Anda di halaman 1dari 3

Nama : Daniel Kristian Pasaribu

NIM : 15.2990

Mata Kuliah : Homiletika I

Dosen : Pdt. Tumpal Silitonga, M.Th.

MODEL MENYUSUN KHOTBAH MENURUT

TAHUN GEREJAWI

Bacaan Perjanjian Lama : Yesaya 40 : 1 – 11

Epistel : 1 Korintus 4 : 1 – 5

Evangelium : Yohanes 1 : 19 – 27

I. Judul dan tema khotbah

Judul yang dapat diambil dari nats diatas adalah tentang pernyataan Yohanes
Pembaptis tentang jati dirinya yang sesungguhnya kepada para pemuka agama.

Tema yang dapat diambil dari khotbah ini adalah tentang bagaimana manusia
dapat menyangkal dan menguasai diri sendiri.

II. Arah dan tujuan khotbah

Arah dari khotbah ini menekankan kepada kita agar kita tidak boleh
meninggikan diri kita dengan Tuhan tetap menyangkal diri sendiri atau dalam arti
menguasai diri kita sendiri.

Tujuan dari khotbah ini adalah agar suatu saat ketika manusia sebagai
pelayan-pelayan Tuhan di tengah-tengah umat supaya tetap mengakui bahwa Yesus
Kristus satu-satunya Mesias yang sejati di dalam kehidupan kita.
III. Kriteria judul khotbah

Kriteria dalam judul khotbah diatas adalah dimana para pendengar dapat
memahami dan dapat meniru keteladanan dari Yohanes Pembaptis tentang bagaimana
ia tangguh menghadapi segala pertanyaan dari para pemuka agama.

IV. Pendahuluan

Saudara dan saudari yang dikasihi oleh Tuhan kita, Yesus Kristus, kita di sini
melihat kesaksian Yohanes yang disampaikannya kepada para utusan yang dikirim
dari Yerusalem untuk mencoba menghakiminya. Orang-orang yang mengutus mereka
untuk menemui Yohanes adalah orang Yahudi dari Yerusalem, yaitu beberapa imam
dan orang-orang Lewi. Mereka diutus untuk menanyakan kepada Yohanes tentang jati
dirinya.

Mereka yang diutus ini adalah orang-orang Farisi yang angkuh, suka


membenarkan diri dan berpikir bahwa mereka tidak memerlukan pertobatan. Karena
itu mereka tidak tahan terhadap orang yang pekerjaannya memberitakan kabar Allah.
Mereka berpikir bahwa mereka akan tampak hebat apabila mereka menyuruh dia yang
dianggap semua orang sebagai nabi untuk menjelaskan perbuatannya dan
mendakwanya di hadapan pengadilan. Mereka berencana untuk menekannya dan
menghakimi Yohanes jika mereka menemukan hal-hal aneh di dalamnya sebab
mereka iri terhadap kehormatannya yang semakin bertambah dan orang banyak
semakin tidak percaya dengan ajaran-ajaran mereka.

V. Isi

Yohanes menyangkal bahwa dia adalah Mesias. Katanya: "Aku bukan


Mesias,". Hamba-hamba Kristus haruslah ingat bahwa mereka bukan Kristus dan
karena itu mereka tidak boleh merampas kuasa dan segala kewenangan yang hanya
menjadi hak Kristus. Ia menyangkal bahwa dia Elia dan nabi. Orang-orang Yahudi
menanti-nantikan Elia kembali dari sorga dan hidup di antara mereka. Dengan
mendengar ajaran dan baptisan Yohanes, ia tampak seperti seorang yang jatuh dari
sorga. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa banyak orang menganggapnya sebagai
Elia. Namun, Yohanes menolak kehormatan ini juga.
Dia menjawab dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang sangat rendah
hati dan penuh dengan penyangkalan diri. Kesungguhannya untuk memanggil orang-
orang supaya bertobat sangat tinggi. Hamba-hamba Tuhan haruslah memberitakan
Injil seperti orang yang sungguh-sungguh dan mereka sendiri harus benar-benar hidup
sesuai dengan apa yang ingin mereka sampaikan kepada orang lain. Di padang
gurunlah suara itu berseru-seru seperti yang tertulis dalam Yesaya 40 : 3. Ini
menggambarkan bahwa Yohanes adalah suara yang dijanjikan oleh Allah melalui nabi
Yesaya untuk membuka jalan Allah agar kemuliaan TUHAN dinyatakan. Yohanes
Pembaptis berada di padang gurun sampai pada hari ia menunjukkan dirinya kepada
bangsa Israel. Ia lebih tekun berbuat baik daripada berusaha terlihat hebat.

Yohanes bersaksi tentang baptisannya dimana ia mengakui bahwa dia


hanyalah hamba yang mengerjakan tugas dari Allah: "Aku membaptis dengan air.”
Dengan membaptis, Yohanes tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk
menghantarkan banyak orang kepada Yesus. Inilah yang menjadi tugas besar hamba-
hamba Kristus adalah menuntun semua orang kepada-Nya.

VI. Penutup

Yohanes memberi tahu mereka tentang kuasa Kristus melebihi dia. Ia


berusaha menunjukkan bahwa Yesus lah yang paling berkuasa daripadanya. Kita juga
tidak boleh menghakimi siapapun apapun gelar kita. Disini ditekankan oleh Yohanes
bahwa secara tidak langsung mereka tidak dapat menghakimi siapapun dan begitu
juga Yohanes dalam penyangkalan dirinya dihadapan mereka. Jadi, melalui
kesaksiannya bahwa Tuhan adalah satu-satunya hakim. Sebagai hamba Tuhan, kita
sepatutnya merendahkan diri dan takut akan Tuhan. Kita tidak boleh meninggikan diri
kita dengan jabatan Tuhan karena Tuhan akan menghakimi mereka pada waktunya.
Maka, janganlah kita menghakimi siapapun seperti rencana orang-orang Yahudi
kepada Yohanes Pembaptis tentang jati dirinya.

Oleh karena itu, jadilah hamba Tuhan yang kuat dan tangguh seperti Yohanes
dengan penuh rasa rendah diri dan sungguh-sungguh untuk memberitakan Firman
Allah serta hidup menurut Firman Allah dengan tidak bersungut-sungut. Jadilah orang
untuk membuka jalan kepada sesama menuju jalan terang Tuhan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai