Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RUKUN IMAN

Nama : ASFI ROYKHAN KUSUMA


Nim : 2130402050
Prodi : Sejarah Peradaban Islam
Matkul : Tafsir dan Hadits
Dosen Pengampuh : PAK KAMARUDDIN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


segala Rahmat dan KaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Makna Rukun Iman dalam Pembentukan Kepribadian”. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing, teman-teman,
dan segenap pihak yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah wawasan
tentang makna rukun iman dalam pembentukan kepribadian, khususnya
dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang “ Agama
Islam “
Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik
dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun
makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya
dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………....ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah……………….……………………………....2

1.3 Tujuan Penulisan ........................ ………………...……....……...2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………....4

2.1 Pengertian Rukun Iman ……………………………….……....4

2.2 Peran Rukun Iman dalam Pembentukan Kepribadian………5

a. Iman kepada Allah SWT ……………………………………5


b. Iman kepada malaikat ………………………………………7
c. Iman kepada kitab-kitab…………………………………….7
d. Iman kepada rasul…………………………………………...9
e. Iman kepada hari akhir…………………………………….10
f. Iman kepada qoda’ dan qadar……………………………..11

BAB III KESIMPULAN…………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rukun artinya tiang atau bagian yang pokok. Sesuatu tidak akan menjadi
atau berdiri tegak, bila bagian-bagian yang pokok atau rukunnya tidak terpenuhi.
Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari‟at yaitu
meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam
amal perbuata.
Iman menurut etimologi berarti percaya, sedangkan menurut terminologi
berarti membenarkan secara dengan hati, lalu diungkapkan dengan kata-kata, dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam islam rukun iman terdiri dari
enam pilar keyakinan. Enam pilar itu meliputi iman kepada Allah, iman kepada
malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari
kiamat, iman kepada qada‟ dan qadar. Rukun iman sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia, utamanya dalam pembentukan sikap kepribadian umat
manusia.
Kepribadian ialah sesuatu yang dengan jelas membedakan seseorang
dengan orang lain. Kepribadian itu adalah karakteristik umum seseorang.
Kepribadian itu mengandung berbagai karakteristik pula seperti cara bertindak,
minat, kemampuan intelektual, dan sikap pada umumnya. Gabungan seluruh
karakteris- tik itulah yang membentuk kepribadian. Kepribadian menunjuk
keseluruhan individu itu. Memang, dalam garis besarnya kepribadian itu merupa-
kan gabungan karakteristik pisik dan psikis seseorang individu. Tetapi
karakteristik psikis itulah yang menandai secara dominan kepribadian seseorang.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rukun iman?
2. Bagaimana peran rukun iman dalam pembentukan kepribadian?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memberikan pengetahuan tetantang rukun iman.
2. Manumbuhkan rasa iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta beriman kepada qada‟ dan
qadar.
3. Menumbuhkan individu yang memiliki kepribadian lurus atau kepribadian
yang baik dalam setiap tingkah lakunya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian rukun iman


Iman berarti membenarkan Allah dan membenarkan Nabi Muhammad
SAW , malaikat-malaikat, kitab kitab, hari kiamat dan juga qadha‟ dan
qadharNya. Ia merangkumi semua aspek kepercayaan dan kenyakinan adalah
mu‟min dan mu‟minah.
Rukun iman adalah kepercayaan dalam diri. Seorang islam dikatakan
beriman bila ia percaya pada rukun iman. Rukun iman itu terdiri atas iman kepada
Allah SWT, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada Kitab-kitab-Nya, iman
kepada para rasul-Nya, percaya pada Hari Akhir, dan percaya pada ketentuan
Allah biasa disebut dengan qadha‟ dan qadar.
Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 177:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu


kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam

3
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka Itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits „Umar bin al-Khaththab
Radhiyallahu „anhu yang menyatakan bahwa Malaikat Jibril pernah bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam tentang Iman, maka Rasulullah
Shallallahu „alaihi wa sallam menjawab:
“Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-
Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta beriman kepada qadar yang
baik maupun buruk.”
Rasa percaya yang kuat terhadap rukun iman tersebut akan membentuk
nilai-nilai yang melandasi manusia dalam setiap aktivitasnya. Dengan nilai-nilai
itu, diharap setiap individu memiliki kepribadian yang lurus atau kepribadian yang
baik dalam setiap tingkah lakunya.

2.2 Peran Rukun Iman dalam Pembentukan Kepribadian


a. Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT itu ada, Allah Maha Esa. Keyakinan itu diucapkan dalam kalimat:

“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah”


Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah dimiliki manusia
sejak ia lahir. Bahkan manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah SWT
sejak ia berada di alam arwah. Dengan beriman kepada Allah kita akan selalu
merasa bahwa setiap yang kita lakukan itu diawasi oleh Allah SWT sehingga kita
akan menumbuhkan sikap diantaranya:
1. Berbuat baik.
Orang yang beriman akan selalu mendapat bimbingan dari Alah SWT,
oleh karena itu apa yang dilakukannya adalah perbuatran-perbuatan baik dan
terpuji. Contoh-contoh perbuatan baik itu meliputi : rendah hati, memiliki sikap
dan jiwa sosial, mengahrgai sesama orang lain, jujur, sabar, santun, berani dalam

4
hal kebenaran, hatinya tenang, tidak goyah atau terombang ambing oleh ajakan
nafsu jahat atau orang yang akan menyesatkan. Seperti Firman Allah dalam QS
Ar-ra‟d ayat 28:

Artinya: “ orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.”
2. Taqwa
Taqwa adalah menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan
melaksanakan segala apa yang diperintah oleh Allah SWT dan juga meninggalkan
apa yang telah dilarang-Nya. Keimanan seseorang kepada Allah SWT belum
sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni mewujudkannya dalam bentuk yang nyata
dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan kepada orang lain.
3. Malu
Tanda keimanan yang amat penting dari seseorang yaitu al haya’ atau
mempunyai rasa malu. Maksud dari mempunyai rasa malu disini bukan kita
merasa malu berbicara di depan orang banyak sehingga merasakan panas dingin
jika berbicara di depan umum atau kita merasa malu dengan penampilan yang
kurang meyakinkan atau kurang keren di depan teman-teman kita dalam suatu
acara. Akan tetapi, rasa malu yang harus kita tanam sebagai orang yang beriman
yaitu malu jika kita tidak melakukan perbuatan atau hal-hal yang telah dibenarkan
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
4. Syukur
Tanda keimanan seseorang yang amat penting adalah selalu bersyukur.
Allah SWT menganugerahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Setiap detik
dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dengan yang namanya nikmat
Allah SWT.

5
Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia selalu bersyukur kepada Allah
SWT. Syukur berarti “berterima kasih kepada Allah SWT”. Dalam arti lain,
syukur ialah memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita sesuai
dengan kehendak yang memberikannya.
5. Sabar
Sabar merupakan bagian yang penting dari iman. Dalam hadits yang
diriwayatkan oieh Abu Nu‟aim, Rasulullah SAW bersabda “Sabar adalah
sebagian dari iman. Kedudukan sabar bagi iman sangat penting, seperti
kedudukan hari Arafah dalam ibadah haji.”
6. Ridha dengan Keputusan Allah
Ridha berarti menerima keputusan kalah atau menang dengan hati yang
lapang. Jika mendapat kemenangan maka siap untuk menjalankan tugas sebagai
tanda kesyukuran kepada Allah SWT, dan jika dinyatakan kalah, maka terima
dengan hati yang lapang, dan merasa bahwa memang belum rejekinya. Seorang
ulama tasauf, Ibnu Athaillah Sakandari menyatakan: “Keridhaan adalah
mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Tuhan bagi si hamba dan
meninggalkan ketidaksenangan“. Seorang ulama yang lain, Ruwaim menyatakan:
“ Keridhaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan Allah.”

Perilaku-perilaku yang mencerminkan sikap beriman kepada Allah SWT:


• Berusaha untuk lebih maju
• Tidak bersikap sombong
• Bersikap pemaaf serta segera bertaubat jika melakukan kesalahan
• Menyadari akan kebesaran dan kekuasaan Allah
• Berperilaku dan bersikap baik kepada sesama manusia
• Beribadah kepada Allah dengan menjalankan perintah Nya dan menjauhi
larangan Nya
• Selalu bersyukur dan memenfaatkan yang telah diberikan Allah dengan
baik
• Menjaga dan melestarikan alam dengan baik

6
b. Iman kepada malaikat-malaikat
Iman kepada malaikat allah berarti percaya atau yakin dengan sepenuh hati
bahwa malaikat ada dan diciptakan Allah SWT dari nur (cahaya) yang bertugas
mengawasi dan mencatat apapun perbuatan yang manusia kerjakan. Dalam
menjalankan tugasnya malaikat tidak memiliki rasa lelah dalam mengawasi
sehingga setiap muslim akan bersikap:

1. Berhati-hati pada setiap apa yang ia kerjakan

Itu terjadi karena malaikat selalu mengwasi tindakan kita, apabila kita
berbuat dosa maka malaikat akan mencatatnya dan akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat nanti.

2. Tenang karena malaikat selalu mengawasinya

Prilaku yang tenang timbul karena kita dalam pengawasan malaikat, jadi
disetiap perbuatan yang baik akan dicatat, dan pasti akan mendapatkan pahala
sesuai perbuatannya.

3. Banyak bersyukur

Dengan adanya malaikat kita harus banyak bersukur kepada Allah, karena
Allah SWT menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu, mendoakan
hamba-hambaNya dan para malaikat selalu memintakan ampun umat muslim.

4. Ta'at

Melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya,


sebagaimana dicontohkan malaikat dalam pengabdian-nya kepada Allah SWT.

c. Iman kepada kitab-kitab


Kitab adalah kumpulan wahyu atau firman Allah SWT yang disampaikan
kepada para rasulNya melalui malaikat jibril yang berisi ajaran-ajaran agama
sebagai pedoamn hidup manusia yang lengkap dan dibukukan. Iman kepada kitab
Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT menurunkan kitab-
kitabNya kepada Rasul-rasulNya untuk disampaikan kepada seluruh umat di dunia
agar memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat.

7
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah
Beberapa fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah swt antara lain:
• Memberi petunjuk kepada manusia agar dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat
• Memperoleh penjelasan yang mutlak mengenai kebenaran dalam
menghadapi segala persoalan
• Dapat membedakan yang hak dan batil
• Mengetahui kisah umat di zaman dahulu, ada yang durhaka da juga yang
taat sehingga dapat diambil pelajaran dari kisah tersebut.
Perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab-kitab Allah :
a. Meyakini bahwa sebelum Al Qur‟an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab
kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya
b. Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur‟an
yaitu sebagai pedoman hidup.
c. Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT.
d. Meyakini bahwa Al Qur‟an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai
penyempurna.

Dengan mempercayai kitab-kitab Allah SWT seorang muslim akan memiliki


sifat:

1. Senang dalam menuntut ilmu

Itu disebabkan karena dalam salah satu kitab Allah menerangkan kebaikan
orang-orang yang berilmu.

2. Tidak mudah putus asa

Dalam salah satu kitab Allah yaitu Al-Quran disebutkan bahwa umat
manusia dilarang mudah putus asa.
Seperti firman Allah QS Yuusuf ayat 87:

8
Artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".( QS
Yuusuf:87)

3. Santun pada orang tua.


4. Berkata benar, dan lain-lain.

d. Iman Kepada Rasul Allah


Beriman kepada Rasul ialah percaya bahwa Allah telah memilih diantara
anak dan cucu Adam a.s, diutus untuk membimbing umatnya kejalan yang benar
agar mereka hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak, seperti firman
Allah SWT dalam QS Al-Mu‟min ayat 78:

Artinya: “ Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum
kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi
seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah”; maka
apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan
ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. ( QS Al-
Mu‟min:78}
o Fungsi iman kepada rasul Allah adalah:
1. Meningkatkan kepercayaan bahwa ajaran dan janji Allah adalah benar
2. Memantapkan keyakinan bahwa hal-hal yang dilakukan dari ajaran rasul
adalah benar.

9
3. Meningkatkan semangat beramal saleh dan melakukan perbuatan yang
bermanfaat bagi dirinya serta masyarakat untuk kehidupan di dunia dan
akhirat
4. Memperkuat kepercayaan bahwa para rasul adalah teladan hidup yang wajib
diikuti dalam meraih kebahagiaan
o Perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul Allah adalah:
- Melaksanakan ajaran yang dibawa oleh rasul dan menjauhi larangannya
- Menjadikan hidup selalu bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat
- Selalu berbuat baik supaya dapat menikmati nikmatnya surga dan
terhindar dari neraka
- Berlaku jujur dan benar (sidiq)
- Bertanggungjawab mengemban amanah (amanah)
- Berlaku cerdas dan bijaksana (fathonah)
- Senantiasa sabar menghadapi cobaan, seperti sifat rasul
- Selalu tawakal. Dalam sikapnya rasul-rasul Allah selalu tawakal, jadi
umat manusia menteladani sikap beliau.
- Rajin beribadah
- Senantiasa menjaga alam se isinya
- Tidak sombong, dan lain-lain

e. Iman Kepada Hari Kiamat

Kiamat dibagi menjadi 2 yakni kiamat sugro(kiamat kecil) dan kiamat


kubro(kiamat besar). Kiamat sugro(kiamat kecil) adalah kiamat yang terjadi hanya
pada seseorang atau kaum tertentu saja misalnya kematian seseorang atau
kematian suatu kelompok tertentu sedangkan kiamat kubro(kiamat besar) adalah
kehancuran semua makhluk hidup dan alam semesta raya dan tak ada yang hidup
satu pun. Dengan beriman kepada hari akhir seorang muslim akan bersifat:

- Rajin beribadah
- Selalu berbuat baik
- Jujur

10
- Berusaha untuk tidak berbuat dosa
- Hormat pada kedua orang tua,dll

f. Iman Kepada qadha’ dan qadar

Allah SWT telah menciptakan manusia beserta takdirnya. Takdir Allah di


bagi 2 yakni :

1) Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar


manusia(Takdir yang masih dapat diubah). Contoh: seorang siswa bercita-cita
ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar
dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia
menjadi insinyur pertanian. Hal ini Allah berfirman dalam QS Ar-Ra‟d ayat
11:

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya


bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( QS Ar-
Ra‟d:11)
2) Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada
orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam
sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya, jenis kelamin dan
waktu kematian seseorang..

11
Setelah seorang muslim mempercayai qadha dan qadar ini maka mereka
akan bersifat: Tidak mudah putus asa, dermawan, bekerja keras, sabar, tawakal,
semangat dalam menjalankan ibadah dan pekerjaannya, dan lain-lain.

Fungsi Iman kepada Hari Akhir


a. Menambah iman serta ketaqwaan kepada Allah SWT
b. Lebih taat kepada Allah dan Rasulullah SAW denganmenghindarkan diri
dari perbuatanmaksiat
c. Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan selalumeminta ampunan
kepada Allah SWT
d. Memberi motivasi untuk beramal dan beribadah karenasegala perbuatan
baik akan mendapat balasan di akhirat
e. Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah SWTsehingga jiwa
menjadi tenang
f. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar. Karena orang yang
beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia
akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang
harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar,
karena hal tersebut merupakan ujian, seperti firman Allah dalam QS. An-
Nahl ayat 53:

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya),
dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta
pertolongan. ”( QS. An-Nahl:53).
g. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa. Sifat itu terdapat dalam
QS.Yusuf ayat 87 dan Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk
sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat
kesombongan.”( HR. Muslim)
h. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja. Karena keberuntungan itu tidak
datang begitu saja dari Allah, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang

12
yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja
untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Seperti firaman Allah
dalam QS Al- Qashas ayat 77:

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-norang yang berbuat
kerusakan. (QS Al- Qashas:77)
i. Menenangkan jiwa. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar
senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu
merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika
beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia
bersabar dan berusaha lagi. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Fajr ayat 27-
30:

Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku,
dan masuklah kedalam sorga-Ku.”( QS. Al-Fajr:27-30)

13
BAB III
Kesimpulan

Iman berarti membenarkan Allah dan membenarkan Nabi Muhammad


SAW , malaikat-malaikat, kitab kitab, hari kiamat dan juga qadha‟ dan
qadharNya. Penanaman karakter dasar kepribadian implementasi rukun iman
seharusnya menumbuhkan sifat-sifat mulia seperti tanggung jawab, selalu
berusaha berbuat , rendah hati, menjauhi segala larangan Allah, bertawakal
kepada Allah, sabar, hati tenang, tidak mudah putus asa, berjiwa social, jujur,
optimis, selalu mensyukuri nikmat Allah. Takdir Allah di bagi menjadi 2 yakni
Takdir mua‟llaq(Takdir yang masih dapat diubah) dan Takdir mubram(takdir
yang tidak dapat di tawar-tawar lagi).

14
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azumardi, dkk., 2002, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum,Jakarta: Depag
Nurdin, Ali, dkk., 2008, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Universitas
Terbuka
Zainuddin, Muhadi, 2012, Aqidah Islamiyah, Yogyakarta: PP Aji
Mahasiswa Al-Muhsin
Al-Jumaanatul „alii, hal 27,252,246,476,250,272,394,594.CV Penerbit
Jumaanatul „Alii-Art(Al-Qur‟an)
http://kebunhidayah.wordpress.com/2009/08/18/rukun-islam-rukun-iman-
dan-rukun-ihsan/, 10 November 2012, Sabtu, 14.00. Diunduh pada tanggal 17
November 2014
http://www.scribd.com/doc/25481906/Pengertian-Iman, 10 November
2012, Sabtu, 14.25. Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http://manhaj-salafusshalih.blogspot.com/2010/12/dalil-larangan-
berputus-asa.html,11 November 2012, Minggu, 22.05. Diunduh pada tanggal 17
November 2014
http://nprayoga01.blogspot.com/2013/12/peran-rukun-islam-dan-rukun-
iman-dalam_8697.html . Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http://www.scribd.com/doc/35443595/Makalah-Iman-Kepada-Hari-
Kiamat (Dinukil dari buku” Detik-detik Terakhir Kehidupan Rasulullah saw, hal
75-79 disusun oleh K.H. Firdaus A.N., Publicita, Jakarta , 1977) Diunduh pada
tanggal 17 November 2014
http/// google.www iman kepada qadha dan qodar.com. Diunduh pada
tanggal 4 november 2012 Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http/// google.www iman kepada rosul-rosul Allah.com. Diunduh pada
tanggal 4 november 2012 Diunduh pada tanggal 17 November 2014
http/// www.rukun iman.com/doc/makalah rukun iman Diunduh pada
tanggal 18 November 2014

15

Anda mungkin juga menyukai