diproses. Kata kunci
change dapat digunakan apabila pelanggan yang mengirim pesan tidak berstatus
banned. Kata kunci ini dapat ditulis dengan variasi huruf kapital seperti Change,
CHANGE, ChAnGe, CHAnge, dan variasi lainnya. Untuk melakukan perubahan
jumlah barang yang dipesan, pelanggan harus menulis pesan dengan format sebagai
berikut :
nama jumlah nama jumlah
change spasi # & # & … dst
barang 1 barang 1 barang 2 barang 2
Keterangan :
Kata kunci change ditulis diikuti dengan spasi ditambah dengan nama barang
pertama yang diubah diikuti tanda # diikuti jumlah barang pertama kemudian
dibatasi dengan tanda & nama barang kedua yang diubah dan seterusnya sampai
dengan banyaknya barang yang telah dipesan sebelumnya. Apabila terdapat barang
yang jumlahnya tidak mau diubah, maka barang tersebut tidak perlu ditulis. Nama
barang yang ditulis minimal memiliki nilai informasi jenis barang, merk, dan tipe
atau ukuran yang terdapat pada pesanan sebelumnya. Penulisan barang, merk, dan
tipe atau ukuran dipisahkan dengan spasi. Misalnya jika hendak mengubah jumlah
barang yang telah dipesan sebelumnya dapat ditulis seperti berikut : change oli A
08#100&Z 1L#24.
cancel
cancel adalah kata kunci untuk membatalkan sebagian atau seluruh barang yang
telah dipesan sebelumnya. Perubahan hanya dapat dilakukan terhadap pesanan
65
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 59 - 70
terakhir yang dikirimkan sebelumnya dan pesanan tersebut belum diproses. Kata
kunci change dapat digunakan apabila pelanggan yang mengirim pesan tidak
berstatus banned. Kata kunci ini dapat ditulis dengan variasi huruf kapital seperti
Cancel, CANCEL, CaNcEl, CANcel, dan variasi lainnya. Untuk melakukan
pembatalan barang yang dipesan, pelanggan harus menulis pesan dengan format
sebagai berikut :
nama nama
cancel spasi & & … dst
barang 1 barang 2
Keterangan :
Kata kunci cancel ditulis diikuti dengan spasi ditambah dengan nama barang
pertama yang dibatalkan diikuti tanda & nama barang kedua yang dibatalkan dan
seterusnya sampai dengan banyaknya barang yang telah dipesan sebelumnya.
Pelanggan tidak perlu menuliskan jumlah barang yang akan dibatalkan. Apabila
terdapat barang yang tidak mau dibatalkan, maka nama barang tersebut tidak perlu
ditulis. Nama barang yang ditulis minimal memiliki nilai informasi jenis barang,
merk, dan tipe atau ukuran yang terdapat pada pesanan sebelumnya. Penulisan
barang, merk, dan tipe atau ukuran dipisahkan dengan spasi. Misalnya jika hendak
membatalkan barang yang telah dipesan sebelumnya dapat ditulis seperti berikut :
cancel oli A 08.
View
Kata kunci view digunakan untuk melihat nilai total dari keseluruhan
pesanan barang yang telah disetujui oleh perusahaan tetapi belum dibayar
oleh para pelanggan. Pelanggan cukup menuliskan kata view sebagai isi sms
yang dikirimkan maka aplikasi akan mengirim sms balasan yang berisi total
dari seluruh pesanan yang belum dibayar oleh pelanggan.
c. Contoh Implementasi
Berikut ini adalah beberapa gambar hasil implementasi rancangan aplikasi :
66
Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys
(Teddy Marcus Zakaria, Wijaya Budiman)
67
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 59 - 70
Gambar 4 adalah implementasi tampilan untuk mengirim SMS. Pada halaman ini
pengguna dapat mengirim sms kepada nomor pelanggan yang dituju.
Gambar 5 adalah implementasi tampilan untuk data pelanggan. Pada halaman ini
berisi keterangan data dari masing-masing pelanggan.
68
Aplikasi SMS Pelanggan untuk PD Teknik Willys
(Teddy Marcus Zakaria, Wijaya Budiman)
Gambar 6 adalah implementasi tampilan untuk data pesanan barang yang telah
berhasil dibaca dan diterjemahkan oleh aplikasi dari pesan pelanggan.
b. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pada aplikasi SMS Pelanggan PD
Teknik Willys, penulis menyarankan :
• Agar aplikasi ini dapat mencapai tujuannya dalam memperluas jaringan
komunikasi dengan para pelanggan dapat terwujud, pengguna harus sering
memeriksa daftar pesanan barang yang diterima oleh aplikasi dan segera
mengambil tindakan untuk setiap pesanan yang ada.
• Pengguna harus memperhatikan proses pembayaran pesanan barang yang
sebenarnya dan menyesuaikannya dengan proses pembayaran barang yang
ada pada aplikasi ini agar data pesanan barang yang telah dibayar antara
aplikasi ini dengan aplikasi utama saling cocok.
• Adanya komunikasi dari para pelanggan apabila terjadi perubahan nomor
kontak agar data pelanggan yang tercatat adalah data yang valid.
• Adanya sinkronisasi basis data terutama untuk barang antara aplikasi ini
dengan basis data pada aplikasi utama perusahaan.
69
Jurnal Informatika, Vol.5, No.1, Juni 2009: 59 - 70
7. Daftar Pustaka
[Gam08] Gammu Installations. Retrieved : July 10, 2008, from
http://www.mwiacek.com/gsm/soft/gammu.html.
[Luk08] Hakim, Lukman. ( 2008 ). Membongkar Trik Rahasia Para Master PHP.
Yogyakarta : Lokomedia.
[Htm09] HTML.Retrieved : April 4, 2009 from http://www.w3schools.com/HTML.
[Rof08] Mulyanti, Aunur Rofiq, dkk ( 2008 ). Rekayasa Perangkat Lunak Untuk Sekolah
Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
[Muh08] Muhadkly. SMS Gateway menggunakan Gammu. Retrieved : July 7, 2008 from
www.ilmukomputer.com.
[Php08a] PHP definition: electronic references. Retrieved June 25, 2008 from www.shop-
script.com/glossary.html.
[Php08b] PHP : electronic references. Retrieved June 12, 2008 from
http://www.php.net/en/appendices.
[Php08c] PHP. Retrieved : May 16, 2009 from http://www.w3schools.com/php.
[Php08d] PHP Organization. PHP Manuals. Retrieved : December 10, 2008. from
http://www.php.net/en/appendices .
[Ber05] Suteja, Bernard R. dkk ( 2005 ). Mudah dan Cepat Menguasai Pemograman
Web. INFORMATIKA, Bandung.
70
Analisis Data dengan Menggunakan
ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
Abstract
Data is an important part in enterprise information system. So data can be used effectively,
we have to analyse the data. There are many ways to analysing and modelling data, some
of them are by using Entity Relationship Diagram (ERD) and conceptual model of data
warehouse such as star schema, snowflake schema, dan fact constellations schema. This
paper suggest a literature study about data analysis by using ERD and conceptual model of
data warehouse and also a case study about mini market information system to support that
explanation. Design of ERD, star schema, snowflake schema, dan fact constellations
schema in that information system meant to manage point of sale, purchasing, and stock
control. Design of ERD can be used to modelling transactional data. While data warehouse
more used to support manager to make a decision in an enterprise.
Keywords: Entity Relationship Design, Star schema, Snowflakes schema, Fact constellation
schema.
1. Pendahuluan
Data merupakan komponen utama dari sistem informasi perusahaan karena
semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data. Oleh karena itu
sudah sewajarnya jika pengolahan data dipandang sebagai kebutuhan primer oleh
perusahaan. Pengelolaan data yang buruk dapat mengakibatkan tidak tersedianya
data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan.
Untuk mengolah data menjadi bentuk yang lebih bermanfaat dibutuhkan analisis
yang baik dan tajam. Analisis data merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana menggambarkan data, hubungan data, semantik data dan
batasan data yang ada pada suatu sistem informasi. Ada banyak cara dalam
menganalisis dan memodelkan suatu data, beberapa diantaranya adalah dengan
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dan Model Konseptual Data
Warehouse.
Dalam melakukan analisis data, ERD dapat digunakan untuk menggambarkan
masing-masing entitas dan relasi antar entitas dari bentuk notasi grafik menjadi
sebuah diagram data sehingga segala pemrosesan data secara transactional dapat
tergambar dengan jelas. Sedangkan model konseptual data warehouse dapat
menunjang keputusan manajemen yang berorientasi subjek, terpadu, time variant,
dan tidak mudah berubah. Dan merupakan penunjang pemrosesan informasi
dengan menyediakan suatu platformyang kokoh untuk analisis data yang
mengandung histori dan yang terkonsolidasi. Metode yang umum digunakan dalam
71
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
3. Data Warehouse
3.1 Pengenalan Data Warehouse
Terdapat beberapa definisi seputar data warehouse. Dari sisi praktisi, Barry
Devlin, IBM Consultant, menerjemahkan data warehouse sebagai :
“Suatu data warehouse sederhananya adalah suatu penyimpanan data
tunggal, lengkap dan konsisten, yang diperoleh dari berbagai sumber dan
dibuat tersedia bagi end user dalam suatu cara yang bisa mereka pahami
dan bisa mereka gunakan dalam suatu konteks bisnis.” [Riz07]
Pendapat lain tentang pengertian data warehouse yang dikemukakan oleh W. H.
Inmon, yang dikenal juga sebagai Bapak data warehousing, adalah :
72
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
“Suatu data warehouse adalah suatu koleksi data yang bisa digunakan
untuk menunjang pengambilan keputusan manajemen, yang berorientasi
subjek (topik), terpadu, time variant, dan tidak mudah berubah.” [Han06]
Secara garis besar, data warehouse adalah sebuah database penunjang
keputusan yang mengandung data yang biasanya mewakili sejarah bisnis dari suatu
perusahaan. Data Historis dari data warehouse digunakan di dalam aktivitas
analisis yang mendukung pengambilan keputusan dalam perusahaan tersebut.
Pengelolaan data warehouse dilakukan secara terpisah dari database operasional
perusahaan.
73
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
mengakses data yang yang sebelumnya tidak tampak, tidak diketahui dan belum
dimanfaatkan, seperti permintaan konsumen, tren pada konsumen.
74
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
permasalahan yang ditemui pada skema ini antara lain pada penggunaan SQL yang
lebih rumit. Hal ini dikarenakan untuk menjawab query-query yang diinginkan,
perlu dilakukan join dan agregasi pada banyak tabel.
75
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ERD digunakan untuk memodelkan data-
data yang bersifat transaksional. Sedangkan dimensional model lebih dimanfaatkan
untuk memodelkan data-data yang akan digunakan untuk menunjang pengambilan
keputusan.
76
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
77
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
78
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
Dari perancangan star schema diatas, yang berperan sebagai fact table adalah tabel
penjualan. Tabel penjualan disini merupakan penggabungan dari beberapa atribut
dari entitas penjualan dengan beberapa atribut dari entitas detail_penjualan pada
ERD yang dirancang sebelumnya. Penggabungan ini dapat dilakukan selagi hal
tersebut dapat mendukung pengambilan keputusan. Tabel penjualan dijadikan
sebagai fact table karena tabel penjualan merupakan tabel utama yang berisikan
kumpulan primary key dari tabel-tabel lainnya. Dimension table untuk skema
diatas adalah tabel customer, tabel barang, dan tabel tanggal karena primary key
dari tabel-tabel tersebut berhubungan dengan salah satu composite key yang ada
pada fact table.
Star schema untuk pembelian akan dirancang jika manajer membutuhkan data-data
pendukung pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pembelian. Berikut
ini merupakan perancangan star schema untuk proses pembelian :
79
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
Pada star schema diatas yang berperan sebagai fact table adalah tabel pembelian
sedangkan dimension table-nya adalah tabel supplier, tabel barang, dan tabel
tanggal. Seperti pada star schema penjualan, tabel pembelian dijadikan sebagai fact
table karena tabel ini merupakan tabel utama yang berisikan kumpulan primary key
dari tabel-tabel lainnya. Tabel pembelian disini juga merupakan penggabungan dari
beberapa field pada tabel pembelian dan tabel detail_pembelian pada ERD
sebelumnya. Tabel supplier, tabel barang, dan tabel tanggal dijadikan sebagai
dimension table karena primary key dari tabel-tabel tersebut berhubungan dengan
salah satu composite key yang ada pada tabel pembelian.
Berikut ini merupakan star schema untuk proses stock control pada minimarket
yang telah dijabarkan sebelumnya. Dalam skema ini yang berperan sebagai fact
table adalah tabel stock, sedangkan dimension table-nya adalah tabel tanggal dan
tabel barang. Pada tabel stock terdapat primary key dari tabel barang yaitu
ID_Tanggal serta terdapat pula primary key dari tabel barang yaitu ID_Barang.
Dari seluruh perancangan star schema diatas dapat diketahui bahwa perancangan
tiap skema hanya terbatas berdasarkan satu proses tertentu saja, misalnya proses
penjualan saja, proses pembelian saja atau proses stock control saja.
Perancangan Snowflake Schema
80
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
Star schema pembelian dapat dipecah kembali menjadi bentuk yang lebih detail
pada dimension table-nya sehingga akan menghasilkan sebuah snowflake schema.
Berikut adalah gambar dari snowflake schema untuk proses pembelian :
Sedangkan gambar dibawah ini merupakan gambar snowflakes schema dari proses
stock control :
81
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
Pada ketiga snowflakes schema diatas diketahui bahwa tiap-tiap dimension table
mengalami normalisasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hirarki dari tabel-tabel
yang ada sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan berdasarkan hirarki
tersebut.
82
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
83
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 71 - 85
7. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan perancangan data dengan menggunakan ERD dan
model konseptual data warehouse dapat disimpulkan bahwa :
1. Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu metode pemodelan
data yang menggambarkan entitas-entitas yang ada pada suatu database
dan relasi atau hubungan dari masing-masing entitas tersebut.
2. Star schema merupakan salah satu model konseptual data warehouse yang
paling sederhana, dimana hanya ada satu fact table yang dikelilingi oleh
beberapa dimension table.
3. Snowflake schema merupakan pengembangan dari star schema yang
didalamnya terjadi proses normalisasi dari beberapa dimension table-nya.
4. Fact constellation schema adalah skema yang paling kompleks
dibandingkan dengan star dan snowflakes schema, dimana terdapat
beberapa fact table dan dimension table-nya dapat berhubungan dengan
lebih dari satu fact table.
5. Memodelkan data menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD)
digunakan untuk keperluan harian yang bersifat transactional sedangkan
model konseptual data warehouse, yaitu star schema, snowflakes schema,
dan fact constellation schema, dimanfaatkan untuk menunjang
pengambilan keputusan.
8. Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk kemajuan di masa mendatang, antara lain :
Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang ERD dan model konseptual data
warehouse, disarankan untuk melakukan uji coba secara langsung pada database
dari suatu aplikasi yang berjalan.
Topik pembahasan sebelumnya dapat dikembangkan lagi dengan mengenakan
operasi on-line analytical processing (OLAP), seperti roll-up, drill-down, slice,
dice, pivoting, ranking, dalam menganalisis data warehouse.
84
Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual Data Warehouse
(Doro Edi , Stevalin Betshani)
9. Referensi
[Sco94] Scott, George M. (1994). Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
[Dav84] Davis, Gordon B. (1984). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta
: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
[Con02] Connolly, T & Begg, C. (2002). Database System. UK : Addison Wesleys
[Han06] Han, J & Kamber, M. (2006). Data Mining : Concepts and Techniques. San
Francisco : Morgan Kaufmann Publishers.
[Kad99] Kadir, A. (1999). Kosep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta : Penerbit
ANDI Yogyakarta.
[Riz07] Rizky. (2007). Data Warehousing dan Decision Support. ITS. Available :
http://lecturer.eepis-its.edu/~rizky/Basdat_2_Teori/
Day-13/13%20-%20Data%20Warehouse%20dan%20Decision
%20Support%20System-2.pdf.
85
Perspektif & Tantangan Pengembangan M-Learning
Ashari Sutrisno1), Jazi Eko Istiyanto2)
1)
PPPPTK Matematika Yogyakarta
e-mail: hari_ash@yahoo.com
2)
Pascasarjana Ilmu Komputer UGM Yogyakarta
e-mail: jazi@ugm.ac.id
Abstract
In recent years, a new learning revolution is coming with the rapid growth of mobile
technologies, which promises continued extension towards anywhere and anytime learning.
This technology is commonly known as Mobile Learning (M-Learning), and it has been
considered as the future of learning. Over the past ten years Mobile Learning (M-Learning)
has grown from a minor research interest to a set of significant projects in schools,
workplaces, museums, cities and rural areas around the world. However, M-Learning is
still a new notion, and many people with different backgrounds are working in this new
field have difficulties to have an overall understanding. Therefore, an overview of M-
Learning is needed. This paper reviews some perspectives on M-Learning, describes
several M-Learning projects, history and growth of M-Learning, and the challenges in
the development of M-Learning.
1. Pendahuluan
87
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 87 - 96
M-Learning secara virtual dapat diakses dari mana saja, dengan menyediakan akses
untuk seluruh materi-materi pembelajaran yang berbeda-beda. M-Learning juga
menyediakan sharing content untuk setiap pengguna dengan menggunakan konten
yang sama, dan memungkinkan adanya umpan balik secara instan. M-Learning
memberikan portabilitas yang tinggi lewat penggantian buku atau catatan dengan
konten-konten pembelajaran, meski menggunakan peralatan yang memiliki memori
kecil. Pembelajan dalam M-Learning biasanya disampaikan secara menarik dan
menyenangkan.
Tahun 1990-an.
Universitas-universitas di Eropa dan Asia mengembangkan dan mengevaluasi M-
Learning untuk para siswa. Palm Corporation menawarkan bantuan untuk
universitas-universitas dan perusahaan-perusahaan yang membuat dan menguji
penggunaan M-Learning pada PalmOS platform. Knowledgility membuat modul
M-Learning yang pertama bagi sertifikasi CCNA, A+ dan MCSE.
Tahun 2000-an.
The European Commission mendanai projek-projek utama multi-national
MOBIlearn dan M-Learning. Perusahaan-perusahaan mengkhususkan diri pada tiga
area pokok dari M-Learning, yaitu:
o Authoring dan Penerbitan
o Penyampaian dan Tracking
o Pengembangan Konten
88
Perspektif & Tantangan Pengembangan M-Learning
(Ashari Sutrisno, Jazi Eko Istiyanto)
Lebih dari sepuluh tahun M-Learning berkembang dari riset minor menjadi suatu
projek yang signifikan di seluruh dunia, baik di sekolah, tempat kerja, museum,
perkotaan, bahkan di daerah pinggiran,. Namun demikian, komunitas M-Learning
masih terfragmentasi dengan beberapa perbedaan, seperti: perbedaan perspektif
kebangsaan, perbedaan antara akademisi dan industri, dan antara pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan tinggi, serta sektor pembelajaran sepanjang hayat
(lifelong learning).
Berdasar pada riset yang relevan, perspektif terhadap M-Learning umumnya dibagi
ke dalam empat kategori [Win06]:
89
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 87 - 96
4.1. SMS
Sejak ada ide bahwa telepon selular punya potensi untuk mendukung proses
belajar-mengajar, SMS menjadi aplikasi untuk mendukung pembelajaran [Tri03].
Learning on the Move [Tho01] adalah sebuah projek M-Learning yang
dilaksanakan oleh berbagai universitas di Jepang. Karena para mahasiswa hanya
memiliki satu kelas per minggu, sedangkan sebagian besar mahasiswa selalu
membawa telepon selular, maka setiap hari materi-materi kuliah dikirim ke
mahasiswa dalam bentuk pesan SMS.
90
Perspektif & Tantangan Pengembangan M-Learning
(Ashari Sutrisno, Jazi Eko Istiyanto)
MMS dan layanan 3G untuk M-Learning. Portal WAP juga digunakan di negara
Australia (HyWeb di Universitas Griffith) dan Kanada (NAIT Mlearning).
Terdapat tiga kelompok utama pelaku atau partisipan di dalam proses M-Learning,
yaitu :
o Pengembang (Developer), yang memiliki tugas utama mendesain dan
mengembangkan sistem M-Learning.
o Pendidik (Educator), yang mengembangkan konten pembelajaran dengan
menggunakan sistem M-Learning. Yang juga secara aktif berpartisipasi di
dlam proses edukasinya.
o Siswa (Student), yang menggunakan konten pembelajaran dengan dukungan
dari peralatan mobile dan sistem M-Learning.
91
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 87 - 96
5.1.3. Siswa. Siswa harus mengetahui kemampuan dan keterbatasan dari peralatan
mobile ketika menampilkan konten-konten pendidikan. Dengan demikian, siswa
akan dapat memanfaatkan secara maksimal dari sistem M-Learning yang
digunakan.
92
Perspektif & Tantangan Pengembangan M-Learning
(Ashari Sutrisno, Jazi Eko Istiyanto)
Menurut laporan dari Ambient Insight, pada tahun 2008 pasar Amerika Serikat
untuk produk M-Learning dan layanannya tumbuh sebesar 21.7% selama lima
tahun dan revenue yang diraih sebesar $538 juta (sekitar Rp 5,3 trilyun) pada tahun
2007. Data ini menunjukkan bahwa bisnis M-Learning relatif kebal terhadap resesi
[Adk08], dan di masa depan M-Learning akan menjadi salah satu produk yang
akan banyak digunakan dan semakin dikembangkan.
93
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 87 - 96
7. Simpulan
Lebih dari sepuluh tahun M-Learning berkembang dari riset minor menjadi suatu
projek yang signifikan di seluruh dunia, baik di sekolah, tempat kerja, museum,
perkotaan, bahkan di daerah pinggiran.
Ada tiga kelompok utama pelaku dalam proses M-Learning, yaitu pengembang,
pendidik dan siswa, dimana semuanya menghadapi tantangan yang sama ketika
melakukan proses pengembangan M-Learning, yaitu tantangan teknologi,
tantangan pengembangan dan tantangan pedagogi.
Dari laporan pasar Amerika Serikat pada tahun 2007-2008, terlihat bisnis M-
Learning relatif kebal terhadap resesi, dan di masa datang M-Learning akan
menjadi salah satu produk yang akan banyak digunakan dan semakin
dikembangkan.
Daftar Pustaka
[Adk08] Adkins, S.S. (2008). The US Market for Mobile Learning Products and
Services: 2008-2013 Forecast and Analysis. Ambient Insight. pp. 5.
http://www.ambientinsight.com/Resources/Documents/AmbientInsight_2008-
2013_US_MobileLearning_Forecast_ExecutiveOverview.pdf. Diakses
06/07/2009.
[Att05] Attewell J. (2005). Mobile Technologies and Learning: A Technology Update
and M-Learning Project Summary, Learning and Skills Development Agency,
London.
[Col06] Collett, M., G. Stead. (2006). Meeting the Challenge: Producing Mlearning
Materials for Young Adults with Numeracy and Literacyneeds.
www.eee.bham.ac.uk/ mlearn/papers/CTAD paper.pdf. Diakses 18/06/2009.
[Err05] Errath, M., Holzinger, A., (2005). Lessons Learned from Mobile Application
Design for Health Care, Technical Report TR 2-2005-0708.
http://user.medunigraz.at/andreas.holzinger/holzinger/papers/ en/
TR_2_2005_07_08.pdf. Diakses 09/05/2009.
[Ged04] Geddes S.J. (2004). Mobile Learning in the 21st Century: Benefit for Learners.
http://knowledgetree.flexiblelearning.net.au/edition06/ download /geddes.pdf.
Diakses 09/08/2009.
[Ger06] Georgiev T., Georgieva E., dan Trajkovski G. (2006). Transitioning from e-
Learning to M-Learning: Present Issues and Future Challenges. Proceedings
of the Seventh ACIS International Conference on Software Engineering,
Artificial Intelligence, Networking, and Parallel/Distributed Computing
(SNPD’06). IEEE
[Hol05] Holzinger. A. et all. (2005). Mobile Phones as a Challenge for M-Learning:
Examples for Mobile Interactive Learning Objects(MILOs), Proceedings of the
3rd Int’l Conf. on PervasiveComputing and Communications Workshops
(PerCom 2005 Workshops).
94
Perspektif & Tantangan Pengembangan M-Learning
(Ashari Sutrisno, Jazi Eko Istiyanto)
95
Jurnal Informatika, Vol.5, No. 1, Juni 2009: 87 - 96
Penulis
Ashari Sutrisno1)
PPPPTK Matematika Yogyakarta
Jl. Kaliurang Km. 6 Sambisari Condongcatur Depok
Sleman Yogyakarta 55281. Telepon (0274)-881717.
Email: hari_ash@yahoo.com
96
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri atas judul, penulis, abstrak berbahasa Indonesia
untuk artikel berbahasa Inggris atau abstrak berbahasa Inggris untuk artikel
berbahasa Indonesia (masing-masing terdiri atas 150-200 kata), disertai
kata kuncinya. Pendahuluan, metoda, pembahasan, simpulan, dan saran,
serta daftar pustaka (merujuk sekurang-kurangnya 3 [tiga] pustaka terbaru.
2. Tinjauan Pustaka
Naskah hasil studi literatur terdiri atas judul dan penulis. Pendahuluan
(disertai pokok-pokok ide kemajuan pengetahuan terakhir sehubungan
dengan masalah yang digali). Permasalahan mencakup rangkuman
sistematik dari berbagai narasumber. Pembahasan memuat ulasan dan
sintesis ide. Simpulan dan saran disajikan sebelum daftar pustaka.
Tinjauan pustaka merujuk pada sekurang-kurangnya 3 (tiga) sumber
pustaka terbaru.
3. Laporan Kasus
Naskah laporan kasus terdiri atas judul, abstrak berbahasa Indonesia untuk
teks artikel berbahasa Inggris atau abstrak berbahasa Inggris untuk teks
artikel berbahasa Indonesia (50-100 kata) disertai kata kuncinya,
pendahuluan (disertai karakteristik lokasi, gambaran umum budaya yang
relevan, dll), masalah, pembahasan, dan resume atau simpulan.
Jurnal:
[Bac05] Backus, G. & Amlin, J. (2005). Using gaming simulation to understand
deregulation dynamics. Simulation & Gaming Thousand Oaks: Mar
2005. Vol. 36, Iss. 1, p. 45-57.
Internet:
[Hol02] Holub, Allen I. (2002). Programming Java Threads in The Real World.
Java World
Available: http://www.javaworld.com/javaworld/jw-09-1998/jw-09-
threads.html. Accessed: 01/07/2002.
1. Nama : ……………………………………………………….
2. Alamat :……………………………………………………….
3. Telepon/HP : ...…………………………………………………….
4. Email : ...................................................................................
Pemohon :
( ……………………………………)