TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mixing
Mixing atau pencampuran merupakan proses penggabungan atau
pembauran dari dua zat atau lebih agar mendapatkan komposisi yang
homogen. Selain itu, mixing juga dapat diartikan sebagai peristiwa
penyebaran suatu bahan secara acak yang dimana bahan yang satu menyebar
ke dalam bahan yang lainnya dan berlaku juga sebaliknya. Yang dimana
bahan bahan tersebut sebelumnya terpisah dalam dua fasa atau lebih.[1]
Pencampuran dapat terjadi yaitu dengan cara menimbulkan gerakan
di dalam bahan tersebut, yang dimana gerak tersebut akan menimbulkan
bagian- bagian dari bahan yang saling bergerak satu sama lain. Prinsip dari
proses mixing sendiri diturunkan dari prinsip mekanika fluida. Dan
perpindahan bahan. Hal ini terjadi karena proses pencampuran suatu bahan
akan terjadi apabila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang dicampur
baik secara horizontal maupun vertikal. Selain itu. mixing atau pengadukan
memiliki prinsip yaitu dengan menciptakan gerakan turbulen di dalam suatu
fluida dengan peralatan mekanis yang biasanya berupa suatu model yang
berputar di dalam bejana atau tangki. [2]
Suatu proses pengadukan tergantung pada efektivitas pengadukan
dan pencampuran zat cair selama proses berlangsung. Adapun tujuan dari
proses pengadukan atau mixing adalah:
a. Membuat suatu partikel atau zat padat tersuspensi
b. Mencampurkan cairan yang saling larut
c. Mendispersikan gas ke dalam suatu cairan, yang dimana gas ini
berbentuk gelembung-gelembung kecil.
d. Mempercepat perpindahan panas atau kalor dari zat cair dengan
menggunakan coil atau jacket. [2]
Proses pencampuran (homogenisasi) banyak dilakukan dan
dibutuhkan dalam industri pangan, kosmetik, farmasi, dan lain lain.[3]
Pengadukan pada sistem cair-cair banyak peranannya peranannya dalam
proses industri industri kimia seperti seperti pada proses ekstraksi, absorps
pada proses ekstraksi, absorpsi serta polimerisasi serta polimerisasi emulsi.
Keberhasilan suatu proses pengolahan tersebut amat tergantung pada
efektifnya pengadukan pengadukan dan pencampuran pencampuran zat cair
dalam proses.[4] Pada umumnya proses mixing berlangsung pada reaktor
tangki berpengaduk, yang dimana tangki berpengaduk juga digunakan
secara luas di dalam industri-industri kimia untuk bermacam- macam proses
pencampuran salah satunya yaitu untuk pencampuran reaktan cair pada
suatu reaksi kimia.[5]
2.4 Impeller
Impeller atau pengaduk merupakan komponen yang berputar pada alat
di proses mixing, yang digunakan untuk mengaduk campuran. Jenis dari
impeller beragam, disesuaikan dengan sifat dari zat yang akan dicampur.
Impeller terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan arah alirannya yaitu impeller
aliran aksial, aliran radial, dan aliran campuran.
Pengaduk aliran aksial, yang akan menimbulkan aliran yang sejajar
dengan sumbu putaran.
Pengaduk aliran radial, yang akan menimbulkan aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk.
Pengaduk aliran campuran, yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk diatas. [6]
Pengaduk di dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang
menghasilkan laju volumetrik tertentu pada setiap kecepatan putaran dan input
daya, yang dimana input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida
yang digunakan.[7]
a) Propeller
Baling-baling atau biasa disebut juga dengan propeller
merupakan impeller dengan aliran aksial yang berkecepatan tinggi, yang
umumnya digunakan untuk cairan dengan viskositas yang rendah.
Propeller atau baling-baling digunakan pada kecepatan yang berkisar
antara 400-1750 rpm (revolutions per minute). Diikarenakan
geometrinya, nilai power consumption dari sebuah baling-baling atau
propeller akan lebih rendah apabila dibandingkan pengaduk lain pada
nilai bilangan Reynold yang sama.[8] Propeller dapat digunakan pada
operasi berkecepatan tinggi tanpa penggunaan gearbox sehingga lebih
efektif secara biaya penggunaannya karena tidak ada mechanical loss.
Propeller menghasilkan aliran aksial yang memiliki efek pemompaan
yang baik dan menghasilkan waktu pencampuran yang relatif lebih cepat.
Propeller menghasilkan aliran aksial yang memiliki efek pemompaan
yang baik dan menghasilkan waktu pencampuran yang relatif lebih cepat.
b) Paddle (Dayung)
Paddle atau biasa disebut juga sebagai dayung merupakan jenis
pengaduk yang digunakan pada aliran dengan kecepatan pengadukan yang
rendah yaitu sekitar 20-200 rpm. Pengaduk jenis ini biasanya terdiri dari
satu dayung datar yang berputar pada poros vertikal, perputaran pada
poros vertikal inilah yang menyebabkan pengaduk jenis ini menjadi cukup
efektif untuk digunakan. Perputaran pengaduk yang berada di tengah
bejana dengan kecepatan rendah hingga sedang kemudian mendorong zat
cair secara radial dan tangensial dengan hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada pengaduk atau impeller. Pengaduk jenis ini menjadi tidak
efektif apabila digunakan pada suspensi padat, dikarenakan aliran radial
dapat terbentuk, namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Paddle
digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle.
c) Turbin
Tipe pengaduk jenis turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki
banyak daun pengaduk dan biasanya memiliki ukuran lebih pendek.
Pengaduk jenis turbin digunakan pada arus putaran yang memiliki
kecepatan aliran yang tinggi dan memiliki jangkauan nilai viskositas yang
cukup luas. Kecepatan pengaduk jenis turbin berkisar sekitar 2000 rpm.
Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tangensial. Diameter
dari pengaduk jenis turbin biasanya 30-50% dari diameter tangki, dan
biasanya pengaduk tipe ini memiliki 4-6 daun pengaduk pengaduk turbin
dengan daun yang datar memberikan arus aliran yang radial, jenis ini
berguna untuk dispersi gas yang baik, dimana gas akan dialirkan dari
bagian bawah pengaduk atau impeller kemudian gas tersebut akan menuju
bagian daun pengaduk yang kemudian akan terpotong-potong menjadi
gelembung gas.
Selain jenis daun pengaduk yang datar, turbin juga memiliki jenis
daun pengaduk yang dibuat miring, yang dimana hal ini berguna dalam
suspensi padat, dikarenakan arus aliran langsung ke bawah dan akan
menyapu padatan ke atas. Pada cairan yang memiliki nilai viskositas
yang rendah, dapat menimbulkan arus yang sangat deras yang terjadi di
seluruh bejana, kemudian mencapai kantong-kantong yang stagnan dan
merusaknya.
2.5 Baffle
Baffle biasanya berbentuk batang yang diletakkan di pinggir-pinggir
tangki, yang berguna untuk menghindari vorteks dan juga digunakan untuk
mempolakan aliran menjadi turbulen. Sekat di dalam tangki atau biasa
disebut sebagai baffle umumnya dipasang pada tangki-tangki yang memiliki
pengaduk vertikal. Dimana fungsi dari pemasangan sekat ini sendiri adalah
untuk mengurangi arus putaran (vortex), dan merintangi aliran rotasi tanpa
mengganggu aliran longitudinal ataupun aliran radial. Pada tangki yang tidak
menggunakan baffle, terdapat aliran tangensial yang sangat kuat sehingga
terbentuk vortex, walaupun kecepatan dari poros hanya sedang-sedang saja,
akan tetapi bila ditambahkan dengan baffle pada tangki pengaduknya maka
aliran vertikal tersebut akan meningkat dan pencampuran zat cair pun akan
berlangsung dengan cepat
Gambar 4. Bejana dengan Baffle
2.8 Surfaktan
Surfaktan memiliki molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik
dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari
air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki
bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka
akan minyak/lemak (lipofilik). Surfaktan (Surface Active Agent) adalah zat
seperti deterjen yang ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat
penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan cairan
khususnya air. Surfaktan mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus
lyophobic dan lyophilic. Gugus lyophobic sedikit tertarik pada solven
sedangkan gugus lyophilic tertarik kuat pada solven. Beberapa keunggulan
surfaktan yang menggunakan bahan alami (Oleokimia) adalah lebih mudah
terdegradasi, biaya produksi lebih rendah, kebutuhan energi lebih rendah, dan
bebas kontaminan. [9]
Molekul surfaktan terdiri dari gugus hidropobik (ekor) dan gugus
hidropilik (kepala). Sifat hidropilik dan hidropobik dalam satu molekul
menyebabkan surfaktan dapat berikatan dengan komponen baik bersifat
hidropobik maupun hidropilik. Interaksi gugus hidropobik dan gugus
hidropilik dengan fluida, menyebabkan surfaktan dapat menurunkan tegangan
permukaan antar fase. [10]
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki bagian polar yang
suka akan air dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak, yang dapat
mempersatukan air dengan minyak. Molekul surfaktan bagian polar
bermuatan positif dan bagian non polar bermuatan negatif atau netral.
Surfaktan mempunyai ikatan rangkap yang menyebabkan terjadinya adsorbs
pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air sehingga membentuk
lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai
hidrokarbon ke udara atau berkontak dengan zat padat akan terendam dalam
fase minyak.
b. Koloid
Dua fasa
Diameter Partikel berukuran < 10-7 – 10-5 cm.
Campuran heterogen namun tampak seperti homogen
Dispersan tampak dibawah ultra mikroskop
Dapat disaring dengan menggunakan kertas saring ultra.
Tidak memisah apabila di diamkan
Keruh dan pada umumnya bersifat stabil
Contoh : susu.
c. Dispersi Kasar
Dua fasa
Diameter Partikel berukuran < 10-5 cm.
Campuran heterogen.
Jika didiamkan agak lama, dispersan akan mengendap atau memisah.
Dapat disaring dengan kertas saring ultra.
Keruh dan tidak stabil
D 2 nρ
N ℜ=
μ
Keterangan:
D= diameter impeller
n = kecepatan putaran impeller
𝞺 = densitas
𝞵 = viskositas
P. g
N P=
ρ .n 3 D5
Keterangan:
P = daya keluaran motor
D= diameter impeller
n = kecepatan putaran impeller
g= gravitasi
𝞺 = densitas
Dalam keadaan biasa dimana poros itu vertikal, komponen radial dan
tangensial berada dalam satu bidang horisontal dan komponen longitudinal
sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis di pusaran tangki,
komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekitar poros dan
menimbulkan vorteks pada permukaan zat cair.