Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG MELETUS

Tugasini
DisusununtukMemenuhiTugas Mata KuliahKeperawatan Gawat Darurat
DosenPembimbing

Disusun Oleh :

1. Annisa Dwi Agustina (108118036)


2. Farida Wulandari (108118037)
3. Fenti Amalia H (108118038)
4. Destri Retno (108118039)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Penanggulangan Bencana
Gunung Meletus” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Komunitas. Makalah ini berisi tentang definsi, etiologi, manifestasi
klinis, penanganan bencana, dan contoh bencana yang telah terjadi.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan dapat memberikan
tambahan wawasan bagi para pembaca. Meskipun penulis menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan, karena tak ada satupun yang sempurna di dunia ini, demikian dengan
tulisan ini. Oleh karena itu, kritik yang membangun kami harapkan dari para pembaca, demi
penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik. Terima Kasih.

Cilacap, 26 September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Letusan atau erupsi gunung berapi dapat menimbulkan berbagai bencana, tidak
hanya di daerah dekat letusan. Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap penerbangan
khususnya pesawat jet dimana debu vulkanik dapat merusak turbin dari mesin jet.
Letusan besar dapat mempengaruhi suhu dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang
dimuntahkan letusan dapat menghalangi matahari dan mendinginkan bagian bawah
atmosfer bumi seperti troposfer, namun material tersebut juga dapat menyerap panas
yang dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan stratosfer. Dari sejarah, musim dingin
vulkanik telah mengakibatkan bencana kelaparan yang parah.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan icevolcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api
lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju,
sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah
yang populer sebagai Bledug Kuwu.Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi
lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di
sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring ofFire). Busur Cincin Api Pasifik
merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya.
Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum
akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat
dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk
menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu
berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.Letusan gunung berapi terjadi apabila
magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Apabila gunung berapi
meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi
meletus keluar sebagai lahar atau lava.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Gunung Meletus?
2. Apa Penyebab terjadinya Gunung Meletus?
3. Apa Manifestasi Klinis Gunung Meletus?
4. Apa saja contoh bencana Gunung Meletus yang sudah terjadi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai
ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada
saat meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di
kerak dari benda langit bermasa planet, seperti Bumi, di mana patahan tersebut
mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang
terdapat di bawah permukaan bumi.
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17
lempeng tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih
panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas
divergen dan konvergen dari lempeng tektonik. Contohnya, di pegunungan bawah
samudra seperti punggung tengah Atlantik terdapat gunung berapi yang terbentuk dari
gerak divergen lempeng tektonik yang saling menjauh, sementara di Cincin Api Pasifik
terbentuk gunung berapi dari gerakan konvergen lempeng tektonik yang saling mendekat.
Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng tektonik bergeser satu
sama lain.Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan
dua benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terletak diatas pertemuan tiga
lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.
Pertemuan dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di
dalam bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung
berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring offire), yaitu
sirkumpasifik dan sirkummediterania yang kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari
dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh
radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

B. Penyebab
Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang
cenderung terhadap keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi,
yang terbentuk oleh beberapa patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung
berapi dengan bentuk kerucut yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan
lava terpadatkan selama ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal
gunung berapi.Pada titik ini, mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa
bertanya-tanya bagaimana magma dari mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak
bumi.
Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh gerakan-
gerakan konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih
dingin, digantikan oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus
menerus, mirip dengan air mendidih dalam ketel. Konveksi aliran ini banyak terdapat di
dalam mantel dan bergerak seperti ban berjalan, mampu bergerak seluas kerak bumi.
Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan
lainnya beberapa centimeter setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan
daerah lemah dan tidak stabil dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudah
dapat muncul untuk membentuk gunung berapi.

C. Manifestasi Klinis
a. Suhu di sekitar gunung naik. Hal ini menunjukan terjadi kenaikan aktifitas merapi
b. Mata air menjadi kering
c. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d. Tumbuhan disekitar gunung layu
D. Penanganan Bencana
1. Pra Bencana
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api
antara lain :
a. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-
ancamannya
b. Membuat ancaman, mengenali derah ancaman, daerah aman
c. Mmebuat system peringatan dini
d. Mengembangkan radio komunitas untuk menyebarluaskan informasi status
gunung api.
e. Mencermati dan memahami peta kawasan rawan gunung api yang diterbitkan
oleh instansi berwenang
f. Membuat perencanaan penanganan bencana.
g. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan
kebutuhan dasar (air,jamban,makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan.
h. Mepersiapkan kebutuhan dasar dan dokomen penting.
i. Memantau informasi yang diberikan oleh pos pengamatan gunung api.
2. Pasca Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:
a. Rehabilitasi
1) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
3) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4) Pemuliham social psikologis
5) Pelayanan kesehatan
6) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
7) Pemulihan social ekonomi budaya
8) Pemulihan keamanan dan ketertiban
9) Pemulihan fungsi pemerintahan.
10) Pemulihan fungsi pelayanan public.
b. Rekonstruksi
1) Pembangunan kembali prasarana dan sarana.
2) Pembangunan kembali sarana social masyarakat.
3) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyarakat.
4) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik
5) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan dunia
usaha dan masyarakat.
6) Peningakatan kondisi social, ekonomi, dan budaya.
7) Peninngkatan fungsi pelayanan public.
8) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

E. Contoh kasus
Peristiwa meletusnya Gunung Merapi

Sumber : Detik.com
Selasa , 02 Februari 2021 13.24 WIB
Reporter : Abu Ubaidillah

Gunung Merapi kembali meletus pada awal tahun 2021. Erupsi yang terjadi mengakibatkan
keluarnya semburan awan panas hingga lahar dingin, banyak masyarakat yang kemudian
mengungsi karena was-was. Letusan Gunung Merapi yang terletak di Sleman, Magelang,
Boyolali, dan Klaten ini memang kerap terjadi, baik letusan kecil maupun besar. Berikut rekap
catatan sejarah letusan Gunung Merapi dari tahun ke tahun dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tahun 1930

Catatan sejarah menunjukkan Gunung Merapi pernah meletus sangat dahsyat di


tahun 1930. Letusan kala itu disebut-sebut menjadi yang terbesar pada masanya. Total
korban tewas akibat peristiwa tersebut setidaknya 1.369 orang.Selain menewaskan ribuan
korban jiwa, berhektar-hektar lahan pertanian dan rumah penduduk juga luluh lantah
akibat amukan Merapi. Tidak hanya itu, ribuan hewan ternak milik warga juga mati
akibat semburan awan panas Merapi.

2. Tahun 1954

Sempat tenang selama belasan tahun, erupsi gunung tersebut kembali terjadi di
tahun 1954. Gunung yang dulu dijaga oleh almarhum Mbah Maridjan ini kembali
'beraksi' dan menelan sekitar 60 korban jiwa.Tidak hanya korban jiwa, letusan gunung
yang menjadi salah satu titik kosmik masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta ini juga
mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak dan ternak warga mati.

3. Tahun 1961

Letusan Gunung Merapi pada tahun 1961 disebut menjadi salah satu yang cukup
parah. Sebab karena letusan itu, Kabupaten Sleman dan sekitarnya gelap gulita akibat
terkena hujan abu yang cukup besar.Material letusan menuju arah selatan, arah luncuran
awan panas menuju Kali Batang dan Kali Bebeng. Beberapa kali diakui warga ada suara
gemuruh, banyak warga kemudian mengungsi ke tempat yang aman untuk menghindari
kejadian tak diinginkan.

4. Tahun 2006

Kondisi Gunung Merapi kembali memburuk pada awal dekade 2000-an, tepatnya
di tahun 2006. Kala itu awan panas dari Gunung Merapi meluncur 950 meter ke arah hulu
Kali Gendol. Selain itu juga tercatat jarak luncur guguran 1,2 km ke arah yang
sama.Akibatnya, objek wisata Kaliadem yang letaknya tak jauh dari lereng Merapi porak-
poranda. Tidak hanya itu, erupsi yang terjadi di tahun 2006 ini juga menelan korban jiwa
2 Tim SAR yang tengah bersembunyi di bunker Kaliadem.

5. Tahun 2010

Empat tahun berselang, status awas kembali ditetapkan pada gunung tersebut.
Sehari setelahnya, gunung setinggi 2.930 mdpl ini meletus dan disebut menjadi yang
terbesar dalam 100 tahun terakhir.Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 menelan
sekitar 337 korban meninggal dunia. Sang juru kunci, Raden Ngabehi Surakso Hargo
atau Mbah Maridjan yang tinggal dari puncak Merapi juga menjadi salah satu korbannya.

6. Tahun 2021

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi


(BPPTKG) mencatat gunung yang tak memiliki sumber mata air di sepanjang jalur
pendakian ini berstatus siaga. Beberapa kali gunung tersebut menyebabkan gempa
vulkanik hingga gempa tektonik.Tak hanya itu, ada pula potensi bahaya dari guguran lava
dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak,
Bebeng, dan Putih sejauh 5 km.

Selain letusan-letusan tersebut, Gunung Merapi juga beberapa kali mengalami letusan,
seperti pada tahun 1969 dengan korban meninggal 3 orang, tahun 1976 yang mengakibatkan 29
orang tewas, tahun 1994 yang menewaskan 66 orang. Kemudian letusan pada tahun 1997, 1998,
dan 2001 tanpa mengakibatkan korban jiwa.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Di beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah yang rfawan bencana. Dengan
banyaknya bencana kesiagaan dan pelaksanaan tanggap bencana harus dilakukan dengan
baik. Karena dampak yang ditimbulkan bencana tidaklah sederhana, maka penanganan
korban bencana harus dilakukan dengan terkoordinasi dengan baik sehingga korban yang
mengalami berbagai sakit baik fisik, social, dan emosional dapat ditangani dengan baik
dan manusiawi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/405249154/Manajemen-Bancana-Gunung-Meletus-
docx
https://id.scribd.com/document/522158499/Makalah-Mitigasi-Bencana-Gunung-
Meletus
DETIK.COM

Anda mungkin juga menyukai