Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana model metode asuhan keperawatan fungsional?
1.3. Tujuan
Mampu memahami modelmetode asuhan keperawatan fungsional.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Proses keperawatan:
Standart institusi/nasional
Pengkajian
Perencanaan
Intervensi
Evaluasi
Pendidikan pasien:
Sistem MAKP:
pencegahan penyakit
mempertahankan Fungsional
kesehatan Team
informed consent
Primer
rencana
Modifikasi
pulang/komunitas
3
2.2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP
2.2.1. Kualitas Pelayanan Keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selalu
berbicara mengenai kuliatas. Kualitas amat diperlukan sebagai:
1. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/ konsumen.
2. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi
3. Mempertahankan eksistensi institusi
4. Meningkatkan kepuasan kerja
5. Meningkatkan kepercayaan konsumen/ pelanggan
6. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standart.
4
1. Oksigen
2. Cairan dan elektrolit
3. Eliminasi
4. Keamanan
5. Kebersihan dan kenyamanan fisik
6. Istirahat dan tidur
7. Aktivitas dan gerak
8. Spititual
9. Emosional
10. Komunikasi
11. Mencegah dan mengatasi resiko psikologis
12. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
13. Penyuluhan
14. Rehabilitasi.
5
Beberapa perawat profesional membuka praktik keperawatan selama 24
jam kepada masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan dengan
pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik
keperawatan rumah sakit dan rumah. Bentuk praktikkeperawatan ini dapat
mengatasi berbagai bentuk masalah keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat dan dipandang perlu di masa depan. Lama rawat pasien di
rumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan di rumah sakit
diperkirakan akan terus meningkat.
4. Praktik keperawatan individual
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang di uraikan untuk
praktik keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan
berpengalaman secara sendiri atau perorangan membuka
praktikkeperawatan dalam jam praktik tertentu untuk memberi asuhan
keperawatan, khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakatyang memerlukan. Bentuk praktik keperawatan ini sangat
diperlukan oleh kelompok ataugolongan masyarakat yang tinggal jauh
terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang
dikembangkan pemerintah.
6
yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangan kesesuaian metode
tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setuap unit keperawatan mempunyai
upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasana, dan
kebijakan rumah sakit. Oleh karena setiap perubahan akan berakibat suatu
stres sehingga perlu adanya antisipasi, “..... jangan mengubah suatu
sistem.... justru menambah permasalahan......” (Kurt Lewin, 1951 dikutip
oleh Marquis dan Hutson, 1998).
7
6. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
Komunikasi secara profesional sesusai dengn lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Kepala Ruang
Pasien/ Klien
Gambar 2.2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional (Marquis dan Hutson, 1998:138)
8
jawab
Fungsional Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan. Perawat yan
(bukan Perawat melaksanakan tugas/ tindakan terntentu berdasarkan bertugas pa
model jadwal yang ada. tindakan tertentu
MAKP) Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada
saat perang dunia kedua. Pada saat itu masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien di bangsal.
Gambar 2.2. Jenis Model Asuhan Keperawatan Menurut Grant dan Massey (1997)
dan Marquis dan Huston (1998)
Kelebihan:
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas
dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat seniot menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan belum
berpengalaman.
Kelemahan:
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
10