Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Ariyo Ramadhani

Nim : 201914201017

Review Jurnal 1
Judul DUKUNGAN SPIRITUAL PADA KELUARGA DAN
PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI INTENSIVE
CARE UNIT: SISTEMATIK REVIEW

Nama Jurnal
Penulis Riska Nurul Khasanah Dan Beti Kristinawati

Tahun Jurnal 2020


Latar Belakang Dan Tujuan Penelitian Pengalaman pasien pasca dirawat di ICU
mengatakan bahwa mereka merasa nyeri,
tertekan, kesulitan tidur, kebisingan alat,
ketakutan, perasaan ditinggalkan oleh
keluarga. Kesejahteraan dan rasa nyaman
pasien dikaitkan dengan strategi koping,
seperti koping aktif, optimism, relaksasi,
dukungan keluarga, dan dukungan spiritual.
Perawatan spiritual merupakan perawatan
yang berpusat pada pasien, dan dipengaruhi
oleh lingkungan perawatan kritis, kehadiran
anggota keluarga dan penyedia perawatan
kesehatan. Hal tersebut akan meningkatkan
ektifitas perawatan spiritual. Intervensi yang
diberikan sangat sederhana seperti
mendampingi pasien, mendengarkan
keluhan, menekankan pentingnya
menyeimbangkan kebutuhan jiwa pikiran
dan tubuh, memfasilitasi beribadah dan
berdoa, relaksasi menggunakan doa dan ayat
suci.

Metode Pertanyaan penelitian disusun dengan


formulasi PICOC. Formulasi tersebut
meliputi populasi (P), yaitu keluarga dan
pasien kritis; Intervention (I) berupa
dukungan spiritual; Comparison (C) dengan
intervensi sesuai SOP di RS; Outcomes (O)
berupa respon fisik dan psikologi pasien dan
keluarga; Context (C) berupa setting dan
lingkungan perawatan.

Tahap selanjutnya pelaksaandari sistematik


review yang dimulai dengan menentukan
kata kunci untuk mencari literatur yang akan
direview (search string dan dilanjutkan
dengan penentuan sumber (digital library).
Karena literatur yang ditemukan banyak,
maka untuk mengelola sumber digunakan
reference manager Mendeley. Setelah
literatur terkumpul maka dilakukan
pemilihan literatur dengan melakukan filter
menggunakan kriteria inklusi yang telah
ditetapkan, selain itu juga dilakukan
penilaian kualitas (quality assesment) dari
literatur yang telah ditemukan.
Tahap terakhir yang dilakukan berupa
ekstrasi data yang telah diperoleh dan
dilakukan sintesss dari berbagai domain-
domain yang ditemukandari literatur yang
sudah dipilih
(synthesis of evidence )

Hasil Didalam tabel 1 dijelaskan terdapat


beberapa bentuk dukungan spiritual seperti
diskusi, komunikasi, memotivasi untuk
berdoa dan ingat Allah, memfasilitasi dalam
beribadah, mendegarkan do’a, surah yasin
dan ayat-ayat Al-Qur’an. Hasilnya
menunjukkan bahwa pasien yang menerima
intervensi dukungan spiritual dapat
menurunkan kecemasan, stress dan nyeri,
menyetabilkan hemodinamik, meningkatkan
skor Glasgow Coma Scale (GCS) dan dapat
lebih mudah mengambil keputusan
perawatan.
Dukungan spiritual telah diakui oleh World
Health Organization (WHO) sebagai
perawatan paliatif selama 15 tahun (WHO,
2018). Didalam tabel 1 dijelaskan bahwa
pemberi dukungan spiritual dilakukan oleh
perawar, dokter, tim ICU, dan rohaniawan.

Dukungan spiritual dapat diberikan dengan


berdiskusi berkomunikasi serta
mendengarkan do’a dan surah Al- Qur’an.
Dengan beberapa intervensi tersebut
dukungan spiritual dapat menurnkan
kecemasan, stress, nyeri, menyetabilkan
hemodinamik, meningkatkan skor GCS dan
mampu membantu memcahkan masalah
serta mengambil keputusan.
Tidak itu saja dari intervensi tersebut
juga dapat Peningkatan dopamin
mempengaruhi dua mekanisme yaitu
pengaruh langsung ke otak dan sirkulasi.
Peningkatan dopamin di otak memberikan
efek relaks, senang dan bahagia. Hal ini
dikarenakan dopamin berperan sebagai
sistem “reward” (hadiah, imbalan) untuk
memberikan penghargaan kepada otak atas
perilaku positif yang telah dilakukan.
Dopamin juga memperbaiki suasana
hati (mood), mengatur pergerakan,
pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa
senang, tidur dan kognisi. Sedangkan
peningkatan dopamin pada sirkulasi akan
mengaktivasi reseptor dopamin sehingga
menyebabkan peningkatan perfusi ginjal,
inhibisi pengeluaran norepinefrin dari
sympathetic nerve ending, penurunan SVR
dan peningkatan CO melalui aktivitas
inotropik dan kronotropik βadrenergik.
Dukungan spiritual pada keluarga dan
pasien kritis di ICU sangat dibutuhkan.
Kondisi di ICU merupakan situasi yang
sangat sulit dan klinis yang tidak
menyenangkan seperti kematian, suara dari
alat-alat medis dan kode traumatis. Penyakit
kritis memiliki banyak aspek pada pasien,
begitu juga dengan mereka anggota
keluarga, yang tidak hanya mengalami
gangguan fisik tetapi juga psikologis dan
spiritual. Perawatan kritis yang baik berarti
tidak hanya merawat penyakit fisik tetapi
juga mendiagnosis dan mengatasi tekanan
spiritual di antara pasien, mereka anggota
keluarga, dan bahkan tim dokter ICU itu
sendiri.
Kesimpulan Beberapa metode dukungan keluarga yang
dapat diterapkan yaitu seperti diskusi,
komunikasi, memotivasi untuk berdoa dan
ingat Allah, memfasilitasi dalam beribadah,
mendegarkan do’a, surah yasin dan ayat-
ayat Al-Qur’an.
Metode tersebut merupakan dukungan
spiritual untuk mengurangi berbagai
masalah klinis keluarga dan pasien di ICU.
Masalah tersebut seperti kecemasan, stress,
nyeri, menyetabilkan hemodinamik,
meningkatkan skor Glasgow Coma Scale
(GCS) dan dapat lebih mudah mengambil
keputusan perawatan.
Keunggulan
Kelemahan/Kekurangan

Nama : Muhammad Ariyo Ramadhani


Nim : 201914201017

Review Jurnal 2

Judul Penelitian PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KOPING


DAN KECEMASAN KELUARGA
Nama Jurnal
Penulis Jek Amidos Pardede, Eva Kartika Hasibuan,
Dan Helpianus Siswanto Hondro
Tahun Jurnal 2020
Latar Belakang Dan Tujuan Penelitian Intensive Care Unit merupakan area khusus
pada sebuah rumah sakit dimana pasien
yang mengalami sakit kritis atau cedera
memperoleh pelayanan medis dan
keperawatan yang khusus. Dalam situasi ini
akan memungkinkan keluarga mersa cemas
karena anggota keluarga mengalami
perawatan kritis dan memperoleh tantangan
yang merupakan faktor stres serta
kecemasan karena dirawat di ruang intensif.

Kecemasan yang terjadi tidak saja dialami oleh


seorang pasien tetapi dapat juga dialami oleh
keluarga yang anggota keluarganya dirawat di
rumah sakit sehingga diperlukan mekanisme
koping keluarga yang dapat membantu
keluarga dalam menghadapi masalah
kecemasan.
Kondisi stres yang dialami oleh keluarga
dapat menghambat kemampuan keluarga
dalam memberikan dukungan kepada
anggota keluarganya yang sedang dirawat di
ruang perawatan intensif.

Perilaku caring dalam keperawatan


dipelajari dalam berbagai macam filosofi
artinya bukan hanya perawat saja yang
berperilaku caring tetapi sebagai manusia
kita juga bisa memperhatikan sesama.
Perawat yang caring juga berdampak pada
peningkatan rasa percaya diri serta
menurunkan kecemasan pada pasien,
berkurangnya kecemasan dan stress akan
meningkatkan pertahanan tubuh dan
membantu meningkatkan penyembuhan.
Dari hasil survey yang dilakukan di Ruang
Rawat Intensive Care Unit (ICU) RSUP H.
Adam Malik Medan. Di dapat jumlah
seluruh pasien ruang rawat ICU yang
dirawat 114 pasien Anak, 201 pasien
Dewasa, dan 137 pasien Pasca Operasi
dengan total pasien seluruhnya sebanyak
452 pasien yang dirawat diruang ICU tahun
2018, berdasarkan survey pendahuluan,
dimana pasien yang rawat di ruang rawat
Intensif berjumlah 137 pasien. Hal ini
disebabkan kurangnya kepedulian, perhatian
dan informasi dari perawat dikarenakan
ketika perawat memberikan asuhan
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang,
kepedulian, kebaikan, kehadiran, serta
mendengarkan pasien maupun keluarga
maka keluarga pasien kurang merasa
nyaman dan percaya terhadap perawat.

Metode Tehnik pengambilan sampel dengan


menggunakan accidental sampling.
Sampel yang tersedia pada saat melakukan
penelitian yaitu sebanyak 49 orang.
Untuk mengukur perilaku caring perawat
dengan mengunakan kuesioner penelitian.
kuisioner ini berisi 20 peryataan yang
diajukan kepada responden menggunakan
skala likert yang telah di uji nilai reabilitas
0.7.
Untuk mengukur Koping keluarga yang
digunakan kuesioner. kuesioner ini terdiri
dari 15 item kuesioner menggunakan
kuesioner Jalowiec Coping Scale (JCS)
dengan strategi pengendalian berorientasi
masalah (Problem oriented=P) dan 25 item
pengendalian berorientasi sikap (Affective
oriented=A).
Untuk mengukur kecemasan keluarga dengan
mengunakan istrumen Zung Self-Rating Anxiety
Scale terdiri atas 20 item pernyataan yang
terdiri 15 (lima belas) pernyataan untuk
penigkatan kecemasan dan 5 (lima) pernyataan
untuk penurunan kecemasan dengan
cronbach’s alfa = 0.803. Uji statistik yang
digunakan adalah Spearman Rank Corellation
dengan tingkat signifikan 95% dengan p-value <
0,05.

Hasil Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa


nilai korelasi koefisien r=0.595 dengan arah
hubungan positif dengan tingkat kekuatan
hubungan yang kuat artinya semakin baik
perilaku caring perawat maka semakin
adaptif koping keluarga.
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa
nilai korelasi koefisien r = 0.696 dengan
arah hubungan positif dengan tingkat
kekuatan hubungan yang kuat artinya
semakin baik perilaku caring perawat maka
semakin ringan kecemasan keluarga pasien.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:


perilaku caring perawat di ruang ICU RSUP H.
Adam Malik Medan mayoritas kurang baik,

Koping keluarga pasien yang dirawat di ruang


ICU RSUP H. Adam Malik Medan mayoritas
maladaptif.
Terdapat hubungan yang kuat dan korelasi
positif antara hubungan perilaku caring
perawat dengan koping keluarga maka akan
semakin tinggi koping keluarga pada pasien
yang dirawat di ruang ICU RSUP H. Adam Malik
Medan dan ada hubungan yang signifikan
antara hubungan perilaku caring perawat
dengan coping keluarga pasien.
Terdapat hubungan yang kuat dan korelasi
positif antara hubungan perilaku caring
perawat dengan kecemasan keluarga maka
akan semakin tinggi kecemasan keluarga pada
pasien yang dirawat di ruang ICU RSUP H. Adam
Malik Medan da nada hubungan yang signifikan
antara hubungan perilaku caring perawat
dengan kecemasan keluarga pasien.
Keunggulan
Kelemahan

Anda mungkin juga menyukai