Panduan Sekolah Aman
Panduan Sekolah Aman
I. Pendahuluan
Sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No.
70a/MPN/SE/2010 tentang Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah,
serta kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Aman yang diluncurkan pada tanggal
29 Juli 2010, maka Kementerian Pendidikan Nasional memberikan prioritas khusus
untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman,
dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Tahun Anggaran 2011.
Mengingat masih banyaknya bangunan sekolah yang masih dalam kondisi rusak berat
dan memerlukan rehabilitasi, serta dengan mempertimbangkan lokasi di
kabupaten/kota yang rawan bencana, maka dibutuhkan suatu panduan untuk
melaksanakan rehabilitasi bangunan sekolah sekaligus untuk menciptakan sekolah
aman.
Panduan Teknis ini ditujukan untuk memberikan beberapa pedoman dasar yang harus
diikuti dalam pelaksanaan proses rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan
sekolah aman. Lingkup dari Panduan ini mencakup definisi dan kriteria Sekolah
Aman, lokasi Kabupaten/Kota Rawan Bencana terhadap Bangunan Sekolah yang
mendapat prioritas, penilaian kerentanan sekolah, dan standar-standar teknis yang
harus dipenuhi melalui rehabilitasi bangunan sekolah.
Definisi Umum:
Sekolah aman adalah sekolah yang mengakui dan melindungi hak-hak anak dengan
menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan,
keselamatan, dan keamanan siswanya terjamin setiap saat.
Indikator
• Menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran,
kesehatan, keselamatan, dan keamanan siswanya terjamin setiap saat.
• Institusi yang mengakui dan menghargai hak-hak anak tidak hanya sebagai
murid, melainkan juga:
o hak untuk sehat,
o hak mendapatkan kesempatan bermain dan melakukan kegiatan yang
menyenangkan disela-sela proses pembelajaran,
o hak untuk dilindungi dari bahaya dan tindak kejahatan,
o hak untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat secara bebas, serta
o hak untuk ikut serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan
kapasitas mereka
• Adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang, peserta didiknya sehat
dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat
Definisi Terkait PRB
Sekolah aman adalah komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman dan
sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dan
sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat darurat dan bencana.
Indikator
• Memberdayakan peran kelembagaan dan komunitas sekolah dalam PRB
• Mengintergrasikan PRB kedalam kurikulum satuan pendidikan formal, baik
intra maupun extrakurikuler
• Membangun kemitraan dan jaringan antar berbagai pihak untuk mendukung
pelaksanaan PRB di sekolah
• Memiliki kebijakan, program dan rencana aksi sekolah, dan kegiatan terkait
dengan pengurangan resiko bencana
• Komunitas sekolah yang mengenali resiko bencana di lingkungannya
• Sekolah yang menerapkan prosedur keselamatan
• Bangunan sekolah yang dirancang memperhitungkan resiko bencana
• Komunitas sekolah yang secara berkala berlatih siaga bencana
Definisi Khusus:
Sekolah aman adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasarana yang
mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan disekitarnya dari bahaya bencana
Indikator:
• Tidak roboh pada waktu mengalami bencana (Gempa, tsunami dan dampak
gunung api) sesuai dengan perencanaan
• Tidak membahayakan manusia dari benda-benda yang jatuh, termasuk bahan-
bahan berbahaya, baik di dalam maupun di luar bangunan
• Mampu mengevakuasikan orang dalam keadaan darurat secara aman dari
dalam bangunan ke tempat yang lebih aman (pintu cukup, terbuka keluar, jalan
darurat dsb)
• Tersedia jalan keluar dan akses yang aman
• Sekolah memiliki tempat berkumpul yang aman
• Obyek2 yang berbahaya di sekitar sekolah dikenali dan di pahami oleh murid
dan guru
• Rute dan tempat evakuasi darurat dikenali oleh murid dan guru
• Indikator kunci sekolah sehat + Pojok UKS (SKB 4 Menteri), sekolah layak
anak dan sekolah ramah anak (Plan Internasional dan Kemendiknas) serta
sekolah siaga bencana (KPB)
Ancaman Gempa Bumi, Tsunami dan Erupsi/letusan Gunung Berapi di
Indonesia
Gempa Bumi adalah kejadian alam akibat pergeseran lempeng bumi atau
meletusnya gunung berapi. yang berakibat pada pergerakan permukaan bumi.
Gerakan permukaan bumi ini dapat meruntuhkan bangunan rumah, gedung, sekolah,
jembatan dan jalan. Gempa bumi dapat diikuti oleh bahaya tambahan seperti
kebakaran, benda-benda jatuh, atau bahkan banjir akibat bendungan rusak. Gempa
bumi dapat mengakibatkan jatuhnya benda-benda yang teretak di atas, meruntuhkan
bangunan sekolah, dan menjebak murid dan guru di dalam reruntuhan bangunan.
Gempa bumi juga bisa mengakibatkan tsunami, longsor dan atau kebakaran
Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh adanya perubahan dasar laut
atau badan air yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran
bawah laut. Gelombang yang terjadi menjalar dengan kecepatan dan elevasi yang
tinggi di lautan dan ketika mencapai daratan dapat menjadi banjir bandang yang
sangat dahsyat berakibat merusak benda-benda yang dilewatinya. Gelombang tsunami
dapat menghancurkan dan menghanyutkan bangunan rumah, sekolah, perkantoran
dan bangunan publik lainnya yang terletak di pinggir pantai atau pada jalur air
yang dekat dengan laut.
Banjir adalah kejadian dimana air menggenang dalam waktu tertentu pada daerah yang
biasanya tidak digenangi air. Banjir terjadi saat kapasitas air melebihi daya
tampung sungai, danau, rawa atau penampung air lainnya. Kejadian ini
dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, lamanya hujan, kondisi topografi, kondisi
tanah, dan kondisi tutupan lahan. Banjir dapat menggenangi bangunan sekolah atau
menghanyutkan peralatan di dalamnya.
Tanah Longsor adalah pergerakan batuan atau tanah secara menurun menuju kaki
suatu lereng. Longsor dapat terjadi akibat gempa bumi, banjir dan letusan gunung
berapi. Tanah longsor juga terjadi ketika kekuatan dari batuan atau tanah yang
membentuk lereng dilampaui oleh tekanan massa lereng dan benda-benda di
atasnya. Pengurangan kekuatan tanah ini dapat disebabkan oleh meningkatnya
kandungan air, meningkatnya sudut kemiringan lereng, berkurangnya pohon
penyangga kemiringan tanah serta bertambahnya beban di permukaan lereng.
Tanah longsor dapat menimpa, menggeser atau menimbun bangunan sekolah.
Kebakaran adalah kejadian dimana api menghanguskan bangunan rumah, sekolah dan
bangunan publik lainnya. Kebakaran gedung dan pemukiman pada dasarnya
diakibatkan oleh kelalaian manusia terutama dalam hal pemilihan bahan yang mudah
terbakar, pemakaian alat-alat pembakaran yang menyalahi aturan, atau pemasangan
instalasi listrik yang salah dan pemakaian alat-alat elektronik yang mengakibatkan arus
pendek dan percikan api. Kebakaran dapat juga disebabkan oleh api dari kompor atau
alat pemanas laiinya. Kebakaran dapat merusak bangunan sekolah dan menjebak murid
dan guru di dalam kungkungan api.
Erupsi/letusan Gunung Berapi adalah kejadian meletusnya gunung berapi dengan
mengeluarkan lahar/lava dan material vulkanik lain seperti Awan panas, Abu
piroklastik, Asap campur debu pasir, dll. Ancaman gunung berapi bukan hanya terjadi
saat letusan, tapi juga setelah letusan seperti hujan abu, hujan pasir, dan ancaman
banjir lahar dingin. Kawasan disekitar letusan gunung api disebut Kawasan Rawan
bencana (KRB) gunung berapi. KRB dibagi kedalam tiga tingkatan kerawanan
bencana, yaitu KRB I, II dan III diurutkan dari tinkatan yang paling rendah ke
tingkatan yang paling tinggi. Wilayah yang berada dalam peta KRB tinggi harus segera
dikosongkan bila ada tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung api. Dalam peta KRB
terdapat penjelasan bagi masyarakat yang tinggal pada KRB tertentu untuk bersikap
dalam menghadapi krisis tersebut dan tindakan apa yang harus dilakukan bila
peningkatan aktivitas terus berlangsung, kemudian disusul dengan suatu letusan
gunung api.
Kombinasi antara data risiko (yang dianggap sebagai variabel penyebab) dan
kerentanan sekolah (dari data kondisi kependidikan) dipakai sebagai acuan penentuan
daerah prioritas untuk diambil datanya lebih lengkap. Dalam hal ini prosesnya
dilakukan berbasis peta (spasial) dengan menggunakan sarana Sistem Informasi
Geografis (SIG). Hasil analisa tumpang tindih (overlay) dengan SIG memberikan
daftar 60 Kabupaten/Kota prioritas dengan peringat risiko tertinggi, ditambah 10
Kabupaten/Kota yang pernah terkena bencana sebelumnya dan di rekomendasikan
untuk mendapat prioritas rehabilitasi menuju sekolah aman. Daftar lengkap nama
Kabupaten/Kota prioritas disajikan pada sub-lampiran A.
Pada prinsipnya kerentanan bangunan yang dinilai adalah terhadap bencana gempa
bumi, khususnya terhadap goncangan horizontal/mendatar. Untuk bencana tsunami
yang biasanya mengikuti kejadian gempa bumi, maka penilaian kerentanan terhadap
gempa bumi dengan sendirinya menjadi prasyarat. Di dalam proses penilaian
kerentanan dalam sub-lampiran ini, faktor aksesibilitas juga dinilai. Faktor
aksesibilitas ini juga merupakan bagian penting dalam penyediaan sarana dan jalur
penyelamatan (escape route) terhadap bencana tsunami dan letusan gunung api.
Mekanisme Penilaian Sekolah Aman
Kriteria mengenai sekolah dengan resiko rendah, sedang atau tinggi dijelaskan lebih
lanjut dalam perangkat penilaian sekolah aman. Adapun yang dimaksud dengan
a. Maintenance adalah tindakan perawatan yang perlu dilakukan agar bangunan akan
tetap terawat dan tidak mengalami kerusakan yang lebih parah lagi dan pengusutan
dan kekuatan bahan dan struktur bangunan.
b. Retroffiting adalah tindakan perawatan dan perbaikan yang memerlukan penguatan
struktur bangunan agar bangunan akan lebih kuat dan tahan akan kemungkinan
bencana
c. Renovasi adalah tindakan perbaikan yang perlu dilakukan dengan merubah struktur
dan sebagian dari bangunan ataupun merubah fungsi dari bangunan (namun tetap
terkait dengan kegiatan sekolah)
d. Rekonstruksi adalah tindakan pembangunan ulang dari seluruh atau sebagian
bangunan dilokasi yang sama
e. Relokasi adalah tindakan pemindahan lokasi sekolah karena penilaiain menetapkan
bahwa lokasi sekolah terletah didaerah yang rawan bencana dan kemungkinan tinggi
akan mengalami kerusakan total apabila terkena bencana tersebut.
Perkuatan struktur (retrofitting) terhadap bangunan sekolah yang rusak karena usia
konstruksi harus dilaksanakan mengikuti standar dan pedoman teknis yang akan
diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan
Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis
Sekolah Aman.
VI. Penutup
Hal-hal yang belum diatur secara rinci di dalam Panduan ini akan dilengkapi dalam
Pedoman Pelaksanaan dan Standar Teknis yang akan disusun dan diterbitkan
kemudian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Pedoman ini.
-oo0oo-
Sub-Lampiran A: Daftar 60 Kabupaten/kota yang masuk dalam prioritas penentuan
Sekolah Aman dengan pertimbangan dari bahaya gunung api, gempa bumi dan
tsunami
NOMOR KABUPATEN PROVINSI
1 Badung Bali
2 Karang Asem Bali
3 Pandeglang Banten
4 Tangerang Banten
5 Bandung Jawa Barat
6 Bogor Jawa Barat
7 Ciamis Jawa Barat
8 Cianjur Jawa Barat
9 Garut Jawa Barat
10 Karawang Jawa Barat
11 Kota Bandung Jawa Barat
12 Kota Bekasi Jawa Barat
13 Kota Bogor Jawa Barat
14 Kota Depok Jawa Barat
15 Kota Sukabumi Jawa Barat
16 Kuningan Jawa Barat
17 Majalengka Jawa Barat
18 Sukabumi Jawa Barat
19 Tasikmalaya Jawa Barat
20 Banyumas Jawa Tengah
21 Boyolali Jawa Tengah
22 Brebes Jawa Tengah
23 Cilacap Jawa Tengah
24 Kebumen Jawa Tengah
25 Klaten Jawa Tengah
26 Wonogiri Jawa Tengah
27 Banyuwangi Jawa Timur
28 Blitar Jawa Timur
29 Jember Jawa Timur
30 Kediri Jawa Timur
31 Kota Surabaya Jawa Timur
32 Lamongan Jawa Timur
33 Bondowoso Jawa Timur
34 Lumajang Jawa Timur
35 Malang Jawa Timur
36 Nganjuk Jawa Timur
37 Pasuruan Jawa Timur
38 Sidoarjo Jawa Timur
39 Sumenep Jawa Timur
40 Tulungagung Jawa Timur
41 Probolinggo Jawa Timur
42 Situbondo Jawa Timur
43 Lampung Selatan Lampung
44 Lampung Tengah Lampung
45 Lampung Timur Lampung
46 Tanggamus Lampung
47 Bima NTB
48 Lombok Barat NTB
49 Lombok Tengah NTB
50 Lombok Timur NTB
51 Sumba Barat NTT
52 Sumba Barat Daya NTT
53 Sumba Tengah NTT
54 Waropen Papua
55 Manokwari Papua Barat
56 Banggai Sulawesi Tengah
57 Donggala Sulawesi Tengah
58 Parigi Moutong Sulawesi Tengah
59 Mentawai Sumatra Barat
60 Nias Sumatra Utara
Selain dari hasil penjaringan tahap pertama, maka kategori kedua tambahan wilayah
(priroitas kedua) yang akan dijadikan prioritas adalah daerah yang pernah kena
bencana seperti beberapa kabupaten/kota di Sumbar, Sumatra Utara, Sulut, Maluku,
dan lainnya seperti disajikan berikut:
Dalam aspek ada 6 kategori isian yang harus diisi oleh guru maupun komunitas sekolah.
Kategori tersebut antara lain informasi umum dari sekolah, kondisi dan perencanaan sekolah,
komponen struktural, komponen arsitektural, perabotan dan isinya, utilitas dan sekitarnya dan.
Untuk membantu penilai memahami apa saja komponen struktural, beberapa gambar
mengenai komponen-komponen bangunan telah diberikan.
Cara mengisi lembar penilaian ini adalah sebagai berikut:
a. Kategori pertama Informasi Umum ( 1xx ) diisi sesuai dengan data-data penilai,
deskripsi data bangunan dan kondisi sekolaah terhadap paparan bencana.
b. Kategori kedua kondisi dan perencanaan ( 2xx ) dipilih menggunakan tanda
centang (√) pada gambar yang sesuai dengan kondisi bangunan
c. Kategori ketiga sampai keenam ( 3xx – 6xx ) menggunakan tanda centang (√) “ya”
atau “tidak” dalam penilaiannya
d. kategori
Kriteria ambang dibawah ini akan membantu penilai atau pengambil kebijakan dalam
membuat rekomendasi.
• Jika nilai dari isian kedua ( kondisi dan perencanaan/2xx ) melebihi 4, disarankan bahwa
gedung tersebut perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh ahli bangunan.
• Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian ketiga ( komponen struktural/3xx ) melebihi 1,
sangat disarankan gedung tersebut untuk diperiksa lebih lanjut oleh ahli bangunan.
• Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keempat ( komponen arsitektural/4xx ) melebihi 5
disarankan bahwa gedung tersebut perlu perbaikan komponen arsitektural
• Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian kelima (perabotan dan isinya/5xx ) melebihi 10
sangat disarankan bahwa gedung tersebut perlu perkuatan pada perabotan dan isinya.
Apabila nilainya dibawah 11, perkuatan cukup dilakukan oleh guru atau komunitas
sekolah.
• Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keenam (utilitas dan sekitarnya/6xx ) melebihi 3
sangat disarankan gedung tersebut memerlukan bantuan teknis untuk perkuatan
komponen tersebut oleh ahli bangunan.
Semua ambang tersebut dapat diabaikan, jika dengan pengetahuan dari penilai, ada beberapa
hal kritis yang harus segera diperbaiki/diperkuat, walaupun belum melampaui batasan ambang
tersebut. Dalam kasus ini, mohon diberikan catatan yang disertai dengan gambar-gambar
dokumentasi (jika tersedia).
Catatan:
- Apabila dalam pengisian terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti oleh pihak sekolah,
harap bertanya pada pihak yang lebih ahli dalam hal tersebut sehingga jawaban lebih
akurat.
- Apabila ada pertanyaan, dimana komponen pada pertanyaan tersebut tidak terdapat pada
gedung yang bersangkutan, maka harap dikosongkan saja jawabannya dan diberikan
catatan bahwa tidak ada komponen tersebut pada gedung yang bersangkutan.
2. Aspek lingkungan Sosial Sekolah
Formulir penilaian ini diisi oleh pihak pengelola sekolah. Pihak pengelola sekolah merupakan
pengambil kebijakan pada masing-masing sekolah yang bersangkutan. Penilaian formulir ini
akan menentukan apakah bangunan sekolah tersebut perlu diperkuat, dibangun kembali, atau
tidak perlu perbaikan sama sekali. Dalam hal ini pengelola sekolah harus mempertimbangkan
formulir sebelumnya yang telah diisi oleh pihak sekolah. Selain itu, dalam formulir ini
pengelola sekolah juga perlu mengisi beberapa pertanyaan berkaitan dengan keutamaan
bangunan tersebut dan anggaran biaya yang terkait dengan perkuatan maupun pembangunan
kembali sekolah tersebut.
Apabila beberapa pertanyaan yang ada dalam formulir ini lebih banyak mengacu pada
jawaban “Tidak”, maka akan mengacu pada kesimpulan bahwa perkuatan maupun
pembangunan kembali semakin sulit untuk diadakan. Sedangkan formulir sebelumnya akan
menunjukkan seberapa besar tingkat kerentanan bangunan tersebut terhadap gempa bumi.
Sehingga dengan turut mempertimbangkan kedua hal tersebut akan dapat disimpulkan
apakah perkuatan maupun pembangunan kembali cukup layak untuk bangunan tersebut.
Apabila diperlukan, pihak pengelola sekolah dapat meminta bantuan kepada ahli bangunan
untuk datang meninjau sekolah tersebut secara teknis.
Selain memberikan kesimpulan akhir, pihak pengelola sekolah juga perlu memberikan
beberapa catatan-catatan penting yang mungkin ditemukan dalam bangunan tersebut
berkaitan dengan perkuatan maupun pembangunan kembali. Selain itu dapat juga diberikan
rekomendasi mengenai kedua hal tersebut.
Formulir Penilaian oleh Sekolah Aspek Sarana Prasarana
Informasi Umum diisi sesuai dengan data-data penilai dan deskripsi data bangunan
100 Informasi Umum
101 Nama penilai Pekerjaan penilai
311
323
332
350 Atap
Apakah atap terbuat dari material yang ringan? Ya Tidak
351
352 Ya Tidak
Apakah penutup atap dihubungakan dengan baik pada rangka atap?
Jumlah
400 Komponen Arsitektural
410 Partisi Catatan
19
Apabila ada dinding partisi apakah sudah diikatkan pada komponen- Ya Tidak
komponen terdekat?
411
431
Apakah jendela yang berkaca telah diberi ikatan silang antar sudutnya Ya Tidak
sebagai pengikat lateral pada struktur atau pada kaca dilapisi dengan
plastik pengaman kaca sehingga saat terjadi gempa, pecahan kaca
tidak akan membahayakan?
432
443
20
450 Tangga Catatan
Apabila ada tangga apakah pegangan tangga sudah dijangkarkan Ya Tidak
451
dengan kuat dan dijangkarkan dengan baik?
460 Lantai dan Keramik Catatan
461 Apakah lantai terbebas dari keretakan? Ya Tidak
Jumlah
500 Perabotan dan Isinya
510 Peralatan Listrik (telepon, televisi, komputer, lampu, kipas angin, dll) Catatan
Apakah peralatan yang penting sudah diikatkan dengan baik untuk Ya Tidak
menghindari peralatan tersebut bergeser dari atas rak atau meja?
511
Apakah telepon yang diletakkan di atas meja sudah cukup jauh dari Ya Tidak
512
tepi sehingga telefon tersebut tidak akan terjatuh?
Apakah speakers /pengeras suara, computer, dan alat-alat elektronik Ya Tidak
513 lain sudah diikatkan dengan baik sehingga tidak menghambat jalur
evakuasi saat terjadi gempa?
Apakah informasi penting yang berada di dalam komputer sudah Ya Tidak
514
disimpan secara periodik ditempat lain sebagai cadangan?
520 Perabotan
Apakah rak-rak buku, filing cabinet sudah diangkurkan dengan baik Ya Tidak
pada dinding atau lantai?
521
Apakah kondisi rak-rak buku, rak, filing cabinet masih dalam keadaan Ya Tidak
522
yang baik (tidak lapuk)?
Apakah rak-rak buku sudah dilengkapi dengan penyangga atau kabel Ya Tidak
di tepi, untuk menjaga buku yang jatuh?
523
Apakah barang-barang yang dapat pecah sudah berada pada tempat Ya Tidak
524
yang cukup stabil dan aman?
21
Apakah rak-rak yang menyimpan peralatan P3K terletak pada tempat Ya Tidak
525
yang mudah diakses dan tidak mudah rusak?
Apakah rak-rak yang beroda sudah ditahan/di-block untuk Ya Tidak
526
menghindari rak tersebut meluncur saat gempa?
Apakah meja terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menahan Ya Tidak
527
jatuhnya reruntuhan?
Apakah sudut-sudut meja sudah diratakan dan dihaluskan untuk Ya Tidak
528
menghindari adanya cedera?
530 Gambar dan Papan
Apakah gambar, papan, dan hiasan dinding sudah dipasang dengan Ya Tidak
kuat pada dinding dan terletak pada lokasi yang tidak
membahayakan?
531
541
Apakah tabung gas LPG sudah diamankan dengan baik dan tertutup Ya Tidak
542
dengan kencang?
Ya Tidak
Jumlah
600 Utilitas dan Sekitarnya
610 Perpipaan Catatan
611
Ya Tidak
612 Apakah perpipaan tidak terletak pada jalur evakuasi
622 Apakah kotak pemadam api sudah diikatkan dengan aman? Ya Tidak
22
Apakah tabung pemadam api diamankan dengan pengikat yang Ya Tidak
623
mudah dilepaskan?
630 Peralatan Listrik Catatan
Apakah tempat/pipa kabel sudah diikat secara lateral sehingga tidak Ya Tidak
631
mudah terlepas dari ikatannya?
640 Sekitar
Apakah ada tempat evakuasi atau lapangan terbuka? Ya Tidak
641
642 Ya Tidak
Apakah jalur evakuasi aman dari benda yang berjatuhan
Apakah pohon mati atau rapuk sudah ditebang sehingga tidak akan Ya Tidak
643
jatuh/patah saat gempa terjadi?
Jumlah
23
Kesimpulan dan Saran pada Aspek Sarana dan Prasarana
Kesimpulan :
Kesimpulan yang ditulis adalah berdasarkan nilai dan jumlah jawaban tidak pada isian diatas. Sehingga
diketahui apakah diperlukan peninjauan lebih lanjut oleh ahli bangunan. Namun apabila terdapat hal-
hal yang perlu disampaikan berkaitan dengan pengetahuan penilai mengenai bangunan sekolah
tersebut maka dapat ditulis dalam kesimpulan secara umum.
Saran :
Mengetahui :
( ) ( )
24
Formulir Penilaian oleh Pengelola Sekolah pada Aspek Lingkungan Sosial
Informasi Inspeksi
Nama Penilai : ……………………………………………………...
Jabatan Penilai : ……………………………………………………...
Tanggal : ……………………………………………………...
Informasi Bangunan
Lokasi : ……………………………………………………...
Fungsi : ……………………………………………………...
Jumlah Pengguna : ……………………………………………………...
Jumlah Bangunan : ……………………………………………………...
Umur Bangunan : ……………………………………………………...
Perbaikan/Perkuatan Terakhir (tahun) : ……………………………………………………...
25
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Dalam memberikan kesimpulan, pengelola sekolah dapat memilih lebih dari satu pilihan perbaikan
sesuai alasan yang didapat dari keadaan masing-masing sekolah. Kemudian diberikan catatan dan
rekomendasi untuk perbaikan terebut.
No Pilihan perbaikan Ya Tidak Alasan
1 Tidak perlu perbaikan apa-apa
2 Perlu penilaian secara teknis dari ahli bangunan
3 Perlu perkuatan dan perbaikan dibeberapa bagian
4 Perlu pembangunan Kembali
5 Lain-lain
Catatan:
Saran:
Pengelola Sekolah
( )
26
FORMULIR PENILAIAN
FUNGSI DAN KELAYAKAN SEKOLAH
27
3. Adanya pelatihan tentang metode
pengelolaan kelas yang positif sehingga
mengurangi tindakan intimidasi
4. Tidak memberikan hukuman fisik
kepada anak yang melakukan
pelanggaran
5. Pemisahan WC/jamban untuk laki-laki
dan perempuan
6 Kesehatan 1. Standar Kelas (1,75 m/murid :
Ventilasi dan Pencahyaan 15 % dari
luas ruangan dan jarak murid ke papan
tulis 2,5 M).
2. Ada sumber air bersih yang memadai
(30 lt/org) dan jarak dengan septik tank
minimal 10 m)
3. Ada tempat cuci tangan ( 1 unit/ 2
kelas)
4. Ada wc/jamban yang berfungsi dan
terawatt dengan baik (1 : 40 laki-laki ;
1 : 20 perempaun)
5. Ada tempat pemilahan sampah (1 unit /
kelas)
6. Ada saluran pembuangan air kotor
yang berfungsi
7. Terdapat Kantin Sekolah Sehat
8. Adanya Kebun Toga/Apotek Hidup
9. Kawasan Bebas Rokok dan Narkoba
7. Kurikulum dan 1. Pengurangan Resiko bencana
Pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum
2. Ada pelatihan tentang pengembangan
kurikulum berdasarkan pendekatan
pengurangan resiko bencana
3. Pembelajaran berpusat pada anak
4. Metode pembelajaran variatif
5. Menerapkan metode contextual
learning dalam setiap pembelajaran
8. Lingkungan luar sekolah 1. Area lapangan terbuka/tempat lapang
yang terbebas dari bangunan (untuk
berkumpul dan menyelamatkan diri)
2. Jalan/Perkerasan ke tempat yang lebih
aman
3. Petunjuk arah untuk menyelamatkan
diri
28
Sub-Lampiran B-2: Perangkat Penilaian Kerentanan Bangunan Sekolah oleh Ahli
Bangunan
29
FORMULIR
PENILAIAN KERENTANAN BANGUNAN SEKOLAH
TERHADAP GEMPA BUMI OLEH AHLI BANGUNAN
Nama Sekolah :
Nama Bangunan :
Alamat sekolah :
30
Penjelasan Pengisian Formulir Penilaian Untuk Ahli Bangunan
Pengisian formulir penilaian yang dilakukan oleh ahli bangunan pada halaman
pertama, diharapkan mampu menggambarkan kondisi dari bangunan dari bangunan
tersebut berdasarkan informasi umum bangunan, sistem struktur dan material
bangunan, fungsi bangunan, jumlah lantai, luasan bangunan, dan umur bangunan.
Kondisi bangunan yang diharapkan dapat diketahui antaraa lain mengenai elemen
pemikul beban dari bangunan, baik elemen vertikal maupun horizontal, perkiraan
beban yang diterima bangunan dan kompleksitas bangunan, serta peraturan yang
sesuai untuk perencanaan dan perbaikan bangunan sesuai umur bangunan.
Pada halaman berikutnya ahli bangunan mengisi daftar evaluasi bangunan yang
terdiri dari 8 kriteria umum yang akan membantu ahli bangunan untuk menilai
tingkat kerawanan bangunan.
Setelah mengkaji ulang total yang didapatkan, penilai harus menyimpulkan penilaian
dalam bentuk rekomendasi, apakah bangunan harus diperkuat, dibangun kembali
atau tidak diperlukan tindakan (bangunan aman). Sketsa yang menggambarkan
kondisi yang penting yang ditemukan dalam proses investigasi dapat digambarkan
pada tempat yang disediakan.
31
Formulir Penilaian Oleh Ahli Bangunan (Engineer)
Informasi Inspeksi
Inspektor :.................................................................................................
Organisasi : .................................................................................................
Tanggal Inspeksi : .................................................................................................
Waktu : .................................................................................................
Deskripsi Bangunan
Nama : .................................................................................................
Alamat : .................................................................................................
Jumlah lantai : Diatas tanah : Dibawah tanah :
Perkiraan Umur : .................................................................................................
Sistem Struktur : .................................................................................................
Fungsi Bangunan : .................................................................................................
Tahun Kontruksi : .................................................................................................
Perkiraan Elevasi Tanah : ……………………. Meter Dpl
Perkiraan Kemiringan Tanah : ……………………. ⁰ / ……………………… %
Perkiraan Arah Bangunan : …………………………………………………………………………………………….
Perkiraan Panjang Dinding (a): .................................................................................................
Perkiraan Tinggi Dinding (b) : .................................................................................................
Perkiraan Total Lebar Pintu (c) : .......................................................................................
Perkiraan Total Lebar Jendela (d) : .........................................................................................
Perkiraan Luas Bangunan (e) : .........................................................................................
a/(b+c) : ..........................................................................................
32
Material Bangunan
(harap mengisi jenis bahan apabila material dipilih lain-lain)
Fondasi : Beton/ Batu/ Lain-Lain ...
Balok Sloof : Beton/ Baja/ Kayu/ Lain-Lain ...
Kolom : Beton/ Baja/ Kayu/ Bata/ Lain-Lain ...
Balok Ring : Beton/ Baja/ Kayu/ Lain-Lain ...
Rangka Atap : Kayu/ Baja Ringan/ Lain-Lain ...
Penutup Atap : Zincalume/ Genteng/ Lain-Lain ...
Dinding : Bata/ Batako/ Bambu/ Lain-Lain ...
Sambungan/Detailing : Tulangan/ Baut/ Kawat Ayam/ Lain-Lain ...
Rangka Dinding Partisi : Kayu/ Baja Ringan/Lain-lain …
Penutup Dinding Partisi : Triplek/ Gypsum/ Lain-lain …
Kusen&Daun Pintu/Jendela : Kayu/ Alumunium/ Lain-lain …
33
Daftar Evaluasi Sturktur Bangunan Beton
Deskripsi Efek terhadap
tingkat struktur
Kondisi kerawanan
R M B Poin Catatan
1 Keseluruhan Struktur
1.1 Stabilitas daerah
1.2 Ancaman jalur gas/minyak
1.3 Ancaman longsor
1.4 Kondisi tanah (apabila didominassi oleh pasir
maka dipilih kategori rawan) (a)
1.5 Ancaman banjir
1.6 Ketidak-beraturan denah (plan)
1.7 Ketidak-beraturan elevasi (vertical)
1.8 Ketidak-beraturan kekakuan
1.9 Potensi bertabrakannya antara bangunan saat
terjadi gempa bumi
1.10 Desain tangga penghubung lantai (tingkat)
1.11 Lain-lain ...
2 Kondisi Eksisting Elemen Struktur (termasuk
cukup tidak elemen struktur yang disediakan)
2.1 Fondasi
2.2 Balok sloof
2.3 Kolom
2.4 Balok ring (b)
2.5 Rangka atap
2.6 Dinding pemikul
2.7 Bracing/pengaku laterai
2.8 Plat lantai / bordes
2.9 Perkuatan tangga penghubung lantai (tingkat)
2.10 Lain-lain ...
3 Dimensi
3.1 Fondasi
3.2 Kolom
3.3 Balok sloof (c)
3.4 Balok ring
3.5 Rangka atap
3.6 Plat lantai/ bordes
3.7 Lain-lain ...
4 Lendutan atau Perpindahan
4.1 Kolom
4.2 Balok
4.3 Dinding (d)
4.4 Sistem atap
4.5 Sistem tangga
34
4.6 Lain-lain ...
5 Kualitas Bahan
5.1 Kolom
5.2 Profil baja
5.3 Tulangan
5.4 Kayu
5.5 Baja ringan (e)
5.6 Bata
5.7 Penutup atap
5.8 Batako
5.9 Kusen pintu/jendela
5.10 Lain-lain ...
6 Kerusakan pada Bahan
6.1 Retak/lepas pada kolom
6.2 Retak/lepas pada kolom
6.3 Retak/lepas pada dinding
6.4 Korosi pada tulangan (f)
6.5 Korosi pada profil baja
6.6 Kayu
6.7 Rembes/bocor pada waterproofing toilet
6.8 Lain-lain ...
Deskripsi Efek terhadap
tingkat struktur
Kondisi kerawanan
R M B Poin Catatan
7 Detailing
7.1 Penjangkaran antara balok sloof dan fondasi
7.2 Sambungan balok dan kolom
7.3 Sambungan rangka atap-balok
7.4 Penjangkaran kolom-dinding
7.5 Sambungan elemen-elemen rangka batang
7.6 Sambungan fondasi-kolom (g)
7.7 Spasi sengkang pada kolom dan balok
7.8 Dimensi&jumlah tulangan longitudinal
7.9 Dimensi&jumlah tulangan sengkang
7.10 Kait gempa pada sengkang tertutup
7.11 Panjang penyaluran
7.12 Penjangkaran pada dua sisi untuk kawat anyam
7.13 Kualitas dan mutu beton
7.14 Lain-lain ...
8 Elemen Non-Struktural
8.1 Ornamen
8.2 Langit-langit dan lampu gantung
8.3 Dinding partisi
8.4 Tangga (h)
8.5 Jalur pipa
35
8.6 Peralatan mekanik
8.7 Peralatan elektrik
8.8 Pasangan keramik lantai/dinding
8.9 Dinding pagar sekolah
8.10 Lain-lain ...
Jumlah poin (a x b x c x d x e x f x g x h) x 100 =
R = Ringan
M = Menengah
B = Berat
36
Daftar Evaluasi Struktur Bangunan Bata (Mansory)
Deskripsi Efek terhadap struktur
tingkat
Kondisi kerawanan
R M B Poin Rencana
Tindakan
1 Keseluruhan Struktur
1.1 Stabilitas daerah
1.2 Ancaman jalur gas/minyak
1.3 Ancaman longsor
1.4 Kondisi tanah (apabila didominassi oleh pasir
maka dipilih kategori rawan)
1.5 Ancaman Kebakaran (a)
1.6 Ketidak-beraturan denah (plan)
1.7 Ketidak-beraturan elevasi (vertical)
1.8 Ketidak-beraturan kekakuan
1.9 Potensi bertabrakannya antara bangunan saat
terjadi gempa bumi
1.10 Lain-lain ...
2 Kondisi Eksisting Elemen Struktur
(termasuk cukup tidaknya elemen struktur
yang disediakan)
2.1 Fondasi
2.2 Tebal dinding
2.3 Rangka atap (b)
2.4 Dinding pemikul
25 Bracing/pengaku lateral
2.6 Perbandingan tinggi dinding terhadap lebar
dinding
2.7 Sistem perkuatan sudutan dinding
2.8 Lain-lain ...
3 Dimensi
3.1 Fondasi
3.2 Kolom batu bata/penunjang dinding
3.3 Perkuatan kolom batu bata (c)
3.4 Rangka atap
3.5 Lain-lain ...
4 Lendutan atau perpindahan
4.1 Penunjang dinding
4.2 Dinding (d)
4.3 Sistem atap
4.4 Lain-lain ...
5 Kualitas bahan
5.1 Kayu
5.2 Bata
37
5.3 Penutup atap (e)
5.4 Batako
5.5 Kawat anyam
5.6 Lain-lain ...
6 Kerusakan pada bahan (f)
6.1 Retak/lepas pada dinding
6.2 Kayu
6.3 Rembes/bocor pada waterproofing toilet
6.4 Lain-lain ...
7 Detailing (g)
7.1 Penjangkaran antara dinding dengan fondasi
7.2 Sambungan rangka atap-dinding
7.3 Ikatan antara bata
7.4 Penjangkaran pada dua sisi untuk kawat anyam
7.5 Lain-lain ...
38
Deskripsi Efek terhadap struktur
tingkat
Kondisi kerawanan
R M B Poin Rencana
Tindakan
8 Elemen Non-Struktural (h)
8.1 Ornamen
8.2 Langit-langit dan lampu gantung
8.3 Dinding partisi
8.4 Tangga
8.5 Jalur pipa
8.6 Peralatan mekanik
8.7 Peralatan elektrik
8.8 Pasangan Keramik lantai/dinding
8.9 Dinding pagar sekolah
8.10 Lain-lain ...
Jumlah poin (a x b x c x d x e x f x g x h) x 100 =
R = Ringan
M = Menengah
B = Berat
39
Daftar Evaluasi Struktur Bangunan Kayu
Deskripsi Efek terhadap
Tingkat struktur
Kondisi Kerawanan
R M B Poin Catatan
1 Keseluruhan Struktur
1.1 Stabilitas daerah
1.2 Ancaman jalur gas/minyak
1.3 Ancaman longsor
1.4 Kondisi tanah (apabila didominassi oleh pasir
maka dipilih kategori rawan) (a)
1.5 Ancaman Kebakaran
1.6 Ketidak-beraturan denah (plan)
1.7 Ketidak-beraturan elevasi (vertical)
1.8 Ketidak-beraturan kekakuan
1.9 Potensi bertabrakannya antara bangunan saat
terjadi gempa bumi
1.11 Lain-lain ...
2 Kondisi Eksisting Elemen Struktur (termasuk
cukup tidak elemen struktur yang disediakan)
2.1 Fondasi
2.2 Balok sloof
2.3 Kolom
2.4 Balok ring (b)
2.5 Rangka atap
2.6 Dinding pemikul
2.7 Bracing/pengaku laterai
2.8 Lain-lain ...
3 Dimensi
3.1 Fondasi
3.2 Kolom
3.3 Balok sloof (c)
3.4 Balok ring
3.5 Rangka atap
3.6 Lain-lain ...
4 Lendutan atau Perpindahan
4.1 Kolom
4.2 Balok
4.3 Dinding (d)
4.4 Sistem atap
4.5 Lain-lain ...
5 Kualitas Bahan
5.1 Kolom
5.2 Papan multipleks
5.3 Kayu
40
5.4 Bata (e)
5.5 Penutup atap
5.6 Batako
5.7 Lain-lain ...
6 Kerusakan pada Bahan
6.1 Retak/lepas pada kolom
6.2 Retak/lepas pada balok
6.3 Retak/lepas pada dinding (f)
6.4 Korosi pada baut atau paku
6.5 Kayu
6.6 Rembes/bocor pada waterproofing toilet
6.76 Lain-lain ...
41
Deskripsi Efek terhadap
tingkat struktur
Kondisi kerawanan
R M B Poin Catatan
7 Detailing
7.1 Penjangkaran antara balok sloof dan fondasi
7.2 Sambungan pasak pada balok dan kolom
7.3 Sambungan rangka atap-balok
7.4 Penjangkaran kolom-dinding
7.5 Sambungan elemen-elemen rangka batang
7.6 Sambungan fondasi-kolom (g)
7.7 Sekur antaraa balok dan kolom
7.8 Dimensi
7.9 Penjangkaran antaraa kolom dengan dinding
7.10 Lain-lain ...
8 Elemen Non-Struktural
8.1 Ornamen
8.2 Langit-langit dan lampu gantung
8.3 Dinding partisi
8.4 Tangga (h)
8.5 Jalur pipa
8.6 Peralatan mekanik
8.7 Peralatan elektrik
8.8 Lain-lain ...
Jumlah poin (a x b x c x d x e x f x g x h) x 100 =
R = Ringan
M = Menengah
B = Berat
42
DAFTAR CEKLIS INDIKATOR PEMENUHAN KEBUTUHAN KELAYAKAN SEKOLAH AMAN
Kategori ini dipilih menggunakan tanda centang () “Ya” atau “Tidak sesuai dengan keadaan
bangunan disertai catatan bila diperlukan
1 Perletakan Bangunan Catatan
1.1 Tidak terletak di lahan bekas pembuangan Ya Tidak
sampah akhir (TPA) dan daerah bekas
pertambangan
43
2.1 Prinsip denah bangunan sekolah harus ada
pemisahan struktur / dilatasi jika bentuk
denah bangunan sekolah terlalu memanjang
ataupun adanya sudut belokan.
2.2 Setidaknya Bangunan sekolah haruslah Ya Tidak
memiliki unsur pondasi sebagai penyangga
bangunan, sloof
sebagai penyalur beban, kolom sebagai
penyangga atap dan pengikat dinding, serta
atap sebagai penutup atas harus kuat
2.3 Permukaan pondasi: lebih tinggi dari muka air Ya Tidak
banjir, Pondasi tidak pada tanah yang miring,
kuat (bisa dari batu kali atau beton bertulang)
2.4 Dinding: kuat, liat, dan diberikan perkuatan Ya Tidak
kolom beton bertulang setiap maximal 3m,
luas max 9 m2. Bisa terbuat dari batu bata
dan/atau beton. Tinggi ruang 3 m, luas ruang
56 m2 atau dapat pula menyesuaikan dengan
jumlah siswa dikalikan 1,75 m2. Warna
dinding bertujuan untuk membantu anak
yang low vision: misalnya kuning lembut
2.5 Untuk dinding batu wajib diperkuat dengan Ya Tidak
konstruksi sloof dan ring balok dari beton
bertulang. Penyatuan dan pengikatan antara
fondasi, sloff, dinding dan ring balok harus
dikait dengan angkur besi sepanjang 120 cm
setiap jarak 60 cm
2.6 Atap: atap ringan, kuat, terikat. Bisa terbuat Ya Tidak
dari metal roof (aluminium), seng. Tidak
direkomendasi dari asbes. Kerangka baja
direkomendasi karena ringan. Kuda2
dipasang tiap 3m, Plafon tidak bahan asbes.
Penggunaan paku sekrup pada sambungan
dianjurkan untuk menggantikan paku biasa,
Kemiringan atapdibuat tidak terlalu tinggi.
Dipastikan ikatan angin pada kudakuda
kerangka atap harus dipasang.
2.7 Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
3 Aksesibilitas / Pencapaian Bangunan Catatan
3.1 Kawasan sekolah mampu diakses oleh Ya Tidak
siapapun, maka bangunan sekolah haruslah
44
berada di wilayah yang gampang dijangkau
dan aman oleh siapapun. Hendaknya sekolah
ada di daerah yang tidak terlalu ramai/padat
namun juga tidak terlalu terpencil sehingga
sulit di jangkau dengan alat transportasi
umum.
3.2 Halaman sekolah haruslah memiliki jalur yang Ya Tidak
aman dan nyaman (tidak becek, terlindung
dari bahaya, dapat dilalui oleh pejalan kaki,
pemakai kursi roda, orang Tuna Netra dll)
bagi semua orang untuk menuju bangunan
sekolah.
3.3 Teras/selasar sebagai ruang perantara dari Ya Tidak
halaman menuju bangunan sekolah/kelas
agar ada ruang beristirahat bagi pemakai
kursi roda dan anak-anak setelah menaiki
tangga.
3.4 lebar selasar yang memungkinkan pemakai Ya Tidak
kursi roda berjalan beriringan sehingga lebar
selasar minimal adalah 1.8 M.
3.5 Untuk pintukelas, seyogyanya memiliki lebar Ya Tidak
yang cukup leluasa bagi pemakai untuk
melarikan diri jika terjadi keadaan
darurat/bencana. Di sarankan pintu ruang
sekolah/kelas berukuran lebar lebih dari 1 M
3.6 Setiap orang mampu menggunakan fasilitas Ya Tidak
standar yang dimiliki oleh bangunan tersebut.
Misal : posisi saklar listrik, luas ruangan
memungkinkan bagi pemakai kursi roda
untuk berputar, ukuran tinggi bak, kran serta
urinoir yang sesuai dengan ukuran anak dan
pemakai kursi roda.
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
4 Pemakaian Bahan / Material Serta Perletakan Fasilitas Sekolah Catatan
4.1 Jalan menuju sekolah haruslah dipastikan Ya Tidak
aman dan jelas terutama bagi anak-anak,
untuk itu perlu dilengkapi dengan hal-hal
berikut :
45
zebra cross dan jika memungkinkan dapat
pula dicat warna merah maroon untuk
menunjukan zona anak sekolah.
b) Di jarak tertentu menuju ke arah sekolah
perlu dipasang rambu sekolah
c) Jika dimungkinkan perlu dibuat halte/
tempat menunggu kendaraan
d) dipasang lampu “lambat” apabila listrik
tersedia
e) dibuat rambu-rambu dan arah evakuasi
f) dipasang sirine peringatan dini tanda
bahaya
g) apabila mempunyai petugas jaga, maka
dipintu masuk dibuat gardu jaga
h) saluran limpasan air hujan depan sekolah
tidak terlalu dalam dan tertutup tidak
permanent Persyaratan tersebut diatas
menyesuaikan kemampuan dan kapasitas
sekolah dan berkoordinasi intensif dengan
pihak pengelola jalan
(DLLAJR dan Polisi Lalu lintas)
4.2 Halaman sekolah hendaknya terlindungi dari Ya Tidak
ancaman/bahaya dari luar, nyaman dan sehat
(tidak becek, terlindung dari sengatan sinar
matahari langsung, memiliki aliran udara
yang cukup, memiliki tanaman perindang
yang mampu mengurangi polusi udara
maupun kebisingan. Guna mencapai hal
tersebut halaman sekolah perlu di lengkapi
hal-hal berikut :
1. jalan masuk ± 3 meter, landai, tidak licin
2. pintu gerbang/ pintu pagar bahan ringan
dan membukanya digeser
3. pagar permanen/semi permanen tinggi
min 2 m / bisa pagar hidup (sesuai konteks
lokal)
4. seyogyanya tidak mudah becek, untuk itu
maka dapat pula dilakukan perkerasan
selama tidak membahayakan anak-anak. Di
dalam memberikan perkerasan haruslah
tetap memperhatikan dan menyediakan area
hijau (apabila tanah memungkinkan,
sebaiknya diberi tanaman rumput dengan
jalur jalan kaki dengan paving)
5. Terdapat area duduk untuk anak2 istirahat
sesuai dengan postur anak serta pohon-
pohon perindang
46
6. akses jalan ke fasilitas umum dalam
lingkungan sekolah dilengkapi dengan jalur
taktil (pemandu tuna netra) dengan warna
terang, lebar min 1 m
7. disediakan tempat sampah tidak permanen
(mudah diangkat oleh anak, dipindah)
8. Di sediakan kran air untuk siram tanaman
dan mencuci tangan
9. Halaman sekolah hendaknya dilengkapi
dengan fasilitas olahraga
10. Terdapat rambu-rambu dan slogan atau
pesan tentang nilai-nilai pendidikan
11. Saluran air hujan di halaman diatur
sedemikian rupa sehingga mampu menyerap
air hujan dengan cepat dan
tidak membahayakan bagi anak-anak yang
melintas di dekatnya. Di sarankan drainase
menggunkan sistim tertutup.
Catatan : guna menjadikan halaman sekolah
tempat yang nyaman maka harus ditunjukan
dengan jelas (tidak di campur) antara tempat
bermain dengan tempat parkir kendaraan.
Untuk itu perlu diatur sehingga tempat
parker tidak tepat di depan kelas, serta perlu
dilengkapi rambu yang menyatakan mesin
sepeda motor dimatikan ketika
masuk ke halaman sekolah. Persyaratan
tersebut diatas menyesuaikan kemampuan
dan kapasitas sekolah
4.3 Lantai penghubung/selasar terbuat dari Ya Tidak
bahan yang rata dan tidak licin (kedap air)
serta mudah dibersihkan. Khusus untuk lantai
yang selalu kontak dengan air maka harus
memiliki kemiringan yang cukup ke arah
pembuangan air. Teras/selasar tidak tempias
Lebar selasar minimal 1.8 M
4.4 Ruang kelas haruslah menyesuaikan dengan Ya Tidak
jumlah murid yang akan di tamping agar
nyaman untuk beajar. Secara umum kelas
yang digunakan lebih kuran 30 orang siswa
memiliki ukuran minimal 7 X 8.5. ukuran
tersebut setara dengan 1,75 – 2 m untuk
setiap anak.
4.5 Pintu bangunan kelas haruslah terbuat dari Ya Tidak
bahan yang kuat namun tidak terlalu berat
dengan lebar bukaan yang cukup memadai
untuk kondisi- kondisi darurat serta memiliki
47
arah bukaan ke luar bangunan (agar di dalam
keadaan darurat dapat ditabarak dari arah
dalam). Jika dimungkinakan perlu disediakan
pintu darurat, agar dapat diakses
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), 2 daun
pintu arah keluar lebar masing-masing 80cm
(karena kalau satu menutup teras) Handle
pintu haruslah memenuhi standar
aksesibilitas(gampang di gengam oleh
siapapun dan ringan) dan memiliki ketinggian
yang mudah di raih oleh anakanak/ pemakai
kursi roda (lebih kurang ketinggian 75 cm
dari muka lantai)
4.6 Jendela ruang kelas haruslah memenuhi Ya Tidak
standar pencahayaan dan penghawaan alami
(setara dengan 200-300 LUX). Bukaan ke arah
luar. Ukuran pengait mudah di akses oleh
orang dewasa namun disesuaikan pula
dengan ukuran ruang dan ketinggiannya anak
anak. Dapat pula digunakan sistim
sliding/geser untuk membukanya. Untuk
ruang kelas tidak dianjurkan menggunakan
jendela yang gampang dipanjat oleh anak-
anak.
4.7 Perletakan meja dan kursi kelas haruslah Ya Tidak
memperhatikan ruang gerak yang nyaman
bagi pemakai kursi roda, serta kondisi
darurat. Seyogyanya berukuran lebih dari 95
cm.
4.8 Meja dan kursi yang digunakan adalah meja Ya Tidak
kursi yang cukup kuat agar dapat menjadi
tempat berlindung sementara ketika terjadi
gempa ataupun angin ribut.
4.9 Stop kontak tinggi bisa ditutup, saklar rendah Ya Tidak
lk 1.5 M
4.10 Tiang diteras tidak bersudut Ya Tidak
4.11 Meja kursi tidak bersudut, meja tertutup di Ya Tidak
bagian depan
4.12 Meja kursi siswa perseorangan, ditata dengan Ya Tidak
jarak 80 cm bisa dilewati kursi roda
4.13 untuk area pantai, sediakan perahu Ya Tidak
karet/pelampung untuk antisipasi banjir
4.14 pencahayaan yang terang tapi tidak Ya Tidak
menyilaukan (lk 200– 300 lux)
48
4.15 papan tulis mudah dijangkau, tidak Ya Tidak
menggunakan
kapur, meminimalisir penggunaan kapur
4.16 Tersedia alat pemadam kebakaran (karung Ya Tidak
goni, ember air, pasir) APART (Alat Pemadam
Api Ringan)
4.17 Perletakan almari serta segala hiasan dinding Ya Tidak
di dalm ruang kelas haruslah kuat menempel
dengan dinding (diberi pengaku dan pengait
yang cukup kuat) sehingga tidak mudah
lepas/ambruk jika terjadi goncangan .
49
4.21 Ada sumber air bersih yang memadai (30 Ya Tidak
lt/org) dan jarak dengan septik tank minimal
10 m)
4.22 Ada tempat pemilahan sampah (1 unit / Ya Tidak
kelas)
4.23 Ada saluran pembuangan air kotor yang Ya Tidak
berfungsi
4.24 Adanya kantin sekolah yang sehat Ya Tidak
4.25 Adanya Kebun Toga/Apotek Hidup Ya Tidak
50
KESIMPULAN DAN SARAN
Mengetahui
Ahli Bangunan
( )
51
52
KAJIAN KERENTANAN SEKOLAH
PADA KOMPONEN/SUB KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG
BANTUAN REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH
.................................................
TAHUN 2011
Bobot %
No. Komponen Bangunan Sub Komponen Bangunan Terhadap Nilai
Tingkat
seluruh Kerusakan
RISIKO (%)
Bangunan (%)
(f) = (d) x
(a) (b) (c) (d) (e) (e)
53
Plesteran 0.00
Jendela Kaca 0.00
Pintu 0.00
Kusen 0.00
6 LANTAI Penutup Lantai 0.00
7 UTILITAS Instalasi Listrik 0.00
Instalasi Air 0.00
Drainase/Limbah 0.00
8 FINISHING Struktur 0.00
Plafon 0.00
Dinding 0.00
Kusen/Daun 0.00
Jumlah 100
NILAI TINGKAT RISIKO
(%) (z) 0.00%
Rendah 30%
31% - 45
Sedang %
Tinggi 46% - 65%
Kesimpulan Analisa Hasil Pengamatan Lapangan
(Tinggi)
A. Jenis Perawatan *) : (Rendah) (Sedang) (Tinggi) ( * ) (Rendah) (Sedang) (*)
B. Nilai Kerusakan : ………………. ---> (z) 0.00%
C. Luas Ruangan di Rehab : ………………. M2 ---> (a) ……. m2
D. Harga Satuan Wilayah : Rp. ………………. ---> (b)
Catatan
Format ini digunakan terhadap satu gedung yang ditinjau misal: R. Kantor atau gedung yang sejenis misal: R. Kelas,
Per Sekolah dimungkinkan lebih dari satu format Analisa Kerusakan.
55