Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

 
ْ‫ُض َّل لَ ُه َو َمن‬ ِ ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هَّللا ُ َفالَ م‬. ‫ت أَعْ َمالِ َنا‬ ِ ‫ُور أَ ْنفُسِ َنا َومِنْ َس ِّي َئا‬ ِ ‫شر‬
ُ ‫إِنَّ ْال َحمْ َد هَّلِل ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َتعِي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َنع‬
ُ ْ‫ُوذ ِباهَّلل ِ مِن‬
ْ‫ارك‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬. ‫ك لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُ ُه‬
ِ ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو َب‬ َ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَنْ الَ إِلَ َه إِالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬. ‫ِى لَ ُه‬َ ‫يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد‬
ِ ‫ان إِلَى َي ْو ِم ال ِّدي‬
‫ْن‬ ٍ ‫َعلَى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى أَلِ ِه َوأَصْ َح ِاب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس‬
 
‫ُون‬َ ‫ِين آَ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
 
‫ث ِم ْن ُه َم ا ِر َج ااًل َك ِث يرً ا َون َِس ا ًء َوا َّتقُ وا هَّللا َ الَّذِي‬ َّ ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َه ا َو َب‬ٍ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخلَ َق ُك ْم مِنْ َن ْف‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ‫ون ِب ِه َواأْل َرْ َحا َم إِنَّ هَّللا َ َك‬
َ ُ‫َت َسا َءل‬
 
‫از َف ْو ًزا‬ َ ‫ِيدا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَعْ َمالَ ُك ْم َو َي ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َو َر ُس ولَ ُه َف َق ْد َف‬ً ‫ِين آَ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسد‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫عَظِ يمًا‬
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Alhamdulillah hari ini kita masih bisa menyelenggarakan Sholat Jumat dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan. Maka sepatutnya kita bersyukur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang telah memanjangkan umur kita dan menganugerahkan
demikian banyak nikmat kepada kita. Semoga Allah menjaga kita semua dan
segera mengangkat virus corona dari dunia.
 
Kita berada di masa yang diistilahkan new normal. Adaptasi kenormalan baru.
Meskipun aktifitas mulai berjalan, masih banyak kendala dan keterbatasan.
Sebagian masih bekerja dari rumah (WFH, work from home), pendidikan juga
diselenggarakan dengan cara belajar dari rumah (LFH, learn from home). Pandemi
memang merupakan masa sulit.
 
Lalu apa yang perlu menjadi agenda khusus kita di masa sulit? Beruntunglah kita
sebagai umat Islam. Bertabur demikian banyak contoh dan keteladanan dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Termasuk bagaimana beliau menghadapi
masa sulit. Setidaknya, ada tiga amal yang kita dapatkan dari agungnya
keteladanan beliau.
 
1. Meningkatkan iman dan kesabaran
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Agenda utama kita di masa sulit, termasuk masa new normal ini, adalah
meningkatkan iman dan kesabaran. Wabah atau pandemi, yang dalam bahasa
hadits disebut tha’un, merupakan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
 
َ ‫ َف َج َعلَ ُه هَّللا ُ َرحْ َم ًة ل ِْلم ُْؤ ِمن‬، ‫ان َع َذابًا َيب َْع ُث ُه هَّللا ُ َعلَى َمنْ َي َشا ُء‬
‫ِين‬ َ ‫أَ َّن ُه َك‬
 
“Sesungguhnya ia (thaun) adalah adzab yang dikirim Allah kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Lalu Allah menjadikannya rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (HR. Bukhari)
 
Ia menjadi ujian, yang harus disikapi dengan meningkatkan iman dan kesabaran.
Dimulai dari keyakinan bahwa kita dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Demikian pula segala yang kita miliki, semuanya adalah pemberian Allah. Dialah
pemilik sejati yang sewaktu-waktu bisa mengambilnya kembali.
 
‫ُص ي َب ٌة‬ َ َ‫ِين إِ َذا أ‬
ِ ‫ص ا َب ْت ُه ْم م‬ َ ‫ الَّذ‬. ‫ين‬ ِ ‫ت َو َب ِّش ِر الص‬
َ ‫َّاب ِر‬ َّ ‫س َو‬
ِ ‫الث َم َرا‬ ِ ُ‫ال َواأْل َ ْنف‬ ِ ‫ص م َِن اأْل َم َْو‬ ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ ُ
ِ ‫َولَ َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِن ال َخ ْوفِ َوالج‬
َ ‫َقالُوا إِ َّنا هَّلِل ِ َوإِ َّنا إِلَ ْي ِه َرا ِجع‬
‫ُون‬
 
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al Baqarah: 155-
156)
 
Termasuk di antara tanda kesabaran di masa pandemi, meyakini bahwa tidak ada
yang bisa menimpa kita kecuali apa yang ditetapkan Allah. Keyakinan ini menjadi
salah satu syarat mendapat pahala mati syahid di masa pandemi. Sebagaimana
lanjutan hadits di atas:
 
‫ان لَ ُه م ِْث ُل أَجْ ِر ال َّش ِهي ِد‬ َ ‫ َيعْ لَ ُم أَ َّن ُه لَنْ يُصِ ي َب ُه إِالَّ َما َك َت‬، ‫ص ِابرً ا‬
َ ‫ إِالَّ َك‬، ‫ب هَّللا ُ لَ ُه‬ َ ‫ث فِى َبلَ ِد ِه‬ َّ ‫ْس مِنْ َع ْب ٍد َي َق ُع‬
ُ ‫الطاعُونُ َف َي ْم ُك‬ َ ‫َفلَي‬
 
“Tidak seorang pun hamba yang ditimpa thaun lalu tetap tinggal di negerinya dalam
keadaan sabar dan mengetahui tidak ada yang menimpa dirinya kecuali apa yang
ditetapkan Allah untuknya, maka baginya seperti pahala mati syahid.” (HR. Bukhari).
  
2. Menumbuhkan optimisme
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Amal kedua yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masa-masa
sulit adalah menjaga optimisme. Beliau mengajarkan sikap optimis kepada para
sahabat.
 
Misalnya saat terjadi perang Ahzab. Saat itu, 10.000 pasukan koalisi (ahzab)
gabungan dari kafir Quraisy, Ghatafan dan kabilah-kabilah lain hendak menyerbu
Madinah. Padahal di Madinah, jumlah seluruh laki-laki hanya ada 3.000 orang.
 
Maka untuk menahan laju serangan pasukan ahzab, dibuatlah parit besar (khandaq)
atas usulan Salman Al Farisi. Perang itu kemudian juga dikenal dengan nama
perang khandaq.
 
Masa-masa membuat khandaq adalah masa-masa sulit. Waktunya sangat terbatas
karena pasukan ahzab sudah bergerak dan mengepung Madinah. Demikian sulitnya
waktu itu, sampai-sampai tidak ada waktu sholat. Hingga pernah sholat Zhuhur,
Ashar, Maghrib dan isya’ dijamak dalam satu waktu.
 
Semua sahabat turut bekerja keras membangun parit pertahanan. Menggali dan
menghancurkan bebatuan. Saat menghadapi batu besar yang mereka tidak mampu
memecahkannya, para sahabat meminta bantuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah memang andalan dalam segala hal, termasuk kekuatan.
 
Maka Rasulullah memukul batu itu dengan kapak. Ketika berhasil memecahkan
sepertiganya, memancar kilatan api dan beliau mengucapkan, “Allaahu akbar! Aku
telah diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah, sekarang saya melihat istana yang
merah.”
 
Beliau melanjutkan dengan pukulan kedua. Keluar kilatan api saat beliau berhasil
menghancurkan sepertiga berikutnya. “Allaahu akbar! Aku telah diberi kunci-kunci
Persia. Demi Allah, saya melihat istananya yang putih.”
 
Beliau melanjutkan dengan pukulan kedua. Kembali keluar kilatan api saat beliau
berhasil menghancurkan batu itu. “Allaahu akbar! Aku telah diberi kunci-kunci
Yaman. Demi Allah, kulihat pintu-pintu Shan’a dari tempatku ini.”
 
Lihatlah bagaimana Rasulullah di masa sulit yang untuk buang air kecil saja tidak
sempat, beliau mengabarkan kemenangan demi kemenangan Islam. Lihatlah
bagaimana Rasulullah di masa sulit yang untuk sholat saja harus dijamak, beliau
mengabarkan penaklukan demi penaklukan.
 
Optimisme para sahabat juga bangkit. Jangka pendek, Allah memenangkan mereka
di perang Ahzab itu. Jangka panjang, Syam, Persia dan Yaman semuanya futuh.
Yaman menjadi negeri muslim dengan dai utamanya Mu’adz bin Jabal. Syam yang
semula dikuasai Romawi kemudian menjadi negeri Islam khulafaur rasyidin. Bahkan
Persia taklut dalam perang qadisiyah di masa Umar bin Khattab.
 
Optimisme ini harus selalu hadir. Harapan itu masih ada. Dan dua ayat dalam surat
Al Insyirah menjadi inspirasi kita.
 
‫ إِنَّ َم َع ْالعُسْ ِر يُسْ رً ا‬. ‫َفإِنَّ َم َع ْالعُسْ ِر يُسْ رً ا‬
 
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah: 5-6)
 
Optimis ini harus hadir dalam jiwa kita. Bahwa pandemi akan berlalu. Kemudahan
akan datang. Pertolongan Allah akan tiba.
 
 
3. Meningkatkan kapasitas
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Amal ketiga yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masa-masa
sulit adalah meningkatkan kapasitas. Kita bisa melihat saat beliau menghadapi
masa sulit di Makkah. Saat terjadinya pemboikotan.
 
Waktu itu, Bani Hasyim yang melindungi Rasulullah diboikot oleh kafir Quraisy.
Diliputi amarah permusuhan kepada Rasulullah dan kegeraman atas perlindungan
Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib, orang-orang musyrikin Makkah berkumpul di
kediaman Bani Kinanah pada Muharram tahun ketujuh kenabian. Mereka membuat
kesepakatan bersama. Sebuah pakta perjanjian yang penuh kezaliman. Memboikot
Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib.
 
Pakta perjanjian itu ditulis oleh Baghid bin Amir bin Hisyam pada sebuah shahifah.
Isinya adalah poin-poin sebagai berikut:
 
- Tidak boleh melakukan jual beli dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib
- Tidak boleh menikah dengan mereka
- Tidak boleh mengunjungi, bertamu, berbicara dan berinteraksi dengan mereka
- Tidak boleh menerima perjanjian damai dengan mereka
- Tidak boleh berbelas kasihan kepada mereka
 
Pemboikotan membuat Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib mengalami
penderitaan yang mengenaskan. Mereka terpaksa memakan apa saja demi
bertahan hidup. Termasuk dedaunan dan kulit binatang. Pernah mereka
menemukan kulit unta. Lalu dibersihkan dan dibakar, setelah itu dilunakkan agar
bisa disimpan dan dijadikan makanan untuk tiga hari.
 
Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah terus mentarbiyah para sahabat. Jadilah
kapasitas para sahabat nabi meningkat pesat. Rasulullah juga tetap melanjutkan
dakwahnya, memanfaatkan setiap waktu untuk mengajak manusia hanya beribadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
 
Semestinya, masa-masa sulit saat pandemi juga kita isi dengan meningkatkan
kapasitas. Ketika kita banyak di rumah dan banyak waktu luang, pelajari hal-hal
baru. Banyak tilawah, banyak tadabbur, banyak membaca, bahkan kalau perlu ikuti
pelatihan-pelatihan online. Kelak ketika masa kembali normal dan muncul banyak
peluang, kita sudah siap menyambutnya dengan kapasitas kita.
 
‫أَقُ ْو ُل َق ْو ِل َه َذا َواسْ َت ْغفِر ُْوهَّللا َ ْالعَظِ ي ِْم إِ َّن ُه ه َُو ْال َغفُو ُر الرَّ حِي ُم‬
  
Khutbah II
 
ُ‫ أَ ْش َه ُد أنْ ال إلَ َه إال هللاُ َوحْ َده‬. ‫ون‬ َ ‫ين ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِر َه ْال ُم ْش ِر ُك‬ِ ‫ِين ْال َح ِّق لِي ُْظ ِه َرهُ َعلَى ال ِّد‬ ِ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّذِي أَرْ َس َل َرسُولَ ُه ِب ْال ُهدَى َود‬
‫ص َح ِاب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم‬ ْ َ‫اركْ َعلَى َن ِب ِّي َن ا م َُح َّم ٍد َو َعلَى أَلِ ِه َوأ‬ ِ ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َو َب‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ورسُولُه‬ َ ‫ وأشه ُد أنَّ م َُح َّم ًدا ع ْب ُده‬،ُ‫ك لَه‬َ ‫ال َش ِري‬
‫ْن‬ِ ‫ان إِلَى َي ْو ِم ال ِّدي‬ ٍ ‫ِبإِحْ َس‬
 
‫ُون‬َ ‫ِين آَ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
 
‫ون‬ َ ُ‫ت ل َِغ ٍد َوا َّتقُوا هَّللا َ إِنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬ْ ‫ظرْ َن ْفسٌ َما َق َّد َم‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫ِين آَ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َت ْن‬
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
‫‪Semoga kita semua dimudahkan Allah dan senantiasa dijaga-Nya. Menjadi hamba-‬‬
‫‪Nya yang beriman dan bertaqwa serta meningkatkan kesabaran.‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪Di masa pandemi ini, kita tetap optimis dan menjaga optimisme. Serta Allah‬‬
‫‪mudahkan kita untuk meningkatkan kapasitas sehingga kelak kita keluar dari masa‬‬
‫‪sulit menjadi pribadi-pribadi yang siap berkontribusi lebih untuk umat dan‬‬
‫‪peradaban.‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪Dan semoga dengan tiga amalan tadi, Allah merahmati kita dan kelak memasukkan‬‬
‫‪kita ke dalam surga-Nya. Marilah kita berdoa dengan khusyu’ memohon‬‬
‫‪pertolongan Allah Subahanahu wa Ta’ala.‬‬
‫‪ ‬‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‬ ‫ِين آَ َم ُنوا َ‬ ‫ون َعلَى ال َّن ِبيِّ َيا أَ ُّي َها الَّذ َ‬ ‫صلُّ َ‬ ‫إِنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ُي َ‬
‫‪ ‬‬
‫لى م َُح َّم ٍد‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّ ُه َّم ب ا َ ِركْ َع َ‬ ‫آل إِب َْرا ِه ْي َم إِنـ َّ َ‬‫لى ِ‬ ‫لى إِب َْرا ِه ْي َم َو َع َ‬ ‫ْت َع َ‬ ‫صلَّي َ‬ ‫آل م َُح َّم ٍد َكما َ َ‬ ‫لى ِ‬ ‫لى م َُح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫ص ِّل َع َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِب َْرا ِه ْي َم إِنـ َّ َ‬
‫لى ِ‬ ‫لى إِب َْرا ِه ْي َم َو َع َ‬ ‫ت َع َ‬ ‫آل م َُح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْك َ‬‫لى ِ‬ ‫َو َع َ‬
‫‪ ‬‬
‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ُّد َعا ِء‪َ .‬ر َّب َن ا‬ ‫اغفِرْ ل ِْلم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َناتِ‪َ ،‬و ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َماتِ‪ ،‬األَحْ َي ا ِء ِم ْن ُه ْم َواألَمْ َواتِ‪ ،‬إِ َّن َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ك َرءُوفٌ َرحِي ٌم ‪َ .‬ر َّب َنا اَل ُت ِز ْغ قُلُو َب َن ا‬ ‫اًّل‬
‫ِين آَ َم ُنوا َر َّب َنا إِ َّن َ‬‫وب َنا غِ لِلَّذ َ‬ ‫ان َواَل َتجْ َع ْل فِي قُلُ ِ‬ ‫ِين َس َبقُو َنا ِباإْل ِي َم ِ‬ ‫اغفِرْ لَ َنا َوإِل ِ ْخ َوا ِن َنا الَّذ َ‬
‫ْ‬
‫ت ْال َوهَّابُ‬ ‫َ‬
‫ك أ ْن َ‬ ‫ك َرحْ َم ًة إِ َّن َ‬ ‫ْ‬
‫َبعْ َد إِذ َهدَ ْي َت َنا َو َهبْ لَ َنا مِنْ لَ ُد ْن َ‬
‫‪ ‬‬
‫الس الَ َم‬ ‫ب َّ‬ ‫ِين‪َ ،‬و ْاك ُت ِ‬ ‫الظالِم َ‬ ‫الح ِّق‪َ ،‬و ْاك ِس رْ َش ْو َك َة َّ‬ ‫ص فُ ْو َف ُه ْم‪َ ،‬وأَجْ ِم عْ َكلِ َم َت ُه ْم َعلَى َ‬ ‫اإلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن‪َ ،‬و َوحِّ ِد اللَّ ُه َّم ُ‬ ‫َ‬
‫اللَّ ُه َّم أعِ َّز ِ‬
‫ار َن ا‬ ‫اركْ لَ َن ا في ِث َم ِ‬ ‫ض‪َ ،‬و َب ِ‬ ‫ت األَرْ ِ‬ ‫الس َماء َوأَ ْخ ِرجْ لَ َن ا مِنْ َخ ْي َرا ِ‬ ‫ت َّ‬ ‫ِين‪ .‬اللَّ ُه َّم أَ ْن ِز ْل َعلَ ْي َن ا مِنْ َب َر َك ا ِ‬ ‫ك أَجْ َمع َ‬ ‫َواألَ ْم َن لِعِب ا ِد َ‬
‫ار‬ ‫اب ال َّن ِ‬‫اإل ْك َر ِام ‪َ .‬ر َّب َنا آ ِت َنا في ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفي اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬ ‫رزاقِ َنا َيا َذا ْال َجالَ ِل َو ِ‬ ‫َو ُزر ُْوعِ َنا و ُك ِّل أَ َ‬
‫‪ ‬‬
‫ان َوإِ ْي َتا ِء ذِي القُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬ ‫ْ‬
‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اإلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيأ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َو ِ‬
‫هللا ‪:‬إِنَّ َ‬ ‫*** ‪.‬عِ َبا َد ِ‬

Anda mungkin juga menyukai