Bab 214111410071
Bab 214111410071
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang direncanakan (Wina Sanjaya, 2006: 239). Pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. (Agus
Suprijono, 2014: 54-55)
Pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Menyelesaian tugasnya, setiap anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Pembelajaran ini belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
b. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “Tenggelam atau
berenang bersama”
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, selain tanggung jawab diri sendiri dalam materi yang
dihadapi
7
8
2) Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
a) Faktor keluarga
17
hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus I perolehan nilai rata-rata
sebesar 60,85%, siklus II sebesar 68, 28% dan siklus III sebesar 76%.
Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi
pokok bahasan kegiatan ekonomi dengan menggunakan Cooperative
Learning metode Question Student Have (QSH). Hal ini dapat dilihat dari
siklus I perolehan nilai sebesar 60,85% dengan ketuntasan belajar siswa
sebesar 45, 72 %, meningkat pada siklus II menjadi 68,28% dengan
ketuntasan belajar siswa sebesar 62,85%, dan dari siklus III meningkat
menjadi 76% dengan ketuntasan belajar 88,57%.
2. Dalam penelitian Imam Syafi’i (2012) tentang “ upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS terpadu melalui Cooperative
Learning metode Listening Team di MTs KHAS Kempek Palimanan
Cirebon (Penelitian Tindakan Kelas)” yang menyatakan bahwa penerapan
Cooperatif Learning metode Listening Team pada pembelajaran IPS terpadu
kelas VII MTs KHAS Kempek Palimanan Cirebon dikategorikan sangat
baik. Hal ini ditandai dengan adanya upaya perbaikan dalam proses
pembelajaran dari siklus ke siklus. Secara bertahap penggunaan metode
Listening Team telah mampu mendorong peningkatan hasil belajar siswa
dengan nilai rata-rata siswa 80,37% dengan ketuntasan belajar 87,5%.
Observasi aktivitas siswa menunjukan adanya kenaikan dalam proses
belajarnya. Pada siklus I mencapai rata-rata 2,0 siklus II 3,1 dan siklus III
4,0. Dari perhitungan angket dengan menerapkan cooperatif learning
metode listening team di Mts Khas Kempek Palimanan Cirebon tergolong
cukup baik yaitu mncapai 68,25%. Hasil belajar siswa dengan
menggunakan cooperatif learning metode listening team pada pembelajaran
IPS Terpadu di kelas VII MTs Khas Kempek Palimanan Cirebon
dikategorikan sangat baik hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai rata-rata
siswa pada siklus I 62,37% dengan ketuntasan belajar 27,5% pada siklus II
72,75% dengan ketuntasan belajar 70%, meningkat nilai rata-rata siswa
mencapai 10,38 dan siklus III 80,37 dengan ketuntasan belajar 87,5%
meningkat lagi dengan nilai rata-rata siswa mencapai 7,62.
29
C. Kerangka Pemikiran
Dalam proses pembelajaran guru harus bervariasi menggunakan metode
yang menarik dalam kelas, karena guru harus bisa menciptakan kondisi-kondisi
atau mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi
antara murid dengan lingkungan termasuk guru, alat peraga, sumber belajar,
metode dan sebagainya.
30
Bagan 2.1
Skema metode kooperatif rally robin (round robin)
Aktivitas siswa
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) (Mulyasa, 2012:63)
Berdasarkan pada teori yang ada maka hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini
adalah : Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif rally robin (round
robin) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami mata
pelajaran IPS kelas VII di MTs Karangmangu