Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Kelompok 1
Daftar Isi
Kata pengantar………………………………………….......
Daftar isi………………………………………………........
Pendahuluan………………………………………………...
1. Latar belakang………………………………………………...
2. Rumusan masalah…………………………………………….
Pembahasan………………………………………………...
A. PENGERTIAN AGAMA...........................................................................
1. UNSUR UNSUR AGAMA........................................................................
2. FUNGSI AGAMA SECARA UMUM........................................................
3. TUJUAN AGAMA......................................................................................
Kesimpulan…………………………………………………
Daftar pustaka………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya
terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan
maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada
pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan
proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di
alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah
tertera di dalam Al Qur‟an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan
mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur‟an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya
oleh manusia
2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Hubungan
Manusia, Alam semesta Dan Agama”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Bagaimana Manusia dan Alam Semesta?
2. Apa Pandangan Islam tentang Alam?
3. Bagaimana Manusia menurut Agama Ialam?
4. Bagaimana Agama: Arti dan ruang lingkupnya?
5. Apa Hubungan Manusia dan Agama ?
3. Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Manusia dan Alam Semesta
2. Pandangan Islam tentang Alam
3. Manusia menurut Agama Ialam
4. Agama: Arti dan ruang lingkupnya
5. Hubungan Manusia dan Agama
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Maka kajian Psikologi turut andil mendukung lahirnya ilmu-ilmu agama, seperti
psikologi agama, pendidikan agama, akhlaq, tasawuf, dan sebagainya.Begitu pula
Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan latar belakang budayanya,
baik kepercayaan, pengetahuan maupun norma dan nilai-nilai yang dianut manusia,
jelas menjadi sumber aspirasi bagi kelahiran ilmu-ilmu agama.
Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan
yang dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan
interaksi dengan-Nya.
1. Unsur-unsur agama
o Unsur-unsur terpenting dalam agama antara lain:
Kekuatan gaib: manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib
itu sebagai tempat meminta tolong. Oleh karena itu manusia merasa harus
mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini
dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan kekuatangaib itu.
Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya didunia ini dan hidupnya diakhirat
tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud.
Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebehagiaan yang
dicariakan hilang juga.
Respon yang bersifat emosional dari manusia. Respon itu bisa mengambil bentuk
perasaan takut, seperti yang terdapat dalam agama-agama primitive, atau
perasaan cinta, seperti yangterdapat dalam agama-agama monoteisme.
Selanjutnya respon mengambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam
agamaagama primitive, atau pemujaan yang terdapat dalam agamaagama
monoteisme. Lebih lanjut lagi respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu
bagi masyarakat yang bersangkutan.
Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam
bentuk kitab yang mengandung ajaranajaran agama yang bersangkutan dan dalam
bentuk tempattempat tertentu.
Masih menurut QS. Fushshilat/41: 9-12, bumi diciptakan dalam dua hari, selama
empat hari lagi Allah menciptakan hiasan-hiasannya seperti disebutkan di atas,
menciptakan segala bahan makanan, bahan pakaian dan sebagainya yang sangat
dibutuhkan oleh seluruh makhluk-Nya. Al-Maraghi menjelaskan bahwa Allah
menciptakan bumi dan segala isinya dalam empat tahapan, “Satu tahap untuk
memadatkan materi bumi setelah asalnya berupa gas, setahap lagi untuk
menyempurnakan lapisan-lapisan bumi selebihnya, termasuk di antaranya bahan-bahan
mineral yang ada padanya, setahap lagi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan serta
tahap terakhir untuk pembentukan binatang.
BAB 3
KESIMPULAN
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang
diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan
dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban
oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang
patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang
dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi
dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta
pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam
amanat itu.
Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara otomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses
panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak
kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul
apa yang disebut “kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi
hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.
Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis dan seimbang
yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya utamanaya flora dan fauna, dalam suatu
“tata nilai” maupun “tatanan” yang disebut ekosistem. Tata nilai dan tatanan itulah yang disebut pula
“moral dan etika kehidupan alam” yang sering dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang
dalam komunitas masyarakat disamping pengaruh ajaran agama yang menjadi sumber inspirasi moral
dan etika itu.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif, Pelajaran TauhidJudul asli, Muqarrarut tauhid kitab Ta‟limilin
nasyi‟ah, (Jakarta: Darul Haq, 1998), p. 19
2 Yusuf Qardhawi, Al Iman Wa al Hayah, (Beirut : Muassasah al Risalah, 1987), hlm. 66. 3 M. Quraisy Shihab,
Membumikan Al-Qur‟an, (Bandung : Mizan, 1999), hlm. 227.
10 Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Waqaf, 1992),
Yusuf Ahmad, Mawsu`ah al-I`jaz al-I`lmi fi al-Qur`an al-Karim wa Sunnah Mutahharah, Terj. Kamran Arsyad
Irsyadi, (Jakarta Selatan: Grafindo Khazanah Ilmu, 2006),
17Madjid Ali Khan, Islam dan Evolusi Kehidupan (Yogyakarta: PLP2, 1987), 93
19Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur‟an al-Majid (Jakarta: PT. Pustaka Rezki Putra Semarang,1995), IV: 1809
7Faruq Sherif, al-Qur‟an menurut al-Qur‟an (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001), I: 41