5754 14400 1 SM
5754 14400 1 SM
1 Tahun 2011
Subhechanis Saptanto
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260
Telp. (021) 53650162, Fax. (021)53650159
Diterima 6 Januari 2011 - Disetujui 21 Mei 2011
ABSTRAK
Keunggulan komparatif dapat digunakan sebagai indikator besarnya daya saing suatu negara
dalam perdagangan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing ekspor
perikanan Indonesia di tingkat ASEAN dan ASEAN-China. Kajian ini menggunakan data sekunder
time series yang dikeluarkan oleh United Nation Comtrade dari tahun2000 hingga 2008. Metode analisis
yang digunakan adalah dengan metode Revealed Comparative Advantage (RCA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwadi tingkat ASEAN maupun ASEAN-China, produk perikanan Indonesia yang memiliki
daya saing adalah produk dengan kode HS 03 (ikan, udang-udangan, hewan lunak, invertebrata perairan),
HS 710110 (mutiara dari alam yang belum diolah), HS 710121 (mutiara budidaya yang belum diolah), dan
HS 121220 (rumput laut dan alga lainnya). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih lemah dalam hal
ekspor produk yang memiliki nilai tambah.
51
Daya Saing Ekspor Perikanan Indonesia di Lingkup Asean dan Asean-China................(Subhechanis Saptanto)
52
J. Sosek KP Vol. 6 No. 1 Tahun 2011
itu, suatu negara lebih baik menspesialisasikan potensi dan perkembangan dari komoditas
diri pada produk yang memiliki keunggulan yang dapat diunggulkan dalam perdagangan
komparatif yang mencerminkan sebuah indeks harus dapat melihat permasalahan dari sisi
daya saing yang memiliki penekanan keunggulan keunggulan komparatif serta kemampuannya
pada biaya tenaga kerja dibandingkan pada dalam menghadapi pasar internasional.
faktor produksi lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini melalui pendekatan permasalahan yang
Salah satu metode yang dapat
mampu menunjukkan keunggulan komparatif
digunakan untuk mengukur keunggulan
dan daya saing. Salah satu metode yang dapat
komparatif adalah metode Revealed Comparative
digunakan untuk mengukur keunggulan
Advantage (RCA)(Balassa, 1965). Metode
komparatif adalah metode RCA. Nilai dari
ini memiliki kelemahan, karena bersifat
RCA dapat juga dikatakan sebagai salah satu
statis dan menggunakan asumsi bahwa setiap
faktor yang dapat menentukan kemampuan
negara mengekspor semua komoditas atau
dalam menggambarkan pangsa pasar
kelompok komoditas yang diperdagangkan.
ekspor. Nilai dari indeks ini menunjukkan
Meskipun demikian, nilai indeks RCA
perbandingan antara pangsa ekspor komoditas
yang dihasilkan cukup menggambarkan
atau sekelompok komoditas suatu negara
keunggulan komparatif produk/komoditas
terhadap pangsa ekspor komoditas tersebut dari
sebuah negara.
seluruh dunia. Sehingga indeks tersebut
Meskipun suatu negara dapat dapat memberikan informasi mengenai
memproduksi semua barang-barang posisi perdagangan luar negeri suatu negara.
kebutuhannya dengan lebih efisien Hasil perhitungan RCA akan menunjukkan
dibandingkan dengan negara lain posisi relatif keunggulan komparatif
tetapi perdagangan antar negara tetap komoditas perikanan Indonesia terhadap
menguntungkan kedua belah pihak yang kinerja ekspor secara menyeluruh.
menekankan pada comparative cost bukan
absolute cost. Suatu negara dapat bekerja
Jenis dan Sumber Data
lebih efisien dan menguntungkan bila
hanya menspesialisasikan produk yang di Data yang digunakan dalam kajian ini
negaranya memiliki keunggulan komparatif adalah data sekunder yang berasal dari UN
untuk diekspor dan mengimpor produk Comtrade (http://comtrade.un.org/) yaitu
yang tidak memiliki keunggulan komparatif. data nilai ekspor perikanan negara-negara
anggota ASEAN dan China ke dunia dari
Adanya perbedaan atau keunggulan
tahun 2000 hingga 2008. Komoditas perikanan
komparatif dan spesialisasi ini yang
yang digunakan berdasarkan Harmonized
memungkinkan terjadinya proses perdagangan.
System dapat dilihat pada Tabel 1.
Oleh karena itu upaya untuk melihat
No Kode/Code Keterangan/Notes
1 HS 03 Fish, crustaceans, molluscs, aquatic invertebrates
2 HS 1603 Extracts, juices of meat, fish, aquatic invertebrates
3 HS 1604 Prepared or preserved fish, fish egg, caviar
4 HS 1605 Crustaceans, molluscs, etc, prepared or preserved
5 HS 121220 Seaweeds and other algae
6 HS 051191 Fish, shellfish and crustaceans/non-food
7 HS 710110 Pearls natural, not permanently mounted or set
8 HS 710121 Pearls cultured unworked
9 HS 710122 Pearls cultured worked, not mounted or set
Sumber : UN Comtrade/Source : UN Comtrade
53
Daya Saing Ekspor Perikanan Indonesia di Lingkup Asean dan Asean-China................(Subhechanis Saptanto)
54
J. Sosek KP Vol. 6 No. 1 Tahun 2011
(ikan, kepiting, hewan lunak, invertebrata negara lain yang memiliki ekspor produk
perairan) memiliki share ekspor tertinggi perikanan yang memiliki nilai tambah
yakni sebesar 85%. Hal ini menunjukkan adalah Filipina dimana untuk komoditas
bahwa Indonesia masih sangat tergantung 1604, share ekspornya sebesar 26%.
pada ekspor ikan segar dan kurang
China yang telah melakukan
mengekspor ikan yang memiliki nilai
kesepakatan dengan ASEAN dalam
tambah.
kerjasama ACFTA memiliki nilai ekspor
Berdasarkan hasil analisis dari data perikanan yang cukup tinggi yaitu sekitar
UN Comtrade, negara ASEAN lainnya yaitu 6,90 milar dolar. Share ekspor komoditas
Thailand menempati peringkat pertama perikanan Cina untuk komoditas 03
ekspor produk perikanan dengan nilai adalah sebesar 55%. Sedangkan untuk
sebesar 4,65 milyar dolar dan seperti komoditas 1604 dan 1605 masing-
Indonesia, komoditas 03 juga memiliki masing sebesar 20% dan 22%. Gambar 1
share ekspor tertinggi bagi Thailand yakni menunjukkan besarnya rata-rata nilai
sebesar 44% (dapat dilihat pada Lampiran ekspor perikanan di kawasan ASEAN dan
1). Namun demikian, share komoditas juga negara China dari tahun 2000 hingga
1604 (29%) berupa ikan, telur ikan, 2008.
olahan caviar dan komoditas 1605 (26%)
berupa udang-udangan, olahan hewan
Kinerja Daya Saing Produk Perikanan
lunak lainnya yang dihasilkan oleh
Thailand juga cukup tinggi. Hal ini Kinerja daya saing produk
menunjukkan bahwa Thailand tidak hanya perikanan yang ditunjukkan oleh nilai RCA
bergantung pada ekspor ikan segar namun berdasarkan penelitian yang dilakukan
juga mengekspor ikan yang memiliki oleh PKSPL-IPB dan Bappenas dalam Karim
nilai tambah (diversifikasi ekspor) dalam (2008) dapat dilihat pada Tabel 2.
jumlah yang cukup besar. Selain Thailand,
55
Daya Saing Ekspor Perikanan Indonesia di Lingkup Asean dan Asean-China................(Subhechanis Saptanto)
56
J. Sosek KP Vol. 6 No. 1 Tahun 2011
Tabel 3. Rataan Nilai RCA Produk Perikanan Negara-Negara Anggota ASEAN, 2000-2008
Table 3. Average of RCA Value in Fisheries Product of ASEAN Countries, 2000-2008
HS 710110 dan HS 710122. Posisi yang terakhir Bila China dimasukkan ke dalam
adalah Malaysia dengan keunggulan pada analisis RCA terkait dengan adanya ACFTA
dua (2) komoditas yaitu HS 03, HS 1603. maka diperoleh hasil RCA seperti pada
Secara rata-rata keseluruhan komoditas Tabel 4. Hasil analisis pada Tabel 4 tersebut
Indonesia masih memiliki keunggulan menunjukkan nilai rata-rata RCA produk
komparatif karena memiliki nilai > 1 perikanan dari lima negara anggota Asean
sedangkan Thailand memiliki nilai < 1 dan dan China dari tahun 2000 hingga 2008.
dianggap kurang memiliki keunggulan Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah
komparatif meski nilai ekspornya paling dengan adanya China sebagai salah
besar bila dibandingkan dengan negara lain satu pengekspor ikan terbesar di dunia
dalam ASEAN. Hal ini mengindikasikan tidak merubah daya saing ekspor perikanan
bahwa Indonesia masih memiliki peluang Indonesia di dunia atau sebaliknya.
untuk mengekspor ikan segar, mutiara dan
Pada Tabel 4 terlihat bahwa
rumput laut tetapi sangat disayangkan
masuknya China menjadikan Indonesia
produk perikanan yang memiliki nilai
secara umum naik nilai RCA dari 1,13
tambah kurang berdaya saing ekspor.
menjadi 1,57. Komoditas perikanan yang
Kiranya perlu terus diupayakan peningkatan
berdaya saing seluruhnya sama dengan
mutu sehingga produk perikanan Indonesia
komoditas yang ada di Tabel 1.
dapat memilik daya saing.
57
Daya Saing Ekspor Perikanan Indonesia di Lingkup Asean dan Asean-China................(Subhechanis Saptanto)
Tabel 4. Rataan Nilai RCA Produk Perikanan Negara-Negara Anggota ASEAN - China, 2000-2008
Table 4. Average of RCA Value in Fisheries Product of ASEAN-China, 2000-2008
Nama RCA
Komoditas/ Komoditas/
No
Commodities Name of
Indonesia Thailand Phillipines Singapore Malaysia China
Commodities
Fish, crustaceans,
1 03 molluscs, aquatic 1.47 0.77 1.04 1.39 1.40 0.97
invertebrates
Extracts, juices of
2 1603 meat, fish, aquatic 0.11 0.51 0.00 1.98 5.85 1.22
invertebrates
Prepared or
3 1604 preserved fish, fish 0.30 1.42 1.21 0.37 0.50 1.00
egg, caviar
Crustaceans,
molluscs, etc,
4 1605 0.27 1.39 0.24 0.31 0.44 1.04
prepared or
preserved
Fish, shellfish and
5 051191 crustaceans/non- 0.13 0.77 0.32 11.91 0.66 0.80
food
Pearls natural,
6 710110 not permanently 2.83 0.75 1.09 10.08 1.57 0.09
mounted or set
Pearls cultured
7 710121 7.24 0.01 1.42 0.85 0.01 0.05
unworked
Pearls cultured
8 710122 worked, not 0.18 0.24 3.52 2.01 0.03 1.55
mounted or set
Seaweeds and
9 121220 1.57 0.04 5.58 0.23 0.50 1.30
other algae
Rata-rata/Average 1.57 0.65 1.60 3.24 1.22 0.89
58
J. Sosek KP Vol. 6 No. 1 Tahun 2011
59
Lampiran 1. Rataan Nilai Ekspor (juta USD) dan Share Ekspor (%) Komoditas Perikanan Indonesia, 2000-2008
60
Appendix 1. Export Value (Million USD) and Export Share (%) of Indonesian Fisheries Commodities, 2000-2008
Nilai Ekspor (juta USD) dan Share Ekspor (%) /Export Value (Million USD) and Export Share (%)
Komoditas/
No
Commodities
Indonesia % Thailand % Phillipines % Singapore % Malaysia % China %
2 1603 0 0 2 0 0 0 1 0 3 0 7 0