Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mixing
Mixing atau pencampuran merupakan proses penggabungan atau
pembauran dari dua zat atau lebih agar mendapatkan komposisi yang
homogen. Selain itu, mixing juga dapat diartikan sebagai peristiwa
penyebaran suatu bahan secara acak yang dimana bahan yang satu menyebar
ke dalam bahan yang lainnya dan berlaku juga sebaliknya. Yang dimana
bahan bahan tersebut sebelumnya terpisah dalam dua fasa atau lebih.[1]
Pencampuran dapat terjadi yaitu dengan cara menimbulkan gerakan
di dalam bahan tersebut, yang dimana gerak tersebut akan menimbulkan
bagian- bagian dari bahan yang saling bergerak satu sama lain. Prinsip dari
proses mixing sendiri diturunkan dari prinsip mekanika fluida. Dan
perpindahan bahan. Hal ini terjadi karena proses pencampuran suatu bahan
akan terjadi apabila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang dicampur
baik secara horizontal maupun vertikal. Selain itu. mixing atau pengadukan
memiliki prinsip yaitu dengan menciptakan gerakan turbulen di dalam suatu
fluida dengan peralatan mekanis yang biasanya berupa suatu model yang
berputar di dalam bejana atau tangki. [2]
Suatu proses pengadukan tergantung pada efektivitas pengadukan
dan pencampuran zat cair selama proses berlangsung. Adapun tujuan dari
proses pengadukan atau mixing adalah:
a. Membuat suatu partikel atau zat padat tersuspensi
b. Mencampurkan cairan yang saling larut
c. Mendispersikan gas ke dalam suatu cairan, yang dimana gas ini
berbentuk gelembung-gelembung kecil.
d. Mempercepat perpindahan panas atau kalor dari zat cair dengan
menggunakan coil atau jacket. [2]
Proses pencampuran (homogenisasi) banyak dilakukan dan
dibutuhkan dalam industri pangan, kosmetik, farmasi, dan lain lain.[3]
Pengadukan pada sistem cair-cair banyak peranannya peranannya dalam
proses industri industri kimia seperti seperti pada proses ekstraksi, absorps
pada proses ekstraksi, absorpsi serta polimerisasi serta polimerisasi emulsi.
Keberhasilan suatu proses pengolahan tersebut amat tergantung pada
efektifnya pengadukan pengadukan dan pencampuran pencampuran zat cair
dalam proses.[4] Pada umumnya proses mixing berlangsung pada reaktor
tangki berpengaduk, yang dimana tangki berpengaduk juga digunakan
secara luas di dalam industri-industri kimia untuk bermacam- macam proses
pencampuran salah satunya yaitu untuk pencampuran reaktan cair pada
suatu reaksi kimia.[5]

2.2 Jenis – jenis pencampuran


2.2.1 Pencampuran padat – padat

Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak


dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industry
kimia. Contohnya pencampuran bahan pewarna dengan bahan
pewarna lainnyaatau dengan bahan penolong untuk menghasilkan
nuansa warna tertentu atau warna yang menarik. Alat yang
digunakan untuk pencampuran bahan padat – padat dapat berupa
bejana – bejana yang berputar, atau bejana – bejana berkedudukan
tetap tetapi mempunyai perlengkapan pecampur yang berputar
ataupun pneumatic.

2.2.2 Pencampuran cair – cair

Tujuan pencampuran cair – cair adalah untuk


mempersiapkan atau melangsungkan proses – proses kimia dan
fisika serta membuat produk akhir yang komersil. Beberapa contoh
pencampuran cair – cair adalah pada pembuatan sirup, obat tetes,
dan larutan injeksi. Metode yang paling sering digunakan untuk
mencampur cair – cair adalah metode turbulensi di dalam bejana
pengaduk atau dalam suatu pencampur getar.

2.2.3 Pencampuran gas -gas

Pencampuran gas – gas dilakuakn pada pembuatan bahan


bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengan gas
misalnya campuran bahan bakar dengan udara. Metode terpenting
untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat
semprot atau injector.

2.2.4 Pencampuran cair – padat

Pada persiapan atau pelaksanaan proses kimia dan fisika


serta juga pada pembuatan produk akhir komersial, seringkali
cairan harus dicampur dengan bahna padat. Pencampuran cairan
dengan padatan akan menghasilkan suspense. Tetapi bila kelarutan
padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat ke
dalam cairan.

2.2.5 Pencampuran cair – gas

Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus


dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur secara
sempurna dengan bahan – bahan berbnetuk gas. Contohnya proses
hidrogenasi, khorinasi, fosfogenasi, dan oksidasi cairan oleh udara
(fermentasi dan memasukkan udara ke dalam lumpur dalam
instalasi penjernih biologis)

2.2.6 Pencampuran gas – padat

Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses


yang jarang dilakuakn. Proses tersebut digunakan misalnya pada
pengangkutan puing secara pneumatic pada pembakaran serbuk
pemadam api. Kebnayakan persoalannya adalah bagaimana
mendistribusikan bahan padat itu secara merata ke dalam gas yang
mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat
akan terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting adalah
menggunakan alat penakar bahan padat dan penyemburan dengan
alat semprot. Adapun pencampuran padat – gas terjadi pada proses
pengeringan, pemanggangan, ataupun pembakaran bahan – bahan
padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu
diusahakan seluas mungkin. Bahan padat dialiri, ditembus, atau
dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau di fluidisasikan.

2.3 Faktor yang mempengaruhi mixing


2.3.1 Aliran
Aliran yang turbulen menguntungkan proses pencampuran.
Sebaliknya aliran yang laminer dapat mengakibatkan proses
pencampuran yang berlangsung tidak baik. Adanya pengadukan
pada proses pencampuran maka akan terbentuk pola aliran. Yang
mana pola aliran tersebut dapat dilakukan pengaturan berdasarkan
kecepatan aliran aksial dan radial. Aliran aksial akan menimbulkan
aliran yang sejajar dengan sumbu putaran sedangkan aliran radial
akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial dan radial
terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial
menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat
dihilangkan dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle. [1]

2.3.2 Luas Permukaan


Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus
dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah
gerakannya di dalam campuran, maka proses pencampuran akan
semakin baik. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses
pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya derajat
pencampuran yang tinggi.
2.3.3 Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur
pada pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya.
Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula perstiwa difusi, laju difusi
dipercepat oleh adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan
kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan naiknya
suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula.

2.4 Impeller
Impeller atau pengaduk merupakan komponen yang berputar pada alat
di proses mixing, yang digunakan untuk mengaduk campuran. Jenis dari
impeller beragam, disesuaikan dengan sifat dari zat yang akan dicampur.
Impeller terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan arah alirannya yaitu impeller
aliran aksial, aliran radial, dan aliran campuran.
 Pengaduk aliran aksial, yang akan menimbulkan aliran yang sejajar
dengan sumbu putaran.
 Pengaduk aliran radial, yang akan menimbulkan aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk.
 Pengaduk aliran campuran, yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk diatas. [6]
Pengaduk di dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang
menghasilkan laju volumetrik tertentu pada setiap kecepatan putaran dan input
daya, yang dimana input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida
yang digunakan.[7]

Secara umum impeller atau pengaduk terbagi menjadi tiga jenis


pengaduk, yaitu pengaduk baling-baling, pengaduk turbin, dan pengaduk
dayung.

a) Propeller
Baling-baling atau biasa disebut juga dengan propeller
merupakan impeller dengan aliran aksial yang berkecepatan tinggi, yang
umumnya digunakan untuk cairan dengan viskositas yang rendah.
Propeller atau baling-baling digunakan pada kecepatan yang berkisar
antara 400-1750 rpm (revolutions per minute). Diikarenakan
geometrinya, nilai power consumption dari sebuah baling-baling atau
propeller akan lebih rendah apabila dibandingkan pengaduk lain pada
nilai bilangan Reynold yang sama.[8] Propeller dapat digunakan pada
operasi berkecepatan tinggi tanpa penggunaan gearbox sehingga lebih
efektif secara biaya penggunaannya karena tidak ada mechanical loss.
Propeller menghasilkan aliran aksial yang memiliki efek pemompaan
yang baik dan menghasilkan waktu pencampuran yang relatif lebih cepat.
Propeller menghasilkan aliran aksial yang memiliki efek pemompaan
yang baik dan menghasilkan waktu pencampuran yang relatif lebih cepat.

Gambar 1. Tipe pengaduk jenis propeller

b) Paddle (Dayung)
Paddle atau biasa disebut juga sebagai dayung merupakan jenis
pengaduk yang digunakan pada aliran dengan kecepatan pengadukan yang
rendah yaitu sekitar 20-200 rpm. Pengaduk jenis ini biasanya terdiri dari
satu dayung datar yang berputar pada poros vertikal, perputaran pada
poros vertikal inilah yang menyebabkan pengaduk jenis ini menjadi cukup
efektif untuk digunakan. Perputaran pengaduk yang berada di tengah
bejana dengan kecepatan rendah hingga sedang kemudian mendorong zat
cair secara radial dan tangensial dengan hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada pengaduk atau impeller. Pengaduk jenis ini menjadi tidak
efektif apabila digunakan pada suspensi padat, dikarenakan aliran radial
dapat terbentuk, namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Paddle
digunakan pada aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle.

Gambar 2. Tipe pengaduk jenis Paddle

c) Turbin
Tipe pengaduk jenis turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki
banyak daun pengaduk dan biasanya memiliki ukuran lebih pendek.
Pengaduk jenis turbin digunakan pada arus putaran yang memiliki
kecepatan aliran yang tinggi dan memiliki jangkauan nilai viskositas yang
cukup luas. Kecepatan pengaduk jenis turbin berkisar sekitar 2000 rpm.
Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tangensial. Diameter
dari pengaduk jenis turbin biasanya 30-50% dari diameter tangki, dan
biasanya pengaduk tipe ini memiliki 4-6 daun pengaduk pengaduk turbin
dengan daun yang datar memberikan arus aliran yang radial, jenis ini
berguna untuk dispersi gas yang baik, dimana gas akan dialirkan dari
bagian bawah pengaduk atau impeller kemudian gas tersebut akan menuju
bagian daun pengaduk yang kemudian akan terpotong-potong menjadi
gelembung gas.
Selain jenis daun pengaduk yang datar, turbin juga memiliki jenis
daun pengaduk yang dibuat miring, yang dimana hal ini berguna dalam
suspensi padat, dikarenakan arus aliran langsung ke bawah dan akan
menyapu padatan ke atas. Pada cairan yang memiliki nilai viskositas
yang rendah, dapat menimbulkan arus yang sangat deras yang terjadi di
seluruh bejana, kemudian mencapai kantong-kantong yang stagnan dan
merusaknya.

Gambar 3. Tipe pengaduk jenis Turbin

2.5 Baffle
Baffle biasanya berbentuk batang yang diletakkan di pinggir-pinggir
tangki, yang berguna untuk menghindari vorteks dan juga digunakan untuk
mempolakan aliran menjadi turbulen. Sekat di dalam tangki atau biasa
disebut sebagai baffle umumnya dipasang pada tangki-tangki yang memiliki
pengaduk vertikal. Dimana fungsi dari pemasangan sekat ini sendiri adalah
untuk mengurangi arus putaran (vortex), dan merintangi aliran rotasi tanpa
mengganggu aliran longitudinal ataupun aliran radial. Pada tangki yang tidak
menggunakan baffle, terdapat aliran tangensial yang sangat kuat sehingga
terbentuk vortex, walaupun kecepatan dari poros hanya sedang-sedang saja,
akan tetapi bila ditambahkan dengan baffle pada tangki pengaduknya maka
aliran vertikal tersebut akan meningkat dan pencampuran zat cair pun akan
berlangsung dengan cepat
Gambar 4. Bejana dengan Baffle

2.6 Kecepatan Pengadukan


Dalam proses pengadukan, kita juga mengukur atau menghitung
kecepatan pengadukan. Kecepatan pengadukan yang biasanya digunakan
pada operasi industri kimia adalah sebagai berikut:
1) Kecepatan tinggi, yaitu berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini biasanya digunakan untuk fluida yang memiliki
nilai viskositas yang rendah misalnya air.
2) Kecepatan sedang, yaitu berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini biasanya digunakan untuk larutan sirup kental dan
minyak pernis.
3) Kecepatan rendah, yaitu berkisar pada kecepatan 400 rpm Pengaduk
dengan kecepatan ini biasanya digunakan untuk minyak kental dan
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan
busa.

2.7 Waktu Pengadukan


Mixing time atau bisa disebut juga sebagai waktu pengadukan adalah
salah satu parameter yang paling penting dalam pencampuran bahan cair-cair
yang dibutuhkan untuk memperoleh homogenitas diseluruh tangki atau
bejana. Mixing time adalah waktu pengadukan, dimana parameter viskositas
dan densitas menunjukkan angka yang konstan. Selain itu parameter seperti
desain impeller, diameter impeller, diameter vessel juga mempengaruhi waktu
pencampuran atau mixing time. Waktu pencampuran merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu fluida untuk bercampur merata keseluruh bejana atau
vessel sehingga campuran tersebut bersifat homogen.
Adapun waktu pencampuran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
sebagai berikut:
a. Ada tidaknya baffle
b. Bentuk pengaduk
c. Kecepatan putar
d. Ukuran pengaduk
e. Posisi pengaduk, yaitu centrally dan vertical, off-centre dan vertical, serta
horizontal pada sisi tangki dan membentuk sudut terhadap diameter tangki.
f. Jumlah daun pengaduk
g. Jumlah pengaduk dalam suatu proses
h. Karakteristik campuran, yang meliputi densitas, viskositas, dan miscible
atau immiscible
i. Perbandingan cairan dan diameter tangka
j. Bilangan tak berdimensi

2.8 Surfaktan
Surfaktan memiliki molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik
dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari
air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki
bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka
akan minyak/lemak (lipofilik). Surfaktan (Surface Active Agent) adalah zat
seperti deterjen yang ditambahkan pada cairan untuk meningkatkan sifat
penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan permukaan cairan
khususnya air. Surfaktan mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus
lyophobic dan lyophilic. Gugus lyophobic sedikit tertarik pada solven
sedangkan gugus lyophilic tertarik kuat pada solven. Beberapa keunggulan
surfaktan yang menggunakan bahan alami (Oleokimia) adalah lebih mudah
terdegradasi, biaya produksi lebih rendah, kebutuhan energi lebih rendah, dan
bebas kontaminan. [9]
Molekul surfaktan terdiri dari gugus hidropobik (ekor) dan gugus
hidropilik (kepala). Sifat hidropilik dan hidropobik dalam satu molekul
menyebabkan surfaktan dapat berikatan dengan komponen baik bersifat
hidropobik maupun hidropilik. Interaksi gugus hidropobik dan gugus
hidropilik dengan fluida, menyebabkan surfaktan dapat menurunkan tegangan
permukaan antar fase. [10]
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki bagian polar yang
suka akan air dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak, yang dapat
mempersatukan air dengan minyak. Molekul surfaktan bagian polar
bermuatan positif dan bagian non polar bermuatan negatif atau netral.
Surfaktan mempunyai ikatan rangkap yang menyebabkan terjadinya adsorbs
pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air sehingga membentuk
lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai
hidrokarbon ke udara atau berkontak dengan zat padat akan terendam dalam
fase minyak.

Gambar 5. Struktur Surfaktan

Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan


ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh
kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor
hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Surfaktan dapat membentuk
misel (micelles), suatu molekul surfaktan mengandung suatu rantai
hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul
surfaktan bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan
ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai
hidrokarbon, sebuah molekul surfaktan secara keseluruhan tidaklah benar-
benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air.
Sifat-sifat surfaktan adalah dapat menurunkan tegangan permukaan,
tegangan antar muka, meningkatkan kestabilan partikel yang terdispersi dan
mengontrol jenis formulasinya baik itu oil in water (o/w) atau water in oil
(w/o). Selain itu surfaktan juga akan terserap ke dalam permukaan partikel
minyak atau air sebagai penghalang yang akan mengurangi atau menghambat
penggabungan (coalescence) dari partikel yang terdispersi. [11]
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya
tegangan permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan
permukaan akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila
surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi
membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle
Concentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC
tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang
menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk misel yang
berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya. [12]

Gambar 6. Mekanisme Surfaktan


2.9 Pemilihan Impeller yang Tepat
Pemilihan impeller yang paling efektif harus didasarkan pada
pemahaman keperluan proses dan pengetahuan dari sifat-sifat fisik. Impeller
aksial banyak digunakan untuk pencampuran, suspensi solid dan perpindahan
panas. Impeller radial umumnya  13 digunakan juga untuk pencampuran
turbulen dari fluida dengan viskositas rendah hingga viskositas sedang.
Sangat efektif untuk dispersi gas dalam sistem gas-liquid atau dispersi liquid
dalam sistem liquid-liquid. Dibandingkan impeller aksial, impeller radial
memberikan shear dan tingkat turbulensi yang lebih besar dengan kapasitas
pemompaan relatif rendah. Impeller radial memompa fluida ke arah radial
menuju dinding tangki.

Gambar 7. Skema Aliran Impeller Aksial & Impeller Radial

2.10 Pemilihan Tangki yang tepat


Pemilihan tangki berpengaruh terhadap proses mixing yang sedang
berlangsung. Bila suatu jenis pengaduk memberikan pola aliran selain pola
aliran turbulen, kita bisa menciptakan aliran turbulen dengan menambahkan
sekat (baffle) di dalam tangki. Karena dengan menambahkan sekat maka yang
awalnya pola aliran yang tercipta tidak turbulen menjadi turbulen. Jenis tangki
yang dilengkapi dengan baffle akan lebih efektif dibanding dengan tangki
yang tidak mempunyai baffle, karena pada tangki yang menggunakan baffle
memerlukan waktu yang lebih sedikit untuk mendapatkan nilai konduktivitas
larutan yang konstan dan juga pada tangki yang menggunakan baffle
komponen akan saling bertumbukan sehingga komponen atau bahan yang
digunakan lebih cepat tercampur daripada yang tidak menggunakan baffle.
Dalam mendesain tangki berpengaduk mekanik yang efektif, suatu
impeller yang efisien harus dipilih untuk pemrosesan tersebut. Diperlukan
tinggi liquidanya lebih dari 1,5 kali diameter tangki. Penentuan ukuran dan
geometri impeller dilakukan sehubungan dengan kecepatan impeller untuk
mencapai hasil proses yang diinginkan. Ukuran dan jenis sekat dinding harus
dipilih supaya menghasilkan pola alir yang efektif untuk pencampuran Suatu
tangki berpengaduk terdiri dari tangki yang dilengkapi dengan impeller
berputar.
Tangki standar umumnya adalah silinder vertikal. Tangki non-standar
seperti berpenampang bentuk kotak atau silinder horisontal kadang-kadang
juga digunakan. Sistem impeller berputar terdiri dari beberapa komponen :
impeller, poros, seal poros, gearbox dan motor 14 penggerak. Sekat dinding
biasanya adalah dipasang untuk pencampuran transisi dan pencampuran
turbulen untuk mencegah terjadi pusaran yang terjadi disekitar poros impeller
dan menyebabkan terjadinya pencampuran ke arah axial antara daerah atas
dan bawah tangki.

Gambar 8. Sistem Tangki Berpengaduk


2.11 Mekanisme Pencampuran Zat Cair
Pencampuran merupakan operasi yang jauh lebih sulit dikaji dalam
urutan difusi pada pengadukan. Pola aliran kecepatan fluida dalam bejana
aduk sangatlah rumit, namun jelas dan dapat diproduksi konsumsi dayanya
diukur dengan mudah. Pencampuran zat cair yang mampu campur (miscible)
didalam tangka merupakan proses yang berlangsung dengan cepat pada arah
yang turbulen. Impeler akan menghasilkan arus kecepatan yang tinggi dan
fluida dapat bercampur dengan baik disekitar impeller karena adanya
turbulensi. Pada waktu arus merambat karena membawa arus ikut keluar zat
cair lain dan mengalir di sepanjang jalan dinding terjadi pula pencampuran
vodial sedang. Pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak banyak
terjadi pencampuran pada arah aliran.

Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu:


a. Mekanisme konvektif: pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara
keseluruhan (bulk flow).
b. Eddy diffusion: pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida
yang terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran.
c. Diffusion: pencampuran karena gerakan molekuler. Ketiga mekanisme
terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy
diffusion.

Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen


dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang
berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas. Secara
khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga
jenis permasalahan utama, yaitu:
 Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem
multifase multikomponen.
 Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian
dari sistem yang tidak seragam.
 Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan
atau tanpa perubahan komposisi.

2.12 Sistem Dispersi


Dispersi adalah kombinasi dari dua bahan dimana produk akhirnya
masuk berupa dua bahan yang terpisah.[13] Apabila zat A dilarutkan kedalam
pelarut B dan kemudian zat A terpecah menjadi partikel-partikel yang kecil
maka kita memperoleh suatu sistem yang dinamakan sistem dispersi. Zat A
tersebut disebut dispersan atau terdispersi sedangkan Zat B disebut medium
atau pendispersi.

Berdasarkan ukuran dispersan, sistem dispersi dapat dibedakan menjadi tiga,


yaitu:
a. Larutan Sejati. (Dispersi Molekuler)
 Merupakan satu fasa
 Diameter Partikel berukuran < 10-7 cm
 Campuran homogen dan transparan (jernih)
 Tidak dapat disaring
 Tidak memisah bila didiamkan
 Stabil
 Dispersan tidak tampak di bawah Ultra Mikroskop
 Contoh : Air Gula, Alkohol dalam air.

b. Koloid
 Dua fasa
 Diameter Partikel berukuran < 10-7 – 10-5 cm.
 Campuran heterogen namun tampak seperti homogen
 Dispersan tampak dibawah ultra mikroskop
 Dapat disaring dengan menggunakan kertas saring ultra.
 Tidak memisah apabila di diamkan
 Keruh dan pada umumnya bersifat stabil
 Contoh : susu.

c. Dispersi Kasar
 Dua fasa
 Diameter Partikel berukuran < 10-5 cm.
 Campuran heterogen.
 Jika didiamkan agak lama, dispersan akan mengendap atau memisah.
 Dapat disaring dengan kertas saring ultra.
 Keruh dan tidak stabil

2.13 Bilangan Tak Berdimensi


a. Bilangan Reynold (NRe)
Bilangan ini menggambarkan jenis aliran dalam fluida yang disebabkan
oleh putaran batang pengaduk. Secara matematis bilangan Reynold dapat
ditulis:

D 2 nρ
N ℜ=
μ

Keterangan:
D= diameter impeller
n = kecepatan putaran impeller
𝞺 = densitas
𝞵 = viskositas

b. Bilangan Power (NPo)


Bilangan ini digunakan untuk menggambarkan hubungan dan kaitannya
dalam pengerjaan operasi dan juga untuk menghitung power atau tenaga
yang dibutuhkan pada operasi yang dilaksanakan. Secara matematis
bilangan ini dapat ditulis:

P. g
N P=
ρ .n 3 D5

Keterangan:
P = daya keluaran motor
D= diameter impeller
n = kecepatan putaran impeller
g= gravitasi
𝞺 = densitas

c. Bilangan Froud (NFr)


Bilangan ini digunakan untuk menghitung pengaruh gravitasi bumi dalam
penentuan gerakan fluida dan juga untuk mengetahui besarnya vorteks
yang terjadi. Secara matematis bilangan ini dapat ditulis
n2 D
N Fr=
g
Keterangan:
n = kecepatan putaran impeller
D= diameter impeller
g= gravitasi

2.14 Pola Aliran dalam Bejana


Jenis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeler, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbanding (proporsi) tangki,
sekat, dan agiator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai
tiga kompenen, dan pola aliran keseluruhan di dalam tangka itu bergantung
pada variasi dari ketiga komponen itu dari satu lokasi ke lokasi lain.
a. Pola aliran radial
Aliran radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap dinding tabung.
b. Pola aliran tangensial
Aliran tangensial atau disebut juga rotasional yaitu yang bekerja pada arah
singgung terhadap lintasan lingkar di sekeliling poros.
c. Pola aliran aksial
Aliran aksial atau longitudinal yaitu aliran yang bekerja pada arah paralel
(sejajar) dengan poros.

Dalam keadaan biasa dimana poros itu vertikal, komponen radial dan
tangensial berada dalam satu bidang horisontal dan komponen longitudinal
sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis di pusaran tangki,
komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu
mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekitar poros dan
menimbulkan vorteks pada permukaan zat cair.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Kelompok TRK
    Tugas Kelompok TRK
    Dokumen7 halaman
    Tugas Kelompok TRK
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • No 2 Su Tugas 7
    No 2 Su Tugas 7
    Dokumen3 halaman
    No 2 Su Tugas 7
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • No 1 Su Tugas 7
    No 1 Su Tugas 7
    Dokumen5 halaman
    No 1 Su Tugas 7
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • MIXING
    MIXING
    Dokumen19 halaman
    MIXING
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Tugas 5 SU
    Tugas 5 SU
    Dokumen14 halaman
    Tugas 5 SU
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • No 2 Su Tugas 7
    No 2 Su Tugas 7
    Dokumen3 halaman
    No 2 Su Tugas 7
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • No 1 Su Tugas 7
    No 1 Su Tugas 7
    Dokumen5 halaman
    No 1 Su Tugas 7
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Mixing
    Bab Iv Mixing
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv Mixing
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii He
    Bab Iii He
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii He
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii He
    Bab Iii He
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii He
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • KINETIKA REAKSI BATCH
    KINETIKA REAKSI BATCH
    Dokumen36 halaman
    KINETIKA REAKSI BATCH
    laila kristi
    Belum ada peringkat
  • 06 Friction Loss Pada Sistem Perpipaan
    06 Friction Loss Pada Sistem Perpipaan
    Dokumen11 halaman
    06 Friction Loss Pada Sistem Perpipaan
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Tugas04 09B
    Tugas04 09B
    Dokumen13 halaman
    Tugas04 09B
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii - 3
    Bab Ii - 3
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii - 3
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Tugas03 09B
    Tugas03 09B
    Dokumen11 halaman
    Tugas03 09B
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • 05 Neraca Energi Pada Sistem Perpipaan
    05 Neraca Energi Pada Sistem Perpipaan
    Dokumen13 halaman
    05 Neraca Energi Pada Sistem Perpipaan
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • MISTERIRUMAHBERDARAH
    MISTERIRUMAHBERDARAH
    Dokumen410 halaman
    MISTERIRUMAHBERDARAH
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • KINETIKA REAKSI BATCH
    KINETIKA REAKSI BATCH
    Dokumen36 halaman
    KINETIKA REAKSI BATCH
    laila kristi
    Belum ada peringkat
  • Tugas08 7B
    Tugas08 7B
    Dokumen23 halaman
    Tugas08 7B
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Tugas01 7B
    Tugas01 7B
    Dokumen47 halaman
    Tugas01 7B
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Tugas07 7B
    Tugas07 7B
    Dokumen25 halaman
    Tugas07 7B
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • PendekarGila CaoReBing
    PendekarGila CaoReBing
    Dokumen122 halaman
    PendekarGila CaoReBing
    aditoothless
    Belum ada peringkat
  • Bukek Kangs in Kang
    Bukek Kangs in Kang
    Dokumen493 halaman
    Bukek Kangs in Kang
    Rama Donnie Finsa
    100% (2)
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka PDF
    Bab Ii Tinjauan Pustaka PDF
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii Tinjauan Pustaka PDF
    Dwiki Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Istana Tanpa Bayangan (Elfenan) BT
    Istana Tanpa Bayangan (Elfenan) BT
    Dokumen114 halaman
    Istana Tanpa Bayangan (Elfenan) BT
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii - 3
    Bab Ii - 3
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii - 3
    LAILA KRISTINA HENDRAWAN
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka PDF
    Bab Ii Tinjauan Pustaka PDF
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii Tinjauan Pustaka PDF
    Dwiki Ramadhan
    Belum ada peringkat