Anda di halaman 1dari 2

Nama : S. Raja Natal P.

Purba
Nim : 195314170s
Pergaulan yang Sehat dan Bertanggungjawab

Masa pubertas atau remaja merupakan masa peralihan dari masa kanakkanak menjadi dewasa. Pada
masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tak heran
apabila beberapa di antara mereka sering kali mengambil keputusan yang beresiko hanya untuk
merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk misteri seksualitas. Banyak diantara
mereka yang merasakan tidak sabar akan hal tersebut. Hal ini dikarenakan lemahnya pengawasan
orang terdekat sehingga moralitas tidak dapat terjaga dengan baik. Manusia mempunyai hati nurani
dan akal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindakan. Dimana hati nurani dan
akal itu semestinya diasah dengan baik agar dalam perbuatan juga menghasilkan perbuatan yang
baik. Karena hati nurani dan akal adalah bagian yang membentuk etika. Apabila hati nuraninya baik
dan akal dapat berjalan dengan sehat otomatis etika dan moralitas juga baik dan sehat. Disini adalah
letak permasalahannya dimana para remaja mengalami penurunan moralitas sehingga etikapun juga
menjadi buruk. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari tentang etika
karena etika memiliki karakter yang normatif yang dapat mengantarkan orang menjadi baik dan
bertanggung jawab, menjadi apa yang diharapkan oleh masyarakat dan kemudian mau membentuk
perilakunnya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan
diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan remaja. Pengawasan orang tua
dalam perkembangan remaja haruslah intensif. Pemberian perhatian, pengaruh dan pengetahua
sangat dibutuhkan untuk bisa memberikan kontribusi dalam membentuk moralitas anak .Hal ini
dilakukan agar meminimalisir hal-hal buruk yang bisa saja terjadi. Membuat batasan dan aturan
dalam keluarga yang dapat di terima oleh anak yang pada intinya tidak mengekang kebebasan anak
akan tetapi mengarah kepada kebaikan. Memberikan pendidikan etika yang baik dalam sehari hari
yaitu tidak hanya dengan imbuan saja akan tetapi dengan memberikan contoh nyata dalam
kehidipan sehari-hari berkenaan dengan kesatuan dan moral. Memanfaatkan waktu luang untuk
kegiatan yang positif misalnya kegiatan olahraga, keagamaan ataupun kegiatan yang berkenaan
dengan hobi positif. Dengan demikian permasalahan moral yang salah satunya adalah kegiatan seks
bebas diharapkan dapat dihindari, karena adanya pondasi yang kuat dan baik dari keluarga.
Lingkungan merupkan area bersosialiasasi bukanlah lingkungn yang baik, maka perilaku
menyimpang dapat saja terjadi. Prinsip occasio proxima peccati evitanda dimana hilangkan/hindari
kesempatan yang paling dekat dengan dosa, artinya hindarilah lingkungan yang dalam hal ini dapat
memungkinkan untuk melakukan kegiatan seks bebas. Memilih teman yang baik adalah salah satu
usaha untuk kita terhindar dari lingkungan yang buruk, karena teman yang baik akan membawa kita
kepada kebaikan. Semkain banyak kita memperdalam dan memperkuat iman, maka semua ajaran
yang menyimpang pun sudah pasti tidakan akan dilakukan. Dalam hal ini, pada peningkatan
keimanan peran orang tua/keluarga pun juga sangat penting. Ketika remaja sudah memiliki bekal
iman yang kuat maka prinsip bonum faciendum malum vitandum di mana mereka dapat melakukan
kebaikan dan dapat menghindari keburukan dengan demikian persoalan moralitas dapat di
atasi,karena dengan keimanan para remaja dapat menggunakan hati nuraninya untuk merasakan
sesuatu itu baik atau buruk, dan dengan keimanan remaja dapat menggunkan akal/logikannya untuk
berfikir dalam bertindak.

Anda mungkin juga menyukai