Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE

Disusun oleh :
Lale Amrini Rosmala Dewi ( E1R020064 )
Marzela Faiza ( E1R020074 )
Maudina Bunga Khairunisa ( E1R020075 )

Univesitas Mataram

Mataram
Tahun Ajaran 2021 - 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan dan petunjuk-Nya sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah
sebagai tugas Strategi Pembelajaran Matematika.

            Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.

            Dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima kritikan dan saran
agar makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik kedepannya.

            Akhir  kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 21 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative...........................................................................3
2.2. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair and Share..............................................................4
2.3. Langkah – Langkah Pembelajaran Think Pair and Share............................................................6
2.4. Kelebihan Pembelajaran Think Pair and Share..........................................................................7
2.5. Kelemahan Pembelajaran Think Pair and Share........................................................................7
2.6. Manfaat Model Pembelajaran Think Pair and Share ( TPS ).......................................................8
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
3.1.Kesimpulan.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

ii
BAB I  
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menggunakan strategi yang sistematis yang dilakukan secara efektif untuk
mendapatkan suatu prestasi dan juga keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Khususnya dalam dunia pendidikan, strategi ini dapat diartikan sebagai suatu rancangan
sekaligus metode dalam mencapai tujuannya. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana,
yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang dirancang secara khusus. Menurut
Suparman Strategi pembelajaran merupakan gabungan dari beberapa rangkaian kegiatan,
cara mengorganisasikan materi pelajaran siswa, bahan, peralatan dan waktu yang
digunakan untuk proses pembelajaran dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang
diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan
dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kami membuat makalah
yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair and Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik”.
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model
pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif
dalam pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain
yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk
mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.
Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas yang kurang optimal.
Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan
menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS). Model pembelajaran TPS
sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak
membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang
memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.

1
1.2. Rumusan Masalah
a.  Apa pengertian dari model pembelajaran cooperative ?
b. Apa pengertian dari think pair and share ?
c. Apa saja ciri – ciri pembelajaran Think Pair and Share ?
d. Apa langkah – langkah model pembelajaran cooperative tipe think pair and share ?
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajran think pair and share ?
f. Apa saja manfaat model pembelajaran think pair and share ?

1.3. Tujuan
a.  Menjelaskan pengertian dari pembelajaran cooperative.
b. Menjelaskan pengertian Think Pair and Share. 
c. Menjelaskan langakah – langkah Think Pair and Share.
d. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Think Pair and Share.
e. Menjelaskan manfaat dari pembelajaran Think Pair and Share.

2
BAB II  
PEMBAHASAN

2. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative


           Belajar koopratif adalah cara belajar yang menerapkan kerjasama antar siswa
dalam sekelompok kecil terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa dalam satu kelompok sehingga
mereka dapat belajar dalam satu tim untuk mecapai tujuan. Di dalam belajar kooperatif
pebelajar. berdiskusi dan saling mambantu serta memberikan motivasi serta saling membantu
antara satu siswa dengan lainnya dalam rangka pemahaman terhadap isi materi pelajaran
(Johnson & Johnson, 1991:6).

Belajar dalam satu kelompok yaitu bekerja secara bersama untuk menyelesaikan
sebuah masalah, menyelesaikan tugas-tugas yang diajukan/dihadapi. Dalam belajar kelompok
semua anggota tim memiliki tugas dan tanggung jawab dan secara bersamaan membahas dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam belajar kooperatif tidak hanya sekedar
mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang duduk saling
berdekatan, namun dalam proses dan kegiatan belajarnya hanya seorang diantaranya yang
aktif menyelesiakn tugas yang diberikan. Belajar kooeperatif menekankan agar terjadi
interaksi antar teman sebaya dalam kelompoknya dalam rangka menyeledaikan tugas
kelompok. Kehadiran teman sebaya sebagai kolega dalam belajar memberikan rasa lebih
bebas beraktifitas karena dalam ruang lingkup kelompok yang semuanya merupakan orang-
orang dekat dan teman bergaul. Dengan demikian setiap siswa akan lebih berarni untuk
mengemukakan ideide atau pendapatnya dalam kelompok. 

Menurut Blanchard (2001) dalam Triyanto (2007) menyatakan bahwa pengajaran dan


pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning(CTL) merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata
dan memotifasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga.

Karakteristik belajar kooperatif Tiga karakteris untuk semua jenis model belajar
kooperatif yang dikemukan Slavin dalam Kauchak (1998:235) sebagai berikut:

3
a. Tujuan kelompok (group goals) :adalah menghargai anggota kelompok dari
kemampuan yang berbeda untuk bekerja bersama dan membantu satu sama lain
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Tanggung jawab individual (individual accountability): mempunyai pengertaian
bahwa setiap anggota kelompok memberikan keinginan untuk menguasai materi,
dan setiap anggota diasses oleh anggota yang lain. Hal ini merupakan ide yang
sangat penting. Pebelajar yang terlibat dalam belajar kooperatrif akan memahami
bahwa mereka diharapkan untuk belajar dan melakukan aktivitas bersama-sama
serta dapat menunjukkan bahwa mereka dapat memahami isi materi.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses (equal oppurtunity for success), mempunyai
pengertian bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama
untuk menguasai materi pelajaran dan mendapatkan penghargaan dari kemampuan
yang dicapainya.

3. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair and Share


Model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini merupakan sebuah model pembelajaran
yang dicetuskan oleh Frangklin Lyman (1985) yang bertujuan untuk mengajarkan peserta
didik agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal – soal yang dapat membangkitkan rasa
percaya diri peserta didik. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan peserta didik untuk
bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan orang lain (Rosmaini: 2011).
Model Pembelajaran TPS (Think, Pair dan Share) - Strategi Think Pair Share (TPS) atau
berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share (TPS) ini berkembang dari
penelitian belajar koopertif. Strategi Think Pair Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh
Frank Lyman dan koleganya di Universitas Marryland.

Arends menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif
untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan proses yang
digunakan dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa waktu yang lebih banyak
untuk berfikir, untuk merespon dan saling membantu (Trianto, 2007:61).

Dikemukakan juga oleh Lie (2002:57) bahwa, “Think Pair Share adalah pembelajaran
yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain”.

4
Sedangkan menurut gunter Think-Pair-Share adalah pembelajaran dengan cara siswa
saling belajar satu sama lain dan mendapatkan jalan keluar dari ide mereka setelah berdiskusi
dan membuat ide mereka untuk didiskusikan dalam seluruh kelas (Gunter, 1999).

Hal senada juga disampaikan oleh Ibrahim, dkk, mereka menyatakan bahwa TPS
(Think- Pair-Share) atau (Berfikir-Berpasangan-Berbagi) merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think-Pair-Share
menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih
dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual ( Ibrahim dkk :
2000 ).

Model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif sederhana. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan
pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada
materi/tujuan pembelajaran. Think Pair Share dirancang untuk mempengaruhi interaksi
siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok
kecil. Pembelajaran Think Pair Share menekankan pada tiga tahapan yaitu Think atau
berpikir, Pair atau berpasangan, dan Share atau berbagi. Pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share memiliki prosedur tak tampak yang akan memfasilitasi siswa dengan waktu lebih
banyak untuk proses berfikir dan menjawab serta saling membantu dalam menghadapi suatu
masalah (Syahrul, 2011).

Menurut Huda (2012) terdapat tahap-tahap pada pembelajaran Think Pair Share yang
mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah, yaitu think, pair, dan share. Siswa diberikan
kesempatan terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah secara individu. Setelah itu, siswa
kemudian membawa hasil pemikirannya untuk didiskusikan pada diskusi kelompok
(pasangan). Akibatnya, akan memunculkan berbagai strategi penyelesaian, sehingga siswa
dapat memilih dan menerapkan strategi dalam pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan
masalah siswa akan menjadi lebih berkembang baik secara individu maupun berkelompok.
Menurut Fogarty & Robin (Daryanto, 2014), kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat akan terlati dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

Pembelajaran ini juga mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar. Tahap-tahap
pembelajaran Think Pair Share menurut Majid (2013) yaitu tahap berpikir atau think, tahap
berpasangan atau pair, dan tahap berbagi atau share. Pada tahap think, guru akan menyajikan
permasalahan pada siswa, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba memikirkan

5
solusi permasalahan secara perorangan. Pada tahap pair, siswa dipasangkan heterogen untuk
saling berdiskusi, membantu dan bertukar ide dalam menyelesaikan permasalahan.
Selanjutnya pada tahap share, setiap kelompok ditugaskan untuk berbagi hasil diskusi yang
sudah diperoleh kepada kelompok yang lebih besar melalui presentasi di depan kelas.
Presentasi dilakukan sampai seperempat kelompok telah mendapat kesempatan untuk
melakukan presentasi.

4. Langkah – Langkah Pembelajaran Think Pair and Share


Langkah-langkah (syntaks) model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
terdiri dari lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu think, pair,
dan share. Kelima tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share ialah :
langkah adalah sebagai berikut:
1. Tahap pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa
agar  pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga menjelaskan aturan main
serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.
2.  Tahap think (berpikir secara individual)
Proses think pair share dimulai pada saat guru melakukan demonstrasi untuk
menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (“think
time”) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap
pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan
pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
3. Tahap pair (berpasangan dengan teman sebangku)
Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menentukan
bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman
sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk
mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru.
Setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan
jawaban secara bersama.
4.  Tahap share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)

6
Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara perseorangan atau
secara kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap anggota dari
kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
5.  Tahap penghargaan
Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun kelompok.
Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap think, sedangkan nilai kelompok
berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama pada saat presentasi
memberikan penjelasan terhadap seluruh kelas.

5. Kelebihan Pembelajaran Think Pair and Share


Adapun kelebihan dari pembalajran Think Pair and Share ialah :
a. Meningkatkan daya pikir siswa.
b. Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respons siswa.
c. Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran.
d. Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.
e. Siswa dapat belajar dari siswa lain.
f. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau
menyampaikan idenya
6. Kelemahan Pembelajaran Think Pair and Share
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah
sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu
yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak (Hartina, 2008: 12).
Menurut Lie (2005: 46), kekurangan dari kelompok berpasangan (kelompok yang terdiri
dari 2 orang siswa) adalah:

a. Pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan yang dapat timbul adalah


sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, dan bisa saling
mengganggu antar siswa.
b. Siswa-siswa yang pasif, dengan metode ini akan ramai dan bahkan
mengganggu temannya.
c. Siswa yang seharusnya menyelesaikan permasalahan dengan teman
pasangannya, seringkali masih suka membicarakan kegiatan di luar materi
pelajaran, menggantungkan pada pasangan dan kurang aktif dalam

7
menemukan penyelesaian serta menanyakan jawaban dari soal tersebut pada
pasangan atau kelompok yang lain.
d. Jumlah siswa di dalam kelas juga berpengaruh. Jumlah siswa yang ganjil
berdampak pada pembentukan kelompok, hal ini bisa memperlambat proses
diskusi. Pasangan lain telah menyelesaikan sementara satu siswa tidak
mempunyai pasangan.
e. Ketidak sesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaanya. Hal
ini dikarenakan siswa suka megulur-ulur waktu dengan alasan pekerjaan
belum selesai, sehingga berdampak siswa kurang menunjukkan kemampuan
yang sesungguhnya.
f. Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah.
g. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru. Guru harus menyusun
bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf
berfikir anak.
h. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari cara mendengarkan ceramah diganti
dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini
merupakan kesulitan sendiri bagi siswa.

7. Manfaat Model Pembelajaran Think Pair and Share ( TPS )


Manfaat model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menurut Huda
(2014: 210) adalah:
a) Peserta didik dapat bekerja sendiri dan bekerja sama dengan anggota kelompok
b) Partisipasi peserta didik lebih optimal; 3) memberikan kesempatan kepada peserta
didik
c) Untuk menyampaikan pendapat pada orang lain. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan
d) Bahwa kegiatan pembelajaran yang menerapkan model TPS merupakan
perpaduan antara
e) Belajar sendiri dengan belajar kelompok, sehingga kemampuan peserta didik
dapat dimanfaatkan secara optimal.

8
BAB III  
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Kegiatan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan pemikiran
peserta didik secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga
dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan karena banyak peserta didik yang terlihat antusias saat proses belajar
mengajar berlangsung.

Dengan menggunakan model pembelajran kooperatif learning tipe TPS, sebelum


berdiskusi secara kelompok, peserta didik berupaya berpikir terlebih dahulu, kemudian
didiskusikan dengan pasangannya sehingga peserta didik telah mempunyai bahan untuk
dibawa dalam diskusi kelompok. Dengan demikian peserta didik akan terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maya Dini, F. S. (2013, Januari 2). Makalah Model Pembelajaran TPS. Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair and Share. Retrieved from
https://desykartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalah-model-pembelajaran-tps-
think-pair-ang-share/

Saleh, M. (2012). Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Pendidkan Matematika


Realistic. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 13(2), 1-12.

Syintia, L. S., & Luritawaty, I. P. (2020, Januari). Tink Pair Share Sebagai Model
Pembelajaran Kooperatif Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis. 9(1), 1-12. Retrieved from
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

10

Anda mungkin juga menyukai