Anda di halaman 1dari 94

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN SUSU KEDELAI DALAM MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI DUSUN KLEGEN DESA TALOK
KECAMATAN DLANGGU
MOJOKERTO

OLEH:
IKE GEDHEYANA PAMUNGKAS
NIM : 0119013B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021
EFEKTIVITAS PEMBERIAN SUSU KEDELAI DALAM MENURUNKAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI DUSUN KLEGEN DESA TALOK
KECAMATAN DLANGGU
MOJOKERTO

Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan Di Hadapan Dewan Penguji


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Stikes Dian Husada Mojokerto

OLEH:
IKE GEDHEYANA PAMUNGKAS
NIM : 0119013B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021
PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan Judul:
Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok
Kecamatan Dlanggu Mojokerto
Oleh:
IKE GEDHEYANA PAMUNGKAS
NIM : 0119013B

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan penguji pada tanggal 24 September 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Puteri Indah Dwipayanti, S.Kep., Ns., M.Kep. Sutomo, S.Kep., Ns., M.Kep.
NPP. 10.02.126 NPP. 10.02.23

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Nur Chasanah, S.Kp., M.Kes.


NPP.10.02.184

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan Judul:
Efektifitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok
Kecamatan Dlanggu Mojokerto

Oleh:
IKE GEDHEYANA PAMUNGKAS
NIM : 0119013B

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto dan diterima untuk
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada
tanggal 25 September 2021

Tim Penguji

Ketua : Edy Siswantoro.,S.Kep.,Ns., M.Kes. ..........................

Anggota :1. Puteri Indah Dwipayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. ..........................

2. Sutomo, S.Kep.,Ns., M.Kep. ..........................

Mengesahkan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada
Ketua

Nur Chasanah, S.Kp., M.Kes.


NPP. 10.02.184

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Ike Gedheyana Pamungkas

NIM : 0119013B

Program Studi : Keperawatan

Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 09 Februari 1990

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:


Efektifitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto
adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila
dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
mendapat sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Mojokerto, 24 September 2021


Materai 6000

Ike Gedheyana Pamungkas


NIM: 0119013B

iv
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas


rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“Efektifitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto”.
Selesainya Skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari
berbagai pihak.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada:
1. Nasrul Hadi P, S.Kep.Ns.M.Kes., selaku ketua Stikes Dian Husada
Kabupaten Mojokerto.
2. Rita Sugihati, S.Gz.,M.Kes., selaku Kepala UPT Puskesmas Dlanggu.
3. Nur Chasanah, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan Stikes
Dian Husada Kabupaten Mojokerto.
4. Puteri Indah Dwipayanti, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku Pembimbing I yang
telah memberikan petunjuk, saran-saran serta nasehat kepada penulis.
5. Sutomo, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
petunjuk, saran-saran serta nasehat kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan Staf Stikes Dian Husada Kabupaten Mojokerto yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua
pembaca pada umumnya. Aamiin.

Mojokerto, September 2021

Penulis

v
ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBERIAN SUSU KEDELAI DALAM MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI DUSUN KLEGEN DESA TALOK
KECAMATAN DLANGGU
MOJOKERTO
Oleh : Ike Geheyana Pamungkas

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular, seseorang


didiagnosis menderita hipertensi dikategorikan dengan nilai tekanan darah sistolik ≥
130 mmHg dan tekanan darah diastolik >80 mmHg. Hipertensi dapat dicegah
dengan menjaga asupan makanan, salah satunya dengan penambahan susu kedelai
dalam diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas susu kedelai
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok
Kecamatan Dlanggu Mojokerto..
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental dengan pendekatan
one group pre-post test design. Teknik sampling menggunakan purposive sampling
dengan jumlah sampel adalah 22 responden. Penelitian ini di mulai dengan
mengobservasi tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan pemberian susu
kedelai selama 3 hari. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji wilcoxon
untuk mengetahui efektivitas susu kedelai terhadap tekanan darah pasien hipertensi
dengan p=<0,00.
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai sign p=0,000 (p sign< 0.05) maka H1
diterima artinya terdapat pengaruh susu kedelai dalam penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi.
Pemberian susu kedelai efektif dalam menurunkan tekanan darah. Untuk itu
selain minum obat-obatan hipertensi disarankan untuk mengkonsumsi susu kedelai
untuk menjaga tekanan darah lebih stabil.

Kata Kunci : Susu kedelai, hipertensi.

vi
ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF SOY MILK IN REDUCE BLOOD PRESSURE IN


HYPERTENSION PATIENTS IN KLEGEN TALOK VILLAGE
DLANGGU DISTRICT MOJOKERTO
By : Ike Geheyana Pamungkas

Hypertension is a non-communicable disease, a person diagnosed with


hypertension is categorized with a systolic blood pressure value of 130 mmHg and a
diastolic blood pressure > 80 mmHg. can maintain by maintaining food intake, one
of which is the addition of soy milk in the diet. This study aims to determine the
effectiveness of soy milk on blood pressure in patients with hypertension in Klegen
Hamlet, Talok Village, Dlanggu District, Mojokerto.
The design of this study used a quasi-experimental approach with a one
group pre-post test design approach. The sampling technique used purposive
sampling with a total sample of 22 respondents. This study began by observing
blood pressure before and before giving soy milk for 3 days. Data analysis in this
study used the Wilcoxon test to determine the effectiveness of soy milk on blood
pressure of hypertensive patients with p=<0.00.
From the results of statistical tests, the value of the sign p = 0.000 (p sign
<0.05) then H1 is accepted, meaning that there is an effect of soy milk in reducing
blood pressure in patients with hypertension.
Giving soy milk is effective in lowering blood pressure. In addition, in
addition to taking medication, hypertension is advised to consume soy milk to keep
blood pressure more stable.

Keywords: Soy milk, hypertension.

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN JUDUL SKRIPSI.....................................................................


SAMPUL DALAM JUDUL SKRIPSI................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI..................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI....................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................................ vi
ABSTRACT..............................................................................................................
...............................................................................................................................vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
..............................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
...............................................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
..............................................................................................................................xiii
DAFTAR LAMBING, SINGKATAN DAN ISTILAH.........................................
..............................................................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................ 5
14 Manfaat Penelitian..................................................................................... 6
1.4.1 Bagi Responden.............................................................................. 6
1.4.2 Bagi Peneliti.................................................................................... 6

viii
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan................................................................ 6
1.4.4 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan................................................ 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 7


2.1 Susu Kedelai.............................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian............................................................................................. 7
2.1.2 Klasifikasi Kedelai................................................................................ 9
2.1.3 Jenis Kedelai......................................................................................... 9
2.1.4 Kandungan Kedelai............................................................................... 11
2.1.5 Prosedur Pemberian Susu Kedelai........................................................ 14
2.1.6 Pembuatan dan Sterilisasi Susu Kedelai............................................... 14
2.2 Tekanan Darah.......................................................................................... 16
2.2.1 Pengertian ............................................................................................ 16
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah............................. 20
2.2.3 Pengukuran Tekanan Darah.................................................................. 22
2.2.4 Klasifikasi ............................................................................................ 23
2.3 Hipertensi................................................................................................... 23
2.3.1 Pengertian............................................................................................. 23
2.3.2 Jenis Hipertensi..................................................................................... 24
2.3.3 Penyebab Hipertensi............................................................................. 24
2.3.4 Manifestasi Klinis................................................................................. 29
2.3.5 Komplikasi Hipertensi.......................................................................... 30
2.3.6 Pengendalian Hipertensi....................................................................... 31
2.4 Kerangka Konseptual............................................................................... 34
2.5 Hipotesis Penelitian................................................................................... 35

BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................ 36


3.1 Desain Penelitian....................................................................................... 36
3.2 Kerangka Kerja........................................................................................ 37
3.3 Sampling Desain........................................................................................ 38

ix
3.3.1 Populasi.............................................................................................. 38
3.3.2 Sampel................................................................................................ 38
3.3.3 Sampling............................................................................................ 39
3.4 Identifikasi Variabel................................................................................. 40
3.4.1 Variabel Independen.......................................................................... 40
3.4.2 Variabel Dependen............................................................................. 40
3.5 Definisi Operasional.................................................................................. 40
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data..................................................... 41
3.6.1 Pengumpulan Data............................................................................. 41
3.6.2 Analisis Data...................................................................................... 43
3.7 Etika Penelitian......................................................................................... 44
3.7.1 Informed Consent (Pernyataan Persetujuan)...................................... 44
3.7.2 Anonimity (Tanpa Nama)................................................................... 44
3.7.3 Confidentialy (Kerahasiaan).............................................................. 44
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 45
4.1 Hasil........................................................................................................... 45
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................. 45
4.1.2 Data Umum........................................................................................ 46
4.1.3 Data Khusus....................................................................................... 49
4.2 Pembahasan...............................................................................................
...............................................................................................................50
4.2.1 Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian
Susu Kedelai 250 ml Pada Pasien Hipertensi.....................................
........................................................................................................50
4.2.2 Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian
Susu Kedelai 200 ml Pada Pasien Hipertensi.....................................
........................................................................................................53

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................


......................................................................................................................57

x
5.1 Simpulan....................................................................................................
...............................................................................................................57
5.2 Saran..........................................................................................................
...............................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 59

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kacang Kedelai.............................................................. 12


Tabel 2.2 Kandungan Isoplavon Dalam Kedelai....................................................... 12
Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah menurut AHA 2020........................................ 19
Tabel 2.4 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut AHA 2017....................................... 23
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Quasi Eksperimental.............................................. 36
Tabel 3.2 Definisi Operasional Efektifitas Pemberian Susu
Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi.................................................................................................. 41
Tabel 4.1 Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Pemberian Susu Kedelai Pada Penderita Hipertensi Di
Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto
pada Bulan September 2021...................................................................... 49
Tabel 4.2 Tabel Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Pada Penderita
Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto pada Bulan September 2021.................................................... 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kedelai Kuning...................................................................................... 9


Gambar 2.2 Hukum Fisika Sistem Hemodinamika................................................... 18
Gambar 2.3 Kerangka konseptual efektifitas pemberian susu kedelai dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi........................... 34
Gambar 3.1 Gambar Kerangka Kerja efektivitas pemberian susu kedelai
dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi................ 37
Gambar 4.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto pada bulan September 2021................................................. 46
Gambar 4.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Penderita
Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto pada bulan September 202 .................................................. 46
Gambar 4.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan
Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.................................. 47
Gambar 4.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Yang Merokok Pada

xii
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan
Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.................................. 47
Gambar 4.5 Diagram Pie Karakteristik Responden Yang Mengkonsumsi Alkohol
Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto pada
bulan September 2021............................................................................ 48
Gambar 4.6 Diagram Pie Karakteristik Responden Yang Rutin Olah Raga Pada
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan
Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.................................. 48

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden........................................... 61


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden............................................ 62
Lampiran 3 Lembar Pengumpulan Data................................................................. 63
Lampiran 4 Lembar Observasi................................................................................ 64
Lampiran 5 Lembar Checklist................................................................................. 65
Lampiran 6 Standar Prosedur Operasional Mengukur Tekana Darah.................... 66
Lampiran 7 Satuan Acara Kegiatan......................................................................... 67
Lampiran 8 Standar Prosedur Operasional Membuat Susu Kedelai....................... 71
Lampiran 9 Tabulasi Data Umum............................................................................ 72
Lampiran 10 Tabulasi Data Khusus......................................................................... 73
Lampiran 11 Hasil Uji Statistik ............................................................................... 74

xiii
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

AHA (American Heart Association)


WHO (World Health Organization)
DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)
OAH ( Obat Anti Hipertensi)

xiv
xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional telah berhasil

mewujudkan kemajuan diberbagai bidang, kemajuan di bidang kesehatan berdampak

pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini ditandai dengan berkurangnya

angka kejadian penyakit serta meningkatnya angka harapan hidup. Perubahan tingkat

kesehatan tersebut memicu transisi epidemiologi penyakit yaitu spenyakit degeneratif

atau penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular adalah hipertensi atau

tekanan darah tinggi (Hadi, 2010). Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang

tidak menular, seseorang didiagnosis menderita hipertensi dikategorikan dengan nilai

tekanan darah sistolik (TDS) lebih dari atau sama dengan 130 mmHg dan tekanan

darah diastolik (TDD) lebih dari 80 mmHg American Heart Association (AHA,

2017). Hipertensi sering kali tidak menimbulkan adanya gejala, sedangkan tekanan

darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama dapat

menimbulkan komplikasi. Karena itu, hipertensi perlu dideteksi sejak dini yaitu

dengan adanya pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Muhammadun, 2010).

Hipertensi juga menjadi masalah di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan

Dlanggu Mojokerto. Mayoritas pekerjaan penduduk sebagai buruh tani dengan beban

kerja yang berat menjadi salah satu penyebab tingginya penderita hipertensi di

wilayah tersebut. Selain itu, seringnya penderita hipertensi tidak rutin kontrol dan

1
2

berobat. Gejala yang tidak muncul pada penderita hipertensi menjadi alasan

masyarakat untuk tidak rutin berobat. Selain itu masyarakat Dusun Klegen lebih

memilih untuk minum jamu herbal, dari pada meminum obat yang didapat dari rumah

sakit atau puskesmas, karena dianggap obat yang dari tenaga medis kurang cepat

dalam menurunkan tekanan darah, masyarakat juga sering mengeluh dengan

pelayanan rumah sakit yang terlalu lama menunggu sehingga ini juga menjadi alasan

kenapa masyarakat Dusun Klegen cukup memilih altenatif untuk meminum obat

herbal. Obat herbal yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat dusun klegen adalah

air rebusan seledri, rebusan daun sirsak, rebusan daun salam, mengkonsumsi bawang

putih bahkan jamu saset yang disedu sendiri.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar

1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia

terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap

tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena

hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat

hipertensi dan komplikasinya. Wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi tertinggi

sebesar 27%. Asia Tenggara berada di posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar

25% terhadap total penduduk. Data pasien hipertensi di provinsi jawa timur sebesar

20,43% atau sekitar 1.828.669 jiwa, dengan proporsi laki-laki sebesar 20,83%

(925.412 jiwa) dan perempuan sebesar 20,11% (1.003.257 jiwa). Pengukuran tekanan

darah yang dilakukan pada penduduk yang beusia ≥ 18 tahun adalah minimal satu

tahun sekali disuatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan didalam unit pelayanan

kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun diluar gedung.


3

Jumlah penduduk usia ≥18 tahun di kabupaten mojokerto sebanyak 772.697 jiwa.

Cakupan pemeriksaan tekanan darah tinggi kabupaten mojokerto sebanyak 215.495,

dan yang mengalami hipertensi sebanyak 46.981. Berdasarkan studi awal yang di

lakukan peneliti, di temukan di Desa Talok penderita hipertensi sebanyak 121 orang,

dimana di Dusun Klegen salah satu dari 6 dusun di Desa Talok penderita hipertensi

sebanyak 23 orang.

Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Handayani,dkk pada tahun

2017 bahwa susu kedelai dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada

pasien hipertensi. Selain itu penelitian juga pernah dilakukan oleh Rivas (2002) dalam

Ansarullah,dkk (2017) yang menunjukkan bahwa pemberian 500 ml susu kedelai

selama tiga bulan mampu menurunkan tekanan darah sistolik 18,4 dan diastolik 10,7

mmHg. Penelitian mengenai pemberian produk kedelai telah banyak dilakukan antara

lain dalam bentuk susu kedelai maupun produk kedelai lain (food bar) bahwa kedelai

memiliki pengaruh positif terhadap kadar lemak darah. Prevalensi hipertensi nasional

berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%, tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung

(30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar (16,8%). Berdasarkan data tersebut

dari 25,8% orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3

tidak terdiagnosis. Data menunjukkan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan

darah tinggi minum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi ataupun mendapatkan

pengobatan.

Faktor yang mempengaruhi hipertensi cukup banyak dan berkaitan satu


4

sama lain antara lain asupan, rendahnya aktivitas fisik, status gizi lebih, faktor

genetik, ras, kebiasaan merokok, jenis kelamin, penuaan dan stress. Banyak terapi

yang digunakan dalam membantu menurunkan tekanan darah yaitu dengan

menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi

gaya hidup dapat dilakukan dengan diet Dash (Dietary Approach to Stop

Hypertension) yaitu membatasi asupan garam 1200-1500 mg/hari, menghindari

minuman berkafein, rokok, minuman beralkohol dan diberikan makanan yang tinggi

kalium (3500- 4700 mg). Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan

kerusakan organ tubuh seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal serta perdarahan

otak yang menjadi penyebab kematian pada penderita hipertensi (Agoes Azwar,

2010). Banyaknya komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi, maka perlu dilakukan

tindakan pencegahan salah satunya dengan memanfaatkan tanaman pangan.

Hipertensi dapat dicegah dengan gaya hidup sehat salah satunya dengan

menjaga asupan makanan. Penambahan susu kedelai dalam diet penderita hipertensi

diharapkan mampu memberi pengaruh positif terhadap penurunan tekanan darah.

Mengingat kedelai maupun susu kedelai merupakan bahan makanan yang mudah

didapatkan di pasar tradisional maupun warung setempat, harga yang terjangkau, serta

kandungan dalam kedelai yang memiliki banyak manfaat bagi penderita hipertensi.

Dari uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul

“efektifitas pemberian susu kedelai dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto”.

1.2 Rumusan Masalah


5

Bagaimana efektifitas pemberian susu kedelai dalam menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok

Kecamatan Dlanggu Mojokerto?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan efektifitas pemberian susu kedelai dalam menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok

Kecamatan Dlanggu Mojokerto.

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian susu

kedelai pada penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok

Kecamatan Dlanggu Mojokerto.

2 Menganalisa efektifitas pemberian susu kedelai dalam menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok

Kecamatan Dlanggu Mojokerto.

1.4 Manfaat Penelitian


6

1.4.1 Bagi Responden

Menjadi pengetahuan yang baru bagi masyarakat agar dapat

mengaplikasikan pemberian susu kedelai kepada penderita hipertensi sebagai

upaya pengobatan herbal untuk mengontrol tekanan darah.

1.4.2 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang efektifitas pemberian

susu kedelai dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di

Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil ini diharapkan memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat

bagi bidang pendidikan sebagai suatu bahan pustaka tentang efektifitas

pemberian susu kedelai dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto.

1.4.4 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Mengembangkan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan

komunitas dalam upaya mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi

di masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Susu Kedelai

2.1.1 Pengertian

Susu kedelai adalah cairan berwarna putih yang berasal dari ekstrak kedelai

dengan penampakan dan komposisinya mirip produk susu sapi. Susu kedelai diperoleh

dengan cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air. Hasil

penggilingan kemudian disaring untuk memperoleh filtrat atau cairan susu kedelai,yang

kemudian didihkan dan diberi bumbu, biasanya berupa gula dan essen untuk

meningkatkan rasanya (Nugraheni, 2016).

Susu kedelai cair dapat dibuat dengan menggunakan teknologi dan peralatan

sederhana, maupun dengan teknologi modern dalam pabrik. Susu kedelai dapat

disajikan dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan flavor (essen/cita

rasa) seperti moca, pandan, vanili, coklat, strawberi dan lain-lain. Jumlah gula yang

ditambahkan biasanya sekitar 5-7 persen dari berat susu.

Tanaman kedelai (Glycine max) merupakan salah satu tanaman palawija yang

digolongkan ke dalam famili Leguminoceae, sub famili Papilionoideae (Suprapto,

1997). Tanaman kedelai berbentuk semak pendek setinggi 30-100 cm, kedelai yang

telah dibudidayakan tersebut merupakan tanaman liar yang tumbuh merambat yang

buahnya berbentuk polong dan bijinya bulat lonjong. Tanaman kedelai ini

dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang) (Suprapti, 2013).

7
8

Kedelai merupakan salah-satu jenis kacang-kacangan yang dapat digunakan

sebagai sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat. Kacang kedelai mengandung

sumber protein nabati yang kadar proteinnya tinggi yaitu smengandung asam lemak

essensial, vitamin dan mineral yang cukup. Di samping protein, kacang kedelai

mempunyai nilai hayati yang tinggi setelah diolah, karena kandungan susunan asam

aminonya mendekati susunan asam amino pada protein hewani (Koswara, 1992).

Kedelai dapat diandalkan untuk mengatasi kekurangan protein dalam menu makanan

rakyat Indonesia. Kedelai diproses menjadi bahan makanan yang dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya dengan penghancuran, perebusan, peragian,

fermentasi dan pengasaman, sehingga menghasilkan produk tahu, kembang tahu, susu,

kecap dan produk lainnya (Nugroho, 2007).

Kedelai mendapat perhatian besar di seluruh dunia karena berbagai keunggulan

lain yang dimilikinya diantaranya memilki adaptibilitas agronomis yang tinggi, dapat

hidup di daerah tropis dan subtropis, juga di daerah dengan tanah dan iklim yang

memungkinkan tanaman pangan lainnya untuk tumbuhnya, serta memiliki kandungan

gizi yang relatif tinggi.


9

2.1.2 Klasifikasi Kedelai

Menurut Adisarwanto (2014), klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Leguminosae

Genus : Glycine Gambar 2.1 Kedelai Kuning

Species : Glycine max

2.1.3 Jenis kedelai

1. Kedelai kuning. 

Kedelai yang kulitnya berwarna kuning, putih, atau hijau. Apabila

dipotong melintang akan memperlihatkan warna kuning pada irisan keping

bijinya. Kedelai kuning biasanya dijadikan susu kedelai, tahu dan tempe.  Di balik

bentuknya yang kecil, manfaat kacang kedelai untuk kesehatan tubuh rupanya

begitu besar. Hal ini dikarenakan kacang kedelai mengandung banyak nutrisi

yang diperlukan oleh tubuh. Tak hanya menyehatkan, kacang kedelai juga mudah

diperoleh dan bisa diolah menjadi beragam hidangan lezat.

Kacang kedelai dapat Anda temukan di berbagai macam bentuk olahan,

seperti tahu, tempe, tepung kedelai, atau bahkan minyak kedelai. Bahan-bahan

dari olahan kacang kedelai ini tentunya dapat memberikan manfaat yang baik

untuk tubuh, salah satunya adalah menurunkan kadar kolesterol


10

Dalam seporsi atau sekitar 100 gram kacang kedelai, terdapat sekitar 150–

170 kalori dan beragam nutrisi berikut:

1) 10 gram protein

2) 13–14 gram karbohidrat

3) 5 gram lemak

4) 3,5–5 gram serat

5) 100 miligram kalsium

6) 8 miligram zat besi

7) 850–900 miligram kalium

8) 500 IU vitamin A

9) 130 mg isoflavon

Selain itu, kacang kedelai juga diketahui mengandung antioksidan

isoflavon, vitamin C, vitamin B1, magnesium, folat, selenium, zinc, serta lemak

baik omega-3 dan omega-6. Kandungan nutrisinya yang tinggi, kacang kedelai

sudah lama dikenal sebagai salah satu jenis makanan sehat. Kacang kedelai juga

umum dikonsumsi sebagai susu kedelai atau pengganti susu bagi orang yang

alergi terhadap susu sapi.

2. Kedelai hitam. 

Kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam. Kedelai hitam mengandung antisianin.

Antisianin sangat potensial mencegah proses oksidasi yang terjadi secara dini dan

menimbulkan penyakit degeneratif. Kedelai hitam memiliki banyak manfaat

untuk kesehatan. Kedelai berwana gelap ini bisa memelihara kesehatan jantung

dan pembuluh darah, menurunkan risiko terkena penyakit jantung, bahkan mampu


11

memerangi kanker. Selain tinggi protein, kedelai hitam juga mengandung banyak

serat, vitamin B12, K, dan A, zat besi, magnesium, mangan, zinc, kalium, folat,

dan antioksidan. Selain itu, kedelai jenis ini memiliki kadar lemak dan

karbohidrat yang rendah.

3. Edamame

Edamame yang sekarang sedang naik daun. Edamame terbukti mengandung

isoflavon tertinggi dibandingkan jenis kedelai lain. Kandungan protein edamame

mencapai 36%, jauh lebih tinggi dibanding olahan kedelai lain. Jenis kedelai ini

tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh, plus kaya serat, vitamin C

dan B, serta kalsium, zat besi atau magnesium, dan asam folat. Edamame

mengandung banyak nutrisi. Makanan ini mengandung protein, lemak sehat,

karbohidrat, serat, karbohidrat, folat, vitamin A, B, C, E, dan K, serta mineral,

termasuk zat besi, magnesium, mangan, kalsium, zinc, dan kalium. Kandungan

gizinya yang tinggi, edamame memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan seperti,

Menurunkan kadar kolesterol jahat, Mengurangi risiko sejumlah penyakit, Meredakan

gejala menopause, Menyehatkan pencernaan, Menjaga berat badan.

2.1.4 Kandungan Kedelai

Kedelai merupakan sumber gizi yang sangat penting. Komposisi gizi kedelai

bervariasi tergantung varietas yang dikembangkan dan juga warna kulit maupun

kotiledonnya. Kandungan protein dalam kedelai kuning bervariasi antara 31-48%

sedangkan kandungan lemaknya bervariasi antara 11-21%. Antosianin kulit kedelai

mampu menghambat oksidasi LDL kolesterol yang merupakan awal terbentuknya plak

dalam pembuluh darah yang akan memicu berkembangnya penyakit tekanan darah
12

tinggi dan berkembangnya penyakit jantung koroner (Astuti, 2015).

Tabel 2.1. Kandungan gizi kacang kedelai


No Unsur Gizi Kadar/100 g bahan
1 Karbohidrat kompleks (g) 21.00
2 Karbohidrat sederhana (g) 9.00
3 Stakiosa(g) 3.30
4 Rafinosa (g) 1.60
5 Protein (g) 36.00
6 Lemak total (g) 19.00
7 Lemak Jenuh (g) 2.88
8 Monounsaturated 4.40
9 Polyunsaturated 11.20
10 Kalsium (mg) 276.00
11 Fosfor (mg) 704.00
12 Kalium (mg) 1,797.00
13 Magnesium (mg) 280.00
14 Seng (mg) 4.80
15 Zat besi (mg) 16.00
16 Serat tidak larut (g) 10.00

Sumber: Aparicio et al (2008) dalam Winarsi (2010).

Selain senyawa nutririf, dalam kedelai juga terdapat senyawa non nutritif,

misalnya isoflavon. Isoflavon kedelai merupakan senyawa fitokimia, non-nutritif yang

berguna untuk menjaga kesehatan. Isoflavon bermanfaat untuk pencegahan dan

penyembuhan penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan

hipertensi, serta mengeliminasi beberapa sindrom menopause. Isoflavon merupakan

subkelas dari flavonoid. Genistein dan daidzein merupakan komponen isoflavon

kedelai utama.

Tabel 2.2 Kandungan isoflavon dalam kedelai


Kandungan Isoflavon Kadar/100 g bahan
Genistein (%) 50
Daidezin (%) 40-45
Glisitein (%) 50
Total Isoflavon (mg/g) 0,25-3
Sumber: Song et al. (2003) dalam Winarsi (2010)
13

Kedelai memiliki pengaruh positif terhadap kadar lemak darah dan diperkirakan

juga memiliki pengaruh pada fungsi vaskular. Protein kedelai diperkirakan dapat

memperbaiki tekanan darah dikarenakan kaya arginin, vasodepresor yang potensial

dan prekursor untuk vasodepresor nitric oxide (NO). Jaringan endotelial yang

berikatan dengan NO merupakan kunci pengaturan dari kesehatan vaskular dan proses

atherogenic. Nitrit oxide mempunyai sifat menghambat agregasi platelet (keping-

keping sel darah) pada jaringan endotelial sehingga dapat memperlancar sistem

sirkulasi darah. Kedelai juga mengandung isoflavon yang bertindak sebagai

fitoestrogen. Isoflavon diperkirakan memberikan efek terhadap tekanan darah

layaknya estrogen. Genistein yang merupakan salah satu jenis isoflavon kedelai

memiliki peran dalam sel endotelial vaskular untuk meningkatkan sistesis NO melalui

stimulasi genomik (Winarsih, 2010).

Menurut dr. Suzanne Steinbaum (2012), isoflavon merupakan senyawa yang

banyak ditemukan di dalam makanan seperti susu kedelai, teh hijau, tahu dan kacang,

dimana isoflavon dapat membantu menurunkan tekanan darah pada orang dewasa

muda. Isoflavon mampu melebarkan pembuluh dengan cara meningkatkan pelepasan

oksida nitrat. Mereka yang mengonsumsi jumlah tertinggi isoflavon perhari (lebih dari

2,5 mg) memiliki tekanan sistolik rata-rata 5,5 mmHg lebih rendah dibandingkan

mereka yang mengonsumsi kurang dari 0,33 mg isoflavon per hari. Supaya lebih

mudah dibayangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari contoh: Delapan ons

susu kedelai memiliki sekitar 22 mg isoflavon dan 1000 gram susu kedelai memiliki

sebanyak 220 mg isoflavon.


14

Safiya Richardson (2012) meneliti asupan isoflavon bersama dengan pola makan

kaya buah, sayur, susu rendah lemak dan kacang-kacang, dapat menurunkan tekanan

darah sistolik sebesar  10 mmHg pada penderita hipertensi. Hal ini akan sangat

membantu agar kondisi mereka tidak berkembang menjadi hipertensi. Temuan ini juga

menunjukkan, modifikasi pola makan atau gaya hidup dapat dilakukan dengan cara

yang mudah dan tidak memerlukan obat-obatan kimia. Ini semua karena isoflavon

meningkatkan produksi enzim yang mendorong produksi oksida nitrat dan oksida

nitrat membantu  memperlebar pembuluh darah dan dengan demikian mengurangi

tekanan darah.

2.1.5 Prosedur Pemberian Susu Kedelai

Pemberian susu kedelai menggunakan susu kedelai yang diolah sendiri dimana

tiap 250 ml susu kedelai mengandung 22,5 protein kedelai. Susu kedelai diberikan

sebanyak 2 x 250 ml yaitu pada pagi dan malam hari, dikarenakan waktu-waktu

tersebut merupakan titik perubahan tekanan darah menurut ritme sikardian (Handayani

2017). Pasien diberikan perlakuan pemberian susu kedelai di hari pertama pasien

diukur tekanan darahnya terlebih dahulu kemudian diberikan susu kedelai selama tiga

hari dengan dosis pemberian 2x sehari itu pagi dan malam hari sebelum tidur.

Kemudian setelah tiga hari perlakuan pemberian susu kedelai hari ke empatnya pasien

di ukur tekanan darahnya pada pagi hari.

2.1.6 Pembuatan dan Sterilisasi Susu Kedelai

Pada pembuatan susu kedelai cara pemanasan filtrat (hasil saringan/larutan) perlu

diperhatikan. Selama pemanasan, filtrat perlu diaduk terus sambil menambahkan gula
15

dan essens. Pengadukan bertujuan untuk menghancurkan gula dan meratakan essens

serta mencegah mendidihnya filtrat. Bila filtrat sampai mendidih, maka protein yang

terkandung pada filtral akan pecah, sehingga susu tersebut mebggumpal. Hal ini akan

membuat susu mejadi tidak tahan lama serta mudah terjadi pembusukan (Mudjajanto,

2012)

a. Proses Pembuatan

Bahan-bahan yang dipergunakan:

1. 500 gr kedelai

2. 1,5 liter air

Alat yang dipergunakan:

1. Kain penyaring

2. Blander

3. Botol bervolume 250 cc.

Cara pembuatan kedelai

1. Pilihlah kedelai yang bermutu baik, lalu bersihkan dan cuci dengan air bersih.

2. Setelah bersih, kedelai direbus selama 15 menit, lalu direndam dengan air

bersih selam 8 jam

3. Setelah direndam semalam kedelai dicuci kembali dengan air bersih sambil

diremas-remas agar kulit arinya terkelupas. Kemudian kedelai tersebut

dipisahkan dari kulit arinya, lalu dihancurkan sampai halus dengan blender

sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit.

4. Kedelai yang sudah halus dicampur dengan air panas lalu disaring

menggunakan kain saring untuk memperoleh filtrat (hasil saringan).


16

5. Filtrat diberikan gula pasir, lalu disaring kembali dan kemudian dipanaskan

lagi tetapi jangan sampai mendidih. Selama pemanasan filtrat tersebut diaduk

sampai rata, sehingga gula yang dimasukkan menjadi hancur dan juga

mencegah agar filtrat tidak mendidih.

6. Setelah pemanasan mencapai suhu 80oC atau bau kedelai hilang dan berubah

menjadi bau pandan, maka masukkan filtrat ke dalam botol yang sudah

disterilkan terlebih dahulu. Botol-botol yang yang berisi susu kedelai

dimasukkan ke dalam panci yang berisikan air mendidih selama ±10-15 menit,

sampai suhu dalam botol mencapai 70-80oC. Pemanasan ini disebut

“exhausting”. Setelah exhausting, botol yang berisi susu kedelai ditutup rapat

dengan menggunakan alat penutup botol.

7. Setelah ditutup rapat, botol yang berisi susu kedelai dimasukkan dalam panci

yang berisikan air mendidih selama ±15 menit. Botol-botol itu harus direndam

seluruhnya dalam air mendidih tersebut. Kemudian angkatlah botol yang berisi

susu kedelai, diamkan sampai dingin. Setelah dingin, susu kedelai dapat

diminum.

b. Cara penyimpanan

Susu kedelai yang sudah disterilisasi dapat disimpan dalam lemari es, agar tahan

lama dan rasanya tetap segar.

2.2 Tekanan Darah

2.2.1 Pengertian

Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan
17

mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik

seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan dan aliran darah

dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan (Muttaqin, 2012).

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter merkury (mmHg) dan direkam

dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (ketika jantung berdetak) terhadap tekanan

diastolik (ketika jantung relaksasi). Tekanan darah sistolik merupakan jumlah tekanan

terhadap dinding arteri setiap waktu jantung berkontraksi atau menekan darah keluar

dari jantung. Tekanan diastolik merupakan jumlah tekanan dalam arteri sewaktu jantung

beristirahat. Aksi pompa jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati

pembuluh-pembuluh. Setiap jantung berdenyut, darah dipompa keluar dari jantung

kedalam pembuluh darah, yang membawa darah ke seluruh tubuh. Jumlah tekanan

dalam sistem penting untuk mempertahankan pembuluh darah tetap terbuka.

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam

tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam

arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang

menetap. Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin

aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung

(cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung

adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup

(stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi

terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular sistemik.

Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat
18

diukur secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran

aliran darah dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh. Resistensi

bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan

jari-jari pembuluh.

Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu, secara

keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan

istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang

dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.

Kecepatan aliran darah yang melalui seluruh sistem sirkulasi sama dengan

kecepatan pompa darah oleh jantung ─ yakni, sama dengan curah jantung. Isi sekuncup

jantung dipengaruhi oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang dihasilkan oleh

otot jantung, dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa (afterload).

Normalnya, afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan

tekanan arteri untuk ventrikel kanan. Afterload meningkat bila tekanan darah

meningkat, atau bila terdapat stenosis (penyempitan) katup arteri keluar. Peningkatan

afterload akan menurunkan curah jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Baik

laju denyut jantung maupun pembentukan kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom

(SSO/autonomic nervous system, ANS).

Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem

kardiovaskular dikenal dengan hemodinamika. Sifat aliran ini sangat kompleks, namun

secara garis besar dapat diperoleh dari hukum fisika untuk sistem kardiovaskular :

CO = (MABP – CVP)
TPR

Gambar 2.2 Hukum fisika sistem hemodinamika


19

Dengan CO adalah curah jantung (cardiac output), MABP adalah tekanan

darah arteri rata-rata (mean arterial blood pressure), TPR adalah resistensi perifer

total (total peripheral resistance), dan CVP adalah tekanan vena sentral (central

venous pressure). Karena CVP biasanya mendekati nol, maka MABP sama dengan

CO x TPR.

MABP adalah nilai rata-rata dari tekanan arteri yang diukur milidetik per

milidetik selama periode waktu tertentu. Secara konstan MABP dipantau oleh

baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan mempengaruhi jantung serta

pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total

sebagai usaha memulihkan tekanan darah ke normal. Reseptor terpenting yang

berperan dalam pengaturan terus-menerus yaitu sinus karotikus dan baroreseptor

lengkung aorta.

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah menurut AHA 2020


MAP categories MAP Thresholds, mm Hg
Normatension <90
Elevated BP 90 to <92
Stage-1 HT 92 to <96
Stage-2 HT ≥96
Sumber: AHA (2020) dalam jurnal AHA (2020)

Tekanan darah rata-rata menurun secara progresif di sepanjang sistem arteri.

Penurunan biasanya tajam pada arteri terkecil dan arteriol (diameter <100 µm),

karena pembuluh memberikan resistensi terbesar terhadap aliran. Peranan arteriol

dalam mengatur resistensi vaskular memiliki beberapa implikasi penting, yaitu :

1) Konstriksi atau dilatasi semua atau sebagian besar arteriol dalam tubuh

akan memengaruhi TPR dan tekanan darah.

2) Konstriksi arteriol pada satu organ atau regio tersebut, sementara itu
20

dilatasi memiliki efek yang berlawanan

3) Perubahan resistensi arteriolar pada suatu regio memengaruhi tekanan

hidrostatik ‘downstream’ dalam landas kapiler (capillary bed) dan vena

pada regio tersebut.

Jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta, sehingga tekanan

rata-rata di aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg. Demikian juga, karena

pemompaan oleh jantung bersifat pulsatil, sebagai akibat pengosongan ritmik

ventrikel kiri, tekanan arteri berganti-ganti antara nilai tekanan sistolik 120 mmHg

dan nilai tekanan diastolik 80 mmHg.

Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi, yang disebut

tekanan sistolik, adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi, yang

disebut tekanan diastolik, nilainya sekitar 80 mmHg. Perbedaan nilai antara kedua

tekanan ini sekitar 40 mmHg, yang disebut tekanan nadi.

Dua faktor utama yang memengaruhi tekanan nadi : (1) curah isi sekuncup dari

jantung, dan (2) komplians (distensibilitas total) dari percabangan arteri. Tekanan

nadi pada orang lanjut usia kadang-kadang meningkat sampai dua kali nilai normal,

karena arteri menjadi lebih kaku akibat arteriosklerosis dan karenanya, arteri relatif

tidak lentur.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah menurut Perry & Potter (2010),

yaitu:

1) Usia

Tekanan darah bervariasi sesuai usia. Tekanan darah orang dewasa akan
21

meningkat sesuai usia. Tekanan darah optimal untuk dewasa usia paruh baya

adalah 120/80 mmHg. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah

sistolik yang berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun,

tetapi tekanan darah lebih dari 140/90 didefinisikan sebagai hipertensi dan

meningkatkan resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan hipertensi.

2) Stress

Kegelisahan, ketakutan, nyeri dan stress emosional dapat mengakibatkan

stimulasi simpatis yang dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung, curah

jantung, dan resistensi vaskular. Efek simpatis ini meningkatkan tekanan darah.

Kegelisahan meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg.

3) Etnik

Insiden hipertensi pada ras afrika amerika lebih tinggi dibandingkan pada

keturunan eropa. Ras afrika amerika cenderung menderita hipertensi yang lebih

berat pada usia yang lebih muda dan memiliki risiko dua kali lebih besar untuk

menderita komplikasi seperti stroke dan serangan jantung. Faktor genetik dan

lingkungan merupakan faktor yang cukup besar mempengaruhi sehingga kematian

yang berkaitan dengan hipertensi juga lebih tinggi pada ras afrika amerika.

4) Jenis kelamin

Pada perbedaan jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan tekanan darah yang

berarti antara remaja pria dan wanita saat pubertas, akan tetapi pria cenderung

memiliki tekanan darah yang lebih tinggi.

5) Variasi harian
22

Tekanan darah lebih rendah antara tengah malam dan pukul 3 pagi.

Diantara pukul 03.00-06.00 pagi terjadi peningkatan tekanan darah yang

lambat. Saat bangun pagi terjadi peningkatan tekanan darah pagi. Setiap orang

memiliki pola dan variasi tingkat yang berbeda.

6) Obat-obatan

Obat-obatan mempengaruhi tekanan darah secara langsung maupun tidak

langsung. Obat yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti analgesik

opioid yang dapat menurunkan tekanan darah, sedangkan Vasokonstriktor dan

asupan cairan intravena yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.

7) Aktivitas dan berat badan

Aktivitas Olahraga dapat menurunkan tekanan darah untuk beberapa jam

sesudahnya. Para lansia mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 5-10

mmHg 1 jam setelah makan. Peningkatan kebutuhan oksigen saat beraktivitas

akan meningkatkan tekanan darah. Gaya hidup yang tidak baik dapat

menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas yang merupakan faktor

terjadinya hipertensi.

8) Merokok

Merokok meyebabkan vasokontriksi saat seseorang merokok. Tekanan

darah meningkat dan kembali ke nilai dasar dalam 15 menit setelah berhenti

merokok.

2.2.3 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan

menggunakan spygmomanometer.
23

1) Peralatannya terdiri dari manset lengan untuk menghentikan aliran darah

arteri brakial. Sebuah manometer untuk membaca tekanan, sebuah bulp

pemompa manset untuk menghentikan aliran darah brakial, dan sebuah katup

untuk mengeluarkan udara dari manset.

2) Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi korotkoff,

yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian darah yang tertutup.

Bunyi dan pembacaan angka pada kolom manometer secara bersamaan

merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik.

2.2.4 Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah menurut American Heart Association (AHA) yang

digunakan di Amerika Serikat tahun 2017.

Tabel 2.4 Klasifikasi Tekanan Darah menurut AHA 2017


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Elevated 120-129 <80
Hypertension stage 1 130-139 80-89
Hypertension stage 2 ≥140 ≥ 90

2.3 Hipertensi

2.3.1 Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg secara kronis

(Tanto Chris, 2014). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer,

2009). Hipertensi adalah tekanan darah meningkat yang abnormal dan diukur paling

tidak pada tiga kesempatan yang berbeda, tekanan darah normal bervariasi sesuai usia
24

sehingga setiap diagnosis hipertensi harus spesifik sesuai usia (Corwin, 2009).

2.3.2 Jenis Hipertensi

Jenis hipertensi ada dua golongan menurut Udjianti, (2010) yaitu:

1) Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya diantaranya adalah seperti genetik, jenis kelamin, dan usia,

konsumsi diit tinggi garam dan lemak, berat badan (obesitsa > 25% diatas BB

ideal), gaya hidup, merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan

tekanan darah.

2) Hipertensi sekunder misalnya dalam penggunaan kontasepsi oral, neurogenik

(tumor otak, gangguan pesikiatris), kehamilan dan stress. Hipertensi sekunder

terjadi karena dari penyakit lain, seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal,

obat-obatan.

2.3.3 Penyebab Hipertensi

Hipertensi disebabkan oleh faktor yang kompleks, yang belum diketahui kepastian

etiologinya. Perkembangan penyakit ini berhubungan dengan abnormalitas struktur

fungsi vaskuler yang menyebabkan kerusakan jantung, ginjal, otak dan pembuluh darah

dengan akibat morbiditas dan kematian dini (Susalit, 2014).

Menurut Bustan, (2009) Faktor yang menyebabkan hipertensi terbagi menjadi dua

yaitu:

1) Faktor yang dapat dikontrol, pada faktor yang dapat di kontrol antara lain

obesitas, disiplidemia, stress, aktifitas fisik, merokok, konsumsi garam yang

berlebihan, dietrik, kebiasaan makan dan konsumsi alkohol.

2) Faktor- faktor yang tidak dapat di kontrol seperti usia, jenis kelamin, dan Ras.
25

Hipertensi juga berhubungan dengan komposisi tubuh, asupan makanan, faktor

emosi, dan gaya hidup. Berhubung dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau

disebabkan oleh hipertensi primer maka secara umum yang disebut hipertensi primer

(esensial) (Kusmana, 2007).

a. Faktor yang dapat diubah:

1) Obesitas

Kelebihan berat badan meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit

hipertensi. Semakin besar masa tubuh, maka semakin banyak pula darah

yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.

Maka volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat,

sehingga akan memberi tekanan lebih besar ke dinding arteri. Selain itu

obesitas dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin

dalam darah (Martuti, 2009).

2) Stress

Stress adalah interaksi antara seseorang dengan lingkungan termasuk

penilaian seseorang terhadap tekanan dari suatu kejadian dan kemampuan

yang dimiliki untuk menghadapi tekanan tersebut, keadaan ini diikuti

respon secara psikologi antara lain berupa emosi, kecemasan, depresi, dan

perasaan stress. Sedangkan respon secara fisiologis dapat berupa

rangsangan fidik meningkat, perut mules, badan berkeringat, jaantung

berdebar-debar. Respon secara perilaku antara lain mudah marah, mudah

lupa, dan susah berkosentrasi (Stuart, 2007).


26

3) Merokok

Individu yang terus menerus menggunakan tembakau cenderung

meningkatkan risiko hipertensi, hal ini disebabkan karena adanya

konsumsi komulatif dari penggunaan tembakau. Apapun yang

menimbulkan ketegangan pembuluh darah dapat menaikan tekanan darah,

termasuk nikotin yang ada dalam rokok. Nikotin merangsang system

syaraf simpatik, sehingga pada ujung syaraf melepaskan hormon stress

norepineprihne dan segera meningkat hormone reseptor alpha. Hormon ini

mengalir dalam pembuluh darah dan seluruh tubuh. Oleh karena itu

jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah akan mengkerut.

Selanjutnya akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan

menghalangi arus darah secara normal, sehingga tekanan darah meningkat

(WHO, 2009). Nikotin akan meningkatkan tekanan darah dengan

merangsang untuk melepaskan system hormonal kimia, yaitu

norephinephirin melalui syaraf adrenegrik dan meningkatkan katekolamin

yang dikeluarkan medulla adrenal. Volume darah merupakan faktor peting

yang harus diperhitungkan pada system pengendalian darah. Karena

volume darah dan jumlah kapasitas pembuluh darah harus selalu sama dan

seimbang jika terjadi perubahan diameter pembuluh darah (penyempitan

pembuluh darah) maka akan terjadi perubahan pada nilai osmotil (Ibnu,

2006).

4) Aktivitas Fisik

Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan resiko seseorang


27

terserang penyakit hipertensi. Hal ini berkaitan dengan masalah

kegemukan. Orang yang tidak aktif, cenderung memiliki frekuensi denyut

jantung yang lebih tinggi, Sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras

pada saat kontraksi (Martini, 2009).

5) Konsumsi alkohol yang berlebihan

Alkohol juga dihubungkan dengan peningkatan darah peminum alkohol

berat akaan cenderung hipertensi messkipun mekanisme timbulnya

hipertensi yang pasti belum diketahui. Beberapa studi menunjukan

hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol dan

diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak

apabila mengonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran setandar setiap

harinya (Karyadi, 2005).

6) Konsumsi garam yang tinggi

Tingginya konsumsi garam mengakibatkan tekanan darah meningkat.

Penelitian telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat

menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat

diuretik akan menurunkan tekanan darah. Garam terdapat dua komponen

mineral, natrium dan klorida yang sangat dibutuhkan untuk menjaga

keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, transmisi syaraf, serta kontaksi

otot. Garam adalah zat tambahan makanan sesudah gula, yang digunakan

atau disalahgunakan. Apabila mengkonsumsi garam terlalu banyak dari

yang dapat di olah oleh ginjal maka kelebihan garam akan ditimbun dan

harus dicairkan sebelum tubuh menanganinya. Jadi tubuh harus menahan


28

berkilogram air, hanya untuk menjaga agar kelebihan garam tetap cair. Hal

ini akan meningkatkan tekanan darah, karena ginjal harus mendorong

cairan garam itu melalui penyaring-penyaring yang terdapat pada ginjal

(Bustan, 2017).

7) Kurang Serat

Buah-buahan sayuran segar mengandung serat tinggi yang dapat

menurunkan kadar kolestrol darah. Kolestrol yang tinggi akan membentuk

plak dalam arteri, dan mempersempit arteri yang dapat meningkatkan

tekanan darah setiap gram konsumsi serat dapat menurunkan kolestrol,

rata-rata 2,2 mg/dl konsumsi serat juga menghindari kelebihan gula dan

natrium, serta dapat menurunkan berat badan dan mencegah kegemukan.

b. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Umur

Penambahan usia dapat meningkatkan penambahan resiko terjangkitnya

penyakit hipertensi. Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala

usia, tetapi sering menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau

lebih dan khususnya pada lansia. Meningkatnya tekanan darah seiring

dengan bertambahnya usia memang sangat umum. Hal ini disebabkan

karena ada perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon.

Namun perubahan ini disertai dengan faktor yang lain bisa memicu

terjadinya penyakit hipertensi (Crown, 2011).


29

2) Jenis kelamin

Faktor gander berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, dimana pria

lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan ratio

sekitar 2,29 untuk kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk

kenaikan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang

cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan

wanita. Namun setelah memasuki monopose, prevalensi hipertensi pada

wanita tinggi. Bahkan setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada

wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan oleh faktor

hormonal.

3) Ras

Berbagai golongan etnik dapat berbeda dalam kebiasaan makan, genetika,

gaya hidup dan sebagainya yang mengakibatkan angka kesakitan dan

kematian. Pada kelompok orang dewasa di Amerika, kenaikan tekanan

darah seiring umur dijumpai lebih banyak pada orang berkulit hitam dari

pada berkulit putih (Darmojo, 2009).

2.3.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang ditimbulkan pada penderita hipertensi menurut Nurarif ,

(2013) yaitu :

1) Tidak ada gejala

Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak merasakan perubahan

kondisi tubuh. Seringkali hal ini yang menyebabkan banyak penderita


30

hipertensi terlalu mengabaikan kondisinya karena memang gejala atau

keluhan yang tidak dirasakan.

2) Gejala yang lazim

Gejala yang lazim pada penyakit hipertensi adalah nyeri kepala dan

kelelahan. Beberapa penderita yang memerlukan pertolongan medis karena

mereka mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak napas,

gelisah, mual, muntah, epistaksin, kesadaran menurun.

Menurut Martuti (2009) hipertensi berat biasanya akan menimbulkan keluhan

yang sangat nampak yaitu : sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, napas

pendek (terengah-engah), gelisah, pandangan mata kabur dan berkunang-kunang,

emosional, telinga berdengung, sulit tidur, tengkuk terasa berat, nyeri kepala bagian

belakang dan di dada, otot lemah, terjadi pembengkakan pada kakai dan pergelangan

kaki, keringat berlebihan, denyut jantung yang kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi,

pendarahan di urine, bahkan mimisan.

2.3.5 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi akobat hipertensi menurut Anna & Bryan (2007) antara lain :

1) Jantung

Menyebabkan penyakit gagal jantung, angina dan serangan jantung. Penyakit

hipertensi mengakibatkan gangguan pada jantung sehingga tidak dapat

memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien dan kurangnya pasokan

oksigen ke dalam pembuluh darah jantung.


31

2) Ginjal

Menyebabkan gagal ginjal yang mana disebabkan kemampuan ginjal yang

berkurang dalam membuang zat sisa dan kebihan air. Jika bertambah buruk

maka akan menyebabkan gagal ginjal kronik.

3) Alat gerak

Menyebabkan penyakit arteri perifer. Timbul jika pembuluh arteri berada

dalam keadaan stress berat akibat peningkatan tekanan darah dan

penyempitan arteri tersebut menyebabkan aliran darah berkurang. Hal ini

mengakibatkan nyeri pada tungkai dan kaki saat berjalan.

4) Otak

Mengakibatkan penyakit stroke iskemik dan stroke hemorogik. Pada stroke

iskemik terjadi karena aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke

otak terganggu. Stroke hemorogik terjadi karena pecahnya pembuluh darah

di otak yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi yang paristen.

5) Mata

Mengakibatkan penyakit kerusakan mata (vascular retina), yang terjadi

karena adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri dimata.

2.3.6 Pengendalian Tekanan Darah

Hipertensi memang penyakit berbahaya, namun bukan berarti orang akan

menderita penyakit ini seumur hidupnya, karena penyakit hipertensi dapat dikontrol,

untuk itu dibutuhkan pengendalian tekanan darah yang tepat dan berkesinambungan.

Salah satu masalah utama dalam mengontrol hipertensi adalah kemampuan penderita

hipertensi untuk patuh terhadap intruksi tenaga kesehatan. Penatalaksanaan penderita


32

hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu secara farmakologis dan non farmakologis.

Menurut Junaidi (2010), yaitu :

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis

Merupakan pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan yang diterapikan

untuk hipertensi, dengan cara ini penurunan tekanan darah diupayakan untuk

merubah kebiasaan yang dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi yaitu :

1) Penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk mengurangi berat

badan sampai batas ideal dengan cara diit yang diatur porsi makannya.

2) Mengurangi penggunaan garam sampai kurang dari 2-3 gram natrium

perhari atau 6 gram natrium klorida setiap setiap harinya yang disertai

dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup.

3) Managemen stress agar tidak terlalu mempengaruhi pikiran.

4) Melakukan olahraga secara teratur.

5) Berhenti merokok.

6) Berusaha membina hidup yang positif.

b. Penatalaksanaan Farmakologi

Merupakan pengobatan yang didasarkan pada obat-obatan medis.

Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan jangka panjang bahkan

mungkin sampai seumur hidup. Diantaranya yaitu :

1) Obat yang terkenal dari jenis beta-blocker adalah propanolol, atenolol,

pindolo dan sebagainya.

2) Obat yang bekerja sentra : Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi

pelepasan non adrenalin sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergic


33

perifer dan turunkan tekanan darah. Penggunaan obat ini perlu

memperhatikan efek hipertensi osmotik. Obat yang termasuk jenis ini

adalah Clonidine, Guanfacine dan Metildopa.

3) Vosodilator

Obat vasodilator mempunyai efek mengembangkan dinding arteriole

sehingga daya tahan perifer berkurang dan tekanan darah menurun, obat

yang termasuk dalam jenis ini adalah Hidralazine dan Ecarazine.

4) Antagonis Kalsium

Mekanisme antagonis kalsium adalah menghambat pemasukan ion

kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh darah dengan efek vasodilatasi

dan turunnya tekanan darah. Obat jenis antagonis kalsium yang terkenal

adalah nifedipine dan verapamil.


34

2.4 Kerangka Konseptual


Faktor-faktor yang mempengaruhi
hipertensi :
1. Usia
2. Stress
3. Etnik
4. Jenis kelamin
5. Variasi harian
6. Obat-obatan
7. Aktivitas dan berat badan
8. Merokok

Penderita hipertensi

Tekanan darah meningkat

Susu kedelai

Isoflavon meningkat Nitrit Oxide (NO) meningkat

Vasodilatasi pembuluh
darah

Tekanan darah turun

Keterangan: ...........Tidak diteliti


_____ Diteliti
Berhubungan
Gambar 2.3 Kerangka konseptual efektifitas pemberian susu kedelai dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
35

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian (Nursalam,2017). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Ada efektivitas pemberian susu kedelai dalam menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan

Dlanggu Mojokerto.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat

oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian dapat diterapkan, suatu

strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum pengumpulan data dan

akan digunakan untuk mengidentifikasikan struktur penelitian yang akan dilaksanankan

(Nursalam, 2017).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian Quasi Eksperimental dengan

menggunakan pendekatan group pre-post test design. Rancangan ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan penelitian Quasi Eksperimental


Subjek Pra Perlakuan Pasca-tes
X O XA O1-A

Keterangan:
X : Subjek
O : Observasi tekanan darah sebelum perlakuan
XA : Perlakuan menggunakan susu kedelai
O1-A : Observasi tekanan darah sesudah diberikan susu kedelai

36
37

3.2 Kerangka Kerja

Populasi
Penderita hipertensi yang berada di Dusun Klegen Desa
Talok Kecamatan Dlanggu sejumlah 23 orang

Purposive sampling

Besar sampel
Penderita hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 22 orang

Pre test : Observasi tekanan darah

Perlakuan : pemberian susu kedelai

Post test : Observasi tekanan darah

Analisa data : uji wilcoxon

Kesimpulan dan hasil penelitian

Gambar 3.1 Gambar Kerangka Kerja efektivitas pemberian susu kedelai dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
38

3.3 Sampling Desain

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi, 2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah penderita hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan

Dlanggu Mojokerto dengan jumlah 23 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 orang.

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah sesuai kriteria inklusi.

1. Kriteria inklusi

1) Normatension, MAP= <90, Elevated BP, MAP= 90-91, stage 1 HT, MAP=

92-95, stage 2 HT, MAP= ≥96 (AHA 2020)

2) Usia 40-65 tahun

3) Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

1) Penderita hipertensi dengan gagal ginjal

2) Penderita hipertensi dengan diabetes melitus

3. Besar Sampel

Besar sampel adalah anggota yang akan dijadikan sampel (Nursalam, 2014).

Dari populasi penderita hipertensi yang berada di Dusun Klegen Desa Talok

Kecamatan Dlanggu Mojokerto, maka dalam penelitian ini terdapat 22 sampel.


39

Dalam menentukan besar sampel dengan menggunakan rumus menurut Nursalam

(2016) yaitu sebagai berikut:

n= N
1 + N (d)2
n= 23
1 + 22 (0,05)2
n = 21,9 dibulatkan menjadi 22 responden

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat signifikansi (p)

3.3.3 Sampling

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2016).

Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan Purposive sampling yaitu

menentukan sample berdasarkan dengan perhitungan yang sudah ditentukan oleh

peneliti, baik dalam kriteria inklusi maupun eksklusi.


40

3.4 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap

sesuatu (benda, manusia dan lain-lain). Ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok

(orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut. Dalam

riset, variabel dikarakteristikan sebagai derajat, yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas

untuk pengukuran dan manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2016).

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain.

Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah susu kedelai.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah tekanan darah pada penderita

hipertensi.

3.5 Definisi Operasional

Definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan,

karakter yang diamati itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam,

2014).
41

Tabel 3.2 Definisi Operasional Efektifitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Menurunkan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
Penelitian Operasional
Independen:
Susu Memberikan Pemberian susu SAK - -
kedelai susu kedelai kedelai 2x250 ml
pada sehari selama 3
penderita hari
hipertensi

Dependen: Nilai yang di MAP (mean  Tensimeter Ordinal 1. Normatension,


Tekanan dapat setelah arterial pressure)  Stetoscope MAP= <90
darah di lakukan MAP=(2(dp)+sp)  Lembar 2. Elevated BP,
intervensi. 3 obsevasi MAP= 90-91
3. stage 1 HT,
MAP= 92-95
4. stage 2 HT,
MAP= ≥96

AHA 2020

3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan Data

1. Proses pengumpulan data

Dalam penelitian ini proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh

melalui:

1) Peneliti meminta izin pada pihak kampus STIKES Dian Husada Kabupaten

Mojokerto

2) Peneliti meminta izin penelitian kepada Dinas Kesehatan

3) Peneliti meminta izin pada Kepala Puskesmas Dlanggu

4) Peneliti meminta izin pada kepala Desa Talok

5) Peneliti menetapkan responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi


42

6) Peneliti melakukan kontrak persetujuan dengan responden

7) Peneliti mengukur tekanan darah pada respoden sebelum diberikan

perlakuan dengan posisi duduk setelah responden beristirahat selama 15

menit.

8) Memberikan susu kedelai pada responden saat pagi hari dan malam hari

dengan menggunakan lembar observasi dan checklist selama 3 hari.

9) Mengontrol responden agar tidak mengkonsumsi obat anti hipertesi (OAH)

selama dilakukan penelitian dengan meminta dukungan dari keluarga

responden.

10) Peneliti mengukur tekanan darah reponden setelah diberikan perlakuan

selama 3 hari. Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk setelah

responden beristirahat selama 15 menit.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar observasi,

ceklist, sphygnomanometer dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah.

Lembar observasi digunakan untuk mencatat perkembangan tekanan darah

sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan. Ceklist digunakan untuk melengkapi

data umum dan data khusus seperti umur, jenis kelamin dan lain-lain.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan

Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.


43

3.6.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk menganalisa data menggunakan SPSS dengan uji

statistic wilcoxon untuk mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap tekanan darah.

Data dari penelitian diambil dua kali (pre dan post test) yang dilaksanakan

sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan. Analisa data penelitian menggunakan SPSS

program dengan dasar pengambilan kesimpulan sebagai berikut :

Jika p<0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisa, yaitu dengan :

1. Editing

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan editing untuk mengecek

kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data sehingga validitas

dapat terjamin.

2. Coding

Setelah data terkumpul, dilakukan pengecekkan nama atau identitas,

kelengkapan data dan melakukan pengkodean pada tiap responden dengan

menggunakan huruf atau angka. Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan

termasuk dalam pemberian skor. Skor dalam penelitian ini diberikan untuk

vaiabel independen yaitu tekanan darah.

a. Jika nilai MAP < 90 maka diberi skor 1

b. Jika nilai MAP 90-91 maka diberi skor 2

c. Jika nilai MAP 92-95 maka diberi skor 3

d. Jika nilai MAP ≥96 maka diberi skor 3


44

3. Tabulating

Yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel (Nazir, 2008). Pada tabulasi ini,

data disajikan dalam bentuk table yang terdiri dari beberapa kolom, yang

digunakan untuk memaparkan sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Setelah

data terkumpul melalui observasi, kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai

dengan variable yang diteliti untuk menganalisa pengaruh susu kedelai terhadap

tekanan darah.

3.7 Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan kegiatan pengumpulan data bisa dilaksanakan

dengan menekankan pada masalah etik antara lain.

3.7.1 Informed Consent (Pernyataan Persetujuan)

Informed Consent menjadi responden. Penderita hipertensi yang memenuhi

kriteria inklusi diberikan lembar pernyataan peneliti untuk bersedia menjadi responden

penelitian disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

3.7.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity (tanpa nama) untuk kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden, tetapi lembar tersebut diberi kode tertentu.

3.7.3 Confidentialy (Kerahasiaan)

Confidentialy adalah kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari

responden dijamin oleh peneliti. Data hanya akan disajikan dalam kelompok tertentu

yang berhubungan dengan penelitian ini.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Talok terletak di Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa

Timur dengan luas wilayah Desa Talok 3,66 km2. Luas wilayah Dusun Klegen 25.000

m2. Luas wilayah Dusun Klegen masih persawahan sekitar 19.000 m 2 dan 6.000 m2

adalah pemukiman penduduk. Batas wilayah Dusun Klegen sebelah utara adalah Desa

Sumbersono, sebelah selatan Desa Talok, sebelah timur Dusun Gentong dan sebelah

barat Dusun Peting.

Dusun Klegen adalah salah satu dari 6 dusun di Desa Talok Kecamatan Dlanggu

Kabupaten Mojokerto. Dusun Klegen terletak terletak di perbatasan wilayah Desa

Sumbersono. Di Dusun Klegen memiliki sarana kesehatan yaitu Posyandu dan Poskesdes

dengan jumlah petugas 1 perawat dan 1 bidan.

45
46

4.1.2 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan
Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.

Gambar 4.1 Dari 22 responden yang di berikan susu kedelai sebagian

besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (55%) dan sebanyak 10 orang

(45%) berjenis kelamin perempuan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Gambar 4.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Penderita


Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto pada bulan September 2021.
47

Gambar 4.2 dari 22 responden yang diberikan susu kedelai menunjukkan

sebagian besar berusia 46-55 tahun sebanyak 11 orang (50%) dan sebagian kecil

berusia 56-65 tahun sebanyak 5 orang (23%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 4.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan
Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.

Gambar 4.3 dari 22 responden yang diberikan susu kedelai menunjukkan

paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 7 orang (32%) dan sebagian kecil

berpendidikan terakhir Sarjana sebanyak 4 orang (18%).

4. Karakteristik Responden Yang Merokok

Gambar 4.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Yang Merokok Pada


Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto pada bulan September 2021.
48

Gambar 4.4 dari 22 responden yang diberikan susu kedelai menunjukkan sebagian

besar responden merokok sebanyak 13 orang (59%) dan sebanyak 9 orang (41%)

responden yang tidak merokok.

5. Karakteristik Responden Yang Mengkonsumsi Alkohol

Gambar 4.5 Diagram Pie Karakteristik Responden Yang Mengkonsumsi


Alkohol Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto pada bulan September 2021.

Gambar 4.5 dari 22 responden yang diberikan susu kedelai seluruhnya tidak

mengkonsumsi alkohol yaitu sebanyak 22 orang (100%).

6. Karakteristik Responden Yang Rutin Olah Raga

Gambar 4.6 Diagram Pie Karakteristik Responden Yang Rutin Olah Raga Pada
Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan
Dlanggu Mojokerto pada bulan September 2021.
49

Gambar 4.6 menjelaskan bahwa sebagian besar dari responden tidak rutin berolah

raga sebanyak 15 orang (68%) dan hanya 7 orang (32%) yang rutin berolah raga.

4.1.3 Data Khusus

1. Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Susu Kedelai

Pada Penderita Hipertensi

Tabel 4.1 Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Susu
Kedelai Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok
Kecamatan Dlanggu Mojokerto pada Bulan September 2021.
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Klasifikasi MAP
N % N %
Normatension 0 0 1 4,5
Elevated BP 1 4,5 2 9,1
Stage-1 HT 0 0 10 45,5
Stage-2 HT 21 95,5 9 40,9
Total 22 100 22 100

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa sebelum diberikan susu kedelai dari 22 responden

didapatkan hasil MAP hampir semuanya masuk dalam klasifikasi hipertensi stage 2 yaitu

sebesar 21 orang (95,5%), sedangkan setelah diberikan susu kedelai diketahui hampir

setengahnya menunjukkan penurunan tekanan darah dan mempunyai nilai MAP menjadi

hipertensi stage 1 sebanyak 10 orang (45,5%). Hasil uji statistik wilcoxon didapatkan
50

nilai p=0,000 sehingga ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah pemberian susu

kedelai terhadap penurunan tekanan darah.

2. Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Terhadap Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi

Tabel 4.2 Tabel Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Pada Penderita Hipertensi
Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto pada
Bulan September 2021.
Tekanan Darah Mean Sig.
MAP pre 107.41 0.000
MAP post 98.36 0.000
Hasil Uji Statistik wilcoxon sign. p=0,000

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari hasil uji statistik wilcoxon didapatkan nilai

sign p=0,000 (p sign<0.05) maka H1 diterima artinya terdapat pengaruh susu kedelai

dalam penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi..

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perubahan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Susu Kedelai

Pada Penderita Hipertensi

Dari hasil penelitian di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto

menunjukkan bahwa 21 responden (95,5%) sebelum diberikan susu kedelai mempunyai

hasil MAP dalam klasifikasi hipertensi stage 2, sedangkan setelah diberikan susu kedelai

diketahui hampir setengahnya menunjukkan penurunan tekanan darah dan mempunyai

nilai MAP menjadi hipertensi stage 1 sebanyak 10 orang (45,5%). Hasil uji wilcoxon

didapatkan nilai p=0,000 sehingga ada pengaruh pemberian susu kedelai terhadap

penurunan tekanan darah.


51

Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan

mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik

seseorang saat itu. Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter merkury (mmHg) dan

direkam dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (ketika jantung berdetak) terhadap

tekanan diastolik (ketika jantung relaksasi). Aksi pompa jantung memberikan tekanan

yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Setiap jantung berdenyut, darah

dipompa keluar dari jantung kedalam pembuluh darah, yang membawa darah ke seluruh

tubuh (Muttaqin, 2012).

Pengukuran tekanan darah dalam penelitian ini menggunakan tensimeter digital.

Sebelum dilakukan pengukuran, responden diistirahatkan dalam posisi duduk selama 15

menit. Pasien diberikan perlakuan pemberian susu kedelai di hari pertama pasien diukur

tekanan darahnya terlebih dahulu kemudian diberikan susu kedelai selama tiga hari

dengan dosis pemberian 2x sehari itu pagi dan malam hari sebelum tidur. Kemudian

setelah tiga hari perlakuan pemberian susu kedelai hari ke empatnya pasien di ukur

tekanan darahnya pada pagi hari.

Banyaknya responden yang menderita hipertensi stage 2 pada penelitian ini

dikarenakan faktor jenis kelamin yang sebagian besar berjenis kelamin laki laki sebanyak

12 orang (55%). Menurut Bustan (2009), faktor gander berpengaruh terhadap terjadinya

hipertensi, dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita,

dengan ratio sekitar 2,29 untuk kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan

tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat

meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita selain itu kurang melakukan

aktivitas fisik dapat meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit hipertensi.


52

Dalam penelitian ini, ada 9 responden (40,9%) yang mengalami penurunan

tekanan darah namun hasil MAP masih dalam kriteria hipertensi stage 2. Hal ini

disebabkan oleh faktor usia karena dari 9 responden tersebut terdiri dari responden dalam

rentang masa usia lansia awal (46-55 tahun) dan lansia akhir (56-65 tahun). Menurut

Perry & Potter (2010) tekanan darah bervariasi sesuai usia. Tekanan darah orang dewasa

akan meningkat sesuai usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah

sistolik yang berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun. Hal ini

terjadi karena pada usia tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang

sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah (Sigarlaki, 2006).

Selain itu, faktor kebiasaan merokok merupakan salah satu yang dapat

meningkatkan tekanan darah. Sebagian besar responden memiliki kebiasaan merokok

yaitu sebanyak 13 responden (59%). Apapun yang menimbulkan ketegangan pembuluh

darah dapat menaikan tekanan darah, termasuk nikotin yang ada dalam rokok. Nikotin

merangsang system syaraf simpatik, sehingga pada ujung syaraf melepaskan hormon

stress norepineprihne dan segera meningkat hormone reseptor alpha. Hormon ini

mengalir dalam pembuluh darah dan seluruh tubuh. Oleh karena itu jantung akan

berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah akan mengkerut. Selanjutnya akan

menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menghalangi arus darah secara normal,

sehingga tekanan darah meningkat (WHO, 2009).

Selain itu, sebagian besar responden yaitu sebanyak 15 orang (68%) kurang dalam

melakukan olah raga. Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko

seseorang terserang penyakit hipertensi. Hal ini berkaitan dengan masalah kegemukan.
53

Orang yang tidak aktif, cenderung memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi,

Sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada saat kontraksi (Martini, 2009).

4.2.2 Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p

sign< 0.05) maka H1 diterima artinya terdapat pengaruh susu kedelai dalam penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

Susu kedelai merupakan salah satu hasil olahan dari kacang kedelai kaya akan

nutrisi yaitu tinggi protein, rendah lemak, sumber kalium dan juga mengandung

isoflavone. Mengkonsumsi kedelai dipercaya dapat menurunkan tekanan darah karena

mengandung zat-zat gizi yang dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Kedelai

memiliki pengaruh positif terhadap kadar lemak darah dan diperkirakan juga memiliki

pengaruh pada fungsi vaskular. Protein kedelai diperkirakan dapat memperbaiki tekanan

darah dikarenakan kaya arginin, vasodepresor yang potensial dan prekursor untuk

vasodepresor nitrit oxide (NO) (Winarsih 2010).

Menurut penelitian dari Felia Handayani (2017). Susu kedelai secara signifikan

dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Penurunan

tekanan darah ini terjadi karena kandungan isoflavon dalam susu kedelai yang bertindak

sebagai fitoestrogen. Isoflavon diperkirakan memberikan efek terhadap tekanan darah

layaknya estrogen. Genistein yang merupakan salah satu jenis isoflavon kedelai memiliki

peran dalam sel endotelial vaskular untuk meningkatkan sistesis NO melalui stimulasi

genomik. Jaringan endotelial yang berikatan dengan NO merupakan kunci pengaturan

dari kesehatan vaskular dan proses atherogenic. Nitrit oxide mempunyai sifat
54

menghambat agregasi platelet (keping-keping sel darah) pada jaringan endotelial

sehingga dapat memperlancar sistem sirkulasi darah (Winarsih 2010).

Kandungan kalium dalam kedelai menghambat pelepasan renin sehingga

mengubah aktifitas sistem renin angiotensin yang membuat vasodilatasi pembuluh darah

sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Tulungnen, dkk, 2016). Mekanisme

penurunan tekanan darah oleh kalium yaitu: pertama, kalium dapat menurunkan tekanan

darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan

meningkatkan output jantung. Kedua, kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan

kasiat sebagai diuretik, sehingga pengeluaran natrium dan cairan meningkat. Ketiga,

kalium dapat mengubah aktivitas renin angiotensin. Kalium dapat mengurangi sekresi

renin yang menyebabkan penurunan angiotensin II sehingga vasokonstriksi pembuluh

darah berkurang dan menurunnya aldosteron sehingga reabsorpsi natrium dan air ke

dalam darah berkurang. Kalium juga mempunyai efek dalam pompa Na-K yaitu kalium

dipompa dari cairan ekstra selular ke dalam sel, dan natrium dipompa keluar. Sehingga

kalium dapat menurunkan tekanan darah. Keempat, kalium dapat mengatur saraf perifer

dan sentral dan mempengaruhi tekanan darah.

Menurut dr. Suzanne Steinbaum (2012), isoflavon merupakan senyawa yang

banyak ditemukan di dalam makanan seperti susu kedelai, teh hijau, tahu dan kacang,

dimana isoflavon dapat membantu menurunkan tekanan darah pada orang dewasa muda.

Isoflavon mampu melebarkan pembuluh dengan cara meningkatkan pelepasan oksida

nitrat. Mereka yang mengonsumsi jumlah tertinggi isoflavon perhari (lebih dari 2,5 mg)

memiliki tekanan sistolik rata-rata 5,5 mmHg lebih rendah dibandingkan mereka yang

mengonsumsi kurang dari 0,33 mg isoflavon per hari. Supaya lebih mudah dibayangkan
55

dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari contoh: Delapan ons susu kedelai memiliki

sekitar 22 mg isoflavon dan 1000 gram susu kedelai memiliki sebanyak 220 mg

isoflavon. Susu kedelai kaya akan nutrisi yaitu tinggi protein, rendah lemak, sumber

kalium dan juga mengandung isoflavon. Isoflavon merupakan senyawa fitokimia, non-

nutritif yang berguna untuk menjaga kesehatan serta bersifat protektif terhadap penyakit

kardiovaskular.

Selain isoflavon, susu kedelai juga mengandung kalium. Asupan Kalium pada

seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah. Asupan rendah kalium akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah sebaliknya asupan tinggi kalium akan

mengakibatkan penurunan tekanan darah. Peningkatan asupan kalium dapat menurunkan

tekanan darah sistolik dan diastolik dikarenakan adanya penurunan resistensi vaskular.

Resistensi vaskular diakibatkan oleh dilatasi pembuluh darah dan adanya peningkatan

kehilangan air dan natrium dari tubuh, hasil aktivitas pompa natrium dan kalium.

Di samping itu kita tidak bisa mengabaikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

tekanan darah, seperti usia, stress, etnik, jenis kelamin, obat-obatan, aktivitas dan

kebiasaan merokok. Banyak terapi yang digunakan dalam membantu menurunkan

tekanan darah salah satunya yaitu dengan menggunakan obat-obatan. Akan tetapi obat-

obatan hipertensi juga memiliki beberapa efek samping jika diminum dalam jangka

panjang seperti peningkatan eksresi urin oleh obat golongan diuretik tiazid dapat

mengakibatkan hipokalemia, hiponatriemi, dan hipomagnesiemi. Oleh sebab itu,

seberapapun tingkat kegawatan hipertensi, semua pasien harus mendapat nasehat/anjuran

yang berkaitan dengan pengaturan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah.
56

Termasuk nasehat untuk berhenti merokok, menurunkan berat badan, melakukan olah

raga, mengurangi asupan alkohol dan diet (Gomer, Beth. 2007).

Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan diet Dash (Dietary Approach to

Stop Hypertension) yaitu membatasi asupan garam 1200-1500 mg/hari, menghindari

minuman berkafein, rokok, minuman beralkohol dan diberikan makanan yang tinggi

kalium (3500- 4700 mg).


BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Sebagian besar sebelum diberikan susu kedelai didapatkan hasil 21 responden

(95,5%) mengalami hipertensi stage 2, dan setelah diberikan susu kedelai

didapatkan sebagian besar tekanan darah turun menjadi hipertensi stage 1.

2. Ada pengaruh susu kedelai dalam menurunkan tekanan darah penderita

hipertensi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan oleh

peneliti adalah:

1. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi kalium untuk

mengendalikan tekanan darah.

57
58

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat dijadikan referensi untuk mengedukasi pasien dengan hipertensi agar

mengkonsumsi susu kedelai untuk menjaga kesehatan jantung.

3. Penelitian Keperawatan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perbandingan jumlah susu kedelai

yang lebih banyak untuk mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap tekanan

darah.
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T, 2014, Kedelai, Jakarta, Penebar Swadaya.

Agoes, Azwar dkk, 2010, Penyakit Di Usia Tua, Jakarta, EGC.

Astuti, 2015, Makanan-Makanan Tinggi Kolesterol, Yogyakarta, Flashbooks.

Bustan, M.N., 2017, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Edisi Kedua, Jakarta, Rineka
Cipta.

Corwin, EJ, 2009, Buku Saku Patofisiologi Ed. 3, Jakarta, EGC.

Hadi, Martono, 2010, Penatalaksanaan Hipertensi Pada Usia Lanjut Dalam Geriatric,
Jakarta, Balai Penerbit FKU.

Handayani, Felia dkk, 2017, Pengaruh Susu Kedelai Terhadap Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi, Jurnal Ilmu Gizi Indonesia
1(1) : 19-24.

Hartoyo, B, 2012, Perbaikan Mutu Susu Kedelai Di Dalam Botol, Bandung, Departemen
Perindustrian Bogor.

Junaidi, Iskandar, 2010, Hipertensi Pengenalan, Pencegahan Dan Pengobatan, Jakarta,


PT Bhuana Ilmu Popular.

Karyadi, Elvina, 2014, Kiat Mengatasi Penyakit Diabetes Mellitus, Hiperkolesteroliemia,


Stroke, Jakarta, Gramedia.

Martuti, A., 2009, Hipertensi Merawat Dan Menyembuhkan Penyakit Tekanan Darah
Tinggi, Bantul, Kreasi Kencana Perum Sidorejo Bumi Indah (SBI).

Muhammadun, 2010, Hidup Bersama Hipertensi, Yogyakarta, In Book.

Mudjajanto & Fauzi R, 2012, Susu Kedelai Susu Nabati Yang Menyehatkan, Jakarta,
Agro Media Pustaka.

Muttaqin, 2012, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System Kardiovaskular


Dan Hematologic, Jakarta, Salemba Medika.

Nugraheni, 2016, Pengetahuan Bahan Pangan Nabati, Yogyakarta, Plantaxia.

Nurarif, dkk, 2013, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda NIC NOC Jilid 2, Jakarta, EGC.

59
60

Nursalam, 2017, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendektan Praktis Edisi 3,


Jakarta, Salemba Medika.

Potter & Perry, 2010, Fundamental Of Nursing: Concept, Process And Practice Edisi 7
Vol. 3, Jakarta, EGC.

Rivas M, et al, 2002, Say Milk Lowers Blood Pressure In Men And Women With Mild To
Moderate Essential Hypertension, The Jurnal Of Nutrition, 132 (7) : 1900-1902.

Setiadi, 2013, Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2, Yogyakarta,
Graha Ilmu.

Smeltzer, S. C., & Bare B. G., 2009, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Ed. 8 Vol. 1, Jakarta, EGC.

Stuart, Gail W., 2016, Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta, EGC.

Suprapti, 2013, Pembuatan Tempe, Yogyakarta, Kanisius.

Susalit, E. dkk, 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ii, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.

Tanto ,Chris dkk, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Ed. IV, Jakarta, Media Aeskulapius.

Udjianti, W. J., 2010, Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta, Salemba Medika.


Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Calon Responden
Di tempat

Saya mahasiswa STIKES Dian Husada Kabupaten Mojokerto jurusan Keperawatan


Program Studi S1 Keperawatan:
Nama : Ike Gedheyana Pamungkas
NIM : 0119013B
Saya akan melakukan penelitian dengan judul “Efektivfitas Pemberian Susu
Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen
Desa Talok Kecamatan Dlanggu Mojokerto”.
Data yang diperoleh dari saudara saya jamin kerahasiaannya, hanya digunakan
untuk keperluan penelitian saja. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk
mengidentifikasi pengaruh pemberian susu kedelai dalam menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi.
Untuk keperluan diatas saya mohon kesediaan Saudara untuk mengisi lembar
persetujuan menjadi responden dan kesediaan saudara untuk diukur tekanan darah. Data
yang akan saya dapat akan digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan mutu
pelayanan kesehatan, tidak akan digunakan untuk maksud lain.
Partisipasi Saudara dalam menjadi responden sangat saya hargai dan sebelumnya
saya ucapkan terima kasih.

Mojokerto, ..........................

Hormat saya

Ike Gedheyana Pamungkas

61
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


No. Responden :..............(diisi peneliti)
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan penelitian


yang berjudul “Efektifitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu
Mojokerto”, menyatakan setuju/tidak setuju*) ikut berpartisipasi sebagai responden,
dengan catatan apabila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya
berhak membatalkan persetujuan ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat, saya percayakan pada peneliti bahwa semua
informasi yang saya berikan dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya.

*) Coret yang tidak perlu Mojokerto, …………… 2021


Responden

(………………………)

62
Lampiran 3

LEMBAR PENGUMPULAN DATA


No. Responden
NAMA : (Inisial)

USIA : tahun

JENIS KELAMIN : Laki-laki Perempuan

PENDIDIKAN : SD SMP SMA DIPLOMA

SARJANA TIDAK SEKOLAH

Merokok Ya Tidak

Mengkonsumsi Alkohol Ya Tidak

Rutin Olahraga Ya Tidak

63
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Pagi Malam

Tekanan darah Pre Tekanan Darah Tekanan darah Tekanan Darah


No
Test Post Test Pre Test Post Test
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

64
65

21.

22.

Petugas observasi, ..........

(...................)

Lampiran 5

LEMBAR CHECKLIST
Tanggal
No. Pagi Malam Pagi Malam Pagi Malam Keterangan
Responden
66
Lampiran 6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MENGUKUR TEKANAN DARAH

Pengertian Tindakan untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan


menggunakan suatu alat tensimeter dan stetoskop.
Tujuan 1. Mengetahui tekanan darah pasien
2. Mengetahui rata-rata arteri
3.Mengetahui status kesehatan pasien

Prosedur 1. Persiapan Alat:


a. Tensi Meter jarum/ Tensimeter Digital
b. Stetoskop
c. Buku catatan
2. Persiapan Pasien:
Pasien diberitahu tentang maksud dan tindakan yang
akan dilakukan
3. Persiapan Lingkungan
Jaga privasi dan daerah sekitar pasien.
Pelaksanaan:
1. Cuci tangan.
2. Perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan
tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien dengan berbaring atau duduk.
4. Membuka lengan baju atau digulung, manset
tensimeter dipasang pada 1/3 dari lengan dengan pipa
karet berada disisi luar lengan. Manset dipasang tidak
terlalu kencang atau terlalu longgar
5. Menutup skrup balon karet, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan
jarum naik.
6. Membuka skrup balon perlahan – lahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg per detik sehingga jarum turun
perlahan sambil memperhatikan turunnya jarum tensi
meter, dengaran bunyi denyutan pertama dan terakhir.
Bunyi denyutan pertama adalah sistole dan bunyi
denyutan terakhir adalah diastole.
7. Hasil diberitahukan ke pasien/keluarga dan dicatat.
8. Bereskan alat.
9. Petugas cuci tangan

Sumber Klinik Puri Medika Mojokerto

67
Lampiran 7

SATUAN ACARA KEGIATAN

Materi : Pengukuran Tekanan Darah setelah Pemberian Susu Kedelai Pada Pasien

Hipertensi Di Dusun Klegen Desa Talok Dlanggu Mojokerto

Pertemuan : 1- 4 pertemuan

Tempat : Rumah Responden

Waktu : 30 menit

A. Analisa Situasional

a. Penyuluh : 1 peneliti

b. Peserta : Pasien Hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok Dlanggu

Mojokerto

B. Tujuan Instruksional

a. Tujuan instruksional umum

Mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai dalam menurunkan tekanan

darah pasien hipertensi di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu

Mojokerto.

b. Tujuan instruksional khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian susu

kedelai pada kelompok perlakuan di Dusun Klegen Desa Talok

Kecamatan Dlanggu Mojokerto.

2. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian susu

68
69

3. kedelai pada kelompok kontrol di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan

Dlanggu Mojokerto.

4. Menganalisa pengaruh pemberian susu kedelai dalam menurunkan

tekanan darah di Dusun Klegen Desa Talok Kecamatan Dlanggu

Mojokerto.

C. Metode

Observasi

D. Sarana

a. Alat tulis

b. Lembar cek list

c. Tensimeter

d. Stetoscope

e. Gelas plastic

E. Bahan

Susu kedelai
70

F. Kegiatan
Proses Waktu Kegiatan Respon
Pembukaan 3 menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucap salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Menyepakati
pemberian kegiatan
4. Kontrak waktu dengan
responden
Pelaksanaan 20 menit 1. Memeriksa tekanan darah 1. Mengikuti
pada kelompok kontrol 2. Meminum susu kedelai
dan perlakuan sebelum di 3. Mengikuti
berikan susu kedelai
2. Memberikan susu kedelai
pada kelompok perlakuan
3. Memeriksa tekanan darah
pada kelompok perlakuan
setelah minum susu
kedelai

Evaluasi 4 menit 1. Memberi reward atas 1. Mengikuti


partisipasi peserta
Terminasi 3 menit 1. Mengucapkan terima 1. Mendengarkan
kasih kepada peserta 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam
penutup

G. Evaluasi
71

a. Prosedur : kegiatan dilakukan dengan baik dan lancar sesuai rencana.

b. Alat : sarana yang di butuhkan dapat tersedia dengan lengkap.

c. Waktu : kegiatan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang di jadwalkan.


Lampiran 8

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MEMBUAT SUSU KEDELAI

Pengertian Membuat susu kedelai yang berasal dari ekstrak kedelai.


Tujuan Membuat minuman dengan maanfaat menurunkan
tekanan darah

Prosedur Persiapan Alat:


1. Kain penyaring
2. Blander
Persiapan Bahan:
1. 500 gr kedelai
2. 1,5 liter air
Prosedur:
1. Cuci tangan.
2. Rendam kacang kedelai selama 6 jam, lalu
cuci bersih.
3. Blender kedelai dengan sebagian air, saring
menggunakan kain.
4. masukkan ampasnya kedalam blender
tambahkan air lalu blender lagi dan saring.
5. Campur kedua air saringan ini lalu rebus
dengan api kecil.
6. Begitu mendidih langsung matikan api.
Penatalaksanaan:
Diberikan 2x250 ml sehari selama 3 hari
Diminum pagi dan malam hari.

Sumber: Mudjajanto (2005)

72
73
Lampiran 9

Tabulasi Data Umum

No. Jenis
Usia Pendidikan Merokok Alkohol Olah Raga
Resp Kelamin
1 1 2 1 1 2 2
2 2 1 1 1 2 2
3 2 2 2 1 2 2
4 2 2 2 2 2 2
5 2 2 5 1 2 1
6 2 1 3 2 2 1
7 3 2 5 1 2 2
8 3 2 2 1 2 2
9 1 2 3 2 2 1
10 2 1 3 1 2 2
11 1 1 1 1 2 2
12 3 1 2 1 2 2
13 2 2 3 2 2 2
14 2 2 5 1 2 1
15 3 1 1 1 2 2
16 3 2 1 1 2 2
17 1 2 3 2 2 1
18 2 1 5 2 2 1
19 2 1 3 2 2 1
20 3 1 2 2 2 2
21 1 2 3 1 2 2
22 2 1 2 2 2 2
Keterangan :
Pendidikan : 1 = SD Olah Raga : 1 = Ya
2 = SMP 2 = Tidak
3 = SMA
4 = DIPLOMA Merokok : 1 = Ya
5 = SARJANA 2 = Tidak

Jenis Kelamin : 1 = Perempuan Alkohol : 1 = Ya


2 = Laki-laki 2 = Tidak

Umur : 1 = 40-45 tahun


2 = 46-55 tahun
3 = 56-65 tahun

74
Lampiran 10
Tabulasi Data Khusus
No. Tekanan Darah
Post
Resp Pre Test MAP Kode MAP Kode
Test
1 158/85 109 4 125/80 95 4
2 134/83 100 4 125/74 91 4
3 160/100 120 4 150/90 110 4
4 158/95 116 4 145/90 108 4
5 165/95 118 4 152/85 107 4
6 132/70 91 2 120/66 84 2
7 138/75 96 4 129/76 94 4
8 130/80 97 4 128/74 92 4
9 150/90 110 4 132/77 95 4
10 154/96 115 4 139/88 105 4
11 135/86 102 4 122/80 94 4
12 146/86 106 4 132/70 91 4
13 145/87 106 4 135/80 98 4
14 138/82 100 4 128/75 92 4
15 155/97 116 4 148/88 108 4
16 150/88 109 4 126/80 95 4
17 145/80 102 4 128/78 95 4
18 150/90 110 4 139/85 103 4
19 155/89 111 4 150/85 107 4
20 138/80 99 4 128/76 93 4
21 162/95 117 4 155/90 112 4
22 154/93 113 4 125/80 95 4
Keterangan:
Tekanan darah: 1 : MAP < 90
2 : MAP 90-91
3 : MAP 92-95
4 : MAP ≥ 96

75
76

Lampiran 11
Hasil Uji Statistik

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 40-45 5 22.7 22.7 22.7
46-55 11 50.0 50.0 72.7
56-65 6 27.3 27.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid perempuan 10 45.5 45.5 45.5
laki-laki 12 54.5 54.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 5 22.7 22.7 22.7
SMP 6 27.3 27.3 50.0
SMA 7 31.8 31.8 81.8
SARJAN
4 18.2 18.2 100.0
A
Total 22 100.0 100.0
77

Merokok
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ya 13 59.1 59.1 59.1
Tidak 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

Alkohol
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak 22 100.0 100.0 100.0

Olah Raga
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid ya 7 31.8 31.8 31.8
tidak 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0

MAP PRE
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid elevated BP 1 4.5 4.5 4.5
HT stg 2 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
78

MAP POST
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid normatension 1 4.5 4.5 4.5
elevated BP 2 9.1 9.1 13.6
HT stg 1 10 45.5 45.5 100.0
HT stg 2 9 40.9 40.9 54.5
Total 22 100.0 100.0

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
mapost - mapre Negative Ranks 22a 11.50 253.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 22
a. mapost < mapre
b. mapost > mapre
c. mapost = mapre

Test Statisticsb
mapost –
mapre
Z -4.115a
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Anda mungkin juga menyukai