Anda di halaman 1dari 72

Dr.

Umar Abdullah Kamil

TAWASUL
BAGIAN DARI AJARAN RASUL

Ihya Media
Lembaga penerbitan PP. Al Ihya ‘Ulumaddin
Kesugihan I Cilacap

i
Judul Asli:

‫ﺳﻠﺴﻠﺔ ﻣﻔﺎﻫﻴﻢ ﳚﺐ ﺃﻥ ﺗﺼﺤﺢ‬


‫ﻛﻠﻤﺔ ﻫﺎﺩﺋﺔ ﰲ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬
Silsilah Mafahim Yajibu An Tushahhah
Kalimah Hadi’ah Fit Tawassul
Penulis: Dr. Umar Abdullah Kamil
Penerbit: Dar al Mushtafa
_________________________

Edisi Indonesia:

Tawasul
Bagian Dari Ajaran Rasul
Penerjemah: Tim Penerjemah PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin
Ali Muchson
Giyatno
Ma’mun F. Rofiq
Rofikurrohman
Joko Radiyanto

Design Cover & Isi: Ihya Media


Cetakan: Pertama, Jumadil Akhir 1430 H.

Penerbit:
Ihya Media
(Lembaga Penerbitan PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan Cilacap)

ii
PERSEMBAHAN

Buku terjemah yang sederhana ini, kami persembahkan


kepada :
 Romo KH. Chasbulloh Badawi, Ibu Ny. Hj. Chaizah
Mustholih, KH. Imdadurrohman Al-'Ubudy beserta
segenap Dewan Kyai dan Nyai Pondok Pesantren Al-
Ihya 'Ulumaddin Kesugihan Cilacap tercinta yang Yang
tak kenal lelah dengan penuh keikhlasan mengajar dan
mendidik kami.
 Segenap Keluarga Besar PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin
Kesugihan Cilacap.
 KH. Ahmed Shoim el-Amin, Lc. Yang tak kenal lelah
dengan penuh keikhlasan dalam membimbing kami
selama proses penerjemahan kitab ini.
 Tim penerjemah yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya dalam penyelesaian terjemahan Kitab ini.
 Segenap Rekan-rekan pengurus PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin
Kesugihan Cilacap.
 Rekan-rekan santri PP. Al Ihya ‘Ulumaddin Kesugihan
Cilacap yang selalu memberi semangat untuk berkarya
terlebih kepada rekan-rekan santri yang mengikuti proses
pengkajian kitab Silsilah Mafahim Yajibu An Tushahhah
Kalimah Hadi’ah Fit Tawassul.
 Semua pihak yang telah membantu penerbitan dan
pemanfaatan buku ini.
 Semua pembaca budiman.

iii
KATA PENGANTAR PENERJEMAH

Bismillahirrahmanirrahiim

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat


dan salam mudah-mudahan senantiasa Allah karuniakan atas
penutup dan Nabi paling mulia, Muhammad SAW, juga atas
segenap keluarga, para sahabat, para tabi’in, dan tabit tabi’in
serta para pengikut setianya hingga akhir kiamat.
Kitab yang ada ditangan pembaca ini adalah
terjemahan dari salah satu seri buku Silsilah Mafahim Yajibu
An Tushahhah karya Dr. Umar Abdullah Kamil. Adapun kitab
seri yang diterjemahkan ini mengupas tentang tawasul beserta
dasar-dasar hukumnya yang kuat yang bersumber dari al-
Qur’an dan hadits-hadits yang shahih.
Hal yang mendasari penerjemahan buku ini adalah
upaya untuk meningkatkan kualitas pemahaman keagamaan
melalui literartur-literatur keagamaan, khususnya bagi kami
dan umumnya bagi para pembaca. Karena memang sumber-
sumber hukum Islam dan kebanyakan teks dan literatur
keagamaan menggunakan bahasa Arab. Maka upaya
penerjemahan merupakan hal diperlukan, mengingat
sedikitnya umat Islam yang mampu memahami bahasa Arab
dengan baik.
Tentunya buku terjemahan ini masih jauh dari
sempurna, karena memang ini merupakan proses awal
pembelajaran bagi kami dalam bidang penerjemahan. Selain
itu, terjemahan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana
dakwah. Di era sekarang telah muncul berbagai inovasi dalam

iv
bidang dakwah, yang tadinya didominasi oleh tradisi lisan,
kini sudah mulai berkembang. Termasuk upaya yang kami
lakukan kalau boleh dikatakan sebagai salah bentuk dari
dakwah bil qolam, yang sesungguhnya dulu pernah
berkembang sangat pesat pada masa kejayaan Islam.
Mengingat belum maksimalnya upaya yang kami
lakukan. Maka masukan, saran, dam kritik yang konstruktif
dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan bagi
kami. Semoga terjemahan yang sangat sederhana ini, dapat
bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi pembaca budiman
serta umat Islam pada umumnya.

v
SAMBUTAN TERJEMAH BUKU TENTANG
TAWASUL

Bismillahirrahmanirrahiim

Segala puji bagi Allah yang telah mengajar manusia,


melalui kegiatan baca-tulis (qolam), sehingga dapat
mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui. Dengan
pengetahuan tersebut, manusia dapat membedakan sesuatu
yang bermanfaat dan yang membahayakan bagi dirinya.
Dengan kemampuan membedakan melalui olah pikirnya, ia
mampu membuat skala prioritas mana sesuatu yang
seharusnya dikerjakan dan mana yang ditinggalkan, dalam
mencari keselamatan serta kebahagiaan di dunia serta di
akherat.

Shalawat serta salam semoga selalu tetap kehadirat


Rasulullah, Nabi Muhamad SAW, yang menjadi panutan
manusia untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat, yang
harus selalu diikuti, sang penerima wahyu pertama tentang
perintah baca tulis.

Di sini kami memberi sambutan atas kegiatan anak


santri Al-Ihya’ dalam bidang penterjemahan kitab-kitab yang
dipandang perlu dipahami oleh umat Islam secara umum,
guna lebih meningkatkan kwalitas pemahaman keagamaan,
baik oleh santri itu sendiri maupun umat. Apalagi ada gagasan
bahwa hasil dari kegiatan penerjemahan tersebut akan
diterbitkan dalam bentuk buku dan kebetulan yang telah siap

vi
diterbitkan merupakan buku yang mengupas tentang masalah
yang sering menjadi pembicaraan dikalangan masyarakat.

Maksud kami, keluarga Al-Ihya’, kegiatan tersebut


dalam rangka meningkatkan kegiatan anak-anak santri dalam
menuntut ilmu dan menyampaikan kepada masyarakat atas
hasil yang dicapai untuk mendapat kritik yang membangun.
Kami yakin bahwa hasilnya masih sangat mengecewakan,
tetapi dengan adanya kritik akan dapat memacu untuk
meningkat lebih baik. Dengan kegiatan tersebut diharapkan
dapat menghasilkan santri yang mampu melahirkan
pemikiran dengan bentuk tulisan, bukan sekedar dengan
perkataan, sehingga menjadi penulis.

Sedangkan tentang isi dari kitab tersebut, bukan


maksud kami untuk memancing perpecahan, tetapi agar
timbul adanya saling memahami sesuai dengan dasarnya
masing-masing. Karena setiap ajaran agama harus
mempunyai dasar dari al-Qur an atau al-Hadits, sedangkan
pemahamannya dimungkinkan terjadi perbedaan.

Demikian sambutan kami, sekali lagi, kritik serta


koreksi pembaca sangat besar manfaatnya bagi pondok
pesantren Al-Ihya’, khususnya bagi kemajuan anak santri.
Oleh karena itu, sengaja kami lampirkan naskah aslinya yang
berbahasa Arab agar para pembaca dapat
membandingkannya.

vii
Semoga penerbitan ini dapat menjadi awal dari
peningkatan pendidikan pondok pesantren Al-Ihya, sehingga
setiap acara Harlah Al-Ihya’ selalu ada penerbitan buku, serta
diiringi kegiatan seperti bedah buku atau yang lain yang
dapat mendorong kearah peningkatan semangat menulis dan
membaca. Karena keduanya itu merupakan dasar atau
pondasi Agama Islam sebagaimana tercermin dalam sejarah
turunnya wahyu al-Qur’an.

Kesugihan, 10 Juni 2009


Pengasuh PP. Al-Ihya ‘Ulumaddin
Kesugihan Cilacap

KH. Chasbullah Badawi

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………….. i


HALAMAN PERSEMBAHAN …………….…… iii
KATA PENGANTAR PENERJEMAH…………. iv
KATA PENGANTAR PENGASUH …..……..… vi
DAFTAR ISI …………………………………..… viii
MUQADDIMAH ……………………………… 1
PENGERTIAN TAWASUL …………………… 4
MACAM-MACAM TAWASUL ………………… 17
A. Tawasul Dengan Pengertian Doa Dengan
Wasilah Kedudukan Seseorang Atau Sesuatu
…………………………………………… 18
1. Tawasul dalam periode sebelum wujud
sang wasilah di alam ini ………………. 18
2. Tawasul dengan wasilah orang yang
memilki derajat tinggi yang dilakukan
semasa hidupnya …………………… 37
3. Tawasul dengan wasilah orang yang
memiliki derfajat tiggi, dilaksanakan
sesudah Wafat orang tersebut…………. 49
B. Tawasul dengan arti meminta do’a …………. 53
PENUTUP …………………………………… 62

ix
x
MUQADIMAH
‫ﺍﳌﻘﺪﻣﺔ‬
‫ ﻭﺃﻏﺎﺙ‬،‫ﺍ ﺭﲪ ﹰﺔ ﻟﻠﻌﺎﳌﲔ‬‫ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻞ ﳏﻤﺪ‬
‫ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﳏﻤﺪ‬،‫ﺑﺮﲪﺘﻪ ﻋﻤﻮﻡ ﺍﳌﺨﻠﻮﻗﲔ‬
‫ﻀﺮﺏ ﻟﻪ ﺃﻛﺒﺎﺩ ﺍﳌﻄﻲ ﻭﺗﺸﺪ ﺇﻟﻴﻪ‬‫ ﺧﲑ ﻣﻦ ﺗ‬،‫ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ‬
.‫ ﻭﺑﻌﺪ‬.‫ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺧﲑ ﺻﺤﺐ ﻭﺁﻝ‬،‫ﺍﻟﺮﺣﺎﻝ‬
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah menjadikan
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, yang
dengan rahmat-Nya itu menolong seluruh makhluk. Shalawat
beserta salam semoga tercurahkan keatas baginda Nabi
Muhammad SAW pemilik kesempurnaan makhluk, sebaik-
baik orang yang kepadanyalah perjalanan di bentangkan, dan
pelana di kencangkan. Semoga tercurah juga keatas keluarga
dan para sahabatnya. Mereka itu sebaik-baik keluarga dan
sahabat.
‫ ﻭﺍﻟﱵ ﻓﺎﺯ‬،((‫ﻓﻬﺬﻩ ﺳﻠﺴﻠﺔ ))ﻣﻔﺎﻫﻴﻢ ﳚﺐ ﺃﻥ ﺗﺼﺤﺢ‬
‫ﺑﻘﺪﻡ ﺍﻟﺴﺒﻖ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﳌﺮﺣﻮﻡ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻷﺳﺘﺎﺫ ﺍﻟﺪﻭﻛﺘﻮﺭ ﳏﻤﺪ ﻋﻠﻮﻱ‬
.‫ ﻭﲨﻌﻨﺎ ﺑﻪ ﰱ ﺟﻨﺎﺕ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ‬،‫ﺍﳌﺎﻟﻜﻲ ﺭﲪﻪ ﺍﷲ‬
Buku ini adalah bagian dari seri “paham-paham yang harus
diluruskan” yang telah lebih dulu di kupas oleh Prof. Dr.
Muhammad Alawi al-Maliki, semoga Allah merahmatinya,

1
dan semoga kita di pertemukan dengannya di surga
kenikmatan.
‫ﺎ ﺣﻴﻨﻤﺎ ﻧﺎﺩﻯ ﻣﻨﺬ ﺃﻣﺪ ﺑﻌﻴﺪ ﺑﺘﺼﺤﻴﺢ‬‫ﻭﻛﻢ ﻛﺎﻥ ﻣﺼﻴﺒ‬
‫ ﻭﺍﻟﱵ ﻭﺻﻠﺖ ﺇﱃ‬-‫ ﻓﺎﻟﺴﻜﻮﺕ ﻋﻦ ﳎﺎﺯﻓﺔ ﺍﻟﺒﻌﺾ‬،‫ﻫﺬﻩ ﺍﳌﻔﺎﻫﻴﻢ‬
‫ﺣﺪ ﺍﻟﺘﻜﻔﲑ ﻭﺍﻻﺗـﻬﺎﻡ ﺑﺎﻟﺸﺮﻙ ﺑﺴﺒﺐ ﺍﳌﻐﺎﻻﺓ ﰱ ﻫﺬﻩ‬
‫ ﺃﺣﺪﺙ‬- ‫ﻞ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻘﺎﺋﺪ ﻭﻫﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ‬‫ﺟﻌ‬ ‫ ﻭ‬،‫ﺍﳌﻔﺎﻫﻴﻢ‬
.‫ﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﱳ ﺍﻟﱵ ﳓﺼﺪ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻧﺘﺎﺋﺠﻬﺎ‬‫ﻛﺜﲑ‬
Beliau bertindak sangat tepat, sedari dulu telah
menyerukan pelurusan paham-paham ini. Sikap diam yang
secara kebetulan, diambil oleh Ulama lain–padahal
permasalahan sudah sampai pengkafiran dan tuduhan
kemusyrikan yang disebabkan oleh sikap berlebihan terhadap
beberapa pemahaman, hingga seakan itu adalah bagian dari
akidah padahal masalah furu’iyah – melahirkan beberapa
fitnah, yang sedang kita petik sekarang ini.
‫ ﻭﻫﻮ‬،‫ﻭﺍﳌﻔﻬﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﲔ ﻳﺪﻳﻨﺎ ﻫﻮ ﺛﺎﻟﺚ ﻫﺬﻩ ﺍﳌﻔﺎﻫﻴﻢ‬
.(‫ﻣﻔﻬﻮﻡ )ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬
Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah buku
ketiga dari seri di atas, yaitu seri pemahaman tawasul.

2
‫ ﻭﻧﻘﻠﺖ ﺍﺗﻔﺎﻕ‬،‫ﻴﻨﺖ ﰱ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ‬‫ﺑ‬
،‫ﺍ ﰱ ﻛﻞ ﺫﻟﻚ ﺇﱃ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ‬‫ ﻣﺴﺘﻨﺪ‬،‫ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﳌﺴﻠﻤﲔ ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻦ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﻟﹶﻪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ ))ِﻟ‬،‫ﲟﺎ ﻻ ﻳﺪﻉ ﳎﺎﻻ ﻟﻠﺸﻚ ﰲ ﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺫﻟﻚ‬
((‫ﺪ‬ ‫ﻴ‬‫ﺷ ِﻬ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺴ‬
 ‫ﻭ ﹶﺃﹾﻟﻘﹶﻰ ﺍﻟ‬ ‫ﺐ ﹶﺃ‬
 ‫ﹶﻗ ﹾﻠ‬
Dalam tulisan singkat ini, saya berusaha menjelaskan
serta memaparkan legal formal syari’atnya, dan mengutip titik
kesepahaman para Ulama, dengan landasan dasar al-Qur’an
dan Hadits Nabi SAW, suatu penjelasan yang tidak memberi
ruang untuk meragukan hukum syari’atnya (bagi orang yang
memiliki hati dan mau mendengar sekaligus bersaksi).
‫ﻭﺍﷲ ﺃﺭﺟﻮ ﺍﻟﻘﺒﻮﻝ ﻭﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﺇﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺸﺎﺀ ﻗﺪﻳﺮ‬
.‫ ﻭﻫﻮ ﺣﺴﺒﻨﺎ ﻭﻧﻌﻴﻢ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ‬،‫ﻭﺑﺎﻹﺟﺎﺑﺔ ﺟﺪﻳﺮ‬
Hanya kepada Allah SAW kami berharap dan
memohon pertolongan, karena sesungguhnya Allah SWT
kuasa atas apapun yang Beliau kehendaki, selalu
mementingkan untuk memenuhi permohonan, dan Dialah
kecukupan kita juga sebaik penguasa.

‫ ﻋﻤﺮ ﻋﺒﺪ ﺍﷲ ﻛﺎﻣﻞ‬.‫ﺩ‬


‫ ﻣﺼﺮ‬- ‫ ﺍﻟﻘﺎﻫﺮﺓ‬،‫ ﻫـ‬١٤٢٦ ‫ﰱ ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻷﻭﻝ‬
Kairo, Robiul Awwal, 1426 H
Dr. Umar Abdullah Kamil

3
‫ﻣﻔﻬﻮﻡ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬
PENGERTIAN TAWASUL

‫ﻻ ﻏﺮﺍﺑﺔ ﺃﻥ ﻧﺘﻮﺳﻞ ﺑﻪ ﺹ ﺃﻭ ﺑﻐﲑﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺎﳊﲔ ﺇﱃ ﺍﷲ‬


‫ ﺧﺎﺻﺔ‬،‫ ﻭﺗﻌﻮﺯﻧﺎ ﺍﳊﺎﺟﺎﺕ ﺇﻟﻴﻪ‬،‫ﺗﻌﺎﱃ ﻓﻴﻤﺎ ﺗﺪﻋﻮﻧﺎ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻟﻪ‬
‫ﻦ ﻟﻨﺎ‬ ‫ ﻭﺳ‬،‫ ﺷﺮﻉ ﻟﻨﺎ ﺫﻟﻚ ﰲ ﻛﺘﺎﺑﻪ‬،‫ﻭﺃﻥ ﺍﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﱃ‬
šÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ : ‫ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬،‫ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺹ ﻫﺬﺍ ﰲ ﺳﻨﺘﻪ‬
١
.... s's#‹Å™uθø9$# ϵø‹s9Î) (#þθäótGö/$#uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u
Pada dasarnya, dalam keadaan mendesak, tidak asing
lagi melakukan tawasul kepada Allah SWT dengan wasilah
Nabi Muhammad SAW atau orang shaleh lainnya. Allah SWT
pun telah mensyari’atkannya dalam al-Qur’an, Nabi SAW
juga memberikan teladan dalam hadits-haditsnya.
Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, ..." (QS. Al-
Ma’idah; 35).

.٣٥ ‫ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ‬: ‫ ﺍﳌﺎﺋﺪﺓ‬١

4
ÞΟÎγÎn/u‘ 4’n<Î) šχθäótGö6tƒ šχθããô‰tƒ tÏ%©!$# y7Í×‾≈s9'ρé& : ‫ﻭﻳﻘﻮﻝ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬
٢
.....çµt/#x‹tã ÿ šχθèù$sƒs†uρ …çµtGyϑômu‘ tβθã_ötƒuρ Ü>tø%r& öΝåκš‰r& s's#‹Å™uθø9$#

Dan Allah SWT berfirman:


"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada
Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti." (QS.
Al-Isra’; 57).
.‫ ﻣﺎ ﻳﺘﻘﺮﺏ ﺑﻪ ﺇﱃ ﺍﻟﻐﲑ‬: ‫ﻭﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ‬
،‫ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻴﻞ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻭﺍﺣﺪ‬،‫ ﻭﺍﻟﻮﺳﺎﺋﻞ‬،‫ﻭﺍﳉﻤﻊ ﺍﻟﻮﺳﻞ‬
‫ ﺇﺫﺍ‬،‫ ﻭﺗﻮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﻮﺳﻴﻠﺔ‬،‫ ﻭﺳﻞ ﻓﻼﻥ ﺇﱃ ﺭﺑﻪ ﻭﺳﻴﻠﺔ‬: ‫ﻳﻘﺎﻝ‬
.‫ﺗﻘﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﻌﻤﻞ‬
Secara etimologi wasilah memiliki makna sesuatu yang di
jadikan sarana untuk mendekatkan pada yang lain. Bentuk
jamaknya adalah al-Wusul, al-Wasa’il, al-Tawsil juga semakna
dengannya. Contoh penggunaan makna ini bisa di ucapkan:
wasala fulan ila rabbihi wasilatan atau tawassala ilaihi bi wasilatin
(sifulan bertawasul kepada Tuhannya dengan suatu wasilah)=

.(٥٧ ‫ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ‬: ‫ ﺍﻻﺳﺮﺍﺀ‬٢

5
dia mendekatkan diri pada-Nya dengan perantara atau
wasilah amal tertentu.
،‫ ﻛﻞ ﻣﺎ ﺟﻌﻠﻪ ﺍﷲ ﺳﺒﺒﺎ ﰲ ﺍﻟﻘﺮﰉ ﻋﻨﺪﻩ‬: ‫ﻭﻫﻲ ﺃﻳﻀﺎ‬
‫ ﻭﺍﳌﺪﺍﺭ ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ‬،‫ﻭﻭﺻﻠﺔ ﺇﱃ ﻗﻀﺎﺀ ﺍﳊﻮﺍﺋﺞ ﻣﻨﻪ‬
.‫ﻟﻠﻮﺳﻴﻠﺔ ﻗﺪﺭ ﻭﺣﺮﻣﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﳌﺘﻮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻪ‬
Dengan demikian, wasilah juga berarti apapun yang
telah di tentukan oleh Allah SWT menjadi sarana atau sebab
menuju pendekatan diri pada-Nya, dan berarti jembatan
penyambung menuju tercapainya kebutuhan hidup dari-Nya.
Cakupan wasilah ini seputar apapun saja yang memiliki
derajat dan kehormatan di sisi termohon.
‫ ﻓﻬﻮ ﺷﺎﻣﻞ ﻟﻠﺘﻮﺳﻞ‬،‫ﻡ ﰲ ﺍﻵﻳﺘﲔ‬ ‫ﻭﻟﻔﻆ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﻋﺎ‬
‫ ﰲ ﺍﳊﻴﺎﺓ ﻭﺑﻌﺪ‬،‫ﺑﺎﻟﺬﻭﺍﺕ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ ﻣﻦ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺎﳊﲔ‬
،‫ ﻭﺑﺈﺗﻴﺎﻥ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺼﺎﳊﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﺍﳌﺄﻣﻮﺭ ﺑﻪ‬،‫ﺍﳌﻤﺎﺕ‬
‫ ﻛﻤﺎ ﻭﻗﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻭﻭﺍ ﺇﱃ‬،‫ﺎ ﺑﻌﺪ ﻭﻗﻮﻋﻬﺎ‬ ‫ﻭﻟﻠﺘﻮﺳﻞ‬
،‫ ﻓﺴﺎﻝ ﺍﻟﺴﻴﻞ ﻓﺄﻟﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻐﺎﺭ ﺻﺨﺮﺓ ﺳﺪﺕ ﻓﻤﻪ‬،‫ﻏﺎﺭ‬

6
٣
‫ ﻭﻫﻮ ﰲ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬،‫ﻓﺼﺎﺭﻭﺍ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻌﻮﻥ ﺍﳋﺮﻭﺝ‬
،‫ﻭﻏﲑﻩ‬
Kata al-Wasilah dalam kedua ayat di atas masih bersifat
umum; mencakup wasilah dalam bentuk sosok mulia, baik
para Nabi atau orang shaleh, dilakukan semasa hidup beliau
atau setelah wafat. Juga mencakup bentuk pelaksanaan amal
kebaikan yang sesuai dengan syari’at. Bahkan, amal yang
sudah dilakukan pun masih bisa di jadikan wasilah. Yang
terakhir ini pernah terjadi pada tiga orang (Bani Isra’il) yang
berteduh di dalam gua, namun kemudian terjadi banjir yang
menyeret batu besar ke mulut gua tersebut hingga
menutupinya, praktis mereka tidak bisa keluar dari sana.
Kisah ini tercatat dalam Shahih al-Bukhari dan lain-lain.
‫ ﺍﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﺠﻴﻜﻢ ﳑﺎ ﺃﻧﺘﻢ ﻓﻴﻪ ﺇﻻ‬،‫ ))ﻳﺎﻫﺆﻻﺀ‬: ‫ﻢ ﻗﺎﻟﻮﺍ‬‫ﻭﻓﻴﻪ ﺃ‬
‫ﺃﻥ ﺗﺪﻋﻮﺍ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﺼﺎﱀ ﻣﺎ ﻋﻤﻠﺘﻢ(( ﻓﺪﻋﺎ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﺑﺼﺎﱀ‬
‫ ﻭﻓﺮﺝ‬،‫ ﻓﺎﺳﺘﺠﺎﺏ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﳍﻢ‬،‫ﻣﺎ ﻳﺮﺟﻮ ﻗﺒﻮﻟﻪ ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻪ‬
.‫ﻋﻨﻬﻢ‬
Dalam buku itu lebih lanjut disebutkan, mereka
berkata: Wahai teman-teman, sungguh tidak ada yang dapat
menyelamatkan kita dari keadaan ini kecuali berdo’a kepada
Allah SWT dengan wasilah (menyebutkan) amal shaleh yang

.‫( ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ‬٣٤٦٥) ‫ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬٣

7
pernah kita lakukan. Kemudian satu persatu berdo’a dengan
wasilah (menyebutkan) amal shaleh yang diharapkan telah di
terima disisi-Nya. Allah SWT pun mengabulkan do’a mereka,
dan mereka menemukan kembali jalan keluar dari gua itu.
‫ ﺣﻴﺚ ﺃﻗﺮ‬،‫ﻭﰲ ﻫﺬﺍ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺟﻮﺍﺯ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ ﺍﻟﺼﺎﱀ‬
‫ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ‬،‫ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﰱ ﻣﻌﺮﺽ ﺍﻟﺜﻨﺎﺀ‬،‫ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺹ ﺫﻟﻚ‬
‫ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﺴﺘﺤﺐ‬،‫ﺬﺍ‬ ‫ ))ﺍﺳﺘﺪﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ‬: ‫ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺭ‬
‫ ﻭﰲ ﺩﻋﺎﺀ ﺍﻻﺳﺘﺴﻘﺎﺀ‬،‫ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﰱ ﺣﺎﻝ ﻛﺮﺑﻪ‬،‫ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ‬
‫ ﻷﻥ ﻫﺆﻻﺀ‬،‫ ﻭﻳﺘﻮﺳﻞ ﺇﱃ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺑﻪ‬،‫ ﺑﺼﺎﱀ ﻋﻤﻠﻪ‬،‫ﻭﻏﲑﻩ‬
‫ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﺹ ﰲ ﻣﻌﺮﺽ ﺍﻟﺜﻨﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ‬،‫ﻓﻌﻠﻮﻩ ﻓﺎﺳﺘﺠﻴﺐ ﳍﻢ‬
.((‫ﲜﻤﻴﻞ ﻓﻀﺎﺋﻠﻬﻢ‬
Hadits tersebut menunjukkan tawasul dengan wasilah
amal shaleh diperbolehkan, berdasarkan pengakuan
Rasulullah SAW dalam redaksi hadits itu, pun kisah ini,
diangkat oleh beliau juga dalam konteks pujian untuk mereka.
Tidak aneh jika Imam Nawawi berkata: “bagi madzhab kami
hadits ini adalah dalil ke-sunnah-an tawassul kepada Allah
SWT saat berdo’a dalam kesusahan, istisqa’ (mohon guyuran
hujan), dan lain-lain, dengan wasilah amal shaleh yang pernah
dilakukan. Kisah teladan yang di tuturkan oleh baginda Nabi
SAW, dalam hadits itu sejatinya sebentuk sanjungan yang
dipersembahkan Nabi SAW untuk mereka bertiga”.

8
‫ ﳌﹼﺎ ﻣﺎﺗﺖ‬: ‫ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ‬،‫ﻭﺭﻭﻯ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﻏﲑﻩ‬
‫ ﺩﺧﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺭﺳﻮﻝ‬،‫ﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬ ‫ﻓﺎﻃﻤﺔ ﺑﻨﺖ ﺃﺳﺪ ﺃﻡ ﻋﻠ‬
‫ ﺃﻧﻪ ﳌﺎ ﻓﺮﻍ ﻣﻦ ﺣﻔﺮ‬: ‫ ﻭﰱ ﺁﺧﺮﻩ‬،‫ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬...... ‫ﺍﷲ ﺹ‬
: ‫ﻗﱪﻫﺎ ﻭﳊﺪﻫﺎ ﺩﺧﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﻓﺎﺿﻄﺠﻊ ﻓﻴﻪ ﻭﻗﺎﻝ‬
‫ ﺍﻏﻔﺮ ﻷﻣﻲ ﻓﺎﻃﻤﺔ‬،‫ ﻭﻫﻮ ﺣﻲ ﻻﳝﻮﺕ‬،‫))ﺍﷲ ﺍﻟﺬﻱ ﳛﻲ ﻭﳝﻴﺖ‬
‫ ﲝﻖ ﻧﺒﻴﻚ‬،‫ ﻭﻭﺳﻊ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﺪﺧﻠﻬﺎ‬،‫ ﻭﻟﻘﻨﻬﺎ ﺣﺠﺘﻬﺎ‬،‫ﺑﻨﺖ ﺃﺳﺪ‬
.٤((‫ﻭﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻲ ﻓﺈﻧﻚ ﺃﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮﺍﲪﲔ‬
Imam Thabrani dan juga yang lain meriwayatkan dari
Anas RA, ia berkata: Ketika Fathimah binti As’ad (ibu
kandung shahabat Ali RA) meninggal, Nabi Muhammad
SAW datang untuk ta’ziyah, pada akhir hadits ini disebutkan;
setelah selesai penggalian kubur Rasulullah SAW masuk ke
dalamnya, kemudian berbaring di sana seraya berkata: “Allah
adalah dzat yang memberi hidup dan mati, Dia Maha Hidup dan tak
kan mati. (ya Allah...) ampunilah ibuku, Fathimah binti As’ad,
bimbinglah dalam menjawab pertanyaan kuburnya, dan lapangkanlah
tempatnya, dengan wasilah (kedekatan) Nabi-Mu (ini) juga Nabi-
nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkau Maha Asih di antara para
pengasih”.

.(٧٦/١) ‫( ﻭﺍﻷﻭﺳﻂ‬٣٥١/٢٤) ‫ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﰲ ﺍﻟﻜﺒﲑ‬٤

9
،‫ ﺗﻮﺳﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬،‫ﻓﻔﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺍﻟﺜﺎﺑﺖ‬
‫ ﻭﺑﺈﺧﻮﺍﻧﻪ ﻣﻦ‬،‫ ﺍﻟﱵ ﻫﻲ ﺃﺭﻓﻊ ﺍﻟﺬﻭﺍﺕ ﻗﺪﺭﺍﹰ‬،‫ﺇﱃ ﺭﺑﻪ ﺑﺬﺍﺗﻪ‬
.‫ ﻭﺟﻠﻬﻢ ﻣﻮﺗﻰ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﲨﻴﻌﺎ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬،‫ﺍﻟﻨﺒﻴﲔ‬
Dalam hadits shahih ini jelas, Nabi SAW melakukan
tawassul pada Allah SWT dengan wasilah dirinya sendiri,
sosok yang memiliki derajat paling luhur, dan para Nabi
sebelumnya yang semuanya telah wafat. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan atas mereka.
‫ ﰲ ﺗﻮﺳﻠﻪ ﺑﺎﻷﻧﺒﻴﺎﺀ‬،‫ ﺃﺑﺮﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‬،‫ﻓﺎﻧﻈﺮ ﺑﺄﻳﻬﻤﺎ ﺗﻘﺘﺪﻱ‬
،‫ ﺍﳌﻐﺎﻟﲔ ﰲ ﺑﺪﻋﺘﻬﻢ‬،‫ﺆﻻﺀ ﺍﳌﺒﺘﺪﻋﺔ‬ ‫ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺃﻭ ﺃﻣﻮﺍﺗﺎﹰ؟ ﺃﻡ‬
‫ ﻭﻋﺪﻫﻢ‬،‫ﰲ ﻣﻨﻌﻬﻢ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﲟﻦ ﻣﺎﺕ ﻣﻦ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺎﳊﲔ‬
‫ﺫﻟﻚ ﻏﲑ ﻣﺸﺮﻭﻉ ﺃﻭ ﺷﺮﻛﺎﹰ؟‬
Lihat! dan renungkan! siapa yang engkau ikuti? Apakah
Rasulullah SAW yang telah meneladani kita dengan
melakukan tawassul dengan wasilah para Nabi yang masih
hidup maupun yang telah wafat?! atau ahli bid’ah, yang mana
bid’ah mereka ini di perparah lagi oleh usahanya melarang
tawassul dengan wasilah para Nabi dan orang Shalih, mereka
menganggap itu tidak sah atau, bahkan, syirik?!! Na’u dzubillah
min mitsli hazdal kalaam.

10
‫ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﻟﺒﻴﻬﻴﻘﻲ ﰲ )ﺩﻻﺋﻞ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ(‪ -‬ﻭﻗﺪ ﺍﻟﺘﺰﻡ ﺃﻻ ﻳﺬﻛﺮ‬
‫ﰲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻭﺍﺣﺪﹰﺍ ﻣﻮﺿﻮﻋﹰﺎ – ﻭﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﰲ‬
‫)ﻣﻌﺠﻤﻪ ﺍﻟﺼﻐﲑ(‪ ،‬ﻭﺍﳊﺎﻛﻢ ﰲ )ﺍﳌﺴﺘﺪﺭﻙ(‪ ،‬ﻭﺍﻟﻠﻔﻆ ﻟﻠﻄﱪﺍﱐ‪،‬‬
‫ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭ ﻗﺎﻝ ‪ :‬ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ‪)) :‬ﳌﺎ‬
‫ﺍﻗﺘﺮﻑ ﺁﺩﻡ ﺍﳋﻄﻴﺌﺔ ﻗﺎﻝ ‪ :‬ﻳﺎ ﺭﺏ‪ ،‬ﺃﺳﺄﻟﻚ ﲝﻖ ﳏﻤﺪ ﺇﻻ ﻏﻔﺮﺕ‬
‫ﱄ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ‪ :‬ﻳﺎ ﺁﺩﻡ‪ ،‬ﻛﻴﻒ ﻋﺮﻓﺖ ﳏﻤﺪﹰﺍ ﻭﱂ ﺃﺧﻠﻘﻪ؟‬
‫ﻗﺎﻝ ‪ :‬ﻳﺎ ﺭﺏ‪ ،‬ﺇﻧﻚ ﳌﺎ ﺧﻠﻘﺘﲏ ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻲ‪ ،‬ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻋﻠﻰ‬
‫ﻗﻮﺍﺋﻢ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻣﻜﺘﻮﺑﹰﺎ ‪)) :‬ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﷲ ﳏﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ((‪،‬‬
‫ﻓﻌﻠﻤﺖ ﺃﻧﻚ ﱂ ﺗﻀﻒ ﺇﱃ ﺍﲰﻚ ﺇﻻ ﺃﺣﺐ ﺍﳋﻠﻖ ﺇﻟﻴﻚ‪ .‬ﻓﻘﺎﻝ‬
‫ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ‪ :‬ﺻﺪﻗﺖ ﻳﺎ ﺁﺩﻡ‪ ،‬ﺍﻧﻪ ﻷﺣﺐ ﺍﳋﻠﻖ ﺇﱄ‪ ،‬ﻭﺇﺫ ﺳﺄﻟﺘﲏ‬
‫ﲝﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮﺕ ﻟﻚ‪ ،‬ﻭﻟﻮﻻ ﳏﻤﺪ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺘﻚ((‪.‬‬
‫ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﺯﺍﺩ ﻓﻴﻪ ‪)) :‬ﻭﻫﻮ ﺁﺧﺮ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻣﻦ‬
‫ﺫﺭﻳﺘﻚ((‪.٥‬‬

‫‪ ٥‬ﺍﳊﺎﻛﻢ ﰲ ﺍﳌﺴﺘﺪﺭﻙ )‪ ،(٦٧٢/٢‬ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﰲ ﺍﻷﻭﺳﻂ )‪.(٣١٣/٦‬‬

‫‪11‬‬
Al-Baihaqi dalam bukunya Dalail an-Nubuwwah – al-
Baihaqi ini tidak mencantumkan satupun hadits maudlu’
dalam buku ini-, Imam Thabrani dalam Majma’ Shaghirnya,
dan al-Hakim dalam al-Mustadraknya mengangkat satu hadits
dengan redaksi yang di ambil dari Thabrani dari riwayat
shahabat Umar bin Khattab RA berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “Setelah Adam mengakui kesalahannya ia berkata: wahai
Tuhanku, aku mohon kepada-Mu dengan wasilah (kedekatan)
Muhammad tidakkah Engkau mengampuni aku? Allah menjawab:
Adam! Bagaimana kau tahu Muhammad sedangkan aku belum
menciptakannya? Tuhanku...sahut Adam, sesungguhnya setelah
Engkau selesai menciptakan aku, aku tengadahkan kepalaku ke
atas, disitulah aku melihat di atas tiang-tiang Arasy tertulis ”La ilaha
illa-llah Muhammad Rasulullah”, aku sadar sungguh Engkau tidak
akan menyandarkan kepada Nama agung-Mu kecuali makhluk yang
paling Engkau sayangi. Kemudian Allah menjawab: benar! Dialah
makhluk yang paling Aku kasihi, dan saat kamu minta ampunanKu
dengan wasilah kedekatannya padaku, sungguh aku telah
mengampunimu. Jika bukan karena Muhammad, aku tidak
menciptakanmu”. Dalam riwayat Thabrani ini ada tambahan
redaksi “dialah Nabi terakhir dari anak cucumu”.
‫ﻭﳍﺬ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺷﺎﻫﺪ ﻳﺮﺗﻘﻲ ﺑﻪ ﺇﱃ ﺩﺭﺟﺔ ﺍﳊﺴﻦ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ‬
‫ﺑﺸﺮﺍﻥ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﻗﻮﻱ – ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﳊﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ – ﻋﻦ‬

12
: ‫ ﻗﻠﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻣﱴ ﻛﻨﺖ ﻧﺒﻴﺎ؟ ﻗﺎﻝ‬: ‫ﻣﺴﲑﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻗﺎﻝ‬
.٦‫(( ﺍﳊﺪﻳﺚ‬......‫))ﳌﺎ ﺧﻠﻖ ﺍﷲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﺍﺳﺘﻮﻯ ﺇﱃ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ‬
Hadits di atas dikukuhkan dengan hadits lain yang
memiliki kekuatan sanad hingga mendongkrak peringkatnya
masuk dalam klasifikasi hadits hasan. Adalah riwayat Ibnu
Basyran dari Maisarah al-Fajr berkata: aku berkata: wahai
Rasul…kapan engkau jadi Nabi? Beliau menjawab: “ketika
Allah menciptakan bumi dan beranjak ke langit…”
‫ﻭﳑﻦ ﺃﻛﺪ ﻫﺬﺍ ﺍﳋﱪ ﻭﺃﺧﺬ ﺑﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺃﻧﺲ ﻓﻘﺎﻝ‬
‫ ))ﻓﻬﻮ ﻭﺳﻴﻠﺘﻚ ﻭﻭﺳﻴﻠﺔ‬: ‫ﻟﻠﻤﻨﺼﻮﺭ ﻣﺘﺤﺪﺛﹰﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ‬
((...‫ﺃﺑﻴﻚ ﺁﺩﻡ ﺇﱃ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
Adapun tokoh yang menguatkan sekaligus
mengamalkan Hadits di atas adalah Imam Malik bin Anas, ia
pun berkata pada al-Manshur seraya meriwayatkan hadits
tersebut: “dia (Nabi Muhammad SAW) adalah wasilahmu sejak
Nabi Adam AS sampai hari kiamat…”
‫ﻭﰲ ﻫﺬﺍ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺩﻻﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺮﺳﻮﻝ ﺍﷲ‬
‫ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﰲ‬،‫ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺘﺸﺮﻑ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﻮ ﺟﻮﺩﻩ‬،‫ﺹ‬

‫ ﺃﺟﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﳉﻮﺯﻱ ﰲ ﺍﻟﻮﻓﺎ ﺑﻔﻀﺎﺋﻞ ﺍﳌﺼﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﳊﺎﻓﻆ ﺃﰊ ﺍﳊﺴﻦ ﺍﺑﻦ ﺑﺸﺮﺍﻥ‬٦
.‫ﻭﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﻗﻮﻱ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﳊﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ‬

13
‫ ﻭﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺃﻥ‬،‫ﺎ ﰲ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ‬‫ﺻﺤﺔ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴ‬
‫ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻻ ﻳﺼﺢ ﺑﺄﺣﺪ ﺇﻻ ﻭﻗﺖ ﺣﻴﺎﺗﻪ ﰱ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ‬
.‫ﻗﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﺗﺒﻊ ﻫﻮﺍﻩ ﺑﻐﲑ ﻫﺪﻯ ﻣﻦ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
Ada petunjuk dari hadits di atas, tawassul dengan
wasilah Nabi Muhammad SAW telah ada dan disyari’atkan
jauh sebelum dunia ini tercerahkan dengan kelahiran beliau.
Berarti wujud hidup beliau di alam dunia juga bukan syarat
keabsahan tawasul. Dari sini kita tahu bahwa pendapat yang
mengatakan tawasul dengan seseorang tidak sah kecuali di
saat orang itu masih hidup adalah bentuk dari ketundukan
pada hawa nafsu tanpa didasari petunjuk Allah SWT.
‫ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺴﺎﺋﺮ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ‬،‫ﻓﺎﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺴﻴﺪﻧﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‬
‫ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﺼﺎﳊﲔ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﷲ‬،‫ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬
‫ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺤﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻷﻣﺔ‬،‫ﻢ ﲨﻴﻌﺎﹰ‬ ‫ ﻭﺍﻻﺳﺘﻐﺎﺛﺔ‬،‫ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬
‫ ﻣﻘﺒﻮﻟﻮﺍ ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬،‫ﻢ ﻋﺒﺎﺩ ﻣﻜﺮﻭﻣﻮﻥ‬‫ﻣﻦ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺃ‬
‫ ﻭﻧﻄﻘﺖ‬،‫ ﻭﺩﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ‬،‫ﺑﻔﻀﻠﻪ ﻫﻮ ﳑﺎ ﺃﲨﻌﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻷﻣﺔ‬
.‫ ﻭﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻷﻣﺔ‬،‫ ﻭﺃﻗﻮﺍﻝ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ‬،‫ﺑﻪ ﺻﺤﺎﺡ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬
Artinya, tawasul yang seperti ini, baik wasilahnya
berupa Nabi Muhammad SAW atau Nabi-nabi yang lain,
alaihim as-shalatu was-salam, dan para shalihin, sekali lagi,

14
dengan cara-cara yang di tempuh oleh umat Islam ini; tetap
meyakini beliau-beliau adalah hamba-hamba Allah yang mulia
dan syafa’atnya pun telah di terima disisi-Nya, adalah
merupakan titik ijma’ (kesepakatan) umat, dengan dalil al-
Qur’an, teladan Nabi SAW, pendapat para ulama’, dan salaful
ummah.
‫ ﰲ ﺧﻄﺒﺘﻪ‬،‫ﻭﰲ ﻗﻮﻝ ﺃﻣﲑ ﺍﳌﺆﻣﻨﲔ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭ‬
‫))ﻭﺍﲣﺬﻭﻩ ﻭﺳﻴﻠﺔ‬:‫ ﰲ ﺣﻖ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ‬،‫ﲟﺤﻀﺮ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﺍﻟﺘﺎﺑﻌﲔ‬
‫ﻢ ﱂ ﻳﻜﻮﻧﻮﺍ‬‫ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ ﺍﻟﻮﺍﺿﺤﺔ ﻋﻠﻰ ﺃ‬،((‫ﺇﱃ ﺍﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬
‫ ﺑﻞ ﺍﺑﺘﻐﺎﺀ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﻋﻨﺪﻫﻢ‬،‫ﻳﻔﻬﻤﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﺇﻻ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﻓﻘﻂ‬
.‫ﻢ‬ ‫ ﻭﻣﺎ ﻳﺘﻌﻠﻖ‬،‫ﺷﺎﻣﻞ ﻟﻠﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺎﳊﲔ‬
Dalam statement sahabat Umar bin Khattab RA yang
bertutur tentang ketokohan Sayyid Abbas dan disampaikan
dalam salah satu pidatonya di hadapan para shahabat yang
lain: “jadikanlah beliau sebagai wasilah kepada Allah SWT”
terdapat bukti yang sangat tegas bahwa para shahabat
memahami wasilah bukan terbatas pada amal perbuatan an
sich. Lebih dari itu, juga mencakup sosok para Nabi, para
shalih, dan bahkan, apapun saja yang berkaitan dengannya.
‫ ﻭﻣﻬﻤﺎ ﺑﻠﻎ ﻗﻮﻝ ﺍﳌﻨﻜﺮ ﻣﻦ‬،‫ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻱ ﺣﺎﻝ ﻣﻦ ﺍﻷﺣﻮﺍﻝ‬
،‫ ﻗﺒﻞ ﺧﻠﻘﻪ‬،‫ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﺟﺎﺋﺰ ﰲ ﻛﻞ ﺣﺎﻝ‬،‫ﺍﻹﻧﻜﺎﺭ‬

15
‫ ﻭﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻪ ﰲ ﻣﺪﺓ‬،‫ ﰲ ﻣﺪﺓ ﺣﻴﺎﺗﻪ ﰲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ‬،‫ﻭﺑﻌﺪ ﺧﻠﻘﻪ‬
.‫ ﻭﺍﳉﻨﺔ‬،‫ ﻭﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﻌﺚ ﰲ ﻋﺮﺻﺎﺕ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬،‫ﺍﻟﱪﺯﺥ‬
Akhirnya, apapun keadaannya, sampai mana pun
komentar para pengingkar, sesungguhnya tawassul dengan
wasilah Nabi Muhammad SAW dibenarkan! Baik dilakukan
sebelum penciptaan maupun sesudahnya, dalam masa hidup
di dunia maupun setelah wafatnya (di alam barzakh), pada
hari kebangkitan, hari-hari berat dari hari kiamat, dan juga di
sorga kelak.

16
‫ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬
‫‪MACAM-MACAM TAWASUL‬‬

‫ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻋﻠﻰ ﻧﻮﻋﲔ ‪:‬‬


‫‪ :‬ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﲟﻌﲎ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﲜﺎﻩ ﺍ ﹸﳌ‪‬ﺘ ‪‬ﻮﺳ‪‬ﻞ ﺑﻪ‪.‬‬ ‫ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻷﻭﻝ‬
‫‪ :‬ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﲟﻌﲎ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ‪.‬‬ ‫ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻟﺜﺎﱐ‬
‫ﻭﻫﺎﻙ ﺗﻔﺼﻴﻞ ﳍﻤﺎ ‪:‬‬
‫‪ :‬ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﲟﻌﲎ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﲜﺎﻩ ﺍ ﹸﳌ‪‬ﺘ ‪‬ﻮﺳ‪‬ﻞ ﺑﻪ‬ ‫ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻷﻭﻝ‬
‫ﲟﻌﲎ ﺃﻥ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﳊﺎﺟﺔ ﻳﺴﺄﻝ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﲜﺎﻩ ﺍﳌﺘﻮﺳﻞ ﺑﻪ‪،‬‬
‫ﺃﻭ ﺑﱪﻛﺘﻪ‪ ،‬ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﰲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻨﻮﻉ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﲔ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺳﻞ‬
‫ﺑﺬﻱ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﺮﻓﻴﻊ ﻗﺒﻞ ﻭﺟﻮﺩﻩ‪ ،‬ﻭﺑﻌﺪ ﻭﺟﻮﺩﻩ‪ ،‬ﰲ ﺣﻴﺎﺗﻪ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ‪،‬‬
‫ﺃﻭ ﺣﻴﺎﺗﻪ ﺍﻷﺧﺮﻯ‪ ،‬ﻓﻴﺠﻮﺯ ﺫﻟﻚ ﰲ ﺍﻷﺣﻮﺍﻝ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ‪ ،‬ﻭﺳﻨﻔﺼﻞ‬
‫ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺣﺴﺒﻤﺎ ﻭﺭﺩ ﰲ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﻦ ﺃﺧﺒﺎﺭ ﺻﺤﻴﺤﻪ ﺛﺎﺑﺘﺔ ‪:‬‬
‫‪Tawasul Terbagi 2 Macam yaitu : Pertama, Tawasul‬‬
‫‪dengan pengertian do’a dengan wasilah tertentu. Kedua,‬‬
‫‪Tawasul dengan pengertian meminta do’a.‬‬

‫‪17‬‬
1. Tawasul dengan pengertian do’a dengan wasilah
kedudukan seseorang atau sesuatu.

Artinya, orang yang mencari hajat tertentu


memohon kepada Alloh SWT dengan wasilah, baik
kedudukan maupun barakahnya. Dalam hal ini tidak
dibedakan antara tawasul yang dilakukan dalam periode
sebelum terwujudnya wasilah maupun sesudahnya, baik
semasa hidupnya di dunia ini ataupun di akhirat, dalam
tiga periode itu tawassul sama diperbolehkannya. Lebih
jelasnya, berikut perincian yang di dasarkan pada hadits-
hadits shahih:
: ‫ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺬﻱ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﺮﻓﻴﻊ ﻗﺒﻞ ﻭﺟﻮﺩﻩ‬: ‫ﺍﳊﺎﻟﺔ ﺍﻷﻭﱃ‬
‫ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﷲ‬،‫ﻭﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺁﺛﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﺍﳌﺎﺿﲔ‬
،‫ ﺍﻗﺘﺼﺮﻧﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﺒﲔ ﻟﻨﺎ ﺻﺤﺘﻪ‬،‫ﻭﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﲨﻌﲔ‬
: ‫ﻭﻫﻮ‬
A. Bagian Pertama: Tawasul dalam periode sebelum
wujud sang wasilah di alam ini

Tawassul dalam periode ini bisa dilakukan dengan


dalil jejak para Nabi terdahulu, shalawatullah ’alaihim
ajma’in. kiranya kita cukup mengutip hadits yang shahih
saja di sini, yaitu:

18
‫ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ ﺍﷲ ﰲ ﺍﳌﺴﺘﺪﺭﻙ ﻋﻠﻰ‬
‫ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﲔ ﻗﺎﻝ ‪ :‬ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﻴﺪ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ‬
‫ﳏﻤﺪ‪ ،‬ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭ ﻗﺎﻝ ‪ :‬ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ‬
‫ﺍﷲ ﺹ ‪)) :‬ﳌﺎ ﺍﻗﺘﺮﻑ ﺁﺩﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﳋﻄﻴﺌﺔ ﻗﺎﻝ‬
‫‪ :‬ﻳﺎ ﺭﺏ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﲝﻖ ﳏﻤﺪ ﺇﻻ ﻏﻔﺮﺕ ﱄ‪ ،‬ﻓﻘﺎﻝ‬
‫ﺍﷲ ‪ :‬ﻳﺎ ﺁﺩﻡ‪ ،‬ﻭﻛﻴﻒ ﻋﺮﻓﺖ ﳏﻤﺪﹰﺍ ﻭﱂ ﺃﺧﻠﻘﻪ؟ ﻗﺎﻝ‬
‫‪ :‬ﻳﺎ ﺭﺏ‪ ،‬ﻷﻧﻚ ﳌﺎ ﺧﻠﻘﺘﲏ ﺑﻴﺪﻙ‪ ،‬ﻭﻧﻔﺨﺖ ﰲ ﻣﻦ‬
‫ﺭﻭﺣﻚ‪ ،‬ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻲ ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﺍﺋﻢ ﺍﻟﻌﺮﺵ‬
‫ﻣﻜﺘﻮﺑﹰﺎ ‪ :‬ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﷲ ﳏﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ‪ ،‬ﻓﻌﺮﻓﺖ‬
‫ﺃﻧﻚ ﱂ ﺗﻀﻒ ﺇﱃ ﺍﲰﻚ ﺇﻻ ﺃﺣﺐ ﺍﳋﻠﻖ ﺇﻟﻴﻚ‪.‬‬
‫ﻓﻘﺎﻝ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ‪ :‬ﺻﺪﻗﺖ ﻳﺎ ﺁﺩﻡ‪ ،‬ﺇﻧﻪ ﻷﺣﺐ ﺍﳋﻠﻖ‬
‫ﺇﱄ‪ ،‬ﻭﺇﺫﺍ ﺳﺄﻟﺘﲏ ﲝﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮﺕ ﻟﻚ‪ ،‬ﻭﻟﻮ ﻻ‬
‫ﳏﻤﺪ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺘﻚ((‪.‬‬
‫‬ ‫‪Hadits riwayat al-Hakim Abu Abdillah dalam‬‬
‫‪bukunya al-Mustadrak ala al-shahihain, berkata: Abu‬‬
‫‪Sa’id Amr bin Muhammad meriwayatkan kepadaku‬‬

‫‪19‬‬
dari Umar bin Khattab RA, berkata : Rasulullah SAW
bersabda: “Ketika Adam telah mengakui kesalahannya
berkata: wahai Tuhanku, aku mohon kepadamu dengan
wasilah (kedekatan) Muhammad, tidakkah Engkau
mengampuni aku? Allah menjawab: Adam! Bagaimana kau
tahu Muhammad sedangkan aku belum menciptakannya?
Tuhanku…sahut Adam, sesungguhnya setelah Engkau
selesai menciptakan aku dengan kekuasaan-Mu, setelah
Engkau tiupkan ruh-Mu padaku, aku tengadahkan
kepalaku ke atas, saat itu aku melihat di atas tiang-tiang
Arasy tertulis ”la ilaha illa-llah Muhammad Rasulullah”,
aku sadar sungguh Engkau tidak akan menyandarkan
kepada Nama agung-Mu kecuali makhluk yang paling
Engkau sayangi. Kemudian Allah menjawab: benar! Dialah
makhluk yang paling aku kasihi, dan saat kamu minta
ampunanku dengan wasilah kedekatannya padaku, sungguh
aku telah mengampunimu. Jika bukan karena Muhammad,
aku tidak menciptakanmu”.
‫ ﻭﺭﻭﺍﻩ‬،((‫ ))ﻫﺬﺍ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ‬: ‫ﻗﺎﻝ ﺍﳊﺎﻛﻢ‬
‫ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﺯﺍﺩ‬،٧ ‫ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﺃﻳﻀﹰﺎ ﰲ ﺩﻻﺋﻞ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ‬
.((‫ ))ﻭﻫﻮ ﺁﺧﺮ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻣﻦ ﺫﺭﻳﺘﻚ‬: ‫ﻓﻴﻪ‬
Al-Hakim berkata : ”hadits ini shahih sanadnya”.
Al-Baihaqi juga meriwayatkannya dalam bukunya
dalail an Nubuwwah, Thabrani juga menyebutkan dan

.‫ ﺳﺒﻖ ﲣﺮﳚﻪ‬٧

20
menambahkan redaksi: ”dialah Nabi terakhir dari anak
cucumu”.
‫ ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺯﺍﻕ ﰲ‬،‫ ﻭﺫﻛﺮ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﰲ ﻣﺴﺘﺪﺭﻛﻪ‬
‫ ﻋﻦ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﺑﻦ‬: ‫ ﻭﺍﺑﻦ ﺃﰊ ﺷﻴﺒﺔ ﰲ ﻣﺴﻨﺪﻩ‬،‫ﻣﺼﻨﻔﻪ‬
،‫ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺍﳌﺴﻴﺐ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬
‫ ﻳﺎ‬،‫ ))ﺃﻭﺣﻰ ﺍﷲ ﺇﱃ ﻋﻴﺴﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ‬: ‫ﻗﺎﻝ‬
‫ ﻭﺃﻣﺮ ﻣﻦ ﺃﺩﺭﻛﻪ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻚ ﺃﻥ‬،‫ﻋﻴﺴﻰ ﺁﻣﻦ ﲟﺤﻤﺪ‬
‫ ﻭﻟﻮﻻﻩ ﻣﺎ‬،‫ ﻓﻠﻮﻻ ﳏﻤﺪ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ ﺁﺩﻡ‬،‫ﻳﺆﻣﻨﻮﺍ ﺑﻪ‬
‫ ﻭﻟﻘﺪ ﺧﻠﻘﺖ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻋﻠﻰ ﺍﳌﺎﺀ‬،‫ﺧﻠﻘﺖ ﺍﳉﻨﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎﺭ‬
‫ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﷲ ﳏﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ‬: ‫ﻓﺎﺿﻄﺮﺏ ﻓﻜﺘﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ‬
.((‫ ﻓﺴﻜﻦ‬،‫ﺍﷲ‬

 Hadits yang diriwayatkan Al-Hakim dalam al-


Mustadrak-nya, Abd al-Razaq dalam mushannaf-nya,
dan Ibnu Abi Syaiba dalam kitab Musnad-nya, dari
Qatadah bin Sa’id bin Musayyab, dari Ibnu Abbas RA
berkata: ”Allah memberi wahyu kepada Nabi Isa AS,
wahai Isa... berimanlah kepada Muhammad, dan serukanlah
pada umatmu yang menjumpainya untuk beriman kepadanya.
Kalau bukan karena Muhammad, niscaya Aku tidak

21
menciptakan Adam, kalau bukan karenanya pula, tidak
Kuciptakan surga dan neraka, telah Kuciptakan ’Arsy diatas
air maka air itu beriak, lalu Saya tulis diatasnya ”La ilaha
Illallah Muhammad Rasulullah” maka ia pun tenang
kembali.
،‫ ﻭﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ‬،‫ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ ﻣﻦ ﺗﻮﺳﻞ ﻧﻮﺡ‬ 
‫ ﻓﺬﻛﺮﻩ‬،‫ ﻣﻦ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ‬،‫ﻭﻏﲑﳘﺎ‬
‫ﺬﺍ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﳉﻮﺩﺗﻪ‬ ‫ﺍﳌﻔﺴﺮﻭﻥ ﻭﺍﻛﺘﻔﻴﻨﺎ ﻋﻨﻪ‬
.‫ﻭﺗﺼﺤﻴﺢ ﺍﳊﺎﻛﻢ ﻟﻪ‬
 Adapun riwayat yang menceritakan tawasul yang
dilakukan oleh para Nabi seperti Nabi Nuh, Ibrahim,
dan Nabi-nabi lain–semoga Allah mencurahkan
salawat dan salamnya kepada mereka–telah banyak
disebutkan oleh para mufassir dalam karya-karya
mereka. Hadits-hadits di atas sudah cukup kuat
dengan jaminan shahih dari salah satu pakar hadits
terkemuka, Imam al-Hakim.
‫ ﺑﲔ ﺃﻥ ﻳﻌﱪ ﻋﻨﻪ ﺑﻠﻔﻆ‬،‫ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﰲ ﻫﺬﺍ ﺍﳌﻌﲎ‬
.‫ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﺠﻮﻩ‬،‫ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﺸﻔﻊ‬،‫ ﺃﻭ ﺍﻻﺳﺘﻌﺎﻧﺔ‬،‫ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬
Pemaknaan tawassul yang demikian itu tidak berubah
meski diistilahkan dengan al-Isti’anah, at-Tasyaffu’, dan at-
tajawwuh.

22
‫ﻭﺍﻟﺪﺍﻋﻲ ﲟﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻭﻣﺎ ﰲ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻣﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ‬
.‫ ﻭﻣﺴﺘﻐﻴﺚ ﺑﻪ‬،‫ ﻷﻧﻪ ﺟﻌﻠﻪ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻹﺟﺎﺑﺔ ﺍﷲ ﺩﻋﺎﺀﻩ‬،‫ﺹ‬
Jadi, orang yang berdo’a dengan cara tawassul atau yang
searti ini adalah orang yang mencari perantara terhadap Nabi
SAW dan memohon pertolongan Allah SWT dengan
wasilahnya. Karena dia menjadikan Nabi sebagai wasilah
(perantara) agar Allah SWT mengkabulkan do’anya.
(‫ﻭﺍﳌﻌﲎ ﺃﻧﻪ ﺍﺳﺘﻐﺎﺙ ﺍﷲ ﺑﻪ )ﺃﻱ ﻃﻠﺐ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﷲ ﺍﻟﻐﻮﺙ‬
‫ ﻭﻗﺪ ﺗﺮﺩ ﻟﻠﺘﻌﺪﻳﺔ ﻛﻤﺎ‬،‫ ﻓﺎﻟﺒﺎﺀ ﻫﺎ ﻫﻨﺎ ﻟﻠﺴﺒﺒﻴﺔ‬،‫ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﻘﺼﺪﻩ‬
،‫ ﻭﻣﺘﺠﻮﻩ ﺑﻪ‬،‫ ﻭﻣﺴﺘﺸﻔﻊ ﺑﻪ‬،‫ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻐﺎﺙ ﺑﻚ ﻓﺄﻏﺜﻪ‬: ‫ﻳﻘﻮﻝ‬
.‫ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺘﺠﻮﻩ ﻭﺍﻟﺘﻮﺟﻪ ﺭﺍﺟﻌﺎﻥ ﺇﱃ ﻣﻌﲎ ﻭﺍﺣﺪ‬،‫ﻭﻣﺘﻮﺟﻪ ﺑﻪ‬
Pemaparannya adalah dia memohon pertolongan
kepada Allah melalui Nabi SAW atas apa yang ia inginkan,
huruf ba’ di sini menunjukkan arti sababiyah (sebab) bisa juga
berarti ta’diyah (agar kata kerja bisa melampaui pelaku sampai
obyek kerjanya) sebagaimana contoh: ‫ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻐﺎﺙ ﺑﻚ ﻓﺄﻏﺜﻪ‬
(siapapun yang minta tolong kepadamu maka tolonglah),
begitu juga contoh: ‫ ﻭﻣﺘﻮﺟﻪ ﺑﻪ‬، ‫ ﻭﻣﺘﺠﻮﻩ ﺑﻪ‬،‫ﻭﻣﺘﺸﻔـﻊ ﺑﻪ‬
karena kedua kata terakhir kembali pada satu arti.

23
‫ ﺍﳌﺘﺸﻔﻊ ﺑﺎﻟﺸﺨﺺ ﻣﻦ ﺟﺎﺀ ﺑﻪ‬: ‫ﻭﻻ ﻳﺼﺢ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ‬
‫ ﻳﺘﺸﻔﻊ ﺑﻪ؟‬: ‫ ﻓﻜﻴﻒ ﻳﺼﺢ ﺃﻥ ﻳﻘﺎﻝ‬،‫ﻟﻴﺸﻔﻊ‬
Oleh karenya tidak tepat jika dikatakan: al-mutasyaffi’
bisy-syakhshi semakna dengan man ja’a bihi li yusyaffi’.
Bagaimana bisa dikatakan: yatasyaffa’u bihi?
‫ ﻭﻫﻮ‬،‫ ﻭﺇﳕﺎ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﰲ ﺍﳌﻌﲎ‬،‫ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻟﻴﺲ ﰲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺭﺓ‬
‫ ﻭﻛﻤﺎ ﻳﻔﻬﻢ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ‬،‫ﺳﺆﺍﻝ ﺍﷲ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﻛﻤﺎ ﻭﺭﺩ ﻋﻦ ﺁﺩﻡ‬
‫ﻢ ﻳﻔﻬﻤﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺸﻔﻊ ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻭﺍﻻﺳﺘﻌﺎﻧﺔ ﻭﺍﻟﺘﺠﻮﻩ‬‫ ﻓﺈ‬،‫ﺫﻟﻚ‬
،‫ﺬﻩ ﺍﻷﻟﻔﺎﻅ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﳌﻌﲎ‬ ‫ ﻭﻻ ﻣﺎﻧﻊ ﻣﻦ ﺇﻃﻼﻕ ﺍﻟﻠﻐﺔ‬،‫ﺫﻟﻚ‬
‫ ﲟﻦ ﻳﻘﻄﻊ ﺃﻥ ﻟﻪ‬،‫ ﺟﻮﺍﺯ ﺃﻥ ﻳﺴﺄﻝ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬،‫ﻭﺍﳌﻘﺼﻮﺩ‬
.‫ﻋﻨﺪ ﺍﷲ ﻗﺪﺭﹰﺍ ﻭﻣﺮﺗﺒﺔ‬
Karena sebenarnya inti pembicaraan ini bukanlah pada
redaksinya, tapi lebih pada isi. Yaitu memohon kepada Allah
SWT dengan wasilah Nabi SAW Sebagaimana yang terjadi
dari kisah Nabi Adam AS, juga pemahaman umum umat
Islam, karena mereka memahami istilah; tasyaffu’, tawassul, dan
tajawwuh seperti di atas, dan tidak ada alasan yang
menghalangi penggunaan istilah-isltilah ini selama untuk
mengungkapkan pemahaman di atas. Jadi, boleh-boleh saja
memohon kepada Allah SWT, dengan wasilah orang-orang

24
yang dapat dipastikan memiliki derajat luhur dan terhormat
disisi-Nya.
،‫ﻭﻻﺷﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻟﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﷲ ﻗﺪﺭ ﻋﺎ ٍﻝ ﻭﻣﺮﺗﺒﺔ ﺭﻓﻴﻌﺔ‬
.‫ﻭﺟﺎﻩ ﻋﻈﻴﻢ‬
Nah, tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad
SAW memiliki derajat, kedudukan, dan pangkat yang tinggi di
sisi Allah SWT.
‫ ﲝﻴﺚ ﺃﻧﻪ‬،‫ﻭﰲ ﺍﻟﻌﺎﺩﺓ ﺃﻥ ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻗﺪﺭ‬
،‫ ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻧﺘﺴﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﺷﺨﺺ ﰲ ﻏﻴﺒﺘﻪ‬،‫ﺇﺫﺍ ﺷﻔﻊ ﻋﻨﺪﻩ ﻗﺒﻞ ﺷﻔﺎﻋﺘﻪ‬
‫ ﻭﺍﻥ ﱂ ﻳﻜﻦ ﺣﺎﺿﺮﹰﺍ ﻭﻻ‬،‫ﻭﺗﻮﺳﻞ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺗﺸﻔﻊ ﺑﻪ ﻓﻼ ﺣﺮﺝ‬
.‫ ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﻗﺒﻞ ﺧﻠﻘﻪ‬،‫ﺷﺎﻓﻌﺎﹰ‬
Toh, biasanya seseorang yang memiliki kedudukan di
sisi fulan –dalam arti kalaupun dia memberi rekomendasi
maka akan diterima- seumpama ada orang lain yang
mengaitkan dirinya dengan orang tersebut, berwasilah, dan
minta rekomendasi darinya akan diterima oleh sifulan tadi,
meskipun orang itu tidak ada di depan mata juga bukan orang
yang mengambil keputusan (pertolongan). Dalam pengertian
seperti inilah terjadinya tawassul dengan Nabi Muhammad
SAW yang dilakukan sebelum penciptaanya.

25
،‫ ﻭﻻ ﺩﺍﻋﲔ ﺇﻻ ﺇﻳﺎﻩ‬،‫ﻭﻟﺴﻨﺎ ﰲ ﺫﻟﻚ ﺳﺎﺋﻠﲔ ﻏﲑ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ‬
‫ ﻛﻤﺎ‬،‫ﻭﻳﻜﻮﻥ ﺫﻛﺮ ﺍﶈﺒﻮﺏ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻌﻈﻴﻢ ﺳﺒﺒﺎ ﰲ ﺫﻟﻚ ﻟﻺﺟﺎﺑﺔ‬
.‫ﰲ ﺍﻷﺩﻋﻴﺔ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ ﺍﳌﺄﺛﻮﺭﺓ‬
Kita bukan para pemohon yang mengajukan
permohonannya pada selain Allah SWT, juga bukan para
pendo’a melainkan hanya kepada Allah SWT. Adapun
penyertaan nama-nama orang yang kita cintai atau sosok
agung (sebagaimana lazimnya dalam bertawasul) adalah
(diharapkan) sebagai sebab terkabulnya permohonan, seperti
do’a-do’a kita yang shahih bersumber dari Nabi.
.‫ﻫﺬﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺼﺎﱀ ﺍﻟﻌﻤﻞ‬
: ‫ﺃﻣﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺪﻋﺎﺀ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺹ ﻭﺷﻔﺎﻋﺘﻪ‬
öΝßγ|¡àΡr& (#þθßϑn=¤ß ŒÎ) öΝßγ‾Ρr& öθs9uρ : ‫ﻓﻴﺪﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
©!$# (#ρ߉y`uθs9 ãΑθß™§9$# ÞΟßγs9 txøótGó™$#uρ ©!$# (#ρãxøótGó™$$sù x8ρâ!$y_

٨
∩∉⊆∪ $VϑŠÏm§‘ $\/#§θs?

.٦٤ ‫ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ‬: ‫ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬٨

26
öΝèδãÎdγsÜè? Zπs%y‰|¹ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& ôÏΒ õ‹è{ : ‫ﻭﻟﻌﻞ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
ìì‹Ïϑy™ ª!$#uρ 3 öΝçλ°; Ös3y™ y7s?4θn=|¹ ¨βÎ) ( öΝÎγø‹n=tæ Èe≅|¹uρ $pκÍ5 ΝÍκŽÏj.t“è?uρ

٩
∩⊇⊃⊂∪ íΟŠÎ=tæ

‫ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﳌﻄﻠﻮﺏ‬،‫ﻭﻃﻠﺐ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻐﲑ ﺃﺭﺟﻰ ﻟﻺﺟﺎﺑﺔ‬


.‫ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﺍﻟﺼﻼﺡ‬
Pemaparan di atas adalah bentuk tawasul dengan
wasilah amal shaleh.
Adapun tawasul dengan wasilah do’a Rasulullah SAW,
dan syafa’atnya mengacu pada Firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa’; 64).

Juga terdapat dalam firman Allah:


"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Tawbah; 103).

.١٠٣ ‫ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ‬: ‫ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ‬٩

27
Meminta doa dari orang lain justru lebih bisa di
harapkan untuk dikabulkan, jika orang tersebut termasuk
orang-orang yang bertaqwa dan shaleh.
‫ ﺣﻴﻨﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﻟﻌﻤﺮ‬،‫ﻭﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺪﻋﺎﺀ ﻏﲑﻩ ﺹ ﻗﺪ ﺳﻨﻪ ﻟﻨﺎ‬
‫ ))ﻻ‬:‫ ﻭﻗﺪ ﺍﺳﺘﺄﺫﻧﻪ ﰲ ﺍﻟﻌﻤﺮﺓ ﻓﺄﺫﻥ ﻟﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻪ‬،‫ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭ‬
١٠
((‫ﺗﻨﺴﻨﺎ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﻣﻦ ﺩﻋﺎﺋﻚ‬
Bahkan, meminta doa pada orang lain juga pernah di
teladankan oleh Nabi Muhammad SAW, ini terekam dari
ucapan beliau terhadap sahabat Umar bin Khattab RA, ketika
Umar memohon izin untuk berangkat ibadah umroh, maka
Nabi mengizinkannya seraya berkata: ” jangan lupakan kami
dalam doamu wahai saudaraku” (HR Abi Dawud dan Ibnu
Majah).
،‫ ﻓﻴﻤﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﰲ ﺻﺤﻴﺤﻪ‬،‫ﻭﺳﻨﻪ ﻟﻌﻤﺮ ﻭﻟﻐﲑﻩ ﺗﺒﻌﹰﺎ ﻟﻪ‬
:‫ ﺇﱐ ﲰﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﻳﻘﻮﻝ‬: ‫ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭ ﻗﺎﻝ‬
‫ ﻭﻛﺎﻥ ﺑﻪ‬،‫ ﻭﻟﻪ ﻭﺍﻟﺪﺓ‬،‫))ﺇﻥ ﺧﲑ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﲔ ﺭﺟﻞ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺃﻭﻳﺲ‬
.١١((‫ ﻓﻤﺮﻭﻩ ﻓﻠﻴﺴﺘﻐﻔﺮ ﻟﻜﻢ‬،‫ﺑﻴﺎﺽ‬
.(٢٨٩٣) ‫ ﻭﺳﻨﻦ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬،(١٣٩٨) ‫ ﺳﻨﻦ ﺃﰊ ﺩﺍﻭﺩ‬١٠
(٢٥٤٢) ‫ ﻣﺴﻠﻢ‬١١

28
Nabi SAW juga pernah menganjurkan hal ini pada
sahabat Umar RA yang juga berarti anjuran untuk ummat
Islam lainnya, dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim
dari Umar bin Khattab RA berkata: sungguh aku telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”seseungguhnya sebaik-
baik pengikut (tabi’in) adalah seorang lelaki yang bernama Uwais, dia
memiliki seorang ibu, dia sangat bersih, maka mintalah kalian
kepadanya agar memohonkan ampunan untuk kalian”.
‫ ﻟﻮ ﺃﻗﺴﻢ ﻋﻠﻰ‬،‫ﺎ ﺑﺮ‬ ‫ ))ﻭﻟﻪ ﻭﺍﻟﺪﺓ ﻫﻮ‬: ‫ﻭﰲ ﺭﻭﺍﻳﺔ‬
.((‫ ﻓﺈﻥ ﺍﺳﺘﻄﻌﺖ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮ ﻟﻚ ﻓﺎﻓﻌﻞ‬،‫ﺍﷲ ﻷﺑﺮﻩ‬
Dalam riwayat lain ada sedikit perbedaan redaksi: ...dia
memiliki seorang ibu dan dia sangat baik terhadapnya, jika dia
bersumpah atas nama Allah maka ia akan memenuhinya dengan
baik, jika kamu bisa (usahakan) agar dia memohonkan ampunan
untukmu maka lakukanlah”.
‫ ﻓﺪﻝ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ‬،‫ﻭﻗﺪ ﻃﻠﺐ ﻋﻤﺮ ﻣﻨﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮ ﻟﻪ‬
‫ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺪﺍﻋﻲ ﺃﻗﻞ ﺩﺭﺟﺔ ﻣﻦ‬،‫ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺪﻋﺎﺀ ﺍﳌﺴﻠﻤﲔ‬
.‫ﺍﳌﺪﻋﻮ ﻟﻪ‬
Dan sahabat Umar bin Khattab RA benar-benar telah
meminta Uwais untuk memohonkan ampunan baginya. Hal
ini menunjukkan boleh bertawasul dengan wasilah do’a
ummat Islam, meski mungkin derajatnya lebih rendah.

29
‫ ﺣﺜﻪ ﺹ ﻟﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺳﺆﺍﻝ ﺍﷲ ﻟﻪ‬،‫ﻭﳑﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺃﻳﻀﺎ‬
،‫ ﻭﺍﳌﻘﺎﻡ ﺍﶈﻤﻮﺩ‬،‫ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﻭﺍﻟﻔﻀﻴﻠﺔ ﻭﺍﻟﺪﺭﺟﺔ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ ﺍﻟﺮﻓﻴﻌﺔ‬
.‫ ﻭﻣﺎ ﺇﱃ ﺫﻟﻚ‬،‫ﻭﺳﺆﺍﻟﻨﺎ ﺍﷲ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ‬
‫ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺃﻭﺟﻪ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺍﻟﱵ ﻻ ﳝﺎﻧﻊ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ‬
.‫ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ‬
‫ﻓﺎﳌﺴﺌﻮﻝ ﰲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ ﻛﻠﻬﺎ ﻫﻮ ﺍﷲ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ‬
.‫ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ‬
‫ ﻭﻻﺳﺆﺍﻝ‬،‫ ﻭﱂ ﻳﻮﺟﺐ ﺫﻟﻚ ﺇﺷﺮﺍﻛﺎﹰ‬،‫ﻭﺍﳌﺴﺌﻮﻝ ﺑﻪ ﳐﺘﻠﻒ‬
.‫ﻏﲑ ﺍﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﱃ‬
Dalil lain yang membolehkan tawasul model ini adalah
penekanan Nabi SAW kepada kita untuk memohon kepada
Allah SWT agar menganugerahinya wasilah, keutamaan,
derajat yang tinggi nan luhur, dan tempat yang terpuji, juga
menekankan kita untuk memohon kepada Allah SWT agar
melimpahkan rahmat atasnya, dan lain-lain.
Bentuk-bentuk tawasul seperti ini tidak dipertentangkan
lagi oleh satupun ulama.
Hanya Allah SWT semata yang menjadi muara
permintaan dalam semua do’a-do’a tawasul, tiada sekutu bagi-
Nya, adapun wasilahnya beragam bentuk, dan hal itu tidak

30
menimbulkan kemusyrikan, juga bukan berarti meminta
kepada selain Alloh SWT.
‫ ﺑﻞ ﻫﻮ‬،‫ﻛﺬﻟﻚ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﻟﻴﺲ ﺳﺆﺍﻻ ﻟﻠﻨﱯ ﺹ‬
.‫ﺳﺆﺍﻝ ﺍﷲ ﺑﻪ‬
Begitu juga memohon dengan wasilah Nabi SAW,
adalah bukan memohon kepada Nabi itu sendiri, akan tetapi
memohon kepada Alloh SWT dengan perantara Nabi-Nya.
‫ ﻓﺎﻟﺴﺆﺍﻝ ﺑﺎﻟﻨﱯ‬،‫ﻭﺇﺫﺍ ﺟﺎﺯ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﺑﺎﻷﻋﻤﺎﻝ ﻭﻫﻲ ﳐﻠﻮﻗﺔ‬
‫ ﻭﻻﻳﺴﻤﻊ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺄﻥ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺗﻘﺘﻀﻲ‬،‫ﺹ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺃﻭﱃ‬
‫ ﻭﺇﻻ‬،‫ ﻷﻥ ﺍﺳﺘﺠﺎﺑﺔ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬،‫ﺎﺯﺍﺓ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬‫ﺍ‬
.‫ ﻭﺇﳕﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺑﺎﺍﻷﻋﻤﺎﻝ‬،‫ﳊﺼﻠﺖ ﺑﺪﻭﻥ ﺫﻛﺮﻫﺎ‬
Jika boleh berdoa dengan wasilah amal shaleh
sebagaimana di atas, sedangkan amal itu adalah makhluk juga,
maka wasilah Nabi lebih bisa untuk diperbolehkan, tidak ada
pendapat yang mengatakan bahwa amal saleh itu berarti wajib
mendapat balasan, karena memang terkabulnya do’a bukan
didasarkan atas amal itu sendiri, kalau memang didasarkan
seharusnya tanpa menyebutkan amal -seperti dalam contoh
kasus tiga orang dalam gua di atas- dalam do’a pun
seharusnya sudah terkabulkan, tapi terkabulnya doa itu
ternyata atas penyebutan amal saleh di dalamnya.

31
‫ ﺇﻥ‬: ‫ﻭﻟﻴﺲ ﻫﺬﺍ ﺍﳌﻌﲎ ﳑﺎ ﲣﺘﻠﻒ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﺮﺍﺋﻊ ﺣﱴ ﻳﻘﺎﻝ‬
‫ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﳑﺎ ﳜﻞ ﺑﺎﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﱂ‬،‫ﺫﻟﻚ ﺷﺮﻉ ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻨﺎ‬
،‫ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺸﺮﺍﺋﻊ ﻛﻠﻬﺎ ﻣﺘﻔﻘﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ‬،‫ﳚﻲﺀ ﰲ ﻣﻠﺔ ﻣﻦ ﺍﳌﻠﻞ‬
‫ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺇﳕﺎ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﺃﻥ‬،‫ﻓﻤﺎ ﺍﳌﺎﻧﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺑﺬﻟﻚ‬
.‫ﻟﻠﻤﺴﺌﻮﻝ ﺑﻪ ﻗﺪﺭﺍ ﻋﻨﺪ ﺍﳌﺴﺌﻮﻝ‬
Pemaknaan tawasul di atas tidak masuk dalam masalah
perbedaan syariat antar agama, hingga bisa dikatakan bahwa
tawasul itu adalah syari’atnya umat terdahulu, sebelum kita
umat Islam (bukan syari’at Islam). Mengapa? Karena, jika
memang tawasul dianggap sebagai racun akidah tauhid –
sebagaimana keyakinan segelintir orang- seharusnya juga
tidak ada dalam agama apapun, karena setiap syariat dalam
suatu agama samawi pasti memiliki kesamaan tauhid. Lalu
apa yang menghalangi doa dengan tawasul?! Karena redaksi
tawasul hanya menyimpulkan bahwa sesuatu atau sosok yang
dijadikan wasilah memiliki kedudukan di sisi sosok yang
menjadi tempat permohonan.

32
‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﳌﺴﺌﻮﻝ ﺑﻪ ﺃﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﳌﺴﺌﻮﻝ‪.‬‬
‫ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﱃ‪ ،‬ﻛﻤﺎ ﰲ ﻗﻮﻟﻪ ﺹ‪)) :‬ﻣﻦ‬
‫ﺳﺄﻟﻜﻢ ﺑﺎﷲ ﻓﺄﻋﻄﻮﻩ((‪ ١٢‬ﻓﺎﳌﺴﺌﻮﻝ ﺑﻪ ﻫﻮ ﺍﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﱃ‪،‬‬
‫ﻭﻫﻮ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻜﱪﻳﺎﺀ ﺍﻷﻋﻠﻰ‪ ،‬ﻭﺍﳉﻼﻝ ﺍﻷﲰﻰ‪.‬‬
‫ﻭﰲ ﺣﺪﻳﺚ ‪ :‬ﺍﻷﺑﺮﺹ‪ ،‬ﻭﺍﻷﻗﺮﻉ‪ ،‬ﻭﺍﻷﻋﻤﻰ ‪)) :‬ﺃﺳﺄﻟﻚ‬
‫ﺑﺎﻟﺬﻱ ﺃﻋﻄﺎﻙ ﺍﻟﻠﻮﻥ ﺍﳊﺴﻦ‪ ،‬ﻭﺍﳉﻠﺪ ﺍﳊﺴﻦ‪ ١٣((...‬ﺍﳊﺪﻳﺚ‪،‬‬
‫ﻭﻫﻮ ﻣﺸﻬﻮﺭ‪.‬‬
‫ﻭﺃﻣﺎ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺒﺸﺮ‪ ،‬ﻭﳛﺘﻤﻞ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺴﻢ ﻗﻮﻝ‬
‫ﻋﺎﺋﺸﺔ ﻟﻔﺎﻃﻤﺔ ‪)) :‬ﺃﺳﺄﻟﻚ ﲟﺎ ﱄ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻦ ﺣﻖ((‪.‬‬
‫‪Terkadang apa yang menjadi wasilah derajatnya lebih‬‬
‫‪tinggi dari pada yang dituju dalam meminta.‬‬
‫‪Adakalanya wasilah dimaksud adalah Allah SWT seperti‬‬
‫‪sabda Nabi Muhammad SAW ”barangsiapa memintamu dengan‬‬
‫‪wasilah (menyebut) Allah, maka berilah apa yang ia minta”. (HR‬‬
‫‪an-Nasa’i dan Abi Dawud). Yang menjadi wasilah di sini‬‬

‫‪ ١٢‬ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ )‪ (٢٥٦٧‬ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ )‪.(٥١٠٩) ،(٥١٠٨‬‬


‫‪ ١٣‬ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‪ ،‬ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )‪ ،(٣٤٦٤‬ﻣﺴﻠﻢ )‪.(٢٩٦٣‬‬

‫‪33‬‬
Allah SWT, Dzat yang memiliki kebesaran tertinggi lagi maha
memiliki keagungan yang luhur.
Contoh lainnya ada dalam Hadits yang mengkisahkan
tentang cobaan Allah SWT yang ditimpakan pada tiga orang
yang terserang penyakit kusta, rambut rontok, dan buta.
Dalam Hadits tersebut disebutkan salah satu ucapan
demikian: “saya mohon kepadamu demi Dzat yang telah
menganugerahkan warna dan kulit yang bagus kepadamu......”.
Hadits ini tergolong Hadits Masyhur.
Atau, bisa jadi wasilah tersebut adalah manusia,
termasuk ungkapan Sayidah Aisyah RA yang di tujukan pada
sayidah Fatimah RA: ”aku minta kepadamu demi hakku atas
kamu ”.
‫ ﻛﻤﺎ ﰲ ﺳﺆﺍﻝ‬،‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﳌﺴﺌﻮﻝ ﺃﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﳌﺴﺌﻮﻝ ﺑﻪ‬
،‫ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺹ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻗﺪﺭﹰﺍ ﻋﻨﺪ ﺍﷲ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬
.‫ﻭﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﻠﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﰲ ﺷﻲﺀ‬
‫ ﻭﻻ ﺷﻚ‬،‫ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﻓﻼ ﺍﻋﺘﺮﺍﺽ ﻋﻠﻴﻪ‬: ‫ﻓﻤﱴ ﻗﺎﻝ‬
.‫ﰲ ﺟﻮﺍﺯﻩ‬
Terkadang (kebanyakan) pihak yang dimohon lebih
tinggi derajatnya dari pada yang menjadi wasilah. Seperti
jamaknya permohonan kepada Allah SWT, maka
sesungguhnya tiada keraguan bahwa Nabi memiliki derajat
dan kedudukan di sisi Allah. Barangsiapa mengingkari hal itu
maka berarti telah keluar dari Islam.

34
‫ ﲝﻖ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﳏﻤﺪ ﺹ ﻭﺍﳌﺮﺍﺩ ﺑﺎﳊﻖ ﺍﻟﺮﺗﺒﺔ‬: ‫ﻭﻛﺬﺍ ﺇﺫﺍ ﻗﺎﻝ‬
‫ ﺃﻭ ﺍﳊﻖ ﺍﻟﺬﻱ‬،‫ ﻭﺍﳊﻖ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻠﻪ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﺍﳋﻠﻖ‬،‫ﻭﺍﳌﻨـﺰﻟﺔ‬
: ‫ ﻗﺎﻝ‬،‫ ﻛﻤﺎ ﰲ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ‬،‫ﺟﻌﻠﻪ ﺍﷲ ﺑﻔﻀﻠﻪ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ‬
‫؟ ﻭﻟﻴﺲ ﺍﳌﺮﺍﺩ ﺑﺎﳊﻖ ﺍﻟﻮﺟﻮﺏ‬١٤((‫))ﻭﻣﺎ ﺣﻖ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﷲ‬
‫ ﳛﻤﻞ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ‬،‫ ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﳌﻌﲎ‬.‫ﻓﺎﻧﻪ ﻻ ﳚﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﷲ ﺷﻲﺀ‬
.‫ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﰲ ﺍﻻﻣﺘﻨﺎﻉ ﻣﻦ ﺇﻃﻼﻕ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻔﻈﻴﺔ‬
Dengan demikian, jika ada orang yang berkata: aku
mohon kepadamu dengan nama Nabi SAW, maka tidak
perlu di pertentangkan dan tidak diragukan lagi itu
diperbolehkan. begitu juga jika menggunakan redaksi
”dengan hak Nabi Muhammad SAW”. Yang dimaksud
dengan hak adalah derajat dan kedudukan, hak yang Allah
berikan kepada beliau atas makhluk yang lain, dan atau hak
yang Allah berikan kepada beliau atas-Nya, seperti hadits
sahih riwayat Bukhari berkata: ”apa hak hamba atas Alloh?”
hak di sini bukan bermakna kewajiban, karena tidak ada satu
kewajibanpun atas Allah SWT. Oleh karena itu pula sebagian
ulama melarang penggunaan redaksi ini.

(٣٠) ‫ ﻣﺴﻠﻢ‬،(٢٨٥٦) ‫ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬،‫ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬١٤

35
‫ﺍﳊﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ‪ :‬ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺬﻱ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﺮﻓﻴﻊ ﰲ ﺣﻴﺎﺗﻪ ‪:‬‬
‫ﻭﺍﻷﺩﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﳊﺎﻟﺔ ﻛﺜﲑﺓ‪ ،‬ﻓﻤﻦ ﺫﻟﻚ ‪:‬‬
‫ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ ﺃﺑﻮ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﰲ ﺟﺎﻣﻌﻪ ﰲ ﻛﺘﺎﺏ‬
‫ﻼ ﺿﺮﻳﺮ ﺍﻟﺒﺼﺮ‬
‫ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ ‪ :‬ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ ﺃﻥ ﺭﺟ ﹰ‬
‫ﺃﺗﻰ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻓﻘﺎﻝ ‪ :‬ﺍﺩﻉ ﺍﷲ ﺃﻥ ﻳﻌﺎﻓﲏ‪ .‬ﻗﺎﻝ‪)) :‬ﺇﻥ‬
‫ﺷﺌﺖ ﺩﻋﻮﺕ‪ ،‬ﻭﺇﻥ ﺷﺌﺖ ﺻﱪﺕ‪ ،‬ﻓﻬﻮ ﺧﲑ ﻟﻚ(( ﻗﺎﻝ‪:‬‬
‫ﻓﺎﺩﻋﻪ‪ ،‬ﻗﺎﻝ‪:‬ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺿﺄ ﻓﻴﺤﺴﻦ ﻭﺿﻮﺀﻩ ﻭﻳﺪﻋﻮﺍ‬
‫‪‬ﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ‪)):‬ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﱐ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻭﺃﺗﻮﺟﻪ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ‬
‫ﳏﻤﺪ‪ ،‬ﻧﱯ ﺍﻟﺮﲪﺔ‪ ،‬ﻳﺎ ﳏﻤﺪ ﺇﱐ ﺗﻮﺟﻬﺖ ﺑﻚ ﺇﱃ ﺭﰊ ﰱ‬
‫ﰲ((‪.١٥‬‬
‫ﺣﺎﺟﱵ ﻟﺘﻘﻀﻰ ﱄ‪ ،‬ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺷﻔﻌﺔ ﹼ‬

‫‪ ١٥‬ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ )‪.(٣٥٧٨‬‬

‫‪36‬‬
B. Bagian Kedua : Tawasul Dengan Wasilah Orang
Yang Memiliki Derajat Tinggi Yang Di Lakukan
Semasa Hidupnya

Dalil diperbolehkan tawasul bagian ini antara lain:


 Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Isa At-Turmudzi
dalam kitab al-Jami’nya pada bab Al-Da’awat dari
Utsman bin Hunaif sesungguhnya seorang lelaki buta
datang kepada Nabi, lalu berkata : “Berdo’alah engkau
kepada Alloh agar menyembuhkan penyakitku. Kemudian
Nabi berkata: Jika kamu mau akan aku doakan, atau jika
mau, bersabarlah! Dan itu lebih baik bagimu” laki-laki itu
menjawab: “berdoalah kepada-Nya” kemudian Nabi
SAW menyuruhnya berwudlu, ia pun berwudlu
dengan baik dan berdo’a bersama Nabi dengan do’a
ini :
"Ya Alloh aku memohon kepada-Mu, dan dengan wasilah
Nabi-Mu aku menghadap kepada-Mu, Nabi pembawa
rahmat. Wahai Muhammad.. sesungguhnya dengan (wasilah)
mu, aku menghadap Tuhanku, dalam memhon agar Allah
mengabulkan hajatku, Ya Allah berilah aku syafa’atMu
melaluinya."
‫ ﻭﺭﻭﺍﻩ‬،((‫ ))ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﻏﺮﻳﺐ‬: ‫ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬
‫ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﰲ )ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻭﺍﻟﻠﻴﻠﺔ( ﻭﰲ )ﺩﻻﺋﻞ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ( ﻟﻠﺤﺎﻓﻆ ﺃﰊ ﺑﻜﺮ‬
.‫ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬

37
‫ ))ﻓﻘﺎﻡ‬: ‫ ﻭﺯﺍﺩ ﳏﻤﺪ ﺑﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﰲ ﺭﻭﺍﻳﺘﻪ‬: ‫ﰒ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬
‫ﻭﻗﺪ ﺃﺑﺼﺮ(( ﺍﻫـ‬
‫ ﻭﺭﻭﻳﻨﺎﻩ ﰲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ‬: ‫ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬
‫ ))ﻓﻔﻌﻞ ﺍﻟﺮﺟﻞ‬: ‫ ﻋﻦ ﺷﻌﺒﺔ ﻗﺎﻝ‬،‫ ﻋﻦ ﺭﻭﺡ ﺑﻦ ﻋﺒﺎﺩﺓ‬،‫ﺻﺤﻴﺢ‬
.((‫ﻓﱪﺃ‬
Imam Turmudzi berkata “ ini adalah hadits shohih yang
ghorib”. Hadits ini juga diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam
kitab al-yaum wal-lailah serta dalam kitab Dalail an-Nubuwwah
karya Abu Bakar al-Baihaqi, lalu Al-Baihaqi berkata:
Muhammad bin Yunus dalam riwayatnya menambahkan
“maka kemudian lelaki itu berdiri dan benar-benar bisa melihat“
saya meriwayatkannya dalam kitab ad-da’awat dengan sanad
yang shohih dari Rauh bin Ubadah, dari Syu’bah berkata:
“kemudian laki-laki itu melakukannya, maka ia pun sembuh”.
‫ﻭﺭﻭﺍﻩ ﲪﺎﺩ ﺑﻦ ﺳﻠﻤﺔ ﺑﺴﻨﺪﻩ ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ ﻓﺬﻛﺮﻩ‬
‫ ))ﻳﺎ ﳏﻤﺪ ﺇﱐ ﺃﺗﻮﺟﻪ ﺑﻚ ﺇﱃ ﺭﰊ ﻓﻴﺠﻠﻲ ﻋﻦ‬: ‫ﻭﰲ ﺁﺧﺮﻩ‬
.((‫ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺷﻔﻌﻪ ﰲ ﻭﺷﻔﻌﲏ ﰲ ﻧﻔﺴﻲ‬،‫ﺑﺼﺮﻱ‬
Hammad bin Salamah meriwayatkan dengan sanadnya
dari Utsman bin Hunaif lalu ia menuturkan Hadits ini serta
diakhir redaksi Hadits terdapat kalimat “Wahai Muhammad,
sesungguhnya denganmu aku menghadap Tuhanku, agar

38
menyembuhkan mataku,ya Allah berilah syafa’at-Mu melaluinya
untukku dan berilah syafa’at-Mu melaluiku untuk aku sendiri”.
‫ ))ﻓﻮﺍﷲ ﻣﺎ ﺗﻔﺮﻗﻨﺎ ﻭﻻ ﻃﺎﻝ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺣﱴ‬: ‫ﻗﺎﻝ ﻋﺜﻤﺎﻥ‬
‫ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻛﺄﻧﻪ ﱂ ﻳﻜﻦ ﺑﻪ ﺿﺮ ﻗﻂ(( ﺍﻫـ‬
Utsman berkata : ”Demi Allah, saya tidak beranjak
kemana-mana dan pembicaraan pun tidak begitu panjang. Sampai
laki-laki itu masuk seperti tidak terjadi buta sebelumnya”.
‫ ﰲ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﺑﻌﺪ‬،‫ﻭﺳﻨﺬﻛﺮ ﻫﺬﺍ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺃﻳﻀﺎ‬
‫ ﻭﻗﺪ ﻛﻔﺎﻧﺎ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬،‫ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬،‫ﻣﻮﺗﻪ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ‬
‫ ﻣﺆﻧﺔ ﺍﻟﻨﻈﺮ‬،‫ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﺭﲪﻬﻤﺎ ﺍﷲ ﺑﺘﺼﺤﻴﺤﻬﻤﺎ ﻫﺬﺍ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬
.‫ ﻭﺫﻟﻚ ﺣﺠﺔ ﰲ ﺍﳌﻘﺼﻮﺩ‬،‫ﰲ ﺗﺼﺤﻴﺤﻪ‬
Hadits ini akan kembali kami angkat nanti pada sub
pembahasan tawasul dengan Nabi SAW yang di laksanakan
setelah wafat beliau, melalui riwayat at-Thabrani dan al-
Baihaqi. At-Turmudzi dan al-Baihaqi telah memberi jaminan
kepada kita untuk memegangi Hadits ini, dengan penilaian
sahihnya, tanpa harus repot-repot mengeluarkan energi untuk
menguji lagi. Itu sudah merupakan dalil.
‫ ﻓﻠﻬﺬﺍ‬،‫ ﺑﺄﻥ ﺫﻟﻚ ﺇﳕﺎ ﻛﺎﻥ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﺷﻔﻊ ﻓﻴﻪ‬: ‫ﻭﻳﻘﺎﻝ‬
.((‫ ))ﺇﱐ ﺗﻮﺟﻬﺖ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ‬: ‫ﻗﺎﻝ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ‬

39
Bisa saja dikatakan: (kejadian dalam Hadits di atas)
terjadi hanya karena Nabi SAW memang memberi syafaat
kepada sahabat buta itu (tindakan memberi hanya dilakukan
oleh orang yang masih hidup. Pen.), makanya beliau
menganjurkan agar dia mengucapkan kalimat: “sesungguhnya
aku menghadap kepadaMu dengan wasilah Nabi-Mu”
‫ﻓﺈﻥ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ ﻭﻏﲑﻩ ﻋﻤﻠﻮﺍ ﲟﺎ ﰲ ﺫﻟﻚ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬
،‫ﻢ ﱂ ﻳﻔﻬﻤﻮﺍ ﺍﺷﺘﺮﺍﻁ ﺍﳊﻴﺎﺓ‬‫ ﻭﺫﻟﻚ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃ‬،‫ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻪ ﺹ‬
.‫ﻦ ﺍﺷﺘﺮﺍﻁ ﺫﻟﻚ‬‫ﻭﻟﻴﺲ ﰲ ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﺑﻴ‬
Perkataan di atas bisa di jawab dengan bukti sahabat
Utsman bin Hunaif RA dan yang lain masih mengamalkan
Hadits ini pada periode setelah wafatnya Nabi Muhammad
SAW, Ini membuktikan bahwa mereka tidak memahami
adanya syarat hidup dalam tawasul dengan wasilah sosok
manusia, dan dari Hadits di atas tidak ditemukan pula
penjelasan yang menyatakan Nabi menetapkan syarat itu.
‫ ﻭﳌﺎ ﺃﺭﺷﺪﻩ‬،‫ﻭﻟﻮ ﱂ ﻳﻜﻦ ﰲ ﺫﻟﻚ ﻓﺎﺋﺪﺓ ﳌﺎ ﻋﻠﻤﻪ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ‬
‫ ﻭﻟﻜﻨﻪ ﺹ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ‬،‫ ﺇﱐ ﻗﺪ ﺷﻔﻌﺖ ﻓﻴﻚ‬: ‫ ﻭﳌﺎ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ‬،‫ﺇﻟﻴﻪ‬
‫ﳛﺼﻞ ﻣﻦ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﳊﺎﺟﺔ ﺍﻟﺘﻮﺟﻪ ﺑﺬﻝ ﺍﻻﺿﻄﺮﺍﺭ ﻭﺍﻻﻓﺘﻘﺎﺭ‬
.‫ ﻣﺴﺘﻐﻴﺜﺎ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﻓﻴﺤﺼﻞ ﻛﻤﺎﻝ ﻣﻘﺼﻮﺩﻩ‬،‫ﻭﺍﻻﻧﻜﺴﺎﺭ‬
Jika diandaikan dalam “tanpa menyebut syarat hidup”
tidak ada guna dan pengaruh apapun, maka Nabi tidak akan

40
mengajarkan, dan mengarahkan demikian, dan tidak pula
akan berkata “sesungguhnya aku telah memberimu syafaat” kepada
sahabat itu, tapi itulah ajaran Nabi. Beliau ingin mengajarkan
agar si pendo’a bisa menghadap Alloh SWT dengan
membawa rasa ketertundukan, rasa sangat membutuhkan,
dan sangat lemah, hingga (harus) meminta bantuan Nabi
Muhammad SAW, semoga bisa mencapai seluruh tujuannya.
‫ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﳌﺎ ﺟﺎﺯ ﰲ ﺣﻖ ﺍﳊﻲ ﻛﻌﺪﻡ‬
‫ﺟﻮﺍﺯﻩ ﰲ ﺣﻖ ﺍﳌﻴﺖ ﻷﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻻ ﻳﺼﺢ ﺻﺮﻓﻬﺎ ﻟﻐﲑ ﺍﷲ ﺣﻴﺎ‬
.‫ﺃﻭ ﻣﻴﺘﺎ‬
Jika tawasul itu adalah bentuk ibadah, maka berarti
tidak boleh dilakukan meski orang yang menjadi wasilah
masih hidup, sebagaimana tidak boleh dilakukan setelah
wafatnya, karena tidak boleh beribadah untuk selain Alloh
SWT, dalam hidup maupun matinya.
،‫ﻭﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﳌﻌﲎ ﺣﺎﺻﻞ ﰲ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺹ‬
‫ ﻭﺣﺎﺻﻞ ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺗﻪ ﻭﺍﻧﺘﻘﺎﻟﻪ ﺇﱃ‬،‫ﻭﺣﺎﺻﻞ ﰲ ﻏﻴﺒﺘﻪ ﰲ ﺣﻴﺎﺗﻪ‬
،‫ﻢ‬ ‫ ﻓﺈﻧﺎ ﻧﻌﻠﻢ ﺷﻔﻘﺘﻪ ﺹ ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺘﻪ ﻭﺭﻓﻘﻪ‬،‫ﺍﻟﺮﻓﻴﻖ ﺍﻷﻋﻠﻰ‬
ô‰s)s9 .‫ﻭﺷﻔﺎﻋﺘﻪ‬ ،‫ ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺎﺭﻩ ﳉﻤﻴﻊ ﺍﳌﺆﻣﻨﲔ‬،‫ﻭﺭﲪﺘﻪ ﳍﻢ‬

41
ëȃ̍ym óΟšGÏΨtã $tΒ Ïµø‹n=tã ͕tã öΝà6Å¡àΡr& ôÏiΒ Ñ^θß™u‘ öΝà2u!%y`

١٦
∩⊇⊄∇∪ ÒΟŠÏm§‘ Ô∃ρâu‘ šÏΖÏΒ÷σßϑø9$$Î/ Νà6ø‹n=tæ
Tiada ragu, makna tawasul yang benar ini tercapai
(terjaga) saat dilaksanakan pada masa hidup Nabi SAW; di
hadapan beliau langsung maupun tidak dihadapannya. Juga
tetap terjaga saat dilaksanakan setelah beliau wafat dan
berpindah alam disisi Tuhan yang maha luhur, karena kita
semua tahu rasa cinta, kasih, dan sayang Nabi SAW terhadap
umatnya. Beliau juga selalu memintakan ampunan dan syafaat
untuk seluruh umat Islam. Alloh SWT berfirman:
"Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap
orang-orang mukmin." (QS. at-Tawbah: 128).
‫ ﺃﻭﱃ ﺑﺎﳌﺆﻣﻨﲔ ﻣﻦ‬،‫ﻭﻫﻮ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﷲ ﻭﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻴﻪ‬
.‫ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ‬
‫ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻧﻀﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﺗﻮﺟﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺑﻪ ﺹ ﺣﺼﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻐﺮﺽ‬
.‫ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺭﺷﺪ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﺍﻷﻋﻤﻰ ﺇﻟﻴﻪ‬

.١٢٨ : ‫ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ‬١٦

42
‫ﻭﳑﺎ ﱂ ﻳﺘﻘﺪﻡ ﺫﻛﺮﻩ‪ ،‬ﻣﺎ ﺃﺧﺮﺟﻪ ﲨﻊ ﺃﺋﻤﺔ ﺣﻔﺎﻅ‪،‬‬ ‫‬
‫ﻣﻨﻬﻢ ‪ :‬ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﲪﺪ ﰲ ﻣﺴﻨﺪﻩ‪ ،‬ﻭﺍﺑﻦ ﺧﺰﳝﺔ ﰲ ﻛﺘﺎﺏ‬
‫ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ‪ ،‬ﻭﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﰲ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ‪ ،‬ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﰲ ﺳﻨﻨﻪ‪،‬‬
‫ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﲏ ﰲ ﻋﻤﻞ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻭﺍﻟﻠﻴﻠﺔ‪ ،‬ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﰲ‬
‫ﺍﻷﺫﻛﺎﺭ ﻭﻏﲑﻫﻢ‪ :‬ﻋﻦ ﺃﰊ ﺳﻌﻴﺪ ﺍﳋﺪﺭﻱ ﺭ‪ ،‬ﺃﻥ‬
‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﻗﺎﻝ ‪)) :‬ﻣﻦ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺑﻴﺘﻪ ﺇﱃ ﺍﻟﺼﻼﺓ‬
‫ﻭﻗﺎﻝ ‪ :‬ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﱐ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﲝﻖ ﺍﻟﺴﺎﺋﻠﲔ ﻋﻠﻴﻚ‪،‬‬
‫ﻭﺃﺳﺄﻟﻚ ﲝﻖ ﳑﺸﺎﻱ ﻫﺬﺍ‪ ،‬ﻓﺈﱐ ﱂ ﺃﺧﺮﺝ ﺃﺷﺮﺍ‪ ،‬ﻭﻻ‬
‫ﺑﻄﺮ‪‬ﺍ‪ ،‬ﻭﻻ ﺭﻳﺎﺀ‪ ،‬ﻭﻻ ﲰﻌﺔ‪ ،‬ﻭﺧﺮﺟﺖ ﺍﺗﻘﺎﺀ ﺳﺨﻄﻚ‪،‬‬
‫ﻭﺍﺑﺘﻐﺎﺀ ﻣﺮﺿﺎﺗﻚ‪ ،‬ﻓﺄﺳﺄﻟﻚ ﺃﻥ ﺗﻌﻴﺬﱐ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ‪ ،‬ﻭﺃﻥ‬
‫ﺗﺪﺧﻠﲏ ﺍﳉﻨﺔ‪ ،‬ﻭﺃﻥ ﺗﻐﻔﺮ ﱄ ﺫﻧﻮﰊ‪ ،‬ﺇﻧﻪ ﻻ ﻳﻐﻔﺮ‬
‫ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺇﻻ ﺃﻧﺖ‪ ،‬ﺃﻗﺒﻞ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻮﺟﻬﻪ ﺣﱴ ﻳﻔﺮﻍ ﻣﻦ‬
‫ﺻﻼﺗﻪ‪ ،‬ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﻪ ﺳﺒﻌﻮﻥ ﺃﻟﻒ ﻣﻠﻚ((‪.١٧‬‬

‫‪١٧‬ﺃﲪﺪ )‪ (٠١٠٧٢٩‬ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ )‪.(٧٧٨‬‬

‫‪43‬‬
‫ﻓﻬﺬﺍ ﺗﺮﻏﻴﺐ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﻟﻸﻣﺔ ﰲ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺇﱃ ﺍﷲ‬
‫ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻛﺎﻧﻮﺍ‬،‫ ﻭﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ‬،‫ ﺍﻟﺴﺎﺋﻠﲔ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ‬،‫ﲜﻤﻴﻊ ﺍﳌﺆﻣﻨﲔ‬
.‫ﺃﻣﻮﺍﺗﺎ‬
Nabi Muhammad SAW lebih berhak terhadap umat
Islam daripada diri mereka sendiri, jika ini disatukan dengan
tawajjuh seorang muslim dengan wasilah beliau, tujuan itu
(pengajaran Nabi terhadap sahabat buta) akan tercapai.
 Selanjutnya adalah Hadits yang belum disebutkan
sebelumnya, yaitu Hadist yang telah di-takhrij oleh
beberapa pemuka Hadits diantaranya: Imam Ahmad
dalam al-Musnad-nya, Ibnu Khuzaimah dalam kitab
pembahasan tauhid, Imam at-Thabrani dalam kitab al-
Du’a, Ibnu Majah dalam al-sunan-nya, Ibnu Sina didalam
kitab Amalul Yaum wa al-Lailah, dan Imam Nawawi dalam
kitab al-Adzkar dan lainnya: Dari Abu sa’id Al-khudry
R.A sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
“barangsiapa keluar dari rumahnya dengan tujuan shalat seraya
mengucapkan (do’a): “ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-
Mu dengan wasilah haqnya orang-orang yang memohon kepadamu, dan
aku memohon kepada-Mu dengan wasilah haqnya jalan yang aku
tapaki ini, karena sesungguhnya aku tidak keluar rumah utuk
melakukan keburukan, menantang, ria, dan untuk kesombongan, tapi
aku keluar karena takut amarah-Mu, dan karena mencari ridla-Mu,
maka aku memohon kepada-Mu agar Engkau jaga aku dari api
neraka, dan agar Engkau masukkan aku kedalam surga, dan agar
Engkau ampuni dosa-dosaku, sesungguhnya tiada yang dapat
mengampuni dosa kecuali Engkau” niscaya Allah menerima

44
dengan Wajah Agung-Nya hingga ia selesai shalat, dan
tujuh puluh ribu malaikat memintakan ampunan
untuknya.’’ (HR Ahmad).
Ini adalah sugesti dari Rasulullah SAW kepada umatnya
dalam bertawasul kepada Allah SWT dengan wasilah semua
orang yang beriman yang senatiasa memohon kepada Allah
SWT; para Nabi maupun para wali, baik di masa hidup
maupun sesudah wafat mereka.
‫ﻭﺭﻭﻯ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﲏ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻓﻌﻠﻪ ﺹ ﻋﻦ ﺑﻼﻝ ﻣﺆﺫﻥ‬ 

‫ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﺇﺫﺍ ﺧﺮﺝ ﺇﱃ‬: ‫ ﻗﺎﻝ‬،‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‬


‫ ﺗﻮﻛﻠﺖ ﻋﻠﻰ‬،‫ ﺁﻣﻨﺖ ﺑﺎﷲ‬،‫ ))ﺑﺴﻢ ﺍﷲ‬: ‫ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻗﺎﻝ‬
‫ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﱐ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﲝﻖ‬،‫ ﻻﺣﻮﻝ ﻭﻻﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﷲ‬،‫ﺍﷲ‬
.‫ ﻭﲝﻖ ﳐﺮﺟﻲ(( ﺍﳊﺪﻳﺚ‬،‫ﺍﻟﺴﺎﺋﻠﲔ ﻋﻠﻴﻚ‬
‫ ﻣﺎ ﺟﻌﻞ ﺍﷲ ﳍﻢ ﻣﻦ‬،‫ﻭﺍﳌﺮﺍﺩ ﲝﻖ ﺍﻟﺴﺎﺋﻠﲔ ﰲ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬
.-‫ﻼ ﻣﻨﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ‬
‫ ﺗﻔﻀ ﹰ‬-‫ﺍﳊﺮﻣﺔ ﻋﻨﺪﻩ ﻭﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺔ ﻋﻠﻴﻪ‬
 Periwayatan Ibnu Sinni tentang Hadits tersebut justru
keluar dari perbuatan Rasulullah SAW dari Bilal, juru
adzan Rasulullah SAW, berkata: jika Nabi SAW hendak
keluar untuk shalat beliau membaca do’a: “Dengan nama
Allah, aku beriman kepada Allah, dan bertawakkal kepada-
Nya, tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan-Nya, ya
Allah aku memohon kepada-Mu dengan wasilah haqnya orang-

45
orang yang senatiasa berdo’a kepadamu dan dengan wasilah jalan
keluarku”.
Yang dimaksud dengan “haqnya orang-orang yang
berdo’a” dari hadits ini adalah harkat dan karamah yang telah
Allah berikan kepada mereka –sebagai bentuk kemurahan
dari Allah-.
‫ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻛﺎﻥ ﻳﺘﻮﺳﻞ ﰲ‬،‫ﻭﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺑﻼﻝ ﻫﺬﺍ‬
.‫ ﺍﻷﻭﻟﲔ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺍﻵﺧﺮﻳﻦ‬،‫ﺩﻋﺎﺋﻪ ﺑﺎﻟﺼﺎﳊﲔ ﺍﻷﺣﻴﺎﺀ ﻭﺍﻷﻣﻮﺍﺕ‬
Dari sini dapat diketahui bahwa Nabi dalam do’anya
pernah bertawasul dengan wasilah orang-orang shaleh baik
yang masih hidup maupun yang sudah wafat, golongan awal
maupun golongan akhir.
‫ﻦ ﺃﰉ ﻭﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬‫ﻓﻬﻞ ﺃﻧﺼﻔﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣ‬
.‫ﺑﻪ ﻭﻫﻮ ﺃﺭﻓﻊ ﺍﳋﻠﻖ ﻣﻜﺎﻧﺔ؟ ﻭﺃﻋﻼ ﻫﻢ ﻗﺪﺭﺍ؟‬
Apakah proporsional, mereka yang menolak dan
mengingkari tawasul dengan wasilah Nabi SAW?!, padahal
dialah makhluk dengan kedudukan tertinggi dan derajat
paling luhur?!
: ‫ ))ﻗﻞ‬: ‫ﺃﻭ ﻟﻴﺲ ﻗﻮﻟﻪ ﺹ ﳌﻦ ﺷﻜﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺫﻫﺎﺏ ﺑﺼﺮﻩ‬
‫ ﰲ‬.‫ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﱏ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻭﺃﺗﻮﺟﻪ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ(( ﺍﳊﺪﻳﺚ ﺍﻟﺴﺎﺑﻖ‬
‫ ﰲ ﲨﻴﻊ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ‬،‫ ﺗﻮﺳﻠﻮﺍ ﰊ ﰲ ﻛﻞ ﺍﳌﻠﻤﺎﺕ‬: ‫ﻗﻮﺓ ﻗﻮﻟﻪ ﻟﻸﻣﺔ‬

46
،‫ ﻓﺈﻥ ﱄ ﻣﻦ ﺍﳌﻜﺎﻧﺔ ﻋﻨﺪ ﺭﰊ ﻭﺍﳉﺎﻩ ﻟﺪﻳﻪ‬،‫ﰲ ﺣﻴﺎﰐ ﻭﺑﻌﺪ ﳑﺎﰐ‬
.‫ ﻣﺴﺘﻐﻴﺜﺎ ﰊ‬،‫ ﻣﻨﺎﺩﻳﹰﺎ ﱄ‬،‫ﻼ ﰊ‬
‫ ﻣﺘﻮﺳ ﹰ‬،‫ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﺩ ﻣﻌﻪ ﺳﺎﺋﻼﹰ‬
Dan bukankah jawaban Nabi SAW pada seorang
sahabat yang mengadu tetang kebutaannya: “Ucapkanlah (doa):
ya Allah sungguh aku memohon pada-Mu dan menghadap-Mu dengan
wasilah Nabi-Mu....” (sebagaimana hadits yang lalu) ada dalam
sepektrum sabdanya untuk umat ini: “lakukanlah tawasul
dengan wasilah diriku dalam setiap musibah, setiap waktu dalam
masa hidup maupun setelah matiku, karena aku memiliki tempat dan
kedudukan di sisi Tuhanku, yang bersamanya tiada penolakan bagi
orang yang meminta, yang bertawasul, memanggil, dan meminta
bantuanku”.
: ‫ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺬﻱ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﺮﻓﻴﻊ ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺗﻪ‬: ‫ﺍﳊﺎﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ‬
: ‫ﻭﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﺫﻟﻚ‬
‫ ))ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ‬: ‫ ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﰲ ﻣﻌﺠﻤﻪ ﺍﻟﻜﺒﲑ‬
،‫ﻼ ﻛﺎﻥ ﳜﺘﻠﻒ ﺇﱃ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻔﺎﻥ ﺭ‬ ‫ﺣﻨﻴﻒ ﺃﻥ ﺭﺟ ﹰ‬
‫ ﻭﻻ ﻳﻨﻈﺮ ﰲ‬،‫ ﻓﻜﺎﻥ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﻻ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺍﻟﻴﻪ‬،‫ﰲ ﺣﺎﺟﺔ ﻟﻪ‬
‫ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ‬،‫ ﻓﻠﻘﻲ ﺍﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ ﻓﺸﻜﺎ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻴﻪ‬،‫ﺣﺎﺟﺘﻪ‬
‫ ﰒ ﺇﻳﺖ‬،‫ ﺇﻳﺖ ﺍﳌﻴﻀﺄﺓ ﻓﺘﻮﺿﺄ‬: ‫ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ‬

47
‫ﺍﳌﺴﺠﺪ ﻓﺼﻞ ﻓﻴﻪ ﺭﻛﻌﺘﲔ‪ ،‬ﰒ ﻗﻞ ‪)) :‬ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﱐ ﺃﺳﺄﻟﻚ‬
‫ﻭﺃﺗﻮﺟﻪ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻨﺎ ﳏﻤﺪ ﺹ ﻧﱯ ﺍﻟﺮﲪﺔ‪ ،‬ﻳﺎﳏﻤﺪ ﺇﱐ‬
‫ﺃﺗﻮﺟﻪ ﺑﻚ ﺇﱃ ﺭﺑﻚ ﻓﻴﻘﻀﻲ ﺣﺎﺟﱵ(( ﻭﺗﺬﻛﺮ ﺣﺎﺟﺘﻚ‪.‬‬
‫ﻓﺎﻧﻄﻠﻖ ﺍﻟﺮﺟﻞ‪ ،‬ﻓﺼﻨﻊ ﻣﺎ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ‪ ،‬ﰒ ﺃﺗﻰ ﺑﺎﺏ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ‬
‫ﻋﻔﺎﻥ‪ ،‬ﻓﺠﺎﺀ ﺍﻟﺒﻮﺍﺏ ﺣﱴ ﺃﺧﺬﻩ ﺑﻴﺪﻩ ﻓﺄﺩﺧﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ‬
‫ﻋﻔﺎﻥ‪ ،‬ﻓﺎﺟﻠﺴﻪ ﻣﻌﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻄﻨﻔﺴﺔ‪ ،‬ﻓﻘﺎﻝ ‪ :‬ﻣﺎ ﺣﺎﺟﺘﻚ؟‬

‫‪48‬‬
C. Bagian Ketiga : Tawasul Dengan Wasilah Orang
Yang Memiliki Derajat Tinggi, Dilaksanakan
Sesudah Wafat Orang Tersebut.

Dalil yang membolehkan tawasul bagian ketiga ini


adalah:
 Hadits riwayat at-Thabrani dalam Mu’jamnya: dari
Utsman bin Hunaif sesungguhnya ada seorang lelaki
yang datang mondar-mandir kepada sahabat Utsman
bin Affan RA untuk meyampaikan hajatnya, namun
Utsman, sang Khalifah, nampak tidak memberi muka
kepadanya dan tidak mempedulikan hajatnya itu. Lalu
lelaki itu menemui Utsman bin Hunaif RA dan
mengadukan apa yang ia alami tadi, Utsman bin
Hunaif pun berkata kepadanya : pergilah ke tempat
wudlu dan berwudlulah, kemudian datanglah ke masjid dan
lakukan shalat dua raka’at, setelah itu berdo’alah : Ya
Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan
bertawajjuh kepada-Mu dengan wasilah Nabi-Mu,
Muhammad SAW, Nabi yang menjadi rahmat, wahai
Muhammad aku bertawajjuh dengan wasilahmu kepada
Tuhanmu, semoga Tuhanmu mengabulkan hajatku”. Lalu
sebutkan hajatmu.
Lalu lelaki itu pergi dan melaksanakan petunjuk
Utsman bin Hunaif. Kemudian ia pun datang ke
rumah Utsman bin Affan RA, ia disambut oleh
penjaga pintu diambillah tangannya untuk diajak
masuk menemui sang Khalifah. Kemudian Khalifah
Utsman bin Affan mempersilahkan duduk

49
‫‪bersamanya di atas karpet. Selanjutnya Utsman‬‬
‫?‪berkata: “apa hajatmu‬‬
‫ﻓﺬﻛﺮ ﺣﺎﺟﺘﻪ ﻭﻗﻀﺎﻫﺎ ﻟﻪ‪ ،‬ﰒ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ ‪ :‬ﻣﺎ ﺫﻛﺮﺕ‬
‫ﺣﺎﺟﺘﻚ ﺣﱴ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ‪ ،‬ﻭﻗﺎﻝ‪ :‬ﻣﺎﻛﺎﻧﺖ ﻟﻚ ﻣﻦ‬
‫ﺣﺎﺟﺔ ﻓﺎﺫﻛﺮﻫﺎ‪.‬‬
‫‪Ia pun menyebutkan hajatnya dan‬‬
‫‪Utsman mengabulkan hajat itu. Seraya‬‬
‫‪berkata: “kamu tidak menyebutkan apa yang‬‬
‫‪menjadi hajatmu hingga sekarang”. Utsman‬‬
‫‪menambahkan: “sebutkan apa yang menjadi‬‬
‫‪hajatmu”.‬‬
‫ﰒ ﺇﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻩ‪ ،‬ﻓﻠﻘﻲ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ‬
‫ﺣﻨﻴﻒ‪ ،‬ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ‪ :‬ﺟﺰﺍﻙ ﺍﷲ ﺧﲑ‪‬ﺍ‪ ،‬ﻣﺎﻛﺎﻥ ﻳﻨﻈﺮ‬
‫ﰲ ﺣﺎﺟﱵ ﻭﻻ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﱄ ﺣﱴ ﻛﻠﻤﺘﻪ ﰲ‪ .‬ﻓﻘﺎﻝ‬
‫ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻨﻴﻒ‪ :‬ﻭﺍﷲ ﻣﺎ ﻛﻠﻤﺘﻪ‪ ،‬ﻭﻟﻜﲏ ﺷﻬﺪﺕ‬
‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‪ ،‬ﻭﺃﺗﺎﻩ ﺿﺮﻳﺮ ﻓﺸﻜﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺫﻫﺎﺏ‬
‫ﺑﺼﺮﻩ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ‪)) :‬ﺃﻭ ﺗﺼﱪ((؟ ﻓﻘﺎﻝ ‪ :‬ﻳﺎ‬
‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ‪ ،‬ﺇﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﱄ ﻗﺎﺋﺪ ﻭﻗﺪ ﺷﻖ ﻋﻠﻲ‪ ،‬ﻓﻘﺎﻝ‬

‫‪50‬‬
‫ ﻓﺘﻮﺿﺄ ﰒ ﺻﻠﻲ‬،‫ ))ﺇﻳﺖ ﺍﳌﻴﻀﺄﺓ‬:‫ﻟﻪ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ‬
‫ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ‬.((...‫ﺬﻩ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ‬ ‫ ﰒ ﺍﺩﻉ‬،‫ﺭﻛﻌﺘﲔ‬
،‫ ))ﻓﻮ ﺍﷲ ﻣﺎ ﺗﻔﺮﻗﻨﺎ ﻭﻃﺎﻝ ﺑﻨﺎ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬: ‫ﺣﻨﻴﻒ‬
‫ ﻛﺄﻧﻪ ﱂ ﻳﻜﻦ ﺑﻪ ﺿﺮﺭ‬،‫ﺣﱴ ﺩﺧﻞ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺍﻟﺮﺟﻞ‬
‫ ﺍﻫـ‬١٨.((‫ﻗﻂ‬
Beberapa waktu kemudian dia mohon diri kepada
Utsman bin Affan RA, kemudian menemui kembali
Utsman bin Hunaif dan berkata kepadanya: “semoga Allah
membalas kebaikanmu. Beliau (Khalifah Utsman) tadinya
tidak melihat hajatku, tidak pula menolehkan muka kepadaku
sampai engkau melaporkan keadaanku kepada beliau. Utsman
bin Hunaif bergegas menimpali: Demi Allah aku tiada
pernah mengatakan apapun padanya, melainkan aku
menyaksikan Rasulullah SAW kedatangan orang buta lalu
mengadukan hilangnya penglihatan. Maka Nabi SAW
berkata kepadanya: “bersabarlah” lelaki itu berkata: “wahai
Rasulullah, sungguh aku tidak memiliki pembantu yang
menuntunku, dan aku merasa sangat repot”. Kemudian Nabi
SAW berkata: “pergilah ke tempat wudlu dan berwudlulah lalu
shalatlah dua raka’at dan berdo’alah dengan do’a ini
(sebagaimana doa yang diajarkan bin Hunaif) .......”. Demi
Alloh, saya tidak beranjak dan percakapan kami pun tidak

.(٣٠/٩) ‫ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﰲ ﺍﻟﻜﺒﲑ‬١٨

51
panjang, sampai lelaki itu datang kepada kami, seperti tidak
pernah terjadi kebutaan sama sekali. Demikian beliau
menutup kisah.
‫ ﻭﻣﻦ‬،‫ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﻓﻬﻢ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭ‬،‫ﺬﺍ ﺍﻷﺛﺮ‬ ‫ﻭﺍﻻﺣﺘﺠﺎﺝ‬
.‫ﺣﻀﺮﻩ ﳑﻦ ﻫﻢ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﷲ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ‬
Pengambilan dalil di sini memandang sisi
pemahaman yang dimiliki oleh seorang sahabat bernama
Utsman bin Hunaif RA dan lelaki yang sowan kepadanya
itu. Mereka adalah orang-orang yang lebih tahu tentang
Allah dan Rasul-Nya. Dan, ternyata mereka memahami
sekaligus mempraktekkan tawasul dengan wasilah Nabi
setelah wafat beliau, tepatnya pada era kekhalifahan
Utsman bin Affan RA.

52
‫ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﲟﻌﲎ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ‬: ‫ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻟﺜﺎﱐ‬
2. Tawasul Jenis Yang Ke-Dua : Tawasul Dengan Arti
Meminta Do'a
.‫ﻭﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﲟﻌﲎ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻣﻨﻪ‬
‫ ﻭﺍﻷﺧﺒﺎﺭ ﻣﺘﻮﺍﺗﺮﺓ‬،‫ﻭﻫﺬﺍ ﻣﺘﻮﺍﺗﺮ‬،‫ﻭﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﰲ ﺣﻴﺎﺗﻪ ﺹ‬
.‫ ﺣﱴ ﻻ ﳝﻜﻦ ﺣﺼﺮﻫﺎ‬.‫ﺑﻪ ﺃﻳﻀﺎ‬
Termasuk darinya adalah tawassul dengan wasilah Nabi
SAW, dalam pengertian meminta do'a dari Nabi SAW.
Kadang hal ini dilakukan pada masa hidupnya, dan ini sangat
sering dilakukan, hadits yang meriwayatkannya juga hadits-
hadits mutawattir. Saking banyaknya sampai tidak mungkin
untuk diringkas disini.
‫ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺍﳌﺴﻠﻤﻮﻥ ﻳﻔﺰﻋﻮﻥ ﺍﻟﻴﻪ ﻭﻳﺴﺘﻐﻴﺜﻮﻥ ﺑﻪ ﰲ ﲨﻴﻊ‬
: ‫ﻢ‬‫ﻢ ﻭﻣﺎ ﻧﺎ‬ ‫ﻣﺎ ﻧﺰﻝ‬
،‫ ))ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺩﺧﻞ ﺍﳌﺴﺠﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﳉﻤﻌﺔ‬: ‫ﻛﻤﺎ ﰲ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﲔ‬
‫ﺎ‬‫ ﻓﺎﺳﺘﻘﺒﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﻗﺎﺋﻤ‬،‫ ﻗﺎﺋﻢ ﳜﻄﺐ‬،‫ﻭﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‬
‫ ﻫﻠﻜﺖ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﻭﺍﻧﻘﻄﻌﺖ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ‬،‫ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ‬: ‫ﰒ ﻗﺎﻝ‬
: ‫ ﻓﺮﻓﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﻳﺪﻳﻪ ﰒ ﻗﺎﻝ‬،‫ﻓﺎﺩﻉ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺃﻥ ﻳﻐﻴﺜﻨﺎ‬

53
‫ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻏﺜﻨﺎ(( ﻓﻄﻠﻌﺖ ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺋﻪ ﺳﺤﺎﺑﺔ ﻣﺜﻞ‬،‫))ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻏﺜﻨﺎ‬
‫ ﻓﻼ‬: ‫ ﻗﺎﻝ‬.‫ﺍﻟﺘﺮﺱ ﻓﻠﻤﺎ ﺗﻮﺳﻄﺖ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻧﺘﺸﺮﺕ ﰒ ﺃﻣﻄﺮﺕ‬
.‫ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬١٩.((‫ﻭﺍﷲ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺳﺘﺎ‬
Dulu umat Islam selalu berlindung dan meminta
pertolongan melalui Nabi SAW dalam semua musibah yang
menimpa mereka.
Seperti disebutkan dalam kitab Bukhari dan Muslim :
"Seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jum’at, Rasulullah
SAW sedang berdiri berkhutbah, laki-laki menghadap Nabi seraya
berdiri dan berkata; “Wahai Rasulullah, telah rusak harta benda dan
jalan-jalan menjadi tertutup, maka berdo'alah engkau kepada Allah
SWT agar menurunkan hujan kepada kami”, kemudian Rasulullah
SAW mengangkat kedua tangannya dan berdo'a ; “Ya Allah
hujanilah kami, Ya Allah Hujanilah kami”, setelah itu munculah
mendung dari arah belakang bagai perisai ketika mendung tersebut
berada persis ditengah-tengah langit turunlah hujan, Rasulullah
berkata; "Demi Allah, sebelum ini saya tidak melihat matahari
tertidur (tertutup awan)…".
‫ ﻋﻦ ﺟﺒﲑ ﺑﻦ ﻣﻄﻌﻢ ﻗﺎﻝ‬: ‫ﻭﰲ ﺳﻨﻦ ﺃﰉ ﺩﺍﻭﺩ ﰲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬
‫ ﺟﻬﺪﺕ‬،‫ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ‬: ‫ ﺃﻋﺮﺍﰊ ﻓﻘﺎﻝ‬،‫ ))ﺃﺗﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‬:
،‫ ﻭﻫﻠﻜﺖ ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ‬،‫ﻜﺖ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ‬‫ ﻭ‬،‫ ﻭﺿﺎﻋﺖ ﺍﻟﻌﻴﺎﻝ‬،‫ﺍﻷﻧﻔﺲ‬
.(٨٩٧) ‫ ﻣﺴﻠﻢ‬،(١٠١٤ ‫ ﻥ‬١٠١٣ ) ‫ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬١٩

54
‫ ﻭﻧﺴﺘﺸﻔﻊ ﺑﺎﷲ‬،‫ ﻓﺈﻧﺎ ﻧﺴﺘﺸﻔﻊ ﺑﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﷲ‬،‫ﻓﺎﺳﺘﺴﻖ ﺍﷲ ﻟﻨﺎ‬
‫ ))ﻭﳛﻚ ﺃﺗﺪﺭﻱ ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻝ؟ ﺇﻧﻪ ﻻ‬:‫ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ‬.‫ﻋﻠﻴﻚ‬
‫ ﺷﺄﻥ ﺍﷲ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ‬،‫ﻳﺴﺘﺸﻔﻊ ﺑﺎﷲ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ‬
‫ ﻓﺈﻧﻪ ﱂ ﻳﻨﻜﺮ‬،‫ ﻣﻮﺍﻓﻖ ﳌﻘﺼﻮﺩﻧﺎ‬،‫ ﻭﺫﻛﺮ ﺍﳊﺪﻳﺚ‬٢٠((‫ﺫﻟﻚ‬
‫ ﻭﻟﻌﻞ ﺳﺒﺐ‬،‫ ﻭﺇﳕﺎ ﺃﻧﻜﺮ ﺍﻻﺳﺘﺸﻔﺎﻉ ﺑﺎﷲ‬،‫ﺍﻹﺳﺘﺸﻔﺎﻉ ﺑﻪ‬
.‫ ﺃﻥ ﺷﺄﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻊ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺍﺿﻊ ﻟﻠﻤﺸﻔﻮﻉ ﻋﻨﺪﻩ‬،‫ﺫﻟﻚ‬
Dalam kitab Sunan Abi Dawud : "Diriwayatkan dari
Jabir ibn Muth'im, beliau berkata: “datanglah kepada Rasulullah
SAW seorang Arab badui kemudian berkata: Wahai Rasulullah,
hidup kami sangat susah, keluarga tersia-sia, harta benda telah rusak
dan telah musnah binatang-binatang ternak, maka mintalah hujan
kepada Allah untuk kami, sesungguhnya kami meminta pertolongan
kepadamu atas Allah dan mencari pertolongan kepada Allah atasmu.
Rasulullah SAW berkata:”'celaka kamu! Tahukah apa yang baru
saja kamu ucapkan? Sesungguhnya tidak boleh meminta dengan Allah
atas siapapun dari makhluk-Nya, karena keadaan Allah lebih agung
dari itu`". Penyebutan hadits ini sesuai tujuan pembahasan
kita, karena sesunguhnya Nabi Muhammad SAW tidaklah
mengingkari permintaan syafa'at dengan wasilah beliau, akan
tetapi Nabi SAW mengingkari permintaan syafa'at pada
beliau dengan wasilah Allah SWT. Kenapa Nabi mengatakan

.(٤٧٢٦) ‫ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ‬٢٠

55
demikian? Barangkali Itu disebabkan keadaan orang yang
memberi syafa'at (pertolongan) bertawadlu' dihadapan pihak
yang diberi syafaat.
‫ ))ﺟﺎﺀ ﺃﻋﺮﺍﰊ ﺍﱃ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ‬: ‫ﻭﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺭ ﻗﺎﻝ‬
‫ ﻭﻻ ﻳﻌﲑ‬،‫ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺃﺗﻴﻨﺎﻙ ﻭﻣﺎ ﻟﻨﺎ ﺻﱯ ﻳﻐﻂ‬: ‫ﺹ ﻓﻘﺎﻝ‬
: ‫ ﻭﺃﻧﺸﺪ‬،‫ﻳﺌﻂ‬
‫ﻋ ِﻦ ﺍﻟﻄﱢﻔ ِﻞ‬ ‫ﱯ‬ ‫ﺼ‬ ِ ‫ﻡ ﺍﻟ‬ ‫ﺖ ﹸﺃ‬  ‫ﺷ ِﻐﹶﻠ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻭﹶﻗ‬  ‫ﺎ‬‫ـﻬ‬‫ﺎﺑ‬‫ﺪﻣﻰ ﻟﺒ‬‫ﺍ ُﺀ ﻳ‬‫ﻌ ﹾﺬﺭ‬ ‫ﺍﻟ‬‫ﻙ ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻴﻨ‬‫ﺗ‬‫ﺃ‬
‫ﻭ ﹶﻻ ﳛﻠِﻲ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﳝ‬ َ ‫ﺎ‬‫ﻌﻔﹰﺎ ﻣ‬ ‫ﻉ ﺿ‬ ِ ‫ﻮ‬ ‫ﳉ‬‫ﻦ ﹾﺍ ﹸ‬ ‫ِﻣ‬  ‫ﻧ ٍﺔ‬‫ﺳِﺘﻜﹶﺎ‬ ‫ﱴ ﻻ‬  ‫ﻴ ِﻪ ﺍﻟ ﹶﻔ‬‫ﻭﹶﺃﹾﻟﻘﹶﻰ ِﺑ ﹶﻜ ﱠﻔ‬
‫ﺴ ِﻞ‬
 ‫ﻬﺰِﺍﹾﻟ ﹶﻔ‬ ‫ﻌ ﹾﻠ‬ ‫ﻲ ﻭﺍﻟ‬ ‫ﻌﺎ ِﻣ‬ ‫ﻨ ﹶﻈ ِﻞ ﺍﻟ‬‫ﳊ‬
‫ﻯ ﹾﺍ ﹶ‬‫ِﺳﻮ‬  ‫ﺎ‬‫ﺪﻧ‬ ‫ﻨ‬‫ﺱ ِﻋ‬  ‫ﺎ‬‫ﻳ ﹾﺄ ﹸﻛ ﹸﻞ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﻲ َﺀ ِﳑﱠﺎ‬‫ﻭﻻ ﺷ‬
‫ﺳ ِﻞ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺱ ِﺇ ﱠﻻ ﺇﱃ ﺍﻟ‬ ِ ‫ﺎ‬‫ﺭ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺍ‬‫ﻦ ِﻓﺮ‬ ‫ﻳ‬‫ﻭﹶﺃ‬  ‫ﺎ‬‫ﺭﻧ‬ ‫ﺍ‬‫ﻚ ِﻓﺮ‬
 ‫ﻴ‬‫ﺎ ﺇﻻ ﺇﹶﻟ‬‫ﺲ ﹶﻟﻨ‬  ‫ﻴ‬‫ﻭﹶﻟ‬
Diceritakan dari Anas Ibn Malik RA, beliau berkata :
"Telah datang kepada Nabi Muhammad SAW, seorang Arab Badui,
kemudian berkata: `Wahai Rasulullah, kami menghadap kepada-mu
sedangkan anak-anak kami tidak lagi bisa tidur nyenyak, unta pun
tak lagi bisa mendengkur (kenyang), lalu ia melantunkan syair;

Kami menghadapmu,
sang ibu sangat disibukkan
sedang seorang perawan 
oleh polah anak-anaknya
kering susu
Para muda menepukkan Dari lapar, dengan lunglai,

tangannya menghibur diri yang belum juga lewat
tiada suatupun disisi kami  selain buah handzal dan

56
‫‪yang‬‬ ‫‪bisa‬‬ ‫‪dimakan‬‬ ‫‪'alhazilfasl yang berbuah‬‬
‫‪manusia‬‬ ‫‪tahunan‬‬
‫‪tiada lagi yang bisa kami‬‬ ‫‪Kemana lagi manusia‬‬
‫‬
‫‪lakukan kecuali berlari‬‬ ‫‪berlindung selain Rasul‬‬
‫‪kepadamu‬‬

‫ﻓﻘﺎﻡ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ ﳚﺮ ﺭﺩﺍﺀﻩ ﺣﱴ ﺻﻌﺪ ﺍﳌﻨﱪ ﻓﺮﻓﻊ ﻳﺪﻳﻪ‬


‫ﰒ ﻗﺎﻝ ‪)) :‬ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺳﻘﻨﺎ(( ﻭﺫﻛﺮ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺇﱃ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ ‪ :‬ﻓﻤﺎ ﺭﺩ‬
‫ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻳﺪﻩ ﺣﱴ ﺃﻟﻘﺖ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺑﺄﻭﺭﺍﻗﻬﺎ‪ ،‬ﻭﺟﺎﺀ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻄﺎﻧﺔ‬
‫ﻳﺼﻴﺤﻮﻥ ‪ :‬ﺍﻟﻐﺮﻕ ﺍﻟﻐﺮﻕ‪ .‬ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ‪)) :‬ﺣﻮﺍﻟﻴﻨﺎ ﻭﻻﻋﻠﻴﻨﺎ((‬
‫ﻓﺎﳒﺎﺏ ﺍﻟﺴﺤﺎﺏ ﻋﻦ ﺍﳌﺪﻳﻨﺔ ﺣﱴ ﺃﺣﺪﻕ ‪‬ﺎ ﻛﺎﻹﻛﻠﻴﻞ‪،‬‬
‫ﻭﺿﺤﻚ ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﺣﱴ ﺑﺪﺕ ﻧﻮﺍﺟﺬﻩ‪ .‬ﰒ ﻗﺎﻝ ‪)) :‬ﷲ ﺭﺩ ﺃﰊ‬
‫ﻃﺎﻟﺐ‪ ،‬ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺣﻴﹰﺎ ﻟﻘﺮﺕ ﻋﻴﻨﺎﻩ‪ ،‬ﻣﻦ ﻳﻨﺸﺪﻧﺎ ﻗﻮﻟﻪ((؟ ﻓﻘﺎﻝ‬
‫ﻋﻠ ‪‬ﻲ ﺑﻦ ﺃﰊ ﻃﺎﻟﺐ ﺭ‪ :‬ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ‪ ،‬ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮﻳﺪ ﻗﻮﻟﻪ ‪:‬‬

‫ﲦﺎﻝ ﺍﻟﻴﺘﺎﻣﻰ ﻋﺼﻤﺔ ﻟﻸﺭﺍﻣﻞ‬ ‫‬ ‫ﻭﺃﺑﻴﺾ ﻳﺴﺘﺴﻘﻲ ﺍﻟﻐﻤﺎﻡ ﺑﻮﺟﻬﻪ‬


‫ﻓﻬﻢ ﻋﻨﺪﻩ ﰲ ﻧﻌﻤﺔ ﻭﻓﻮﺍﺿﻞ‬ ‫‬ ‫ﺗﻄﻴﻒ ﺑﻪ ﺍﳍﻼﻙ ﻣﻦ ﺁﻝ ﻫﺎﺷﻢ‬
‫ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺹ))ﺃﺟﻞ((‪.‬‬

‫‪57‬‬
Kemudian Rasulullah SAW berdiri seraya menarik
sorban beliau dan naik mimbar kemudian mengangkat kedua
tangannya dan berdo'a : "Ya Allah turunkanlah hujan kepada
kami...” beliau tidak menurunkan kedua tangan beliau sampai
turun hujan, lalu datanglah orang dari daerah Bithanah seraya
berteriak : `banjir...! banjir...!` kemudian Rasulullah SAW
berdo'a; ”Ya Allah, turunkan hujan disekeliling kami, bukan yang
membanjiri kami”, serentak mendung berpencar menjauh dari
kota Madinah mengelilinginya (melingkupi) bagai mahkota,
kemudian Nabi SAW tertawa sampai gigi gerahamnya
terlihat, lalu berkata; ”Bagi Allah kebaikan Abu Thalib,
seandainya beliau masih hidup pasti dia akan gembira, siapa
yang mau melantunkan perkataan Abu Thalib untuk kita?
Maka Sahabat 'Ali ibn Abi Thalib RA, menjawab: Wahai
Rasulullah, sepertinya engkau mengharapkan syair Abu Thalib:

Demi kesucian (Nabi)


pengayom para yatim,
mendung telah menurunkan 
pelindung para janda
hujan lantarannya
Di sisinya nikmat serta
Dialah benteng bagi bani  keutaman menyertai
Hasyim dari kehancuran mereka

Kemudian Rasulullah SAW, berkata: ”ya”.

58
x8ρâ!$y_ öΝßγ|¡àΡr& (#þθßϑn=¤ß ŒÎ) öΝßγ‾Ρr& öθs9uρ … : ‫ﻭﻧﺺ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﱃ‬
٢١
∩∉⊆∪ ...ãΑθß™§9$# ÞΟßγs9 txøótGó™$#uρ ©!$# (#ρãxøótGó™$$sù
Al-Qur'an sangat jelas menunjukan boleh bertawassul
model ini:
Artinya ....Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya
: datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan
Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka.....(QS. An-
Nisa’; 64)
‫ ﲟﻦ ﻟﻪ ﻧﺴﺒﺔ ﻣﻦ‬،‫ ﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ‬،‫ﻭﻛﺬﻟﻚ ﳚﻮﺯ ﻭﳛﺴﻦ‬
‫ ﺇﺫ ﻗﺤﻂ ﺍﺳﺘﺴﻘﻰ‬،‫ﺍﻟﻨﱯ ﺹ ﻛﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺭ‬
‫ ))ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﺎ ﻛﻨﺎ ﺇﺫﺍ ﻗﺤﻄﻨﺎ‬: ‫ﺑﺎﻟﻌﺒﺎﺱ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﳌﻄﻠﺐ ﺭ ﻭﻳﻘﻮﻝ‬
‫ ﻭﺇﻧﺎ ﻧﺘﻮﺳﻞ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻌﻢ ﻧﺒﻴﻚ ﳏﻤﺪ‬،‫ﺗﻮﺳﻠﻨﺎ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻨﺎ ﻓﺘﺴﻘﻴﻨﺎ‬
.((‫ ﻓﻴﺴﻘﻮﻥ‬: ‫ ﻗﺎﻝ‬،‫ﺹ ﻓﺎﺳﻘﻨﺎ‬
Tawassul ini juga boleh dan baik dilaksanakan dengan
wasilah orang yang memiliki hubungan keluarga dengan Nabi
Muhammad SAW, seperti tindakan sahabat Umar bin
Khattab RA bertawasul dengan wasilah 'Abbas bin Abdul
Muthalib RA (paman Nabi) ketika terjadi musim kemarau
panjang untuk meminta hujan, Sahabat Umar bin Khattab

.٦٤ ‫ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ‬: ‫ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬٢١

59
berkata ”Ya Allah, dulu, jika kemarau menimpa kami, kami
bertawassul (meminta) kepada-Mu dengan wasilah Nabi kami, maka
Engkau pun memberi kami hujan, dan sekarang, kami bertawassul
kepadamu dengan wasilah paman Nabi-Mu, Muhammad SAW,
maka berilah kami hujan.”. maka turunlah hujan, kata Umar
dalam akhir riwayat ini.
‫ ﻭﻫﺬﺍ‬،‫ﻭﻛﺬﻟﻚ ﳚﻮﺯ ﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﺑﺴﺎﺋﺮ ﺍﻟﺼﺎﳊﲔ‬
‫ﻢ‬ ‫ ِﻟ‬: ‫ ﻭﻻ ﻳﻘﺎﻝ‬،‫ ﻭﻻ ﻣﺘﺪﻳﻦ ﲟﻠﺔ ﻣﻦ ﺍﳌﻠﻞ‬،‫ﺷﻲﺀ ﻻ ﻳﻨﻜﺮﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
‫ﺗﻮﺳﻞ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﳋﻄﺎﺏ ﺑﺎﻟﻌﺒﺎﺱ ﻭﱂ ﻳﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ؟ ﺃﻭ‬
‫ﺑﻘﱪﻩ؟ ﻓﻠﻴﺲ ﰲ ﺗﻮﺳﻠﻪ ﺑﺎﻟﻌﺒﺎﺱ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﻟﻠﺘﻮﺳﻞ ﺑﺎﻟﻨﱯ ﺹ ﺃﻭ‬
.‫ﺑﺎﻟﻘﱪ‬
Tawassul seperti ini juga bisa diterapkan pada orang
saleh lain, dan ini bukanlah suatu yang seharusnya diingkari
oleh seorang muslim manapun, apapun madzhabnya. Tidak
tepat kiranya ditanyakan: kenapa sahabat Umar RA tawassul
dengan wasilah sahabat Abbas bin Abdul muthalib RA bukan
dengan Nabi SAW atau pusaranya? karena tawassul dengan
Abbas RA bukan berarti mengingkari tawasul dengan Nabi
SAW ataupun pusaranya.
‫ ﻗﺤﻂ ﺃﻫﻞ ﺍﳌﺪﻳﻨﺔ ﻗﺤﻄﹰﺎ ﺷﺪﻳﺪﹰﺍ‬: ‫ﻓﻌﻦ ﺃﰊ ﺍﳉﻮﺯﺍﺀ ﻗﺎﻝ‬
‫ ))ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻗﱪ ﺍﻟﻨﱯ‬: ‫ ﻓﻘﺎﻟﺖ‬،‫ﻓﺸﻜﻮﺍ ﺇﱃ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻬﺎ‬

60
‫ ﺣﱴ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﲔ‬،‫ ﻓﺎﺟﻌﻠﻮﺍ ﻣﻨﻪ ﻛﻮﻯ ﺇﱃ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ‬،‫ﺹ‬
‫ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺳﻘﻒ(( ﻓﻔﻌﻠﻮﺍ ﻓﻤﻄﺮﻭﺍ ﺣﱴ ﻧﺒﺖ ﺍﻟﻌﺸﺐ ﻭﲰﻨﺖ‬
.((‫ ﻓﺴﻤﻲ ﻋﺎﻡ ﺍﻟﻔﺘﻖ‬،‫ ﺣﱴ ﺗﻔﺘﻘﺖ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺤﻢ‬،‫ﺍﻹﺑﻞ‬
Dari Abi al-Jawza’ berkata: kemarau panjang menimpa
penduduk Madinah, kemudian mereka mengadukan hal itu
pada Sayyidah Aisyah RA, beliau menjawab: ”Kalian lihatlah
makam Nabi SAW, dan buatlah lubang keatas, sehingga tembus
tidak ada atap yang menghalanginya” maka kemudian mereka
melakukan petunjuk Ummul Mu’minin tersebut dan turunlah
hujan sehingga rerumputan menjadi subur dan unta-unta
menjadi gemuk. Kejadian ini lantas dinamakan tahun
kesuburan.

61
PENUTUP

‫ﺍﻟﻠﻬﻢ ﲝﻖ ﻧﺒﻴﻚ ﳏﻤﺪ ﺹ ﺃﺭﻧﺎ ﺍﳊﻖ ﺣﻘﺎ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﺍﺗﺒﺎﻋﻪ ﻭﺃﺭﻧﺎ‬


.‫ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﺑﺎﻃﻼ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﺍﺟﺘﻨﺎﺑﻪ‬
.‫ﻭﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﳏﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬
.‫ﻭﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﳌﲔ‬
Ya Allah, dengan wasilah hak Nabi-Mu Muhammad
SAW, perlihatkanlah kepada kami yang benar adalah benar
serta berilah kami kemampuan untuk mengikutinya dan
tunjukkanlah kepada kami yang bathil adalah bathil dan
berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.
Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpah
curah atas Nabi kita Muhammad SAW, keluraga dan sahabat-
sahabatnya.
Segala puji milik Tuhan semesta alam.

62

Anda mungkin juga menyukai