Anda di halaman 1dari 29

RANGKUMAN UTS – AUDIT KEUANGAN I

CHAPTER 1
INTERNATIONAL AUDITING OVERVIEW
1.4
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis
yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia. SPAP
dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP IAPI). Standar-standar yang tercakup dalam SPAP adalah:
1. Standar Auditing
Pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Standar Perikatan Audit (SPA): Ketentuan-ketentuan dan pedoman utama dalam melaksanakan
penugasan audit.
2. Standar Atestasi
Astestasi: Pendapat atau pertimbangan dari seorang independen dan kompeten yang menyatakan
apakah asersi suatu
entitas sesuai kriteria atau tidak.
3 Tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination)
(2) review
(3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
Memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review.
Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:(1) Kompilasi laporan keuangan
(2) Review atas laporan keuangan
(3) Laporan keungan komparatif
4. Standar Jasa Konsultansi
Panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui
kantor akuntan publik
5. Standar Pengendalian Mutu
panduan bagi KAP dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh DSPAP IAPI dan Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI. Unsur-unsur pengendalian mutu
pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:
 Independensi  Pengembangan Profesional
 Penugasan Personel  Promosi (Advancement)
 Konsultasi  Penerimaan dan Keberlanjutan Klien
 Supervisi  Inspeksi
 Pemekerjaan (hiring)

List ISA (International Standard on Auditing)

100–199 200–299 General 300–499 Risk 500–599 Audit


Introductory Matters Principles And Assessment And Evidence
Responsibilities Response To
Assessed Risks

600–699 Using the 700–799 Audit 800–899 Specialised International


Work Of Others Conclusions And Areas Auditing Practice
Reporting Notes
Pertimbangan Khusus
dalam Mengaudit
Instrumen Keuangan

1.5
Definisi Audit:
Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Persyaratan Audit Laporan Keuangan


ISA 200 (International Standard Auditing) memberikan persyaratan yang berkaitan dengan audit atas
laporan keuangan. Auditor Harus:
 Mematuhi persyaratan etika yang relevan , termasuk yang berkaitan dengan independensi .
 Merencanakan dan melakukan audit dengan skeptisisme profesional mengakui bahwa
keadaan mungkin ada yang menyebabkan laporan keuangan salah saji material.
 Melakukan penilaian profesional dalam merencanakan dan melakukan audit atas laporan
keuangan.
 Mendapatkan bukti audit yang cukup dan memadai untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
yang dapat diterima, Untuk mendapatkan jaminan yang wajar, dan memungkinkan auditor
untuk menarik kesimpulan yang masuk akal yang menjadi dasar pendapat auditor.

Definisi kunci
1.Profession Sikap yang selalu mempertanyakan , waspada terhadap kondisi yang dapat
al mengindikasikan kemungkinan salah saji karena kesalahan atau penipuan, dan
Scepticism penilaian kritis terhadap bukti.

2.Material Kesalahan signifikan dalam informasi keuangan yang akan timbul dari
Misstated kesalahan dan penipuan jika hal itu dapat memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil berdasarkan laporan keuangan.

3.Profession Penerapan pelatihan, pengetahuan, dan pengalaman yang relevan, dalam


al konteks yang diberikan oleh standar audit, akuntansi, dan etika, dalam membuat
Judgement keputusan berdasarkan informasi tentang tindakan yang tepat dalam situasi
perikatan audit.

4.Sufficient Sufficient adalah ukuran kuantitas (jumlah) bukti audit


Appropriat Appropriateness adalah ukuran kualitas bukti audit dan relevansinya dengan
e Audit pernyataan tertentu
Evidence
Objectives, Purpose, dan Karakteristik Audit Laporan Keuangan
Purpose audit: meningkatkan tingkat kepercayaan pengguna yang dituju dalam laporan keuangan
Berdasarkan ISA 200, Objectives audit secara keseluruhan adalah:
 Untuk memperoleh keyakinan yang wajar tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari salah saji material, baik karena penipuan atau kesalahan, sehingga
memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan telah
disusun dengan hal yang material dan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku
 Untuk melaporkan laporan keuangan dan berkomunikasi sebagaimana diharuskan oleh SPA,
sesuai dengan temuan auditor.

1.6 Types of Audit


1. Audit Laporan Keuangan (Audits of Financial Statements)
Periksa laporan keuangan, tentukan apakah mereka memberikan pandangan yang benar dan
adil atau menyajikan laporan keuangan dengan adil.
Co: mengaudit laporan keuangan tahunan perusahaan A
2. Audit Operasional (Operational Audits)
Suatu studi tentang unit tertentu dari suatu organisasi untuk tujuan mengukur kinerjanya.
Co: Mengevaluasi apakah bagian manufaktur sudah efektif dan efisien
3. Audit Kepatuhan (Compliance Audits)
Tinjauan prosedur organisasi dan catatan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah
organisasi mengikuti prosedur, aturan atau peraturan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas
yang lebih tinggi.
Co: mengaudit bank untuk menentukan apakah mereka memenuhi persyaratan cadangan
modal

1.7 Types of Auditor


 Auditor internal
Dipekerjakan oleh masing-masing perusahaan untuk menyelidiki dan menilai efektivitas operasi
perusahaan untuk manajemen.
 Auditor Ekternal yang independen
Disertifikasi baik oleh organisasi profesional atau lembaga pemerintah.

1.8 Setting Audit Objectives Based on Management Assertions


(pelajari detail, harap baca bukunya kembali)
Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
Asersi manajemen adalah representasi manajemen dalam bentuk akun-akun di laporan keuangan.
Contoh asersi manajemen adalah laporan keuangan perusahan yang telah disiapkan berdasarkan IFRS.
Ada objektif dalam mengaudit transaksi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: -
1. Based on classes of transactions and events for the period under audit
(laporan laba rugi, arus kas, dan perubahan ekuitas. Laporan-laporan yang menunjukkan hasil
akun dalam suatu periode tertentu. “for the years/months/periode ending..”):
- Occurrence > transaksi dan kejadian benar-benar terjadi
- Completeness > semua transaksi yang harus tercatat telah tercatat
- Accuracy > nilai dan jumlah harus tercatat secara akurat
- Cutoff > tercatat sesuai dengan periodenya
- Classification > tercatat di akun yang benar
2. Based on account balances at the period end (laporan posisi keuangan. Laporan yang
memperlihatkan satu posisi keuangan per tanggal atau waktu tertentu. “as of…”) :
- Existence > ketiga bagian dari laporan posisi keuangan ada, yaitu assets, liabilities, dan equity
interests
- Right and obligations > manajemen memiliki atau memegang hak atas asset dan kewajiban
adalah benar kewajiban entitas.
- Completeness > semua asset, liabilities, dan equity interest harus tercatat telah tercatat 
- Valuation and allocation > asset, liabilities, equity dan interest sudah tercatat dengan jumlah
yang sesuai dengan memperhitungkan valuasi
3. Based on presentation and disclosure :
- Occurrence & rights and obligations > telah mengungkap kejadian, transaksi, dan hal-hal lain
yang berpengaruh terhadap perusahaan.
- Completeness > semua yang harus diungkap dilaporkan keuangan telah dimasukkan.
- Classification and understandability > informasi keuangan disajikan dan dideskripsikan
secara jelas.
- Accuracy and valuation > informasi keuangan disajikan dengan wajar dan jumlah yang sesuai

1.9 The Audit Process Model


(pelajari detail, harap baca bukunya kembali)
Phase I : Client Acceptance
Fase untuk melihat integritas manajemen, melakukan research terhadap client yang akan di audit
(understanding business and find out if the owner has a case or not)
Objectives:
menentukan penerimaan klien dan penerimaan oleh klien. memutuskan untuk memperoleh klien baru
atau kelanjutan hubungan dengan yang sudah ada dan jenis dan jumlah staf yang diperlukan.
Procedures 1. Mengevaluasi latar belakang klien dan alasan untuk mengaudit klien tersebut
: 2. Menentukan apakah auditor dapat memenuhi persyaratan etika yang berhubungan dengan
klien
3. Menentukan apakah membutuhkan ahli-ahli dibidang lain
4. Mengkomunikasikan dengan auditor senior
5. Menyiapkan proposal klien
6. Menentukan pegawai yang melakukan audit
7. Mendapatkan Surat Persetujuan

Phase II : Planning
Objectives:
Menentukan jumlah dan jenis bukti dan review yang dibutuhkan untuk memberikan jaminan auditor
tidak ada material misstatement dalam laporan keuangan
Procedures 1. Melakukan proses audit untuk memahami entitas tersebut dan lingkungannya, termasuk
: internal kontrol entitas tersebut
2. Menilai resiko material misstatement dalam laporan keuangan
3. Menentukan materialitas
4. Menyiapkan memorandum rencana dan program audit, yang termasuk respon auditor
terhadap resiko yang teridentifikasi

Phase III : Testing and Evidence


Mendukung fungsi internal control, ada lima prosedur. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan test of controls (TOC) terhadap desain dan implementasi. TOC akan menentukan seberapa
besar resiko yang akan dihadapi.
Objectives:
menguji bukti yang mendukung pengendalian internal dan kewajaran laporan keuangan
Procedures 1. Test of Control
: 2. Subtantive tests of transactions
3. Analytical Procedures
4. Test of details of balances
5. Search for unrecorded liabilities

Phase IV : Evaluation and Reporting


Objectives:
Melaksanakan dan menyelesaikan prosedur audit dan menerbitkan opini.
Procedures 1. Mengevaluasi governance evidence
: 2. Menjalankan prosedur-prosedur untuk mengidentifikasi peristiwa yang berkelanjutan
3. Me-review laporan keuangan dan laporan lain yang material
4. Menjalankan prosedur wrap-up
5. Menyiapkan Matters for Attention of Partners
6. Melaporan kepada pimpinan (Board of Directors)
7. Menyiapkan laporan audit

1.10 International Audit Firms

Sangat terlibat dalam


perencanaan audit, evaluasi
hasil dan penentuan audit

bertanggung jawab untuk


menentukan prosedur audit
yang berlaku untuk audit
spesifik dan untuk
Berperan besar dalam mempertahankan standar
perencanaan audit dan fieldwork yang seragam
bertanggung jawab untuk
melakukan perikatan
(engagement) audit di
tempat bisnis klien
Melakukan tugas
rutin audit yang
lebih rinci
CHAPTER 2
THE AUDIT MARKET
2.3 Theories On The Demand And Supply Of Audit Services
Agency Theory:
Suatu perusahaan dipandang sebagai hasil dari kontrak, di mana beberapa kelompok memberikan
semacam kontribusi kepada perusahaan, diberikan 'harga' atau incentive tertentu. Manajemen
dipandang sebagai 'agen', berusaha mendapatkan kontribusi dari 'principal' seperti bankir, pemegang
saham, dan karyawan.
Biaya hubungan agensi adalah biaya pemantauan, biaya ikatan dan kerugian residual.

Information Asymmetry within the Agency Theory


 Kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai
penyedia informasi (agent) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai
pengguna informasi (principal).
 Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan investor
(principal) karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor.
 Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-
tindakan yang sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utility bagi
dirinya.
 Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif
tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada.

2.7 Legal Liability


Tanggung jawab Hukum Auditor
Bervariasi dari satu negara ke negara, distrik ke distrik. Berdasarkan pada satu atau lebih dari yang
berikut:
1. Liability under Common Law
2. Civil Liability under Statutory Law
3. Criminal Liability under Statutory Law
4. Liabilities as Members of Professional Accounting Organizations
(Indonesia menganut CIVIL LAW)

1.Liability under Common Law


- Kewajiban kepada Klien
- Kewajiban kepada pihak ketiga
(pemegang saham, vendor, bankir, kreditor lain, karyawan, pelanggan, dan pemerintah (seperti
otoritas pajak), misalnya bank yang mengalami kerugian karena mengandalkan laporan keuangan
yang menyesatkan.
1.Case: Common Law Ultramares - Touche case (Ultramares Corporation vs Touche et al.)
Para akuntan lalai karena tidak menemukan bahwa jumlah material dari piutang telah dipalsukan
ketika penyelidikan yang cermat akan menunjukkan itu palsu. Tidak bertanggung jawab kepada
bank pihak ketiga karena kreditor bukan penerima utama, atau pihak yang dikenal. Disebut doktrin
Ultramares , bahwa kelalaian biasa tidak cukup untuk kewajiban kepada pihak ketiga karena
kurangnya privasi kontrak antara pihak ketiga dan auditor.
2.Case: Caparo Industries, PLC vs. Dickman
Pertanyaan dalam Caparo adalah ruang lingkup asumsi tanggung jawab auditor jika pendapat bersih
diberikan untuk akun lalai, dan apa batas tanggung jawab seharusnya. House of Lords of UK,
mengikuti Pengadilan Banding, menetapkan 'tes tiga kali lipat' untuk suatu kewajiban (tugas
perawatan) yang muncul dari kelalaian:
-kerugian harus dapat diduga secara wajar;
-para pihak harus memiliki hubungan kedekatan;
-itu harus adil, adil dan masuk akal untuk memaksakan tanggung jawab.

2.Civil Liability under Statutory Law


 Securities Act of 1933 menetapkan aturan pemulihan sipil menurut hukum AS pertama untuk
pihak ketiga terhadap auditor.
 Pembeli asli memiliki jalan lain terhadap auditor hingga harga pembelian asli jika laporan
keuangan salah atau menyesatkan. (disgorgement fund, baru wacana di Indonesia.
 Auditor memiliki beban untuk menunjukkan bahwa penyelidikan yang wajar telah dilakukan atau
bahwa semua kerugian pembeli efek (penggugat) disebabkan oleh faktor-faktor selain dari laporan
keuangan yang menyesatkan.
 Auditor Di Indonesia juga dapat dituntut untuk menyalahi UU yang berlaku, misalnya .:
- UU no 8 1995 Pasar Modal (akuntan ps 64 dan ps 66)
- UU No. 1 195 Perusahaan terbatas (akuntan ps 59)
- Aturan-aturan OJK
- UU tentang dengan Akuntan publik (UU no 5 2011)
 Sarbanes – Oxley Act of 2002 hukuman perdata untuk CEO dan CFOs
- Jika ada penyajian kembali material atas hasil keuangan perusahaan yang dilaporkan karena
material ketidakpatuhan perusahaan, sebagai akibat dari pelanggaran, CEO dan CFO akan
mengganti uang perusahaan untuk bonus atau insentif atau kompensasi berbasis ekuitas yang
diterima dalam 12 bulan setelah pengarsipan dengan laporan keuangan selanjutnya diminta untuk
disajikan kembali (Bagian 304).
- Laporan keuangan yang diajukan ke SEC oleh perusahaan publik mana pun harus disertifikasi oleh
CEO dan CFO. Jika semua keuangan tidak menunjukkan kondisi sebenarnya dari CEO dan CFO
perusahaan dapat menerima denda hingga $ 1 juta. Jika sertifikasi dibuat mengetahui pernyataan
itu tidak benar, denda bisa mencapai $ 5 juta.
 Di Indonesia bisa dituntut dan didenda disetujui alih aturan OJK
Peraturan tentang Otoritas Jasa Keuangan, termasuk pihak yang terkait dengan ketentuan ketentuan
tersebut, meliputi:
- Peringatan tertulis - Pencabutan Izin usaha
- Denda - Penundaan persetujuan
- Pembatasan Kegiatan Usaha - Penundaan pendaftaran
- Pembekuan Kegiatan Usaha

3.Criminal Liability under Statutory Law


 Securities Exchange Act 1934 di Amerika Serikat menetapkan (Peraturan 10b-5) tanggung jawab
pidana bagi auditor untuk menggunakan perangkat, skema, atau kecurangan apa pun untuk menipu
atau sengaja atau secara sembrono memberikan informasi yang keliru untuk penggunaan pihak
ketiga.
 Not In Text Cases: Di Amerika Serikat vs Natelli (1975), Amerika Serikat vs Weiner (1975), ESM
Government Securities vs. Alexander Grant & Co. (1986).
 Sarbanes – Oxley Act of 2002 hukuman pidana untuk CEO, CFO dan auditor
- Untuk dengan sengaja menghancurkan, membuat, memanipulasi dokumen dan / atau menghalangi
atau menghalangi investigasi federal dianggap kejahatan, dan pelanggar akan dikenakan denda
atau hukuman penjara hingga 20 tahun, atau keduanya.
- Semua laporan audit atau kertas kerja terkait harus disimpan oleh auditor selama 7 tahun.
Kegagalan untuk melakukan ini dapat mengakibatkan 10 tahun penjara.
- CFO dan CEO yang salah mengesahkan laporan keuangan atau kontrol internal dikenai hukuman
penjara 10 tahun. Sertifikasi palsu yang disengaja dapat mengakibatkan hukuman penjara
maksimal 20 tahun.
 Tanggung Jawab Pidana-Indonesia
Tanggung Jawab Pidana untuk Akuntan- Ketentuan pengadilan untuk Akuntan Publik UU 5 2011
pasal 55, 56, 57: Manipulasi / Memalsukan / Menghilangkan data.

4.Liabilities as Members of Professional Accounting Organizations


Pengadilan Disipliner membuat keputusan dan menentukan sanksi untuk auditor. Itu mungkin:
- Denda;
- Teguran (baik lisan maupun tulisan);
- Penangguhan untuk jangka waktu terbatas (misalnya 6 bulan); atau
- Larangan seumur hidup dari profesi.

Di bawah hukum umum untuk membuat auditor berhasil secara hukum bertanggung jawab dalam
gugatan perdata, kondisi berikut harus dipenuhi:
- Kegagalan / kelalaian audit harus dibuktikan ( negligence issue ).
- Auditor harus berutang tugas kepada penggugat ( due professional care ).
- Penggugat harus membuktikan hubungan sebab akibat antara kerugiannya dan dugaan
kegagalan audit ( causation issue ).
- Penggugat harus menghitung kerugiannya ( quantum issue ).

5.Institut Akuntan Publik Indonesia


Wewenang:
- Menyusun dan mengatur Standar Profesional Akuntan Publik,
- Menyelenggarakan ujian profesi Akuntan Publik,
- Menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan
- Melakukan reviu mutu profesi Akuntan Publik.
Kegiatan IAPI: termasuk melakukan penelitian dan menerbitkan materi yang berkaitan dengan
kepentingan akuntan publik
Tujuan IAPI: untuk melindungi kepercayaan dan kepentingan publik, serta mempertahankan
independensi auditor.
IAPI berhak: memberikan persetujuan kepada anggotanya yang lolos dari undang-undang dan
ketentuan lainnya yang terkait dengan profesi, menentang SPAP, mengganti kode etik, melepaskan
persetujuan profesi lainnya.
Sanksi administrasi dan sanksi profesi:
- Peringatan (perbaikan pengendalian mutu) - Pembekuan Izin,
- Dilarang melakukan pemberian layanan, - Pemberhentian,
sektor tertentu, jangka waktu tertentu - Tambahan PPL
- Denda

Risiko Keuangan Akibat Litigasi untuk Perusahaan Audit


Komisaris Uni Eropa
Charlie McCreevy mengatakan:
'Kami telah menyimpulkan bahwa pertanggungjawaban tanpa batas yang dikombinasikan dengan
asuransi yang tidak memadai tidak lagi dapat dipertahankan. Ini adalah masalah yang berpotensi besar
bagi pasar modal kita dan bagi para auditor yang bekerja pada skala internasional. Kondisi saat ini
tidak hanya mencegah masuknya pemain baru di pasar audit internasional, tetapi juga mengancam
perusahaan yang sudah ada. '

Solusi yang Disarankan untuk Tanggung Jawab Auditor


- Beberapa negara (misalnya Jerman) telah menetapkan batasan yang ditentukan secara hukum atas
kewajiban auditor (kepada klien dalam kasus Jerman).
- Sistem kewajiban proporsional - perusahaan audit tidak bertanggung jawab atas seluruh kerugian
yang ditimbulkan oleh penggugat tetapi hanya sejauh mana kerugian tersebut diatribusikan
kepada auditor.
- Untuk melindungi kekayaan pribadi dari mitra audit, beberapa perusahaan audit disusun sebagai
kemitraan tanggung jawab terbatas (misalnya di Inggris).
- Untuk membuat asuransi dari semua risiko kewajiban wajib menggunakan undang-undang baru
adalah salah satu rekomendasi dari komisi Uni Eropa.
- Kecualikan aktivitas tertentu dengan profil risiko yang lebih tinggi dari kewajiban auditor. Suatu
mekanisme untuk mencapai hasil ini adalah untuk memperkenalkan apa yang disebut ketentuan
pelabuhan aman oleh undang-undang.

Profesi:
- Pengaturan standar dan aturan (untuk memenuhi perubahan kebutuhan audit)
- Menentang gugatan (meskipun dalam jangka pendek biaya menang lebih besar daripada biaya
penyelesaian)
- Pendidikan pengguna
- Anggota sanksi atas perilaku & kinerja yang tidak pantas
- Lobi untuk perubahan undang-undang.

BPA individual:
- Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas.
- Pertahankan independensi.
- Memahami bisnis klien.
- Lakukan audit kualitas.
- Dokumentasikan pekerjaan dengan benar.
- Latihan skeptisisme profesional.

CHAPTER 3
ETHICS FOR PROFESSIONAL ACCOUNTANTS
3.3 IESBA Code of Ethics for Professional Accountants
Objectives of Accountancy Profession :
Menerima tanggung jawab untuk bertindak sesuai kepentingan publik.
The code are divided into three parts:
- Part A > General application of the code (fundamental principles and conceptual framework)
- Part B > members in public practice
- Part C > members in business
Part B dan C menggambarkan bagaimana kerangka kerja konseptual diterapkan dalam situasi
tertentu.

3.4 Part A – General Application of The IESBA Code of Ethics for Professional Accountants
Fundamental Principles (IFAC Code of Ethics):
- Integrity (Sec.110) : Terus terang dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
- Objectivity : tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh orang lain
(Sec.120)
- Professional : mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional di tingkat
competence & due yang diperlukan.
care (Sec.130)
- Confidentiality : menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai akibat dari
(Sec.140) hubungan profesional dan bisnis dan, oleh karena itu, tidak
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa otoritas
- Professional : mematuhi hukum dan peraturan yang relevan dan menghindari
behavior (Sec.150) tindakan apa pun yang mendiskreditkan profesi.

Pendekatan kerangka kerja konseptual (Conceptual framework ):


a. Identify threats to compliance with the fundamental principles;
b. Evaluate the significance of the threats identified; and
c. Apply safeguards, when necessary, to eliminate the threats or reduce them to an acceptable level

Threats
- Intimidatio : auditor terhalang untuk bertindak obyektif dan melaksanakan skeptisisme
n professional karena diancam, atau misalnya mau di sue.

- Self-interest : auditor bisa mendapat keuntungan dari si klien karena dia memiliki kepentingan
keuangan
- Self-review : Terjadi saat hasil dari perikatan sebelumnya perlu dievaluasi kembali dalam
mencapai kesimpulan tentang perikatan jaminan sekarang atau (2) ketika seorang
anggota tim engagement sebelumnya adalah karyawan klien (terutama direktur
atau pejabat) dalam suatu posisi untuk memberikan pengaruh signifikan atas
masalah engagement assurance.
- Advocacy : auditor diminta untuk mempromosikan atau mewakili klien mereka dengan cara
tertentu
- Familiarity : auditor memiliki hubungan dekat atau terlalu bersimpati terhadap kepentingan
klien
Safeguards
tindakan atau langkah-langkah yang dapat menghilangkan threats atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Ada dua kategori :
Safeguards created by the Profession ,
Safeguards in the Work Environment
Legislation or Regulation
 Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan  Kepemimpinan yang menekankan
pengalaman untuk menjadi anggota profesi pentingnya kepatuhan dengan prinsip-
yang bersertifikat. prinsip dasar dan tugas untuk bertindak demi
 Persyaratan pendidikan berkelanjutan. kepentingan publik.
 Standar akuntansi, audit, dan etika  Monitor dan terapkan kontrol kualitas
profesional. keterlibatan.
 Proses pendisiplinan.  Kebijakan yang terdokumentasi
 Tinjauan rekan tentang kontrol kualitas. mengenai kebutuhan untuk mengidentifikasi
ancaman terhadap kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip dasar, mengevaluasi
signifikansi ancaman tersebut dan
menerapkan perlindungan.
 Mekanisme disiplin untuk
mempromosikan kepatuhan dengan
kebijakan dan prosedur.

Contoh perlindungan khusus keterlibatan dalam lingkungan kerja:


- Tinjau pekerjaan assurance yang dilakukan dan berikan saran seperlunya oleh akuntan
professional.
- Berkonsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti badan pengawas professional.
- Rotasi personel tim assurance senior.

3.5 Part B - Ethics Applicable to Professional Accountants in Public Practices


Berikut guideline etika yang ditawarkan untuk akuntan professional dalam praktek publik:
1. Professional Appointment (Sec.210) 5. Marketing Professional Services (Sec.250)
2. Conflicts of Interest (Sec.220) 6. Gifts And Hospitality (Sec.260)
3. Second Opinion (Sec.230) 7. Custody of Client Assets (Sec.270)
4. Fees and othe Types of Remuneration 8. Objectivity – All Services (Sec.280)
(Sec.240)

1.Professional Appointment (Sec.210)

 Client acceptance : mempertimbangkan apakah penerimaan akan menciptakan ancaman


terhadap kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar
 Engagement : setuju untuk hanya menyediakan jasa yang benar-benar dikuasai oleh
acceptance akuntan.

Safeguard - Mendapatkan pemahaman terhadap nature dari bisnis klien


- Mendapatkan pengetahuan terhadap relevant indsutries
Replacing an Existing Auditor
Auditor yang diminta untuk menggantikan auditor lain, atau yang sedang mempertimbangkan
engagement baru untuk perusahaan yang saat ini diaudit oleh auditor lain harus
mempertimbangkan apakah ada alasan (termasuk etika , profesional atau tidak, untuk tidak
menerima perikatan .
Mungkin memerlukan komunikasi langsung dengan auditor yang ada untuk menetapkan fakta dan
keadaan mengenai perubahan yang diusulkan dalam auditor.
Safeguar - berkomunikasi dengan auditor yang ada sebelum menerima engagement.
d - mengenai mendapatkan informasi, setelah izin klien diperoleh, akuntan yang ada
harus memberikan informasi secara jujur dan jelas.

2.Conflics of Interest (Sec.220)


akuntan harus mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi keadaan yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan dan menerapkan safeguards bila diperlukan untuk
menghilangkan threats.
Threat dalam praktik publik bersaing secara langsung dengan klien atau memiliki usaha patungan
atau pengaturan serupa dengan pesaing utama klien.
Safeguard - memberi tahu klien tentang aktivitas perusahaan audit yang mungkin mewakili konflik
- penggunaan tim engagement yang terpisah.

3.Second Opinions (Sec.230)


Memberikan opini kedua tentang penerapan akuntansi, audit, pelaporan atau standar lainnya atau
prinsip-prinsip oleh atau atas nama perusahaan yang tidak klien yang ada dapat menyebabkan
ancaman terhadap pemenuhan prinsip-prinsip dasar.
Threat Situasi di mana akuntan diminta untuk memberikan pendapat kedua tentang penerapan
akuntansi, Ini mungkin menjadi ancaman bagi kompetensi professional.
Safeguard - meminta izin klien untuk menghubungi akuntan yang ada
- menjelaskan batasan-batasan seputar setiap pendapat dalam komunikasi dengan klien
- memberikan salinan pendapat kepada akuntan yang ada.

4.Fees and other types of remuneration (Sec.240)


Auditor dapat memberikan penawaran biaya apapun dianggap sesuai. Namun harus berhati-hati
karena menerima fee referensi atau komisi yang berkaitan dengan klien dapat menciptakan ancaman
self-interest untuk objectivity dan professional competence and due care.

5.Marketing Professional Services (Sec.250)


Ketika seorang akuntan professional dalam praktek bisnis baru memulai kerja dengan memasang
iklan atau bentuk lain dari pemasaran, mungkin ada potensi ancaman terhadap pemenuhan prinsip-
prinsip fundamental.

6.Gifts and Hospitality (Sec.260)


Ancaman kepentingan diri sendiri terhadap objektivitas dapat diciptakan jika hadiah dari klien
diterima; ancaman intimidasi terhadap objektivitas dapat timbul dari kemungkinan penawaran
tersebut diumumkan kepada publik.
Namun hadiah dianggap tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi auditor jika hadiah atau
keramahtamahan tertentu sepele dan tidak penting , penawaran akan dianggap sebagai bagian dari
kegiatan bisnis normal . (mis. Hadiah piring jika membeli paket sabun)

7.Custody of Client Assets (Sec.270)


Untuk melindungi dari ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, seorang akuntan
profesional dalam praktik publik yang dipercayakan dengan uang (atau aset lain) milik orang lain
harus:
- Simpan aset tersebut secara terpisah dari aset pribadi atau perusahaan.
- Gunakan aset seperti itu hanya untuk tujuan yang dimaksudkan .
- Setiap saat siap untuk memperhitungkan aset-aset itu, dan pendapatan, dividen, atau keuntungan apa
pun yang dihasilkan.
- Mematuhi semua hukum dan peraturan yang relevan yang relevan dengan kepemilikan dan
akuntansi untuk aset tersebut.

8.Objectivity – All Services (Sec.280)


Adakah ancaman terhadap kepatuhan dengan prinsip dasar objektivitas yang dihasilkan dari memiliki
kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien atau direktur, pejabat atau karyawan?
Threat ancaman keakraban terhadap objektivitas dapat dibuat dari keluarga atau hubungan pribadi
atau bisnis yang dekat.
Safeguard - menarik diri dari keterlibatan
- mengakhiri hubungan bisnis

3.6 Independence – Audit and Review Engagements


Independence
Framework conceptual menyertakan dua pandangan independence yang auditor harus miliki:
- Independence in fact/mind
Keadaan pikiran yang memungkinkan auditor untuk menghasilkan kesimpulan tanpa dipengaruhi
oleh pengaruh yang dapat membuat pertimbangan profeisional auditor terganggu, sehingga
memungkinkan seorang individu untuk bertindak dengan integritas, objektivitas, dan skeptisisme
professional (auditor mampu memlihara sikap unbiased selama audit)
- Independence in appearance
Menhindari fakta dan keadaan yang membuat interpretasi pihak ketiga terhadap pekerjaan auditor
telah melenceng dari yang seharusnya (interpretasi pihak ketiga terhadap independence kita)

Documentation of Independence
Akuntan professional harus mendokumentasikan kesimpulan mengenai kepatuhan dengan persyaratan
independensi, dan substansi dari setiap diskusi yang relevan yang mendukung kesimpulan tersebut.
Contoh : threats and safeguards dijalankan semestinya; apabila tidak ada safeguards yang diperlukan,
berikan dasar pemikiran > No documentation, no procedures done!
CHAPTER 4
AN AUDITOR’S SERVICES
4.3 Elements of Asurance Engagement
Assurance Engagement
Suatu keterlibatan dimana seorang praktisi bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup sesuai
untuk mengungkapkan sebuah kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan tingkat kepercayaan
pengguna yang dimaksud selain pihak yang bertanggungjawab mengenai informasi pokok (yaitu,
hasil dari pengukuran atau evaluasi materi pokok yang mendasari kriteria)
Lima elemen yang ditampilkan oleh semua Assurance Engagement:
1. Three party relationship : practitioner, responsible party, and intended user
2. Appropriate subject matter
3. Suitable criteria
4. Sufficient appropriate evidence
5. A written assurance report

1.Three Party Relationship


Praktisi mengumpulkan bukti untuk memberikan kesimpulan kepada intended user
(practitioner) tentang apakah subjek materi telah dengan kriteria diidentifikasi.
Co: auditor, akuntan, dll
Pihak yang Pihak yang bertanggung jawab untuk menyediakan subjek materi atau
bertanggung jawab informasi subjek (pernyataan).
(responsible party) Co: manajemen, dewan direksi
Pengguna orang untuk siapa praktisi mempersiapkan laporan jaminan
(intended user)

2.Subject matter
Assurance engagements mengevaluasi apakah subjek materi/pokok bahasan sesuai dengan kriteria
yang cocok yang akan memenuhi kebutuhan pengguna yang dimaksudkan. The subject matter of an
assurance engagement can take many forms, such as:
- Kinerja keuangan atau kondisi (misalnya, posisi keuangan historis atau prospektif, kinerja
keuangan dan arus kas) dimana informasi subyek mungkin pengakuan, pengukuran, penyajian
dan pengungkapan diwakili dalam laporan keuangan.
- Kinerja atau kondisi non-keuangan (misalnya, kinerja entitas) dimana informasi subyek
mungkin indikator kunci dari efisiensi dan efektivitas.
- Karakteristik fisik (misalnya, kapasitas fasilitas) dimana informasi materi pelajaran mungkin
dokumen spesifikasi.
- Sistem dan proses (misalnya, kontrol atau IT internal sistem entitas) dimana informasi materi
pelajaran mungkin pernyataan efektivitas.
- Perilaku (misalnya, tata kelola perusahaan, kepatuhan terhadap peraturan, praktik sumber daya
manusia) dimana informasi materi pelajaran mungkin pernyataan kepatuhan atau pernyataan
efektivitas.
3.Suitable criteria
Merupakan tolok ukur (standar, tujuan, atau serangkaian aturan) yang digunakan untuk
mengevaluasi pokok permasalahan assurance engagement. Contoh standarnya:
- IFRS - Hukum, peraturan atau kontrak yang
- US GAAP berlaku
- Global Reporting Initiative - Tingkat kinerja yang disepakati
- PCAOB internal control report criteria - Internal control framework
Characteristics of Suitable Criteria:
(a) Relevance (c) Reliability (e) Understandability
(b) Completeness (d) Neutrality

4.Sufficient Appropriate Audit Evidence


Kecukupan (sufficient) adalah ukuran kuantitas Ketepatan (appropriate) adalah ukuran
bukti. kualitas bukti; yaitu, relevansi dan kehandalan.

Kuantitas bukti yang dibutuhkan dipengaruhi oleh risiko informasi materi pelajaran yang salah saji
material (semakin besar risiko, semakin banyak bukti kemungkinan akan diperlukan) dan juga oleh
kualitas bukti tersebut (semakin tinggi kualitas, semakin sedikit mungkin diperlukan).

5.Assurance Report
Praktisi memberikan laporan tertulis yang memuat kesimpulan yang menyampaikan jaminan
diperoleh tentang informasi subyek. - ISA, ISREs dan ISAEs membangun elemen dasar untuk
laporan jaminan.
Assurance report terbagi menjadi dua yaitu:

Comparison of Reasonable and Limited Assurance Engagements


Type of Evidence-gathering procedures The assurance report
Engagement
Reasonable bukti yang cukup dan memadai menghasilkan Positive Assurance,
Assurance diperoleh sebagai bagian dari proses menyajikan secara wajar dalam semua hal
Engagements keterlibatan sistematis material
Limited bukti yang cukup memadai diperoleh menghasilkan Negative Assurance,
Assurance sebagai bagian dari proses keterlibatan tidak terdapat hal-hal yang membuat kami
Engagements sistematis, tetapi di mana prosedur yakin laporan keuangan ini tidak sesuai
sengaja dibatasi relatif terhadap dengan standarnya
keterlibatan jaminan yang wajar

4.7 Quality Control (ISQC #1 and ISA 2020)

ISQC # 1
Berlaku untuk semua perusahaan akuntan profesional sehubungan dengan audit dan ulasan, jaminan
lain dan keterlibatan layanan terkait.
ISQC # 1
Memberikan persyaratan yang dirancang untuk memungkinkan perusahaan memenuhi tujuan kontrol
kualitas. Selain itu, berisi panduan terkait dalam bentuk aplikasi dan materi penjelasan lainnya.
ISA 220
Berkaitan dengan prosedur kontrol kualitas untuk audit laporan keuangan.
Perusahaan audit harus menetapkan, memelihara, mendokumentasikan, dan mengomunikasikan
kepada personel mereka suatu sistem kendali mutu yang mencakup kebijakan dan prosedur yang
membahas masing-masing elemen berikut:
1. Leadership responsibilities for quality within the firm (Tanggung jawab kepemimpinan
untuk kualitas dalam perusahaan)
2. Relevant ethical requirements (Persyaratan etika yang relevan)
3. Acceptance and continuance of client relationships and specific engagements
(Penerimaan dan kelanjutan dari hubungan klien dan keterlibatan khusus)
4. Human resources (Sumber daya manusia)
5. Engagement performance (Kinerja perjanjian)
6. Monitoring (Pemantauan)

Leadership responsibilities for quality within the firm


Kebijakan dan prosedur harus mempromosikan budaya internal yang menekankan komitmen terhadap
kualitas (kadang-kadang disebut "nada di atas"). Untuk perikatan audit perorangan, mitra perikatan
harus bertanggung jawab atas kualitas audit secara keseluruhan, meskipun kinerja prosedur tertentu,
tentu saja, dapat didelegasikan kepada anggota tim perikatan lainnya.

Relevant ethical requirements


Kebijakan dan prosedur harus membahas independensi personel sebagaimana diperlukan (harus
memperoleh konfirmasi tertulis kepatuhan dengan persyaratan independensi dari semua personel yang
sesuai setidaknya setiap tahun).
Catatan: Jika tim perikatan mengidentifikasi ancaman terhadap independensi bahwa perlindungan
mungkin tidak menghilangkan atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima, mitra perikatan
diminta untuk melaporkan masalah tersebut kepada orang yang relevan di perusahaan untuk
menentukan tindakan yang sesuai (baik untuk menghilangkan ancaman atau menarik diri dari
perikatan ketika penarikan diizinkan berdasarkan hukum atau peraturan yang berlaku).

Acceptance and continuance of client-relationships and engagements


Kebijakan dan prosedur harus hati-hati menilai risiko yang terkait dengan setiap perikatan (termasuk
masalah yang berkaitan dengan integritas manajemen) dan perusahaan hanya boleh melakukan
perikatan yang dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

Human resources
Kebijakan dan prosedur harus membahas masalah personel penting (termasuk perekrutan awal,
penugasan untuk keterlibatan, pengembangan profesional dan pendidikan profesi berkelanjutan, dan
keputusan promosi).

Engagement performance
Kebijakan dan prosedur harus fokus pada kepatuhan terhadap semua standar perusahaan dan
profesional yang berlaku dan persyaratan peraturan yang berlaku, dan mendorong personel untuk
berkonsultasi seperlunya dengan literatur profesional (atau lainnya) atau sumber daya manusia lainnya
di dalam atau di luar perusahaan untuk panduan yang tepat.

Monitoring
Kebijakan dan prosedur harus memberikan penilaian berkelanjutan terhadap kecukupan desain dan
efektivitas operasi sistem kontrol kualitas. Kontrol yang efektif pada satu titik waktu, dapat
memburuk seiring waktu karena kelalaian atau keadaan yang berubah. Adalah penting bahwa kontrol
dipantau dengan baik sehingga penyesuaian tepat waktu dapat dilakukan seperlunya agar kebijakan
dan prosedur kontrol kualitas bekerja secara efektif dari waktu ke waktu.

CHAPTER 5
CLIENT ACCEPTANCE

5.2 Client Acceptance : The First Step on The Journey to an Opinion


The Client acceptance phase of audit has two objectives :
1. Pemeriksaan klien yang diusulkan untuk menentukan apakah ada alasan untuk menolak
perjanjian (penerimaan dari klien)
2. Meyakinkan klien untuk mempekerjakan auditor (penerimaan oleh klien)
Putuskan untuk memperoleh klien baru atau kelanjutan hubungan dengan klien yang sudah ada dan
tentukan jenis & jumlah staf.

Client acceptance procedures :


• Evaluate the client’s background and reasons for the audit. (section 5.3)
• Determine whether the auditor is able to meet the ethical requirements regarding the client.
(section 5.4)
• Determine need for other professionals. (section 5.5)
• Communicate with predecessor auditor (someone who was previously the auditor of an entity
and who has been replaced by an incoming auditor). (section 5.6)
• Prepare client proposal. (section 5.7)
• Select staff to perform the audit.
• Obtain an engagement letter. (section 5.8)

5.3 Evaluate the Client’s Backgroud


1. Untuk mengevaluasi risiko keterlibatan terkait dengan menerima keterlibatan spesifik
2. Untuk membantu auditor dalam menentukan apakah semua persyaratan profesional dan
etika (termasuk independensi, kompetensi, dll.) Mengenai klien ini dapat dipenuhi.

Sources of Information for Client Evaluation

• Topics of Discussion
Evaluate governance, internal controls and possible risks with client’s management and staff
including
1. Perubahan dalam manajemen, struktur organisasi dan kegiatan klien
2. Peraturan pemerintah saat ini
3. Perkembangan bisnis saat ini
4. Kesulitan keuangan saat ini atau yang akan datang atau masalah akuntansi
5. Kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji material karena kesalahan atau
penipuan (ISA 240 dan ISA 315)
6. Keberadaan pihak terkait (ISA 550)
7. Tempat dan fasilitas pabrik baru atau tertutup
8. Perubahan terbaru atau yang akan datang dalam teknologi, jenis produk atau layanan dan
metode produksi atau distribusi
9. Perubahan dalam sistem akuntansi dan sistem kontrol internal.

• New Client Investigation


 Klien baru dan yang sudah ada
- mengunjungi tempat mereka
- meninjau laporan tahunan
- berdiskusi dengan manajemen dan staf klien
- mengakses berita publik dan basis data informasi publik, biasanya melalui
Internet.
 Untuk yang sudah ada, kertas kerja tahun sebelumnya harus ditinjau.
 Untuk klien baru, konsultasikan dengan auditor sebelumnya dan tingkatkan
pencarian informasi awal.
• Continuing Clients
Three Major Influences on the Continuance of the Relationship

5.4 Ability to meet Ethical and Specific Competence Requirements


1. Tim audit harus memenuhi persyaratan etika.
2. Litigasi dengan klien membahayakan independensi.
3. Tim audit harus memiliki tingkat pelatihan teknis dan kecakapan yang diperlukan dalam
situasi tersebut.
4. Rotasi mitra umumnya diperlukan (US setiap 5 tahun, EU setiap 7 tahun).
• Ethics Requirements
• Litigation and Independence
• Specific Competencies
 Atas dasar keadaan khusus klien dan industrinya, auditor harus menentukan apakah
keahlian yang diperlukan mengenai industri, masalah GAAP tertentu atau
keterampilan non-audit tertentu tersedia untuk tim audit.
 Tinjau kompetensi mitra dan staf yang ada:
- pengetahuan industri terkait atau hal-hal yang terkait;
- pengalaman dengan persyaratan peraturan atau pelaporan yang relevan;
- kemampuan untuk menyelesaikan perjanjian dalam tenggat waktu pelaporan;
- tersedia individu yang memenuhi kriteria dan persyaratan untuk melakukan
peninjauan kontrol kualitas keterlibatan.
• Partner Rotation
• Group engagement partner, specialist, component auditor
 Seorang spesialis luar seperti IT, spesialis lingkungan atau pajak, mungkin diperlukan
untuk mengaudit klien dengan benar.
 Jika auditor grup, memutuskan untuk menggunakan pekerjaan auditor komponen
pada audit, auditor grup menentukan ruang lingkup dan waktu pekerjaan yang akan
dilakukan dan mengkomunikasikan rencana tersebut ke auditor komponen.
- Auditor komponen - Auditor yang, atas permintaan tim perikatan grup,
melakukan pekerjaan pada informasi keuangan terkait dengan komponen untuk
audit grup.
 Umumnya, auditor grup bertanggung jawab penuh atas opini audit atas laporan
keuangan grup dan tidak merujuk auditor lain dalam laporan auditor. (Di beberapa
negara dalam kondisi tertentu, pembagian tanggung jawab diperbolehkan.)

5.5 Use of Other Professionals in the Audit


• Use the work of another auditor
Ketika auditor grup memutuskan untuk menggunakan pekerjaan auditor lain, ia harus
mempertimbangkan:
 kualifikasi profesional, independensi, kompetensi profesional, dan sumber daya
auditor lain;
 proses kontrol kualitas perusahaan auditor lain.

Using the work of an Expert


ISA 620 mendefinisikan ahli auditor sebagai individu atau organisasi yang memiliki
keahlian di bidang selain akuntansi atau audit, yang pekerjaannya di bidang itu digunakan
oleh auditor untuk membantu auditor dalam mendapatkan bukti audit yang cukup dan
memadai.

When using an expert’s work the auditor MUST:


 Tentukan ahli
- Kompetensi (sertifikasi profesional)
- Kemampuan (pengalaman dan reputasi)
- Objektivitas.
 Auditor harus menulis instruksi kepada ahli auditor yang mencakup:
- Sifat, ruang lingkup, dan tujuan dari pekerjaan pakar itu
- Peran dan tanggung jawab masing-masing auditor dan pakar itu
- Sifat, waktu dan tingkat komunikasi
- Perlunya ahli auditor untuk mengamati kerahasiaan.

Reference to the auditor’s expert in the auditor’s report


• Auditor tidak akan merujuk pada pekerjaan ahli auditor dalam laporan auditor yang
berisi pendapat yang tidak diubah (tidak memenuhi syarat) kecuali diminta oleh hukum
atau peraturan untuk melakukannya.
• Jika auditor membuat referensi ke karya seorang ahli auditor dalam laporan auditor
karena referensi tersebut relevan dengan pemahaman tentang modifikasi terhadap
pendapat auditor, auditor harus menunjukkan dalam laporan auditor bahwa referensi
tersebut tidak mengurangi tanggung jawab auditor untuk pendapat itu.

5.6 Communicating With The Predecessor (Existing) Auditor


• Kode Etik IESBA merekomendasikan agar auditor baru berkomunikasi langsung dengan
auditor sebelumnya.
• Auditor yang diusulkan harus meminta izin dari klien untuk berkomunikasi dengan auditor
yang ada.
• Ketika auditor sebelumnya menerima komunikasi, ia biasanya harus menjawab memberi
nasihat tentang alasan mengapa auditor yang diusulkan tidak boleh menerima perikatan.
• Perjanjian pertama kali memerlukan bukti bahwa saldo awal tidak salah saji, saldo
sebelumnya dibawa dengan benar, dan akuntansi yang tepat diterapkan. (ISA 510)
5.7 Acceptance by the Client – The Engagement Proposal
• Continuing Client Audit Proposal
Secara umum terdiri dari:
- Tinjauan tentang bagaimana perusahaan audit dapat menambah nilai
- Merencanakan peningkatan lebih lanjut dalam nilai tambah
- Deskripsi tim audit
- Fee Proposal.
• New Client Audit Proposal
- Ringkasan Eksekutif
Memberikan ringkasan singkat proposal dengan penekanan khusus pada harapan
klien, pendekatan audit, titik penjualan perusahaan dan koordinasi audit dengan staf
auditor internal.

- Bisnis dan Harapan Audit Klien

- Kekuatan Perusahaan Audit


Dapat mengeksplorasi sikap layanan klien, kompetensi teknis, pengalaman, keinginan
untuk melebihi harapan, dan saran dan bantuan.

- Tim Audit
Bagian termasuk deskripsi anggota tim dan ringkasan pengalaman kerja mereka.

- Pendekatan Audit
Adalah bagian penting karena memungkinkan diskusi tentang bagaimana audit
disesuaikan dengan klien khusus ini.

- Auditor Internal Klien


Pekerjaan auditor internal klien harus diandalkan sampai batas tertentu dalam semua
audit. Namun, auditor eksternal memiliki tanggung jawab tunggal atas pendapat audit
yang diungkapkan, dan itu tanggung jawab tidak berkurang oleh penggunaan auditor
internal terhadap pekerjaan auditor internal. Bagian ini dapat mencakup referensi
untuk pekerjaan dan produksi auditor internal, pemilihan pemasok, dan kegagalan
pemasok. Masalah lain yang dieksplorasi mungkin termasuk perlindungan aset,
kontrol internal, sistem informasi manajemen, keamanan sistem, kepatuhan terhadap
kebijakan perusahaan, tinjauan uji tuntas, dan peluang untuk perbaikan.

- Kebutuhan transisi
Diskusi tentang kebutuhan transisi perusahaan dalam hal mengakomodasi auditor
baru mungkin sangat penting dalam meyakinkan klien baru untuk beralih auditor.
Bagian proposal ini mungkin termasuk jadwal transisi yang merinci pertemuan
dengan manajemen dan mantan auditor. Area lain yang dibahas mungkin termasuk
dokumentasi file permanen, pemahaman tentang kontrol internal, dan manfaat
perubahan.

- Layanan lain dari perusahaan audit

- Setelah pemantauan layanan


Setelah audit selesai masih ada peluang bagi auditor untuk menawarkan layanan
kepada klien. Kegiatan pemantauan setelah-layanan ini dapat mencakup pemantauan
kinerja audit, evaluasi diri perusahaan audit (biasanya pada pertemuan penutupan),
kuesioner untuk manajemen untuk mengevaluasi kinerja audit, dan ringkasan tertulis
tentang apa yang dilakukan dalam audit (mis. Audit dan kepuasan survei) dapat
diberikan kepada klien.

- Detail biaya

- Lampiran
mungkin termasuk informasi lebih lanjut tentang tim audit, garis besar rencana audit
dan daftar publikasi yang representatif.

• Professional fees should be a fair reflection of


- Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk jenis layanan profesional yang
terlibat
- Tingkat pelatihan dan pengalaman orang yang melakukan layanan
- Waktu tentu untuk melakukan layanan
- Tingkat tanggung jawab yang melibatkan layanan tersebut
- Biaya kontingensi (tidak ada biaya yang akan dikenakan kecuali jika temuan atau
hasil tertentu diperoleh) tidak diizinkan untuk audit di banyak negara.

• Commissions and referral fees


 Auditor dapat menerima biaya rujukan atau komisi
- Misalnya, ketika dia tidak memberikan layanan spesifik yang diperlukan,
bayaran dapat diterima untuk merujuk klien ke auditor lain atau pakar lain.
- Namun, menerima biaya semacam itu menciptakan ancaman kepentingan
pribadi. Jika perlakukan itu penting, perlindungan harus diterapkan.
 Auditor juga dapat membayar biaya rujukan untuk mendapatkan klien
- Misalnya, ketika klien membutuhkan layanan spesialis yang tidak ditawarkan
oleh auditor yang ada.

5.8 The Audit Engagement Letter


• The form and content of the audit engagement letter may vary but should be a written
agreement and should include
- Tujuan audit
- Tanggung jawab auditor
- Tanggung jawab manajemen
- Kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku
- Referensi ke formulir dan konten yang diharapkan dari setiap laporan yang akan
dikeluarkan oleh auditor dan pernyataan bahwa mungkin ada keadaan di mana
laporan mungkin berbeda dari bentuk dan konten yang diharapkan.

• Generally the engagement letter should also include


- Akses ke semua informasi yang diketahui manajemen yang relevan dengan persiapan
laporan keuangan seperti catatan, dokumentasi, dan hal-hal lain.
- Informasi tambahan yang dapat diminta auditor dari manajemen untuk tujuan audit.
- Akses tidak terbatas kepada orang-orang dalam entitas yang darinya auditor
menentukan perlu untuk mendapatkan bukti audit.

CHAPTER 6
MAIN AUDIT CONCEPTS AND PLANNING THE AUDIT (ISA 300, 315, 320)

6.2 Planning Objectives and Procedures (Bandingkan dengan CH 1.9)

6.3 Understanding the Entity and Its Environment


- ISA 315 Mengidentifikasi dan Menilai Risiko Salah saji Material melalui Memahami Entitas
dan Lingkungannya
- ISA 330 Tanggapan Auditor terhadap Risiko yang Dinilai
- ISA 500 Bukti Audit.

• Procedures To Assess Risks (ISA 315.6)


1. Inquiries of management (Pertanyaan manajemen dan pihak lain dalam entitas)
Karena manajemen dan lainnya, termasuk yang bertanggung jawab atas tata kelola dan audit
internal, memiliki informasi penting untuk membantu auditor dalam mengidentifikasi risiko
salah saji material, auditor akan membuat sejumlah pertanyaan dari orang-orang ini untuk
memahami entitas dan lingkungannya, termasuk kontrol internal, dan untuk bertanya tentang
penilaian risiko salah saji material mereka.

2. Analytical procedures (Prosedur analitik)


Auditor diharuskan untuk melakukan prosedur analitik pendahuluan sebagai bagian dari
perencanaan audit untuk lebih memahami entitas dan menilai risiko bisnis klien.

3. Observation and inspection (Pengamatan dan inspeksi)


Auditor mengamati operasi entitas dan mereka memeriksa dokumen, seperti rencana
strategis organisasi, model bisnis, dan struktur organisasinya untuk meningkatkan
pemahaman auditor tentang bagaimana bisnis disusun dan bagaimana mengatur fungsi bisnis
utama dan para pemimpin dalam pengawasan operasi sehari-hari.

• Audit Team Discussion


ISA 315 mensyaratkan diskusi seluruh tim tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
salah saji material.

• Understanding the Entity and its Environment


ISA 315 distinguishes the following relevant aspects in the understanding of the entity and its
environment :
 Kerangka kerja industri, regulasi, pelaporan keuangan
 Sifat entitas termasuk:
- Operasi bisnis
- Jenis investasi
- Struktur modal dan pembiayaan
- Kepemilikan dan struktur tata kelola
 Kebijakan akuntansi
 Tujuan dan strategi
 Pengukuran dan peninjauan kinerja keuangan.

• Industry, Regulatory and Other External Factors


Industri, peraturan, dan Faktor Eksternal lainnya, termasuk Kerangka Pelaporan Keuangan yang
Berlaku.
Auditor harus mendapatkan informasi tentang ini. Pengetahuan tersebut mencakup informasi
tentang pesaing, pemasok, pelanggan, perkembangan teknologi, lingkungan peraturan, hukum
dan
lingkungan politik dan persyaratan lingkungan yang memengaruhi industri dan entitas. Auditor
juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi secara umum. Contoh hal yang dapat
dipertimbangkan oleh auditor meliputi:
• Kondisi Industri
- Pasar dan persaingan, termasuk permintaan, kapasitas, dan persaingan harga.
- Aktivitas siklus atau musiman
- Teknologi produk yang berkaitan dengan produk entitas
- Supply Pasokan dan biaya energi

• Lingkungan Regulasi
- Prinsip akuntansi dan praktik khusus industri
- Framework Kerangka kerja peraturan, untuk industri yang diatur (seperti; sektor
kue)
- Legislasi dan regulasi yang secara signifikan mempengaruhi operasi entitas
• Persyaratan peraturan (seperti; hukum perburuhan, tingkat upah minimum)
• Kegiatan pengawasan langsung (seperti; NAB, Departemen Cukai &
perpajakan)
- Perpajakan (perusahaan dan lainnya)
- Kebijakan pemerintah saat ini mempengaruhi pelaksanaan bisnis entitas.
• Moneter, termasuk kontrol valuta asing
• Incentives Insentif keuangan (misalnya, program bantuan pemerintah)
• Tarif, pembatasan perdagangan
- Persyaratan lingkungan yang memengaruhi industri dan bisnis entitas.
• Faktor eksternal lainnya yang saat ini memengaruhi bisnis entitas
- Tingkat umum kegiatan ekonomi (misalnya, resesi, pertumbuhan)
- Suku bunga dan ketersediaan pembiayaan
- Revaluasi mata uang inflasi.

• Nature Of The Entity


- Business operations
Informasi yang diperoleh tentang operasi bisnis dapat mencakup:
• Sifat sumber pendapatan
• Produk dan layanan
• Pasar
• Lokasi fasilitas perusahaan
• Pekerjaan
• Pemasok dan pelanggan utama.

- Investments
Transaksi penting dimana informasi harus dikumpulkan termasuk:
• Akuisisi, merger dan pelepasan divisi bisnis
• Penggunaan instrumen keuangan derivatif
• Jenis investasi besar oleh perusahaan
• Kegiatan investasi modal
• Investasi pada entitas non-konsolidasi seperti usaha patungan, entitas tujuan
khusus dan kemitraan.

- Financial accounting policies.


• Kebijakan akuntansi perusahaan
• Penilaian akuntansi penilaian
• Presentasi dan pengungkapan
• Akuntansi nilai wajar
• Akuntansi untuk transaksi yang tidak biasa atau kompleks.

• Investigate company’s legal position


- Piagam perusahaan dan anggaran rumah tangga
- Risalah rapat direksi dan pemegang saham
- Kontrak.
-
• The Entity’s Objectives, Strategies and Related Business Risks
- Auditor juga akan mempertimbangkan tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis
terkait yang dapat memengaruhi laporan keuangan.
- Kondisi, peristiwa, keadaan, atau tindakan signifikan yang dapat memengaruhi
kemampuan entitas untuk mencapai tujuannya dan menjalankan strateginya dapat
menimbulkan risiko bisnis.

• Auditors may use a strategy-oriented framework, which involves the following steps:
1. Memahami keunggulan strategis klien.
2. Memahami risiko yang mengancam tujuan bisnis klien.
3. Memahami proses utama dan kompetensi terkait untuk mewujudkan keunggulan
strategis.
4. Mengukur dan mengukur kinerja proses.
5. Dokumentasikan pemahaman tentang kemampuan klien untuk menciptakan nilai dan
menghasilkan arus kas masa depan menggunakan model bisnis klien, analisis proses,
indikator kinerja utama dan profil risiko bisnis.
6. Gunakan kerangka keputusan pengetahuan bisnis yang komprehensif untuk
mengembangkan harapan tentang pernyataan kunci yang terkandung dalam laporan
keuangan secara keseluruhan.
7. Bandingkan hasil keuangan yang dilaporkan dengan harapan dan rancang pekerjaan tes
audit tambahan untuk mengatasi kesenjangan antara harapan.

• Measurement and review of the financial performance

• Analytical procedures
- Auditor biasanya menerapkan prosedur analitik pada tahap perencanaan untuk
membantu dalam memahami bisnis dan dalam mengidentifikasi bidang-bidang risiko
potensial.
- Prosedur analitik dalam perencanaan audit menggunakan informasi yang bersifat
finansial dan non-finansial (mis. Hubungan antara penjualan dan luas ruang penjualan
atau volume barang yang dijual).

6.4 Audit Risk Model


• Based on the evidence, assess risk
Untuk menilai risiko salah saji, auditor melakukan empat tugas.
1. Identifikasi risiko dengan mengembangkan pemahaman tentang lingkungan
perusahaan, termasuk kontrol yang relevan yang terkait dengan risiko tersebut.
2. Hubungkan risiko yang teridentifikasi dengan apa yang bisa salah dalam asersi
manajemen tentang kelengkapan, keberadaan, penilaian, kejadian dan pengukuran
transaksi atau asersi tentang hak, kewajiban, presentasi dan pengungkapan.
3. Tentukan apakah risikonya besar yang dapat mengakibatkan salah saji material dalam
laporan keuangan.
4. Pertimbangkan kemungkinan bahwa risiko akan menghasilkan salah saji material dari
laporan keuangan dan dampaknya terhadap kelas transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan.

• Business risiko
Risiko bisnis timbul dari kondisi, peristiwa, keadaan, atau tindakan signifikan yang dapat
memengaruhi kemampuan entitas untuk mencapai tujuannya dan menjalankan strateginya.
• Operasi di daerah yang secara ekonomi tidak stabil.
• Operasi yang terpapar pasar volatile.
• Tingkat regulasi yang rumit.
• Masalah kekhawatiran dan likuiditas yang terus berlanjut termasuk hilangnya
pelanggan yang signifikan.
• Kendala pada ketersediaan modal dan kredit.
• Perubahan dalam industri di mana entitas beroperasi.

• Audit Risk = F (IR, CR, DR)


Risiko audit adalah risiko yang diungkapkan oleh auditor atas opini audit yang tidak tepat
ketika laporan keuangan salah saji material. Itu termasuk:
• Risiko salah saji material
- Inherent Risk (Risiko yang melekat)
Risk of material misstatement – Inherent risk
Risiko inheren adalah kerentanan saldo akun atau kelas transaksi terhadap salah
saji yang dapat bersifat material, secara individu atau ketika diagregasikan
dengan salah saji dalam saldo atau kelas lain, dengan asumsi bahwa tidak ada
kontrol internal terkait.
- Contol Risk
Risk of material misstatement – Control risk
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa salah saji yang dapat terjadi dalam
saldo akun atau kelas transaksi dan yang bisa material - secara individu atau
ketika diagregasi dengan salah saji dalam saldo atau kelas lain - tidak akan
dicegah atau terdeteksi dan diperbaiki tepat waktu oleh sistem akuntansi dan
kontrol internal.

• Detection Risk
Risiko deteksi adalah risiko bahwa prosedur substantif auditor tidak akan mendeteksi
salah saji yang ada dalam saldo akun atau kelas transaksi yang bisa material, secara
individu atau ketika diagregasi dengan salah saji dalam saldo atau kelas lain.
- Ilustrasi 6.11 menunjukkan grafik simbolik yang digunakan oleh AICPA untuk
menggambarkan bagaimana risiko audit bekerja.
Illustration 6.12 Interrelationship of the Components of Audit Risk

Relationship between Inherent, Control and Detection Risk


• Significant risk
- Risiko signifikan umumnya terkait dengan masalah penilaian dan transaksi non-rutin
yang signifikan.
- Risiko salah saji material mungkin lebih besar untuk masalah penilaian signifikan yang
membutuhkan estimasi akuntansi atau pengakuan pendapatan dan untuk asumsi tentang
efek peristiwa masa depan (mis. Nilai wajar) daripada untuk transaksi biasa.
In determining what a significant risk is the auditor considers a number of matters,
including the following:
- Apakah risikonya adalah risiko penipuan.
- Kemungkinan terjadinya risiko.
- Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan ekonomi, akuntansi atau lainnya
yang signifikan baru-baru ini dan, karenanya, memerlukan perhatian khusus.
- Kompleksitas transaksi yang dapat menimbulkan risiko.
- Apakah risikonya melibatkan transaksi signifikan dengan pihak terkait.
- Tingkat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang terkait dengan risiko.
- Apakah risiko melibatkan transaksi signifikan yang berada di luar kegiatan bisnis
normal entitas, atau yang tampaknya tidak biasa diberikan pemahaman auditor tentang
entitas dan lingkungannya.
6.5
Baca di buku ya, banyak hehehe
6.6
Im sorry ☹
6.9

Anda mungkin juga menyukai