Makalah Kelompok 5
Makalah Kelompok 5
Di susun oleh:
M.SYAFIE SYEKHASANAL
SAHRUL RAMADAN
TRI SUSILO ADNAN
NUR RAFLI AGUSTI
CHANDRA
A. LatarBelakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci
pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapatdimengerti
dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi
harus mengikuti kaidah-kaidah yangbenar.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik
dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau pemilihan
kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari
kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa
sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau kelompok
kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai
dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-
beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi
danidentitas suatu masyarakat tersebut.
Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata
kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
B. Rumusanmasalah
Adapun yang menjadi rumusan makalah ini adalah:
• Pengertian Diksi (PlihanKata)
• Penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragamformal
• Pembahagian Diksi (PilihanKata)
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan kata
poluler.
2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalamberkomunikasi.
PEMBAHASAN
Singkatnya diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan
pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
• Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikangagasan
• Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasapembaca.
• Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata
tersebutmenjadi kalimat yang jelas, efektif, danefisien.
Contoh paragraf:
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang
tak lamakemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh
semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga
seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan
waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hatisenang.
Kedua paragraf diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi,
paragraf kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
B. Syarat-Syarat PemilihanKata
1. Makna Denotatif danKonotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian
yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut
makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu
kedalam mulut, dikunyah danditelan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah
maknakonseptual.Katamakanpadamaknakonotatifberartiuntungataupukul.
Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya
kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah
kamar yang kecil.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang
sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya
bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
Prediksi Ramalan
Kontradiksi Pertentangan
Anarki Kekacauan
Biodata Biografi singkat
Bibliografi Daftar pustaka
C. PembentukkanKata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa
Indonesia. Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang
sudah ada, sedangkan dari luar melalui proses serapan.
2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau
konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan
adalah mengulang kata yang kita definisikan.
Contoh definisi:
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan
benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat,
perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari:
Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih
umum dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau
diskusi.
Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah,
bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas :
Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi
kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam, yaitu :
Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan dan tujuannya.
3. KataSerapan
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD.
Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata
bahasa Indonesia banyak yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing
yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain bahasa Sansekerta, Arab,
Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia
meliputi dua unsur, yaitu:
4. Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan
dengan kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau
struktur bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik
melalui proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:
Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua
golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Unsur pertama ini digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti aturan bahasa asing. Unsur yang
kedua kata pinjaman yang penulisan dan pengucapannya telah disesuaikan ke
dalam bahasa Indonesia.
5. Anomali
Anomali adalah penyimpangan atau keanehan yang terjadi dengan kata lain tidak
seperti biasanya. Perhatikan kata-kata berikut ini :
Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya
Bank Bank (inggris)
Intern Intern (inggris)
Qur’an Qur’an (arab)
Jum’at Jum’at (arab)
Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh
tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca
bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut :
Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem (makna terkecil), ada juga yang
terdiri dari dua morfem atau lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh,
misalnya:
Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya
Federalisme Federalism (inggris)
Bilingual Bilingual (inggris)
Dedikasi Dedication (inggris)
Edukasi Education (inggris)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan
penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak
mengalami perubahan makna.
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran
dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata
yang lain. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit
dari kata yanglain.
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki
makna yang hampir mirip atau serupa. Homonim, homo artinya sama, nym berarti nama,
jadi homonim adalah sama nama. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai
sama, berbeda tulisan dan berbeda makna. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda
bunyi dan berbedamakna.
B. Kritik danSaran
- Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak
mendukung.
Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa
Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari-hari,masyarakat sering
terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.
- Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk
kata asing termasuk akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca
huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus
sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa kata”
Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.
http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/28102008121137_PAPER_BAHASA_IND
ONESIA1_fix.doc
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+bahasa
+indonesia&star=10&sa