Anda di halaman 1dari 13

Milik Teknik Mesin Universitas Pamulang (untuk kalangan sendiri)

DiktatKuliah

PengukuranTeknik

Konsep Pengukuran

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Pamulang
SistemPengukuran Teknik
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa diharapkandapat mengerti dan memahami sistem
pengukuran

1. Umum.
Pengukuran ( measurement )
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilaisuatu besaran
dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur adalah suatuproses mengaitkan angka secara
empirik dan obyektif pada sifat‐sifat obyek ataukejadian nyata sehingga angka yang diperoleh
tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyekatau kejadian yangdiukur.

Instrumentasi (Instrumentation)
Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan danpenggunaan
instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untukkeperluan diteksi,
penelitian, pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.

Metrologi (Metrology)
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatanpengukuran.

Metrologi mencakup tiga hal utama:


1. Penetapan definisi satuan‐satuan ukuran yang diterima secara internasional;misal: meter,
kilogram dsb.
2. Perwujuan satuan‐satuan ukuran berdasarkan metode‐metode ilmiah, misalperwujudan nilai
meter menggunakan gelombang cahaya laser.
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai danakurasi suatu
pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut,misalnya hubungan (perbandingan)
antara nilai ukur sebuah mikrometer ulirterhadap balok ukur sebagai standar panjang
dilaboratorium.

1.1. Satuan‐satuan dalam Pengukuran


Satuan ”Sistem Internasional” (Le Systeme Internationale d’Unites) – SI
Satuan Dasar adalah satuan pengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah sistembesaran
phisik. Definisi dan realisasi dari setiap satuan dasar dapat berubah denganadanya penelitian
kemetrologian yang dapat menemukan kemungkinan dicapainyadefinisi dan realisasi yang
lebih akurat dari besaran phisik tersebut.

Contoh: Definisi ”meter”


Th. 1889 didasarkan pada prototipe internasional X meter dari bahan Platinum‐Iredium yang
sekarang disimpan di Perancis.
Th. 1960, meter berubah menjadi standar cahaya yang difinisinya sebagai panjanggelombang
dari spektral Krypton 86

1
Th. 1983, pada konggres CGPM 17, didefinisikan ulang bahwa satu meter adalahjarak tempuh
dari gelombang cahaya Helium‐Neon pada tabung vakum dengankecepatan1/ 299 792 458
second, yang direliarisasikan dalam panjang gelombang laser yangdistabilkan dengan iodine.

1.2. Satuan Dasar SI

1.2.1.Definisi Satuan Dasar SI

Meter : panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya dalam tabung vakum dalamwaktu1/ 299
792 458 second.

Kilogram : massa prototipe kilogram internasional


 Sekon: durasi dari 9 192 631 770 periode radiasi yang sesuai dengan transisiantara dua
tingkat sangat halus dari ground state sebuah atom cecium 133.
 Ampere: arus tetap yang jika tidak dijaga dalam dua kawat konduktor yang lurusdan
paralel dengan panjang tak terhingga dan luas penampang dapat diabaikanserta berjarak
1 meter satu sama lain , dalam ruang hampa akan menghasilkangaya sebesar 2 x 10‐7
newton per meter panjang kawat.
 Kelvin: 1/ 273,16 dari suhu termodinamis titik tripel air.
 Mole : jumlah zat dari sebuah sistem yang mengandung intensitas sebanyakintensitas
yang ada dalam 0,012 kg atom karbon ‐12.
 Candela: intensitas luminasi pada arah tertentu dari sejumlah sumber
yangmemancarkan radiasi monocromatik dengan frequensi 540 x 10‐12 herz
danmempunya intensitas radian pada arah tersebut sebesar 1/638 watt persteradian.

1.2.2.Satuan Turunan SI
Satuan Turunan adalah sebuah satuan pengukuran dari sebuah besaran turunandalam sebuah
sistem besaran.

Satuan turunan SI yang dinyatakan dengan satuan SI

2
Contoh: Dari hubungan fisik antara besaran panjang yang diukur dalam satuan m,dan besaran
waktu yang diukur dalam satuan s, maka besaran kecepatan yangdiukur dalam satuan m/s
dapat diturunkan.
Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis perkaliandan
pembagian.

1.2.3.Satuan Turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI dengan
nama simbol khusus.

3
1.2.4.Satuan dasar yang digunakan dalam besaran yang berbeda‐beda seperti padaTabel
berikut:

4
1.2.5.Satuan‐satuan SI yang diterima untuk digunakan bersama dengan satuan SI,
karena banyak digunakan (Satuan Selain SI yang diterima)

1.2.6. Satuan‐satuan selain SI yang digunakan pada bidang‐bidang tertentu

1.2.7.Prefiks atau Awalan Satuan SI

5
1.2. Pengertian Metrologi dan Penerapannya
Ukuran suatu benda kerja baru dapat diketahui setelah benda tersebut diukur.
Ilmu pengetahuan teknik tentang ukur mengukur secara luas dinamakanmetrologi (metrology),
sebagaimana ditulis dalam bahasa inggris “ Metrology isscience of measurement” .

Pembagian Utama dalam Metrologi


1. Metrologi Ilmiah (Scientific Metrology) : pengukuran yang berhubungandengan
pengaturan dan pengembangan standar‐standar pengukuran danpemeliharaannya.
2. Metrologi Industri (Industrial Metrology): pengukuran yang bertujuanuntuk
pengendalian mutu suatu produk di industri dengan memastikanbahwa sistem
pengukuran dan alat‐alat ukur berfungsi dengan akurasi yangmemadai, baik dalam
proses produksi maupun pengujiannya.
3. Metrologi Legal (Legal Metrology): pengukuran yang berkaitan dengantransaksi
perdagangan, kesehatan, keselamatan dan kepentingan umum.

Metrologi Ilmiah dan Metrologi Industri merupakan bagian dari Metrologi Teknis.
Berdasarkan sifat besaran fisiknya , metrologi dapat dibagi menjadi beberapakelompok kerja,
yaitu :
 metrologi dimensi yang berkaitan dengan pengukuran panjang, sudut,profil permukaan,
geometrik dsb.
 metrologi massa menangani besaran massa, gaya, tekanan dst
 metrologi mekanik yang melibatkan kecepatan, momen, getaran dst
 metrologi fisik yang berhubungan dengan msalah volemetri, viskositas,densitas, aliran
dst
 metrologi listrik dengan besaran dasar arus listrik dan waktu danturunannya sebagai
komponen utamanya.
 metrologi suhu melibatkan pengukuran suhu dibawah suhu 00 C sdribuan 0C.
 metrologi optik pengukuran yang berkaitan dengan photometri,radiometri
dan lain‐lain

Berdasarkan bidang aplikasinya, metrologi dapat dibedakan menjadi :


 metrologi industri dengan fokus pengukuran untuk pengendalian mutuproduk.
 metrologi medik untuk ketepatan analisis penyakit, dalam pelayanankesehatan.
 metrologi astronomi untuk kepentingan penerbangan antariksa danilmu falak.
 metrologi akustik untuk perancangan akustik gedung, analisiskebisingan dst.

6
Jadi perlu diketahui bahwa kegiatan pengukuran tersebut tergantung padatujuan pemakaian,
suatu jenis alat ukur yang sama dapat dikelola berdasarkanmetrologi legal atau metrologi
teknis.
Didalam pembahasan selanjutnya akan banyak berkaitan dengan kegiatanpegukuran di industri
yaitu metrologi teknis, yang penerapannya pada pengukuranbesaran fisik sebagai metrologi
industri.

1.2.1. Pengukuran (measurement)


Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai proses perbandingansuatu obyek terhadap standar
yang relevan dengan mengikuti peraturan-peraturanterkait dengan tujuan untuk dapat
memberikan gambaran yang jelastentang obyek ukurnya.

Dengan melakukan proses pengukuran dapat:


 membuat gambaran melalui karakteristik suatu obyek atau prosesnya.
 mengadakan komunikasi antar perancang, pelaksana pembuatan,penguji mutu dan
berbagai pihak yang terkait lainnya.
 memperkirakan hal‐hal yang akan terjadi
 melakukan pengendalian agar sesuatu yang akan terjadi dapat sesuaidengan harapan
perancang.

Bidang‐bidang dan sub‐bidang dengan contoh standar pengukuran yang berkaitandapat


dijelaskan seperti pada Tabel 1

Tabel 1

7
8
1.2.3. Metode Pengukuran
Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukurterhadap
standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan, diantaranyaharus diketahui:
‐ konsep dasar tentang besaran yang dilakukan
‐ dalil fisika tentang besaran tersebut
‐ spesifikasi peralatan yang harus digunakan pengukuran
‐ proses pengukuran yang dilakukan
‐ urut‐urut an langkah yang harus dilakukan
‐ kualifikasi operator
‐ kondisi lingkungan

1.2.4.Terminologi dan metodologi pengukuran yang standarkan meliputi sbb:


a. Metode pengukuran fundamental
Pengukuran berdasarkan besaran‐besaran dasar (panjang, massa, waktu dsb)yang dipakai
untuk mendifinisikan besaran yang diukur. Misal pengukurangravitasi dengan cara bola jatuh,
diukur massa benda yang jatuh, jarak yangditempuh dan waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak tersebut. Disininilai percepatan gravitasi langsung ditentukan dengan
mengukur besarandasar massa, panjang dan waktu.

b. Metode pengukuran langsung


Metode pengukuran dimana nilai besaran langsung terbaca pada alat ukurtanpa memerlukan
pengukuran besaran‐besaran lain yang mempunyaihubungan fungsional dengan besaran yang
diukur. Contoh:

9
‐ pengukuran panjang dengan memakai mistar.
‐ pengukuran massa dengan neraca sama lengan

c. Metode pengukuran tidak langsung


Pengukuran yang diukur ditentukan dengan jalan mengukur besaran lainyang mempunyai
hubungan funsional dengan besaran yang diukur, Contoh:
‐ pengukuran tekanan dengan mengukur tingginya kolom cairan didalamsuatu tabung
‐ pengukuran suhu dengan mengukur tahanan listrik kawat platina (temometer tahanan
platina).

d. Metode perbandingan
Membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang telahdiketahui nilainya.
Contoh:
‐. mengukur tegangan dengan pontensio meter. Disini tegangan yang akandiukur dibandingkan
dengan tegangan sel standar
‐. mengukur tahanan listrik dengan jembatan Wheatstone.

e. Metode subtitusi
Metode pengukuran dimana besaran yang diukur diganti oleh besaran yangsejenis yang
nilainya telah diketahui dan dipilih sedemikian rupa sehinggamenimbulkan efek yang sama
terhadap penunjukkan alat ukur.

f. Metode deferensial
Metode dimana besaran yang diukur dibandingkan dengan besaran yangsejenis yang telah
diketahui yang nilainya hanya berbeda sedikit dengan yangdiukur adalah perbedaan itu.
Contoh:
‐ Pengukuran panjang dengan menggunakan komparator
‐ Pengukuran distribusi suhu didalam ruangan yang suhunya hampir seragamdengan memakai
termokopel differinsial.

g. Metode nol
Metode pengukuran dimana nilai besaran yang diukur ditentukan denganmenyetimbangkan,
mengatur satu atau lebih besaran yang telah diketahuiyang dengan besaran ini mempunyai
hubungan tertentu dan dalam keadaansetimbang diketahui bentuknya. Contoh:
‐ pengukuran impendansi dengan memakai rangkaian jembatan impendansi
‐ pengukuran tegangan dengan memakai potensiometer.

1.2.5. Karakteristik alat ukur dan Proses Pengukuran


Proses pengukuran identik dengan proses produksi disuatu industri. Produkproses pengukuran
adalah berupa angka‐angka. Karakteristik yang menonjol dariproses pengukuran adalah
pengukuran yang dilakukan berkalikali terhadap suatubesaran yang konstan harganya
menghasilkan yang tidak sama. Bagaimanasempurnanya persyaratan metodenya dipenuhi
selalu ada perbedaan pada hasil-hasilukurnya. Angka mana yang dianggap benar ? Analisis
statistik menyatakanbahwa nilai yang benar akan didapat bila pengukuran dilakukan tak
terhingga kalipada kondisi yang sama Dan kita tidak akan punya waktu dan biaya
untukmelakukan seperti tersebut diatas. Karena itu harga yang benar tidak akan

10
pernahdiketahui, kemungkinan hanya dapat angka pendekatan saja. yang berdasarkanharga
rata‐rata dari sejumlah pengamatnya.
Akan tetapi harga rata‐rata saja tidak cukup, angka tersebut harus disertai denganketerangan
yang menyatakan:
a. Rentang yang menyatakan berapa dekatnya nilai pendakatan tersebutterhadap harga
yang sebenarnya.
b. Jaminan atau tingkat keyakinan (Confidence Level) bahwa angka rata‐rataakan
diperoleh lagi jika kita melakukan beberapa kali terhadap besarantersebut.

Contoh: Bila dari hasil penimbangan massa dituliskan sbb:


( 100 ± 2 ) kg pada “Confidence Level” = 95%

11
Daftar Pustaka
1. Doebelin, EO., Measurement System, Mc Graw Hill.
2. Beckwith, B., Mechanical Measurement, Mc Graw Hill.
3. Graft, H., Measurement Instrument and Measuring Equipment, Mc Graw Hill,
1972.
4. CV Collet & A.D. Hope, Engineering Measurement, Pitinam.
5. Brunswick, Basic Engineering Measurement, D. Van Nootran D Co., (Canada)
6. J.P. Holman, Metode Pengukuran Teknik, Mc Graw Hill (Terjemahan Erlangga)
7. Yefri Chan, Universitas Darma Persada
8. Tri Tjahjono, Universitas Muhammadiyah Surakarta

12

Anda mungkin juga menyukai