Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
berisikan pembahasan mengenai pengawasan salah satu materi dari dasar-dasar manajemen.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
pembahasan bab yang akan kita pelajari ini.
Bab 1
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Ada banyak alasan untuk menentukan penyebab kegagalan suatu organisasi atau
keberhasilan organisasi lainya .Tetapi masalah selalu berulang dalam semua organisasi ,yang
gagal adalah tidak atau kurang adanya pengawasan yang memadai .Agar suatu organisasi tidak
banyak mengalami kegagalan maka suatu organisasi harus mempelajari dulu dasar-dasar
pengawasan dan pada bab ini akan diuraikan berbagai teknik dan metode pengawasan yang dapat
digunakan agar fungsi pengawasan dapat berjalan dengan efektif dan efisien .
Pengawasan sebenarnya mengandung arti menjaga stebilitas atau equilibrium. Untuk
mencapai keseimbangan, bagaimana pun juga seorang manajer harus mengubah apa yang
dikerjakan atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan .Dan
teknik-teknik serta metode-metode pengawasan hendaknya digunakan secara simultan ,tidak
berdiri sendiri . Pengawasan ialah untuk mempermudah pelaksanaan dalam merealisasi tujuan
agar sesuai dengan urutan pelaksanaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Standar-standar bentuk uang adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau
mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang , yang ditunjukkan dalam
rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja , biaya penjualan, laba kotor, pendapatan
penjualan, standar investasi artinya ditentukan keefektifan tertentu dalam penggunaan
modal,misalnya ditentukan keuntungan bersih 10% dan sebagainya.
Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan
harus diselesaikan.
Standar intangible adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai
kegiatan bawahan yang diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang
.Misalnya, untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan
kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap perusahaan .
2 : Menilai (Mengevaluasi)
Fase kedua dalam pengawasan adalah menilai atau evaluasi. ,dimaksudkan dengan
membandingkan hasil pekerjaan karyawan (actual result)dengan alat pengukur standar yang
sudah ditentukan .Dengan demikian jelas dapat melaksanakan tugas ini dua hal harus tersedia
, yaitu (1) standar atau alat ukur dan (2) actual result atau hasil pekerjaan karyawan.
Standar apa yang digunakan sebagai alat pengukur ? itu sudah ditentukan atau sudah
ditetapkan pada fase pertama . Yang menjadi masalah adalah memperoleh hasil pekerjaan
karyawan (actual result). Dapat diketahui berbagai cara , yakni (1) dari laporan tertulis yang
disusun bawahan baik laporan rutin maupun laporan istimewa dan (2) langsung mengunjungi
bawahan untuk menanyakan hasil pekerjaanya ,atau bawahan dipanggil untuk memberi
laporan lisan.
Memperoleh hasil pekerjaan bawahan melalui cara pertama , mengandung suatu segi
kelemahan . Dengan laporan tertulis dari bawahan ,pimpinan sulit menentukan apa yang
berupa kenyataan dan apa yang berupa pendapat dari laporan itu . Dengan kata lain , laporan
tertulis dapat disusun bawahan dengan sedemikian rupa sehingga bersifat berlebih-lebihan ,
artinya hasil yang dicapai bawahan dilaporkan melebihi dari hasil yang sesungguhnya
.Selanjutnya,mungkin sekali laporan disusun tidak semestinya ,artinya tidak seluruhnya
unsur-unsur laporan dimuat . Melalui cara kedua pun terdapat suatu segi kelemahan . Tidak
selalu pimpinan mempunyai cukup waktu untuk mengunjungi bawahan atau berwawancara
dengan bawahan,mengingat aktivitas-aktivitasnya yang lain ,mengingat jarak dan sebagainya
.Kelemahan cara pertama dapat diatasi dengan memberikan bimbingan atau pedoman-
pedoman dalam penyusunan laporan. Kelemahan dalam cara keduadapat diatasi dengan
membantu pimpinan yang melakukan kegiatan itu . Jadi, dibentuk suatu badan kontrol
(pengawasan) yang bertugas mendapatkan laporan hasil pekerjaan bawahan dengan jalan
mendatangi bawahan atau meminta bawahan memberikan laporan lisan. Pembentukan badan
kontrol seperti tersebut diatas adalah suatu carauntuk mengeektifkan pimpinan dalam
melaksakan fungsi pengawasan ini .
Bila kedua hal tersebut diatas sudah tersedia, jadi baik standarmaupun actual result sudah
ada, pimpinan dapat mengandakan penilaian. Jadi, pimpinan membandingkan hasil pekerjaan
bawahan yang senyatanya dengan standar sehingga dengan perbandingan itu dapat dipastikan
terjadi tidaknya penyimpangan. Jadi,standar menilai kenyataan.Inilah fase kedua ,yakni
mengadakan penilain atau membandingkan standar dengan hasil sesungguhnya yang dicapai
bawahan.
3 :Mengadakan Tindakan perbaikan (corrective action)
Fase terakhir ini hanya dilaksanakan , bila fase sebelumnya dipastikan telah terjadi
penyimpangan . Dengan tindakan perbaikan diartikan ,tindakan yang diambil untuk
menyesuaikan hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau
rencana yang telah ditentukan sebelumnya . Mengambil contoh diatas tadi ,tindakann
perbaikan adalah tindakan yang diambil agar hasil penjualan Rp400.000,- dapat disesuaikan
menjadi jumlah penjualan sebesar setengah juta .
Untuk dapat melaksanakan tindakan perbaikan , maka pertama-tama haruslah dianalisis
apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan itu . Harus diketahui lebih dahulu yang
menyebabkan terjadinya perbedaan. Sama halnya dengan seorang dokter yang menghadapi
pasienya : untuk menyembuhkan penyakit pasien tersebut dokter harus menyelidiki apa yang
menimbulkan atau menyababkan terjadinya penyakit itu. Bila diketahui apa yang
menyebabkan penyakit itu , diberikan obat yang sesuai untuk menyembuhkanya.
Demikianlah, bila pimpinan sudah mengetahui apa yang menyebabkan tarjadinya
penyimpangan ,haruslah diambil tindakan perbaikan.
Mengapa terjadi penyimpangan pada jumlah penjualan di atas.
Penyimpangan itu mungkin terjadi karena satu atau atau beberapa sebab sebagai berikut:
Kekurangan faktor produksi sehingga pengiriman barang- barang yang dipesan
pelanggan telat .
Bila pemimpin sudah dapat menetapkan dengan pasti sebab –sebab terjadinya
penyimpangan barulah diambil tindakan perbaikan . Bila penyimpangan terjadi
karena sebab pertama, maka pimpinan dapat mengadakan tindakan perbaikan dengan
jalan , misalnya menambah tenaga kerja di bagian pengiriman.Jika penyimpangan
terjadi karena sebab kedua, pimpinan dapat mengadakan tindakan perbaikan dengan
jalan memperbaiki cara selaksi pimpinan. Atau dengan jalan mendidik kembali
kepala bagian penjualan tersebut . kalaupenyimpangan terjadi disebabkan oleh karena
sikap pegawai yang apatis, maka tindakan perbikan akan diambil. Misalnya
memberikan daya perangsang yang lebih baik kepada para pegawai,ataumengubah
kebijakan personalia yang dianut oleh perusahaan dan sebagainya.
C. Pentingnya Pengawasan
Berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin dipelukan oleh setiap organisasi .Faktor-
faktor itu adalah :
Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus
menerus dan tak dapat dihindari, seprti munculnya inovasi produk dan pesaing baru ,
ditemuknnya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru , dan sebagainya ,
Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh
pada barang dan jasa organisasi , sehingga mampu mengahadapi tantangan atau
memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi..
Tepat waktu. Informasi harus dikumpulkan , disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila
kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.
Obyektif dan menyeluruh . Informasi harus mudah dipahami dan besifat obyektif secara
lengkap.
Terpusat pada titik –titik pengawasan strategik . Sistem pengawasan harus memusatkan
perhatian pada bidang-bidang dimana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling
sering terjadi atau akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.
Realistik secara ekonomis . Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah ,
atau paling tidak sama , dengan kegunaan yang diperoleh dari sitem tersebut
Realistik secara organisasional . Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan
kenyataan-kenyataan organisasi .
Ada banyak alasan untuk menentukan penyebab kegagalan suatu organisasi atau
keberhasialn organisasi lainnya . Tetapi masalah yang selalu berulang dalam semua organisasi
yang gagal adalah tidak atau kurang adanya pengawasan yang memadai . Prinsip-prinsip
pengawasan telah dibicarakan dalam bab sebelummnya . pada bab ini akan di uraikan berbagai
teknik dan metode pengawasan yng dapat digunakan agar fungsi pengawasan dapat berjalan
dengan efektif dn efesien.
Pengawasan sebenarnya mengandung arti penjagaan stabilitas dan equibilirium .Untuk
mencapai keseimbangan , bagaimanapun juga, manajer harus selalu merubah apa yang
dkerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang utuk mengukur pelaksanaan . Dan
teknik-teknik serta metode-metode pengawasan hendaknya digunakan secara simultan , tidak
berdiri sendiri-sendiri..
Metode pengawasan terdiri atas dua kelompok ,yaitu metode bukan kuntitatif
(non -quantitative) dan metode kuantitatif .
Analisa Rasio
Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan , seperti a)
bagan Gant, b) Program Evalution and Review Technique (PERT), dan c) Critical path
Method (CPM).
Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah istilah relatif berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda pula.
Untuk mengapus pendapat umum salah, kualitas haruslah diartikan bahwa dalam pengawasa
kualitas tujuannya adalah mempertahankan kualitas yang memuaskan untuk tujuan yang
dimaksudkan, bukan kualitas yang setinggi mungkin. Khusustujuan yang dicari adalah apa
yang terbaik dalam istilah-istilah berikut: konsisten dengan harga yang diminta untuk hasil
produksi atau jasa itu dan diberikan hasil-hasil yang memuaskan dan dapat dipercaya.
proses pengawasan kualitas didasarkan atas teori-teori dan kemungkinan statistik, yang
digunakan pada contoh-contoh yang di produksi dengan suatu proses. Selagi proses itu masih
dalam operasi maka diambil ukuran-ukuran dari hasil produksi atau jasa itu dan dibandingkan
dengan standar-standar yang sudah ditetapkan.
Pengawasan Waktu
Menggunakan waktu dengan efektif adalah suatu tantangan bagi setiap manajer. Psrs
msnsjer bersd dibawah penekanan untuk mengurangi waktu yang dipakai untuk membaca
material, menghindari rapat dan mencapai keputusan-keputusan. Waktu adalah suatu sumber
yang terbatas. Seorang manajer sering mengeluh, bahwa waktu yang terbuang dengan
panggilan-panggilan telepon dan rapat-rapat dapat dihindari, kalau ada tersedia sebelumnya
sekedar cara yang dapat dipercaya untuk menilainya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
oleh para manajer untuk menggunakan waktu mereka lebih baik. Beberapa diantarnya adalah
menggunakan seorang pembantu atau seorang sekretaris untuk melindungi manajer itu dari
pemborosan waktu, mengadoptasi suatu kriteria hasil-hasil dari waktu manajer untuk usaha-
usaha pembuatan keputusan, dan mengumpulkan data-data waktu untuk kegiatan-kegiatan
yang berlangsungdan evaluasi serta perbaikan penggunaan waktu.
banyak pemajak-pembajak waktu yang dapat menghabiskan waktu seorang manajer.
Diantaranya adalah : rapat-rapat dan konferensi-konferensi, telepon-telepon, tamu-tamu, dan
pekerjaan surat menyurat yang berlebihan.
Pengawasan Biaya
Biaya adalah suatu pertimbangan dalam semua kegiatan. Kebanyakan biaya dapat
dikategorikan dalam lima kategori yaitu : biaya langsung, biaya yang material langsung, biaya
overhead tata usaha pabrik, ongkos penjualan, dan ongkos administrasi.
Terlepas dari teknik mana yang dianggap paling penting dan tepat untuk digunakan ,
manfaat terpenting dari pengawasan adalah :
a).tersedianya bahan informasi bagi manajemen tentang situasi nyata dalam mana organisasi
berbeda
b).dikenalinya faktor-faktor pendukung terjadinya operasionalisasi rencana dengan efisien dan
efektif
c).pemahaman tentang berbagai faktor yang menimbulkan kesulitan dalam penyelengaraan
berbagai kegiatan operasional .
d.) langkah-langkah apa yang segera dapat diambil untuk menghargai kinerja yang memuaskan
e).tindakan preventif apa yang yang segera dapat dilakukan agar deviasi dan standar tidak terus
berlanjut.
3.Berdasarkan Waktu
4.Berdasarkan sistem
a. inspektif, adalah melakukan suatu pemeriksaan setempat, hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui sendiri keadaan yang sesungguhnya.
b. Komparatif, adalah suatu kegiatan membandingkan antara hasil yang didapatkan
dengan rencana yang sudah dibuat.
c. Verifikatif, adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh para staf, terutama dalam
bidang keuangan dan/atau material.
d. Investigative, adalah melakukan suatu penyelidikan dengan tujuan untuk mengetahui
atau membongkar terjadinya berbagai penyimpangan dan penyelewengan yang
tersembunyi.
SOP adalah suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekejaan sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian kinerja bagi instansi pemerintah maupun non-pemerintah, usaha
maupun non-usaha, berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai
tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan
jika dalam badan usaha telah memiliki SOP, maka para pekerja diwajibkan bekerja
sesuai dengan peraturan yang telah disusun. SOP dijadikan sebagai minimum standart yang
mempengaruhi hasil produk atau jasa. Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin ketat juga
SOP. Tidak hanya untuk melancarkan kegiatan operasional, tetapi juga mempengaruhi
kepercayaan pelanggan untuk menggunakan produk atau jasa.
Dengan adanya SOP kerja, maka pekerja juga memahami apa yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan selama masa jam kerja. Tentunya hal ini akan membuat mereka menjadi
lebih disiplin dalam bekerja dan membentuk standarisasi tersendiri dalam proses produksi dan
barang atau jasa yang dihasilkan.
Bisa saja diawal hanya 1 atau 2 pekerja yang sengaja melanggar SOP, namun karena tidak ada
pengawasan maka pekerja yang lain akan ikut melanggar. Setiap kepala divisi atau manajemen
harus mengawasi pekerja mereka dengan ketat untuk menghindari pelanggaran ini.
Rasanya sekarang Anda sudah cukup paham apa itu sop, dan fungsinya di dalam
sebuah perusahaan. Poin yang paling penting, sebelum membuat SOP Anda sebaiknya mengajak
diskusi seluruh anggota organisasi yang akan melaksanakan aktifitas sesuai dengan SOP
tersebut. Karena pada umumnya, merekalah yang memiliki pengetahuan tentang lapangan secara
lebih detil.
Sehingga pengetahuan tersebut bisa digunakan untuk membuat SOP yang lebih tepat, efektif,
praktis, dan efisien secara waktu pembuatan. Apalagi karena para eksekutor turut serta dalam
pembuatan SOP, hambatan dalam melaksanakan kegiatan sesuai SOP akan lebih kecil. Sehingga
SOP tersebut akan lebih efektif dan bermanfaat untuk dijalankan.
2.9 Kesimpulan
3.0 Saran
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi.
Daftar pustaka
bisnis, M. (2021, mei 19). Mastah bisnis. Retrieved from Mastah bisnis:
https://mastahbisnis.com/pengawasan/