Anda di halaman 1dari 7

DIKTAT

BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

YENNI FITRIA, M. Pd.


NIDN 0222078204

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2020/2021
BAB X
KALIMAT EFEKTIF

Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat mempelajari teknik pembuatan kalimat efektif
2. Mahasiswa dapat mencirikan kalimat efektif
3. Mahasiswa menguasai syarat-syarat kalimat efektif

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu
pada situasi berbahasa tertentu pula. Kalimat efektif berarti kalimat yang digunakan untuk
sasaran yang tepat. Kita tidak mungkin menggunakan bahasa formal jika berkomunikasi
dengan pedagang di pasar, begitu juga saat berkomunikasi dengan teman sebaya. Bahasa
yang digunakan tidak begitu formal asal komunikatif. Komunikatif tidaknya suatu
percakapan, dibangun oleh proses kebiasaan dan kelaziman penggunaan bahasa tersebut.

B. Ciri-ciri Kalimat efektif


Kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis,
sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi isi dan bentuk
menjadi kesatuan yang baik yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat.
Berikut ini ciri-ciri kalimat efektif:
1. Kesatuan pikiran
Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu
pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain
yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan
timbal balik antarunsur yang mengandung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam
subjek dan predikat bisa ditambah objek.
Contoh:
 Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita (Tunggal)
 Dia telah meneinggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat
satu jam yang lalu (majemuk)
 Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan
itu (pertentangan)
 Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja (pilihan)

2. Kepaduan
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang
baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dengan objek,
serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. Agar pikiran
dapat dituangkan dengan benar dalam bentuk kalimat yang benar pula, kita memerlukan
kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja
sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal
balik antarunsur yang membentuk kalimat atau adanya interaksi antarkata yang menduduki
fungsi dalam kalimat.
Contoh:
 Adik mendorong sepeda dengan sekuat tenaga kemarin sore di
S P O Kcara Kwaktu
kebun belakang rumah.
(Ktempat)
Kepaduan kalimat bisa rusak oleh
a. Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
Contoh:
Adik di kebun belakang rumah dengan sekuat tenaga kemarin mendorong sepeda.
b. Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
contoh :
Adik mendorong sepeda dalam sekuat tenaga kemarin sore pada kebun belakang
rumah.
c. Pemakaian kata yang tumpang tindih
contoh :
Adik mendorong sepeda dengan cara sekuat tenaga kemarin waktu sore di kebun
belakang rumah.
d. Salah menggunakan keterangan aspek
contoh :
Adik dorong sepeda dengan sekuat tenaga kemarin sore di kebun belakang rumah.

3. Struktur Kalimat
Kalimat terdiri atas kata-kata yang secara bersama-sama dengan sistem tertentu
membentuk struktur. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsinya masing-masing.
Struktur kalimat sekurang-kurangnya mempunyai unsur subjek dan predikat. Subjek
merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Subjek dapat berupa kata benda atau kerja ada
juga subjek yang diberi keterangan di belakangnya. Predikat biasanya berbentuk kata kerja.
contoh :
Gedung bertingkat yang menjulang tinggiitu/mengganggu lalu lintas
S P
Penerbangan /pada malam hari
Kwaktu

Di depan kata kerja ‗menjulang tinggi’ kalimat di atas terdapat partikel yang
sehingga pernyataan di atas tidak mengandung predikat. Pernyataan ‘yang menjulang
tinggi’ hanya sebagai keterangan. Untuk menyempurnakan kalimat tersebut maka perlu
ditambah kata-kata yang berfungsi sebagai predikat, dan tambahan keterangan. Sebagai
unsur dasar subjek dan predikat dapat dikembangkan, jika merasa kurang belum cukup
menjelaskan maksud dalam kalimat yang terdiri atas subjek dan predikat.
Pengembangan kalimat bukan tanpa batas. Kita harus berhenti manakala kalimat
sudah jelas. Jangan sampai kita membuat kalimat yang terlalu panjang sehingga akan
terkesan bertele-tele yang akhirnya dapat mengaburkan makna kalimat itu sendiri.
4. Kalimat Aktif dan Pasif
Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena
hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti
orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan dengan tegas, jadi laporan
ilmiah dapat menggunakan kalimat aktif maupun kalimat pasif asal keterbacaannya lebih
tinggi.
Contoh:
Kalimat Aktif
Maksud perguruan tinggi memberikan mata kuliah pengembangan kepribadian agar
mahasiswa memiliki wawasan budaya.

Kalimat Pasif
Pemberian mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi dimaksudkan agar
mahasiswa memiliki wawasan budaya.

C. Syarat-syarat Kalimat Efektif


Sebuah kalimat menjadi efektif jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Penekanan
Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya
menonjolkan/mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi
atau acting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara:
 Alih bangun
Alih bangun adalah pemindahan unsur kalimat.
Contoh:
Kesehatan jasmani dan rohani harus kita jaga dengan hati-hati
 Pengulangan kata
Pengulangan kata diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang
dianggap penting agar makna kalimat menjadi jelas.
Contoh:
Jurusan teknik di Politeknik Universitas Indonesia ialah teknik mesin, teknik sipil, dan
teknik elektro.
 Pertentangan
Pertentangan dilakukan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara
menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.
Contoh:
mencari kekayaan bukanlah hal yang tidak halal
maksud kalimat ini adalah mencari kekayaan halal
 Urutan Logis
Urutan logis berarti mengurutkan/kronologis unsur-unsur yang mengandung urutan
kejadian atau proses
Contoh:
Penelitian dimulai dengan perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengumpulan
data, dan penarikan kesimpulan.
2. Kesejajaran
Kesejajaran adalah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsi-fungsinya
ke dalam kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran
 Kesejajaran bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang
berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu juga seterusnya. Jika kata kerja
juga kata kerja, jika frase juga frase.
Contoh:
Setelah dipatenkan, diproduksi, dan dipasarkan, masih ada lagi sumber kekacauan
yaitu berupa penipuan yang langsung atau tidak langsung akan merugikan perusahaan.
 Kesejajaran makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antarsatuan dalam kalimat
(subjek, predikat, dan objek).
Contoh:
Selain kepada pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa.
 Kesejajaran rincian pilihan
Dalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, kita sering terjebak oleh kalimat
sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran
yang benar.
Contoh :
Pemasangan telepon akan menyebabkan melancarkan tugas, untuk menambah wibawa
dan meningkatkan pengeluaran.
3. Kehematan
Kehematan juga merupakan unsur penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti
penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat.
Kehematan dapat dilakukan dengan cara:
 Penghematan Subjek
Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.
Contoh
Hadirin serentak berdiri setelah (mereka) mengetahui inspektur upacara memasuki
lapangan upacara.
 Penghilangan Hiponimi
Hiponimi merupakan makna kata yang lebih tinggi
Contoh:
Mereka turun (ke bawah) melalui tangga samping kantor
 Penghilangan Kata Depan
Kata depan dari menyatakan arah/tempat dan asal (asal/usul) sedangkan kata
daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal lebih.
Contoh:
Anak (dari) tetangga saya senin ini akan dilantik menjadi dokter.
 Penyingkatan Kata
Usaha yang kita lakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan
menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.
Contoh:
Surat kabar harian (Koran) Kompas banyak menyediakan ruangan untuk tulisan
tentang bahasa Indonesia.
 Penyingkatan Ungkapan
Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat
Contoh:
Mempunyai pendapat menjadi berpendapat
 Penyingkatan Kalimat
Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya.
Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.
Contoh:
Perampok itu melakukan pembunuhan (membunuh) pemilik rumah.
4. Keterbacaan
Seorang penulis yang baik juga merupakan pembaca yang baik. Penulis harus
menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca oleh orang lain.Pembaca ingin
mendapatkan informasi dan ia harus memahami maksud bacaanya. Untuk itu tulisan harus
memiliki keterbacaan. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah
dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan, maka akan semakin mudah tulisan
dipahami dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami
maksdunya. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan keterbacaan
 Kejelasan
Tulisan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan kata-kata ynag sudah
umum/dikenal/lazim digunakan
 Bangun Kalimat
Bangun kalimat dapat memberikan nilai tambah bagi kejelasan kaliamat.
5. Pengaruh Bahasa Inggris
Struktur bahasa Inggris berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Namun kita
sering terpengaruh dari struktur bahasa Inggris. Sehingga kalimat yang kita susun tidak
kompak tidak menyatu.
Contoh:
The man to whom she is married has been married twice before
Laki-laki dengan siapa ia menikah setelah menikah dua kali.

Anda mungkin juga menyukai