KELOMPOK 2 :
1. Yudha Setyo Pratama 11.431.032/VB
2. Mirna Rismala 11.431.039/VB
3. Sabta Andri Desi S 11.431.045/VB
4. Wenny Ika 11.431.051/VB
5. Nourma Azizah 11.431.057/VB
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen
Pendidik dan Tenaga Kependidikan”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan, IKIP PGRI Madiun.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini, khususnya kepada Dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan dan semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tingkat nasional, pengelolaan tenaga kependidikan merupakan langkah
penting dalam mewujudkan sistem pendidikan nasional yang efektif dan efisien.
Tenaga-tenaga handal dalam dunia pendidikan hanya akan diperoleh jika sistem
pendidikan telah memiliki mekanisme yang ideal untuk melakukan perekrutan,
seleksi, penempatan, pembinaan, evaluasi dan pemberhentian yang tepat. Dengan
kata lain sistem pendidikan nasional memerlukan mekanisme pengelolaan tenaga
kependidikan yang searah dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Tenaga pendidik dan kependidikan mempunyai peranan penting dalam proses
pendidikan. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan atau
lebih khusus lagi proses pembelajaran yang diperankan oleh pendidik yang tidak
bisa diganti oleh teknologi. Walaupun teknologi dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran yang cepat, namun peranan pendidik lebih dominan. Begitu juga
dengan tenaga kependidikan yang bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan adanya tuntutan kearah profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan, maka semakin dirasakan desakan untuk peningkatan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen
pendidikan nasional. Oleh karenanya penting untuk memahami terlebih dahulu
bagaimana mengelola pendidik dan tenaga kependidikan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen pendidik dan tenaga kependidikan ?
2. Apa tujuan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan ?
3. Apa saja tugas dan fungsi manajemen pendidik dan tenaga kependidikan ?
4. Bagaimana aktifitas manajemen pendidik dan tenaga kependidikan ?
5. Apa saja komponen manajemen pendidik dan tenaga kependidikan ?
1
2
C. Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Mengetahui tujuan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mengetahui tugas dan fungsi manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Mengetahui aktifitas manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Mengetahui komponen manjemen pendidik dan tenaga kependidikan.
BAB II
ISI
3
4
3. Pengembang tes
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program
pengembangan alat pengukuran dan evaluasi kegiatan-kegiatan belajar dan
kepribadian peserta didik.
4. Pustakawan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan
pengelolaan perpustakaan sekolah.
c. Tenaga Teknis Kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif. Yang
termasuk di dalamnya diantaranya:
1. Laboran
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan
pengelolaan laboratorium di sekolah.
2. Teknisi sumber belajar
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian bantuan teknis
sumber-sember belajar bagi kepentingan belajar peserta didik dan pengajaran
guru.
3. Pelatih (olahraga, kesenian, dan keterampilan)
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program kegiatan
latihan seperti olahraga, kesenian, keterampilan yang diselenggarakan.
4. Petugas tata usaha
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dan
pelayanan administratif atau teknis operasional pendidikan di sekolah.
a. Metode Tradisional
Metode ini biasanya disebut sebagai perencanaan tenaga kerja,
semata-mata memperhatikan masalah jumlah tenaga kerja serta jenis dan
tingkat keterampilan dalam organisasi. Model ini pada saat sekarang
dianggap terlalu sempit.
b. Metode Perencanaan Terintegrasi
Perencanaan SDM pada masa sekarang, tidak lagi terbatas pada
masalah pasokan dan permintaan tenaga kerja, perencanaan SDM dewasa ini
telah bersifat lebih luas.
Dalam perencanaan terintegrasi, kita dapat melihat bahwa segala aspek
yang penting dalam pembuatan dan pencapaian visi organisasi ataupun SDM
turut diperhatikan. Dalam perencanaan terintegrasi segala perencanaan
berpusat pada visi stratejik. Visi tersebut dijadikan standar pencapaian.
2. Seleksi
Selection atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi surat jabatan yang didasarkan
pada penilaian terhadap seberapa besar karakteristik individu yang
bersangkutan, sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tertentu.
Tujuan utama dari seleksi adalah untuk :
a. Mengisi kekosongan jabatan dengan personil yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan dan dinilai mampu dalam :
1) Menjalankan tugas dalam jabatan tertentu
2) Mendapatkan kepuasan dalam jabatannya sehingga dapat bertahan dalam
sistem
3) Menjadi contributor efektif bagi pencapaian tujuan dalam sistem
4) Memiliki motivasi untuk mengembangkan diri
b. Membantu meminimalisi pemborosan waktu, usaha dan biaya yang harus
diinvestasikan bagi pengembangan pendidikan para pegawai
Proses Seleksi
Dalam proses seleksi, kelompok pelamar yang terdiri dari para pengajar
professional, pengawas administrasi professional, pelaksana teknis
professional, dan tenaga pendukung lainnya harus melalui tiga tahapan
proses, yaitu : (1) pra seleksi, yang melibatkan kebijakan dan penetapan
prosedur seleksi; (2) seleksi, yang merupakan pengajuan seleksi dan
11
implementasi aturan yang diterapkan pada tahap satu; (3) pasca seleksi,
tahap dimana terjadi penolakan dan penerimaan pelamar yang melibatkan
daftar kemampuan pelamar, bagian personalia, pembuatan kontrak, dan
penempatan pegawai.
1) Pra Seleksi
Inti dari tahap pra seleksi adalah bahwa suatu sistem keputusan yang
dijabarkan dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu
memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi.
Terdapat dua tugas utama pengujian dalam tahap pra seleksi, yaitu :
pengembangan kebijakan seleksi dan keputusan prosedur pra seleksi.
2) Seleksi
Proses seleksi difokuskan pada pertanyaan sejauh mana kecocokan
antara pelamar dan segala kualitasnya dengan tuntutantuntutan jabatan.
Semakin penting jabatan yang dilamar dalam organisasi, semakin
berat/rumit penyelidikan yang seharusnya dilakukan. Dalam konteks ini,
ada dua aspek yang penting dicermati, yaitu penilaian data dan pelamar
serta implikasi tanggung jawab dari keputusan seleksi.
3) Pasca Seleksi
Setelah mengevaluasi para pelamar suatu jabatan, tahap berikutnya
adalah membuat keputusan individual mengenai setiap pelamar
berdasarkan data pelamar dan pertimbangan efektivitas pelamar untuk
melakukan pekerjaannya.
Keputusan seleksi dilaksanakan dengan sistem yang memutuskan
untuk menerima atau menolak pelamar, atau sebaliknya, pelamar yang
mengambil keputusan ini.
Pasca seleksi ini, paling tidak ada dua hal penting yang harus diperhatikan,
yakni yang berkaitan dengan kontrak dan kerangka pekerjaan.
3. Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
berkaitan dengan fungsi-fungsi manajerial kerja. Menurut Robert Bacal
manajemen kinerja merupakan sebuah proses komunikasi yang berlangsung
terus-menerus atau berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara
karyawan dengan penyelia langsungnya.
12
5. Pengembangan Karier
Pengembangan karier adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan-peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur
karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
a. Pentingnya Karier
Berbicara tentang karier maka kita akan bertitik tolak pada asumsi dasar
bahwa seseorang yang mulai bekerja setelah bekerja dalam suatu organisasi
akan terus bekerja untuk organisasi tersebut.
Maju tidaknya seseorang dalam karier tergantung pada yang
bersangkutan itu sendiri, ia perlu terlibat aktif dalam menentukan arah
kariernya. Sondang P. Siagiaan (2003:206) menyatakan ada tiga pola karier
yang harus diketahui oleh seorang pekerja, yaitu :
1. Sasaran karier yang ingin ia capai.
2. Perencanaan karier.
3. Kesediaan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka
pengembangan karier sambil berkarya.
b. Hakikat dan Tujuan Pengembangan Karier
Sergiovani dan Staratt (Casmiati, 2000:29) mengungkapkan proses
dasar pengembangan individu adalah pemerataan, akan tetapi diri personil
yang sangat berperan, ditunjang oleh kesempatan yang tersedia dari
lembaga, pada dasarnya pembinaan dan pengembangan staf yang
berorientasi pada pertumbuhan dan perkembangan kemampuan personil.
Prinsip dasar yang dijadikan panduan pengembangan karier terdiri atas:
kemampuan manajerial, kemampuan fungsional, keamanan, kreativitas, dan
otonomi independen.
c. Perencanaan Karier
Dengan keterlibatan bagian kepegawaian dalam perencanaan karier
pegawai secara proaktif, nilai para anggota tersebut bagi organisasi semakin
bertambah. Sondang P. Siagiaan (2003:207) mengemukakan ada lima hal
yang harus dipertimbangkan agar para pegawai dapat menentukan jalur karier
dan pengembangan karier yang dapat mereka tempuh, yaitu perlakuan yang
adil dalam berkarier, kepedulian pada atasan langsung,informasi tentang
berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan, dan tingkat kepuasan.
14
d. Pengembangan Karier
Betapapun baiknya suatu perencanaan karier yang telah dibuat oleh
seorang pekerja disertai oleh suatu tujuan karier yang wajar dan realistik,
rencana tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya pengembangan
karier yang sistematik dan programmatik.
e. Peranan Departemen SDM dalam Pengembangan Karier
Sondang P. Siagiaan (2003:221) mengemukakan lima sasaran dalam
pengembangan karier pegawai, yaitu :
1) Membantu pegawai dalam pengembangan karier masing-masing yang
pada gilirannya menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh
organisasi dalam meraih kemajuan dalam kariernya.
2) Tersedianya sekelompok pegawai yang memiliki potensi dan kemampuan
untuk dipromosikan di masa yang akan datang.
3) Membantu para pelatih mengidentifikasikan kebutuhan para pegawai
dalam pelatihan dan pengembangan tertentu.
4) Perbaikan dalam prestasi kerja, peningkatan loyalitas dan penumbuhan
motivasi di kalangan pegawai.
5) Meningkatkan produktivitas dan mutu kekaryaan para pegawai.
6. Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen SDM. Fungsi
pemberhentian harus mendapat perhatian serius dari pimpinan. Pemberhentian
didasarkan pada UU No. 12 tahun 1964 KUHP, alasan-alasan
pemberhentian:Undang-undang, Keinginan Perusahaan, Keinginan Karyawan,
Pensiun, Kontrak Kerja Berakhir, Kesehatan Karyawan, Meninggal Dunia, dan
Perusahaan Dilikuidasi.
tetap. Pemberian kompensasi selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa
tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.
g. Penilaian Pegawai
Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan
peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi
sekolah, tetapi juga pegawai itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian berguna
sebagai umpan balik berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan, kekurangan
dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menetukan tujuan, jalur,
rencana, dan pengembangan karier. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja
tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal,
seperti identifikasi kebutuhan program sekolah penerimaan, pemilihan,
pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan, dan aspek lain dari dari
keseluruhan proses efektif sumber daya manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan. Yang termasuk ke dalam
tenaga kependidikan adalah: kepala satuan pendidikan; pendidik; dan tenaga
kependidikan lainnya.
Tujuan manajemen tenaga pendidikan dan kependidikan lebih mengarah
pada Sumber Daya Manusia dalam pembangunan pendidikan yang bermutu,
membentuk Sumber Daya Manusia yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi.
Sedangkan untuk tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen)
didasarkan pada Undang-Undang No 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat.
Aktivitas manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
2. Seleksi
3. Manajemen Kinerja
4. Pemberian Kompensasi
5. Pengembangan Karier
6. Pemberhentian
Komponen-komponen dalam manajemen pendidik dan tenaga kependidikan
adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Pegawai
2. Rekrutmen Pegawai
3. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
4. Promosi dan Mutasi
5. Pemberhentian Pegawai
6. Kompensasi
7. Penilaian Pegawai
18
19
B. Saran
Komponen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu
komponen utama dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu,
sebaiknya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja sama sehingga,
tujuan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal, yang nantinya akan
berdampak pada terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
SUMBER RUJUKAN