Anda di halaman 1dari 154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM


PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN
AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL VERSUS AKUNTANSI
BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
(ACTIVITY BASED COSTING)
Studi Kasus dan Kemungkinan Penerapannya
Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang
Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:
LAMDOS PURBA
NIM: 021334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

™ Kegagalan jangan dijadikan sebagai penghambat untuk

meraih keberhasilan, kegagalan adalah saat kita istirahat

untuk menengok sesaat perjalan yang telah kita lalui.

™ Keberhasilan tidak jatuh dari langit, tetapi keberhasilan

datang dari doa, kemauan, dan semangat untuk maju

mencapai apa yang kita cita-citakan.

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk Kemuliaan Allah,

sekaligus merupakan hadiah yang dapat kuberikan untuk (Alm) Bapak, Mamak

kokoh dan adik-adik tersayang, serta almamaterku,

juga orang-orang yang yang kusayangi.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk


Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus
Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing)
Studi Kasus: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten

Lamdos Purba
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembebanan biaya overhead pabrik


terhadap produk menurut perusahaan dan menurut activity based costing, serta untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya
overhead pabrik rata-rata per unit produk yang dihitung menurut perusahaan dengan
biaya overhead pabrik rata-rata per unit produk yang dihitung dengan activity based
costing system.
Penelitian studi kasus ini dilakukan terhadap 15 jenis produk buku di
perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten pada bulan
April sampai dengan bulan Juli 2007. Data dikumpulkan dengan metode: (1)
dokumentasi, (2) wawancara, dan (3) observasi.
Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah: (1) mendeskripsikan
pembebanan BOP terhadap produk yang dilakukan perusahaan, (2)
mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan, menentukan cost
pool dan cost driver dari setiap cost pool, menentukan cost pool rate, dan
menentukan biaya overhead pabrik per unit untuk setiap produk, (3) Untuk menguji
perbedaan antara pembebanan BOP menurut perusahaan dan menurut ABC digunakan
uji-t (t-test).
Hasil analisis dan pembahasan adalah: 1) perusahaan dalam membebankan
biaya overhead menggunakan sistem tradisional dengan tarif tunggal dan dasar
pembebanannya adalah satuan produksi (per unit); 2) pembebanan BOP ke produk
dengan menggunakan ABC system dapat diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang
dengan prosedur: (a) mengklasifikasikan berbagai aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan biaya overhead pabrik ke dalam cost driver, (b) menentukan
tarif kelompok biaya (cost pool rate), (c) membebankan biaya overhead pabrik ke
produk berdasarkan tarif kelompok biaya yang sudah ditentukan; 3) terdapat
perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead dengan menggunakan
sistem tradisional dan dengan ABC System. BOP yang dibebankan kepada produk
dengan menggunakan ABC System lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
sistem tradisional. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan ABC System.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Assignment of Factory’s Overhead Cost in Calculating Cost of Goods


Manufactured Based on Conventional Costing Vs Activity Based Costing

A Case Study: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten

Lamdos Purba
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007

The aims of the research were to know the assignment of factory’s overhead
cost in product according to the factory and according to activity based costing, and
to know whether there is significant difference between the assignment of factory’s
overhead cost per unit product average calculated by the firm and factory’s overhead
cost per unit product average calculated by activity based costing system.
This research was carried out on 15 books product at PT. Macanan Jaya
Cemerlang, Klaten Press on April until July 2007. The data was obtained by
documentation, interview, and observation method.
The technique of data analysis was done by steps: 1) descibe assignment of
overhead costs in a factory to product which done by the firm, 2) identify the
activities of the firm, determine cost pool and cost drivers from every cost pool,
determine cost pool rate and the overhead cost of the firm per unit product, 3) test the
difference between assignment of overhead cost factory based on the firm and
activity based costing used t-test.
The analysis result was: 1)in assigment of the overhead cost, the firm applied
the traditional system which single rate and the assignment was based on product
unit, 2) the assignment of overhead cost factory on the ABC system can be
implemented in the PT. Macanan Jaya Cemerlang by procedure: (a) to classify
various activities which related to overhead cost factory in the cost driver, (b)
determine cost pool rate, (c) assignment overhead cost factory to product based on
cost pool rate which has determined. 3) there was significant differences between the
assignment of overhead cost which use traditional system and ABC system. Overhead
cost factory that assiggned to product use ABC system was higher that used
traditional. Based on analysis result can concluded that the company need to consider
the using ABC system.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku atas segala

anugerah, berkat dan kasih karunia-Nya yang melimpah dalam penyelesaian studi dan

penulisan skripsi yang berjudul “Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam

Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus

Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing)”, juga ucapan terima

kasih kepada semua pihak atas nasihat, dukungan dan doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dengan segala keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dimana

penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tulus penulis kepada :

1. Drs. T. Sarkim. M.Ed., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu dengan senang

hati dan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi

dan saran selama penulisan sampai skripsi ini terselesaikan.

5. S. Widanarto Prijowuntato selaku dosen penguji, terimakasih atas saran dan

kritikan atas sekripsi ini.

6. Natalina Premastuti Brataningrum, S. Pd. selaku dosen penguji, terimakasih atas

saran dan kritikan atas sekripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Pendidikan khususnya Jurusan Akuntansi yang telah

memberikan dan mengajarkan ilmu selama masa perkuliahan.

8. Bapak Edi Kristanto, yang telah memberikan ijin dan kemudahan untuk

melakukan penelitian.

9. Seluruh staf dan karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang yang telah membantu

penulis selama melakukan penelitian.

10. Mamak tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, nasihat,

perhatian dan setiap pengorbanan materi selama masa kuliah hingga penulisan

skripsi ini akhirnya selesai.

11. Adik-adikku tercinta yang telah memberikan nasihat, semangat, doa dan kasih

sayang selama kuliah hingga penulisan skripsi ini selesai.

12. Kokoh Alex yang telah memberikan cinta, doa, bantuan, semangat dan dukungan

dalam penyusunan skripsi ini.

13. Mbak Janti yang telah membantu dalam mendapatkan tempat penelitian.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Teman-temanku PAK B’02 terimakasih atas kerja samanya selama ini. Aku

sayang kalian semua.

15. Seluruh Staf Tata Usaha Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma,

terima kasih pula buat dukungan dan bantuannya.

16. Seluruh Staf Perpustakaan Sanata Dharma, yang telah banyak membantu dalam

meminjamkan buku-buku sebagai referensi pembuatan skripsi sehingga akhirnya

skripsi dapat terselesaikan serta terimakasih juga atas dukungannya dan kerja

sama kepada penulis.

17. Anak kost Bambang Tutuko No.9 dan Lambok terimakasih atas semangat dan

dukungannya.

18. Paingan Community terimakasih atas canda dan tawanya selama ini. Kalian tak

terlupakan.

19. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis bersedia menerima segala bentuk saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi

ini. Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan referensi bagi

pembacanya.

Yogyakarta, 20 September 2007

Penulis

Lamdos Purba

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR................................................................................. viii

DAFTAR ISI................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1

B. Batasan Masalah ............................................................... 5

C. Perumusan Masalah .......................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 8

A. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Tradisional. 8

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional.............. 14

C. Activity Based Costing System .......................................... 16

1. Aktivitas...................................................................... 25

2. Cost Pool...................................................................... 32

3. Cost Driver................................................................... 33

4. Cost Pool Rate ............................................................. 36

D. Manfaat dan Keterbatasan ABC System ............................ 36

E. Perbandingan Antara Akuntansi Biaya Tradisional

Dengan ABC ..................................................................... 39

F. Hipotesis Penelitian .......................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 43

A. Jenis Penelitian.................................................................. 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 43

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................. 43

D. Data Yang Dicari .............................................................. 44

E. Teknik Pengumpulan Data................................................ 44

F. Teknik Analisis Data......................................................... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.............................. 52

A. Sejarah Perusahaan............................................................ 52

B. Lokasi Perusahaan............................................................. 53

C. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................ 54

D. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab............................. 56

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Personalia .......................................................................... 60

F. Produksi ............................................................................ 69

G. Penanganan Bahan ............................................................ 75

H. Pengendalian Proses dan Mutu ......................................... 75

I. Pemasaran ......................................................................... 77

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................... 80

A. Deskripsi Data................................................................... 80

B. Analisis Data ..................................................................... 84

C. Pembahasan....................................................................... 127

BAB VI PENUTUP.............................................................................. 132

A. Kesimpulan ....................................................................... 132

B. Keterbatasan Penelitian..................................................... 133

C. Saran.................................................................................. 134

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 135

LAMPIRAN

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Membandingkan Karakteristik Sistem Biaya Tradisional Dengan

Kontemporer ........................................................................... 42

Tabel V.1 Sampel Produk yang Dihasilkan .............................................. 80

Tabel V.2 BOP yang Dianggarkan............................................................ 81

Tabel V.3 Jumlah Cost Driver yang Digunakan Oleh Setiap Produk....... 83

Tabel V.4 Perhitungan BOP per Unit Menurut Sistem Tradisional.......... 86

Tabel V.5 Cost Pool dan Cost Driver ....................................................... 90

Tabel V.6 Total Pemakaian Bahan Penolong ........................................... 91

Tabel V.7 Jumlah Pemakaian Bahan Penolong Untuk Setiap Produk...... 92

Tabel V.8 Konsumsi Jam Mesin Untuk Setiap Produk ............................ 93

Tabel V.9 Frekuensi Penyimpanan Setiap Produk.................................... 94

Tabel V.10 Konsumsi Jam Kerja Setiap Produk......................................... 95

Tabel V.11 Jam Pemeliharaan Setiap Produk ............................................. 96

Tabel V.12 Konsumsi Jam Inspeksi Setiap Produk .................................... 97

Tabel V.13 Frekuensi Pemindahan Setiap Produk...................................... 98

Tabel V.14 Konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung Setiap Produk ........... 99

Tabel V.15 Frekuensi Pesanan Setiap Produk ............................................ 100

Tabel V.16 Cost Pool Rate Setiap Aktivitas ............................................... 101

Tabel V.17 Perhitungan BOP per Unit Buku 1........................................... 104

Tabel V.18 Perhitungan BOP per Unit Buku 2........................................... 105

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V.19 Perhitungan BOP per Unit Buku 3........................................... 106

Tabel V.20 Perhitungan BOP per Unit Buku 4........................................... 107

Tabel V.21 Perhitungan BOP per Unit Buku 5........................................... 108

Tabel V.22 Perhitungan BOP per Unit Buku 6........................................... 109

Tabel V.23 Perhitungan BOP per Unit Buku 7........................................... 110

Tabel V.24 Perhitungan BOP per Unit Buku 8........................................... 111

Tabel V.25 Perhitungan BOP per Unit Buku 9........................................... 112

Tabel V.26 Perhitungan BOP per Unit Buku 10......................................... 113

Tabel V.27 Perhitungan BOP per Unit Buku 11......................................... 114

Tabel V.28 Perhitungan BOP per Unit Buku 12......................................... 115

Tabel V.29 Perhitungan BOP per Unit Buku 13......................................... 116

Tabel V.30 Perhitungan BOP per Unit Buku 14......................................... 117

Tabel V.31 Perhitungan BOP per Unit Buku 15......................................... 118

Tabel V.32 Persentase Perbedaan Antara BOP per Unit Berdasarkan Sistem

Tradisional dan ABC System................................................... 120

Tabel V.33 Uji-t Untuk Menganalisa Perbedaan BOP per Unit Sistem

Tradisional Dengan ABC System ............................................ 121

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Alokasi biaya kepada aktivitas dan produk........................... 19

Gambar IV.2 Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang............... 55

Gambar IV.3 Proses Produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang .................... 73

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini dunia usaha mengalami banyak perubahan. Perusahaan-

perusahaan di bidang manufaktur maupun jasa banyak yang mengeksploitasi

teknologi proses yang baru, sistem penanganan material dan persediaan yang baru,

kemampuan yang berdasarkan komputer dalam desain, perekayasaan dan produksi,

serta pendekatan yang baru dalam manajemen tenaga kerja. Perkembangan teknologi

telah mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya bersaing pada

tingkat lokal, regional, ataupun nasional melainkan dapat bersaing sampai tingkat

dunia. Untuk dapat bertahan dalam persaingan itu tentunya perusahaan harus dapat

membuat produknya bermutu dengan harga yang lebih murah. Harga yang murah

hanya dapat dihasilkan dengan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak

menambah nilai bagi barang yang dihasilkan.

Lingkungan organisasi dan teknik manufaktur telah mengalami perubahan

namun sistem akuntansi biaya belum mengalami perubahan. Sebagian besar

perusahaan masih menggunakan sistem tradisional yang telah dikembangkan puluhan

tahun yang lalu pada keadaan yang sangat berbeda dengan keadaan yang sekarang.

Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok produk merupakan suatu

masalah yang sangat penting. Penentuan harga pokok tersebut bermanfaat bagi

manajemen dalam rangka pengambilan keputusan menghadapi persaingan dengan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pihak luar, maupun dalam rangka kebijakan pengendalian intern perusahaan yang

dilakukan oleh manajemen.

Untuk menentukan harga pokok produk terdapat tiga komponen dasar

yang harus kita perhitungkan yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik. Agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat

dihitung dengan harga pokok yang tepat maka pengelolaan dan pengendalian ketiga

komponen biaya tersebut harus ditangani dengan seksama. Dari ketiga komponen

biaya tersebut biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung relatif lebih mudah

pembebanannya ke masing-masing produk, karena kedua komponen di atas lebih

mudah ditelusuri dari awal proses produksi sampai produk jadi. Di lain pihak untuk

komponen biaya overhead pabrik agak mengalami kesulitan dalam pembebanannya

kepada produk. Hal ini disebabkan oleh sifat biaya overhead pabrik yang tidak

berkaitan langsung dengan proses produksi (tetap dan variabel) barang atau produk.

Keadaan tersebut akan lebih rumit lagi bila pada perusahaan manufaktur yang

menghasilkan banyak jenis produk dengan spesifikasi yang berbeda-beda.

Perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product

diversification), memerlukan metode pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih

tepat, yang mencerminkan konsumsi biaya terhadap produk. Biaya overhead pabrik

yang besar, memerlukan teknologi pengelolaan biaya yang dirancang untuk

membantu manajemen memantau konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang

dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Dalam kondisi demikian manajemen akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mampu menjadikan perusahaan cost effective, salah satu daya yang harus dimiliki

oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.

Untuk penentuan harga pokok dalam metode harga pokok pesanan BOP

harus dibebankan kepada setiap pesanan, begitu pula dengan harga pokok proses

dibebankan kepada tarif yang digunakan yang kita kenal adalah tarif tunggal untuk

seluruh pabrik dan tarif departemen produk. Dalam pembebanan BOP dasar

pembebanan yang selama ini sudah dikenal dan telah diterapkan pada berbagai

perusahaan biasanya adalah berdasarkan salah satu di antara berikut ini: jumlah jam

kerja mesin, biaya bahan baku, jumlah satuan produk, jumlah jam kerja langsung,

jumlah biaya tenaga kerja langsung atau yang lain. Sistem yang mendasarkan pada

salah satu dari hal di atas, sekarang dikenal dengan akuntansi biaya konvensional atau

akuntansi biaya tradisional.

Konsep akuntansi manajemen terbaru telah diciptakan. Konsep tersebut

adalah akuntansi berbasis pada aktivitas (activity accounting). Aktivitas menunjukkan

pekerjaan yang berulang-ulang yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok tertentu di

dalam perusahaan sebagai upaya pencapaian tujuan perusahaan. Aktivitas adalah

pemicu biaya, sehingga menyebabkan biaya. Selanjutnya biaya produk ditelusur

melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan sejak dari perancangan, perekayasaan,

pemrosesan dan seterusnya hingga produk itu sampai di tangan konsumen. (Patrict L.

Romano, 1989: 65-66).

Suatu teknik yang digunakan untuk menyediakan informasi biaya produk

bagi manajemen disebut activity-based costing (penentuan harga pokok berbasis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aktivitas). Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas diperlukan untuk

menghadapi distorsi (penyimpangan) biaya produk yang disebabkan oleh sistem

tradisional jika perusahaan menggunakan suatu basis tunggal yang berkaitan dengan

volume produksi (misalnya jam tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja

langsung).

Activity-Based Costing System memfokuskan pada aktivitas yang timbul

atau yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya aktivitas yang

dimaksud adalah biaya aktivitas berlevel unit, batch, produk dan fasilitas. Dalam

sistem ini biaya aktivitas dibebankan pada satu produk berdasarkan pada konsumsi

produk oleh aktivitasnya sehingga dengan activity-based costing system penentuan

HPP menjadi lebih baik dan lebih akurat. Bedasarkan uraian di atas, penelitian ini

dimaksudkan untuk mengadakan studi tentang perkembangan PT. Macanan Jaya

Cemerlang, dalam rangka kesiapannya dan kemungkinan penerapan Activity-Based

Costing dalam pembebanan biaya overhead. Maksud dari penelitian ini ingin

mengetahui kesiapan perusahaan dalam rangka penerapan sistem activity-based

costing dan usaha yang dapat dilakukan serta manfaat yang diperoleh bila

menerapkan sistem activity-based costing. Untuk itu dalam penelitian ini penulis

mengambil judul: “PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN AKUNTANSI

BIAYA TRADISIONAL VERSUS AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN

AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING)”. Studi Kasus dan

Kemungkinan Penerapannya Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Batasan Masalah

1. ABC dapat diterapkan untuk seluruh aktivitas dalam daur hidup suatu produk,

mulai dari tahap desain sampai dengan pengembangan, tahap produksi sampai

dengan tahap distribusi. Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian

pada penentuan biaya overhead pabrik pada proses produksi untuk semua

produk yang menggunakan fasilitas produksi yang sama pada PT. Macanan

Jaya Cemerlang.

2. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada pembebanan BOP saja.

3. Dalam penelitian ini, penentuan biaya overhead pabrik dilakukan oleh data

tahun 2005.

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pembebanan BOP terhadap produk yang diterapkan PT.

Macanan Jaya Cemerlang?

2. Bagaimanakah pembebanan BOP terhadap produk di PT. Macanan Jaya

Cemerlang jika menggunakan ABC?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pembebanan BOP per unit

produk yang ditetapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan pembebanan

BOP per unit produk berdasarkan ABC!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem pembebanan BOP terhadap produk yang diterapkan

PT. Macanan Jaya Cemerlang

2. Untuk mengetahui pembebanan BOP terhadap unit produk jika diterapkan di

PT. Macanan Jaya Cemerlang berdasarkan Sistem ABC.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara pembebanan BOP per unit produk yang

diterapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan pembebanan BOP per unit

berdasarkan Sistem ABC.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan apabila perusahaan

ingin menerapkan metode penentuan harga pokok produk berdasarkan

aktivitas, karena sistem ini merupakan hal baru yang mampu menyediakan

informasi biaya dengan baik, sehingga dengan demikian perusahaan dapat

memperbaiki sistem penentuan harga pokok produk yang saat ini masih

diterapkan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan

dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat

menerapkan teori-teori yang ada pada perkuliahan ke dalam praktik yang

sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Tradisional

1. Definisi dan tujuan Akuntansi Biaya

Definisi akuntansi biaya menurut Supriono (1990:12) adalah “Salah satu

cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan

merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi

biaya dalam bentuk laporan biaya “.

Definisi akuntansi biaya menurut The National Association of Accounting (NAA)

dalam Statement on Management Accounting no.2 yaitu (Polimeni, 1991:5) “ A

technique or method for determining the cost of a project, process, or thing used

by the majority of legal intelities a society, or specifically prescribed by an our

oritative accounting group ”.

Pada awal timbulnya, akuntansi biaya hanya ditujukan untuk

menghitung persediaan dan penentuan harga pokok produk saja. Namun dalam

perkembangan selanjutnya, akuntansi biaya tidak lagi semata-mata ditujukan

untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan biaya produksi saja, tetapi

juga menyediakan informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola

perusahaan, menurut Supriyono informasi biaya bermanfaat untuk (1990:14):

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Perencanaan dan pengendalian biaya.

b. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan

dengan tepat dan teliti.

2. Definisi dan tujuan Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen dapat didefinisikan dalam arti sempit dan luas. Definisi

akuntansi manajemen dalam arti sempit menurut Supriono (1994:38) yaitu proses

untuk menyediakan informasi bagi para manajer dalam melaksanakan fungsi-

fungsi. Definisi akuntansi manajemen dalam arti luas yaitu definisi akuntansi

manajemen yang dinyatakan oleh NAA dalam SMA no. 1a (Polimeni, 1991:6)

“… as the prosess of:


Identification. The recoqnition an evaluation of business and other economy
event for appropriate accounting action.
Measurement. The quantification, including estimates, of business transaction or
other economy event that have accured or may accured.
Accumulation. The disciplined and consistent approach to recording and
classifying appropriate business transaction and other economy event.
Analysis. The determination of the reason for, and relationship of, the reported
activity with other economy event and circumstances.
Preparation and interpretation. The meaningful coordinating of accounting
and/or planning data statistics for information presented in a logical format, and
if appropriate, inclding the conclusions drawn from those data.
Communication. The reporting of pertinent information to management and
other for internal and external uses.

Tujuan akuntansi manajemen menurut NAA dalam SMA no. 1b yaitu:

(Polimeni,1991:6)

a. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perencanaan,

pengevaluasian dan pengendalian operasi; pengamanan aktiva operasi; dan

pengkomunikasian dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

b. Berpartisipasi dalam penentuan strategi, taktik, pembuatan keputusan,

pengoperasian, dan mengkoordinasi berbagai pengaruh yang memasuki

organisasi.

3. Penentuan Harga Pokok Produk dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Di dalam sistem akuntansi biaya tradisional, biaya-biaya dicatat,

dikumpulkan dan dikendalikan menurut elemen-elemennya berdasarkan

pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan cara ini biaya-biaya produksi juga

ditentukan menurut jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh pusat setiap

biaya. Selanjutnya dengan perbedaan karakteristik proses-proses produksi,

dikembangkan cara pencatatan, pengklasifikasian dan pengkajian biaya yang

berbeda. Pengembangan tersebut sesuai dengan proses produksi yang

dilakukan. Menurut Mulyadi laporan harga pokok produk terdiri dari tiga

komponen utama biaya produksi yaitu: (1993:11-12)

a. Biaya Bahan Baku (BBB)

Biaya bahan baku langsung (BBBL) adalah bahan yang membentuk

bagian menyeluruh dari produk jadi dapat diidentifikasikan secara

langsung terhadap produk yang bersangkutan.

Biaya bahan baku tidak langsung (BBBTL) atau bahan baku penolong

merupakan bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk yang jadi

tetapi jumlahnya relatif kecil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat

diperhitungkan secara langsung dalam pembuatan produk tersebut dan

biaya tenaga kerja langsung dapat diidentifikasikan terhadap produk

tertentu.

c. Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan

pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari

biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya

produksi tidak langsung lainnya.

Menurut Mulyadi biaya overhead pabrik juga dapat digolongkan dengan

tiga cara penggolongan yaitu: (1993:207-209)

a. Penggolongan Biaya overhead pabrik menurut sifatnya yaitu:

1) Biaya reparasi dan pemeliharaan

2) Biaya bahan penolong

3) Biaya tenaga kerja tidak langsung

4) Biaya timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap

5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

6) Biaya yang secara langsung yang memerlukan pengeluaran tunai

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam

hubungan dengan perubahan volume produksi yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

1) Biaya overhead tetap, contohnya adalah biaya penyusutan aktiva tetap,

biaya asuransi, gaji mandor.

2) Biaya overhead variabel, contohnya adalah biaya bahan penolong,

biaya tenaga kerja tidak langsung.

3) Biaya overhead semi variabel, contohnya adalah biaya listrik, biaya

reparasi, biaya pemeliharaan.

c. Penggolongan Biaya overhead pabrik menurut departemen yaitu:

1) Biaya overhead langsung departemen, yaitu biaya overhead yang

terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati

oleh departemen itu sendiri, contohnya adalah gaji mandor departemen

produksi.

2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, yaitu biaya

overhead yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu

departemen, contohnya adalah biaya pemeliharaan dan biaya asuransi

gedung pabrik.

Sistem akuntansi biaya tradisional mengasumsikan volume keluaran atau unit

produk merupakan satu-satunya pemicu timbulnya biaya (cost driver).

Asumsi tersebut menyebabkan timbulnya implikasi sebagai berikut:

a. BTKL dan BBBL dapat diidentifikasi secara langsung ke produk, karena

perubahan ini sebanding dengan volume keluaran atau unit yang

diproduksi. Biaya pokok dapat ditelusuri secara langsung ke unit produk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

b. Dalam mengidentifikasikan BOP kepada produk dilakukan pemisahan

biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Ada beberapa metode untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel yaitu:

1) Metode titik tertinggi dan titik terendah

2) Metode kuadrat terkecil

3) Metode diagram terpencar

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah secara

proporsional dengan perubahan volume aktivitas. Biaya overhead pabrik variabel

dapat langsung dibebankan pada produk. Contoh: biaya bahan bakar, biaya

penerimaan barang. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah

walaupun aktivitasnya berubah. Biaya overhead tetap dialokasikan kepada

produk, menggunakan basis-basis alokasi arrbitrer (sewenang-wenang). Contoh:

biaya sewa periodik, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya gaji manajer. Biaya

semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah dengan adanya

perubahan kapasitas aktivitas. Contoh: biaya listrik, biaya pemeliharaan.

Menurut Mulyadi ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk

membebankan biaya overhead pabrik kepada produk diantaranya adalah:

(1993:213)

a. Satuan produk

b. Biaya bahan baku

c. Biaya tenaga kerja langsung

d. Jam kerja langsung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

e. Jam mesin

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan biaya

overhead pabrik adalah:

1) Harus mempertahankan jenis biaya overhead pabrik yang dominan

jumlahnya dalam departemen produksi.

2) Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan

tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar

pembebanan yang dipakai.

Terdapat dua metode pencatatan biaya yaitu metode harga pokok proses

(process costing) dan metode harga pokok pesanan (job order costing). Process

costing yaitu metode penentuan harga pokok produk yang cara pencatatan,

pengklasifikasian dan penyajian biayanya didasarkan pada pesanan. Dalam

praktiknya, masing-masing metode penentuan harga pokok tersebut tidak

diterapkan secara murni.

Untuk mempermudah perhitungan besarnya harga pokok produk, baik dalam full

costing maupun variable costing, maka diasumsikan bahwa volume keluaran atau

unit produk merupakan suatu pemicu biaya (cost driver).

B. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Akuntansi biaya tradisional tidak mampu menyediakan informasi yang

menggambarkan seluruh kegiatan di pabrik. Akuntansi biaya tradisional dirancang

hanya untuk menyajikan informasi biaya pada tahap produksi. Selain tahap produksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

proses pembuatan produk meliputi tahap desain, pengembangan produk dan tahap

distribusi. Pada masa lalu, tahap produksi merupakan tahap yang signfikan, karena

pada tahap ini diperlukan pengorbanan sumber daya yang material. Namun pada

masa kini, tahap desain, pengembangan produk dan tahap distribusi merupakan tahap

yang menentukan keunggulan jangka panjang perusahaan.

Melihat keadaan pabrik pada masa kini, akuntansi biaya tradisional memiliki

cacat rancangan berikut ini (Cooper, 1991:82-83):

a. Hanya menggunakan jam kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung).

Sebagai dasar untuk pengalokasian BOP dari pusat biaya kepada produk dan

jasa. Dalam pabrik yang banyak menggunakan mesin-mesin dan peralatan

yang dikendalikan dengan komputer, dengan demikian tenaga kerja langsung

menjadi berkurang.

b. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk atas dasar

kualitas yang diproduksi. Metode pembebanan BOP kepada produk ini

disebut unit based system. Dalam unit based system, BOP dianggap

proporsional dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Pembebanan BOP

atas dasar jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung akan

menghasilkan informasi biaya produk yang mengandung quantity distortion.

Quantity distortion ini terjadi karena dasar alokasi biaya tidak sesuai sumber

daya yang dikonsumsi oleh produk.

c. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk melalui dua

tahap. Tahap pertama, BOP dikumpulkan dalam pusat biaya, baik departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

produksi maupun departemen pembantu. Selanjutnya BOP departemen

pembantu dialokasikan kepada departemen produksi. Tahap kedua, BOP yang

telah melalui tahap agregasi tahap pertama, dibebankan kepada produk atas

dasar jam tenaga kerja langsung, jam mesin atau biaya tenaga kerja langsung

BOP yang dibebankan secara agregasi ini menimbulkan price distortion.

d. Akuntansi biaya tradisional dirancang dan dikembangkan ketika tahap

produksi merupakan tahap yang dominan dalam perusahaan. Dengan semakin

rumitnya fungsi pemasaran dalam perusahaan, akuntansi biaya tradisional

tetap menitikberatkan pada akumulasi dan penyajian informasi biaya produksi

saja.

C. Activity Based Costing System

1. Latar Belakang Timbulnya Activity Based Costing System

Activity based costing system (ABC System) timbul karena kebutuhan

manajemen akan informasi akuntansi yang mampu merefleksikan konsumsi

sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk. Menurut

Mulyadi kebutuhan informasi biaya didorong berbagai sebab sebagai berikut ini:

(1993)

a. Persaingan global memaksa manajemen perusahaan mencari berbagai

alternatif pembuatan produk yang cost effective. Untuk menjadi produsen

yang cost effective, manajemen harus dapat mengidentifikasikan non

value added activities dalam pembuatan produk dan menghilangkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Dengan demikian, manajemen memerlukan informasi biaya yang

mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk

menghasilkan produk baik bagi value added activities maupun non value

added activities. Dengan informasi biaya menurut kegiatan ini,

manajemen berada pada posisi yang dapat mengendalikan dan membantu

pengorbanan berbagai sumber daya dalam setiap kegiatan untuk

menghasilkan produk.

b. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk (advanced

manufacturing technology) menyebabkan proporsi BOP dalam product

cost lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja

langsung.

c. Untuk memenangkan persaingan yang bersifat global dan tajam,

perusahaan manufaktur harus menerapkan market driven strategy.

Manajemen perusahaan harus senantiasa memperbaiki kegiatan-kegiatan

dalam proses produksi. Untuk memantau dampak perbaikan tersebut,

manajemen memerlukan informasi yang teliti mengenai penggunaan

sumber daya dalam berbagai aktivitas produksi.

d. Market driven strategy menuntut manajemen perusahaan manufaktur

untuk inovatif. Dengan inovasi, product life cycle menjadi semakin

pendek. Informasi product life cycle digunakan untuk memutuskan

peluncuran produk baru, penghentian produksi produk tertentu dan

berbagai keputusan strategik yang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

e. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi

memungkinkan dilakukannya pengolahan informasi biaya yang

sebelumnya tidak terbayangkan pada waktu penggunaan manual system

maupun bookkeeping machine system.

2. Pengertian Activity Based Costing System

Menurut Charles T. Horngren Dan Gary L. Sundem (1993)

mendefinisikan Activity based costing (ABC) sebagai berikut: “…is a system

that first accumulates overhead cost for each of the activities of on

organization, and than assign the cost of activities to the product, servies, or

other cost object that causes that activity”.

Menurut Robin Cooper (1991), activity based costing system

memiliki pengertian sebagai berikut: “… those that trace cost to product

according to the activities performance on their independent of volume…”

James A. Brimson (1991), pengertian akuntansi aktivitas adalah

sebagai berikut: “… is a process of accumulating and tracing cost and

performance data to a firm’s activities and providing feedback of actual result

against the planed cost to initiate corrective action where required”.

Dari berbagai pengertian di atas, maka proposal ini lebih mengarah

pada pengertian sistem ABC yang pertama, yaitu suatu sistem yang mula-

mula mengakumulasi biaya overhead setiap aktivitas perusahaan, dan

kemudian membebankan biaya aktivitas tersebut ke produk, jasa atau objek

biaya lainnya yang menyebabkan aktivitas tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

3. Asumsi ABC System

Ada dua anggapan penting yang mendasari ABC system yaitu:

a. Kegiatan menyebabkan timbulnya biaya

ABC System berangkat dari anggapan bahwa sumber daya pembantu atau

sumber daya tidak langsung juga memiliki peranan dalam pelaksanaan

kegiatan.

b. Produk (dan pelanggan) menyebabkan timbulnya permintaan atas

penawaran

Untuk membuat produk diperlukan berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan

memerlukan sumber daya.

Dua anggapan yang mendasari ABC System dapat lebih jelas dilihat pada

gambar 1.1 di bawah ini.

Produk Sumber
(Pelanggan) Aktivitas Daya

Gambar II.1

Alokasi biaya kepada aktivitas dan produk

Karena perusahaan ingin memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan

melakukan kegiatan guna menghasilkan produk atau jasa dan proses produksi

membutuhkan sumber daya perusahaan. Penentuan biaya produksi harus sesuai

dengan sumber daya yang diserap aktivitas yang dilaksanakan guna

menghasilkan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Dengan pengolahan yang baik atas kegiatan produksi, manajemen mampu

membawa perusahaan unggul dalam persaingan jangka panjang. Untuk mampu

mengelola kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang

mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan perusahaan.

4. Kondisi yang diperlukan dalam penerapan ABC System

Menurut Supriyono ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum

penerapan ABC System yaitu: (1994: 247-250)

a. Biaya–biaya berdasar non unit harus merupakan presentase signifikan dari

biaya overhead. Biaya non unit yaitu biaya yang tidak berhubungan secara

langsung dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh biaya non unit

adalah biaya penelitian dan pengembangan produk, biaya penerangan

pabrik, biaya depresiasi pabrik dan lain–lain. Jika jumlah biaya–biaya ini

kecil, maka tidak ada masalah dalam pengalokasian pada tiap produk.

b. Rasio–rasio konsumsi antara aktivitas–aktivitas berdasarkan unit dan

aktivitas–aktivitas berdasarkan non unit harus berbeda. Aktivitas

berdasarkan unit yaitu aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu produk

unit dikerjakan, jumlah aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang

dihasilkan. Contoh aktivitas berdasarkan unit yaitu penggunaan energi

(listrik) untuk menghasilkan produk. Aktivitas non unit yaitu aktivitas

yang pengerjaannya tidak didasarkan pada jumlah unit yang diproduksi.

Contoh aktivitas non unit adalah aktivitas penelitian dan pengembangan,

aktivitas inspeksi dan lain–lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Selain dua hal di atas, kondisi yang dipersyaratkan oleh penentuan harga

pokok berdasarkan sistem ABC agar pemanfaatanya menjadi optimal yaitu:

(Cooper, 1991:372)

a. Diversitas produk tinggi

Diversitas produk tinggi mempunyai arti bahwa perusahaan memproduksi

berbagai macam produk atau lini produk dengan menggunakan beberapa

fasilitas manufaktur yang sama. Dengan demikian timbul masalah untuk

mengalokasikan atau membebankan sumber daya yang dikonsumsi ke

masing–masing produk.

b. Perusahaan mengalami persaingan yang ketat.

Syarat ini memiliki arti bahwa terdapat beberapa perusahaan yang

memproduksi produk yang sama atau sejenis, maka masing–masing

perusahan akan bersaing untuk memperbesar pangsa pasar. Dalam

persaingan ketat ini, informasi tentang harga pokok produk yang akurat

akan lebih mendukung manajemen dalam mengambil keputusan.

c. Biaya–biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya produk

rendah .

Syarat ini memiliki arti bahwa biaya-biaya pengukuran untuk

menghasilkan informasi biaya produk harus rendah. Hal ini berarti biaya

perancangan dan pengoperasian sistem tersebut harus lebih rendah

dibanding dengan manfaat yang diperoleh dimasa yang akan datang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

5. Tahap–tahap pembebanan biaya overhead menggunakan ABC System.

Perusahaan mengelompokkan biaya–biaya manufaktur dalam tiga kategori

utama yaitu (Horngren dan foster, 1991:35):

a. Bahan baku langsung yaitu biaya–biaya perolehan semua bahan baku yang

dapat diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dan dapat ditelusur ke

barang jadi dan dapat ditelusuri ke barang jadi dengan cara fleksibel yang

ekonomis.

b. Biaya tenaga kerja langsung yaitu gaji semua tenaga kerja yang dapat

diidentifikasikan dengan cara fleksibel yang ekonomis, dengan produk

barang jadi.

c. Biaya-biaya manufaktur tidak langsung atau BOP adalah semua biaya

selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang

berkaitan dengan proses pemanufakturan.

Selanjutnya BOP dirinci sebagai berikut:

a. Biaya tenaga kerja tidak langsung, termasuk gaji karyawan yang dihitung

menurut jam tenaga kerjanya, yang tidak langsung berpartisipasi untuk

memproduksi suatu produk yang sebagian besar berisi tenaga kerja yang

disumbangkan untuk penanganan bahan baku, perawatan, pengendalian

kualitas dan inspeksi.

b. Biaya fasilitas dan perawatan seperti asuransi, depresiasi peralatan pabrik,

dan alat-alat (tooling). Biaya-biaya juga termasuk sewa dan biaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

berkaitan dengan fasilitas yang lain seperti biaya energi dan

perlengkapannya.

c. Biaya-biaya perekayasaan seperti gaji insinyur produksi, industri dan

insinyur lain yang berkaitan dengan fasilitas yang lain seperti biaya energi

dan perlengkapannya.

d. Biaya-biaya overhead material, termasuk yang berkaitan dengan

pengadaannya, perpindahannya (kecuali biaya penanganan bahan baku

yang telah termasuk di dalam biaya tenaga kerja tidak langsung), dan

koordinasi bahan baku, komponen, suku cadang dan produk jadi. Biaya-

biaya ini juga termasuk gaji bagian pembelian, perencanaan produksi,

penerimaan, gudang dan sistem pemanufakturan.

Seperti pada sistem biaya tradisional, sistem ABC juga menentukan biaya

overhed pabrik melalui dua tahap pembebanan sebagai berikut:

1) Prosedur tahap pertama

a) Penggolongan berbagai aktivitas

Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok

tersebut memiliki interprestasi fisik yang mudah dan jelas serta

sesuai dengan segmen-segmen produksi yang dapat dikelola.

b) Pengasosiasian bebagai biaya dengan berbagai aktivitas

Langkah kedua adalah menghubungkan berbagai biaya dengan

setiap kelompok aktivitas.

c) Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang homogen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Kelompok biaya yang homogen (homogeneous cost pool) adalah

sekumpulan biaya overhead yang berhubungan secara logis dengan

tugas-tugas yang dilaksanakan. Berbagai biaya tersebut dapat

dijelaskan oleh cost driver tunggal.

d) Penentuan tarif kelompok (pool rate)

Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost diver

yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok

dihitung dengan cara membagi total biaya overhead untuk

kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas

kelompok tersebut.

2) Prosedur tahap kedua

Dalam tahap kedua biaya untuk setiap kelompok BOP dilacak ke

berbagai jenis produk dengan menggunakan tarif kelompok yang

dikonsumsi oleh setiap produk. Jadi, overhead ditentukan dari setiap

kelompok biaya ke setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut:

Overhead yang dibebankan = tarif kelompok x unit-unit cost

driver yang digunakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

1. Aktivitas

a. Pengertian aktivitas

Aktivitas adalah kombinasi manusia, teknologi, bahan mentah, metode

dan lingkungan yang memproduksi produk jasa tertentu (Brimson, 1991:46)

untuk mengelola aktivitas dengan baik harus dipahami tiga hal:

1) Sumber-sumber yang dibebankan pada aktivitas atau biaya aktivitas

2) Jenis dan besarnya keluaran untuk mengukur aktivitas (activity

measurement)

3) Bagaimana sebaiknya aktivitas dilaksanakan (pengukuran)

b. Hirarki Aktivitas

Aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan memiliki hirarki

tertentu. Hirarki ini menunjukkan bahwa suatu aktivitas dapat dipecah

menjadi aktivitas yang lebih spesifik dan dapat digabung menjadi aktivitas

yang bersifat umum.

Hirarki aktivitas meliputi yaitu: (Brimson,1991:47)

1) Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang dihubungkan dengan tujuan

umum seperti pengadaan bahan baku, kemasan dan kualitas.

2) Proses bisnis yaitu jaringan kerja dari aktivitas yang bekaitan dan saling

tergantung berhubungan dengan output yang mereka pertukarkan.

3) Aktivitas didefinisikan dalam istilah elemen-elemen infomasi yang perlu

untuk melaksanakan dan menciptakan output mereka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

4) Tugas adalah kombinasi dari elemen-elemen pekerjaan, atau operasi, yang

menyelesaikan sebuah aktivitas-aktivitas atau dengan kata lain, bagaimana

aktivitas dilaksanakan.

5) Operasi adalah unit pekerjaan terkecil yang digunakan untuk tujuan

perencanaan dan pengendalian.

Contoh hubungan hirarki aktivitas adalah fungsi manufaktur perusahaan.

Untuk mampu memahami hirarki aktivitas dari suatu perusahaan diperlukan

kemampuan untuk melakukan identifikasi aktivitas, dan identifikasi

merupakan langkah awal yang dilaksanakan dalam pembebanan BOP

berdasarkan sistem ABC.

c. Identifikasi Aktivitas

Identifikasi aktivitas merupakan suatu bagian yang penting dalam proses

penyusunan sistem ABC. Untuk menentukan aktivitas yang dilaksanakan oleh

perusahaan, diperlukan analisis aktivitas. Tujuan dilakukan analisis aktivitas

adalah untuk memperoleh informasi tentang aktivitas yang dijalankan oleh

perusahaan pada saat ini dan untuk mengetahui input dan output dari aktivitas

yang sedang dijalankan. Oleh karena itu aktivitas memiliki input yang

mendorong terjadinya aktivitas tersebut, dan memiliki output yang merupakan

hasil keluaran dari aktivitas tersebut.

Dalam upaya memperoleh infomasi mengenai aktivitas dengan input atau

outputnya yang dapat dikelola, sebelum mencapai tingkat tertentu dipecah ke


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

dalam fungsi-fungsi utama yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini dapat

dilakukan dengan mempelajari struktur oganisasi perusahaan.

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam analisis aktivitas. Tahap-

tahap tersebut adalah (Brimson, 1991: 82-97):

1) Menemukan lingkungan analisis aktivitas

Syarat awal yang penting untuk melaksanakan analisis aktivitas yaitu

mendefinisikan masalah khusus atau keputusan bisnis yang dianalisa.

Pernyataan yang jelas mengenai definisi meyakinkan bahwa analisis

diterapkan pada lingkungan yang memungkinkan dilakukannya suatu

perbaikan.

2) Menentukan unit analisis aktivitas

Unit organisasi yang dianalisis seharusnya dibagi ke dalam kelompok-

kelompok atau departemen dengan tujuan tunggal yang dapat

dikendalikan unit aktivitas mungkin sesuai dengan unit-unit organisasi

atau penyimpangan dari unit-unit organisasi, karena struktur organisasi

sering dipengaruhi faktor politik dan pribadi, daripada faktor definisi

fungsional.

3) Mengidentifikasikan aktivitas

Ada beberapa teknik dalam mengumpulkan data aktivitas. Setiap

teknik memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Teknik-teknik

dasar dalam mengidentifikasikan aktivitas adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

a) Analisis catatan-catatan historis

Analisis catatan-catatan historis meliputi penggunaan statistik

produksi yang disusun dalam suatu periode, mungkin bulan atau

tahun. Manfaat analisis catatan historis ini untuk menentukan apa

yang dilaksanakan oleh departemen dan beberapa lama departemen

tersebut memproses dari suatu aktivitas.

b) Analisis unit organisasi

Pendekatan ini menganalisis unit organisasi dengan melakukan

wawancara, kuisioner, diskusi dengan para ahli dan observasi.

Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan

guna mengidentifikasi aktiva dan waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan aktivitas tersebut.

c) Analisis proses bisnis

Analisis proses bisnis menentukan aktivitas dengan cara mengikuti

arus informasi atau transaksi atau produksi fisik dari aktivitas yang

satu ke aktivitas yang lain. Teknik ini dapat digunakan oleh

perusahaan yang mempunyai produk massa atau kontinyu.

d) Analisis fungsi-fungsi bisnis

Pendekatan fungsional mengidentifikasi aktiva dengan memecah

fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan, misalnya fungsi

pembelian dapat dipecah menjadi fungsi pemilihan supplier,

negosiasi harga, dan pemerikasaan kualitas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

e) Studi mengenai rekayasa secara langsung

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah observasi waktu,

dengan mengamati kegiatan sehari-hari. Pendekatan ini cocok

untuk dilakukan pada aktivitas yang dilakukan secara repetitif,

waktu sedikit dan memiliki siklus untuk mengidentifikasikan

aktivitas menajerial dan administrasi.

f) Rekonsiliasi definisi aktivitas

Walau seluruh pendekatan definisi aktivitas memiliki titik awal

yang berbeda, namun pendekatan-pendekatan tersebut untuk

menentukan sekelompok aktivitas yang sama, oleh karena itu

dibutuhkan rekonsiliasi.

4) Rasionalisasi Aktivitas

Menyusun sebuah daftar aktivitas yang menyediakan tingkat

kerincian yang cukup akurat merupakan kunci yang berarti dalam

mendefinisikan aktivitas. Semakin sederhana daftar aktivitas, semakin

mudah mengolahnya dan secara positif mempengaruhi keputusan-

keputusan bisnis. Analisis aktivitas yang rinci menimbulkan banyak

manfaat dari sistem akuntansi aktivitas yang tidak berlaku. Sistem

yang kompleks dan tidak berfokus pada variabel-variabel keputusan

pokok cenderung mahal dan tidak efektif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

5) Klasifikasi Aktivitas menjadi Aktivitas Utama dan Aktivitas

Pendukung

Setiap aktivitas seharusnya diklasifikasikan sebagai aktivitas

utama atau aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah aktivitas

dimana output digunakan di luar unit organisasi. Aktivitas yang

digunakan dalam sebuah departemen untuk mendukung aktivitas

utama merupakan aktivitas pendukung. Klasifikasi aktivitas penting

guna membagi secara adil biaya aktivitas pendukung terhadap

aktivitas utama untuk mengelola perbandingan dari aktivitas

pendukung terhadap aktivitas utama.

6) Pemeta Aktivitas

Pemeta aktivitas mendefinisikan hubungan antara fungsi, proses

bisnis dan aktivitas. Menciptakan pemetaan aktivitas merupakan

langkah awal dalam menganalisa proses bisnis alternatif dan aktivitas.

Akuntansi aktivitas memetakan aktivitas-aktivitas perusahaan dan

menggambarkan susunan aktivitas.

7) Dokumentasi aktivitas

Langkah-langkah dalam mengidentifikasi aktivitas adalah

menyusun daftar aktivitas yang mendukung organisasi, proses bisnis

dan syarat-syarat analisis fungsional.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

a. Klasifikasi Aktivitas

Menurut Supriyono aktivitas dikelompokkan ke dalam empat kategori

aktivitas yaitu: (1994: 237-239)

1) Aktivitas berlevel unit (unit level activities)

Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu

unit produk diproduksi. Besar kecilnya Aktivitas ini dipengaruhi oleh unit

produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga kerja langsung, jam mesin

dan jam listrik (energi) digunakan setiap satu unit produk dihasilkan.

Bahan baku dan tenaga kerja langsung juga dikelompokkan sebagai

Aktivitas berlevel unit, namun tidak termasuk dalam overhead. Biaya

aktivitas berlevel unit (unit level activities cost) adalah biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh

biaya overhead untuk aktivitas ini adalah biaya listrik dan operasi mesin.

2) Aktivitas berlevel Batch (batch level activities)

Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali

suatu batch produk yang diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini

dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh Aktivitas

yang termasuk dalam kelompok ini adalah Aktivitas set-up, Aktivitas

penjadwalan produksi, Aktivitas pengelolaan bahan, dan Aktivitas

inspeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

3) Aktivitas berlevel produk (product level activities)

Aktivitas berlevel produk atau Aktivitas penopang produk (product

substaning activities) adalah Aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung

berbagai aktivitas produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini

mengkonsumsi masukan untuk menyumbangkan produk atau

memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Contoh aktivitas yang

termasuk ke dalam kategori ini yaitu aktivitas penelitian dan

pengembangan produk, perekayasaan proses, perubahan perekayasaan dan

peningkatan produk.

4) Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activities)

Aktivitas berlevel fasilitas atau aktivitas penopang (facility substaining

activities) meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan

secara umum yang diperlakukan untuk menyediakan fasilitas atau

kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak sedikitnya

aktivitas ini tidak berhubungn dengan volume atau bauran produk yang

diproduksi. Contoh adalah depresiasi mesin pabrik, pajak bumi dan

bangunan dan lain-lain.

2. Cost Pool

Cost pool adalah sekelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang sama

dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool berisi aktivitas yang

biayanya memiliki hubungan yang kuat (korelasi positif) antara cost driver
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dengan biaya aktivitas . Tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-

transaksi yang homogen. Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan

menyebabkan bertambahnya biaya dalam cost pool. Aktivitas yang ada dalam

perusahaan dapat digabung menjadi satu cost pool atau beberapa cost pool.

Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan,

semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebani biaya-biaya

tersebut. Langkah yang diperlukan dalam penentuan BOP berdasarkan ABC

System sesudah menentukan cost pool yaitu menentukan cost driver untuk setiap

cost pool, karenanya perlu dipahami pengertian cost driver dan cara penentuan

cost driver.

3. Cost Driver

a. Pengertian Cost Driver

Cost Driver adalah suatu faktor yang kejadiannya menimbulkan biaya.

Faktor tersebut merupakan penyebab utama dari tingkat aktivitas

(Tunggal, 1992:91). Menurut Supriyono ada dua hal yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan cost driver yaitu (1994: 245-246)

1) Biaya pengukuran

Dalam sistem ABC, sejumlah cost driver dapat dipilih dan digunakan.

Jika memungkinkan, sangat perlu dipilih cost driver dengan menggunakan

informasi yang tersedia. Bila informasi dalam penentuan cost driver tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

tersedia berarti informasi tersebut harus dihasilkan. Hal ini menyebabkan

timbulnya biaya.

2) Pengukuran tidak langsung dan tingkat korelasi

Kadang-kadang dimungkinkan untuk mengganti cost driver yang

secara langsung mengukur penggunaan itu. Sebagai contoh, jam inspeksi

dapat diganti dengan jumlah inspeksi yang dihubungankan dengan

masing-masing produk. Jumlah inspeksi ini nampaknya lebih mudah

diketahui informasinya. Penggantian cost driver dapat dilakukan jika jam

inspeksi yang digunakan untuk setiap inspeksi kira-kira sama untuk setiap

produk.

b. Cara penentuan cost driver

Pengidentifikasian cost driver merupakan komponen penting dalam

pengendalian biaya tidak bernilai tambah. Jika kinerja individual

dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengendalikan biaya tidak bernilai

tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut

digunakan dalam mempengaruhi perilaku para individu. Apabila

pengidentifikasian cost driver ditujukan untuk mengurangi jumlah bahan

atau komponen yang diproses oleh perusahaan, maka perlu

penyederhanaan aktivitas-aktivitas. Jika biaya dibebankan pada produk

berdasarkan jumlah komponen, maka harus diciptakan cost driver untuk

mengurangi jumlah komponen dalam produksi. Meskipun perilaku para

pekerja diharapkan mencapai suatu titik tertentu, namun dapat juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

menimbulkan akibat yang negatif. Jenis-jenis perilaku tersebut dapat

dikurangi dengan menggunakan penentuan biaya standar yang tepat

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penentuan harga standar per unit. Jika jumlah komponen-komponen

benar-benar menyebabkan biaya inspeksi, administrasi bahan dan

pemilihan pemasok, maka anggaran biaya per unit cost driver dapat

dihitung ke dalam harga standar per unit (HS).

2) Penentuan standar kualitas ideal. Jumlah komponen ideal untuk setiap

produk harus diidentifikasi dan disusun menjadi standar kualitas ideal

(SKI).

3) Penentuan biaya bernilai tambah. Jika harga standar (HS) dan standar

kualitas ideal (SKI) telah ditentukan, maka selanjutnya dapat

ditentukan besarnya biaya bernilai tambah yaitu sebesar harga standar

dikalikan harga standar ideal, atau (HS x SKI).

4) Penentuan biaya tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai tambah

merupakan perbedaan antara kualitas komponen yang sesungguhnya

digunakan dengan standar kualitas idealnya, dikalikan standar harga,

atau (KS-SKI) HS.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

4. Cost Pool Rate

Untuk membebankan biaya pada setiap cost pool digunakan tarif tertentu,

yang disebut cost pool rate. Tarif tersebut dihitung dengan membagi biaya cost

pool dengan cost driver. Tarif BOP dihitung dengan rumus:

Biaya dari setiap aktivitas


Cost Pool Rate =
Total Cost Driver yang dikonsumsi masing-masing aktivitas

D. Manfaat dan Keterbatasan ABC System

Menurut Brimson (1991:63) manfaat akuntansi aktivitas dalam pencapaian

tujuan perusahaan adalah:

a. Meningkatkan mutu keputusan manajemen.

b. Memungkinkan pengeliminasian pemborosan dengan mengidentifikasikan

aktivitas yang tidak bernilai tambah.

c. Mengidentifikasikan sumber biaya dengan mengidentifikasikan “cost

drivers” .

d. Menghubungkan strategi perusahaan dengan pembuatan keputuan

operasional

e. Menyediakan umpan–balik mengenai apakah hasil–hasil yang

diantisipasikan oleh strategi perusahaan tercapai, sehingga tindakan

koreksi dapat dibuat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

f. Menjamin bahwa mutu, waktu, fleksibilitas dan kesesuaian dengan

tujuan–tujuan dapat tercapai dengan cara menghubungkan pengukuran

kinerja dengan strategi.

g. Mendorong perbaikan dan TQC secara berkesinambungan karena

perencanaan dan pengendalian diarahkan pada peringkat proses

(aktivitas).

h. Meningkatkan efektivitas penganggaran dengan mengidentifikasikan

hubungan biaya dengan kinerja berbagai peringkat pelayanan yang

berbeda.

i. Meningkatkan profitabilitas dengan meminta biaya total daur hidup dan

pelaksanaannya.

j. Menyediakan pandangan ke arah pertumbuhan yang cepat dan paling tidak

menunjukkan elemen biaya overhead.

k. Menjamin pencapaian rencana investasi dengan memantau investasi

melalui sistem akuntansi sehingga jika timbul penyimpangan dari rencana

dapat terdeteksi dan tindakan koreksi dapat dibuat.

l. Mengevaluasi secara berkesinambungan efektivitas untuk

mengidentifikasikan peluang investasi yang potensial.

m. Menyusun target kinerja eksternal dan tujuan biaya serta menentukan

tujuan tertentu pada tingkat aktivitas.

n. Mengeliminasi berbagai krisis dengan menentukan masalah–masalah

daripada mengobati gejala–gejala.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Meskipun ABC System diyakini mampu menghasilkan informasi harga pokok

produk yang lebih akurat dibanding sistem akuntansi biaya tradisional, namun

ABC System juga memiliki keterbatasan–keterbatasan. Menurut Supriyono (714-

715) keterbatasan sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas yaitu:

a. Sistem harga pokok yang berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan

memproduksi berbagai macam produk dan berada di dalam suatu lingkungan

persaingan tertentu. Kondisi ini tidak selalu dapat dipenuhi oleh setiap

perusahaan. Oleh sebab itu, sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas

kurang ekonomis apabila diterapkan dalam perusahaan–perusahaan yang

tidak memenuhi syarat–syarat tersebut.

b. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada

permasalahan alokasi dan pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran,

penelitian, dan lain–lainnya, ternyata tidak menjelaskan bagaimana portofolio

atau komposisi produk yang optimal.

c. Secara konseptual penentuan harga pokok berbasis aktivitas mempunyai

kelemahan sebagai berikut :

1) Beberapa biaya tetap dialokasikan arbitrer. Penelusuran biaya–biaya ke

dalam setiap aktivitas dan produk secara cermat menjadi sulit dan tidak

praktis, maka ditempuh alokasi biaya secara arbitrer.

2) Beberapa biaya, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap masih dialokasikan

berdasarkan periode waktu yang ditentukan secara arbitrer.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

3) Penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas untuk biaya–biaya

pemanufakturan mengabaikan beberapa biaya yang dapat diidentifikasikan

terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok produk.

d. Sistem harga pokok produk berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan

biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk, jasa atau segmen

organisasi tertentu dieliminasi.

E. Perbandingan Antara Akuntansi Biaya Tradisional Dengan Activity Based

Costing

a. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Sistem akuntansi manajemen tradisional memusatkan pada ukuran-ukuran

output aktivitas yang didasarkan pada volume produksi. Pendekatan tradisional

mengasumsikan bahwa semua biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap

atau variabel sesuai dengan perubahan unit atau volume produk yang

diproduksi. Penggerak tingkat unit atau berdasarkan volume tersebut digunakan

untuk membebankan biaya produksi kepada produk. Karena penggerak biaya

berdasarkan unit biasanya bukan satu-satunya penggerak yang menjelaskan

hubungan sebab akibat, maka banyak aktivitas pembebanan biaya produk harus

diklasifikasikan sebagai alokasi. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa

pembebanan biaya tradisional cenderung menjadi alokasi intensif.

Tujuan kalkulasi biaya produk pada sistem akuntansi biaya tradisional secara

khusus dicapai melalui pembebanan biaya produksi ke persediaan dan harga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. Penyediaan

informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lain dari akuntansi

manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen tradisional untuk pengendalian

membebankan biaya ke unit organisasional dan kemudian menganggap manajer

unit organisasional bertanggung jawab atas pengendalian pembebanan biaya.

Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil standar atau

yang dianggarkan. Penekanannya adalah pada ukuran kinerja keuangan. Para

manajer diberi imbalan atas dasar kemampuan mereka mengendalikan biaya. Jadi,

pendekatan tradisional menelusuri biaya kepada individu yang bertanggung

jawab atas terjadinya biaya. Sistem imbalan digunakan untuk memotivasi

individu mengelola biaya. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa

maksimisasi kinerja keseluruhan organisasi dicapai dengan memaksimumkan

kinerja sub unit organisasi secara individu (disebut sebagai pusat

pertanggungjawaban).

b. Activity Based Costing

Akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap

perubahan signifikan pada lingkungan bisnis bersaing yang dihadapi baik

perusahaan jasa maupun manufaktur. Tujuan keseluruhan sistem manajemen

biaya kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas, kepuasan, relevansi dan

penetapan waktu informasi biaya. Akuntansi manajemen kontemporer

menekankan penelusuran alokasi; dapat disebut penelusuran intensif. Peran

penelusuran penggerak diperluas secara signifikan melalui pengidentifikasian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

penggerak yang tak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi.

Penggunaan penggerak aktivitas berdasarkan unit dan kualitas serta relevansi

informasi biaya keseluruhan.

Kalkulasi biaya produk pada akuntansi manajemen kontemporer cenderung

fleksibel. Manajemen berdasarkan aktivitas memusatkan perhatian pada

manajemen aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai yang diterima pelanggan

dan laba yang diterima atau pemberian nilai tersebut ini meliputi analisis

penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kinerja serta menjadikan kalkulasi

biaya berdasarkan aktivitas (ABC) sebagai sumber informasi yang penting.

Pengendalian kontemporer memerlukan informasi aktivitas yang terinci.

Pendekatan baru ini memusatkan perhatian pada akuntabilitas aktivitas daripada

biaya dan menekankan maksimisasi kinerja sistem keseluruhan daripada kinerja

individual. Aktivitas membagi rata garis fungsional dan departemen,

memfokuskan pada sistem secara keseluruhan dan membutuhkan pendekatan

global pada pengendalian. Intinya, membentuk pengendalian ini mengakui bahwa

maksimisasi efisiensi subunit individual tidak perlu menghasilkan efisiensi

maksimal pada sistem secara keseluruhan. Pada sistem informasi akuntansi

manajemen kontemporer, baik ukuran kinerja keuangan maupun non keuangan

adalah penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel II.2

Membandingkan karakteristik sistem biaya tradisional dengan kontemporer

Tradisional Kontemporer

1. Penggerak berdasarkan unit 1.Penggerak berdasarkan unit dan non

unit

2. Alokasi intensif 2. Penelusuran intensif

3. Kalkulasi biaya produk yang sempit 3. Kalkulasi biaya produk yang luas dan

dan kaku fleksibel

4. Fokus pada pengelolaan biaya 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas

5. Informasi aktivitas yang jarang 5. Informasi aktivitas dirinci

6. Maksimisasi kinerja unit individual 6.Maksimisasi kinerja sistem

7. Menggunakan ukuran kinerja keseluruhan

keuangan 7. Menggunakan baik ukuran kinerja

keuangan maupun non keuangan

F. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan yang signifikan antara BOP per unit produk yang dihitung

oleh perusahaan dengan BOP per unit produk yang dihitung dengan

menggunakan sistem ABC.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian studi kasus pada PT.

Macanan Jaya Cemerlang dengan menggunakan objek tertentu yaitu, mengenai

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk

Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus Akuntansi Biaya Berdasarkan

Aktivitas (Activity Based Costing System) yang akan dilaksanakan di perusahaan.

Data yang diperoleh dianalisis dan diambil kesimpulan. Hasil analisis dan

kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi data perusahaan yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang yang berlokasi di

Klaten sedangkan waktu penelitian adalah bulan April sampai dengan Juli tahun

2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian yaitu:

a. Pemimpin perusahaan

b. Kepala bagian produksi

c. Kepala bagian pemasaran

d. Kepala bagian akuntansi

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

e. Kepala bagian personalia

f. Kepala bagian administrasi

2. Objek Penelitian

a. Elemen-elemen BOP

b. Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP

D. Data Yang Dicari

1. Gambaran umum perusahaan.

2. Data produksi yang dihasilkan pada tahun 2005 dan komponen BOP pada

tahun 2005 dari setiap jenis produk yang dihasilkan.

3. Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari dokumen atas catatan yang berkaitan dengan gambaran umum

perusahaan, data produksi, data BOP, data lain yang berhubungan dengan

penentuan tarif dan pembebanan BOP.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

2. Wawancara

Teknik ini mengadakan tanya jawab langsung terhadap direktur perusahaan

dan bagian-bagian yang berkaitan dengan proses produksi.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung

aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang diterapkan untuk membahas permasalahan pertama

adalah:

1. Mendeskripsikan data tentang cara-cara pembebanan BOP yang selama ini

dilakukan oleh perusahaan.

2. membandingkan cara pembebanan BOP yang dilakukan perusahaan dengan

cara pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional. Adapun cara-

cara pembebanan BOP menurut teori adalah :

a. Penentuan besarnya tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen

produksi, tahap-tahap yang harus dilakukan adalah:

1) Menyusun anggaran setiap biaya overhead pabrik

2) Menentukan dasar distribusi dan alokasi BOP yang akan digunakan

3) Mendistibusikan elemen BOP yang dianggarkan pada tiap departemen

di dalam produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

4) Mengalokasikan BOP yang dianggarkan dari departemen pembantu ke

departemen produksi.

5) Menghitung tarif BOP untuk tiap departemen produksi.

b. pembebanan biaya overhead pabrik pada produk

3. Melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan cara pembebanan BOP

berdasarkan analisis langkah kedua sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah

cara pembebanan BOP yang dilakukan perusahaan sudah tepat.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk membahas permasalahan kedua

adalah:

1. Tahap I

a. Mengidentifikasi aktivitas dalam perusahaan

Aktivitas-aktivitas ini dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori

aktivitas yaitu aktivitas berlevel unit, aktivitas berlevel batch, aktivitas

berlevel produk dan aktivitas berlevel fasilitas. Berbagai aktivitas

diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu

interpretasi fisik yang mudah, jelas dan cocok dengan segmen-segmen

proses produksi yang dapat dikelola

b. Pengasosiasi berbagai biaya dengan berbagai aktivitas, yaitu berbagai

biaya tersebut dihubungkan dengan setiap aktivitas.

c. Menentukan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen.

d. Menentukan tarif kelompok biaya (cost pool rate), dimana taksiran total

biaya pada cost pool dibagi dengan taksiran cost driver.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

2. Tahap II

Biaya overhead yang terkumpul pada setiap aktivitas dibebankan pada produk

dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk.

Jadi Overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan

perhitungan tarif kelompok biaya (cost pool rate) dikalikan dengan unit-unit

yang digunakan (cost driver).

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara

pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP

berdasarkan ABC System, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional

dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan selisih ini dihitung

dengan rumus: d = x 1 -x 2

d = selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional

dengan BOP per unit berdasar ABC System

x1 = BOP per unit yang menghitung berdasar sistem akuntansi tradisional

x 2 = BOP per unit yang dihitung berdasar ABC System

2. Menentukan jumlah selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi

tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan jumlah

selisih dihitung dengan rumus: ∑ d = ∑ (x 1 − x 2 ) dimana,

∑ d = jumlah selisih antara BOP per unit menurut sistem akuntansi

tradisional dan BOP per unit menurut ABC System


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3. Menentukan rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi

tradisional dan BOP per unit berdasar ABC System. Rata-rata selisih dihitung

dengan rumus: d =
∑d dimana,
n

d = rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional

dan BOP per unit berdasar ABC System

n = jumlah jenis produk

4. Menentukan jumlah kuadrat dari selisih antara selisih BOP per unit berdasar

sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System dan

rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional

dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan jumlah kuadrat dari

∑ (d − d )
2
selisih ditentukan dengan rumus:

5. Penentuan standar deviasi

∑ (d − d )
2

Standar deviasi dihitung dengan rumus Sd =


(n − 1)
6. Penghitungan dengan uji-t (t-test)

Setelah penghitungan-penghitungan di atas ditempuh, selanjutnya dilakukan

uji-t (t test) guna membandingkan perbedaan antara biaya overhead pabrik

berdasarkan akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik berdasarkan

ABC System. Dengan rumus sebagai berikut: (Djarwanto PS dan Pangestu

Subagyo, 1981: 28)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

d−D
Rumus t =
Sd / n

Langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesa

Hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang digunakan adalah:

H 0 : D = 0 : Hipotesis dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem

akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasar

ABC System

H 1 : D ≠ 0 : Hipotesis dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem

akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasar

ABC System

dimana, D = µ 1 -µ 2

µ 1 = rata-rata BOP yang dihitung berdasar sistem akuntansi

tradisional

µ 2 = rata-rata BOP yang dihitung berdasar ABC System

b. Menentukan tingkat signifikan

Sesudah menentukan hipotesis, maka selanjutnya ditentukan tingkat

signifikan yang digunakan dalam penelitian ini. Tingkat signifikan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

digunakan yaitu α = 5%, dengan menggunakan pengujian 2 (dua) arah dan

sampel kecil. Setelah menentukan tingkat signifikan, selanjutnya

ditentukan nilai t dari tabel titik persentase distribusi t.

Daerah terima H 0 adalah –t (α / 2, n – 1) < t < (α / 2, n – 1)

Daerah terima H 1 adalah t > t (α / 2, n – 1) dan t < -t (α / 2, n – 1)

c. Menentukan nilai statistik pengujian

Dalam langkah ini dihitung nilai t dengan menggunakan hasil-hasil

perhitungan yang telah dilakukan sebelum masuk dalam langkah uji-t.

d−D
Rumus yang digunakan adalah: t =
Sd / n

d. Menentukan daerah kritik

H 0 ditolak apabila t hitung <-t tabel atau t hitung > t tabel

H 0 diterima apabila t tabel < t hitung < t tabel

e. Menarik kesimpulan ada tidaknya perbedaan antara BOP yang dihitung

perusahaan berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP berdasar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

ABC System. Apabila H 0 ditolak berarti memang ada perbedaan yang

signifikan antara BOP yang dihitung berdasar sistem akuntansi tradisional

dengan BOP yang dihitung berdasar ABC System.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang, pada

mulanya merupakan divisi percetakan dalam grup usaha CV. Intan yang berdiri pada

tanggal 20 Juli 1987 dan keberadaannya secara hukum disyahkan oleh notaris

H. Subekti, SH dengan nomor akte 12/78. Pada tanggal 8 November 1982, badan

usaha CV. Intan diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Intan Pariwara

penerbit dan percetakan buku.

Sejak berdirinya PT. Intan Pariwara, perusahaan ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat, kemudian untuk mengembangkan karyawan agar

lebih profesional maka PT. Intan Pariwara dikembangkan menjadi Intan Grup pada

tanggal 1 Februari 1992 yang terdiri dari:

1. PT. Intan Pariwara

2. PT. Sinar Dahana Inti Boga

3. PT. Salarajasa Bhakti Satya

4. PT. Mitra Karanganom Laksanto

5. PT. Macanan Jaya Cemerlang

Dengan demikian PT. Macanan Jaya Cemerlang resmi berdiri pada

tanggal 1 Februari 1992 bersama dengan pengembangan PT. Intan Pariwara menjadi

Intan Grup. Alasan memilih nama “Macanan Jaya Cemerlang” adalah karena sesuai

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

dengan tempatnya yaitu di dusun Macanan, sedangkan Jaya dan Cemerlang

dimaksudkan agar perusahaan tetap jaya dan cemerlang sampai kapan pun. PT.

Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

penerbitan dan percetakan buku, akan tetapi perusahaan ini lebih berkonsentrasi

dibidang percetakan dibandingkan sebagai penerbitan.

Sampai saat ini PT. Sinar Dahana Inti Boga, PT. Salarajasa Bhakti Satya,

PT. Mitra Karanganom Laksanto sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan sudah

dilikuidasi.

B. Lokasi Perusahaan

PT. Macanan Jaya Cemerlang berkedudukan di Jalan Ki Hajar Dewantoro,

Klaten Utara, Jawa Tengah dan menempati areal usaha seluas 30.000 meter persegi.

Pemilihan lokasi tersebut mempunyai beberapa alasan yaitu mudah dicapai dan

mempermudah komunikasi serta berada tidak jauh dari jalan raya Yogyakarta-Solo,

sehingga mudah dijangkau oleh mitra usaha maupun konsumen. Penerbitan dan

percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang didirikan dengan tujuan:

1. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang

pendidikan dengan pengadaan buku-buku pelajaran bagi siswa sekolah.

2. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang

ketenagakerjaan. Peran serta aktif tersebut diwujudkan dengan membuka

lapangan pekerjaan dan membuka kesempatan kepada generasi muda.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

3. Mengadakan buku-buku bacaan yang bermutu dan bermanfaat bagi

masyarakat umum.

4. Untuk memperoleh laba perusahaan bagi kesejahteraan karyawannya.

PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam memproduksi buku-buku sesuai

dengan pesanan, pesanan tidak hanya dari penerbit PT. Intan Pariwara saja tetapi juga

dari penerbit lainnya misalnya penerbit dan percetakan Intan Sejati, Intermedia

Pandukarya, Graha Multigrafika dan Penerbit Cempaka Lima Warna Jakarta. Pada

tahun ajaran baru biasanya pesanan mencetak buku banyak akan tetapi pada hari-hari

biasa lebih sedikit.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang terbagi menjadi

beberapa departemen, dimana masing-masing departemen dipimpin oleh seorang

manajer. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan akan memberikan manfaat

yang besar bagi perusahaan yaitu:

1. Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan

kepada siapa pimpinan harus memberi tugas.

2. Adanya keharmonisan kerja dan menghindari kekosongan kerja.

Struktur organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat dilihat pada

gambar IV.2 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar IV.2
Struktur Organisasi

Direktur Utama

Direktur Operasional

Sekretariat

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer Departemen Manajer


Manajer
Departemen Departemen Departemen Departemen Umum & Personalia Departemen
Departeme
Adm. & Logistik Teknik Produksi Pemasaran
n
Keuangan

Kabag.
Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag.
Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Opera-
Kabag. Gudang & Meka- Listrik Pracetak Penyele- RT Kendaraan Keamanan Personalia
Pembukuan
RT sional
Pembelian nik & Cetak saian
& Keuangan

Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

D. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada dalam PT.

Macanan Jaya Cemerlang adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawab direktur utama meliputi:

a. Bersama dengan manajer departemen, menyusun strategi atau garis besar

pedoman yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan perusahaan.

b. Menyusun kebijakan sebagai pedoman umum yang digunakan untuk

menyalurkan pikiran dan tindakan dalam mengambil keputusan.

c. Menentukan program kerja, yaitu prosedur atau langkah yang harus diikuti

dalam melaksanakan kegiatan serta otorisasi anggaran.

d. Memberikan otorisasi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan

e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan

tersebut.

2. Direktur Operasi

Tugas dan tanggung jawab direktur operasional meliputi:

a. Melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan dan

mengkoordinasikan semua kegiatan tersebut.

b. Menilai pelaksanaan tujuan secara keseluruhan, pada masing-masing

departemen maupun bagian di dalam perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

3. Sekretariat

Sekretariat bertugas membantu direktur dalam pengawasan dengan tata cara

perusahaan seperti:

a. Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan surat menyurat dengan

pihak luar.

b. Menyiapkan acara kerja dan bagian-bagian lain

c. Mengadakan hubungan dengan instansi-instansi lain yang berkaitan

dengan perusahaan.

4. Departemen Administrasi dan Keuangan

Tugas departemen administrasi dan keuangan meliputi:

a. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan yaitu neraca dan

rugi-laba.

b. Membuat analisa keuangan setiap bulan.

c. Membuat laporan pajak dan mengatur pembayaran sesuai tanggal yang

ditentukan.

d. Membuat laporan SPT tahunan.

e. Membuat, merekap anggaran dan realisasi bulanan setiap bagian.

f. Membuat program kerja harian.

g. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai permintaan.

h. Membuat laporan harian.

i. Bertanggung jawab atas kebenaran saldo kas perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

5. Departemen Logistik

Tugas departemen logistik meliputi:

a. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran bahan baku dan

barang jadi yang dicatat dalam kartu gudang dalam bentuk unit dan

rupiah.

b. Membuat laporan stock bahan baku maupun barang jadi setiap bulannya.

c. Bertanggung jawab atas pemotongan kertas rol menjadi sheet.

d. Bertanggung jawab atas kesalahan dan kerusakan pembelian barang.

e. Bertanggung jawab atas pembelian sesuai perintah beli dan daftar urutan

anggaran tiap bagian.

6. Departemen Teknik

Tugas departemen teknik meliputi:

a. Bertanggung jawab atas kelancaran mesin-mesin produksi.

b. Bertanggung jawab atas mobilitas di dalam perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan perbaikan dan perawatan baik mesin

maupun inventaris perusahaan.

d. Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik.

e. Membuat laporan pembayaran listrik dan mengatur sesuai tanggal yang

ditentukan.

7. Departemen Produksi

Tugas departemen produksi meliputi:

a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan naskah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

b. Bertanggung jawab atas pembuatan film/foto dan plate naskah, isi dan

cover.

c. Bertanggung jawab atas pengarsipan plate.

d. Menyelenggarakan persiapan bahan.

e. Menyelenggarakan percetakan buku.

f. Merawat alat-alat produksi.

g. Bertanggung jawab atas penjilidan buku yang sudah selesai dicetak.

h. Bertanggung jawab atas pemotongan buku-buku setelah selesai dijilid.

i. Bertanggung jawab atas kebenaran penentuan penyelesaian order dengan

menggunakan jenis mesin yang sesuai dan Bertanggung jawab atas

pemeriksaan order dalam menyelesaikan order dengan hasil baik.

j. Bertanggung jawab atas pengepakan buku yang sudah disortir dan

Bertanggung jawab atas penyimpanan buku-buku ke dalam gudang.

8. Departemen Umum dan Personalia

Tugas departemen umum dan personalia meliputi:

a. Menyelenggarakan pekerjaan rumah perusahaan.

b. Mengatur dan Bertanggung jawab atas kendaraan perusahaan seperti

perawatan kendaraan dan jadwal perjalanan.

c. Menyelenggarakan penjagaan keamanan di lingkungan perusahaan.

d. Membuat perencanaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

operasi perusahaan.

e. Mempekerjakan karyawan sesuai dengan kemampuannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

f. Mengawasi dan mengarahkan karyawan.

g. Mempromosikan karyawan yang mempunyai prestasi menonjol.

h. Menciptakan suasana di dalam perusahaan supaya setiap karyawan dapat

secara bebas mengeluarkan pendapat, usul, ide, kritik maupun saran yang

disertai etika yang baik.

i. Bertanggung jawab atas pemberhentian kerja, pensiun karyawan dan

pindah kerja.

j. Menyelenggarakan seleksi bagi calon karyawan.

9. Departemen Pemasaran

Tugas departemen pemasaran meliputi:

a. Menjalankan/mengadakan transaksi penjualan.

b. Menciptakan pasar, baik untuk lingkungan toko maupun penerbitan.

c. Menciptakan saluran distribusi baru.

d. Mengadakan penelitian terhadap konsumen dan pasar.

E. Personalia

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan nasional yang terus

meningkat maka dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional. PT. Macanan

Jaya Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak pada industri penerbitan dan

percetakan, berusaha untuk dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan kerja

di dunia industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Pengadaan sumber daya manusia harus senantiasa dikembangkan sesuai

dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masa depan. Oleh karena itu PT.

Macanan Jaya Cemerlang senantiasa berusaha pula meningkatkan SDM para

karyawannya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan baik intern maupun non

intern. Sehingga para pekerja dapat bekerja secara sistematik dan profesional.

Dengan tuntutan demikian maka PT. Macanan Jaya Cemerlang mengadakan

devisi training yang termasuk di dalamnya Marketing Planning Development.

Jumlah karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang 319 orang, adapun rinciannya

sebagai berikut:

1. Direktur Utama Perusahaan : 1 orang

2. Direktur Operasional : 1 orang

3. Sekretariat : 6 orang

4. Manajer

a. Departemen Administrasi dan Keuangan : 1 orang

b. Departemen Logistik : 1 orang

c. Departemen Teknik : 1 orang

d. Departemen Produksi : 1 orang

e. Departemen Umum dan Personalia : 1 orang

f. Departemen Pemasaran : 1 orang

5. Kepala Bagian

a. Pembukuan dan Keuangan : 1 orang

b. Pembelian dan Gudang : 3 orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

c. Mekanik : 3 orang

d. Listrik : 3 orang

e. Pracetak dan Cetak : 3 orang

f. Penyelesaian : 3 orang

g. Rumah Tangga : 1 orang

h. Kendaraan : 1 orang

i. Keamanan : 1 orang

j. Personalia : 1 orang

k. Pemasaran : 1 orang

6. Karyawan

a. Bagian Pembukuan dan Keuangan : 3 orang

b. Bagian Pembelian dan Gudang : 8 orang

c. Bagian Mekanik : 12 orang

d. Bagian Listrik : 6 orang

e. Bagian Pracetak dan Cetak : 60 orang

f. Bagian Penyelesaian : 132 orang

g. Bagian Rumah Tangga : 16 orang

h. Bagian Kendaraan : 18 orang

i. Bagian Keamanan : 15 orang

j. Bagian Personalia : 6 orang

k. Bagian Pemasaran : 8 orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tata kepegawaian pada PT. Macanan Jaya Cemerlang sebagai berikut:

1. Proses penerimaan pegawai

Pada awalnya perusahaan mendapatkan laporan keuangan dari

berbagai bidang yang membutuhkan pegawai baru yang berdedikasi dan

berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang,

dalam penerimaan pegawai harus melalui bagian lain. Hal ini dengan prosedur

yang relevan selama ini.

Langkah-langkah dalam proses penerimaan pegawai pada

PT. Macanan Jaya Cemerlang antara lain:

a. Penerimaan lamaran

Untuk mendapatkan pegawai usaha yang dilakukan adalah sebagai

penyebaran pengumuman melalui:

1) Iklan/advertensi

2) Kantor penempatan tenaga kerja

3) Rekomendasi dari karyawan

4) Lembaga pendidikan

5) Lamaran yang masuk secara kebetulan

b. Seleksi

Penyeleksaian calon karyawan, apakah pelamar pantas menduduki

profesi, karyawan seperti apa yang dipromosikan tergantung pada hasil

seleksi. Seleksi tenaga kerja harus dilaksanakan agar benar-benar

memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan jabatan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

menjadi tanggung jawabnya. Maka perusahaan harus mengadakan seleksi

yang ketat agar mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan

perusahaan. Proses seleksi yang dilakukan yaitu: pengisian formulir, tes

psikologi, wawancara dan referensi.

c. Tindak lanjut setelah adanya seleksi

Setelah mengetahui hasil seleksi, maka tindakan selanjutnya adalah

memilih pelamar yang memenuhi syarat. Bila hasil seleksi melebihi yang

dibutuhkan, maka yang diambil merupakan calon karyawan yang

memiliki rangking teratas tapi bila yang memenuhi syarat kurang dari

yang dibutuhkan maka jabatan tersebut dibiarkan kosong.

2. Mutasi Pegawai

Dalam usaha untuk meningkatkan daya guna dan daya pikir serta

mengetahui pegawai secara berkala maka diadakan pertukaran tugas, para

pelaksana dari satu seleksi lain dengan memperhatikan kecakapan pegawai

sehingga dengan adanya mutasi pegawai setiap orang dapat meningkatkan

pengetahuan dan kelancaran tugas.

3. Kepegawaian

Pertimbangan untuk menaikkan pangkat seorang pegawai dilakukan

dengan mengadakan penilaian setiap setahun sekali. Kenaikan pangkat ini

berdasarkan atas: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,

kejujuran, kerjasama dan kepemimpinan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

4. Jam Kerja Karyawan

a. Waktu kerja tidak boleh lebih dari 7 jam sehari.

b. Untuk karyawan bagian produksi ditetapkan menjadi 3 shift dan waktu

kerja efektif, setiap shiftnya 7 jam.

Pembagian shift sebagai berikut:

1) Shift 1

Jam kerja : pukul 07.00-15.00 WIB

Istirahat : pukul 12.00-13.00 WIB

2) Shift 2

Jam kerja : pukul 15.00-23.00 WIB

Istirahat : pukul 20.00-21.00 WIB

3) Shift 3

Jam kerja : pukul 23.00-07.00 WIB

Istirahat : pukul 04.00-05.00 WIB

Sedangkan untuk karyawan bagian perkantoran, jam kerjanya dari jam

08.00- jam 16.00 dengan istirahat 1 jam.

c. Kelebihan jam kerja dari waktu kerja yang ditentukan di atas dihitung

sebagai lembur.

d. Hari istirahat mingguan adalah hari minggu, kecuali bagi buruh yang

karena pekerjaannya ditentukan lain.

e. Pada hari raya resmi yang ditetapkan pemerintah semua buruh tidak

dipekerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

5. Cuti Pegawai

Yang dimaksud dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang

diijinkan dalam jangka waktu tertentu oleh pejabat yang berwenang di PT.

Macanan Jaya Cemerlang, antara lain:

a. Cuti Tahunan

Syarat-syaratnya:

1) Pegawai yang bersangkutan telah bekerja selama satu tahun secara

terus menerus.

2) Pegawai yang bersangkutan telah mengajukan permohonan secara

tertulis kepada pejabat yang berwenang.

b. Cuti Sakit

Syarat-syaratnya:

1) Cuti sakit diberikan kepada setiap pegawai.

2) Pegawai yang bersangkutan memberikan alasan yang tepat.

3) Pegawai yang bersangkutan telah mendapatkan ijin dari pejabat yang

berwenang.

Lamanya cuti sakit:

1) 1-2 hari pegawai yang bersangkutan harus memberitahukan alasannya.

2) 3-14 hari pegawai yang bersangkutan harus melampirkan surat

keterangan dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

c. Cuti dengan alasan penting:

Syarat-syaratnya:

1) Cuti ini diberikan kepada setiap pegawai.

2) Pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan kepada pejabat

yang berwenang memberikan cuti tersebut.

3) Pegawai yang bersangkutan telah mendapatkan ijin tertulis dari

pejabat yang berwenang.

d. Cuti bersalin

Syarat-syaratnya:

1) Cuti bersalin diberikan kepada pegawai wanita.

2) Pegawai yang bersangkutan telah mengajukan suatu permintaan

tertulis dan mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang.

Lama ijin bersalin diberikan selama satu bulan sebelum persalinan dan

dua bulan sesudah persalinan.

6. Macam-macam tunjangan

Setiap pegawai yang ada di perusahaan PT. Macanan Jaya Cemerlang

Klaten yang sudah sah dan diangkat akan mendapat berbagai tunjangan yang

disesuaikan dengan jabatannya yaitu: tunjangan kesehatan, tunjangan

transportasi, tunjangan disiplin kerja, tunjangan anak dan tunjangan kematian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

7. Pemberhentian tenaga kerja dan pensiun

Dalam hal ini pemberhentian kerja atau pemutusan hubungan kerja

PT. Macanan Jaya Cemerlang menyebutnya dengan istilah pemberhentian

dengan hormat dan tidak mengenal istilah pensiun.

Pemberhentian dengan hormat ini berlaku kepada:

a. Karyawan yang telah mencapai batas maksimum kerja yaitu:

1) Karyawan laki-laki yang mencapai umur 50 tahun dengan mempunyai

masa kerja 25 tahun.

2) Karyawan wanita yang telah mencapai umur 50 tahun dengan

mencapai masa kerja 25 tahun.

b. Pemberhentian karyawan oleh perusahaan

Apabila seorang karyawan yang telah mencapai batas umur

maksimum tetapi belum siap untuk diberhentikan dalam arti masih

mengabdikan dirinya untuk perusahaan, maka pihak personalia perlu

menanyakan pada departemen yang bersangkutan apakah karyawan ini

masih dibutuhkan. Jika masih, maka karyawan ini diperkenankan untuk

bekerja kembali. Tetapi jika departemen yang bersangkutan tidak

membutuhkan lagi, maka karyawan tersebut bisa diberhentikan dengan

hormat. Kemudian diberikan uang pesangon yang besarnya sama dengan

pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

c. Pemberhentian karyawan karena inisiatif sendiri

1) Apabila karyawan akan mengundurkan diri dari pekerjaannya, maka ia

harus mengajukan pemberhentian secara tertulis satu bulan

sebelumnya. Dalam hal ini karyawan tidak berhak atas uang pesangon,

tetapi diberikan uang kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh

perusahaan.

2) Karyawan yang tidak masuk kerja selama 6 hari berturut-turut tanpa

surat ijin kerja atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka

dianggap mengundurkan diri sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga

Kerja No. Per 04/MEN/86 dan tidak mendapatkan uang kebijaksanaan

dalam bentuk apapun.

Untuk pemberhentian kepegawaian pada PT. Macanan Jaya

Cemerlang Klaten (kehendak perusahaan atau habis masa kerja)

perusahaan mengambil jangka waktu empat bulan sebelum

diberhentikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga hak-hak yang dimiliki

oleh karyawan.

F. Produksi

Seperti pada umumnya perusahaan percetakan, PT. Macanan Jaya Cemerlang

menerapkan sistem pesanan dalam produksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

1. Hasil Produksi

Sampai saat ini penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang

telah memproduksi dan memasarkan berbagai produk. Buku-buku yang paling

banyak diproduksi adalah buku-buku umum yang meliputi hampir seluruh

bidang studi yang diajarkan di sekolah antara lain: Ilmu Pengetahuan Sosial,

Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Pancasila, Bahasa, Keterampilan,

Olahraga, Kesenian serta buku-buku cerita remaja. Selain itu PT. Macanan

Jaya Cemerlang juga memproduksi brosur, leaflet, katalog, novel, literatur,

kalender dan lain-lain.

2. Peralatan

Alat yang digunakan dalam proses produksi antara lain:

a. Image Ceter, yaitu alat yang digunakan untuk merubah CD menjadi film.

b. Plate Maker, yaitu alat yang dipakai untuk memindahkan obyek dalam

film ke dalam plate dengan bantuan penyinaran camera foto printing.

c. Developer, yairu alat untuk melihat obyek dalam Plate yang akan dicetak.

d. Mesin cetak sheet satu warna, yaitu mesin yang digunakan untuk

mencetak naskah yang sudah jadi dengan satu warna.

e. Mesin cetak sheet empat warna, yaitu mesin yang digunakan untuk

mencetak cover atau naskah yang mempunyai warna lebih dari satu.

f. Mesin shirnk, yaitu mesin yang digunakan untuk mengeringkan tinta.

g. Mesin susun, yaitu mesin yang digunakan untuk menyusun hasil cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

h. Mesin lipat, yaitu mesin yang digunakan untuk melipat hasil cetakan

sesuai dengan ukurannya.

i. Mesin ultraviolet vernish, yaitu mesin yang digunakan untuk melapisi

cover agar bercahaya dan anti air.

j. Mesin jahit benang, mesin jahit kawat, mesin lem, yaitu alat untuk

menjilid buku sebagai hasil cetakan sudah selesai.

k. Mesin potong, yaitu alat yang dipakai untuk memotong hasil cetakan yang

sudah berbentuk buku agar menjadi lebih rapi.

3. Bahan Baku dan Bahan Pembantu

a. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi:

1) Kertas: sebai bahan yang akan dicetak dan merupakan bahan pokok

perusahaan yang dipasok dari Leces, Tjiwi Kimia, Suparma, Surya

Pamenang.

2) Tinta: sebagai bahan pewarna ataupun untuk menulis dan menggambar

pada proses percetakan yang sering dipasok dari Cemanituka dan

Warna Harapan.

b. Bahan Pembantu

Bahan pembantu terdiri dari:

1) Plate yang merupakan alat yang dimasukkan ke dalam cetakan yang

nantinya akan menimbulkan tulisan atau gambar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

2) Com sebagai penghapus film bila ada yang rusak/cacat atau sebagai

penghapus garis-garis pada film, karena hasil dari penyusunan naskah

yang digunting-gunting.

3) Air sebagai bahan untuk mencuci rol dan campuran mesin cetak.

4) Kemikel sebagai bahan untuk membersihkan plate.

4. Proses Produksi

Proses produksi yang dijalankan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang

melalui beberapa tahap. Tahap dalam proses produksi tersebut dapat

digambarkan secara skematis sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Gambar IV.3
Proses Produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang

PRACETAK CETAK PENYELESAIAN

Bagian Editorial

Bagian plate

Isi Cover
Bagian Percetakan

Plate isi Plate cover


Calendering
Cover
Bag. Penjilidan

Jilid

Potong

Buku Jadi

Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang


Keterangan:

a. Bagian Editorial

Setelah naskah diterima kemudian dilakukan pemeriksaan. Naskah isi dan

cover yang sudah dicetak kemudian difilm/difoto dengan menggunakan image

ceter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

b. Bagian Plate

Setelah difilm/difoto, isi dan cover kemudian dibuat plate dengan plate

maker. Plate isi dan plate cover naskah diserahkan pada bagian percetakan.

c. Bagian Percetakan

Pada bagian ini plate isi dan plate cover naskah yang dapat dilihat dengan

menggunakan mesin web, dicetak baik itu menggunakan mesin cetak sheet satu

warna maupun dengan mesin cetak sheet empat warna. Selanjutnya dilakukan

calendering yaitu proses khusus untuk bagian sampul dengan memberi lapisan

berupa cairan pada seluruh muka sampul dengan menggunakan mesin ultraviolet

varnish. Hasil cetakan ini maupun sampul dikeringkan dengan menggunakan

mesin shrink.

d. Bagian Penjilidan

Setelah proses pencetakan selesai, hasil cetakan disusun dengan menggunakan

mesin susun dan dilakukan penjilidan. Adapun penjilidan dilakukan dengan dua

cara yaitu:

1) Untuk buku tipis cukup dengan disteples.

2) Untuk buku tebal dijahit dengan kawat, benang atau menggunakan lem yang

dilakukan dengan menggunakan mesin.

Buku-buku yang sudah selesai dijilid kemudian dipotong dengan mesin

potong agar menjadi rapi dan dipak dengan mesin laminasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

G. Penanganan Bahan

Bahan baku utama dalam proses produksi pada PT. Macanan Jaya Cemerlang

adalah kertas dan tinta, sehingga penanganannya harus hati-hati agar tidak robek

atau rusak. Untuk mempermudah pemindahan bahan baku digunakan kereta

dorong yang disebut kopit. Kopit digunakan apabila pemindahan bahan baku

dalam jarak yang cukup jauh. Apabila menggunakan alat secara manual akan

memerlukan tenaga kerja yang banyak karena dalam satu kali angkutan beratnya

antara 400-500 kg. Akan tetapi apabila aliran bahan baku di luar mesin dalam

jarak yang dekat, dilakukan secara manual yaitu dengan didorong. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Jarak gudang tempat penyimpanan bahan baku dengan tempat proses produksi

cukup dekat.

2. Kondisi pabrik memungkinkan dilakukan pemindahan bahan secara manual.

3. Dengan menggunakan tenaga manual, biaya pemindahan bahan dapat lebih

ditekan.

H. Pengendalian Proses dan Mutu

1. Pengendalian Mutu Bahan Baku

Pembelian bahan baku diperoleh dari pasokan yang merupakan

perusahaan besar sehingga perusahaan percaya bahwa mutu bahan baku yang

dikirim oleh pemasok memiliki mutu yang baik. Pembelian bahan baku

diperoleh dari pemasok tertentu yang tetap. Meskipun perusahaan memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

kepercayaan yang besar kepada pemasok, perusahaan juga melakukan

pemeriksaan sesaat setelah bahan baku sampai ke perusahaan. Pengecekan

bahan baku terutama kertas dilakukan dengan melihat warna kertas apakah

sudah sesuai dengan jenis kertas yang dibutuhkan perusahaan dan juga

disesuaikan dengan permintaan konsumen.

Apabila mutu bahan baku sesuai dengan yang diinginkan maka bahan

baku tersebut langsung dipindahkan di gudang yang selanjutnya akan

diproduksi. Namun apabila tidak sesuai dengan yang diinginkan maka

perusahaan langsung menghubungi pemasok, selanjutnya pemasok akan

mengganti bahan baku yang sudah dikirim dengan bahan baku lain yang

sesuai dengan keinginan perusahaan, akan tetapi kejadian ini jarang sekali

terjadi. Hal inilah yang memperkuat kepercayaan perusahaan terhadap

pemasok.

2. Pengendalian Proses Produksi

Kemacetan proses produksi sering terjadi diakibatkan mesin yang

mengalami kerusakan. Pencegahan kerusakan mesin dilakukan perusahaan

dengan melakukan perawatan mesin setiap hari Senin pagi dengan cara

membersihkan dan pengecekan mesin. Setiap setengah bulan sekali dilakukan

pelumasan mesin secara total, selain itu mesin juga dicek secara rutin

dilakukan oleh bagian teknisi yang merupakan tenaga profesional yang

dipekerjakan oleh perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

3. Pengendalian Mutu Produk Jadi

Pengendalian produk jadi dilakukan oleh bagian sortir, yang dilakukan

sesaat setelah produk selesai diproses. Apabila terdapat produk rusak akan

segera diperbaiki sehingga produk sesuai dengan permintaan konsumen dan

dapat dipasarkan. Kualitas produk jadi dengan mempertimbangkan

permintaan konsumen. Setelah disortir produk jadi dibungkus dengan plastik

dan dipacking sehingga produk tidak kotor atau rusak.

I. Pemasaran

1. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah daerah Klaten

dan sekitarnya. Perusahaan menjual produk jadi terutama ke penerbit buku

karena PT. Macanan Jaya Cemerlang fokus utamanya adalah percetakan

daripada penerbitan. Konsumennya antara lain PT. Intan Pariwara, PT. Intan

Sejati, Intermedia, Pandukarya dan Graha Multigrafika. Konsumen

terbesarnya adalah PT. Intan Pariwara. Produk yang dijual ke PT. Intan

Pariwara dipasarkan ke seluruh Indonesia.

2. Harga

Dalam melakukan pembelian, harga merupakan hal yang paling

dipertimbangkan oleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus

mempertimbangkan secara matang dalam penentuan harga produknya.

Penentuan harga pada PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan harga standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

yang ditentukan oleh perusahaan sendiri. Harga pasar dan harga yang

ditentukan oleh pesaing hanya sebagai pembanding tetapi tidak

mempengaruhi penentuan harga jual produk jadi PT. Macanan Jaya

Cemerlang itu sendiri karena perusahaan yakin bahwa harga jual yang

ditetapkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan.

Perusahaan juga memberikan potongan harga kepada pelanggan tetap.

Potongan harga yang diberikan sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan

berdasarkan persetujuan pelanggan dengan perusahaan. Sering tidaknya

pelanggan memesan produk merupakan hal yang diperhatikan dalam

menentukan potongan harga yang diberikan.

3. Sistem Penjualan

Sistem penjualan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang disesuaikan dengan

jumlah pesanan produk. Apabila jumlah pesanan dalam jumlah besar maka

perusahaan meminta uang muka terlebih dahulu sebesar 70% dari total harga

pesanan. Sisanya yaitu 30% diminta oleh perusahaan apabila produk sudah

selesai, dan dikirim ke konsumen. Tetapi apabila jumlah pesanan dalam

jumlah sedikit yaitu sekitar 500.000, maka perusahaan meminta pembayaran

secara tunai.

4. Saluran Distribusi dan Promosi

Untuk menyalurkan hasil produksinya, PT. Macanan Jaya Cemerlang

menggunakan saluran distribusi langsung, yaitu dari perusahaan ke konsumen.

Sedangkan dalam hal promosi, perusahan kurang melakukan kegiatan ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Dalam hal pemasaran, perusahaan masih mengandalkan pada hubungan yang

sudah ada dengan para pelanggannya. Kegiatan promosi yang dilakukan

perusahaan hanya dengan memberikan kalender kepada pelanggan dan

pemasok.

5. Persaingan

Persaingan yang dihadapi oleh perusahaan tidak terlalu ketat, karena

belum ada perusahaan yang memiliki kapasitas produksi yang melebihi

kapasitas produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang. Beberapa perusahaan yang

dianggap sebagai pesaing antara lain: Pabelan dan Tiga Serangkai, sedangkan

penerbit dan percetakan lain yang ada di daerah klaten dianggap sebagai mitra

kerja dan bukan sebagai pesaing.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penulisan skripsi ini untuk mengetahui kemungkinan penerapan Activity

Based Costing System dalam pembebanan biaya Overhead pabrik untuk itu

diperlukan data-data yang relevan dengan topik tersebut. Data-data yang

dimaksud diuraikan sebagai berikut:

1. Data jumlah produksi buku

PT. Macanan Jaya Cemerlang pada tahun 2005 memiliki kapasitas normal

produksi sebanyak 300 judul buku dengan jumlah unit sebesar 23.000.000 dan

jumlah halaman seluruhnya sebanyak 2.944.000.000. Pada tabel V.1

memperlihatkan sampel produk buku tahun 2005

Tabel V.1
Sampel Produk yang dihasilkan
PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005

Jenis Produk (sampel) Jumlah Halaman Jumlah Produk


Buku 1 192 21.000
Buku 2 96 21.000
Buku 3 150 21.000
Buku 4 190 21.000
Buku 5 110 21.000
Buku 6 168 21.000

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Buku 7 192 16.000


Buku 8 160 16.000
Buku 9 162 16.000
Buku 10 256 21.000
Buku11 176 21.000
Buku 12 112 21.000
Buku 13 224 21.000
Buku 14 240 21.000
Buku 15 152 21.000
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang

2. Data biaya Overhead pabrik yang dianggarkan tahun 2005

Data biaya Overhead pabrik yang dianggarkan PT. Macanan Jaya Cemerlang

tahun 2005 dapat dilihat pada tabel V.2

Tabel V.2
BOP yang Dianggarkan
PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005
(dalam rupiah)
KOMPONEN BOP TOTAL RUPIAH
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 264.000.000
- Chemical 17.000.000
- Alkohol 9.720.000
- Developer Plate 13.340.000
- Fontaine 18.000.000
- Roll Air 29.900.000
- Roll Handuk 85.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

- Kawat 9.120.000
- Lem 810.000.000
- Benang jahit 300.000
listrik 204.933.000
Penyimpanan bahan baku 44.074.000
Upah tak langsung 1.984.120.000
Depresiasi mesin 2.396.400.000
Pemeliharaan mesin 54.760.000
Inspeksi 386.334.000
Penyimpanan produk jadi 30.753.000
Pemindahan bahan 42.967.000
Penerangan 51.233.000
PAM 35.819.000
Kesejahteraan 94.675.000
Perjalanan kerja 450.000
Asuransi Karyawan 96.695.000
Pemeliharaan kendaraan 900.000
Pemeliharaan bangunan 18.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan 6.000.000
Total BOP 6.704.993.000
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang

3. Data pemakaian cost driver tahun 2005


Pada tabel V.3 memperlihatkan pemakaian cost driver tahun 2005 dan
pemakaian oleh masing-masing sampel produk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V. 3
Jumlah Cost Driver yang Digunakan Oleh Setiap Produk
PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005

Cost Driver BUKU Total 1 tahun


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pembelian Bahan
Penolong:
* Plate 24 12 19 24 14 21 24 20 21 32 22 14 28 30 19 5.280 lbr
* Chemical 0,927 0,464 0,25 0,918 0,531 0,811 0,7 0,589 0,597 1,236 0,85 0,541 0,67 1,159 0,734 680 liter
* Alkohol 1,109 0,554 0,866 1,097 0,635 0,97 0,836 0,704 0,713 1,478 1,016 0,647 0,8 1,386 0,878 810 liter
* Developer Plate 0,315 0,157 0,246 0,311 0,18 0,275 0,237 0,12 0,202 0,419 0,288 0,183 0,227 0,393 0,249 230 liter
* Fontaine 0,819 0,409 0,639 0,81 0,469 0,716 0,617 0,52 0,526 1,091 0,75 0,477 0,591 1,023 0,648 600 liter
* Roll Air 0,629 0,315 0,49 0,622 0,36 0,55 0,474 0,4 0,404 0,839 0,577 0,367 0,454 0,786 0,498 460 unit
* Roll Handuk 1,23 0,615 0,961 1,217 0,705 1,076 0,927 0,781 0,791 1,64 1,127 0,717 0,888 1,537 0,974 900 meter
* Kawat 0,129 0,065 0,101 0,128 0,074 0,113 0,097 0,082 0,83 0,172 0,118 0,075 0,093 0,161 0,102 96 roll
* Lem 41,086 0 32,099 40,658 0 35,95 30,978 26,086 26,413 54,781 37,662 0 29,673 51,358 32,526 30.000 kg
* Benang Jahit 0 0,639 0 0 0,893 0 0 0 0 0 0 0,937 0 0 0 150 roll
Jam Mesin 156,41 78,21 122,2 154,78 89,61 136,86 117,93 99,31 100,55 208,55 143,38 91,24 112,97 195,52 123,83 114.208 jam
Frekuensi Penyimpanan 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 430 kali
Jam Kerja 396,49 198,25 309,76 392,36 227,16 346,93 298,94 251,74 254,87 528,65 363,5 231,29 286,34 495,61 313,89 289.504 jam
Jam Pemeliharaan 0,698 0,349 0,55 0,69 0,4 0,61 0,526 0,443 0,448 0,93 0,639 0,407 0,504 0,872 0,552 512 jam
Jam Inspeksi 6,7 3,326 5,2 6,584 3,812 5,821 5,016 4,224 4,277 8,87 6,1 3,881 4,805 8,316 5,267 4.860 jam
Frekuensi Pemindahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 300 kali
Jam Tenaga Kerja
Langsung 763,89 381,94 596,79 755,93 437,64 668,4 575,95 485,01 491,07 1018,5 700,23 445,6 551,7 954,86 604,74 557.760 jam
2
Luas Bangunan Pabrik 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 30.000 m

Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembebanan biaya
overhead pabrik yang dilakukan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten. Dari
analisis ini diketahui bahwa pembebanan biaya overhead pabrik yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan masih secara tradisional. Sedangkan analisis yang kedua
adalah untuk mengetahui kemungkinan penerapan Activity Based Costing System,
jika digunakan oleh perusahaan dalam pembebanan biaya overhead pabriknya,
kemudian dari kedua analisis tersebut akan digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan yang signifikan di antara 2 (dua) sistem akuntansi biaya tersebut.
1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan (Tradisional)
Salah satu fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi
produksi, sedangkan dua fungsi pokok yang lain yakni fungsi administrasi
dan umum serta fungsi pemasaran. Sesuai dengan fungsi pokok tersebut,
maka biaya yang terjadi meliputi biaya-biaya produksi, biaya administrasi dan
umum serta biaya pemasaran. Dari ketiga biaya tersebut, unsur biaya produksi
merupakan biaya yang terbesar dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam kegiatannya. Biaya produksi pada PT. Macanan Jaya
Cemerlang dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik. Adapun ketiga elemen biaya produksi
tersebut akan membentuk harga pokok produk.
Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, PT. Macanan Jaya
Cemerlang menggunakan tarif yang ditentukan di muka dengan dasar
pembebanan tarif overhead tunggal untuk semua produk. Dalam pembebanan
tarif overhead tunggal mengasumsikan bahwa semua biaya overhead hanya
dapat dijelaskan oleh satu cost driver. Cost driver yang digunakan oleh PT.
Macanan Jaya Cemerlang adalah satuan produksi.
PT. Macanan Jaya Cemerlang memiliki kapasitas normal produksi
buku satuan tahun sebesar 23.000.000 unit buku dengan jumlah halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

sebanyak 2.944.000.000. Biaya overhead pabrik yang dianggarkan tahun


2005 sebesar Rp 6.704.993.000
Berdasarkan data yang ada maka tarif biaya overhead pabrik untuk
produk buku di PT. Macanan Jaya Cemerlang tahun 2005 adalah sebagai
berikut:
BOP yang Dianggarkan Tahun 2005
Tarif BOP/halaman buku =
Kapasitas Normal Produksi Satu Tahun

6.704.993.000
=
2.944.000.000 halaman

= Rp 2,278 / halaman

Setelah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan dasar satuan

produksi, yaitu total halaman maka biaya overhead pabrik dapat dihitung

untuk masing-masing produk. Perhitungan biaya overhead pabrik ke masing-

masing produk dapat dilihat pada tabel V.4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Tabel V.4
Perhitungan Bop Per Unit Menurut Sistem Tradisional
Untuk Setiap Sampel
Jenis Jumlah Tarif BOP BOP Per Produksi Total BOP
Buku Unit
Halaman (Rp/Halaman) (Rp) (Unit) (Rp)
1 2 3=1X2 4 5=3X4
Buku1 192 2,278 437,376 21.000 9.184.896
Buku 2 96 2,278 218,688 21.000 4.592.448
Buku 3 150 2,278 341,7 21.000 7.175.700
Buku 4 190 2,278 432,82 21.000 9.089.220
Buku 5 110 2,278 250,58 21.000 5.262.180
Buku 6 168 2,278 382,704 21.000 8.036.784
Buku 7 192 2,278 437,376 16.000 6.998.016
Buku 8 162 2,278 369,036 16.000 5.904.576
Buku 9 160 2,278 364,48 16.000 5.831.680
Buku 10 256 2,278 583,168 21.000 12.246.528
Buku 11 176 2,278 400,928 21.000 8.419.488
Buku 12 112 2,278 255,136 21.000 5.357.856
Buku 13 224 2,278 510,272 21.000 10.715.712
Buku 14 240 2,278 546,72 21.000 11.481.120
Buku 15 152 2,278 346,256 21.000 7.271.376
Total 117.567.580

Pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh perusahaan

berdasarkan sistem tradisional. Pada tabel V.4 memperlihatkan bahwa

semakin banyak volume produksi buku maka pembebanan biaya overhead

pabrik per unit semakin besar dan semakin sedikit volume produksi maka

pembebanan biaya overhead pabrik per unit semakin kecil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik menggunakan Activity-Based

Costing System

Pembebanan biaya overhead pabrik dengan activity-based costing

system melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu mengklasifikasikan berbagai

aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik

dikelompokkan dalam 4 kategori aktivitas. Kumpulan atau kelompok

aktivitas ini disebut cost pool. Setelah cost pool ditentukan maka langkah

berikutnya adalah mencari biaya atau cost driver dari setiap cost pool. Setelah

menentukan cost driver dari setiap cost pool maka langkah selanjutnya adalah

menentukan tarif kelompok cost pool rate. Tahap kedua merupakan tahap

pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Pada tahap ini ditentukan

jumlah aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk kemudian dikalikan

dengan cost pool rate aktivitas tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembebanan biaya overhead

pabrik ke produk adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dalam perusahaan

Dalam pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan activity-

based costing system terlebih dahulu perusahaan harus mengetahui

aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaannya. Aktivitas-aktivitas ini

digolongkan ke dalam 4 kategori aktivitas utama. Adapun penggolongan

yang dilakukan adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

1. Aktivitas berlevel unit:

- Pembelian bahan penolong

* Plate Rp 264.000.000

* Chemical Rp 17.000.000

* Alkohol Rp 9.720.000

* Developer Plate Rp 13.340.000

* Fontaine Rp 18.000.000

* Roll Air Rp 29.900.000

* Roll Handuk Rp 85.500.000

* Kawat Rp 9.120.000

* Lem Rp 810.000.000

* Benang Jahit Rp 300.000

- Listrik Rp 204.933.000

- Penyimpanan Bahan Baku Rp 44.074.000

- Upah Tak Langsung Rp 1.984.120.000

- Depresiasi Mesin Rp 2.396.400.000

- Pemeliharaan Mesin Rp 54.760.000

Rp 5.941.167.000

2. Aktivitas berlevel batch

- Inspeksi Rp 386.334.000

- Penyimpanan Produk Jadi Rp 30.753.000

Rp 417.087.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

3. Aktivitas berlevel penopang produk

- Pemindahan Bahan Rp 42.967.000

4. Aktivitas berlevel fasilitas

- Penerangan Rp 51.233.000

- PAM Rp 35.819.000

- Kesejahteraan Rp 94.675.000

- Perjalanan Kerja Rp 450.000

- Asuransi Karyawan Rp 96.695.000

- Pemeliharaan Kendaraan Rp 900.000

- Pemeliharaan Bangunan Rp 18.000.000

- Pajak Bumi dan Bangunan Rp 6.000.000

Rp 303.772.000

b. Penentuan cost pool dan cost driver untuk setiap cost pool

Aktivitas-aktivitas yang sudah diidentifikasikan dalam langkah

pertama ditentukan cost pool dan sekaligus cost driver dari setiap cost

pool. Pada tabel V.5 diperlihatkan cost pool dan cost driver dari setiap

aktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel V.5
Cost Pool dan Cost Driver
AKTIVITAS COST POOL COST DRIVER
Pembelian Bahan Pembelian Bahan
Penolong: Penolong:
- Plate - Plate - Jumlah Pemakaian
- Chemical - Chemical - Jumlah Pemakaian
- Alkohol - Alkohol - Jumlah Pemakaian
- Developer Plate - Developer Plate - Jumlah Pemakaian
- Fontaine - Fontaine - Jumlah Pemakaian
- Roll Air - Roll Air - Jumlah Pemakaian
- Roll Handuk - Roll Handuk - Jumlah Pemakaian
- Kawat - Kawat - Jumlah Pemakaian
- Lem - Lem - Jumlah Pemakaian
- Benang jahit - Benang jahit - Jumlah Pemakaian
listrik listrik Jam Mesin
Penyimpanan bahan baku Penyimpanan bahan baku Frekuensi penyimpanan
Upah tak langsung Upah tak langsung Jam Kerja
Depresiasi mesin Depresiasi mesin Jam Mesin
Pemeliharaan mesin Pemeliharaan mesin Jam Perawatan
Inspeksi Inspeksi Jam Inspeksi
Penyimpanan produk jadi Penyimpanan produk jadi Frekuensi Penyimpanan
Pemindahan bahan Pemindahan bahan Frekuensi Pemindahan
Penerangan Penerangan Jam Mesin
PAM PAM JTKL
Kesejahteraan Kesejahteraan JTKL
Perjalanan kerja Perjalanan kerja JTKL
Asuransi Karyawan Asuransi Karyawan JTKL
Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan kendaraan Jam Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan Pemeliharaan bangunan Jam Pemeliharaan
Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan Luas Bangunan Pabrik

Selanjutnya untuk dapat melakukan langkah ke 3, yaitu menentukan

cost pool rate maka diperlukan data-data mengenai jumlah pemakaian

setiap cost driver untuk setiap produk. Pada tabel V.6 diperlihatkan total

pemakaian bahan penolong selama tahun 2005 dan pada tabel V.7

memperlihatkan jumlah pemakaian bahan penolong untuk setiap produk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tabel V.6
Total Pemakaian Bahan Penolong Selama Tahun 2005
PT. Macanan Jaya Cemerlang
NAMA BAHAN TOTAL
PENOLONG PEMAKAIAN
- Plate 5.280 lembar
- Chemical 680 liter
- Alkohol 810 liter
- Developer Plate 230 liter
- Fontaine 600 liter
- Roll Air 460 unit
- Roll Handuk 900 meter
- Kawat 96 rol
- Lem 30.000 kg
- Benang jahit 150 rol
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V.7
Jumlah Pemakaian Bahan Penolong Untuk Setiap Produk
Jenis Plate Chemical Alkohol Developer Fontaine Roll Roll Kawat Lem Benang
Produk Plate Air Handuk Jahit
(lembar) (liter) (liter) (liter) (liter) (unit) (meter) (roll) (Kg) (roll)
Buku 1 24 0,927 1,109 0,315 0,819 0,629 1,23 0,129 41,086 0
Buku 2 12 0,464 0,554 0,157 0,409 0,315 0,615 0,065 0 0,639
Buku 3 19 0,25 0,866 0,246 0,639 0,49 0,961 0,101 32,099 0
Buku 4 24 0,918 1,097 0,311 0,81 0,622 1,217 0,128 40,658 0
Buku 5 14 0,531 0,635 0,18 0,469 0,36 0,705 0,074 0 0,893
Buku 6 21 0,811 0,97 0,275 0,716 0,55 1,076 0,113 35,95 0
Buku 7 24 0,7 0,836 0,237 0,617 0,474 0,927 0,097 30,978 0
Buku 8 20 0589 0,704 0,12 0,52 0,4 0,781 0,082 26,086 0
Buku 9 21 0,597 0,713 0,202 0,526 0,404 0,791 0,83 26,413 0
Buku 10 32 1,236 1,478 0,419 1,091 0,839 1,64 0,172 54,781 0
Buku 11 22 0,85 1,016 0,288 0,75 0,677 1,127 0,118 37,662 0
Buku 12 14 0,541 0,647 0,183 0,477 0,367 0,717 0,075 0 0,937
Buku 13 28 0,67 0,8 0,227 0,591 0,454 0,888 0,093 29,673 0
Buku 14 30 1,159 1,386 0,393 1,023 0,786 1,537 0,161 51,358 0
Buku 15 19 0,734 0,878 0,249 0,648 0,498 0,974 0,102 32,526 0
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Jumlah jam mesin yang dikonsumsi oleh masing-masing produk dapat

dilihat pada tabel V.8. Total jam mesin yang digunakan selama tahun

2005 sebanyak 114.208 jam

Tabel V.8
Konsumsi Jam Mesin Setiap Produk
Jenis Produk Jam Mesin
Buku 1 156,41
Buku 2 78,21
Buku 3 122,2
Buku 4 154,78
Buku 5 89,61
Buku 6 136,86
Buku 7 117,93
Buku 8 99,31
Buku 9 100,55
Buku 10 208,55
Buku 11 143,38
Buku 12 91,24
Buku 13 112,97
Buku 14 195,52
Buku 15 123,83
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Dalam satu tahun PT. Macanan Jaya Cemerlang menyimpan buku

yang sudah diproduksi sebanyak 430 kali. Frekuensi penyimpanan buku

yang dijadikan sampel dalam penulisan ini dapat dilihat pada tabel V.9.

Tabel V.9
Frekuensi Penyimpanan Setiap Produk
Jenis Produk Jumlah Penyimpanan
(kali)
Buku 1 1
Buku 2 1
Buku 3 2
Buku 4 2
Buku 5 1
Buku 6 2
Buku 7 2
Buku 8 1
Buku 9 2
Buku 10 1
Buku 11 1
Buku 12 2
Buku 13 2
Buku 14 1
Buku 15 1
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Jumlah jam kerja yang digunakan selama tahun 2005 sebanyak

289.504 jam. Data mengenai jam kerja yang digunakan oleh masing-

masing produk dapat dilihat pada tabel V.10

Tabel V.10
Konsumsi Jam Kerja Setiap Produk
Jenis Produk Jam Kerja
(jam)
Buku 1 396,49
Buku 2 198,25
Buku 3 309,76
Buku 4 392,36
Buku 5 227,16
Buku 6 346,93
Buku 7 298,94
Buku 8 251,74
Buku 9 254,87
Buku 10 528,65
Buku 11 363,5
Buku 12 231,29
Buku 13 286,34
Buku 14 495,61
Buku 15 313,89
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Pada tabel V.11 diperlihatkan besarnya jam pemeliharaan untuk

masing-masing produk. Banyaknya jam pemeliharaan yang dikonsumsi

selama tahun 2005 sebesar 512 jam.

Tabel V.11
Jam Pemeliharaan Setiap Produk
Jenis Produk Jam Pemeliharaan
Buku 1 0,698
Buku 2 0,349
Buku 3 0,55
Buku 4 0,69
Buku 5 0,4
Buku 6 0,61
Buku 7 0,526
Buku 8 0,443
Buku 9 0,448
Buku 10 0,93
Buku 11 0,639
Buku 12 0,407
Buku 13 0,504
Buku 14 0,872
Buku 15 0,552
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Jam inspeksi yang digunakan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang

selama tahun 2005 sebanyak 4.860 jam. Pada tabel V.12 memperlihatkan

jumlah pemakaian jam inspeksi untuk masing-masing sampel.

Tabel V.12
Konsumsi Jam Inspeksi Setiap Produk
Jenis Produk Jumlah Waktu Inspeksi
Buku 1 6,7
Buku 2 3,326
Buku 3 5,2
Buku 4 6,584
Buku 5 3,812
Buku 6 5,821
Buku 7 5,016
Buku 8 4,224
Buku 9 4,277
Buku 10 8,87
Buku 11 6,1
Buku 12 3,881
Buku 13 4,805
Buku 14 8,316
Buku 15 5,267
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Dalam satu tahun PT. Macanan Jaya Cemerlang memindahan buku

yang sudah diproduksi sebanyak 300 kali. Frekuensi pemindahan buku

yang dijadikan sampel dalam penulisan ini dapat dilihat pada tabel V.13.

Tabel V.13
Frekuensi Pemindahan Setiap Produk
Jenis Produk Frekuensi Pemindahan
(kali)
Buku 1 1
Buku 2 1
Buku 3 1
Buku 4 1
Buku 5 1
Buku 6 1
Buku 7 1
Buku 8 1
Buku 9 1
Buku 10 1
Buku 11 1
Buku 12 1
Buku 13 1
Buku 14 1
Buku 15 1
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Jam tenaga kerja langsung (JTKL) selama tahun 2005 sebanyak 557.760

jam. Pada tabel V.14 diperlihatkan JTKL yang digunakan oleh buku 1

sampai dengan buku 15.

Tabel V.14
Konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung Setiap Produk
Jenis Produk JTKL
Buku 1 763,89
Buku 2 381,94
Buku 3 596,79
Buku 4 755,93
Buku 5 437,64
Buku 6 668,4
Buku 7 575,95
Buku 8 485,01
Buku 9 491,07
Buku 10 1018,5
Buku 11 700,23
Buku 12 445,6
Buku 13 551,7
Buku 14 954,86
Buku 15 604,74
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Biaya yang timbul akibat penggunaan bangunan pabrik dan segala

fasilitasnya dialokasikan ke masing-masing produk dengan proporsi yang

sama. Adapun luas bangunan pabrik adalah 14.000 m 2 .

Tabel V.15
Frekuensi Pesanan Setiap Produk
Jenis Produk Luas Bangunan Pabrik
(m 2 )
Buku 1 100
Buku 2 100
Buku 3 100
Buku 4 100
Buku 5 100
Buku 6 100
Buku 7 100
Buku 8 100
Buku 9 100
Buku 10 100
Buku 11 100
Buku 12 100
Buku 13 100
Buku 14 100
Buku 15 100
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

c. Penentuan Cost Pool Rate

Cost pool rate diperoleh dengan membagi biaya dari setiap aktivitas

dengan total cost driver yang dikonsumsi oleh masing-masing aktivitas.

Pada tabel V.15 memperlihatkan cost pool rate dari setiap aktivitas

Tabel V.16

Cost Pool Rate Setiap Aktivitas

Keterangan Biaya Cost Driver Tarif


(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) = (1) : (2)
Kelompok Aktivitas
Berlevel Unit:
- Pembelian Bahan
Penolong:
* Plate 264.000.000 5280 lembar 50.000
* Chemical 17.000.000 680 liter 25.000
* Alkohol 9.720.000 810 liter 12.000
* Developer Plate 13.340.000 230 liter 58.000
* Fontaine 18.000.000 600 liter 30.000
* Roll Air 29.900.000 460 unit 65.000
* Roll Handuk 85.500.000 900 meter 95.000
* Kawat 9.120.000 96 roll 95.000
* Lem 810.000.000 30.000 kg 27.000
* Benang Jahit 300.000 150 roll 2.000
- Listrik 204.933.000 114.208 jam 1.794,38
- Penyimpanan Bahan
Baku 44.074.000 430 kali 102.497,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

- Upah Tak Langsung 1.984.120.000 289.504 jam 6.853,52


- Depresiasi Mesin 2.396.400.000 114.208 jam 20.982,77
- Pemeliharaan Mesin 54.760.000 512 jam 106.953,13
Kelompok Aktivitas
berlevel Batch:
- Inspeksi 386.334.000 4.860 jam 79.492,59
- Penyimpanan produk
jadi 30.753.000 430 kali 71.518,61
Kelompok Aktivitas
berlevel Penopang
Produk:
- Pemindahan Bahan 42.967.000 300 kali 143.223,33
Kelompok Aktivitas
berlevel Fasilitas:
Penerangan 51.233.000 114.208 jam 448,59
PAM 35.819.000 557.760 jam 64,22
Kesejahteraan 94.675.000 557.760 jam 169,74
Perjalanan kerja 450.000 557.760 jam 0,81
Asuransi Karyawan 96.695.000 557.760 jam 173,36
Pemeliharaan
Kendaraan 900.000 512 jam 1.757,81
Pemeliharaan
Bangunan 18.000.000 512 jam 35.156,25
Pajak Bumi dan
Bangunan 6.000.000 30.000 m 2 200
Sumber: Diolah Dari Data Sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

d. Penentuan Biaya Overhead Pabrik Per Unit Untuk Setiap Produk

Prosedur tahap kedua dalam penentuan biaya overhead pabrik per unit

menurut activity-based costing system adalah penentuan biaya overhead

pabrik per unit untuk setiap produk. Langkah pertama yang dilakukan adalah

menghitung biaya overhead pabrik total dari setiap produk. Biaya overhead

pabrik total untuk setiap produk diperoleh dengan cara mengalikan jumlah

aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk yang dinyatakan dalam

unit-unit cost driver dengan cost pool rate. Selanjutnya biaya overhead pabrik

total dari setiap produk dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi.

Perhitungan biaya overhead pabrik total dan biaya overhead pabrik per unit

dari masing-masing produk dapat dilihat pada tabel V.17 sampai dengan tabel

V.31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Tabel V.17
Perhitungan BOP per Unit buku 1
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 24 50.000 1.200.000 57,14
- Chemical 0,927 25.000 23.175 1,10
- Alkohol 1,109 12.000 13.308 0,63
- Developer Plate 0,315 58.000 18.270 0,87
- Fontaine 0,819 30.000 24.570 1,17
- Roll Air 0,629 65.000 40.885 1,95
- Roll Handuk 1,23 95.000 116.850 5,56
- Kawat 0,129 95.000 12.255 0,58
- Lem 41,086 27.000 1.109.322 52,83
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 156,41 1.794,38 280.658,98 13,37
Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 396,49 6.853,52 2.717.352,15 129,4
Depresiasi mesin 156,41 20.982,77 3.281.915,06 156,28
Pemeliharaan mesin 0,698 106.953,13 74.653,29 3,56
Inspeksi 6,7 79.492,59 532.600,35 25,36
Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 156,41 448,59 70.163,96 3,34
PAM 763,89 64,22 49.057,02 2,34
Kesejahteraan 763,89 169,74 129.662,69 6,17
Perjalanan kerja 763,89 0,81 618,75 0,03
Asuransi Karyawan 763,89 173,36 132.427,97 6,31
Pemeliharaan kendaraan 0,698 1.757,81 1.226,95 0,06
Pemeliharaan bangunan 0,698 35.156,25 24.539,06 1,17
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 10.190.750,84 485,27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Tabel V.18
Perhitungan BOP per Unit buku 2
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 12 50.000 600.000 28,57
- Chemical 0,464 25.000 11.600 0,55
- Alkohol 0,554 12.000 6.648 0,32
- Developer Plate 0,157 58.000 9.106 0,43
- Fontaine 0,409 30.000 12.270 0,58
- Roll Air 0,315 65.000 20.475 0,98
- Roll Handuk 0,615 95.000 58.425 2,78
- Kawat 0,065 95.000 6.175 0,29
- Lem 0 27.000 0 0
- Benang jahit 0,639 2.000 1.278 0,06
listrik 78,21 1.794,38 140.338,46 6,68
Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 198,25 6.853,52 1.358.710,34 64,7
Depresiasi mesin 78,21 20.982,77 1.641.062,44 78,15
Pemeliharaan mesin 0,349 106.953,13 37.326,64 1,78
Inspeksi 3,326 79.492,59 264.392,35 12,59
Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 78,21 448,59 35.084,22 1,67
PAM 381,94 64,22 24.528,19 1,17
Kesejahteraan 381,94 169,74 64.830,5 3,09
Perjalanan kerja 381,94 0,81 309,37 0,02
Asuransi Karyawan 381,94 173,36 66.213,12 3,15
Pemeliharaan kendaraan 0,349 1.757,81 613,48 0,03
Pemeliharaan bangunan 0,349 35.156,25 12.269,53 0,58
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 4.708.895,25 224,23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Tabel V.19
Perhitungan BOP per Unit buku 3
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 19 50.000 950.000 45,24
- Chemical 0,25 25.000 6.250 0,3
- Alkohol 0,866 12.000 10.392 0,5
- Developer Plate 0,246 58.000 14.268 0,68
- Fontaine 0,639 30.000 19.170 0,91
- Roll Air 0,49 65.000 31.850 1,52
- Roll Handuk 0,961 95.000 91.295 4,35
- Kawat 0,101 95.000 9.595 0,46
- Lem 32,099 27.000 866.673 41,27
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 122,2 1794,38 219.273,24 10,44
Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 9,76
Upah tak langsung 309,76 6853,52 2.122.946,36 101,09
Depresiasi mesin 122,2 20982,77 2.564.094,49 122,1
Pemeliharaan mesin 0,55 106953,13 58.824,22 2,8
Inspeksi 5,2 79492,59 413.361,47 19,68
Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 6,81
Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 122,2 448,59 54.817,7 2,61
PAM 596,79 64,22 38.325,85 1,83
Kesejahteraan 596,79 169,74 101.299,14 4,82
Perjalanan kerja 596,79 0,81 483,4 0,02
Asuransi Karyawan 596,79 173,36 103.459,51 4,93
Pemeliharaan kendaraan 0,55 1757,81 966,8 0,05
Pemeliharaan bangunan 0,55 35156,25 19.335,94 0,92
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 8.207.937,01 390,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Tabel V.20
Perhitungan BOP per Unit buku 4
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 24 50.000 1.200.000 57,14
- Chemical 0,918 25.000 22.950 1,09
- Alkohol 1,097 12.000 13.164 0,63
- Developer Plate 0,311 58.000 18.038 0,86
- Fontaine 0,81 30.000 24.300 1,16
- Roll Air 0,622 65.000 40.430 1,93
- Roll Handuk 1,217 95.000 115.615 5,51
- Kawat 0,128 95.000 12.160 0,6
- Lem 40,658 27.000 1.097.766 52,28
- Benang jahit 0 2.000,00 0 0
listrik 154,78 1794,38 277.734,14 13,23
Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 9,76
Upah tak langsung 392,36 6853,52 2.689.047,11 128,05
Depresiasi mesin 154,78 20982,77 3.247.713,14 154,65
Pemeliharaan mesin 0,69 106953,13 73.797,66 3,51
Inspeksi 6,584 79492,59 523.379,21 24,92
Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 6,81
Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 154,78 448,59 69.432,76 3,31
PAM 755,93 64,22 48.545,83 2,31
Kesejahteraan 755,93 169,74 128.311,56 6,11
Perjalanan kerja 755,93 0,81 612,3 0,03
Asuransi Karyawan 755,93 173,36 131.048,03 6,24
Pemeliharaan kendaraan 0,69 1757,81 1.212,89 0,06
Pemeliharaan bangunan 0,69 35156,25 24.257,81 1,16
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 10.270.771,33 489,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Tabel V.21
Perhitungan BOP per Unit buku 5
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 14 50.000 700.000 33,33
- Chemical 0,531 25.000 13.275 0,63
- Alkohol 0,635 12.000 7.620 0,363
- Developer Plate 0,18 58.000 10.440 0,5
- Fontaine 0,469 30.000 14.070 0,67
- Roll Air 0,36 65.000 23.400 1,11
- Roll Handuk 0,705 95.000 66.975 3,2
- Kawat 0,074 95.000 7.030 0,34
- Lem 0 27.000 0 0
- Benang jahit 0,893 2.000 1.786 0,09
listrik 89,61 1794,38 160.794,39 7,66
Penyimpanan bahan baku 1 102497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 227,16 6853,52 1.556.845,6 74,14
Depresiasi mesin 89,61 20982,77 1.880.266,02 89,54
Pemeliharaan mesin 0,4 106953,13 42.781,25 2,04
Inspeksi 3,812 79492,59 303.025,75 14,43
Penyimpanan produk jadi 1 71518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 89,61 448,59 40.198,15 1,91
PAM 437,64 64,22 28.105,24 1,34
Kesejahteraan 437,64 169,74 742.85,014 3,54
Perjalanan kerja 437,64 0,81 354,49 0,02
Asuransi Karyawan 437,64 173,36 75.869,27 3,61
Pemeliharaan kendaraan 0,4 1757,81 703,12 0,03
Pemeliharaan bangunan 0,4 35156,25 14.062,5 0,67
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 5.359.126,42 255,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Tabel V.22
Perhitungan BOP per Unit buku 6
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 21 50.000 1.050.000 50
- Chemical 0,811 25.000 20.275 0,97
- Alkohol 0,97 12.000 11.640 0,55
- Developer Plate 0,275 58.000 15.950 0,76
- Fontaine 0,716 30.000 21.480 1,02
- Roll Air 0,55 65.000 35.750 1,7
- Roll Handuk 1,076 95.000 102.220 4,87
- Kawat 0,113 95.000 10.735 0,51
- Lem 35,95 27.000 970.650 46,22
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 136,86 1.794,38 245.578,85 11,69
Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76
Upah tak langsung 346,93 6.853,52 2.377.691,69 113,22
Depresiasi mesin 136,86 20.982,77 2.871.701,9 136,75
Pemeliharaan mesin 0,61 106.953,13 65.241,41 3,11
Inspeksi 5,821 79.492,59 462.726,37 22,04
Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 6,81
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 136,86 448,59 61.394,03 2,92
PAM 668,4 64,22 42.924,65 2,04
Kesejahteraan 668,4 169,74 113.454,22 5,4
Perjalanan kerja 668,4 0,81 541,4 0,03
Asuransi Karyawan 668,4 173,36 115.873,82 5,52
Pemeliharaan kendaraan 0,61 1.757,81 1.072,26 0,05
Pemeliharaan bangunan 0,61 35.156,25 21.445,31 1,02
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 9.129.601,8 434,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Tabel V.23
Perhitungan BOP per Unit buku 7
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 24 50.000 1.200.000 75
- Chemical 0,7 25.000 17.500 1,09
- Alkohol 0,836 12.000 10.032 0,63
- Developer Plate 0,237 58.000 13.746 0,86
- Fontaine 0,617 30.000 18.510 1,16
- Roll Air 0,474 65.000 30.810 1,93
- Roll Handuk 0,927 95.000 88.065 5,5
- Kawat 0,097 95.000 9.215 0,58
- Lem 30,978 27.000 836.406 52,28
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 117,93 1794,38 211.611,23 13,23
Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 12,81
Upah tak langsung 298,94 6853,52 2.048.791,27 128,05
Depresiasi mesin 117,93 20982,77 2.474.498,07 154,66
Pemeliharaan mesin 0,526 106953,13 56.257,35 3,52
Inspeksi 5,016 79492,59 398.734,83 24,92
Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 8,94
Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 8,95
Penerangan 117,93 448,59 52.902,22 3,31
PAM 575,95 64,22 36.987,51 2,31
Kesejahteraan 575,95 169,74 97.761,75 6,11
Perjalanan kerja 575,95 0,81 466,52 0,03
Asuransi Karyawan 575,95 173,36 99.846,69 6,24
Pemeliharaan kendaraan 0,526 1757,81 924,61 0,06
Pemeliharaan bangunan 0,526 35156,25 18.492,19 1,16
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 1,25
Total 8.232.814,12 514,55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Tabel V.24
Perhitungan BOP per Unit buku 8
Dengan ABC System
BOP Jumlah Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 20 50.000 1.000.000 62,5
- Chemical 0,589 25.000 14.725 0,92
- Alkohol 0,704 12.000 8.448 0,53
- Developer Plate 0,12 58.000 6.960 0,44
- Fontaine 0,52 30.000 15.600 0,98
- Roll Air 0,4 65.000 26.000 1,63
- Roll Handuk 0,781 95.000 74.195 4,64
- Kawat 0,082 95.000 7.790 0,49
- Lem 26,086 27.000 704.322 44,02
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 99,31 1.794,38 178.199,88 11,14
Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 6,41
Upah tak langsung 251,74 6.853,52 1.725.305,13 107,83
Depresiasi mesin 99,31 20.982,77 2.083.798,89 130,24
Pemeliharaan mesin 0,443 106.953,13 47.380,24 2,96
Inspeksi 4,224 79.492,59 335.776,7 21
Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 4,47
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 8,95
Penerangan 99,31 448,59 44.549,47 2,78
PAM 485,01 64,22 31.147,34 1,95
Kesejahteraan 485,01 169,74 82.325,6 5,15
Perjalanan kerja 485,01 0,81 392,86 0,03
Asuransi Karyawan 485,01 173,36 84.081,33 5,26
Pemeliharaan kendaraan 0,443 1.757,81 778,71 0,05
Pemeliharaan bangunan 0,443 35.156,25 15.574,22 0,97
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 1,25
Total 6.824.589,97 426,54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Tabel V.25
Perhitungan BOP per Unit buku 9
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 21 50.000 1.050.000 65,63
- Chemical 0,597 25.000 14.925 0,93
- Alkohol 0,713 12.000 8.556 0,54
- Developer Plate 0,202 58.000 11.716 0,73
- Fontaine 0,526 30.000 15.780 0,99
- Roll Air 0,404 65.000 26.260 1,64
- Roll Handuk 0,791 95.000 75.145 4,7
- Kawat 0,83 95.000 78.850 4,93
- Lem 26,413 27.000 713.151 44,57
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 100,55 1.794,38 180.424,91 11,28
Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 12,81
Upah tak langsung 254,87 6.853,52 1.746.756,64 109,17
Depresiasi mesin 100,55 20.982,77 2.109.817,52 131,86
Pemeliharaan mesin 0,448 106.953,13 47.915 3
Inspeksi 4,277 79.492,59 339.989,81 21,25
Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 8,94
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 8,95
Penerangan 100,55 448,59 45.105,73 2,82
PAM 491,07 64,22 31.536,52 1,97
Kesejahteraan 491,07 169,74 83.354,22 5,21
Perjalanan kerja 491,07 0,81 397,77 0,03
Asuransi Karyawan 491,07 173,36 85.131,9 5,32
Pemeliharaan kendaraan 0,448 1.757,81 787,5 0,05
Pemeliharaan bangunan 0,448 35.156,25 15.750 0,98
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 1,25
Total 7.192.606,4 449,54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Tabel V.26
Perhitungan BOP per Unit buku 10
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 32 50.000 1.600.000 76,19
- Chemical 1,236 25.000 30.900 1,47
- Alkohol 1,478 12.000 17.736 0,85
- Developer Plate 0,419 58.000 24.302 1,16
- Fontaine 1,091 30.000 32.730 1,56
- Roll Air 0,839 65.000 54.535 2,6
- Roll Handuk 1,64 95.000 155.800 7,42
- Kawat 0,172 95.000 16.340 0,78
- Lem 54,781 27.000 1.479.087 70,43
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 208,55 1794,38 374.217,95 17,82
Penyimpanan bahan baku 1 102497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 528,65 6853,52 362.113,35 172,53
Depresiasi mesin 208,55 20982,77 4.375.956,68 208,38
Pemeliharaan mesin 0,93 106953,13 99.466,41 4,74
Inspeksi 8,87 79492,59 705.099,27 33,58
Penyimpanan produk jadi 1 71518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 208,55 448,59 93.553,45 4,45
PAM 1018,5 64,22 65.408,07 3,11
Kesejahteraan 1018,5 169,74 172.880,19 8,23
Perjalanan kerja 1018,5 0,81 824,99 0,04
Asuransi Karyawan 1018,5 173,36 176.567,16 8,41
Pemeliharaan kendaraan 0,93 1757,81 1.634,76 0,08
Pemeliharaan bangunan 0,93 35156,25 32.695,31 1,56
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 13.470.087,2 641,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Tabel V.27
Perhitungan BOP per Unit buku 11
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 22 50.000 1.100.000 52,38
- Chemical 0,85 25.000 21.250 1,01
- Alkohol 1,016 12.000 12.192 0,58
- Developer Plate 0,288 58.000 16.704 0,8
- Fontaine 0,75 30.000 22.500 1,07
- Roll Air 0,577 65.000 37.505 1,79
- Roll Handuk 1,127 95.000 107.065 5,1
- Kawat 0,118 95.000 11.210 0,53
- Lem 37,662 27.000 1.016.874 48,42
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 143,38 1.794,38 257.278,2 12,25
Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 363,5 6.853,52 2.491.254,52 118,63
Depresiasi mesin 143,38 20.982,77 3.008.509,56 143,26
Pemeliharaan mesin 0,639 106.953,13 68.343,05 3,25
Inspeksi 6,1 79.492,59 484.904,8 23,09
Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 143,38 448,59 64.318,83 3,06
PAM 700,23 64,22 44.968,77 2,14
Kesejahteraan 700,23 169,74 118.857,04 5,66
Perjalanan kerja 700,23 0,81 567,19 0,03
Asuransi Karyawan 700,23 173,36 121.391,87 5,78
Pemeliharaan kendaraan 0,639 1.757,81 1.123,24 0,05
Pemeliharaan bangunan 0,639 35.156,25 22.464,84 1,07
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 9.366.521,54 446,02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Tabel V.28
Perhitungan BOP per Unit buku 12
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 14 50.000 700.000 33,33
- Chemical 0,541 25.000 13.525 0,64
- Alkohol 0,647 12.000 7.764 0,37
- Developer Plate 0,183 58.000 10.614 0,51
- Fontaine 0,477 30.000 14.310 0,68
- Roll Air 0,367 65.000 23.855 1,14
- Roll Handuk 0,717 95.000 68.115 3,24
- Kawat 0,075 95.000 7.125 0,34
- Lem 0 27.000 0 0
- Benang jahit 0,937 2.000 1.874 0,09
listrik 91,24 1.794,38 163.719,23 7,79
Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76
Upah tak langsung 231,29 6.853,52 1.585.150,64 75,48
Depresiasi mesin 91,24 20.982,77 1.914.467,94 91,17
Pemeliharaan mesin 0,407 106.953,13 43.529,92 2,07
Inspeksi 3,881 79.492,59 308.510,74 14,69
Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 6,81
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 91,24 448,59 40.929,35 1,95
PAM 445,6 64,22 28.616,43 1,36
Kesejahteraan 445,6 169,74 75.636,14 3,6
Perjalanan kerja 445,6 0,81 360,94 0,02
Asuransi Karyawan 445,6 173,36 77.249,22 3,68
Pemeliharaan kendaraan 0,407 1.757,81 715,43 0,03
Pemeliharaan bangunan 0,407 35.156,25 14.308,59 0,68
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 5.611.632,47 267,22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Tabel V.29
Perhitungan BOP per Unit buku 13
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 28 50.000 1.400.000 66, 67
- Chemical 0,67 25.000 16.750 0,8
- Alkohol 0,8 12.000 9.600 0,46
- Developer Plate 0,227 58.000 13.166 0,63
- Fontaine 0,591 30.000 17.730 0,84
- Roll Air 0,454 65.000 29.510 1,41
- Roll Handuk 0,888 95.000 84.360 4,02
- Kawat 0,093 95.000 8.835 0,42
- Lem 29,673 27.000 801.171 38,15
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 112,97 1.794,38 202.711,11 9,66
Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76
Upah tak langsung 286,34 6.853,52 1.962.436,92 93,45
Depresiasi mesin 112,97 20.982,77 2.370.423,53 112,88
Pemeliharaan mesin 0,504 106.953,13 53.904,38 2,57
Inspeksi 4,805 79.492,59 381.961,9 18,19
Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 6,81
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 112,97 448,59 50.677,21 2,41
PAM 551,7 64,22 35.430,17 1,69
Kesejahteraan 551,7 169,74 93.645,56 4,46
Perjalanan kerja 551,7 0,81 446,88 0,02
Asuransi Karyawan 551,7 173,36 95.642,71 4,55
Pemeliharaan kendaraan 0,504 1.757,81 885,94 0,04
Pemeliharaan bangunan 0,504 35.156,25 17.718,75 0,84
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 8.158.262,93 388,49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Tabel V.30
Perhitungan BOP per Unit buku 14
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 30 50.000 1.500.000 71,43
- Chemical 1,159 25.000 28.975 1,38
- Alkohol 1,386 12.000 16.632 0,79
- Developer Plate 0,393 58.000 22.794 1,09
- Fontaine 1,023 30.000 30.690 1,46
- Roll Air 0,786 65.000 51.090 2,43
- Roll Handuk 1,537 95.000 146.015 6,95
- Kawat 0,161 95.000 15.295 0,73
- Lem 51,358 27.000 1.386.666 66,03
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 195,52 1.794,38 350.837,18 16,71
Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 495,61 6.853,52 3.396.673,05 161,75
Depresiasi mesin 195,52 20.982,77 4.102.551,19 195,36
Pemeliharaan mesin 0,872 106.953,13 93.263,13 4,44
Inspeksi 8,316 79.492,59 661.060,38 31,48
Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 195,52 448,59 87.708,32 4,18
PAM 954,86 64,22 61.321,11 2,92
Kesejahteraan 954,86 169,74 162.077,94 7,72
Perjalanan kerja 954,86 0,81 773,44 0,04
Asuransi Karyawan 954,86 173,36 165.534,53 7,88
Pemeliharaan kendaraan 0,872 1.757,81 1.532,81 0,07
Pemeliharaan bangunan 0,872 35.156,25 30.656,25 1,46
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 12.649.385,92 602,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Tabel V.31
Perhitungan BOP per Unit buku 15
Dengan ABC System
Jumlah
BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp)
1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate 19 50.000 950.000 45,24
- Chemical 0,734 25.000 18.350 0,87
- Alkohol 0,878 12.000 10.536 0,5
- Developer Plate 0,249 58.000 14.442 0,69
- Fontaine 0,648 30.000 19.440 0,93
- Roll Air 0,498 65.000 32.370 1,54
- Roll Handuk 0,974 95.000 92.530 4,41
- Kawat 0,102 95.000 9.690 0,46
- Lem 32,526 27.000 878.202 41,82
- Benang jahit 0 2.000 0 0
listrik 123,83 1.794,38 222.198,08 10,58
Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88
Upah tak langsung 313,89 6.853,52 2.151.251,39 102,44
Depresiasi mesin 123,83 20.982,77 2.598.296,41 123,73
Pemeliharaan mesin 0,552 106.953,13 59.038,13 2,81
Inspeksi 5,267 79.492,59 418.687,47 19,94
Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41
Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82
Penerangan 123,83 448,59 55.548,9 2,65
PAM 604,74 64,22 38.836,4 1,85
Kesejahteraan 604,74 169,74 102.648,57 4,89
Perjalanan kerja 604,74 0,81 489,84 0,02
Asuransi Karyawan 604,74 173,36 104.837,73 4,99
Pemeliharaan kendaraan 0,552 1.757,81 970,31 0,05
Pemeliharaan bangunan 0,552 35.156,25 19.406,25 0,92
Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95
Total 8.135.009,08 387,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

3. Perbedaan antara BOP yang dihitung Perusahaan Dengan BOP yang

Dihitung Dengan ABC System

Dari kedua cara pembebanan biaya overhead pabrik di atas dapat

disimpulkan bahwa prosedur pembebanan biaya overhead pabrik yang

diterapkan oleh perusahaan selama ini sudah sesuai dengan teori, yaitu

menggunakan metode satuan produk yang dihasilkan. Namun pembebanan

dengan metode ini masih terdapat kelemahan. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya penggunaan angka penyetaraan terhadap produk jadi yang

berhubungan erat dengan penggunaan jam mesin sebagai satu satuan basis

untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk.

Cara pembebanan seperti ini mengakibatkan distorsi harga pokok

produk, karena tidak semua aktivitas yang terjadi dalam rangka pembebanan

biaya overhead pabrik berhubungan dengan jam mesin. Aktivitas-aktivitas

yang tidak berhubungan dengan jam mesin misalnya: penyimpanan produk,

pemindahan produk, kesehatan, perjalanan kerja, asuransi karyawan dan

pajak bumi dan bangunan.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan (1 dan 2), dapat dilakukan

perbandingan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit berdasarkan

sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan biaya overhead pabrik per

unit berdasarkan ABC System akan terlihat selisih, seperti tercantum pada

tabel V.32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tabel V.32
Persentase Perbedaan Antara BOP Per Unit
Berdasarkan Sistem Tradisional dan ABC System
Persentase
Jenis BOP Per Unit (Rp) Selisih Perbedaan
Produk Tradisional ABC (Rp)
1 2 3=1-2 4 = ( 3 : 1 ) x 100%
Buku 1 437,376 485,27 -47,894 -10,95
Buku 2 218,688 224,23 -5,542 -2,53
Buku 3 341,7 390,86 -49,16 -14,39
Buku 4 432,82 489,08 -56,26 -13
Buku 5 250,58 255,2 -4,62 -1,84
Buku 6 382,704 434,74 -52,036 -13,6
Buku 7 437,376 514,55 -77,174 -17,65
Buku 8 369,036 426,54 -57,504 -15,58
Buku 9 364,48 449,54 -85,06 -23,34
Buku 10 583,168 641,43 -58,262 -9,99
Buku 11 400,928 446,02 -45,092 -11,25
Buku 12 255,136 267,22 -12,084 -4,74
Buku 13 510,272 388,49 -121,782 -23,87
Buku 14 546,72 602,35 -55,63 -10,18
Buku 15 346,256 387,38 -41,124 -11,88

Pada tabel di atas memperlihatkan ada perbedaan yang sangat besar

antara BOP yang dihitung berdasarkan sistem tradisional dengan BOP yang

dihitung berdasarkan ABC System. Perbedaan ini disebabkan karena

penggunaan cost driver yang berbeda. Perhitungan BOP dengan sistem

tradisional menggunakan cost driver berdasarkan satuan produksi, yakni total

halaman buku yang diproduksi. Pada BOP yang dihitung dengan ABC System

menggunakan cost driver berdasarkan pada aktivitas. BOP yang berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

aktivitas lebih menggambarkan besarnya aktivitas yang dipakai oleh masing-

masing produk.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara BOP

yang ditetapkan oleh perusahaan (sistem tradisional dengan BOP yang

dihitung dengan ABC system, maka digunakan uji-t (t-test). Pada uji-t ini BOP

yang dihitung dengan sistem tradisional dibandingkan dengan BOP yang

dihitung dengan ABC system. Untuk membahas permasalahan tersebut perlu

disusun tabel V.33 dibawah ini.

Tabel V.33
Uji-t Untuk Menganalisa Perbedaan BOP Per Unit
Sistem Tradisional Dengan ABC System
Produk x1 x2 d = x1 - x2 (d- d) ( d - d )2
Buku 1 437,376 485,27 -47,894 3,388 11,479
Buku 2 218,688 224,23 -5,542 45,74 2.092,148
Buku 3 341,7 390,86 -49,16 2,122 4,503
Buku 4 432,82 489,08 -56,26 -4,978 24,781
Buku 5 250,58 255,2 -4,62 46,662 2.177,342
Buku 6 382,704 434,74 -52,036 -0,754 0,569
Buku 7 437,376 514,55 -77,174 -25,892 670,396
Buku 8 369,036 426,54 -57,504 -6,222 38,713
Buku 9 364,48 449,54 -85,06 -33,778 1.140,953
Buku 10 583,168 641,43 -58,262 -6,98 48,720
Buku 11 400,928 446,02 -45,092 6,19 38,316
Buku 12 255,136 267,22 -12,084 39,198 1.536,483
Buku 13 510,272 388,49 -121,782 -70,5 4.970,25
Buku 14 546,72 602,35 -55,63 -4,348 18,905
Buku 15 346,256 387,38 -41,124 10,158 103,185
Total -769,224 12.876,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Langkah-langkah menganalisis dengan menggunakan uji-t:

a. Menentukan selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem

akuntansi tradisional (x 1 ) dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar

ABC System (x 2 ). Selisih ini dihitung dengan rumus:

d = x1 - x 2

Dimana:

x 1 = BOP per unit yang dihitung dengan sistem tradisional

x 2 = BOP per unit yang dihitung dengan ABC System

d = selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional

dengan BOP per unit menurut ABC System.

b. Menentukan jumlah selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar

sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per unit

berdasar ABC system. Jumlah selisih ini dihitung dengan rumus:

∑ d = ∑ (x 1 - x2 )

= -769,224

Dimana:

∑d = Jumlah selisih antara BOP per unit menurut sistem

tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

c. Menentukan rata-rata selisih antara biaya overhead pabrik per unit

berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per

unit berdasar ABC system.

Rata-rata selisih dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

d =
∑d
n

− 769,224
= = - 51,282
15

Dimana:

d = rata-rata selisih antara BOP per unit menurut sistem

tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System.

n = jumlah jenis produk

d. Menentukan jumlah kuadrat dari selisih antara selisih BOP per unit

menurut sistem tradisional dengan BOP per unit menurut ABC system dan

rata-rata selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional dengan

ABC system. Jumlah kuadrat dari selisih ini dihitung dengan rumus:

∑ (d − d ) 2
= 12.876,74

e. Hasil perhitungan pada tabel V.32 selanjutnya digunakan untuk

menghitung standar deviasi. Standar deviasi dihitung dengan rumus:

∑ (d − d )
2

Sd =
n −1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

12.876,74
=
15 − 1

= 30,328

Dimana:

Sd = standar deviasi

f. Setelah perhitungan di atas dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan

perhitungan uji-t untuk membandingkan adanya perbedaan antara BOP

yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP yang dihitung dengan ABC

system. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Penentuan hipotesis

Hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

H0 : D = 0 yaitu hipotesa dengan asumsi bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik

per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead

pabrik per unit berdasar ABC system.

H1 : D ≠ 0 yaitu hipotesa dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit

berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik

per unit berdasar ABC system.

D dihitung dengan rumus:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

D = μ1 - μ 2

Dimana:

μ1 = rata-rata BOP per unit yang dihitung dengan sistem

tradisional.

μ 2 = rata-rata BOP yang dihitung dengan ABC system.

2) Penentuan tingkat signifikan

Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5%, dengan

menggunakan pengujian dua arah dan sampel kecil.

Selanjutnya adalah menentukan nilai t dari tabel titik persentase

distribusi t, dimana

t tabel = + t ( α /2, n – 1)

= + t (2,5%, 15-1)

= 2,145

Daerah terima H 0 adalah – 2,145<t h <2,145


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Daerah terima H 1 adalah t h > 2,145 dan t h <-2,145

Dimana:

t h = t hitung

3) Penentuan nilai statistik penguji

Dalam langkah ini dihitung nilai t dengan menggunakan hasil-hasil

perhitungan yang telah dilakukan sebelum masuk dalam langkah uji-t.

Rumus yang digunakan adalah:

d−D
t=
Sd / n

− 51,282 − 0
=
30,328 / 15

= -6,549

4) Penentuan daerah kritik

Daerah hasil perhitungan di atas maka H 0 ditolak karena t h = -6,549

terletak pada daerah penerimaan H 1 yaitu t h >2,145 dan t h <-2,145.

5) Kesimpulan

H 0 ditolak berarti ada perbedaan yang signifikan antara BOP yang

dihitung oleh perusahaan (sistem tradisional) dengan BOP yang

dihitung berdasarkan ABC system. Hal ini berarti BOP yang

dibebankan kepada produk menurut Activity Based Costing lebih besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

jika dibandingkan dengan pembebanan BOP kepada produk menurut

akuntansi tradisional.

C. Pembahasan

1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan

PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam membebankan biaya overhead

pabrik ke produk menggunakan sistem tradisional. Pada pembebanan dengan

menggunakan sistem tradisioanal, biaya overhead pabrik dibebankan dengan

menggunakan satu cost driver. Cost driver yang digunakan PT. Macanan Jaya

Cemerlang adalah satuan produksi, yaitu jumlah halaman buku yang

diproduksi. Dari tabel V.3 memperlihatkan bahwa semakin banyak volume

produksi maka biaya overhead pabrik semakin besar, sebaliknya semakin

sedikit volume produksinya maka biaya overhead pabrik semakin sedikit.

Cara pembebanan seperti ini memiliki kelemahan. Kelemahan pada sistem ini

adalah penggunaan satuan produksi, yakni jumlah halaman buku yang

diproduksi sebagai satu-satunya dasar untuk mengalokasikan biaya overhead

pabrik kepada produk. Cara pembebanan seperti ini mengakibatkan distorsi

dalam pembebanan biaya overhead pabrik, karena tidak semua aktivitas yang

terjadi dalam perusahaan berhubungan dengan satuan produksi. Aktivitas-

aktivitas yang tidak langsung berhubungan dengan satuan produksi, misalnya

aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam kelompok aktivitas berlevel batch,

seperti inspeksi, pemindahan dan penyimpanan produk jadi; kelompok

aktivitas berlevel penopang produk seperti pemindahan bahan; dan kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

aktivitas berlevel fasilitas, seperti penerangan, PAM, kesejahteraan,

perjalanan kerja, asuransi karyawan, pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan

bangunan, pajak bumi dan bangunan. Distorsi dalam penentuan biaya

overhead pabrik tentunya akan mengakibatkan juga distorsi dalam penentuan

harga pokok produk. Hal ini akan mempengaruhi perusahaan dalam

mengambil kebijakan-kebijakan untuk perkembangan perusahaan.

2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan activity-based costing

system

ABC System dalam membebankan biaya overhed pabrik melalui 2

tahap. Tahap pertama ABC system adalah mengklarifikasikan berbagai

aktivitas dalam perusahaan. Tahap kedua adalah membebankan biaya

overhead pabrik kepada produk.

Aktivitas-aktivitas yang ada di PT. Macanan Jaya Cemerlang

beraneka-ragam. Aktivitas-aktivitas tersebut ada yang dikelompokkan dalam

aktivitas yang berlevel unit, seperti pembelian bahan, listrik, penyimpanan

bahan baku, upah tak langsung, depresiasi mesin, dan pemeliharaan mesin;

kelompok aktivitas berlevel batch, seperti inspeksi, pemindahan dan

penyimpanan produk jadi; kelompok aktivitas berlevel penopang produk

seperti pemindahan bahan; dan kelompok aktivitas berlevel fasilitas, seperti

penerangan, PAM, kesejahteraan, perjalanan kerja, asuransi karyawan,

pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan bangunan, pajak bumi dan bangunan.

Dengan adanya berbagai macam aktivitas sebagai pemicu biaya menyebabkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

pembebanan biaya overhead pabrik per unit ke produk menjadi berbeda

dengan menggunakan sitem tradisional.

Perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan

ABC system secara keseluruhan mengalami perubahan dibandingkan dengan

menggunakan sistem tradisional. Hal ini terjadi karena pada ABC system

pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan pada besarnya aktivitas yang

diserap oleh masing-masing produk.

Manfaat yang diperoleh PT. Macanan Jaya Cemerlang apabila

menerapkan ABC system dalam pembebanan biaya overhead pabrik, antara

lain:

a. Perusahaan dapat menekan distorsi dalam pembebanan biaya overhead

pabrik. Distorsi dapat ditekan karena ABC system memfokuskan pada

aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk. Biaya aktivitas

dibebankan ke produk dengan dasar pembebanan yang lebih beragam.

Pada sistem tradisional pembebanan BOP berdasarkan pada satu cost

driver.

b. Bila terjadi distorsi dalam pembebanan biaya overhead pabrik maka

dalam penentuan harga pokok produk akan terjadi juga distorsi. Dengan

menerapkan ABC system maka distorsi tersebut dapat dikurangi sehingga

informasi harga pokok produk menjadi lebih akurat.

c. Informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC system dapat digunakan untuk

memantau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan produk. Informasi yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

dihasilkan menunjuk pada aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dari

tidak bernilai tambah. Dengan demikian perusahaan dapat mengurangi

atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.

3. Perbedaan Antara BOP yang Dihitung Perusahaan Dengan BOP yang

Dihitung Dengan ABC System

Persentase perbedaan secara individu untuk setiap produk dalam

perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik, seperti pada tabel V.32,

memperlihatkan bahwa masing-masing produk mengalami perubahan antara

biaya overhead pabrik yang dihitung oleh perusahaan dengan ABC system.

Persentase perbedaan yang paling kecil pada buku 5 sebesar 1,84% dan

persentase perbedaan paling besar pada buku 13 sebesar 23,87%. Perbedaan

ini terjadi karena dalam pembebanan BOP dengan sistem tradisional

menggunakan dasar pembebanan jumlah halaman dari masing-masing buku,

padahal tidak semua komponen biaya overhead pabrik dipengaruhi oleh

banyaknya halaman buku, misalnya biaya inspeksi, pemindahan,

penyimpanan produk jadi, penerangan dan lain-lain. Pada ABC system,

pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan besar kecilnya aktivitas yang

diserap oleh masing-masing produk.

Uji-t digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara biaya

overhead pabrik yang dihitung perusahaan dengan biaya overhead pabrik

menggunakan ABC system. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai t hitung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

sebesar -6,549. Nilai -6,549 terletak dalam daerah penerimaan H 1 yaitu

t h >2,145 dan t h <-2,145. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara

BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan yang dihitung dengan ABC

system.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk di PT. Macanan Jaya

Cemerlang masih menggunakan sistem akuntansi tradisional. Metode alokasi

yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik yang

dianggarkan dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah

metode langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik yang dianggarkan

tersebut akan dialokasikan ke produk dengan menggunakan tarif tunggal

dengan dasar pembebanan adalah satuan produksi yaitu jumlah halaman dari

setiap buku yang diproduksi.

2. Pembebanan BOP ke produk dengan menggunakan ABC system dapat

diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan prosedur: (a)

mengklasifikasikan berbagai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

biaya overhead pabrik ke dalam cost driver, (b) menentukan tarif kelompok

biaya (cost pool rate), (c) membebankan biaya overhead pabrik ke produk

berdasarkan tarif kelompok biaya yang sudah ditentukan.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara BOP per unit yang dihitung oleh

perusahaan (secara tradisional) dengan BOP per unit yang dihitung dengan

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

ABC system. Berdasarkan analisa di atas PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah

perlu mempertimbangkan penggunaan ABC System untuk mengganti sistem

lama (tradisional).

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penulisan ini terdapat keterbatasan-keterbatasan. Adapun keterbatasan

tersebut adalah:

1. PT. Macanan Jaya Cemerlang sebenarnya menghasilkan berbagai macam

produk. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi penelitian pada

produk buku yang dihasilkan perusahaan selama tahun 2005 dengan sampel

sebanyak 15 judul buku.

2. Penulis tidak melakukan penelitian secara menyeluruh dan mendetail terhadap

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan karena kegiatan yang

berkaitan dengan aktivitas perusahaan sangat banyak.

3. Pembebanan BOP secara ABC system masih memiliki kelemahan secara

konseptual yaitu masih ada biaya yang dialokasikan secara arbitrer, sehingga

untuk melalukan penelusuran biaya kedalam setiap aktivitas secara cermat

menjadi tidak praktis.

4. Waktu yang disediakan oleh perusahaan sangat terbatas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas, penulis mencoba memberi

saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam mempertahankan

dan mengembangkan perusahaan, yaitu:

1. Dari hasil uji-t yang dilakukan dimana ada perbedaan yang signifikan antara

BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP yang dihitung dengan ABC

system dan mengingat pembebanan BOP dengan sistem tradisional memiliki

banyak kelemahan terutama kurang memberikan informasi biaya yang akurat

dalam pembebanan harga pokok maka perusahaan sebaiknya secara bertahap

mulai menerapkan pembebanan BOP dengan menggunakan ABC system.

2. Dalam menerapkan ABC system dukungan dari semua pihak sangat penting

terutama dari top manajemen dan pemilik perusahaan, seperti menyiapkan

sumber daya manusia yang sungguh-sungguh menguasai ABC system.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Brimson, James A. 1991. Activity Accounting: An Activity-Based Costing Approach.


New York: John Wiley and Sons.

Carter and Usry. 2004. Akuntansi Biaya 1. Edisi 13.Salemba Empat, Jakarta.

Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. 1991. The Designate of Cost Management
System Text,Cases Readings, Engelwood Cliffs. New York: Prentice Hall.

Djarwanto PS. dan Pangestu Subagyo. 1981. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE

Hansen Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen, Jilid 1.Erlangga, Jakarta.

Horngren.Charles and George Foster. 1991. Cost Accounting:A Managrial (7 th Ed)


Engelwood Cliffs. New York: Prentice Hall.

Marwoto dan Supriyono. 1992. Akuntansi Aktivitas: Suatu Usaha Perbaikan


Terhadap Sistem Akuntansi Tradisional. Makalah disampaikan pada Seminar
Akuntansi Se-jawa-Bali, Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Mulyadi. 1993. Merancang Keunggulan Masa Depan. Auditor Edisi III. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Polimeni, Ralph S. 1991. Cost Accounting, Concept and Aplication for Managerial
Decision Making. (3 th Ed). Singapore: Mc Grawil-Hill Book Co-Singapore.

Sudjana. 1995. Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Supriyono. R. A. 1990. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga


Pokok. Yogyakarta BPFE Yogyakarta.

Supriyono. R. A. 1994. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi


dan Globalisasi. BPFE Yogyakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Activity Based Costing. Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai