Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN HIV AIDS

PERKEMBANGAN HIV AIDS SAAT INI DI INDONESIA DAN PERILAKU YANG


PALING TERTINGGI DALAM PENULARAN HIV

Kelompok 2
Disusun oleh :

1. Dwi Khoirudin
2. M. Sigit Misbahul Huda
3. Novinda Adella Putri
4. Venny Dwi Wirdiana
5. Yulia Nurfatna

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayah-NYA, dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Keperawatan HIV AIDS dengan judul
“Perkembangan Hiv Aids Saat Ini Di Indonesia Dan Perilaku Yang Paling Tertinggi Dalam
Penularan Hiv“. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari semua pihak.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kediri, 12 Oktober 2021


Pembuat,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus HIV-AIDS berkembang sangat cepat di seluruh dunia, terlihat dari besarnya
jumlah orang yang telah terinfeksi oleh virus tersebut. Diperkirakan sekitar 40 juta orang
telah terinfeksi dan lebih dari 20 juta orang meninggal. Di seluruh dunia, setiap hari
diperkirakan sekitar 2000 anak di bawah 15 tahun tertular virus HIV dan telah menewaskan
1400 anak di bawah usia 15 tahun, serta menginfeksi lebih dari 6000 orang usia produktif.
HIV-AIDS merupakan penyakit infeksi yang sangat berbahaya karena tidak saja membawa
dampak buruk bagi kesehatan manusia namun juga pada negara secara keseluruhan.
Data tentang jumlah sebenarnya orang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) di Indonesia
sulit untuk didapat. Seringkali dikemukakan bahwa jumlah penderita yang berhasil dihimpun
hanyalah puncak dari sebuah gunung es yang di bawahnya menyimpan petaka yang sangat
mengerikan. Setiap kasus yang dilaporkan diperkirakan ada 100 orang lainnya yang sudah
terinfeksi HIV, namun tidak terdeteksi. Kasus HIV-AIDS pada mulanya diketemukan pada
kelompok homoseksual, sekarang ini telah menyebar ke semua orang tanpa kecuali
berpotensi untuk terinfeksi virus HIV. Resiko penularan nampaknya sudah terjadi tidak
hanya pada populasi berperilaku risiko tinggi
.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan HIV AIDS saat ini di Indonesia?
2. Bagaimana perilaku penularan HIV AIDS yang paling tinggi saat ini?
3. Bagaimana kasus dan pembahasan HIV AIDS?

C. Tujuan
1. .Untuk mengetahui perkembangan HIV AIDS saat ini di Indonesia
2. Untuk mengetahui perilaku penularan HIV AIDS yang paling tinggi saat ini
3. Untuk mnegtahui kasus dan pembahasan HIV AIDS
BAB II
TINJAUAN KONSEP

A. Perkembangan HIV AIDS Saat Ini


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, jumlah kasus human immunodeficiency
virus  (HIV) terus meningkat sejak 2010 - 2019. Angkanya pun mencapai 50.282 kasus pada
2019, naik 7,78% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, jumlah kasus acquired
immune deficiency syndrome (AIDS) cenderung fluktuatif mengarah ke penurunan. Bahkan,
Kemenkes mencatat kasus AIDS berkurang 30,95% menjadi 7.036 kasus pada 2019. Jumlah
tersebut menjadi yang terendah sejak 2010. Berdasarkan provinsi, HIV paling banyak terjadi
Jawa Timur, yakni 8.935 kasus. Sedangkan, AIDS paling banyak terjadi di Jawa Tengah,
yakni 1.613 kasus. Mayoritas penderita HIV/AIDS merupakan laki-laki. Sedangkan
berdasarkan usia, penderitanya paling banyak berumur 25 - 49 tahun.
Untuk di Indonesia estiminasi kasus HIV di Indonesia hingga 2020 adalah 543.100 orang.
Peningkatan kasus HIV ini terjadi pada perempuan dan laki-laki dipopulasi umum, pekerja
seks, dan peningkatan besar pada kelompok populasi kunci lelaki seks lelaki (LSL).
Di kala Indonesia menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) sejak Maret 2020, pada
priode Januari – Maret 2021 insiden infeksi HIV baru juga terus terjadi karena epidemi
HIV/AIDS tidak mengenal batas wilayah, daerah dan negara. Data terakhir sampai Maret
2021, seperti dilaporkan oleh Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 25 Mei 2021, menunjukkan
jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 558.618 yang terdiri atas 427.201
HIV dan 131.417 AIDS. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada priode
Januari – Maret 2021 sebanyak 9.327 yang terdiri atas 7.650 HIV dan 1.677 AIDS yang
dilaporkan 498 kabupaten dan kota dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia.
Lima provinsi yang melaporkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS terbanyak priode
Januari – Maret 2021, yaitu:
1. Jawa Tengah 1.432 (1.125 HIV dan 307 AIDS)
2. Jawa Barat 1.224 (1.115 HIV dan 109 AIDS)
3. Jawa Timur 1.104 (941 HIV dan 163 AIDS)
4. DKI Jakarta 1.015 (964 HIV dan 51 AIDS)
5. Sumatera Utara 695 (479 HIV dan 216 AIDS)
Jumlah kasus HIV-positif sebanyak 7.650 merupakan hasil tes HIV terhadap 810.846
orang. Dari 7.650 yang terdeteksi positif HIV sebanyak 6.762 orang mendapat pengobatan
ARV (antiretroviral). Obat ARV ini bukan untuk menghilangkan (virus) HIV dari dalam
tubuh, tapi hanya untuk menekan laju pertambahan HIV di dalam tubuh sehingga kondisi
kesehatan orang-orang yang terdeteksi HIV-positif akan tetap terjaga.
Berdasarkan kelompok umur kasus HIV-positif yang ditemukan pada periode Januari –
Maret 2021 terdapat pada kelompok umur 25-49 tahun (71,3%), kelompok umur 20-24 tahun
(16,3%), dan kelompok umur ≥ 50 tahun (7,9%).

B. Perilaku Penularan HIV Yang Paling Tinggi


Tingginya kasus HIV di Indonesia salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas.
Selain itu, hal tersebut karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku
seksual berisiko, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, serta penyakit menular
seksual.
Ada beberapa metode penularan HIV:
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, lalu melalui
vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang berganti ganti pasangan seksual
juga beresiko untuk terkena HIV
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV. Berbagi jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas membuat
seseorang beresiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui beresiko tinggi
menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk konsultasi dengan dokter jika ada
penderita HIV yang tengah hamil agar resiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan
4. Tranfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa melalui tranfusi darah. Namun, kejadian
ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan donor,termasuk donor
darah, organ atau jaringan tubuh.
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Kasus
Diketahui pasien atas nama ny.R 40 tahun , pasien dirawat dengan diagnose B20 dengan
TB paru. Pasien mengeluh demam tinggi dan diare sejak 1 bulan yang lalu dengan
konsistensi cair berwarna kuning, badan lemas, nafsu makan hilang, berat badan menurun.,
sariawan, pasien tampak bingung. Pasien mengatakan sering haus, mual, berat badan awal 60
kg menjadi 50 kg, kulit tampak kering bersisik, akral hangat. TTV yang didapatkan yaitu
TD : 90/60 mmHg, N : 110 x/mnt, S : 38,7̊ C, RR : 20 x/mnt, BU : 22x/mnt. Riwayat sakit
pasien karena tertular dari suaminya yang bekerja sebagai sopir.

B. Pembahasan
Pengkajian
Keluhan Utama
Pasien mengeluh demam tinggi dan diare sejak 1 bulan yang lalu dengan konsistensi cair
berwarna kuning, badan lemas, nafsu makan hilang, berat badan menurun.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan sebelum dibawa ke RS pasien sudah berobat ke puskesmas dan langsung
dirujuk ke Rumah Sakit tanggal 12 Oktober 2021 jam 10.00, pasien masuk IGD RSUD X
setelah itu masuk ruanganan isolasi penyakit dalam jam 14.00
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit TB dari 6 bulan yang lalu dan sudah
menjalani pengobatan dari puskesmas. Pasien mengatakan berhubangan seks dengan
suaminya yang terkonfirm HIV.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan suaminya mempunyai penyakit yang sama yaitu HIV.

Keterangan Di Rumah Di RS
Pola Nutrisi Makan 3x sehari (nasi, lauk, sayur) Makan 3x sehari, habis 2
Minum 7 gelas (air putih) sendok maan (bubur halus)
Minum 3 gelas (air putih)
Pola Eliminasi BAK 5x sehari BAK 3x sehari
BAB 3x sehari (konsistensi cair BAB 3- 4x sehari
berwarna kuning) (konsistensi cair berwarna
kuning)
Pola Istirahat Tidur Tidur 8 jam sehari Tidur 5-6 jam sehari
Pola Aktivitas Pasien dibantu keluarga Pasien dibantu keluarga dan
perawat
Pola Reproduksi Reproduksi seksual terganggu karena penyebab utamanya
Seksual penularan penyakit melalui hubungan seksual

Pemeriksaan Fisik
TD : 90/60 mmHg, N : 110 x/mnt, S : 38,7̊ C, RR : 20 x/mnt
BB : 60 kg menjadi 50 kg
Kulit kering bersisik

Analisa Data

Data Masalah Penyebab


DS : Pasien mengeluh demam Diare Infeksi virus
tinggi dan diare sejak 1 bulan ↓
yang lalu dengan konsistensi Respon imun
cair berwarna kuning, badan ↓
lemas, nafsu makan hilang, Saluran pencernaan
berat badan menurun. ↓
DO : Bakteri masuk
- KU lemah ↓
- Kulit kering bersisik Peristaltic meningkat
- Mukosa bibir kering
- Akral hangat
- BAB 3- 4x sehari
(konsistensi cair
berwarna kuning)
- BU : 22x/mnt
- TD : 90/60 mmHg,
- N : 110 x/mnt,
- S : 38,7̊ C,
- RR : 20 x/mnt
DS : pasien mengatakan nafsu Defisit Nutrisi Infeksi virus
makan hilang dan sering mual ↓
DO : Respon imun
- KU lemah ↓
- BB menurun ( 60 Saluran pencernaan
menjadi 50 kg) ↓
- Makan habis. 2 sendok Bakteri masuk
- TD : 90/60 mmHg, ↓
- N : 110 x/mnt, Mual, sariawan
- S : 38,7̊ C,
- RR : 20 x/mnt
- Sariawan
DS : Pasien mengatakan tidak Defisit Pengetahuan Kontak seks
tahu tentang penyakit yang ↓
tertular pada dirinya HIV masuk ke dalam tubuh
DO : ↓
- Tampak bingung Imun tubuh menurun
- Klien tidak bisa ↓
menjelaskan tentang Informasi kurang adekuat
penyakit yang diderita
Intervensi
N
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
O
1 Diare b/d perilstatik Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare
meningkat keperawatan selama 3x24 jam O:
diharapkan fungsi 1. Identifikasi penyebab diare
gastrointestinal (diare) 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
membaik dengan kriteria hasil : 3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
- Toleransi terhadap makanan 4. Monitor tanda gejala hipovolemia
meningat 5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perineal
- Nafsu makan meningkat 6. Monitor jumlah pengeluaran diare
- Mual menurun T:
- Frekuensi BAB membaik 1. Berikan asupan cairan oral (mis. larutan garam gual, oralit,
- Konsistensi feses membaik pedialyte, renalyte)
- Warna feses membaik 2. Pasang jalur intravena
- Peristaltic usus membaik 3. Berikan cairan intravena
4. Ambil sempel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
5. Ambil sempel feses untuk kultur, jika perlu
E:
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
2. Anjurkan menghindari makanan berbentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
K:
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis. loperamide,
ekstrak belladonna, mebeverine)
2. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolitik
(mis. papaverin, ekstrak belladonna, mebeverine)
3. Kolaborasi obat pengeras feses (mis. atapulgit, smektit,
kaolin-pektin)
2 Defisit Nutrisi b/d mual, Setelah dilakukan tindaan Manajemen Nutrisi
sariawan keperawatan selama 3x24 jam O:
diharapkan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Porsi makanan yang 3. Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan meningkat 4. Monitor asupan makanan
- Sariawan menurun 5. Monitor berat badan
- Diare menurun 6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Berat badan membaik T:
- Frekuensi makan membaik 1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Nafsu makan membaik 2. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
- Bising usus membaik 3. Berikan suplemen maanan, jika perlu
- Membrane mukosa 4. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida
membaik makanan)
E:
1. Anjurkan posisi duduk
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
K:
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
pereda nyeri, antlementik), jika perlu)
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan
3 Defisit Pengetahuan b/d Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
informasi kurang keperawatan selama 3x24 jam O:
adekuat diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
pengetahuan meningkat dengan 2. Identifikasi fator-faktor yang dapat meningkatkna dan
kriteria hasil : menurunkan motivasi perilau hidup bersih dan sehat
- Perilaku sesuai anjuran T:
meningkat 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Kemampuan menjelaskan 2. Berikan kesempatan untuk bertanya
pengetahuan tentang suatu 3. Beri dukungan kepada pasien dan keluarga
topic meningkat E:
- Perilaku sesuai dengan 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
pengetahuan meningkat 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Perilau membaik 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Anjurkan keluarga selalu menemani dan mendukung pasien
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kasus HIV-AIDS berkembang sangat cepat di seluruh dunia, terlihat dari besarnya
jumlah orang yang telah terinfeksi oleh virus tersebut. Diperkirakan sekitar 40 juta orang
telah terinfeksi dan lebih dari 20 juta orang meninggal. Kasus HIV-AIDS pada mulanya
diketemukan pada kelompok homoseksual, sekarang ini telah menyebar ke semua orang
tanpa kecuali berpotensi untuk terinfeksi virus HIV. Resiko penularan nampaknya sudah
terjadi tidak hanya pada populasi berperilaku risiko tinggi.
Penanganan yang tepat dan cepat sangat penting bagi kesehatan pasien, keluarga
maupun orang lain seperti cek deteksi virus HIV AIDS, mengobatan penyakit yang timbul
akibat HIV AIDS, serta dukungan dari keluarga dan lingkungan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulis juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tagar.id/5-provinsi-laporkan-kasus-hivaids-terbanyak-januari-maret-2021
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/02/kasus-hiv-di-indonesia-terus-meningkat-
aids-cenderung-turun
Jurnal Perkembangan Hiv Dan Aids Di Indonesia: Tinjauan Sosio Demografis Sri Sunarti
Purwaningsih dan Widayatun. Vol. III, No. 2, 2008. Diunduh pada tgl 12 oktober 2021,
pukul 11.55 WIB
PPNI, T.P. (2018). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T.P. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T.P. (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai