Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN E-MODUL MATEMATIKA BERBASIS

RME PADA MATERI SPLDV

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan

Oleh

Kinanthi Kusuma Putri

B2B018003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam


kemajuan suatu negara, selain itu pendidikan juga merupakan usaha menciptakan
suatu pembelajaran yang aktif, sehingga dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki suatu individu tersebut. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijelaskan
bahwasannya pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinnya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami


perkembangan yang sangat pesat dikalangan masyarakat. Hal ini bisa
mengakibatkan peningkatan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dari
berbagai aspek, tidak terkecuali pada dunia pendidikan khususnya pembelajaran
matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Johnson dan Myklebust (Apriani, 2018)
Matematika adalah bahasa simbolik yang menciptakan hubungan-hubungan
kualitatif dan kekurangan dengan menggunakan cara bernalar dedukatif maupun
induktif.

Matematika merupakan salah satu dari cabang ilmu eksak yang


diimplementasikan pada hampir semua bidang ilmu pengetahuan dan terorganisir
secara sistematis. Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang
merupakan alat pikirr, alat berkomunikasi dan alat untuk memcahkan berbagai
persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisi dan kontruksi,
gneralitas dan individualitas dan mempunyai cabang-cabang antara lain
aritmatika, aljabar, goemetri dan analisis (Uno dan Kuadrat, 2014:109).

Pembelajaran matematika disekolah bermaksud untuk mempersiapkan


peserta didik agar bisa menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional dan kritis serta
mampu menerapkan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun
pada kenyataannya dari zaman dahulu sampai sekarang matematika dipandang
sebagai pelajaran yang menakutkan dan memberikan rasa bosan kepeda peserta
didik. Matematika hanya dipandang sebagai ilmu yang hanya takut kepada angka
semesta.

Media pembelajaran yang digunakan untuk proses pembelajaran


merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas belajar dengan adanya
media maka interaksi pembelajaran berjalan efektif. Interaksi pembelajaran antara
guru dan peserta didik seringkali berjalan satu arah. Artinya pembelajaran yang
dipusatkan pada guru, namun pada pembelajaran matematika tidak diinginkan
proses pembelajaran yang terpusat pada guru. Sebab peserta didik perlu
memecahkan masalah (soal) secara mandiri dan terkontrol.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di SMP Negeri 1 Kedungjati


media pembelajaran yang ada disekolah masih menggunakan modul pegangan
guru yang belum memfasilitasi tercapainya tujuan pemebelajaran matematika.
Modul yang diguanakan tersebut konteks materinya masih bersifat abstrak
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika kedalam
situasi kehidupan nyata.

Peneliti mewawancari guru metematika SMP Negeri 1 Kedungjati Bapak


Soebari S.Pd. beliau menyatakan bahwa pembelajaran yang beliau gunakan
hingga kini hanya menggunakan buku sebagai media pembelajaran. Media
tersebut masih membuat siswa pasif dalam belajar. Penyebabnya hal tersebut
terlihat dari kemampuan memecahkan masalah peserta didik yang masih kurang
dan kurangnya minat peserta didik terhadao pembelajaran matematika sehingga
setiap kali diberikan soal yang berbeda peserta didik belum mampu mengerjakan
soal tersebutdan adapun yang mampu peserta didik belumbisa mengembangkan
penyelesaian tersebut. Oleh sebab itu, kemampuan peserta didik masih rendah.
Serta menurut beliau perlu diadakannya media pembelajaran yang cocok dan
tepat.

Salah satu materi dalam matematika yang secara stimulan terbangun sejak
awal pembelajaran matematika di Sekolah Menengah pertama adalah Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Sistem Persamaan Dua Variabel
merupakan bagian dari aljabar. Manusia sering mengalami suatu kegiatan aljabar
diantaranya persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dalam permasalahan yang berhubungan dengan perniagaan atau jual beli. Tiga
celana dan dua baju harhanya Rp.150.000,-. Satu baju dan tiga celana harganya
Rp.166.000,-. Berapa harga satu baju dan satu celana? Saat akan mencari
penyelesaian dari permasalahan tersebut, maka di gunakan perhitungan dengan
konsep persamaan linear dua variabel.
Peneliti juga mewawancarai 10 orang siswa SMP negeri 1 Kedungjati
Kelas VIII terkait media yang selama ini di ajarkan dan memperoleh 7 dari 10
siswa mengatakan pembelajaran matematika tidak menarik dan matematika
merupakan pelajaran yang sulit di pahami. Terlalu bnayak rumus yang harus
dihafalkan membuat siswa merasa bosan dengan pelajaran matematika.

Dari permasalahan di atas peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman


materi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kedungjati masih cenderung rendah. Media
pembelajarannya membuat siswa merasa bosan dan sulit memahami materi. Maka
membutuhkan tampilan media yang diharapkan mampu menarik minat siswa
dalam belajar dan dapat membuat siswa lebih mudah memilih, mensintetis dan
mengolaborasi pengetahuan yang dipahaminya sehingga kesulitan siswa dapat
teratasi. Dengan menggunakan pembelajaran yang menempatkan pada
permasalahan kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah siswa untuk
menerima materi dan memberikan pengalaman langsung dengan pengalaman
mereka sendiri.

E-Modul merupakan media pembelajaran yang berbentuk elektronik yang


bisa dijalankan melalui komputer maupun android dengan berbagai panduan
software yang diperlukan. Modul elektronik merupakan media pembelajaran yang
bisa dimasukkan berbagai materi, metode, cara mengevaluasi serta batasan-
batasan yang disusun secara teratur dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diinginkan sesuai dengan tingkat kerumitan secara elektronik. Modul elektronik
sangat baik untuk digunakan dalam meningkatkan keikutsertaan peserta didik
selama kegiatan belajar mengajar.

Selain e modul sebagai bahan ajar, suatu proses pembelajaran dalam


pengajaran juga memiliki pengaruh penting. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mampu membatu peserta didik untuk bisa mengemukakan
idenya dengan baik secara lisan maupun tertulis. Sehingga apabila pendidik
meminta peserta didik untuk mengingat kembali suatu materi yang sudah
dipelajari kebanyakan peserta didik lupa. Hal ini dapat disebabkan peserta didik
cenderung menghafal rumus, meniru contoh soal yang diberikan oleh pendidik
dan kurangnya peserta didik saat memahami materi sehingga tiap kali diberikan
soal matematika yang berbeda, peserta didik belum mampu mengerjakan soal,
sehingga dpaat disimpulkan kemampuan peserta didik tergolong memiliki
kemampuan rendah dalam menyelesaikan soal meskipun telah diberi buku
panduan.

Situasi ini sudah menjadi umum karena peserta didik tidak dilibatkan
penemuan konsep tersebut, peserta didik langsung diberikan konsep kemudian
dicatat dan kemudian konsep tersebut tinggal dihafalkan. Bukan hanya itu, apabila
peserta didik dihadapkan dengan soal-soal yang berbeda apa yang diajarkan oleh
pendidik, maka peserta didik mengalami kesulitan. Oleh karen aitu perlu
meningkatkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan
peserta diidk berpikir kritis, menggunakan ide-idenya dan memberikan giliran
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan berdasatrkan pengalman nyata
serta mampu mengungkapkan pendapatnya.

Pendekatan yang sesuai dengan masalah nyata dalam kehidupa sehari-hari


yaitu pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). RME merupakan
suatu pendekatan pembelajaran matematika yang melibatkan realitas dan
pengalaman sisea. Pendekatan RME memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk menemukan kembali dan mengkontruksi konsep-konsep matematika
berdasarkan pada masalah realistik yang tidak akan mudah lupa. Selain
itu,suasana dalam proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena
menggunakan realitas kehidupan. Chhotimah (2015:27) pendekatan RME dapat
menciptakan sisiwa lebih aktif, kreatif, berfikir dan berani mengemukakan
pendapat, serta dapat membuat suasana pelajaran matematika lebih kreatif dan
menyenangkan.

Penerapan pendekatan RME dalam kegiatan pembelajaran yang sudah


terangkum dalam media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman penguasan peserta didik terhadap materi yang dipelajari terutama
materi sistem persamaan liniear dua variabel dan permasalahan-permasalahan
dalam materi ini banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat
memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam
matematika.

Berdasarkan identifikasi dan penjabaran permasalahan diatas, peneliti


berupaya mengembangkan bahan ajar matematika berupa e-modul dengan
pendekatan RME. Dengan demikian penelitian pengembangan yang dilaksanakan
oleh penulis berjudul “Pengembangan E-Modul Berbasis RME pada Materi
Sistem Persamaan Dua Variabel”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah


sebagai berikut :

a. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memecahkan permaslahan


matematika
b. Pendidik masih menggunakan metode konvensional sehingga peserta didik
kurang aktif dalam pembelajaran
c. Kurangnya pemanfaatan teknologi yang ada dalam kegiatan belajar mengajar
d. Pendidik belum mengembangkan sendiri berupa bahan ajar matematika
berbasis RME

1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana pengembangan E-Modul matematika berbasis RME pada materi


Sistem persamaan linear dua variabel?
b. Bagaimana respon pendidik dan peserta didik dari E-modul matematika
berbasis RME pada materi sistem persamaan linear dua variabel?
c. Bagaimana efektifitas E-Modul matematika berbasis RME pada materi sistem
persamaan linear dua variabel?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian pengembangan


ini adalah :

a. Mengetahui pengembangan E-Modul Matematika Berbasis RME pada materi


Sistem persamaan linear dua variabel.
b. Mengetahui respon pendidik dan peserta didik dari E-Modul Matematika
Berbasis RME pada materi Sistem persamaan linear dua variabel.
c. Mengetahui efektifitas E-Modul Matematika Berbasis RME pada materi
Sistem persamaan linear dua variabel.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Peserta didik
a. Peserta didik dapat lebih mudah dalam memahami materi pelajaran
matematika
b. Memberikan alternatif pada pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika
2. Pendidik
a. Pendidik dapat termotivasi dalam mengembangkan sarana belajar
sesuai kebutuhan peserta didik dan teknologi saat ini.
b. Dapat menjadi referensi untuk sarana belajar dalam kegiatan belajar
mengajar
3. Sekolah
a. Kualitas dan mutu pembelajaran diharapkan bisa meningkatkan hasil
belajar terutama pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
b. Dapat dimanfaatkan sebgai alternatif media dalam kegiatan belajar
mengajar matematika disekolah yang berangkutan
4. Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan dan keterampilan tentang e-


modul yang layak atau baik dan menarik untuk digunakan dan untuk
meningkatkan keterampilan peneliti dalam mengembangkan suatu produk
baru, sehingga dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam mempelajari
matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,


Jakarta

Apriani, N. (2018). Pengembangan Multimedia Intraktif Powerpoint Dalam


Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Statistika. Lampung : Bandar
Lampung

Uno, Hamzah B & Masri Kuadrat. 2014. Mengelola Kecerdasan Dalam


Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada), 10.

Chotimah. (2015). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik


Siswa SMP Di Kota Bandung Dengan Pendekatan Realistic Mathematics
Education Pada Siswa SMP Di Kota Bandung”. Jurnal Ilmiah STKIP
Siliwangi Bandung. Vol 9, (1), 26-32, Maret 2015.

Nanang Supriadi, “Pembelajaran Geometri Berbasis Geogebra Sebagai Upaya


Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Madrasah
Tsanawiyah (MTs),” AlJabar: Jurnal Pendidikan Matematika 6, no. 2
(2015): 99–110.

Rubhan Masykur et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Dengan


Macromedia Flash,” Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika 8, no. 2
(2017): 177–185

Aji Arif Nugroho et al., “Pengembangan Blog Sebagai Media Pembelajaran


Matematika,” Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika 8, no. 2 (December
25, 2017): 197–204

Anda mungkin juga menyukai