Anda di halaman 1dari 126

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN


DIVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2010-2015

OLEH

AGUNG ADITYA
120502098

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Agung Aditya


NIM : 120502098
Program Studi : S1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul : Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan
Dividen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015

Medan, November 2017


Penulis

Agung Aditya
NIM : 120502098

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Agung Aditya


NIM : 120502098
Program Studi : S1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul : Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan
Dividen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015

Penguji 1 Penguji 2

Dra. Nisrul Irawaty, MBA. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME.


NIP. 19621204 198903 2 003 NIP. 19671019 199303 2 002

Pembimbing

Dra. Lisa Marlina, M.Si.


NIP. 19570314 198503 2 001

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Agung Aditya


NIM : 120502098
Program Studi : S1 Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul : Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan
Dividen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015

Medan, November 2017 Ketua Departemen Prodi Manajemen

Dr. Muslich Lufti, SE., MBA.


NIP. 19580917 198601 1 003

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya


bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas,
Kebijakan Dividen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2015” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan/lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, November 2015

Agung Aditya
NIM : 120502098

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN


DIVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2010-2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur modal,
profitabilitas, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2010-
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2010-2015 yang berjumlah 147
perusahaan. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan
beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel adalah sebanyak 71
perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010-2015. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 2) profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan, 3) kebijakan dividen berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan 4) ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci : struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, ukuran


perusahaan, nilai perusahaan

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE, PROFITABILITY,DIVIDEND


POLICY, AND FIRM SIZE ON FIRM VALUE OF MANUFACTURING
COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK
EXCHANGE PERIOD 2010-2015

The purpose of this study was to determine the effect of capital structure,
profitability, dividen policy, and firm size on firm value of manufacturing
companies listed at Indonesia Stock Exchange 2010-2015. The population in this
study are all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
period 2010 to 2015 amounting to 147 companies. The selection of the sample
using purposive sampling, with some predetermined criteria, the number of
samples is 29 manufacturing companies. The research data is secondary data
obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010-2015. Data
analysis techniques used in this study is panel data regression analysis. The results
showed that: 1) capital structure have an effect on positively but not significant to
firm value, 2) profitability have an effect on positively and significant to firm
value, 3) dividen policy have an effect on negatively and significant to firm value,
and 4) firm size have an effect on positively and significant to firm value.

Keyword : capital structure, profitability, dividend policy, firm size, firm


value.

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan

Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-

2015” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan Pendidikan Strata-1 pada Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai

hambatan dan kesulitan. Namun berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan

dari berbagai pihak yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada yang teristimewa kedua

orang tua Ayahanda Safrul, S.Pd. dan Ibunda Sumaisyah yang telah

membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan moral dan materil serta

limpahan kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari penulis lahir, belajar,

hingga dapat menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

iii
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE., MBA. Dan Bapak Drs. Amlys Syahputra

Silalahi, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Prodi Strata-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat membimbing dan

memberikan arahan serta memberikan saran kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA. dan Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya selama

penulis mengikuti perkuliahan serta staf pegawai yang telah banyak

membantu selama proses penulisan skripsi ini.

6. Adik-adik yang tersayang Wahyu Aditya, Bagas Aditya Winata dan Agista

Dinda Aditya yang selama ini menjadi motivasi bagi penulis untuk belajar

dan menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan serta segenap keluarga

yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil bagi penulis untuk

dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

7. Untuk teman-teman, abang dan kakak serta adik-adik di Keluarga Besar HMI

Komisariat FE USU yang selama ini banyak memberikan ilmu dan

pengalaman, motivasi dan semangat bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

iv
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara.

8. Untuk kakak, abang dan adik sepupu khususnya Mayura Bias Fiska, Devi

Handayani, Waskito dan Windi Syahfitri yang telah menjadi panutan dan

memberikan saran dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

9. Untuk para sahabat Nuriza Hafsyah, Khairunnisak Nst, Mhd. Nugraha

Harahap, Kemal Pasha Habib, Mu’ammar Syathiri, Bintang P. Simarmata,

Ahmad Afif Fauzan, Muhammad Siddiq, Khairul Fauzi, Arbain Abdullah,

Ismail Sinaga, Diky Asfariyal dan Hardin Musansa yang telah banyak

memberikan bantuan, hiburan, semangat dan dukungannya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

khususnya stambuk 2012 dan teman-teman lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu

dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya dengan kerendahan hati penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis

khususnya.

Medan, November 2017


Peneliti,

Agung Aditya

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 11
1.3 Tujuan Penelitian 11
1.4 Manfaat Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13
2.1 Tinjauan Pustaka 13
2.1.1 Nilai Perusahaan 13
2.1.2 Struktur Modal 17
2.1.3 Profitabilitas 22
2.1.4 Kebijakan Dividen 26
2.1.5 Ukuran Perusahaan 30
2.2 Penelitian Terdahulu 32
2.3 Kerangka Konseptual 39
2.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan 39
2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan 40
2.3.3 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan 40
2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan 41
2.4 Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44
3.1 Jenis Penelitian 44
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 44
3.3 Batasan Operasional 44
3.4 Definisi Operasional 45
3.4.1 Variabel Independen (X) 45
3.4.2 Variabel Dependen (Y) 46
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 47
3.6 Jenis Data 50
3.7 Metode Pengumpulan Data 50
3.8 Metode Analisis Data 50

vi
Universitas Sumatera Utara
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif 50
3.8.2 Uji Asumsi Klasik 51
3.8.3 Pemilihan Model Data Panel 53
3.8.4 Metode Analisis Regresi Data Panel 55
3.8.5 Pengujian Hipotesis 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 59
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 59
4.2 Hasil Penelitian 73
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif 73
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 76
4.2.3 Pemilihan Model Data Panel 79
4.2.4 Analisis Regresi Data Panel 81
4.2.5 Pengujian Hipotesis 83
4.3 Pembahasan 88
4.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan 90
4.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan 91
4.3.3 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan 92
4.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95
5.1 Kesimpulan 95
5.2 Saran 95
DAFTAR PUSTAKA 97
LAMPIRAN 100

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Nilai PDB pada Beberapa Sektor Usaha dan NasionalAtas
Dasar Harga Konstan (Miliar Rp) 7
1.2 Rasio Price to Book Value (P`BV), Debt to Equity Ratio(DER),
Return on Equity (ROE), Dividend Payout Ratio(DPR)dan
Ln Total Assets Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun2010-2015 8
2.1 Penelitian Terdahulu 37
3.1 Tabel Operasional Variabel 47
3.2 Proses Seleksi Penentuan Jumlah Sampel 48
3.3 Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel dari Penelitian 49
4.1 Statistik Deskriptif dari DER, ROE, DPR, SIZE, dan PBV 74
4.2 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan 78
4.3 Uji Multikolinieritas dengan Matriks Korelasi 78
4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson 79
4.5 Hasil dari Uji Chow 80
4.6 Hasil dari Uji Hausman 81
4.7 Hasil Regresi Data Panel 82
4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) 85
4.9 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) 86
4.10 Nilai Statistik Koefisien Determinasi (R2) 88

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual 42
4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera 76
4.2 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera 77

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1. Tabel Pemilihan Sampel Perusahaan Manufaktur 100
2. Data Hasil Pengolahan Eviews 103

x
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan harus memiliki tujuan tertentu dalam menghadapi persaingan

ekonomi di era global dewasa ini. Dalam dunia bisnis persaingan semakin kuat

seiring dengan kondisi perekonomian yang semakin membaik. Hal ini

dikarenakan adanya tujuan perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik

atau para pemegang saham melalui peningkatan dari nilai perusahaan. Secara

umum, sebuah perusahaan memiliki dua tujuan utama yaitu maksimalisasi

keuntungan dan maksimalisasi kesejahteraan pemegang saham. Tujuan

manajemen keuangan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006) adalah untuk

memaksimumkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayarkan oleh calon

pembeli apabila perusahaan itu dijual, semakin tinggi nilai suatu perusahaan,

semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham (Husnan

dan Pudjiastuti, 2006). Menurut Keown et al (2010) bagi para pemegang saham,

harga pasar saham akan menggambarkan nilai perusahaan. Memaksimalkan harga

saham menjadi tujuan yang paling penting untuk kebanyakan perusahaan

(Brigham dan Houston, 2006). Menurut Prasetyo (2011) nilai perusahaan

merupakan hasil kerja manajemen dari beberapa dimensi diantaranya adalah arus

kas bersih dari keputusan investasi, pertumbuhan dan biaya modal perusahaan.

Bagi investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai

perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara

Universitas Sumatera Utara


2

keseluruhan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan

kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi

menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011), PBV (Price Book Value) yaitu

merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai

buku saham dari suatu perusahaan. Dalam memaksimalkan nilai perusahaan,

manajemen perusahaan dapat melakukan tiga keputusan keuangan. Van Horne

(2002) menyatakan bahwa, ”value is represented by the market price of the

company’s common stock, which, in turn, is reflection of the firm’s investment,

financing and dividend decisions”. Maksudnya adalah nilai perusahaan

ditunjukkan oleh harga saham perusahaan yang mencerminkan keputusan-

keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen.

Manajer keuangan harus berhati-hati dalam menentukan struktur modal

yang tepat dan diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Keown et al

(2010) mengatakan bahwa struktur modal (capital structure) adalah perbandingan

atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditujukan oleh

perbandingan utang jangka panjang terhadap sumber modal. Dengan demikian,

hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Menurut Husnan dan

Pudjiastuti (2006) struktur modal terbaik adalah struktur modal yang dapat

memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham, sehingga perusahaan yang

memiliki struktur modal yang baik akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Teori Pertukaran dalam Brigham dan Houston (2006) juga menjelaskan

Universitas Sumatera Utara


3

bahwa penggunaan hutang memiliki banyak keuntungan. Teori pertukaran

menjelaskan bahwa bunga adalah beban pengurangan pajak yang menjadikan

hutang lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Semakin banyak

perusahaan mempergunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga

sahamnya (Brigham dan Houston, 2006).

Teori trade-off dalam Brigham et al (1999) menjelaskan bahwa (dengan

asumsi titik target struktur modal belum optimum) peningkatan rasio hutang pada

struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar tarif pajak dikali

dengan jumlah hutang. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal

optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya

hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.

Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting dari keputusan

lainnya dalam hubungannya dengan peningkatan nilai perusahaan. Efisiensi

penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat

keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut (Syahyunan, 2015). Rasio

profitabilitas menurut Van Horne dan Wachowicz (2007) adalah rasio yang

menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Profitabilitas menurut Harahap

(2007) adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu

dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun

modal sendiri. Hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan yaitu

semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi efisiensi

perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk

menghasilkan laba dan akan menciptakan nilai perusahaan yang semakin tinggi

Universitas Sumatera Utara


4

serta dapat memaksimumkan kekayaan pemegang saham.

Menurut Sartono (2001) Return On Equity adalah rasio untuk mengukur

kemampuan-kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi

pemegang saham perusahaan. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi Return On

Equity (ROE) maka semakin bagus karena perolehan laba yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut akan semakin besar, begitupun sebaliknya. Kenaikan tersebut

kemudian akan menaikkan harga saham sehingga return saham yang diperoleh

investor perusahaan akan semakin besar pula dan akan bisa meningkatkan nilai

perusahaan. Return On Equity (ROE) dianggap sebagai suatu ukuran efisiensi

pengelolaan investasi pemegang saham, jika rasio ini meningkat manajemen

cenderung dipandang lebih efisien dari sudut pandang pemegang saham.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Menurut Syahyunan (2015), kebijakan dividen

adalah keputusan apakah laba yang diterima perusahaan pada akhir tahun akan

dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk

menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Kebijakan dividen berhubungan dengan masalah penggunaan laba perusahaan

yang menjadi hak para pemegang saham, namun pembagian dividen hanya

dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Kebijakan

dividen pada dasarnya merupakan penentuan besarnya porsi keuntungan yang

akan diberikan kepada pemegang saham.

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar

dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen

Universitas Sumatera Utara


5

yang dibayar kecil, maka harga saham cenderung rendah sehingga nilai

perusahaan juga rendah. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan besar maka

harga saham perusahaan cenderung tinggi dikarenakan kemampuan membayar

dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan

meningkatkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2005). Proporsi Net Incom

After Tax yang dibagikan sebagai dividen biasanya diproksikan dalam Dividend

Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio menurut Syahyunan (2015)

merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen.

Ukuran Perusahaan dianggap mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula

perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun

eksternal (Pratiwi et al, 2016). Menurut Riyanto (2001) yang dimaksud dengan

ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai

ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset. Perusahaan besar relatif lebih stabil

dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dibandingkan dengan perusahaan

yang lebih kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, perusahaan akan lebih mudah

memasuki pasar modal dan memperoleh penilaian kredit yang tinggi dari kreditur

yang mana semuanya itu akan sangat mempengaruhi tingkat keuntungan yang

akan dihasilkan oleh perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan

perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif

dan nilai perusahaan akan meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya

saing perusahaan lebih tinggi dibanding pesaing utamanya. Investor akan

Universitas Sumatera Utara


6

merespon positif sehingga nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan

Soebiantoro, 2007). Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan

Itturiaga dan Sanz (1998) bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan semakin

tinggi nilai perusahaan tersebut.

Penelitian tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen yang sama juga telah banyak dilakukan. Temuan dari beberapa

penelitian terdahulu menunjukkan adanya gap mengenai pengaruh variabel

independen yaitu stuktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen dan ukuran

perusahaan terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.

Perusahaan Manufaktur merupakan salah satu jenis perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan Manufaktur mencerminkan

pertumbuhan/perkembangan ekonomi dan bisnis nasional, disamping itu

perusahaan manufaktur merupakan sektor yang memiliki kompleksitas bisnis

yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

Indonesia pada publikasi Perkembangan Indeks Produksi Manufaktur 2013-2015

yang dipublikasikan pada tahun 2016 sektor industri manufaktur tetap sebagai the

leading sector yang memberikan sumbangan terbesar dalam pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Sektor industri merupakan komponen utama dalam

pembangunan ekonomi nasional. Selama Tahun 2013 sampai dengan triwulan III

Tahun 2015 urutan sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam

perekonomian Indonesia tidak berubah, industri pengolahan dalam manufaktur

tetap menjadi the leading sector terhadap PDB mencapai Rp. 488.808,2 miliar

(20,41 persen) yang ditunjukkan dalam Tabel 1.1 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


7

Tabel 1.1
Nilai PDB pada Beberapa Sektor Usaha dan Nasional
Atas Dasar Harga Konstan (Miliar Rp)
2015
PDB 2013 2014
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Industri
1.774.097,3 1.856.310,6 468.755,5 486.205,1 488.808,2
Pengolahan
Perdagangan
Besar dan
Eceran;
1.118.207,0 1.172.362,6 2 91.295,6 302.792,0 306.972,3
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Pertanian,
Kehutanan 1.083.141,8 1.128.448,0 282.999,0 312.024,0 327.919,7
dan Perikanan
Nasional 8.158.193,7 8.568.115,6 2.157.657,3 2.239.312,5 2.311.210,6
Sumber : www.bps.go.id (data diolah)

Penelitian ini menggunakan Perusahaan Manufaktur sebagai objek

penelitian karena terlihat pengaruh yang nyata dari Industri Manufaktur di

Indonesia yang merupakan komponan utama dalam pembangunan ekonomi

nasional. Tabel 1.2 dibawah ini menyajikan rata-rata variabel dependen yaitu

Price to Book Value (PBV) dan rata-rata variabel dpenden yaitu Debt to Equity

Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Dividen Payout Ratio (DPR) dan

Logaritma Natural Total Assets (Ln Total Assets) berdasarkan periode

waktu penelitian.

Struktur modal yang diukur dengan menggunakan Debt to Earning Ratio

(DER) pada Tahun 2010 sampai 2015 terlihat fluktuatif. Dapat dilihat pada data

tersebut DER untuk perusahaan Astra Internasional Tbk (ASII) ditahun 2010 ke

2011 mengalami peningkatandari 0.81 menjadi 1.02 sementara pada tahun yang

sama PBV justru malah mengalami penurunan dari 4.48 menjadi 3.95.

Universitas Sumatera Utara


8

Tabel 1.2
Rasio Price to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity
(ROE), Dividen Payout Ratio (DPR) dan Ln Total Assets Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015
Kode Tahun
No. Variabel
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014 2015
ASII 0.81 1.02 1.03 1.02 0.96 0.94
1. DER DVLA 0.33 0.28 0.28 0.30 0.28 0.41
KAEF 0.49 0.43 0.45 0.52 0.64 0.73
ASII 27.69 27.79 25.32 21.00 18.39 12.34
2. ROE DVLA 17.31 16.61 17.69 13.75 8.41 11.08
KAEF 12.45 13.71 14.01 13.28 13.06 13.58
ASII 36.64 45.07 45.03 45.04 45.59 17.91
3. DPR DVLA 22.73 27.79 39.49 30.72 30.45 72.40
KAEF 13.52 16.15 15.29 25.00 0.20 18.55
ASII 32.36 32.66 32.84 33.00 33.09 33.13
Ln Total
4. DVLA 27.47 27.56 27.70 27.81 27.84 27.95
Asset
KAEF 28.14 28.22 28.36 28.54 28.72 28.81
ASII 4.48 3.95 3.43 2.59 2.60 1.92
5. PBV DVLA 2.05 1.77 2.25 2.69 1.97 1.50
KAEF 0.79 1.51 2.86 2.02 4.75 2.59
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Perusahaan Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) juga mengalami hal

yang sama. DER di tahun 2014 ke 2015 mengalami peningkatan dari 0.28 menjadi

0.41 sementara PBV di tahun yang sama justru mengalami penurunan dari 1.97

menjadi 1.50. Perusahaan Kimia Farma Tbk (KAEF) pun mengalami hal yang

sama, DER di tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan dari 0.45 menjadi 0.

52, namun PBV justru mengalami penurunan dari 2.86 menjadi 2.02. Dapat

disimpulkan bahwa ternyata dalam kenyataan nya DER dan PBV tidak selalu

sejalan. Karena hal ini bertentangan dengan Trade-off theory yang menjelaskan

bahwa jika posisi struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap

penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan (Syahyunan, 2015).

Profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Equity (ROE) pada

tahun 2010 sampai 2015 juga terlihat fluktuatif. Dapat dilihat pada data diatas

ROE untuk perusahaan Astra Internasional Tbk (ASII) pada tahun 2010 ke 2011

Universitas Sumatera Utara


9

mengalami peningkatan dari 27.69 menjadi 27.79 sementara PBV pada tahun

yang sama justru malah mengalami penurunan dari 4.48 menjadi 3.95. Perusahaan

Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) pada tahun 2014 ke 2015 mengalami

peningkatan dari 8.41 menjadi 11.08 namun PBV di tahun yang sama mengalami

penurunan dari 1.97 menjadi 1.50. Pada tahun 2014 ke 2015 perusahaan Kimia

Farma Tbk (KAEF) mengalami peningkatan 13.06 menjadi 13.58 namun PBV

mengalami penurunan dari 4.75 menjadi 2.59. Dari data tersebut terlihat bahwa

ROE dan PBV juga ternyata tidak selalu terlihat sejalan. Karena hal ini

bertentangan dengan pernyataan Harahap (2007) yang mengatakan bahwa

semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi efisiensi

perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk

menghasilkan laba dan akan menciptakan nilai perusahaan yang semakin tinggi

serta dapat memaksimumkan kekayaan pemegang saham.

Kebijakan dividen yang diukur menggunakan Dividen Payout Ratio (DPR)

pada tahun 2010 sampai 2015 juga terlihat fluktuatif. DPR untuk perusahaan

Astra Internasional Tbk (ASII) pada tahun 2012 ke 2013 mengalami kenaikan

dari 45.03 menjadi 45.04 namun di tahun yang sama PBV justru mengalami

penurunan dari 3.43 menjadi 2.59. Perusahaan Darya Varia Laboratoria Tbk

(DVLA) pada tahun 2014 ke 2015 mengalami kenaikan dari 30.45 menjadi 72.40

namun PBV di tahun tersebut mengalami penurunan dari 1.97 menjadi 1.50. Hal

tersebut juga dialami oleh perusahaan Kimia Farma Tbk (KAEF), DPR pada

tahun 2012 ke 2013 mengalami kenaikan dari 15.29 menjadi 25.00 namun PBV

mengalami penurunan dari 2.86 menjadi 2.02. Oleh karena itu dapat disimpulkan

Universitas Sumatera Utara


10

bahwa tidak selamanya hubungan DPR dengan PBV terlihat sejalan. Dan ini

bertentangan dengan penyataan (Martono dan Harjito, 2005) yang mengatakan

bahwa apabila dividen yang dibayar kecil, maka harga saham cenderung rendah

sehingga nilai perusahaan juga rendah. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan

besar maka harga saham perusahaan cenderung tinggi dikarenakan kemampuan

membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan

meningkatkan nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan yang diukur menggunakan Ln Total Assets pada tahun

2010 sampai 2015 justru berbeda dengan variabel lainnya. Dari tahun 2010

sampai 2015 ukuran perusahaan terus mengalami peningkatan. Namun,

pengaruhnya terhadap nilai perusahaan justru terlihat fluktuatif. Dikarenakan

kenaikan Ln Total Asset justru diimbangi dengan naik turunnya PBV. Terlihat

bahwa Ln Total Asset tidak selalu meningkatan nilai perusahaan. Dan hal ini juga

bertentangan dengan pernyataan Itturiaga dan Sanz (1998) bahwa semakin besar

ukuran perusahaan akan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut

Berdasarkan data yang diperoleh dan uraian yang disimpulkan serta hasil

penelitian terdahulu, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan masih

banyak yang belum menunjukkan ketidakkonsistenan maka dari itu penulis ingin

meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dengan

variabel independen yaitu struktur modal, pofitabilitas, kebijakan dividen dan

ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi penelitian. Namun populasi

dari perusahaan manufaktur ini kemudian akan dipilih dengan menggunakan

Universitas Sumatera Utara


11

kriteria tertentu sehingga terpilihnya sampel.

Dari berbagai penjelasan diatas maka penulis ingin meneliti lebih lanjut

dengan mengangkat judul skripsi “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas,

Kebijakan Dividen Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015”. Penelitian ini menggunakan variabel independen struktur

modal yang di proksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang

diproksikan dengan Return on Equity (ROE), kebijakan dividen yang diproksikan

dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel

dependen menggunakan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book

Value (PBV).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti

merumuskan permasalahan apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity

(ROE), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Size berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity

(ROE), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Size berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015.

Universitas Sumatera Utara


12

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak berikut ini :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi dan menambah wawasan

pengetahuan tentang pengaruh struktur modal, profitabilitas, kebijakan

dividen dan ukuran perusahaan terhadap nilai sebuah perusahaan.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan informasi dan referensi untuk

menjadi acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya maupun sebagai

pengembangan wawasan pengetahuan dalam dunia investasi.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi manajemen perusahaan

sebagai suatu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

4. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan informasi untuk dijadikan

pertimbangan dalam menetapkan pilihan investasi yang tepat terkait dengan

nilai perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan para investor.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006) adalah

merupakan tujuan normatif dari manajemen keuangan. Nilai perusahaan

merupakan harga yang bersedia dibayarkan oleh calon pembeli apabila

perusahaan itu dijual, semakin tinggi nilai suatu perusahaan, semakin besar

kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham (Husnan dan Pudjiastuti,

2006). Memaksimalkan harga saham menjadi tujuan yang paling penting untuk

kebanyakan perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).

Menurut Keown et al (2004), nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas

surat berharga dan ekuitas perusahaan yang beredar. Dengan kata lain, nilai

perusahaan merupakan harga yang sedia dibayar oleh investor seandainya

perusahaan dijual. Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham, bagi

perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal. Semakin tinggi harga saham

berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan itu berarti

semakin tinggi juga nilai perusahaan yang terkait dengan tujuan dari perusahaan

itu sendiri, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

Menurut Prasetyo (2011) nilai perusahaan merupakan hasil kerja

manajemen dari beberapa dimensi diantaranya adalah arus kas bersih dari

keputusan investasi, pertumbuhan dan biaya modal perusahaan. Bagi investor,

nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan

13
Universitas Sumatera Utara
14

indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai

perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan

nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai

perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.

Dalam memaksimalkan nilai perusahaan, manajemen perusahaan dapat

melakukan tiga keputusan keuangan. Van Horne (2002) menyatakan bahwa,

”value is represented by the market price of the company’s common stock, which

in turn, is reflection of the firm’s investment, financing and dividend decisions”.

Maksudnya adalah nilai perusahaan ditunjukkan oleh harga saham perusahaan

yang mencerminkan keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan

dividen. Pengukuran nilai perusahaan menurut Weston dan Copeland (2010)

dalam rasio pengukuran perusahaan adalah terdiri dari PER, PBV dan Tobin’s Q.

Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan PBV (Price Book

Value) atau rasio harga per nilai buku. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011),

PBV (Price Book Value) yaitu merupakan rasio yang menggambarkan seberapa

besar pasar menghargai nilai buku saham dari suatu perusahaan. Dapat dikatakan

pula PBV merupakan perbandingan harga saham dengan nilai buku per lembar

saham, untuk dapat menunjukan seberapa jauh suatu perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan terhadap jumlah modal yang telah diinvestasikan.

(Syahyunan, 2015).

PBV dapat dirumuskan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


15

2.1.2 Struktur Modal

Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen dimana mencerminkan

perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Warsono

(2003) mengatakan bahwa struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber

pembelanjaan jangka panjang (utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas

saham biasa) yang digunakan perusahaan.

Menurut Halim (2007), yang dimaksud struktur modal adalah

perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat tetap, hutang jangka

panjang, saham preferen, dan saham biasa. Keown et al (2011) mengatakan

bahwa struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan

pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan utang

jangka panjang terhadap sumber modal. Struktur modal adalah proporsi

pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio leverage

perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal

perusahaan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006) struktur modal terbaik adalah

struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham,

sehingga perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik akan mampu

meningkatkan nilai perusahaan.

Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu

bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh

terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Struktur modal

Universitas Sumatera Utara


16

yang optimal adalah struktur modal yang memaksimalkan harga dari saham

perusahaan (Brigham dan Houston, 2006).

1. Teori Struktur Modal

Beberapa teori struktur modal yang dapat memudahkan perumusan suatu

kebijakan struktur keuangan yang lebih baik dan mencapai struktur modal

yang optimal adalah sebagai berikut:

a. Teori Pendekatan Tradisional

Penganut pendekatan ini berpendapat bahwa dalam keadaan pasar modal

sempurna dan tidak ada pajak, struktur modal berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Biaya modal sendiri dengan menggunakan utang tentunya

lebih besar daripada tidak menggunakan utang, karena risikonya lebih

besar. Biaya modal sendiri makin besar yang akan meningkatkan harga

saham dan akan mempengaruhi nilai perusahaan (Sawir, 2004).

Pendekatan tradisional berasumsi bahwa terdapat struktur modal optimal

dan pihak manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui

penggunaan leverage keuangan secara hati-hati. Jadi pendekatan

tradisional mengandung arti bahwa biaya modal tergantung pada struktur

modal perusahaan, dan terdapat struktur modal yang optimal (Van Horne

dan Wachowicz, 2007).

b. Teori Pertukaran Leverage (The Trade-Off Theory of Leverage)

Teori Pertukaran leverage (the trade-off theory of leverage) dalam

Brigham dan Houston (2006) menjelaskan bahwa penggunaan hutang

memiliki banyak keuntungan. Teori pertukaran leverage menjelaskan

Universitas Sumatera Utara


17

bahwa bunga adalah beban pengurangan pajak yang menjadikan hutang

lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya,

secara tidak langsung pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari

modal hutang, atau dengan cara lain hutang memberikan manfaat

perlindungan pajak. Jadi penggunaan hutang menyebabkan lebih banyak

laba operasi perusahaan yang akan di terima oleh para investor.

Karenanya, semakin banyak perusahaan mempergunakan hutang, maka

semakin tinggi nilai dan harga sahamnya (Brigham dan Houston, 2006).

c. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (dikenal dengan

MM) berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak terpengaruh oleh

struktur modal dengan asumsi bahwa tidak ada pajak, biaya

kebangkrutan, individu dan perusahaan dapat meminjam atau

meminjamkan pada tingkat bunga pasar yang sama, tidak ada biaya

transaksi atau hambatan untuk memperoleh informasi. Kenaikan utang

pada struktur modal akan menaikkan ROE (return on equity) sekaligus

menaikkan pula risiko investor. Dengan kata lain, nilai perusahaan yang

menggunakan utang sama dengan nilai perusahaan tanpa utang

(Mardiyanto, 2009).

d. Teori Trade-Off

Menurut teori yang dikemukakan Myres (2001) dalam Syahyunan (2015)

bahwa “Perusahaan akan berutang sampai pada tingkat hutang tertentu,

dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama

Universitas Sumatera Utara


18

dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”. Biaya kesulitan

keuangan (financial distress) adalah biaya kebangrutan (bankruptcy cost)

atau reorganization, dan biaya keagenan (agency cost) yang meningkat

akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.

Teori Trade-off dalam menentukan struktur modal yang optimal

memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency

cost) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap

mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information

sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang

optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields) mencapai

jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (cost of

financial distress).

Teori trade-off mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam

kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan

keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan

dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi

pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan

hutang tersebut akan mengurangi pajak (Syahyunan, 2015).

e. Teori Pecking Order

Menurut Myres (1984) dalam Syahyunan (2015), teori pecking order

menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitasnya tinggi

justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang tingkat

profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah”.

Universitas Sumatera Utara


19

Dalam teori pecking order ini tidak terdapat struktur modal yang optimal.

Secara spesifik perusahaan mempunyai urutan-urutan preferensi (hirarki)

dalam penggunaan dana.

Teori pecking order tidak mengindikasikan targer struktur modal. Teori

pecking order menjelaskan urutan-urutan pendanaan. Manajer keuangan

tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana

ditentukan oleh kebutuhan investasi. Teori pecking order ini dapat

menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan

yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil (Syahyunan,

2015).

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Disamping pemahaman tentang teori-teori struktur modal, maka pengetahuan

tentang faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal juga akan membantu

manajer keuangan dalam mengambil keputusan struktur modal.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal menurut

Brigham dan Houston (2006) adalah sebagai berikut:

a. Stabilitas Penjualan.

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman

memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang

lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak

stabil.

b. Struktur Aktiva.

Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit

Universitas Sumatera Utara


20

cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.

c. Leverage Operasi.

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi lebih

kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan

karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.

d. Tingkat Pertumbuhan.

Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus

lebih banyak mengandalkan modal eksternal.

e. Profitabilitas.

Sering kali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat

pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif

kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, tetapi

penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang

sangat menguntungkan memang tidak memerlukan banyak pembiayaan

utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk

membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang

dihasilkan secara internal.

f. Pajak.

Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan

perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan

yang terkena tarif pajak tinggi. Oleh karena itu, makin tinggi tarif pajak

perusahaan, makin besar manfaat penggunaan utang.

g. Pengendalian.

Universitas Sumatera Utara


21

Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen

dapat mempengaruhi struktur modal.

h. Sikap Manajemen.

Manajemen harus mampu mempertimbangkan sendiri terhadap srtuktur

modal yang tepat, karena tidak seorangpun yang mampu membuktikan

bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi

dari struktur modal lainnya.

i. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat.

Sikap para pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat (rating

agency) seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.

j. Kondisi Pasar.

Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka

panjang dan pendek yang sangat berpengaruh terhadap struktur modal

yang optimal.

k. Kondisi Internal Perusahaan.

Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal

yang ditargetkannya.

l. Fleksibilitas keuangan.

Mempertahankan fleksibilitas keuanganperusahaan jika dilihat dari sudut

pandang operasional, berartimempertahankan kapasitas cadangan yang

memadai. Menentukan kapasitas memadai bersifat pertimbangan, tetapi

hal ini jelas tergantung pada faktor-faktor yang telah dibahas sebelumnya

termasuk ramalan kebutuhan perusahaan, ramalan kondisi modal,

Universitas Sumatera Utara


22

keyakinan manajemen atasramalannya, dan berbagai akibat dari

kekurangan modal.

Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan DER (debt to

equity ratio). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2004).

DER menurut Syahyunan (2015) adalah perbandingan hutang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan

untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

DER merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas (Syahyunan,

2015). Secara matematis, DER dapat diformulakan sebagai berikut:

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu cara untuk menilai secara

tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasi.

Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah

untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin

tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan

investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.

Profitabilitas menurut Harahap (2007) adalah kemampuan menghasilkan

laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik

modal secara keseluruhan maupun modal sendiri. Profitabilitas menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


23

tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas pengelolaan asset

perusahaan, hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan modal

sendiri.Hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan yaitu semakin

tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut

dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk menghasilkan laba dan akan

menciptakan nilai perusahaan yang semakin tinggi serta dapat memaksimumkan

kekayaan pemegang saham.

Dengan demikian dapat dikatakan profitabilitas perusahaan merupakan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang

dilakukan pada periode akuntansi.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

Beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan menurut

Munawir (1995) adalah sebagai berikut:

a. Jenis Perusahaan

Profitabilitas perusahaan akan sangat bergantung pada jenis perusahaan,

jika perusahaan menjual barang konsumsi atau jasa biasanya akan

memiliki keuntungan yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang

memproduksi barang-barang modal.

b. Umur Perusahaan

Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil bila

dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Umur perusahaan ini

adalah umur sejak berdirinya perusahaan hingga perusahaan tersebut

masih mampu menjalankan operasinya.

Universitas Sumatera Utara


24

c. Skala Perusahaan

Jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti perusahaan dapat

menghasilkan produk dengan biaya yang rendah. Tingkat biaya rendah

tersebut merupakan cara untuk memproleh laba yang diinginkan.

d. Harga Produksi

Perusahaan yang biaya produksinya relatif lebih murah akan memiliki

keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada perusahaan yang biaya

produksinya tinggi.

e. Produk yang Dihasilkan

Perusahaan yang bahan produksinya berhubungan dengan kebutuhan

pokok biasanya penghasilan perusahaan tersebut akan lebih stabil

daripada perusahaan yang memproduksi barang. Profitabilitas perusahaan

diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan

aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu

perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang

diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal

perusahaan.

2. Rasio Pengukuran Profitabilitas

Disamping pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

profitabilitas perusahaan, maka pengetahuan tentang rasio pengukuran tingkat

profitabilitas perusahaan juga akan membantu investor dalam mengambil

keputusan investasi. Menurut Syahyunan (2015), rasio profitabilitas

digunakan untuk nmengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

Universitas Sumatera Utara


25

laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio

profitabilitas dapat diproksikan dengan:

a. Gross Profit Margin (GPM), adalah rasio untuk mengukur efisiensi

pengendalian harga pokok (biaya produksi), mengindikasikan

kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. GPM dapat

dirumuskan sebagai berikut:

b. Operating Profit Margin (OPM), adalah rasio mengukur tingkat laba

operasi dibandingkan dengan volume penjualan. OPM dapat dirumuskan

sebagai berikut:

c. Net Profit Margin (NPM), adalah rasio untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjulan. NPM dapat

dirumuskan sebagai berikut:

d. Return on Investment (ROI), adalah rasio untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset yang dipergunakan.

ROI dapat dirumuskan sebagai berikut:

e. Return on Equity (ROE), adalah rasio untuk menunjukkan kemampuan

perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. ROE

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


26

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan menggunakan Return on

Equity (ROE). Menurut Weston dan Copeland (2010) Return on equity (ROE)

merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri digunakan untuk

mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi para pemegang saham.

Menurut Sartono (2001) Return On Equity adalah rasio untuk mengukur

kemampuan-kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi

pemegang saham perusahaan. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi Return On

Equity (ROE) maka semakin bagus karena perolehan laba yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut akan semakin besar, begitupun sebaliknya. Return On Equity

(ROE) digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang

dimiliki perusahaan, berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang

bersangkutan. Kenaikan tersebut kemudian akan menaikkan harga saham

sehingga return saham yang diperoleh investor perusahaan akan semakin besar

pula dan akan bisa meningkatkan nilai perusahaan.

Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam

ROE ditunjukkan semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan

dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang

ditanam pada perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2007).

2.1.4 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Universitas Sumatera Utara


27

pengambilan keputusan pendanaan. Kebijakan dividen menurut Syahyunan (2015)

adalah keputusan apakah laba yang diterima perusahaan pada akhir tahun akan

dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk

menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Dividen

merupakan pembayaran tunai yang diberikan kepada pemegang saham. Menurut

Sartono (2001) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan

ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang.

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar

dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen

yang dibayar kecil, maka harga saham cenderung rendah sehingga nilai

perusahaan juga rendah. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan besar maka

harga saham perusahaan cenderung tinggi dikarenakan kemampuan membayar

dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan

meningkatkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2005).

Rasio atau proporsi kebijakan dividen (dividend payout ratio)

menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang

saham secara tunai dan merupakan dividen tunai tahunan yang dibagi dengan laba

tahunan, atau dividen per lembar saham yang dibagi dengan laba per lembar

saham. Kebijakan dividen yang optimal yaitu kebijakan dividen yang

menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan

dimasa yang akan datang sehingga memaksimalkan harga saham (Brigham dan

Houston, 2006).

Universitas Sumatera Utara


28

1. Teori Kebijakan Dividen

Brigham dan Houston (2006) menyatakan beberapa teori kebijakan dividen,

diantaranya:

a. Dividen Tidak Relevan (Dividend Irrelevance Theory)

Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh pembayaran dividen. MM

berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh pendapatan yang

dihasilkan oleh aktivitasnya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut

dibagi diantaranya dividen dan laba di tahan.

b. Teori Bird In-the Hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron J. Gordon dan Jhon Linter. Gordon

dan Linter menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik

jika dividend payout ratio rendah karena investor lebih suka menerima

dividen daripada capital gain. Menurut mereka investor memandang

dividend yield lebih pasti dibandingkan dengan capital gain yield.

c. Teori Perbedaan Pajak (Tax Diffrential Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka

menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend

dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain karena dapat

menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu, investor mensyaratkan

suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan

dividend yield tinggi, capital gain yield rendah dari saham yang dividend

yield rendah, capital gain yield tinggi.

d. Teori Signaling Hypotesist

Universitas Sumatera Utara


29

Suatu kenaikan dividen merupakan sinyal bahwa perusahaan meramalkan

suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang, demikian juga

sebaliknya. Teori signaling hypotesis adalah teori yang menyatakan

bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai pertanda bagi

perkiraan manajemen atau laba.

e. Teori Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan

memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen

perusahaan, sehingga menurut teori ini, dividen seharusnya ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Kelompok investor

dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen karena

dividen mempunyai tingkat pajak yang tinggi dibandingkan dengan

capital gains. Selain itu, capital gain juga dapat menunda pembayaran

pajak. Sebaliknya, kelompok investor dengan pajak yang rendah akan

menyukai dividen. Selanjutnya, kelompok pemegang saham yang

membutuhkan penghasilan pada saaat ini lebih menyukai DPR yang

tinggi. Sedangkan, kelompok pemegang saham yang tidak membutuhkan

uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba

bersih perusahaan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menurut Sartono (2001)

adalah sebagai berikut:

a. Likuiditas

Universitas Sumatera Utara


30

Dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, semakin besar posisi kas

perusahaan dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan maka

menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan tersebut untuk

membayarkan dividennya.

b. Kebutuhan Dana Perusahaan

Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor lain yang mempengaruhi

posisi kas perusahaan dan harus dipertimbangkan dalam melakukan

analisis kebijakan dividen.

c. Stabilitas Dividen

Stabilitas dividen merupakam faktor penting bagi investor jika

dibandingkan dengan pembayaran deviden yang tinggi. Karena stabilitas

dividen di sini mengindikasikan bahwa perusahaan tetap memperhatikan

tingkat pertumbuhan perusahaan.

Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan Dividen

Payout Ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan rasio untuk menunjukkan

besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen

(Syahyunan, 2015), yang dirumuskan dengan:

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan menurut Riyanto (2001) adalah besar kecilnya

perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset.

Perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih

Universitas Sumatera Utara


31

besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Semakin besar ukuran

perusahaan, perusahaan akan lebih mudah memasuki pasar modal dan

memperoleh penilaian kredit yang tinggi dari kreditur yang mana semuanya itu

akan sangat mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan dihasilkan oleh

perusahaan.

Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) ukuran perusahaan yang besar

menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan

merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan

perusahaan-perusahaan yang memilki ukuran perusahaanyang cukup besar,

umumnya sudah berada pada tahap maturity dan akan memiliki prospek

pembagian dividen yang baik di masa yang akan datang serta pangsa pasar relatif

menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibanding pesaing utamanya.

Investor akan merespon positif sehingga nilai perusahaan akan meningkat.

Ukuran Perusahaan dianggap mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula

perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun

eksternal (Pratiwi et al, 2016).

Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami

perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan

meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi

dibanding pesaing utamanya. Investor akan merespon positif sehingga nilai

perusahaan akan meningkat Sujoko dan Soebiantoro (2007). Hal ini diperkuat

dengan pernyataan yang dikemukakan Itturiaga dan Sanz (1998) bahwa semakin

Universitas Sumatera Utara


32

besar ukuran perusahaan akan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut.

Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk

investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham

perusahaan tersebut semakin banyak. Ukuran perusahaandapat diproksikan ke

dalam logaritma natural dari total aset (Brigham and Houston, 2001).

Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh

perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No.11/PM/1997, yang

menyatakan bahwa : “Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang

memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari 100 milyar rupiah”.

Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki total aset diatas 100 milyar

rupiah dikategorikan sebagai perusahaan besar.

Pada penelitian ini total aset digunakan sebagai acuan untuk ukuran

perusahaan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

(Brigham dan Houston, 2001).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan terhadap nilai perusahaan sudah banyak

dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian sejenis tentang nilai perusahaan

yang dijadikan referensi, diantaranya yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Galuh Arindita (2015) dengan judul

“Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Size

Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada perusahaan Wholesale dan Retail

yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2012)”. Dalam penelitian ini untuk

Universitas Sumatera Utara


33

menganalisis pengaruh struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio

(DER), profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity (ROE), kebijakan

dividen diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dan ukuran perusahaan

(SIZE) sebagai variabel independen. Sedangkan untuk variabel dependen yaitu

nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DER) dan kebijakan dividen

(DPR) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel

profitabilitas (ROE) dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nia Rositawati F (2015) dengan judul

“Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penelitian ini untuk menganalisis

pengaruh struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER),

pertumbuhan perusahaan (Growth), ukuran perusahaan (Size) dan profititabilitas

yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE) sebagai variabel independen.

Sedangkan untuk variabel dependen yaitu nilai perusahaan diproksikan dengan

Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

struktur modal (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Variabel pertumbuhan perusahaan (Growth) dan ukuran perusahaan

(Size) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Secara simultan DER, Growth, Size, dan ROE berpengaruh signifikan

Universitas Sumatera Utara


34

terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Zainal Abidin, Meina Wulansari Y dan

Muhammad Ziyad (2014) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan

Dividen Dan Size Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Properti Di

Bursa Efek Indonesia) . Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh struktur

modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), kebijakan dividen

diproksikan dengan Dividend Yield (DYD), dan ukuran perusahaan (Size) sebagai

variabel independen. Sedangkan untuk variabel dependen yaitu nilai perusahaan

diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel struktur modal (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan. Variabel ukuran perusahaan (Size) berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kebijakan dividen (DYD)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan

DER, Size, dan DYD berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Arif (2015) dengan judul “Pengaruh

Struktur Modal, Return On Equity, Likuiditas, Dan Growth Opportunity Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh struktur modal diproksikan

dengan Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), likuiditas

diproksikan dengan Current Ratio (CR), dan Growth Opportunity diproksikan

dengan Price Earnings Ratio (PER) sebagai variabel independen. Sedangkan

untuk variabel dependen yaitu nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book

Value (PBV). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel struktur modal

Universitas Sumatera Utara


35

(DER) dan likuiditas (CR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel

Return on Equity (ROE) dan Growth Opportunity (PER) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan struktur modal, return on

equity, likuiditas dan growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahani Alfianti S (2015) dengan judul

“Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, Dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Efeknya

Terdaftar DiDaftar Efek Syariah Tahun 2011-2013)”. Dalam penelitian ini untuk

menganalisis pengaruh struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio

(DER), kebijakan dividen diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR),

keputusan investasi diproksikan dengan Earnings per Share (EPS), dan

profitabilitas diproksikan dengan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity

(ROE) sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen yaitu nilai

perusahaan diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa variabel struktur modal (DER), variabel kebijakan

dividen (DPR), dan variabel profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan variabel keputusan investasi

(EPS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Sri dan Ary Wirajaya (2013) dengan

judul “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai

Perusahaan”. Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh struktur modal

Universitas Sumatera Utara


36

diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas diproksikan dengan

Return on Equity (ROE) dan ukuran perusahaan (Size) sebagai variabel

independen. Sedangkan untuk variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DER) berpengaruh

negatif dan signifikan pada nilai perusahaan, variabel profitabilitas (ROE)

berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan dan variabel ukuran

perusahaan (Size) tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nola Yulita (2015) dengan judul

“Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Dan Kepemilikan Manajerial

Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI 2010-2012). Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh

struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), kebijakan dividen

diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dan kepemilikan manajerial

(KM) sebagai variabel independen. Sedangkan untuk variabel dependen yaitu

nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel struktur modal (DER) tidak berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan, variabel kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, dan variabel kepemilikan manajerial (KM) tidak berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


37

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Variabel Metode
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
(Tahun)
1. Galuh Analisis Pengaruh Variabel Analisis 1. Struktur modal dan
Arindita Struktur Modal, Independen: Regresi kebijakan dividen
(2015) Profitabilitas, Struktur Modal, Linier tidak berpengaruh
Kebijakan Profitabilitas, Berganda signifikan terhadap
Dividen, dan Size Kebijakan nilai perusahaan
Terhadap Nilai Dividen, Size 2. Profitabilitas dan
Perusahaan ukuran perusahaan
(Studi Kasus pada Variabel berpengaruh positif
perusahaan Dependen: dan signifikan
Wholesale dan Nilai terhadap nilai
Retail yang Perusahaan perusahaan
terdaftar di BEI
Tahun 2008-2012)
2. Nia Pengaruh Struktur Variabel Analisis 1. Struktur modal
Rositawati Modal, Independen: Regresi berpengaruh negatif
F (2015) Pertumbuhan Struktur Modal, Linier dan signifikan
Perusahaan, Pertumbuhan Berganda terhadap nilai
Ukuran Perusahaan, perusahaan
Perusahaan dan Ukuran 2. Pertumbuhan
Profitabilitas Perusahaan, perusahaan dan
terhadap Nilai Profitabilitas ukuran perusahaan
Perusahaan pada berpengaruh positif
Perusahaan Variabel dan tidak signifikan
Manufaktur yang Dependen: terhadap nilai
terdaftar di Bursa Nilai perusahaan
Efek Indonesia Perusahaan 3. Profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan

Secara simultan
struktur modal,
pertumbuhan
perusahaan, ukuran
perusahaan, dan
profitabilitas
berpengaruh signifikan
terhadap nilai
perusahaan
3. Zainal Pengaruh Struktur Variabel Analisis 1. Struktur modal
Abidin, Modal, Kebijakan Independen: Regresi berpengaruh positif
Meina Dividen Dan Size Struktur Modal, Linier dan signifikan
Wulansari Terhadap Nilai Kebijakan Berganda terhadap nilai
Y dan Mhd Perusahaan Dividen, Size perusahaan
Ziyad (Studi Pada 2. Kebijakan dividen
(2014) Perusahaan Variabel berpengaruh negatif
Properti Di Bursa Dependen: dan signifikan
Efek Indonesia) Nilai terhadap nilai
Perusahaan perusahaan

Universitas Sumatera Utara


38

Lanjutan Tabel
3. Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan

Secara simultan
struktur modal,
kebijakan dividen dan
ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan
terhadap nilai
perusahaan
4. Arif (2015) Pengaruh Struktur Variabel Analisis 1. Struktur modal dan
Modal, Return On Independen: Regresi likuiditas tidak
Equity, Likuiditas, Struktur Linier berpengaruh
Dan Growth Modal, ROE, Berganda terhadap nilai
Opportunity Likuiditas, perusahaan
Terhadap Nilai Growth 2. Return on Equity
Perusahaan Pada Opportunity dan Growth
Perusahaan Jasa Opportunity
Yang Terdaftar Di Variabel berpengaruh positif
Bursa Efek Dependen: dan signifikan
Indonesia Nilai terhadap nilai
Perusahaan perusahaan

Secara simultan
struktur modal, return
on equity, likuiditas
dan growth
opportunity
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
5. Mahani Pengaruh Struktur Variabel Analisis 1. Struktur modal,
Alfianti S Modal, Kebijakan Independen: Regresi kebijakan dividen,
(2015) Dividen, Struktur Linier dan profitabilitas
Keputusan Modal, Berganda (ROA) tidak
Investasi, Dan Kebijakan memiliki pengaruh
Profitabilitas Dividen, terhadap nilai
Terhadap Nilai Keputusan perusahaan
Perusahaan Investasi, 2. Profitabilitas (ROE)
(Studi Pada Profitabilitas berpengaruh positif
Perusahaan Yang signifikan terhadap
Efeknya Terdaftar Variabel nilai perusahaan
Di Daftar Efek Dependen: 3. Keputusan
Syariah Tahun Nilai investasi (EPS)
2011-2013) Perusahaan berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan
6. Ayu Sri Pengaruh Struktur Variabel Analisis 1. Struktur modal
dan Ary Modal, Independen: Regresi berpengaruh
Wirajaya Profitabilitas Dan Struktur Linier negatif dan
(2013) Ukuran Modal, Berganda signifikan pada nilai
Perusahaan Pada Profitabilitas, perusahaan
Nilai Perusahaan Ukuran 2. Profitabilitas
Perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan pada
nilai perusahaan

Universitas Sumatera Utara


39

Lanjutan Tabel
Variabel 3. Ukuran perusahaan
Dependen: tidak berpengaruh
Nilai pada nilai
Perusahaan perusahaan
7. Nola Yulita Pengaruh Struktur Variabel Analisis 1. Struktur modal tidak
(2015) Modal, Kebijakan Independen: Regresi berpengaruh
Dividen, Dan Struktur Panel negatif terhadap
Kepemilikan Modal, nilai perusahaan
Manajerial Kebijakan 2. Kebijakan dividen
Terhadap Nilai Dividen, berpengaruh positif
Perusahaan Kepemilikan terhadap nilai
(Studi Empiris Manajerial perusahaan
Perusahaan 3. Kepemilikan
Manufaktur Yang Variabel manajerial tidak
Terdaftar Di BEI Dependen: berpengaruh positif
2010-2012) Nilai terhadap nilai
Perusahaan perusahaan

2.3 Kerangka Konseptual

2.3.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Penggunaan utang dalam stuktur modal memiliki banyak keuntungan.

Teori Pertukaran menjelaskan bahwa penggunaan hutang menyebabkan lebih

banyak laba operasi perusahaan yang akan diterima oleh para investor. Oleh

karena itu, semakin banyak perusahaan mempergunakan hutang, maka semakin

tinggi nilai dan harga sahamnya (Brigham dan Houston, 2006). Teoritrade-off

menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di bawah titik optimal maka

setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dan sebaliknya,

setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap

penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan

asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan

trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai

perusahaan (Syahyunan, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Zainal Abidin, Meina Wulansari Y. dan

Universitas Sumatera Utara


40

Muhammad Ziyad (2014) mengatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat disusun hipotesis

mengenai struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah sebagai berikut:

H1 : Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.3.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama

periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara

keseluruhan maupun modal sendiri. Profitabilitas menunjukkan tingkat

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas pengelolaan asset

perusahaan, hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan modal

sendiri.Hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan yaitu semakin

tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut

dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk menghasilkan laba dan akan

menciptakan nilai perusahaan yang semakin tinggi serta dapat memaksimumkan

kekayaan pemegang saham (Harahap, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Galuh Arindita (2015)mengatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sehingga dapat disusun hipotesis mengenai profitabilitas terhadap nilai

perusahaan adalah sebagai berikut:

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.3.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

Universitas Sumatera Utara


41

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan

ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang

(Sartono, 2001). Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan

membayar dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham.

Apabila dividen yang dibayar kecil, maka harga saham cenderung rendah

sehingga nilai perusahaan juga rendah. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan

besar maka harga saham perusahaan cenderung tinggi dikarenakan kemampuan

membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan

meningkatkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Nola Yulita (2015) mengatakan bahwa

kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sehingga dapat disusun hipotesis mengenai kebijakan dividen terhadap nilai

perusahaan adalah sebagai berikut:

H3 : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran Perusahaan juga dianggap mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula

perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun

eksternal (Pratiwi et al, 2016). Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan

perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif

dan nilai perusahaan akan meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya

saing perusahaan lebih tinggi dibanding pesaing utamanya. Investor akan

merespon positif sehingga nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan

Universitas Sumatera Utara


42

Soebiantoro, 2007). Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan

Itturiaga dan Sanz (1998) bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan semakin

tinggi nilai perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Galuh Arindita (2015) mengatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sehingga dapat disusun hipotesis mengenai ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan adalah sebagai berikut:

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan kajian teoritis dan diperkuat dengan penelitian terdahulu,

diduga bahwa adanya pengaruh struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen

dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat

dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut:

Struktur Modal t1

Profitabilitas
t2
Nilai Perusahaan
t5
Kebijakan Dividen
t3

Ukuran Perusahaan
t4

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Keterangan

t1, t2, t3, t4 = Uji t hitung (Pengujian Parsial)

t5 = Uji F hitung (Pengujian Simultan)

Universitas Sumatera Utara


43

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, kajian teoritis dan kajian empiris yang

telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah:

H1 : Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H3 : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiono (2009) merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan

antara dua variabel atau lebih, yaitu variabel independen/yang mempengaruhi (X)

terhadap variabel dependen/yang dipengaruhi (Y). Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah

pendekatan yang menggunakan data dalam bentuk angka pada analisis statistik.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh dari Struktur Modal,

Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2015.

Data diambil dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang di

publikasikan www.idx.co.id. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

Desember 2016 sampai dengan bulan Maret 2017.

3.3 Batasan Operasional

44

Universitas Sumatera Utara


45

Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih fokus dalam

melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

X1 : Struktur Modal

X2 : Profitabilitas

X3 : Kebijakan Dividen

X4 : Ukuran Perusahaan

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Y : Nilai Perusahaan

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Independen (X)

1. Struktur Modal (X1)

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan

perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal

sendiri. Struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu

perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan dan menunjukkan

kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya. DER dapat dirumuskan sebagai berikut:

2. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan

Universitas Sumatera Utara


46

keuntungan atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

Profitabilitas diukur dengan Return on Equity (ROE) yaitu rasio untuk

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi

pemegang saham perusahaan. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Kebijakan Dividen (X3)

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diterima perusahaan

pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen

atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa

yang akan datang. Kebijakan dividen diukur dengan Dividend Payout Ratio

(DPR) yaitu rasio yang menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen. DPR dapat dirumuskan sebagai

berikut:

4. Ukuran Perusahaan (X4)

Ukuran perusahaan dapat ditunjukkan oleh total aset, total penjualan bersih,

rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini

ukuran perusahaan dinilai dengan logaritma natural dari total aset perusahaan.

3.4.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai

perusahaan dapat diukur dengan perbandingan harga pasar per lembar saham

Universitas Sumatera Utara


47

dengan nilai buku per lembar saham yang diproksikan dengan Price to Book

Value (PBV). PBV dapat dirumuskan dengan:

Tabel 3.1
Tabel Operasional Variabel
No. Variabel Indikator Skala Ukur

1. Struktur Modal (X1) Rasio

2. Profitabilitas (X2) Rasio

3. Kebijakan Dividen (X3) Rasio

4. Ukuran Perusahaan (X4) Rasio

5. Nilai Perusahaan (Y) Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dimaksud didalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015

sebanyak 147 perusahaan. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel

adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode pengambilan

sampel ini menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang

digunakan adalah:

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut

pada Tahun 2010-2015 tidak delisting atau baru IPO

2. Perusahaan yang tidak memiliki laba bersih negatif atau ekuitas negatif

3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam pelaporan keuangan

4. Perusahaan yang menerbitkan Laporan Keuangan berturut-turut selama

periode 2010-2015 dengan data lengkap sesuai dengan yang yang dibutuhkan

Universitas Sumatera Utara


48

dalam penelitian ini seperti DER, ROE, DPR, Ln Total Assets dan PBV

Proses seleksi dalam menentukan sampel yang telah ditentukan dari

kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2
Proses Seleksi Penentuan Jumlah Sampel
Jumlah
No Kriteria Kualifikasi Sampel
Perusahaan

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


1. Populasi 147
Indonesia pada tahun 2010-2015

Perusahaan Manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa


2. Kriteria 1 Efek Indonesia berturut-turut pada Tahun 2010-2015 (29)
tidak delisting atau baru IPO

Perusahaan yang memiliki laba bersih negatif atau


3. Kriteria 2 (60)
ekuitas negatif

Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah


4. Kriteria 3 (5)
dalam pelaporan keuangan

Perusahaan yang tidak menerbitkan Laporan Keuangan


berturut-turut selama periode 2010-2015 dengan data
5. Kriteria 4 lengkap sesuai dengan yang yang dibutuhkan dalam (14)
penelitian ini seperti DER, ROE, DPR, Ln Total Assets
dan PBV

Jumlah 29

Berdasarkan kriteria tersebut, dari 147 Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015 terpilih 29 perusahaan sebagai

sampel penelitian, sehingga total pengamatan adalah 174 data. Daftar perusahaan

yang menjadi sampel dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.3
Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel dari Penelitian

No. Kode Emiten Nama Perusahaan

1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

3 ASII Astra International Indonesia Tbk

Universitas Sumatera Utara


49

Lanjutan Tabel
4 AUTO Astra Auto Part Tbk

5 BATA Sepatu Bata Tbk

6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

7 DLTA Delta Djakarta Tbk

8 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

9 EKAD Ekadharma International Tbk

10 GGRM Gudang Garam Tbk

11 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

13 INDS Indospring Tbk

14 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

15 KAEF Kimia Farma Tbk

16 KLBF Kalbe Farma Tbk

17 LION Lion Metal Works Tbk

18 LMSH Lionmesh Prima Tbk

19 MERK Merck Tbk

20 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

21 MYOR Mayora Indah Tbk

22 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk

23 SMGR Semen Gresik Tbk

24 SMSM Selamat Sempurna Tbk

25 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

26 TCID Mandom Indonesia Tbk

27 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

28 TRST Trias Sentosa Tbk

29 UNVR Unilever Indonesia Tbk


Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Universitas Sumatera Utara


50

3.6 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

bersifat time series dan cross sectional. Data kuantitatif merupakan data yang

berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Data time series adalah

sekumpulan data dari waktu ke waktu pada obyek yang sama untuk menggambarkan

perkembangan suatu kegiatan atau kejadian tertentu selama periode tersebut.

Sedangkan data cross sectional adalah data dari satu atau lebih variabel yang

dikumpulkan dalam waktu yang sama

Jenis data dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data sekunder, yaitu

data yang bersumber dari pihak lain. Informasi diperoleh melalui buku, jurnal dan

laporan-laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

menggunakan media internet melalui situs www.idx.co.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data

dengan dokumen berupa laporan keuangan yang telah dikumpulkan dan

dipublikasikan.

3.8 Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Statistik Deskriptif

yang berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum.

Universitas Sumatera Utara


51

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka peneliti terlebih dahulu

menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Pengujian ini

dilakukan dengan bantuan software Eviews 7.

Uji Klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekonometrika untuk melihat

apakah hasil estimasi memenuhi dasar linier klasik atau tidak. Setelah data

dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji

hipotesis yakni uji individual (uji t), pengujian secara serentak (uji F), dan

koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, masing-

masing variabel berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah yang memiliki distribusi normal sehingga hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada populasi, yang dilihat dari nilai residual dengan

menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi

yang digunakan =0,05.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

Universitas Sumatera Utara


52

yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Heterokedastisitas menunjukan bahwa varians dari setiap error bersifat

heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa

varians dari error harus bersifat homogennya.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Breusch-

Pagan. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Jika Prob Obs*R-Squared ≤ 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika Prob Obs*R-Squared > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Tujuan dilakukannya uji multikolonieritas adalah untuk melihat apakah

model regresi memiliki korelasi antara variabel independen satu dengan yang

lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya

multikolinearitas ini adalah kesalahan standar penaksir semakin besar dan

probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar sehingga

mengakibatkan diperolehnya kesimpulan yang salah.

Menurut Nachrowi dan Usman (2006), Multikolinearitas merupakan korelasi

atau hubungan linear yang kuat di antara variabel-variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terdapat masalah multikolinearitas.

Menurut Ghozali (2006) menyatakan jika antar variabel independen ada

korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi

adanya multikolinearitas.

4. Uji Autokorelasi

Universitas Sumatera Utara


53

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan lainnya. Model

regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006).

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat

diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009). Nilai statistik

dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji

Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi

terjadi autokorelasi.

3.8.3 Pemilihan Model Data Panel

Data panel (Nachrowi dan Usman, 2006) adalah data yang yang

dikumpulkan dari dikumpulkan secara cross section dan diikuti pada periode

waktu tertentu. Untuk mengestimasi data panel dapat melakukan beberapa

pendekatan yaitu:

1. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Model estimasi ini tidak ubahnya dengan regresi dengan data cross section

maupun time series. Sebelum melakukan regresi, kita harus menggabungkan

data tersebut yang diperlakukan sebagai satu kesatuan.

2. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan

model memungkinkan adanya intercerpt tidak konstan. Intercept ini mungkin

Universitas Sumatera Utara


54

akan berubah setiap individu dan waktu.

3. Model Efek Random (Random Effect Model)

Pada model ini perbedaan diakomodasikan lewat error. Teknik ini juga

memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang times series

dan cross section.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel

adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed

Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Dalam menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam

membentuk model regresi, maka dapat digunakan uji Chow. Hipotesis yang

diuji sebagai berikut:

H0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square < 0,05, maka ditolak

dan diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square 0,05, maka diterima

dan ditolak.

2. Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed

Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi FEMatau REMdalam membentuk

model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai

Universitas Sumatera Utara


55

berikut:

H0: Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas cross-section random < 0,05, maka ditolak dan

diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross-section random 0,05, maka diterima

dan ditolak.

3.8.4 Metode Analisis Regresi Data Panel

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh Struktur Modal,

Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015. Untuk itu digunakan teknik Analisis Regresi Data Panel

dengan model sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Nilai Perusahaan

a = Konstanta

X1 = Struktur Modal (DER)

X2 = Profitabilitas (ROE)

X3 = Kebijakan Dividen (DPR)

X4 = Ukuran Perusahaan (Ln Total Assets)

b1 = Koefisien Regresi Struktur Modal

Universitas Sumatera Utara


56

b2 = Koefisien Regresi Profitabilitas

b3 = Koefisien Regresi Kebijakan Dividen

b4 = Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan

e = Standar Error

3.8.5 Pengujian Hipotetis

1. Uji Signifikansi Simultan ( Uji – F )

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua

variabel bebas (variabel independent) mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat (variabel dependent). Bentuk pengujian nya adalah :

Hipotesis :

H0: Secara simultan Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh siginifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015

H1: Secara simultan Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015

Kriteria pengujian :

a. Jika nilai probabilitas (F-statistic) ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak,

artinya secara simultan terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari

Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran

Universitas Sumatera Utara


57

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015.

b. Jika nilai probabilitas(F-statistic)< 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima,

artinya secara simultan terdapat pengaruh signifikan dari Struktur Modal,

Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015.

2. Uji Signifikansi Parsial ( Uji - t )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial. Bentuk pengujiannya

adalah :

Hipotesa :

H0 : Secara parsial Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015

H1 : Secara parsial Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015

Kriteria Pengujian:

a. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterimaH1ditolak, artinya secara

parsial terdapat pengaruh yangtidak signifikan dari Struktur Modal,

Universitas Sumatera Utara


58

Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima, artinya secara

parsial terdapat pengaruh signifikan dari dari Struktur Modal,

Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Secara umum koefisiensi determinasi untuk data silang relatif lebih rendah

karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

sedangkan untuk data time series biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi yang tinggi (Ghozali, 2006).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 PT Asahimas Flat Glass Tbk

Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) didirikan pada tanggal 07 Oktober 1971

dengan nama Asahimas Flat Glass Co., Ltd., dan mulai operasi secara komersial

pada bulan April 1973. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Asahimas Flat Glass Tbk, antara lain: Asahi Glass Co., Ltd, Jepang (pengendali)

(43,86%) dan PT Rodamas, Indonesia (pengendali) (40,96%). Pada tanggal 18

Oktober 1995, AMFG memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Saham Perdana AMFG (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 86.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham serta Harga

Penawaran Rp2.450,- per saham. Pada tanggal 18 Desember 2000 saham tersebut

telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(d/h Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).

4.1.2 Arwana Citra Mulia Tbk

Arwana Citramulia Tbk (ARNA) didirikan dengan nama PT Arwana Citra

Mulia tanggal 22 Februari 1993 dan mulai beroperasi secara komersial sejak

tanggal 1 Juli 1995. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Arwana Citramulia Tbk, antara lain: PT Suprakreasi Eradinamika (pengendali)

(13,97%), Credit Suisse AG Singapore Trust Account Client Monotena (24,52%)

dan Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Client – 2023904000 (9,60%). Pada

59

Universitas Sumatera Utara


60

tanggal 28 Juni 2001, ARNA memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ARNA (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 125.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- setiap

saham dengan harga penawaran Rp120,- setiap saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Juli 2001.

4.1.3 Astra Internasional Tbk

Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957

dengan nama PT Astra International Incorporated. Pemegang saham terbesar

Astra International Tbk adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd (50,11%),

perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan

entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di

Bermuda. Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham,

dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.

4.1.4 Astra Auto Part Tbk

Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan tanggal 20 September 1991 dan

memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Astra Otoparts Tbk adalah Astra International Tbk

(ASII) (80,00%). Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

Universitas Sumatera Utara


61

AUTO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai

nominal Rp500,- per saham dan harga perdana sebesar Rp575,- per saham. Pada

tanggal 15 Juni 1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

4.1.5 Sepatu Bata Tbk

Sepatu Bata Tbk (BATA) didirikan tanggal 15 Oktober 1931. Pemegang

saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sepatu Bata Tbk, antara lain: Bafin

(Nederland) B.V. (nduk usaha) (82,01%) dan BP2S Singapore (5,09%). Adapun

induk usaha terakhir BATA adalah Compass Limited, yang berkedudukan di

Bermuda. Pada tanggal 06 Februari 1982, BATA memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BATA

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.200.000 saham dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham serta harga penawaran Rp1.275,- per saham. Seluruh saham

Perusahaan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 24 Maret 1982.

4.1.6 Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) didirikan 07 Januari 1972 dalam

rangka Penanaman Modal Asing (“PMA”) dan beroperasi secara komersial mulai

tahun 1972. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Charoen

Pokphand Indonesia Tbk, adalah PT Central Agromina (55,53%). Pada tahun

1991, CPIN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPIN (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 2.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

Universitas Sumatera Utara


62

penawaran Rp5.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Maret 1991.

4.1.7 Delta Djakarta Tbk

Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Delta Djakarta Tbk, antara lain: San Miguel Malaysia (L)

Pte. Ltd (pengendali) (58,33%) dan Pemda DKI Jakarta (23,34%). Pada tahun

1984, DLTA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham DLTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

347.400 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp2.950,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Februari 1984.

4.1.8 Darya Varia Laboratoria Tbk

Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30 April 1976

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Induk usaha Darya-

Varia Laboratoria Tbk adalah Blue Sphere Singapore Pte Ltd (menguasai 92,13%

saham DVLA), merupakan afiliasi dari United Laboratories Inc, perusahaan

farmasi di Filipina. Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham DVLA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham..

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

Universitas Sumatera Utara


63

pada tanggal 11 Nopember 1994.

4.1.9 Ekadharma Internasional Tbk

Ekadharma International Tbk (dahulu Ekadharma Tape Industries Tbk)

(EKAD) didirikan tanggal 20 Nopember 1981 dengan nama PT Ekadharma

Widya Graphika dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981.

Induk usaha dan induk usaha terakhir Ekadharma International Tbk adalah PT

Ekadharma Inti Perkasa (memiliki 75,45 persen saham EKAD). Pada tanggal 21

Juni 1990, EKAD memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EKAD (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Agustus 1990.

4.1.10 Gudang Garam Tbk

Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap) (GGRM)

didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada

tahun 1958. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Gudang Garam

Tbk adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT Suryamitra Kusuma

(6,26%). PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha dan induk usaha

terakhir GGRM. Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri

Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham tersebut

Universitas Sumatera Utara


64

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.

4.1.11 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan nama HM

Sampoerna Tbk (HMSP) didirikan tanggal 27 Maret 1905 dan memulai kegiatan

usaha komersialnya pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga.

Induk usaha HM Sampoerna adalah PT Philip Morris Indonesia (menguasai

92,50% saham HMSP), sedangkan induk usaha utama HM Sampoerna adalah

Philip Morris International, Inc. Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

HMSP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.600,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15

Agustus 1990.

4.1.12 Indofood Sukses Makmur Tbk

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990

dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1990. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk

adalah CAB Holding Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles,

sedangkan induk usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First

Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Pada tahun 1994, INDF memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai

Universitas Sumatera Utara


65

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal

14 Juli 1994.

4.1.13 Indospring Tbk

Indospring Tbk (INDS) didirikan tanggal 05 Mei 1978 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Indospring Tbk adalah PT Indoprima Gemilang (induk

usaha) (88,11%), yang didirikan di Surabaya – Indonesia dengan nama PT

Indokalmo berlokasi pada Jl. Gardu Induk PLN No. 5, Tandes, Surabaya, Jawa

Timur. Induk usaha utama Indospring adalah PT Indoprima Investama yang juga

berlokasi sama dengan PT Indoprima Gemilang. Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS

memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham INDS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.000,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 10 Agustus 1990.

4.1.14 Indocement Tunggal Perkasa Tbk

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) didirikan tanggal 16 Januari

1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Pemegang

saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indocement Tunggal Prakarsa Tbk,

yaitu: Brichwood Omnia Limited, Inggris (induk usaha) (51,00%). Adapun induk

usaha terakhir kelompok usaha Indocement adalah HeidebergCement AG. Pada

Universitas Sumatera Utara


66

tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INTP (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 89.832.150 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Desember 1989.

4.1.15 Kimia Farma Tbk

Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) didirikan tanggal 16 Agustus 1971.

Pemegang saham pengendali Kimia Farma (Persero) Tbk adalah Pemerintah

Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri A

Dwiwarna) dan 90,02% di saham Seri B. Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF

memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham KAEF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000.000

saham seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran

Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 04 Juli 2001.

4.1.16 Kalbe Farma Tbk

Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Kalbe Farma Tbk, antara lain: PT Gira Sole Prima

(10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT

Lucasta Murni Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina

Arta Charisma (8.61%). Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham

Universitas Sumatera Utara


67

pengendali dan memiliki alamat yang sama yakni, di Jl. Let.Jend. Suprapto Kav.

4, Jakarta 10510. Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF

kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

4.1.17 Lion Metal Works Tbk

Lion Metal Works Tbk (LION) didirikan tanggal 16 Agustus 1972 dalam

rangka Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1974. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham Lion Metal Works Tbk, antara lain: Lion Holdings Pte. Ltd., Singapura

(28,85%) dan Lion Holdings Sdn. Bhd., Kuala Lumpur (28,85%). Pada tahun

1993, LION memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham LION (IPO) kepada masyarakat sebanyak

3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp2.150,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Agustus 1993.

4.1.18 Lionmesh Prima Tbk

Lionmesh Prima Tbk (LMSH) didirikan tanggal 14 Desember 1982

dengan nama PT Lion Weldmesh Prima dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1984. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham Lionmesh Prima Tbk, antara lain: Lion Holdings Pte. Ltd., Singapura

Universitas Sumatera Utara


68

(25,55%), Jusup Sutrisno (13,97%), Tjoe Tjoe Peng (Lawer Supendi) (11,18%)

dan Trinidad Investment Pte. Ltd., Singapura (6,67%). Pada tahun 1990, LMSH

memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham LMSH (IPO) kepada masyarakat sebanyak 600.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.200,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 04 Juni 1990.

4.1.19 Merck Tbk

Merck Tbk (dahulu PT Merck Indonesia Tbk) (MERK) didirikan 14

Oktober 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Pemegang

saham yang memiliki 5% atau lebih saham Merck Tbk, antara lain: Merck

Holding GmbH, Jerman (pengendali) (73,99%) dan Emedia Export company

mbH, Jerman (12,66%). Pada tanggal 23 Juni 1981, MERK memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham MERK (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan nilai

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.900,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal

23 Juli 1981.

4.1.20 Multi Bintang Indonesia Tbk

Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929 dengan nama

N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1929.Pemegang saham yang memiliki 5 % atau lebih saham

Universitas Sumatera Utara


69

Multi Bintang Indonesia Tbk adalah Heineken International BV (pengendali)

(81,78%). Pada tahun 1981, MLBI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MLBI (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp1.570,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 1981.

4.1.21 Mayora Indah Tbk

Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai

beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Mayora Indah Tbk adalah PT Unita Branindo,

yakni dengan persentase kepemilikan sebesar 32,93%. Pada tanggal 25 Mei 1990,

MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham MYOR (IPO) kepada masyarakat sebanyak

3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran

Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juli 1990.

4.1.22 PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk

Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SUCACO Tbk)

(SCCO) didirikan 09 Nopember 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada

tanggal 2 Oktober 1972. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk, antara lain: PT Moda Sukma

(pengendali) (29,67%), PT Tutulan Sukma (pengendali) (29,67%) dan Furukawa

Universitas Sumatera Utara


70

Electric Co.,Ltd. (11,81%). SUCACO memiliki investasi dalam bentuk saham di

Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS), sebesar 33,81 persen dari modal ditempat

dan disetor penuh TBMS.

4.1.23 Semen Gresik Tbk

Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama Semen Gresik (Persero)

Tbk) (SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama “NV Pabrik Semen Gresik”

dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957. Saat ini,

kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak di industri semen. Hasil produksi

Perusahaan dan anak usaha dipasarkan didalam dan diluar negeri. Pada tanggal 04

Juli 1991, SMGR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMGR (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 40.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp7.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Juli 1991.

4.1.24 Selamat Sempurna Tbk

Selamat Sempurna Tbk (SMSM) didirikan di Indonesia pada tanggal 19

Januari 1976 dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Selamat Sempurna Tbk

adalah PT Adrindo Inti Perkasa, dengan persentase kepemilikan sebesar 58,13%.

Pada tanggal 13 Agustus 1996, SMSM memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMSM

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.400.000 saham dengan nilai nominal

Universitas Sumatera Utara


71

Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 September

1996. Sehubungan dengan transaksi penggabungan usaha (Merger) SMSM

dengan Andhi Chandra Automotive Products Tbk (anak usaha), yang berlaku

efektif pada tanggal 28 Desember 2006, SMSM menerbitkan saham baru

sejumlah 141.000.060 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham. Saham-

saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 2 Januari 2007.

4.1.25 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBB atau SQBI (saham

preferen)) didirikan tanggal 08 Juli 1970 dengan nama PT Squibb Indonesia dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1972. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk adalah

Taisho Pharmaceutical Co.,Ltd. (90,51% saham biasa) dan Taisho Pharmaceutical

Co.,Ltd. (7,46% saham preferen). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan SQBB atau SQBI adalah mengembangkan, mendaftarkan,

memproses, memproduksi dan menjual produk kimia, farmasi dan kesehatan.

4.1.26 Mandom Indonesia Tbk

Mandom Indonesia Tbk (TCID) didirikan tanggal 5 Nopember 1969

dengan nama PT Tancho Indonesia dan mulai berproduksi secara komersial pada

bulan April 1971. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mandom

Indonesia Tbk, antara lain: Mandon Corporation, Jepang (60,84%) dan PT Asia

Jaya Paramita (11,32%). Pada tanggal 28 Agustus 1993, TCID memperoleh

Universitas Sumatera Utara


72

pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham TCID (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.400.000 saham

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp7.350,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 30 September 1993.

4.1.27 Surya Toto Indonesia Tbk

Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam

rangka Penanaman Modal Asing dan memulai operasi komersil sejak Februari

1979. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Surya Toto Indonesia

Tbk, yaitu: Toto Limited, Jepang (37,90%), PT Multifortuna Asindo (29,46%)

(induk usaha, adapun induk usaha terakhir adalah PT Marindo Inticor) dan PT

Suryaparamitra Abadi (25,00%). Pada tanggal 22 September 1990, Perusahaan

memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham TOTO kepada masyarakat sebanyak 2.687.500 saham

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp14.300,- per

saham. Sejak tanggal 30 Oktober 1990, Perusahaan mencatatkan saham hasil

penawaran tersebut pada Bursa Efek Indonesia.

4.1.28 Trias Sentosa Tbk

Trias Sentosa Tbk (TRST) didirikan tanggal 23 Nopember 1979 dan

memulai operasi komersialnya pada tahun 1986. Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Trias Sentosa Tbk, antara lain: PT K and L Capital

(25,52%), PT Adilaksa Manunggal (17,91%), PT Rejo Sari Bumi (13,27%) dan

Universitas Sumatera Utara


73

Lindrawati Widjojo (5,76%). PT K and L Capital, PT Adilaksa Manunggal dan

PT Rejo Sari Bumi merupakan pemegang saham pengendali. Pada tanggal 22 Mei

1990, TRST memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham TRST kepada masyarakat sebanyak 3.000.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp2.050,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 02 Juli 1990.

4.1.29 Unilever Indonesia Tbk

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933

dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial

tahun 1933. Induk usaha Unilever Indonesia adalah Unilever Indonesia Holding

B.V. dengan persentase kepemilikan sebesar 84,99%, sedangkan induk usaha

utama adalah Unilever N.V., Belanda. Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR

memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 9.200.000

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.175,- per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 11 Januari 1982.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan

Universitas Sumatera Utara


74

nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam

perhitungan statistik deskriptif adalah DER, ROE, DPR, SIZE, dan PBV.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai

berikut :

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif dari DER, ROE, DPR, SIZE, dan PBV
PBV DER ROE PBV SIZE
Mean 5.907943 0.666790 0.289836 0.462897 28.80062
Median 3.089049 0.484630 0.210841 0.400683 28.36888
Maximum 58.48124 3.029000 1.423000 1.718314 33.13405
Minimum 0.119689 0.104122 0.012936 0.000273 25.08254
Std. Dev. 9.722249 0.523636 0.267297 0.331953 1.796768
Skewness 3.484093 1.748891 2.530954 1.260350 0.371280
Kurtosis 15.40086 6.389938 9.291041 4.463816 2.430001

Jarque-Bera 1466.943 172.0147 472.7008 61.60096 6.353135


Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.041729

Sum 1027.982 116.0215 50.43142 80.54404 5011.307


Sum Sq. Dev. 16352.33 47.43570 12.36046 19.06332 558.5091

Observations 174 174 174 174 174


Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

a. Diketahui nilai variabel Y (PBV) minimum adalah 0.119689 dan nilai Y

maksimum 58.48124. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Y adalah

5.907943 dan 9.722249. Perusahaan yang memiliki nilai Price to Book Value

terendah adalah Indospring Tbk (INDS) pada tahun 2010 yaitu sebesar

0.119689. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Price to Book Value

tertinggi adalah Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada tahun 2015 yaitu

sebesar 58.48124.

b. Diketahui nilai variabel X1 (DER) minimum adalah 0.104122 dan nilai X1

maksimum 3.029000. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari X1 adalah

Universitas Sumatera Utara


75

0.666790 dan 0.523636. Perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio

terendah adalah Mandom Indonesia Tbk (TCID) pada tahun 2010 yaitu

sebesar 0.104122. Sedangkan perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio

tertinggi adalah Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) pada tahun 2014 yaitu

sebesar 3.029000.

c. Diketahui nilai X2 (ROE) minimum adalah 0.012936 dan nilai X2 maksimum

1.423000. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari X2 adalah 0.289836

dan 0.267297. Perusahaan yang memiliki nilai Return on Equity terendah

adalah Trias Sentosa Tbk (TRST) pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.012936.

Sedangkan perusahaan yang memiliki Return on Equity tertinggi adalah Multi

Bintang Indonesia Tbk (MLBI) pada tahun 2014 yaitu sebesar 1.423000.

d. Diketahui nilai X3 (DPR) minimum adalah 0.000273 dan nilai DPR

maksimum 1.718314. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari DPR

adalah 0.462899 dan 0.331948. Perusahaan yang memiliki nilai Dividend

Payout Ratio terendah adalah Indospring Tbk (INDS) pada tahun 2011 yaitu

sebesar 0.000273. Sedangkan perusahaan yang memiliki Dividend Payout

Ratio tertinggi adalah Merck Tbk (MERK) pada tahun 2012 yaitu sebesar

1.718314.

e. Diketahui nilai X4 (SIZE) minimum adalah 25.08254 dan nilai DPR

maksimum 33.13405. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari DPR

adalah 28.80062 dan 1.796768. Perusahaan yang memiliki nilai Size terendah

adalah Lionmesh Prima Tbk (LMSH) pada tahun 2010 yaitu sebesar

25.08254. Sedangkan perusahaan yang memiliki Size tertinggi adalah Astra

Universitas Sumatera Utara


76

International Indonesia Tbk (ASII) pada tahun 2015 yaitu sebesar 33.13405.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas terhadap residual dalam penelitian ini menggunakan uji

Jarque-Bera (J-B) dan tingkat signifikansi yang digunakan α = 0,05. Dasar

pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B,

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
40
Series: RESID
35 Sample 1 174
Observations 174
30
Mean -1.23e-16
25 Median 0.460969
Maximum 20.33394
20 Minimum -13.21628
Std. Dev. 3.555382
15 Skewness 0.451634
Kurtosis 11.26562
10
Jarque-Bera 501.2390
5 Probability 0.000000
0
-10 -5 0 5 10 15 20
Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Hasil Uji Normalitas pada Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas dari Uji Jarque-Bera adalah sebesar 0.000000, hasil ini

memperlihatkan bahwa nilai p dari Uji J-B adalah lebih kecil dari nilai α =

0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas tidak dapat

terpenuhi karena data tidak berdistribusi secara normal. Untuk menormalkan

Universitas Sumatera Utara


77

data tersebut maka dilakukan transformasi data menggunakan akar kuadrat

absolut dari logaritma natural data variabel sehinggal diperoleh hasil sebagai

berikut :

20
Series: Residuals
Sample 1 174
16 Observations 174

Mean 6.31e-15
12 Median 0.016894
Maximum 0.681155
Minimum -0.811118
Std. Dev. 0.262716
8
Skewness -0.298105
Kurtosis 2.781217
4
Jarque-Bera 2.924158
Probability 0.231754
0
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Hasil Uji Normalitas pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas dari Uji Jarque-Bera adalah sebesar 0.231754, hasil ini

memperlihatkan bahwa nilai p dari Uji J-B adalah lebih besar dari nilai α =

0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas dapat

terpenuhi karena data berdistribusi normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan Uji Breusch-Pagan. Dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut :

a. Jika Prob Obs*R-Squared ≤ 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika Prob Obs*R-Squared > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara


78

Tabel 4.2
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.744676 Prob. F(4,169) 0.1424


Obs*R-squared 6.900236 Prob. Chi-Square(4) 0.1413
Scaled explained SS 5.797299 Prob. Chi-Square(4) 0.2148

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Uji Heteroskedastisitas menggunakan Uji Breusch-Pagan dapat

diketahui nilai Prob Obs*R-Squared adalah 0.1413 > 0.05, yang berarti

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikoliniaritas

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi

antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Ghozali (2006)

menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi,

yakni di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 -0.093739 -0.027410 -0.366897
X2 -0.093739 1.000000 -0.419025 0.089792
X3 -0.027410 -0.419025 1.000000 -0.167020
X4 -0.366897 0.089792 -0.167020 1.000000
Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa korelasi antara DER dan ROE -

0,093739, antara DER dan DPR -0,027410, antara DER dan SIZE -0,366897.

Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen.

Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0,9

Universitas Sumatera Utara


79

(Ghozali, 2006).

4. Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat

diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009). Nilai statistik

dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji

Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi

terjadi autokorelasi.

Tabel 4.4
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood -13.81097 Hannan-Quinn criter. 0.253043
Durbin-Watson stat 1.053026

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,053026.

Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1

dan 3, yakni 1 < 1,053026 < 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.

Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.3 Pemilihan Model Data Panel

Dalam melakukan estimasi pemilihan data panel, terdapat beberapa teknik

yang dapat digunakan untuk memilih model, diantaranya yaitu pendekatan

Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS), Model Efek Tetap

(Fix Effect Model), dan Model Efek Random (Random Effect Model).

1. Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed

Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi CEMatau FEMdalam membentuk

Universitas Sumatera Utara


80

model regresi, maka digunakan Uji Chow. Hipotesis yang diuji adalah

sebagai berikut :

H0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM

H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square < 0,05, maka ditolak

dan diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square 0,05, maka diterima

dan ditolak.

Tabel 4.5 berikut adalah hasil berdasarkan Uji Chow dengan menggunakan

Eviews 7.1 Tabel 4.5

Tabel 4.5
Hasil dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.765674 (28,141) 0.0000


Cross-section Chi-square 132.782756 28 0.0000

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.5, diketahui nilai probabilitas

adalah 0,000. Karena nilai probabilitas 0,000< 0,05, maka model estimasi

yang digunakan adalah modelfixed effect model (FEM).

2. Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random

Effect Model (REM) dengan Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEMatau REMdalam membentuk

Universitas Sumatera Utara


81

model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji adalah

sebagai berikut :

H0: Model REM lebih baik dibandingkan model FEM

H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas cross-section random < 0,05, maka ditolak dan

diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross-section random 0,05, maka diterima

dan ditolak.

Tabel 4.6 berikut adalah hasil berdasarkan Uji Hausman dengan

menggunakan Eviews 7.

Tabel 4.6
Hasil dari Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DPANEL
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.796455 4 0.3088

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas

adalah 0,3088. Karena nilai probabilitas 0,3088> 0,05, maka model estimasi

yang digunakan adalah modelrandom effect model (REM).

4.2.4 Analisis Regresi Data Panel

Analisis Regresi Data Panel ini dilakukan untuk melihat Pengaruh Struktur

Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Universitas Sumatera Utara


82

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015. Berdasarakan hasil Uji Chow dan Uji Hausman pada Tabel 4.5

dan Tabel 4.6 maka model estimasi regresi data panel yang digunakan dalam

penelitian adalah Random Effect Model (REM). Hasil regresinya adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.7
Hasil Regresi Data Panel

Dependent Variable: PBV_Y?


Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/25/17 Time: 12:57
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER_X1? 0.120929 0.072545 1.666956 0.0974


ROE_X2? 0.965458 0.073767 13.08789 0.0000
DPR_X3? -0.253610 0.050777 -4.994596 0.0000
SIZE_X4? 8.331112 1.979922 4.207798 0.0000
C -14.37913 3.661991 -3.926587 0.0001

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh persamaan regresi data panel sebagai

berikut :

Dimana :

Y = Nilai Perusahaan

X1 = Struktur Modal (DER)

X2 = Profitabilitas (ROE)

X3 = Kebijakan Dividen (DPR)

Universitas Sumatera Utara


83

X4 = Ukuran Perusahaan (Ln Total Assets)

= Standard Error

Dari persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar -14,37913 mencerminkan bahwa jika variabel

independen bernilai nol, maka nilai price to book valuebernilai negatif

sebesar 1437,913%. Hal ini menjelaskan bahwa apabila setiap variabel

independen dalam penelitian ini bernilai nol penurunan nilai variabel

dependen tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak di gunakan

dalam penelitian ini.

2. Koefisien debt to equity ratio (X1) sebesar 0,120929 artinya setiap perubahan

debt to equity ratio sebesar 1% akan memberikan dampak peningkatkan price

to book value sebesar 12,0929%.

3. Koefisien return on equity (X2) sebesar 0,965458 artinya setiap

perubahanreturn on equitysebesar 1% akan memberikan dampak

peningkatkan price to book value sebesar 96,5458%.

4. Koefisien dividend payout ratio (X3) sebesar -0,253610 artinya setiap

perubahan dividend payout ratio sebesar 1% akan memberikan dampak

penurunan price to book value sebesar 25,3610%.

5. Koefisien size (X4) sebesar 8,331112 artinya setiap perubahan size sebesar

1% akan memberikan dampak peningkatan price to book value sebesar

833,1112%.

4.2.5 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Universitas Sumatera Utara


84

Uji bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu struktur modal

(debt to equity ratio), profitabilitas (return on equity), kebijakan dividen

(dividend payout ratio) dan ukuran perusahaan (size) secara bersama-sama

atau simultan terhadap variabel tak bebas yaitu ukuran perusahaan (price to

book value).

Bentuk pengujiannya adalah sebagai sebagai berikut :

Hipotesis :

H0 : Secara simultan Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh siginifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015

H1 : Secara simultan Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2015

Kriteria pengujiaannya adalah :

1. Jika nilai probabilitas (F-statistic) ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak

2. Jika nilai probabilitas (F-statistic) < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima

Tabel 4.8 berikut adalah hasil berdasarkan Uji Signifikansi Simultan

(Uji-F) dengan menggunakan Eviews 7.

Universitas Sumatera Utara


85

Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

R-squared 0.692375 Mean dependent var 0.410966


Adjusted R-squared 0.685094 S.D. dependent var 0.354912
S.E. of regression 0.199164 Sum squared resid 6.703611
F-statistic 95.09251 Durbin-Watson stat 1.504742
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai Prob. (F-statistics), yakni

0,000000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas,

yakni DER, ROE, DPR, dan SIZE secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel PBV.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh struktur modal (debt to

equity ratio), profitabilitas (return on equity), kebijakan dividen (dividend

payout ratio) dan ukuran perusahaan (size) secara parsial terhadap variabel

tak bebas yaitu ukuran perusahaan (price to book value).

Bentuk pengujiannya adalah :

Hipotesis :

H0 : Secara parsial Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2015

H1 : Secara parsial Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Universitas Sumatera Utara


86

Tahun 2010-2015

Kriteria Pengujian:

1. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak

2. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima

Tabel 4.9 berikut adalah hasil berdasarkan Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

dengan menggunakan Eviews 7.

Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Dependent Variable: PBV_Y?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/25/17 Time: 12:57
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER_X1? 0.120929 0.072545 1.666956 0.0974


ROE_X2? 0.965458 0.073767 13.08789 0.0000
DPR_X3? -0.253610 0.050777 -4.994596 0.0000
SIZE_X4? 8.331112 1.979922 4.207798 0.0000
C -14.37913 3.661991 -3.926587 0.0001

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa :

a. Nilai koefisien dari variabel DER bernilai positif yang berarti bahwa

variabel DER berpengaruh positif terhadap PBV. Sementara Nilai

probabilitas statistik t dari variabel DER adalah 0.0974, yakni > 0.05,

sehingga variabel DER berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap variabel PBV, pada tingkat signifikansi 5%.

b. Nilai koefisien dari variabel ROE bernilai positif yang berarti bahwa

variabel DER berpengaruh positif terhadap PBV. Sementara nilai

Universitas Sumatera Utara


87

probabilitas statistik t dari variabel ROE adalah 0.0000, yakni < 0.05,

sehingga variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel PBV, pada tingkat signifikansi 5%.

c. Nilai koefisien dari variabel bebas DPR bernilai negatif yang berarti

bahwa variabel DPR berpengaruh negatif terhadap PBV. Sementara nilai

probabilitas statistik t dari variabel DPR adalah 0.0000, yakni < 0.05,

sehingga variabel DPR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

variabel PBV, pada tingkat signifikansi 5%.

d. Nilai koefisien dari variabel bebas SIZE bernilai positif yang berarti

bahwa variabel SIZE berpengaruh positif terhadap PBV. Sementara nilai

probabilitas statistik t dari variabel SIZE adalah 0.0001, yakni < 0.05,

sehingga variabel SIZE berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel PBV, pada tingkat signifikansi 5%.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kontribusi dari

seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Bila nilai R2 mendekati 0 maka pengaruh variabel independen

terhadap dependen semakin lemah. Sedangkan Bila nilai R2 mendekati 1

maka pengaruh variabel independen terhadap dependen semakin kuat.

Semakin tinggi nilai Adjusted R2 maka semakin tinggi pula kemampuan

variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Tabel 4.10 berikut adalah hasil berdasarkan Uji Koefisien Determinasi (R2)

dengan menggunakan Eviews 7.

Universitas Sumatera Utara


88

Tabel 4.10
Nilai Statistik Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.692375 Mean dependent var 0.410966


Adjusted R-squared 0.685094 S.D. dependent var 0.354912
S.E. of regression 0.199164 Sum squared resid 6.703611
F-statistic 95.09251 Durbin-Watson stat 1.504742
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil olah data software Eviews 7

Berdasarkan Tabel 4.10diketahui nilai koefisien determinasi (R-squared)

sebesar 0,692375 yang artinya variabel DER, ROE, DPR, dan SIZE

mempunyai hubungan yang erat dengan variabel PBV sebesar 69,2375%.

Sedangkan nilai Adjusted R-squaredsebesar 0,685094. Nilai tersebut dapat

diartikanbahwa variabel DER, ROE, DPR, dan SIZE mampu

mempengaruhi/menjelaskan PBV secara simultan atau bersama-sama sebesar

68,5094%, sisanya sebesar 31,4906% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur modal,

profitabilitas, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan terhadap nilaiperusahaan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2010-

2015. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahteknik

analisis regresi data panel untuk memperoleh gambaran yangmenyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabeldependen.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa secara simultan variabel bebas yaitu debt to equity ratio, return on equity,

Universitas Sumatera Utara


89

dividend payout ratio dan size berpengaruh signifikan terhadapvariabel terikat

yaitu price to book value pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

indonesia tahun 2010-2015. Hasil ini dibuktikan dengan pengujian Uji F dengan

nilai Prob (F-statistic) 0,000000 < signifikansi 0,05 yang berarti bahwa secara

simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Pengaruh yang signifikan tersebut terlihat dari nilai koefisien dan tingkat

probabilitas yang muncul dari setiap variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel

size merupakan variabel bebas yang memiliki nilai koefisien terbesar diantara

variabel bebas lainnya dengan nilai koefisien sebesar 8,331112 dengan tingkat

probabilitas 0,0000 < 0,05 yang artinya ukuran perusahaan merupakan variabel

yang paling berpengaruh nyata terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini.

Selanjutnya pengaruh ini dijelaskan oleh variabel bebas yang lain diantaranya

yaitu return on equity yang memiliki nilai koefisien sebesar 0,965458 dengan

tingkat probabilitas sebesar 0,0000 < 0,05, dividend payout ratio yang memiliki

nilai koefisien sebesar -0,253610 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0000 <

0,05, dan variabel debt to equity ratio yang memiliki nilai koefisien sebesar

0,120929 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0974 > 0,05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan tiga penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nia Rositawati Fau

(2015) yang menyatakan bahwa secara simultan variabelstruktur modal,

pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian oleh Zainal Abidin, Meina

Wulansari Y dan Muhammad Ziyad (2014) yang menyatakan bahwa secara

Universitas Sumatera Utara


90

simultan struktur modal, kebijakan dividen dan sizeberpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, dan penelitian yang dilakukan oleh Arif (2015) yang

menyatakan bahwa secara simultan struktur modal, return on equity, likuiditas

dan growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan pengaruh dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

4.3.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji yang dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,120920 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,972. Dengan tingkat signifikansi

yang lebih besar dari yang disyaratkan yaitu 0,05 dapat disimpulkan bahwa

struktur modal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggistruktur modalperusahaan

maka semakin tinggi pula nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut.

Pengaruh yang tidak signifikan berarti bahwa variabel struktur modaltidak

berpengaruh nyata terhadap nilaiperusahaan.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa penggunaan utang

dalam stuktur modal memiliki banyak keuntungan. Teori Pertukaran menjelaskan

bahwa penggunaan hutang menyebabkan lebih banyak laba operasi perusahaan

yang akan diterima oleh para investor. Oleh karena itu, semakin banyak

perusahaan mempergunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga

sahamnya (Brigham dan Houston, 2006). Teoritrade-off menjelaskan bahwa jika

posisi struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan

hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dan sebaliknya, setiap jika posisi

Universitas Sumatera Utara


91

struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan

menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur

modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi

adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan (Syahyunan, 2015).

Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Galuh Arindita (2015) yang mengatakan bahwa struktur modal

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.3.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji yang dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,965458 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan tingkat signifikansi

yang lebih kecil dari yang disyaratkan yaitu 0,05 dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggiprofitabilitasperusahaan

maka semakin tinggi pula nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan tersebut.

Pengaruh yang signifikan berarti bahwa variabel profitabilitas berpengaruh

langsung terhadap nilaiperusahaan.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa profitabilitas adalah

kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan

menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal

sendiri. Profitabilitas menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atas pengelolaan asset perusahaan, hubungannya dengan

penjualan, total aktiva, dan modal sendiri.Hubungan antara profitabilitas dengan

nilai perusahaan yaitu semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin

Universitas Sumatera Utara


92

tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan

untuk menghasilkan laba dan akan menciptakan nilai perusahaan yang semakin

tinggi serta dapat memaksimumkan kekayaan pemegang saham (Harahap, 2007).

Untuk selanjutnya profitabilitas ini harus menjadi perhatian khusus bagi

para manajer di dalam perusahaan karena secara nyata profitabilitas memiliki

pengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila perusahaan ingin meningkatkan nilai

perusahaan maka profitabilitas merupakan salah satu objek penting yang menjadi

fokus perhatian perusahaan tersebut.

Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Galuh Arindita(2015), Nia Rositawati Fau (2015), Arif (2015),

Mahani Alfianti S (2015), serta Ayu Sri dan Ary Wijaya (2013)yang mengatakan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.3.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji yang dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0,253610 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan tingkat signifikansi

yang lebih kecil dari yang disyaratkan yaitu 0,05 dapat disimpulkan bahwa

kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kebijakan

dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan

kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba

ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang (Sartono, 2001). Nilai

perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen.

Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang

Universitas Sumatera Utara


93

dibayar kecil, maka harga saham cenderung rendah sehingga nilai perusahaan juga

rendah. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan besar maka harga saham

perusahaan cenderung tinggi dikarenakan kemampuan membayar dividen juga

besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai

perusahaan (Martono dan Harjito, 2005).

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Zainal Abidin, Meina Wulansari Y dan Muhammad Ziyad (2014)yang

mengatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan.

4.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan uji yang dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

8,331112 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan tingkat signifikansi

yang lebih kecil dari yang disyaratkan yaitu 0,05 dapat disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan

dianggap mampu meningkatkan nilai perusahaan. Semakin besar ukuran atau

skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber

pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal (Pratiwi et al, 2016).

Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami

perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan

meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi

dibanding pesaing utamanya. Investor akan merespon positif sehingga nilai

perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Hal ini diperkuat

Universitas Sumatera Utara


94

dengan pernyataan yang dikemukakan Itturiaga dan Sanz (1998) bahwa semakin

besar ukuran perusahaan akan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut.

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang paling nyata terlihat

memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi

ukuran perusahaan maka perusahaan akan mendapatkan sumber pendanaan yang

baik dan pengelolaan yang baik pula. Sehingga, apabila perusahaan ingin

meningkatkan nilai perusahaannya sebaiknya lebih memfokuskan perhatian dalam

peningkatan ukuran perusahaan. Untuk itu para manajer harus lebih

memperhatikan rasio ukuran perusahaan ini sehingga pasar dapat memberikan

penilaian positif terhadap perusahaan.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Galuh Arindita (2015) yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya,

dapatdiberikan kesimpulan sebagai berikut:

a. Secara simultan struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, dan ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

b. Secara parsial struktur modal berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

c. Hasil Penelitian menunjukkan nilai Adjusted R-squared sebesar 0,685094.

Nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel struktur modal, profitabilitas,

kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan variabel

terikat sebesar 68,5094%, sisanya sebesar 31,4906% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan perluasan penelitian.

95

Universitas Sumatera Utara


96

Perluasan penelitian yang dimaksud adalah tidak hanya terbatas pada faktor-

faktor di dalam laporan keuangan saja, tetapi juga faktor-faktor ekonomi

makro seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan

lain-lain yang belum dipertimbangkan dalam penelitian ini. Selain itu juga

perlu untuk menambah jumlah rasio keuangan yang diteliti.

2. Bagi Akademisi

Bagi akademisi agar menjadikan penelitian ini dan penelitian yang serupa

serta penelitian yang menggunakan variabel-variabel lain yang belum

digunakan dalam penelitian ini untuk dijadikan referensi belajar tentang

analisis sebuah perusahaan dan pengembangan wawasan dalam dunia

investasi.

3. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan agar memberikan informasi yang lengkap di dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan sehingga dapat mempermudah para peneliti

mendapatkan informasi dan mempermudah para investor untuk melakukan

analisis dan menentukan keputusan yang tepat dalam investasi.

4. Bagi Investor

Bagi investor yang melakukan investasi di perusahaan manufaktur agar

sebaiknya memperhatikan variabel struktur modal, profitabilitas dan ukuran

perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi yang tepat dan menguntungkan nantinya. Hal ini dikarenakan

variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Yusniar, M. W., & Ziyad, M. (2014). Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen dan Size Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Wawasan
Manajemen , II.
Arif. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity, Likuiditas dan Growth
Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi .
Arindita, G. (2015). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan
Dividen dan Size Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Wholesale dan Retail Yan Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2012.
Skripsi .
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Buku 2 (10th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2001). Manajemen Keuangan, Buku 2 (8th ed.).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2011). Pasar Modal Di Indonesia (3 ed.).
Jakarta: Salemba Empat.
Dewi, A. S., & Wirajaya, A. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan
Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Journal Akuntansi , IV, 358-
372.
Fau, N. R. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi .
Field, A. P. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, A. (2007). Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.
Harahap, S. S. (2007). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Horne, J. C. (2002). Financial Management and Policy (12th ed.). New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. (2001). Fundamental of Financial Management
(12th ed.). (D. Fitriasari, & D. A. Kwary, Penerj.) Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (5th
ed.). Jakarta: UPP STIM YKPN.

97

Universitas Sumatera Utara


98

Itturiaga, F. J., & Sanz, J. A. (1998). Managerial Ownership, Accounting Choices


and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting and Economics ,
II.
Keown, A. J., David F. Scott, J., Martin, J. D., & Petty, J. W. (2010). Manajemen
Keuangan: Prinsip dan Penerapan (10th ed., Vol. I). Jakarta: PT. Indeks.
Keown, A. J., David F. Scott, J., Martin, J. D., & Petty, J. W. (2004). Prinsip-
Prisip dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Indeks.
Mardiyanto, H. (2009). Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Martono, & Harjito, A. (2005). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit
Ekonisia.
Munawir. (1995). Analisis Laporan Keuangan (4th ed., Vol. V). Yogyakarta:
Liberty Jogja.
Nachrowi, D. N., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LP-FEUI.
Nasution, B. A., & Akhmad, A. (2010). Pengaruh Struktur Modal, Biaya Ekuitas,
(Cost of Equity) dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonom , XIII .
Prasetyo, A. H. (2011). Evaluasi Perusahaan. Jakarta: PPM.
Pratiwi, N. P., Yudiatmaja, F., & Suwendra, I. W. (2016). Pengarus Struktur
Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen , IV.
Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan (4th ed., Vol. VII).
Yogyakarta: BPFE.
Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Tesis .
Saidi. (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEJ Tahun 1997-2002. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi , XI.
Sartono, R. A. (2001). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4th ed.).
Yogyakarta: BPFE.
Sawir, A. (2004). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
Sudarsono, M. A. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen,
Keputusan Investasi dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Yang Efeknya Terdaftar Di Daftar Efek Syariah Tahun
2010-2013. Skripsi .
Sugiono, A. (2009). Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta:
Grasindo.

Universitas Sumatera Utara


99

Sujoko, & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,


Leverage, Faktor Intern dan Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan , IX.
Syahyunan. (2015). Manajemen Keuangan: Perencanaan, Analisis dan
Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.
Warsono. (2003). Manajemen Keuangan Perusahaan (3th ed.). Malang:
Bayumedia.
Weston, J. F., & Copeland, T. (2010). Manajemen Keuangan (2nd ed.). Jakarta:
Binarupa Aksara.
Yulita, N. (2014). Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 2010-2012. Artikel.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


100

LAMPIRAN 1

Tabel Pemilihan Sampel Perusahaan Manufaktur

Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria


No. Nama Kode
1 2 3 4/Sample
1 Akasha Wira International Tbk ADES 0 0 0 -
2 Polychem Indonesia Tbk ADMG 0 - - -
3 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 0 0 0 -
4 Alam Karya Unggul Tbk AKKU 0 - - -
5 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI 0 0 0 -
6 Alkindo Naratama Tbk ALDO - - - -
7 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 0 - - -
8 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO - - - -
9 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 0 0 0 1
10 Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk AMIN - - - -
11 Asiaplast Industries Tbk APLI 0 0 0 -
12 Argo Pantes Tbk ARGO 0 - - -
13 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 0 0 0 2
14 Astra International Tbk ASII 0 0 0 3
15 Astra Auto Part Tbk AUTO 0 0 0 4
16 Saranacentral Bajatama Tbk BAJA 0 - - -
17 Sepatu Bata Tbk BATA 0 0 0 5
18 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA 0 - - -
19 Garuda Metalindo Tbk BOLT - - - -
20 Indo Kordsa Tbk BRAM 0 0 - -
21 Berlina Tbk BRNA 0 - - -
22 Barito Pasific Tbk BRPT 0 - - -
23 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON 0 0 0 -
24 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 0 0 0 -
25 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 0 0 0 -
26 Chitose Internasional Tbk CINT - - - -
27 Centex Tbk CNTX 0 - - -
28 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN 0 0 0 6
29 Citra Turbindo Tbk CTBN 0 0 - -
30 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK - - - -
31 Davomas Abadi Tbk DAVO - - - -
32 Delta Djakarta Tbk DLTA 0 0 0 7
33 Duta Pertiwi Nusantara DPNS 0 - - -
34 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 0 0 0 8
35 Ekadharma International Tbk EKAD 0 0 0 9
36 Eratex Djaya Tbk ERTX 0 - - -
37 Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI 0 - - -
38 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 0 - - -
39 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 0 - - -
40 Lotte Chemical Titan Tbk FPNI 0 - - -
41 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST 0 - - -
42 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 0 - - -
43 Gudang Garam Tbk GGRM 0 0 0 10
44 Gajah Tunggal Tbk GJTL 0 - - -
45 Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX 0 - - -
46 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 0 0 0 11
47 Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk ICBP - - - -
48 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 0 0 0 -
49 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI 0 - - -
50 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 0 0 - -
51 Indomobil Sukses International Tbk IMAS 0 - - -
52 Impack Pratama Industri Tbk IMPC - - - -

Universitas Sumatera Utara


101

53 Indofarma Tbk INAF 0 - - -


54 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 0 0 0 -
55 Intan Wijaya International Tbk INCI 0 - - -
56 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0 0 0 12
57 Indo Rama Synthetic Tbk INDR 0 0 - -
58 Indospring Tbk INDS 0 0 0 13
59 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 0 - - -
60 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 0 - - -
61 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 0 0 0 14
62 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL - - - -
63 Steel Pipe Industry Of Indonesia Tbk ISSP - - - -
64 Itamaraya Tbk ITMA - - - -
65 Jembo Cable Company Tbk JECC 0 - - -
66 Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk JKSW 0 - - -
67 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 0 0 0 -
68 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 0 - - -
69 Kimia Farma Tbk KAEF 0 0 0 15
70 Karwell Indonesia Tbk KARW 0 - - -
71 KMI Wire And Cable Tbk KBLI 0 0 0 -
72 Kabelindo Murni Tbk KBLM 0 0 0 -
73 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI 0 - - -
74 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 0 0 0 -
75 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS 0 - - -
76 Kedaung Indag Can Tbk KICI 0 - - -
77 Kino Indonesia Tbk KINO - - - -
78 Kalbe Farma Tbk KLBF 0 0 0 16
79 Grand Kartech Tbk KRAH - - - -
80 Krakatau Steel Tbk KRAS - - - -
81 Lion Metal Works Tbk LION 0 0 0 17
82 Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI 0 - - -
83 Lionmesh Prima Tbk LMSH 0 0 0 18
84 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0 - - -
85 Malindo Feedmill Tbk MAIN 0 - - -
86 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0 - - -
87 Martina Berto Tbk MBTO - - - -
88 Merck Tbk MERK 0 0 0 19
89 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 0 0 0 20
90 Mulia Industrindo Tbk MLIA 0 - - -
91 Mustika Ratu Tbk MRAT 0 - - -
92 Mayora Indah Tbk MYOR 0 0 0 21
93 Hanson International Tbk MYRX - - - -
94 Apac Citra Centertex Tbk MYTX 0 - - -
95 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL 0 - - -
96 Nippress Tbk NIPS 0 0 0 -
97 Pan Asia Filament Inti Tbk PAFI - - - -
98 Pan Brothers Tbk PBRX 0 - - -
99 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 0 0 0 -
100 Asia Pasific Fibers Tbk POLY 0 - - -
101 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 0 0 0 -
102 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 0 - - -
103 Sat Nusa Persada Tbk PTSN 0 - - -
104 Pyridam Farma Tbk PYFA 0 0 0 -
105 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 0 0 0 -
106 Bentoel International Investama Tbk RMBA 0 - - -
107 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI - - - -
Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas SAIP - - - -
108
Tbk
Supreme Cable Manufacturing And SCCO 0 0 0 22
109
Commerce Tbk

Universitas Sumatera Utara


102

110 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI 0 - - -


111 Sekawan Intipratama Tbk SIAP 0 - - -
Industri Jamu Dan Farmasi Sido SIDO - - - -
112
Muncul Tbk
113 Siwani Makmur Tbk SIMA 0 - - -
114 Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM - - - -
115 Siearad Produce Tbk SIPD 0 - - -
116 Sekar Laut Tbk SKLT 0 0 0 -
117 Semen Baturaja Persero Tbk SMBR - - - -
118 Holcim Indonesia Tbk SMCB 0 0 0 -
119 Semen Gresik Tbk SMGR 0 0 0 23
120 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0 0 0 24
121 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI 0 0 - -
122 Suparma Tbk SPMA 0 - - -
Taisho Pharmaceutical Indonesia SQBB 0 0 0 25
123
Tbk
124 Sri Rejeki Isman Tbk SRIL - - - -
125 Indo Acitama Tbk SRSN 0 0 0 -
126 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM 0 - - -
127 Siantar Top Tbk STTP 0 0 0 -
128 Slj Global Tbk SULI 0 - - -
129 Tunas Alfin Tbk TALF - - - -
130 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS 0 - - -
131 Mandom Indonesia Tbk TCID 0 0 0 26
132 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT 0 - - -
133 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 0 0 - -
134 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 0 0 0 27
135 Chandra Asri Petrochemical TPIA 0 - - -
136 Trisula International Tbk TRIS - - - -
137 Trias Sentosa Tbk TRST 0 0 0 28
138 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 0 - - -
Ultrajaya Milk Industry And Trading ULTJ 0 0 0 -
139
Company Tbk
140 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 0 - - -
141 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT 0 0 0 -
142 Unitex Tbk UNTX - - - -
143 Unilever Indonesia Tbk UNVR 0 0 0 29
144 Voksel Electric Tbk VOKS 0 - - -
145 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM - - - -
146 Wijaya Karya Beton Tbk WTON - - - -
147 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS 0 - - -

Universitas Sumatera Utara


103

LAMPIRAN 2

Data Hasil Pengolahan Eviews

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
40
Series: RESID
35 Sample 1 174
Observations 174
30
Mean -1.23e-16
25 Median 0.460969
Maximum 20.33394
20 Minimum -13.21628
Std. Dev. 3.555382
15 Skewness 0.451634
Kurtosis 11.26562
10
Jarque-Bera 501.2390
5 Probability 0.000000
0
-10 -5 0 5 10 15 20

(Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data)


20
Series: Residuals
Sample 1 174
16 Observations 174

Mean 6.31e-15
12 Median 0.016894
Maximum 0.681155
Minimum -0.811118
Std. Dev. 0.262716
8
Skewness -0.298105
Kurtosis 2.781217
4
Jarque-Bera 2.924158
Probability 0.231754
0
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

(Uji Normalitas Setelah Transformasi Data)

Universitas Sumatera Utara


104

b. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.744676 Prob. F(4,169) 0.1424


Obs*R-squared 6.900236 Prob. Chi-Square(4) 0.1413
Scaled explained SS 5.797299 Prob. Chi-Square(4) 0.2148

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 03/24/17 Time: 17:45
Sample: 1 174
Included observations: 174

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.142473 0.834876 0.170651 0.8647


X1 -0.018621 0.022168 -0.839983 0.4021
X2 -0.064699 0.028730 -2.251940 0.0256
X3 0.002482 0.018786 0.132123 0.8950
X4 -0.022882 0.449557 -0.050899 0.9595

R-squared 0.039657 Mean dependent var 0.068623


Adjusted R-squared 0.016927 S.D. dependent var 0.091850
S.E. of regression 0.091069 Akaike info criterion -1.926080
Sum squared resid 1.401618 Schwarz criterion -1.835302
Log likelihood 172.5689 Hannan-Quinn criter. -1.889255
F-statistic 1.744676 Durbin-Watson stat 1.702920
Prob(F-statistic) 0.142440

c. Uji Multikolinieritas

X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 -0.093739 -0.027410 -0.366897
X2 -0.093739 1.000000 -0.419025 0.089792
X3 -0.027410 -0.419025 1.000000 -0.167020
X4 -0.366897 0.089792 -0.167020 1.000000

d. Uji Auto Korelasi

Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 03/24/17 Time: 17:49
Sample: 1 174
Included observations: 174

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1 0.090159 0.064702 1.393458 0.1653

Universitas Sumatera Utara


105

X2 0.921793 0.083856 10.99262 0.0000


X3 -0.309663 0.054830 -5.647665 0.0000
X4 6.160633 1.312135 4.695122 0.0000
C -10.30920 2.436777 -4.230670 0.0000

R-squared 0.636526 Mean dependent var 1.024203


Adjusted R-squared 0.627923 S.D. dependent var 0.435762
S.E. of regression 0.265806 Akaike info criterion 0.216218
Sum squared resid 11.94037 Schwarz criterion 0.306996
Log likelihood -13.81097 Hannan-Quinn criter. 0.253043
F-statistic 73.98930 Durbin-Watson stat 1.053026
Prob(F-statistic) 0.000000

2. Analisis Statistik Deskriptif

PBV DER ROE PBV SIZE


Mean 5.907943 0.666790 0.289836 0.462897 28.80062
Median 3.089049 0.484630 0.210841 0.400683 28.36888
Maximum 58.48124 3.029000 1.423000 1.718314 33.13405
Minimum 0.119689 0.104122 0.012936 0.000273 25.08254
Std. Dev. 9.722249 0.523636 0.267297 0.331953 1.796768
Skewness 3.484093 1.748891 2.530954 1.260350 0.371280
Kurtosis 15.40086 6.389938 9.291041 4.463816 2.430001

Jarque-Bera 1466.943 172.0147 472.7008 61.60096 6.353135


Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.041729

Sum 1027.982 116.0215 50.43142 80.54404 5011.307


Sum Sq. Dev. 16352.33 47.43570 12.36046 19.06332 558.5091

Observations 174 174 174 174 174

3. Pemilihan Model Data Panel

a. Common Effect Model

Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/24/17 Time: 18:01
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1? 0.090159 0.064702 1.393458 0.1653


X2? 0.921793 0.083856 10.99262 0.0000
X3? -0.309663 0.054830 -5.647665 0.0000
X4? 6.160633 1.312135 4.695122 0.0000
C -10.30920 2.436777 -4.230670 0.0000

Universitas Sumatera Utara


106

R-squared 0.636526 Mean dependent var 1.024203


Adjusted R-squared 0.627923 S.D. dependent var 0.435762
S.E. of regression 0.265806 Akaike info criterion 0.216218
Sum squared resid 11.94037 Schwarz criterion 0.306996
Log likelihood -13.81097 Hannan-Quinn criter. 0.253043
F-statistic 73.98930 Durbin-Watson stat 0.868072
Prob(F-statistic) 0.000000

b. Fixed Effect Model

Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/24/17 Time: 18:01
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1? 0.157597 0.084059 1.874831 0.0629


X2? 0.917557 0.083934 10.93191 0.0000
X3? -0.198240 0.058460 -3.391006 0.0009
X4? 13.16175 3.314023 3.971533 0.0001
C -23.30164 6.116451 -3.809666 0.0002
Fixed Effects (Cross)
_1—C -0.388526
_2—C 0.304500
_3—C -0.315483
_4—C -0.295423
_5—C 0.258519
_6—C 0.160313
_7—C 0.258191
_8—C 0.047091
_9—C -0.081666
_10—C -0.080030
_11—C -0.031810
_12—C -0.506308
_13—C -0.080369
_14—C -0.131256
_15—C 0.098510
_16—C 0.197345
_17—C -0.144985
_18—C 0.110718
_19—C 0.299379
_20—C 0.059687
_21—C 0.278335
_22—C -0.291952
_23—C -0.106228
_24—C 0.251570
_25—C 0.170770
_26—C -0.087805
_27—C 0.260591
_28—C -0.060497
_29—C -0.153182

Universitas Sumatera Utara


107

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.830545 Mean dependent var 1.024203


Adjusted R-squared 0.792087 S.D. dependent var 0.435762
S.E. of regression 0.198696 Akaike info criterion -0.225062
Sum squared resid 5.566719 Schwarz criterion 0.374069
Log likelihood 52.58040 Hannan-Quinn criter. 0.017982
F-statistic 21.59618 Durbin-Watson stat 1.764285
Prob(F-statistic) 0.000000

c. Random Effect Model

Dependent Variable: Y?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/24/17 Time: 18:02
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1? 0.120929 0.072545 1.666956 0.0974


X2? 0.965458 0.073767 13.08789 0.0000
X3? -0.253610 0.050777 -4.994596 0.0000
X4? 8.331112 1.979922 4.207798 0.0000
C -14.37913 3.661991 -3.926587 0.0001
Random Effects (Cross)
_1—C -0.279836
_2—C 0.215294
_3—C -0.138102
_4—C -0.194459
_5—C 0.152875
_6—C 0.191778
_7—C 0.153155
_8—C 0.015313
_9—C -0.143333
_10—C 0.036067
_11—C -0.027793
_12—C -0.320299
_13—C -0.072466
_14—C -0.018335
_15—C 0.094225
_16—C 0.221785
_17—C -0.180301
_18—C 0.018203
_19—C 0.173194
_20—C -0.022153
_21—C 0.279968
_22—C -0.262548
_23—C -0.005425

Universitas Sumatera Utara


108

_24—C 0.174754
_25—C 0.047116
_26—C -0.085061
_27—C 0.187505
_28—C -0.065946
_29—C -0.145173

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.185171 0.4648


Idiosyncratic random 0.198696 0.5352

Weighted Statistics

R-squared 0.692375 Mean dependent var 0.410966


Adjusted R-squared 0.685094 S.D. dependent var 0.354912
S.E. of regression 0.199164 Sum squared resid 6.703611
F-statistic 95.09251 Durbin-Watson stat 1.504742
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.629292 Mean dependent var 1.024203


Sum squared resid 12.17800 Durbin-Watson stat 0.828314

d. Uji Chow (CEM vs FEM)

Redundant Fixed Effects Tests


Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.765674 (28,141) 0.0000


Cross-section Chi-square 132.782756 28 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y?
Method: Panel Least Squares
Date: 03/24/17 Time: 18:08
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -10.30920 2.436777 -4.230670 0.0000


X1? 0.090159 0.064702 1.393458 0.1653
X2? 0.921793 0.083856 10.99262 0.0000
X3? -0.309663 0.054830 -5.647665 0.0000
X4? 6.160633 1.312135 4.695122 0.0000

Universitas Sumatera Utara


109

R-squared 0.636526 Mean dependent var 1.024203


Adjusted R-squared 0.627923 S.D. dependent var 0.435762
S.E. of regression 0.265806 Akaike info criterion 0.216218
Sum squared resid 11.94037 Schwarz criterion 0.306996
Log likelihood -13.81097 Hannan-Quinn criter. 0.253043
F-statistic 73.98930 Durbin-Watson stat 0.868072
Prob(F-statistic) 0.000000

e. Uji Hausman (FEM vs REM)

Correlated Random Effects - Hausman Test


Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.796455 4 0.3088

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

X1? 0.157597 0.120929 0.001803 0.3879


X2? 0.917557 0.965458 0.001603 0.2316
X3? -0.198240 -0.253610 0.000839 0.0560
X4? 13.161752 8.331112 7.062659 0.0691

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y?
Method: Panel Least Squares
Date: 03/24/17 Time: 18:09
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -23.30164 6.116451 -3.809666 0.0002


X1? 0.157597 0.084059 1.874831 0.0629
X2? 0.917557 0.083934 10.93191 0.0000
X3? -0.198240 0.058460 -3.391006 0.0009
X4? 13.16175 3.314023 3.971533 0.0001

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.830545 Mean dependent var 1.024203


Adjusted R-squared 0.792087 S.D. dependent var 0.435762
S.E. of regression 0.198696 Akaike info criterion -0.225062

Universitas Sumatera Utara


110

Sum squared resid 5.566719 Schwarz criterion 0.374069


Log likelihood 52.58040 Hannan-Quinn criter. 0.017982
F-statistic 21.59618 Durbin-Watson stat 1.764285
Prob(F-statistic) 0.000000

4. Analisis Regresi Data Panel

a. Uji-t

Dependent Variable: PBV_Y?


Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/25/17 Time: 12:57
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 29
Total pool (balanced) observations: 174
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER_X1? 0.120929 0.072545 1.666956 0.0974


ROE_X2? 0.965458 0.073767 13.08789 0.0000
DPR_X3? -0.253610 0.050777 -4.994596 0.0000
SIZE_X4? 8.331112 1.979922 4.207798 0.0000
C -14.37913 3.661991 -3.926587 0.0001

b. Uji-F

R-squared 0.692375 Mean dependent var 0.410966


Adjusted R-squared 0.685094 S.D. dependent var 0.354912
S.E. of regression 0.199164 Sum squared resid 6.703611
F-statistic 95.09251 Durbin-Watson stat 1.504742
Prob(F-statistic) 0.000000

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.692375 Mean dependent var 0.410966


Adjusted R-squared 0.685094 S.D. dependent var 0.354912
S.E. of regression 0.199164 Sum squared resid 6.703611
F-statistic 95.09251 Durbin-Watson stat 1.504742
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai