RUKUN IMAN
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………….i
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………....4
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rukun iman?
2. Bagaimana peran rukun iman dalam pembentukan kepribadian?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memberikan pengetahuan tetantang rukun iman.
2. Manumbuhkan rasa iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta beriman kepada qada‟ dan
qadar.
3. Menumbuhkan individu yang memiliki kepribadian lurus atau kepribadian
yang baik dalam setiap tingkah lakunya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka Itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits „Umar bin al-Khaththab
Radhiyallahu „anhu yang menyatakan bahwa Malaikat Jibril pernah bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam tentang Iman, maka Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam menjawab:
“Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-
Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta beriman kepada qadar yang
baik maupun buruk.”
Rasa percaya yang kuat terhadap rukun iman tersebut akan membentuk
nilai-nilai yang melandasi manusia dalam setiap aktivitasnya. Dengan nilai-nilai
itu, diharap setiap individu memiliki kepribadian yang lurus atau kepribadian yang
baik dalam setiap tingkah lakunya.
4
hal kebenaran, hatinya tenang, tidak goyah atau terombang ambing oleh ajakan
nafsu jahat atau orang yang akan menyesatkan. Seperti Firman Allah dalam QS
Ar-ra‟d ayat 28:
Artinya: “ orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”
2. Taqwa
Taqwa adalah menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan
melaksanakan segala apa yang diperintah oleh Allah SWT dan juga meninggalkan
apa yang telah dilarang-Nya. Keimanan seseorang kepada Allah SWT belum
sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni mewujudkannya dalam bentuk yang nyata
dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan kepada orang lain.
3. Malu
Tanda keimanan yang amat penting dari seseorang yaitu al haya’ atau
mempunyai rasa malu. Maksud dari mempunyai rasa malu disini bukan kita
merasa malu berbicara di depan orang banyak sehingga merasakan panas dingin
jika berbicara di depan umum atau kita merasa malu dengan penampilan yang
kurang meyakinkan atau kurang keren di depan teman-teman kita dalam suatu
acara. Akan tetapi, rasa malu yang harus kita tanam sebagai orang yang beriman
yaitu malu jika kita tidak melakukan perbuatan atau hal-hal yang telah dibenarkan
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
4. Syukur
Tanda keimanan seseorang yang amat penting adalah selalu bersyukur.
Allah SWT menganugerahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Setiap detik
dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dengan yang namanya nikmat
Allah SWT.
5
Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia selalu bersyukur kepada Allah
SWT. Syukur berarti “berterima kasih kepada Allah SWT”. Dalam arti lain,
syukur ialah memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita sesuai
dengan kehendak yang memberikannya.
5. Sabar
Sabar merupakan bagian yang penting dari iman. Dalam hadits yang
diriwayatkan oieh Abu Nu‟aim, Rasulullah SAW bersabda “Sabar adalah
sebagian dari iman. Kedudukan sabar bagi iman sangat penting, seperti
kedudukan hari Arafah dalam ibadah haji.”
6. Ridha dengan Keputusan Allah
Ridha berarti menerima keputusan kalah atau menang dengan hati yang
lapang. Jika mendapat kemenangan maka siap untuk menjalankan tugas sebagai
tanda kesyukuran kepada Allah SWT, dan jika dinyatakan kalah, maka terima
dengan hati yang lapang, dan merasa bahwa memang belum rejekinya. Seorang
ulama tasauf, Ibnu Athaillah Sakandari menyatakan: “Keridhaan adalah
mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Tuhan bagi si hamba dan
meninggalkan ketidaksenangan“. Seorang ulama yang lain, Ruwaim menyatakan:
“ Keridhaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan Allah.”
6
b. Iman kepada malaikat-malaikat
Iman kepada malaikat allah berarti percaya atau yakin dengan sepenuh hati
bahwa malaikat ada dan diciptakan Allah SWT dari nur (cahaya) yang bertugas
mengawasi dan mencatat apapun perbuatan yang manusia kerjakan. Dalam
menjalankan tugasnya malaikat tidak memiliki rasa lelah dalam mengawasi
sehingga setiap muslim akan bersikap:
Itu terjadi karena malaikat selalu mengwasi tindakan kita, apabila kita
berbuat dosa maka malaikat akan mencatatnya dan akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat nanti.
Prilaku yang tenang timbul karena kita dalam pengawasan malaikat, jadi
disetiap perbuatan yang baik akan dicatat, dan pasti akan mendapatkan pahala
sesuai perbuatannya.
3. Banyak bersyukur
Dengan adanya malaikat kita harus banyak bersukur kepada Allah, karena
Allah SWT menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu, mendoakan
hamba-hambaNya dan para malaikat selalu memintakan ampun umat muslim.
4. Ta'at
7
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah
Beberapa fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt antara lain:
• Memberi petunjuk kepada manusia agar dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat
• Memperoleh penjelasan yang mutlak mengenai kebenaran dalam
menghadapi segala persoalan
• Dapat membedakan yang hak dan batil
• Mengetahui kisah umat di zaman dahulu, ada yang durhaka da juga yang
taat sehingga dapat diambil pelajaran dari kisah tersebut.
Perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab-kitab Allah :
a. Meyakini bahwa sebelum Al Qur‟an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab
kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya
b. Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur‟an
yaitu sebagai pedoman hidup.
c. Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT.
d. Meyakini bahwa Al Qur‟an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai
penyempurna.
Itu disebabkan karena dalam salah satu kitab Allah menerangkan kebaikan
orang-orang yang berilmu.
Dalam salah satu kitab Allah yaitu Al-Quran disebutkan bahwa umat
manusia dilarang mudah putus asa.
Seperti firman Allah QS Yuusuf ayat 87:
8
Artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".( QS
Yuusuf:87)
Artinya: “ Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum
kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi
seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah”; maka
apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan
ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. ( QS Al-
Mu‟min:78}
o Fungsi iman kepada rasul Allah adalah:
1. Meningkatkan kepercayaan bahwa ajaran dan janji Allah adalah benar
2. Memantapkan keyakinan bahwa hal-hal yang dilakukan dari ajaran rasul
adalah benar.
9
3. Meningkatkan semangat beramal saleh dan melakukan perbuatan yang
bermanfaat bagi dirinya serta masyarakat untuk kehidupan di dunia dan
akhirat
4. Memperkuat kepercayaan bahwa para rasul adalah teladan hidup yang wajib
diikuti dalam meraih kebahagiaan
o Perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul Allah adalah:
- Melaksanakan ajaran yang dibawa oleh rasul dan menjauhi larangannya
- Menjadikan hidup selalu bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat
- Selalu berbuat baik supaya dapat menikmati nikmatnya surga dan
terhindar dari neraka
- Berlaku jujur dan benar (sidiq)
- Bertanggungjawab mengemban amanah (amanah)
- Berlaku cerdas dan bijaksana (fathonah)
- Senantiasa sabar menghadapi cobaan, seperti sifat rasul
- Selalu tawakal. Dalam sikapnya rasul-rasul Allah selalu tawakal, jadi
umat manusia menteladani sikap beliau.
- Rajin beribadah
- Senantiasa menjaga alam se isinya
- Tidak sombong, dan lain-lain
- Rajin beribadah
- Selalu berbuat baik
- Jujur
10
- Berusaha untuk tidak berbuat dosa
- Hormat pada kedua orang tua,dll
11
Setelah seorang muslim mempercayai qadha dan qadar ini maka mereka
akan bersifat: Tidak mudah putus asa, dermawan, bekerja keras, sabar, tawakal,
semangat dalam menjalankan ibadah dan pekerjaannya, dan lain-lain.
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya),
dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta
pertolongan. ”( QS. An-Nahl:53).
g. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa. Sifat itu terdapat dalam
QS.Yusuf ayat 87 dan Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk
sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat
kesombongan.”( HR. Muslim)
h. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja. Karena keberuntungan itu tidak
datang begitu saja dari Allah, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang
12
yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja
untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Seperti firaman Allah
dalam QS Al- Qashas ayat 77:
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-norang yang berbuat
kerusakan. (QS Al- Qashas:77)
i. Menenangkan jiwa. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar
senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu
merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika
beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia
bersabar dan berusaha lagi. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-
30:
Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku,
dan masuklah kedalam sorga-Ku.”( QS. Al-Fajr:27-30)
13
BAB III
Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azumardi, dkk., 2002, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum,Jakarta: Depag
Nurdin, Ali, dkk., 2008, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Universitas
Terbuka
Zainuddin, Muhadi, 2012, Aqidah Islamiyah, Yogyakarta: PP Aji
Mahasiswa Al-Muhsin
Al-Jumaanatul „alii, hal 27,252,246,476,250,272,394,594.CV Penerbit
Jumaanatul „Alii-Art(Al-Qur‟an)
http://kebunhidayah.wordpress.com/2009/08/18/rukun-islam-rukun-iman-
dan-rukun-ihsan/, 10 November 2012, Sabtu, 14.00. Diunduh pada tanggal 17
November 2014
http://www.scribd.com/doc/25481906/Pengertian-Iman, 10 November
2012, Sabtu, 14.25. Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http://manhaj-salafusshalih.blogspot.com/2010/12/dalil-larangan-
berputus-asa.html,11 November 2012, Minggu, 22.05. Diunduh pada tanggal 17
November 2014
http://nprayoga01.blogspot.com/2013/12/peran-rukun-islam-dan-rukun-
iman-dalam_8697.html . Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http://www.scribd.com/doc/35443595/Makalah-Iman-Kepada-Hari-
Kiamat (Dinukil dari buku” Detik-detik Terakhir Kehidupan Rasulullah saw, hal
75-79 disusun oleh K.H. Firdaus A.N., Publicita, Jakarta , 1977) Diunduh pada
tanggal 17 November 2014
http/// google.www iman kepada qadha dan qodar.com. Diunduh pada
tanggal 4 november 2012 Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http/// google.www iman kepada rosul-rosul Allah.com. Diunduh pada
tanggal 4 november 2012 Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http/// www.rukun iman.com/doc/makalah rukun iman Diunduh pada
tanggal 18 November 2014
15